Makkah Madinah Mulai Ramai Jemaah Umrah

Madinah (PHU)—Kebijakan Kerajaan Arab Saudi memajukan waktu umrah selepas musim haji membuat keramaian di dua kota suci Makkah dan Madinah tetap terjaga. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, hampir tak ada waktu sela antara musim haji dan kedatangan jemaah umrah dari berbagai negara.

Di Masjid al-Haram, Makkah, kepadatan sudah nampak sejak pekan lalu. Pada Jumat (21/9), misalnya, suasana di Masjid al-Haram tak sedemikian berbeda dengan musim haji. Warga yang tiba untuk berumrah dan sisa jemaah haji berbaur.

Nampak jemaah umrah dari Asia Selatan, Turki, Malaysia, dan Indonesia memadati kawasan tawaf sejak pagi hari. Ritual mencium Hajar Aswad yang biasanya tergolong mudah pada masa-masa selepas haji tetap sukar sehubungan padatnya jemaah yang berebut.

Pelataran Masjid al-Haram juga dipenuhi jemaah yang bersantai menanti masuk waktu shalat. Wilayah pelaksanaan tawaf di sekeliling Ka’bah, juga jalur sa’i ramai dipenuhi jemaah dengan tingkat kepadatan seperti akhir-akhir musim haji.

Konsul Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, Hery Saripuddin menuturkan, Kerajaan Saudi tahun ini memajukan masa kedatangan jemaah umrah sebulan. Biasanya mulai dibuka pada bulan Safar, saat ini tepat 1 Muharram jemaah sudah mulai tiba untuk berumrah.

“Ini untuk menggenjot devisa negara mereka,” kata Hery saat ditemui di Jeddah akhir pekan lalu.

Hal tersebut yang membuat keramaian di Tanah Suci tak punya jeda. Terlebih, Kerajaan Saudi memang menargetkan peningkatan jemaah umrah pada tahun ini guna mencapai target 30 juta jamaah umrah dan haji per tahun. Tahun depan, mereka menargetkan 8,5 juta jemaah umrah per tahun. Jumlah itu meningkat dari target tahun ini sebanyak 6,5 juta orang.

Keramaian juga masih terjadi di Masjid Nabawi, Madinah. Meski jemaah haji berangsur dipulangkan dan tinggal sebagian kecil di Madinah, keramaian Masjid Nabawi juga terjaga. Pada Ahad (24/9) hingga Senin (24/9), upaya mengunjungi wilayah Raudhah di dekat lokasi makam Rasulullah di Masjid Nabawi tetap menimbulkan antrean panjang nyaris sepanjang hari.

Hotel-hotel yang masih ditinggali jemaah Indonesia juga mulai diisi jemaah umrah dari berbagai negara. “Jadi memang tahun ini semacam tidak ada jeda. Jemaah umrahnya sudah mulai banyak,” kata Kasi Perlindungan Jemaah Daker Madinah, Maskat Ali Jasmun di Madinah.

Yang sedikit berbeda dengan musim haji, lokasi-lokasi perbelanjaan tak lagi sedemikian ramai. Beberapa toko di wilayah Daudiyah, Madinah, misalnya, nampak tutup sejak pagi hari karena sepinya pembeli. (mch/ab).

KEMENAG RI

Musim Umrah Dimulai 1 Muharam

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mulai mengambil langkah-langkah praktis untuk mengimplementasikan Visi Kerajaan 2030. Target ini adalah  bertujuan untuk memastikan kedatangan sekitar 30 juta peziarah Umrah setiap tahun.

Seperti dilansir Saudi Gazette, terkait hal itu pihak Kementerian tersebut telah mengumumkan bahwa musim Umrah untuk 2018-2019 telah dimajukan 30 hari untuk dimulai dari waktu yang selama ini lazim. Hal itu dengan memajukan musim umrah dimulai pada bulan Muharram (September) bukannya Safar (Oktober).

Penetapan itu lebih jelas menyatakan bila tahun ini peziarah Umrah akan mulai tiba di Arab Saudi  sekitar delapan hari dari sekarang, yaitu dari 1 Muharram 1. Pihak kementrian juga menegaskan akan bekerja dengan Kementerian Luar Negeri untuk mulai menerbitkan visa Umrah kepada para peziarah di misi diplomatik dan konsuler di luar negeri. Diperkirakan akan ada lebih dari tujuh juta peziarah melakukan umrah pada musim umrah kali ini.

Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Abdul Fattah Mashshat, mengatakan memang ada target bila jamaah umrah terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2022 misalnya akan ada 15 juta jamaah melakukan umrah.Jumlah ini pun ditargetkan akan terus meningkat menjadi sekitar 30 juta pada tahun 2030.

“Kami sekarang melayani 1,8 juta jamaah haji yang datang dari luar. Kami berencana untuk meningkatkan jumlah ini hingga menjadi lima juta pada 2030, ”katanya.

Wakil menteri mengatakan kedatangan para peziarah melalui udara, darat dan laut telah dibuat sangat mudah. Pemrosesan paspor bagi para peziarah sekarang pun sudah hanya akan memakan waktu beberapa menit saja.

“Pada musim haji yang baru saja selesai kami memperkenalkan inisiatif ‘Jalan Mekkah’ di mana para peziarah, terutama dari Malaysia dan Indonesia, memproses prosedur paspor mereka di negara asal mereka,” katanya.

REPUBLIKA

Menjiwai Pengamalan Batin Haji dan Umrah

DALAM perspektif tarekat, haji dimaknai bukan hanya dari aspek fikih dan aspek legalitas haji dan umrah, tetapi agak lebih dalam berusaha menjiwai makna spiritual dari setiap syarat dan rukun haji.

Pandangan tarekat selalu berhati-hati di dalam menjalankan setiap ketentuan dan syarat serta rukun haji dan umrah karena diyakini urgensi ibadah ini bukan pada aspek ritual-simboliknya, tetapi lebih kepada makna spiritual yang tersembunyi di balik ketentuan itu.

Pengamalan haji dan umrah dalam perspektif ini bukan hanya pengamalan fisik tetapi lebih dalam lagi sebagai pengamalan batin. Seorang calon haji tidak cukup hanya mengejar kesempurnaan syarat dan rukun tetapi ke dalam makna dan hakikat rukun dan syarat itu yang perlu ditekankan. Apa artinya rukun dan syarat selesai jika tidak memberikan bekas dan efek secara batin. Penghayatan dan pendalaman makna spiritual menjadi ciri khas dari perspektif ini.

Kelompok ini mulai menganalisis asal-usul dan hakikat pelaksanaan haji dan umrah dengan melangkah surut ke masa lampau. Mereka menganalisis apa sesungguhnya makna dan hakikat disyariatkannya haji dan umrah. Seperti kita tahu haji dan umrah ini bukan hanya ditemukan dalam syariat Nabi Muhammad tetapi juga di dalam syariat nabi-nabi sebelumnya seperti Nabi Ibrahim dan nabi-nabi sebelumnya. Bahkan sejak nabi Adam dan Hawa sejak awal memperkenalkan ibadah ini, sebagaimana dijelaskan dalam ayat:

“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barang siapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS Ali Imran: 96-97).

Dari ayat ini dipahami bahwa ibadah ritual paling awal dan konsisten umat manusia ialah ibadah haji ini. Karena itu, kalangan ahli tarekat memaknai ibadah haji dan umrah ini lebih dalam dari sekadar penjelasan yang diperoleh saat mengikuti manasik haji. Mereka memahami penekanan haji bukan dari aspek maqbul (diterima atau ditolaknya haji karena terkait dengan keabsahan amalan rukun dan syarat), tetapi lebih menekankan aspek mabrur (terkait dengan berdampak positif secara permanen yang diraih seorang hujjaj pasca pelaksanaan hajinya). Jika dalam perspektif fikih dan syariah terlalu membedakan aspek kedisiplinan secara fisik mengamalkan seluruh ketentuan haji, maka dalam perspektif tasawuf termasuk juga mendisiplinkan rohani dan spiritual menghayati dan menikmati ajaran dan amalan haji.

Dalam perspektif tarekat, ibadah haji dirasakan betul bukan sekadar perjalanan fisik biasa, tetapi lebih merupakan perjalanan spiritual (spiritual journey) menuju Allah Ta’ala. Jemaah haji Indonesia sesungguhnya sebagian sudah berada di dalam lingkup perspektif ini. Lihat saja pada proses pelepasan jemaah haji, penuh dengan kesan perjalanan spiritual; sebuah perjalanan yang sangat berbeda dengan perjalanan pesiar ke luar negeri dengan tujuan wisata biasa. Sebagian calon jemaah haji kita sesungguhnya mengikhlaskan dirinya jika dalam perjalanan hajinya dijemput oleh Allah, karena mereka yakin akan gugur sebagai syuhada yang dijemput surga.

[Nasaruddin Umar/RMOL]

Haji dan Umrah Hilangkan Kefakiran dan Hapus Dosa

KITA dengar juga cerita ada sebagian wanita Indonesia yang tatkala sampai di Saudi mereka langsung sujud syukur, begitu luar biasa bahkan banyak yang bercita-cita ingin meninggal tatkala haji, ingin meninggal di tanah suci dan terlalu banyak cerita yang menjelaskan tentang bagaimana luar biasanya kerinduan kaum Muslimin terhadap ibadah haji.

Dan pantas bagi mereka untuk merindukan ibadah yang satu ini (ibadah yang sangat luar biasa) terlalu banyak keutamaan yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Allah janjikan bagi orang-orang yang berhaji dengan haji yang mabrur.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan menyebutkan sebagian hadis (dalil-dalil) yang menyebutkan akan keutamaan berhaji diantaranya Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya umrah yang satu hingga umrah yang berikutnya merupakan penebus dosa-dosa yang ada di antara kedua umrah tersebut, dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya yang setimpal kecuali surga.” (HR Imam Al Bukhari nomor 1773 dan Imam Muslim nomor 1349 dari hadis Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu)

Ini dalil bahwasanya haji yang mabrur (orang yang melakukan haji mabrur) maka dia tidak ada balasan yang setimpal kecuali surga. Tidak ada balasan yang pas bagi dia yang setimpal kecuali surga.

Berbeda dengan umrah, di sini Rasulullah membedakan antara umrah dengan haji, kalau umrah yang satu dengan umrah yang lainnya maka menghapuskan dosa-dosa di antara kedua umrah tersebut. Rasul menyebutkan adapun haji yang mabrur (ini berarti beda antara pahala haji dengan pahala umrah) karena haji yang mabrur tidak ada balasan yang setimpal kecuali surga.

Rasulullah bersabda, “Ikutilah kembali haji dan umrah” yaitu hajilah engkau, umrahlah lagi, hajilah lagi dalam hadis ini jelas Rasulullah menyuruh kita untuk mengulang-ulang haji dan umrah bagi orang yang mampu tentunya. Kenapa?

“Karena haji dan umrah itu bisa menghilangkan kefakiran dan juga bisa menghilangkan dosa-dosa” ucap Rasul.

Di sini beliau menyebutkan keutamaan haji dan umrah bukan cuma berkaitan dengan masalah akhirat, bukan cuma menghilangkan dosa-dosa bahkan juga menghilangkan kefakiran. Jadi kalau orang ingin agar kesejahteraan ekonominya bertahan maka hendaknya dia berhaji dan umrah, karena itu akan menghilangkan (menafikan) menghilangkan kefakiran dari dirinya.

“Sebagaimana alat yang digunakan oleh pandai besi untuk meniup (bisa digunakan untuk menghilangkan kotoran besi/karat besi demikian juga untuk menghilangkan kotoran emas dan perak).”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Dan tidak ada balasan yang setimpal bagi haji yang mabrur kecuali surga.”

Ini dalil bahwasanya anjuran Nabi untuk mengulang-ulang haji dan umrah dan ini ada faedahnya diantaranya menghilangkan dosa-dosa dan untuk menghilangkan kefakiran. Dan ini membantah pendapat sebagian orang yang memberi kesan seakan-akan kalau orang mengulang-ulangi haji atau umrah disebut dengan haji setan, umrah setan, dan ini tidak benar.

Kita amati bagaimana para salaf dari dahulu sehingga para ulama zaman sekarang mereka senantiasa semangat untuk mengulang-ulangi umrah dan haji. Kalau seseorang mampu, memiliki kelebihan harta, dia sudah bersedekah, dia sudah berinfak, dia sudah bayar zakat, dia juga memberikan bantuan kepada fakir miskin, memberi bantuan kepada anak yatim, kepada masjid, kemudian dia berhaji dan umrah kenapa kita larang?

Justru dia dengan berhaji dan berumrah tersebut Allah akan memberikan rejeki kepada dia, dan masalah rejeki adalah masalah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kita dapati banyak orang seperti itu, saya memiliki banyak teman yang Alhamdulillah bersedekah lancar, membayar zakat juga lancar, umrah dan haji juga lancar.

Maka jangan kita menuduh mereka-mereka ini seakan-akan melakukan kesalahan, setiap orang rindu ingin haji, rindu ingin melihat ka’bah, rindu ingin berdoa di padang Arafah, rindu ingin dosa-dosanya dihapuskan, maka masa kita larang orang seperti ini, ingin datang ke tanah suci kecuali kalau orang tersebut dia haji, dia umrah tapi pelit sama tetangga, zakat tidak bayar, tidak sedekah, tidak memperhatikan fakir miskin, mungkin ini lain ceritanya.

Tapi kita berbicara tentang orang yang menunaikan kewajibannya dan dia masih memiliki kelebihan harta maka kenapa kita larang dia untuk berhaji dan berumrah sementara banyak orang mereka yang tatkala banyak kelebihan harta mereka berfoya-foya kemudian mereka berlibur ke luar negeri, bersenang-senang.

Alhamdulillah bila ada orang yang meluangkan hartanya untuk haji lagi, umrah lagi maka silahkan saja dan ini sabda Nabi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang menganjurkan untuk mengulang-ulang haji dan umrah. Oleh karenanya merupakan sunah seseorang mengulang-ulang haji dan mengulang-ulang umrah jika tentunya dia telah menjalankan kewajibannya.

[Ustaz Firanda Andirja, MA]

 

INILAH MOZAIK

Hukum Mewakilkan Haji dan Umrah

Haji, secara harfiah berarti sengaja melakukan sesuatu. Secara istilah berarti sengaja datang ke Mekah, mengunjungi Ka’bah dan tempat-tempat lain untuk melakukan serangkaian ibadah tertentu seperti wukuf, tawaf, sa’i, dan amalan lain pada masa tertentu dan dengan syarat yang telah ditatapkan. Haji termasuk rukun Islam (kelima) yang wajib dilakukan kaum muslim apabila mampu (fisik dan materi).

Sementara umrah, tidak jauh beda dengan haji. Secara harfiah berarti ziarah. Secara istilah berarti menziarahi Ka’bah untuk melakukan rangkaian ibadah tertentu, seperti tawaf dan sa’i dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan waktunya tidak ditentukan. Hanya saja ada waktu-waktu yang dimakruhkan, seperti hari Arafah, hari Nahar, dan hari Tasyrik.

Haji dan umrah adalah di antara ibadah fisik yang boleh diwakilkan. Siapa yang tidak mampu haji atau umrah karena uzur, seperti karena usia lanjut atau sakit yang tidak bisa diharap kesembuhannya, dia boleh mewakilkan kepada orang yang memenuhi syarat.

Laki-laki boleh menggantikan haji untuk wanita, wanita pun boleh menggantikan haji untuk laki-laki. Ini sebagaimana hadits Al-Khats’amiyyah yang bertanya kepada Rasulullah SAW.

“Sesungguhnya, ayahku telah tua untuk melaksanakan haji, dia tidak mampu menempuh perjalanannya. Apakah aku boleh menghajikannya?” Rasulullah menjawab, ”Hajikanlah untuknya.”‘ (HR. Bukhari)

Orang yang hendak menghajikan orang lain, dia disyaratkan sudah pemah haji untuk dirinya sendiri, sebagaimana hadits Rasulullah SAW.

”Hajilah terlebih dahulu untukmu kemudian hajikanah untuk Syubrumah.” (HR. Abu Dawud dan disahihkan oleh Albani)

Siapa yang meninggal sebelum melaksanakan haji maka kerabatnya boleh menghajikannya. Jika tidak, ambillah dari harta peninggalannya sebelum pembagian waris, sesuai biaya orang naik haji pada masa itu. Sebab haji termasuk utang dan sebagai hak-hak yang berhubungan dengan harta benda peninggalannya.

Wallahua’lam

Oleh  M. Sholich Mubarok

BERSAMA DAKWAH

Menag Tanggapi Jamaah Umrah Bernyanyi dan Baca Pancasila

Peristiwa jamaah umrah membaca syair Ya Lal Wathan dan Pancasila yang viral di media sosial menjadi perhatian publik, kemudian menjadi polemik terkait boleh tidaknya hal tersebut dilakukan. Pemerintah Saudi bahkan meminta klarifikasi kepada Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Kementerian Agama (Kemenag) tidak pada posisi untuk menilai apakah hal tersebut benar atau salah. Penilaian menjadi domain ulama atau ahli agama, bukan umara atau pemerintah. Namun, Kemenag sudah mengeluarkan buku pedoman manasik untuk ibadah umrah dan haji.

“Buku manasik itu menjelaskan tentang bacaan atau doa-doa yang baik saat menjalankan tawaf, sa’i, dan ibadah lainnya, baik umrah maupun haji,” kata Lukman melalui keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Kamis (1/3).

Ia menerangkan, bacaannya diisi dengan doa dan zikir. Tentu masing-masing bisa memilih mana doa-doa terbaik dan mana zikir terbaik. Selain buku manasik, Kemenag juga sudah mengeluarkan aturan tentang bimbingan manasik bagi Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).

 

Pasal 8 Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 22 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal PIHK misalnya, PIHK wajib memberikan bimbingan manasik sebelum keberangkatan, selama perjalanan dan selama di Arab Saudi. Hal sama diatur juga dalam Pasal 11 PMA Nomor 18 Tahun 2015 tentang PPIU.

“Sudah diatur materi saat pelatihan dan pelaksanaan manasik haji dan umrah berpedoman pada buku paket bimbingan manasik haji dan umrah yang diterbitkan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama,” ujarnya.

Lukman mengimbau, jamaah haji dan umrah Indonesia senantiasa menjaga kesakralan dan kesucian tanah haram. Misalnya dengan mempertimbangkan prinsip kepatutan dan kepantasan dalam melafalkan doa dan zikir saat ibadah sa’i atau tawaf.

Menurutnya, pertimbangan itu penting karena agama tidak hanya terkait ketentuan syar’i semata tapi juga rasa. Walaupun baca doa dan berzikir tapi kalau sambil teriak-teriak bisa mengganggu kekhusyuan jamaah lainnya.

“Jamaah juga agar menghormati dan menaati tata aturan yang telah ditetapkan Pemerintah Saudi,” ujarnya. Sebagai bentuk pembinaan, Lukman meminta jajarannya memperhatikan pola dan proses bimbingan manasik haji dan umrah yang dilakukan PIHK dan PPIU.

 

IHRAM

 

 

Kemenag: Waspadai Travel Umrah Murah

Kementerian Agama Kabupaten Lamandau provinsi Kalimantan Tengah mengingatkan masyarakat sekitar bahwa harga wajar untuk melaksanakan Umroh sekitar Rp18 juta. Apabila ada travel Umroh menawarkan lebih murah dari itu, maka harus diwaspadai.

“Masyarakat juga harus memperhatikan pihak yang menawarkan biaya umrah murah tersebut,” kata Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Lamandau Muhammad Yahya melalui Kepala Seksi Urusan Agama Islam (Kasi Urais), Subehan saat acara Milad Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) di Nanga Bulik, Rabu (27/12).

Ia mengharapkan tak ada warga yang tergiur dengan iming-iming biaya umrah murah. Warga harus proaktif dengan mengecek izin resmi dari pemerintah. Demi mencegah terjadinya kasus penipuan travel umrah, Kemenag Kabupaten Lamandau berkomitmen akan terus melakukan sosialisasi.

“Ini sangat dibutuhkan mengingat pengetahuan masyarakat tentang perjalanan umrah masih sangat minim. Jangan sampai ada yang sudah dirugikan oleh oknum ataupun travel terkait umroh,” katanya.

 

IHRAM

Haji dan Umrah Salah Satu Faktor Dimudahkannya Rezeki

Melakukan haji dan mengiringnya dengan ibadah umrah adalah satu faktor dimudahkannya rezeki seorang hamba. Keduanya mengikuti salah satunya. Artinya, setelah menunaikan haji tunaikanlah umrah atau sebaliknya, setelah umrah tunaikanlah haji.

Mengenai haji dan umrah sebagai sebab dihilangkannya kemiskinan, Imam Ahmad, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Lanjutkanlah haji dengan umrah, karena sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa, sebagaimana api dapat menghilangkan kotoran besi, emas, dan perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur itu melainkan surga.”

Hal itu ditegaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya: “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengasara dan fakir.” (QS. Al-Hajj: 27-28)

Dikutip dari buku yang berjudul ’20 Amalan Pelancar Rezeki dalam Berbisnis’ karya Yunus Mansur bahwa selain menghilangkan dosa-dosa, haji dan umrah mampu menghapuskan kemiskinan setiap muslim. Oleh karena itu, bagi siapa saja yang berharap adar dosa-dosanya dihapuskan dan kemiskinan dihilangkan dari dirinya, maka tunaikan ibadah haji yang diiringi dengan umrah.

Imam Ath-Thayyaibi menjelaskan bahwa haji dan umrah mampu menghilangkan kemiskinan sebagaimana sedekah mampu menambah harta orang beriman. “… Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terdadap Allah yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97)

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa melakukan haji tanpa berkata-kata kotor dan tidak fasik, maka ia kembali suci dari dosa-dosanya sebagaimana waktu ia dilahirkan dari rahim ibunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

“Umrah ke umrah adalah penghapus dosa di antara keduanya dan haji yang mabrur itu tidak ada balasannya melainkan surga.” (HR. Bukhrai dan Muslim)

Maka, tak ada salahnya ketika merintis sebuah usaha atau bisnis, langsung membuat tabungan haji atau jika mampu langsung tunaikan haji dan umrah. Tak perlu khawatir akan kehilangan uang berjuta-juta karenanya. Sesungguhnya Allah akan menggantikannya dengan pahala dan rezeki berkali lipat jumlahnya. Insya Allah.

 

REPUBLIKA

Yuk, Jaga Kondisi Fisik Saat Umrah

Kesehatan bagi calon jamaah haji dan umrah menjadi sangat penting karena kesehatanlah yang akan menentukan lancar atau tidaknya pelaksanaan ibadah. Selain kemampuan materi, kesehatan fisik juga menjadi salah satu syarat bagi jamaah yang ingin pergi ke Tanah Suci. Jika syarat biaya mampu terpenuhi namun kondisi fisik tidak memungkinkan, maka ibadah haji sulit terlaksana.

Jadi kesehatan menjadi hal penting yang harus dipenuhi sejak Tanah Air, berangkat ke Tanah Suci, hingga pulang ke Indonesia lagi. Calon jamaah haji dan umrah diimbau untuk menjaga kesehatan sejak sebelum berangkat ke Makkah. Hal sederhana yang bisa dilakukan yaitu dengan istirahat yang cukup beberapa hari sebelum keberangkatan.

Selain itu, diharuskan bagi para calon jamaah untuk mempersiapkan obat-obatan pribadi untuk melengkapi obat yang sudah disediakan tim medis. Serta tidak lupa untuk menyediakan krim pelembab agar kulit tidak kering dan pecah-pecah selama di Tanah Suci karena cuaca di sana terkadang cukup ekstrim dan perlu penyesuaian untuk tubuh dan kulit.

Pada saat perjalanan dengan menumpangi pesawat, para jamaah haji yang suka mabuk udara diharapkan untuk membawa obat pribadi. Bahkan kalau perlu siapkan kantung plastik untuk berjaga-jaga. Apabila rasa sakit tak tertahankan, para jamaah bisa menghubungi tim dokter yang disedikan oleh pelaksana ibadah haji dan umrah.

Ketika melaksanakan ibadah di Tanh Suci, para tamu Allah itu diharapkan untuk selalu membawa bekal air mineral. Apalagi pada saat perjalanan dari Makkah ke Mdinah yang memakan waktu 10 jam. Selain air mineral yang biasa, para jamaah bisa meminum air Zamzam, baik yang dibeli sendiri atau yang sudah tersedia di beberpa titik di sekitar Masjidil Haram.

Air Zamzam memang tidak melalui proses pemasakan, tetapi air itu bisa langsung diminum karena mengandung flouride yang mampu membunuh kuman. Air Zamzam juga diyakini bisa membantu para jamaah untuk menambah energi mereka pada saat melakasanakan ibadah haji dan umrah. Bagi jamaah yang mudah sekali terkena penyakit, sebaiknya selalu menggunakan masker ketika berpergian.

Masker bisa membantu para jamaah untuk menghindari alergi karena debu atau penyakit menular dari jamaah lain. Serta para jamaah diimbau untuke selalu menjaga pola makan, sebaiknya makanlah di waktu yang tepat. Para jamaah sebaiknya langsung mengkonsumsi jatah makanan yang masih hangat dan segar, hindari menyimpan makanan terlalu lama. Seringkali ditemukan, banyak jamaah yang menyimpan jatah makanan mereka karena tidak ingin merasa kewalahan dan mengganggu jalannya ibadah mereka.

 

IHRAM

Inilah Antisipasi Ketika Berumrah di Musim Dingin

Dalam sepekan ini jamaah umrah yang akan tinggal di Arab Saudi diperkirakan akan menghadapi cuaca dingin yang ekstrim.

Adanya situasi itu jelas akan membuat repot bagi jamaah umrah ketika berada di tanah suci. Dan bagi orang yang tinggal di daerah tropis yang panas begitu tinggal di wilayah yang bersuhu sangat dingin tentu harus melakukan penyusaian. Situai musim dingin ini lazimnya berlangsung hingga bulan Maret. Saking ekstrimnya, kadang suhu di tanah suci di musim dingin ini bisa mencapai di bawah nol derajat celcius.

Paparan udara dingin ini akan langsung dirasakan begitu turun dari pesawat di Bandara Jeddah atau Madinag. Tak hanya situasi dingin, kelembaban udara yang rendah, dan terpaan angin yang kuat akan segera dirsaskan. Kondisi eksrem ini akan memuncak ketika tiba waktu menjelang dini hari hingga pagi hari.

Agar tidak menggangu ibadah selama melakukan umrah, maka harus dilakukan antisipasi. Hal yang teringan adalah terjadinya kulit bersisik, bibir pecah, gatal-gatal, hingga batul dan pilek sampai mimisan. Ini kemudian bisa menjadi situas yang gawat ketika mulai muncul gangguang hipertensi, serajan jantung, terutama bagi jamaah lanjut usia dan risiko tinggi.

Untuk menghadapi situaai ini, maka semenak dari tanah air jamaah umrah sudah menyiapan diri, misalnya melakukan olah raga hingga membuat badannya semakin bugar. Selain itu juga mereka harus menyiapan pakaian untuk mengaasi suhu udara dan terpaan angin yang dingin seperti menggunakan jaket yang bisa menghangatkan, pakaain longjjon (celana dan pakain khusus penahan dingin) dan juga sarung tangan.

Tak hanya itu, juga diharapkan menyediakan topi yang mempunyai tutup telinga agar indra pendengaran tidak terasa sakit karena ditusuk terpaan udara yang dingin.

Selain itu juga memilih konsumsi makanan yang bergizi dan seimbang.  Makanlah dan minumlah hidangan yang panas. Untuk buah-buahan, perbanyaklah mengosumsinya terutama yang mengandung vitamin C.

 

IHRAM

 

 

—————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297
—————————————————————