Kuota Diduga Dipenuhi Jamaah Sudah Berhaji, Ini Jawaban Kemenag

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Kementerian Agama membantah tudingan 40 persen kuota haji tahun ini dipenuhi oleh jamaah yang sudah berhaji.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan dari jumlah jamaah sebanyak 154.454, hanya 1,55 persen atau 2.400 orang yang tercatat sudah pernah berhaji.

“Sementara lebih dari 98.45 persen atau 152.054 orang berstatus belum berhaji,” ujar Abdul Djamil dalam keterangan persnya kepada Republika.co.id, Ahad (4/10).

Ia menjelaskan, akurasi data ini dapat dicek melalui sistem komputerisasi haji terpadu (Siskohat) kementerian agama. Menurutnya, kementerian agama memprioritaskan orang yang belum pernah haji dalam pengisian kuota haji.

Komitmen ini dipagari dengan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 29 Tahun 2015 tentang Perubahan PMA Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler. Bahkan, pengisian sisa kuota dilakukan secara ketat.

Jika ada usulan pengisian sisa kuota yang tak sesuai aturan, maka pasti ditolak oleh sistem.

Ia melanjutkan, berdasarkan kebijakan tersebut maka prioritas kuota diberikan kepada calon jamaah yang belum berhaji sampai batas waktu pelunasan. Hingga waktu pelunasan habis, jumlah jamaah yang melakukan pelunasan mencapai 98 persen. Sisanya, diberikan kepada yang sudah berhaji, lansia, dan penggabungan suami istri.

Keluarga Korban Tragedi Mina Sesalkan Telatnya Informasi

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Keluarga korban tragedi jamaah haji di Mina menyesalkan terlambatnya informasi mengenai kondisi keluarga mereka di Mina. Hal tersebut membuat keluarga cemas menanti kepastian informasi dari pihak berwenang. Sementara pemberitaan di sejumlah media ramai memberitakan banyaknya jamaah haji yang hilang.

Warga Kelurahan Cipedes, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Riri (35 tahun) mengatakan, kakak kandungnya bernama Asep Ukanda Saputra (36) dan istrinya Debi Merlinda Yani (35) menjadi korban tragedi Mina. Mereka menjadi jamaah haji kloter 61 JKS dari KBIH Persatuan Islam Kabupaten Bandung.

Riri mengaku, pihak keluarga baru mendapat pengumuman kemarin. Dalam pengumuman tersebut saudara Debi sudah teridentifikasi dan dinyatakan meninggal dunia di Mina. “Sementara untuk kakak Asep sampai hari ini belum teridentifikasi dan dinyatakan masih hilang,” kata Riri, Senin (28/9).

Rini bersama keluarga dan kerabatnya berukumpul di rumah orang tua mereka di Kelurahan Cipedes, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya pada Senin (28/9). Sambil menangis Rini menyesalkan telatnya informasi dari pihak berwenang di Arab Saudi dan pemerintah Indonesia.

Rini mengungkapkan, pihak KBIH rombongan kakaknya sudah mendapatkan informasi jumlah korban dan yang hilang kontak. Waktu itu ada sekitar 17 belas orang korban tragedi Mina yang diinformasikan KBIH rombongan kakaknya. Namun pihak pemerintah baru menyatakan ada tiga orang yang teridentifikasi meninggal dunia. Menurutnya, hal tersebut membuat keluarga korban cemas dan menanti-nanti informasi yang sebenarnya.

Riri bersama keluarga berharap korban tragedi Mina segera dapat ditemukan oleh pihak yang berwenang. Agar keluarga korban segera mendapat kabar dan kepastian. “Pihak pemerintah jangan menutup-nutupi dan berikan informasi kepada keluarga korban secepatnya,” ujar Rini.

Riri menjelaskan, kendati kakak kandungnya masih dinyatakan hilang, KBIH rombongan kakaknya telah mengatakan kemungkinan besar jamaah haji yang hilang kontak telah meninggal.

Riri menceritakan, pada Jumat (25/9) pukul 23.00 wib, pihak keluarga mencoba menghubung handphone (Hp) Asep. Saat ditelepon sempat tersambung. Kemudian ada yang menjawab dengan bahasa Arab. Selanjutnya diajak berbicara bahasa Inggris oleh pihak keluarga.

“Namun setelah itu sampai hari ini hilang kontak dan tidak bisa tersambung lagi semoga segera dapat ditemukan,” ujar Riri sambil menangis.

Redaktur : Indira Rezkisari
Reporter : C10

Tiga Bukti Jejak Islam di Amerika (2-habis)

Kedua, Tulisan Bilali Muhammad. Bangsa Afrika yang tercatat menjadi ulama dan cendikiawan muslim Amerika pertama. Saat ini terjadi kesalahpahaman tentang Islam di tengah masyarakat Amerika dan komunitas muslim Amerika.

Mereka memandang Islam di Amerika saat ini hanya dikembangkan oleh ulama dan cendikiawan terdidik dari kelompok imigran asal Timur Tengah pada abad modern.

Pemahaman yang keliru tersebut terbantahkan dengan sebuah dokumentasi sejarah oleh seorang ulama dan cendikiawan muslim terdidik dari Afrika Barat bernama Bilali Muhammad.

Ia berasal dari suku Fulbe dan lahir sekitar 1770 Masehi di kota Timbo, sekarang bagian dari negara Guinea. Ia fasih berbahasa Arab dan memaham ilmu Hadist, Syariah dan Tafsir sangat tinggi.

Bilali dibawa ke perkebunan di pulau Karibia pada 1802 dan terus dipekerjakan di Georgia, AS. Sebagai seorang Muslim terdidik dari Afrika Barat, Bilali tidak diragukan lagi membawa pendidikan Islam dengan dia ke Amerika.

Hal ini dibuktikan dengan naskah 13 halaman yang ia tulis dan ia berikan kepada seorang penulis, Francis Robert Goulding, sebelum ia meninggal pada tahun 1857.

Ketgia,  Sumbangan Hukum. Meski kontroversial, Sebuah dekorasi, yang dirancang oleh Adolph Weinman, di dinding utara dari Mahkamah Agung Amerika menggambarkan pembuat hukum besar Abad Pertengahan.

Nabi Muhammad SAW ditampilkan memegang Quran dan pedang. Nabi Muhammad SAW Diakui sebagai Penyumbang Hukum Konstitusi di Mahkamah Agung.

Sebuah dekorasi dinding terpahat di salah satu area Mahkamah Agung Amerika Serikat. Dekorasi tersebut berupa patung dari 18 orang yang dianggap memberi inspirasi besar dalam peletakan hukum konstitusi Amerika Serikat.

Salah satu yang menarik adalah terdapat patung yang disebutkan sebagai Nabi Muhammad SAW yang sedang membawa Al Qur’an.

Walaupun dalam Islam pembuatan patung Nabi Muhammad SAW dilarang, namun kehadiran patung membuktikan bahwa Islam telah memiliki akar kuat dalam sejarah negara ini.

Patung tersebut juga menjelaskan kepastian hukum dalam masyarakat Amerika yang bersumber dari sejarah panjang peradaban dunia.

Ke-18 patung yang dianggap berjasa tersebut adalah Menes, Hammurabi, Musa, Raja Solomon, Lycurgus, Solon, Draco, Konfusius, Oktavianus, Justinian, Nabi Muhammad SAW, Raja Charlemagne, Raja John, Louis IX, Hugo Grotius, William Blackstone, John Marshall, Napoleon Bonaparte.

 

sumber: Republika Online

Tiga Bukti Jejak Islam di Amerika (1)

Banyak bukti sejarah mengungkap jejak-jejak Islam yang telah lebih dahulu hadir di benua Amerika sebelum bangsa Eropa.

Namun relasi sejarah Islam di benua Amerika tersebut sengaja ditutupi untuk menghilangkan eksistensi agama Islam pernah berkontribusi besar bagi ‘Dunia Baru’ hingga dikenal sebagai benua Amerika saat ini.

Beberapa bukti sejarah tersebut ada yang masih bisa ditelusuri secara literatur, bahkan beberapa diantaranya terukir dengan jelas di bangunan bersejarah negara Amerika Serikat.

Dari jejak literasi dan fisik tersebut menjadi bukti bahwa Islam tetap mengakar kuat walaupun berbagai upaya dilakukan untuk menghilangkannya.

Jejak ini bisa dilihat mulai dari Peran penjelajah Muslim yang melakukan penyebrangan ke Dunia Baru, benua Amerika sebelum Columbus hingga Sosok Nabi Muhammad SAW dan Al Qur’an yang menjadi salah satu inspirasi hukum konstitusi di Mahkamah Agung AS.

Berikut ini tiga hal diantara bukti sejarah Islam yang terlupakan di Amerika. Pertama, Peta al-Masudi. Peta dunia al-Masudi dari 956 Masehi, menunjukkan “Tanah tidak Diketahui” melintasi Atlantik dari di Afrika.

Abu al-Hasan al-Masudi sejarawan muslim dari Andalusia mencatat pada 956 Masehi, terjadi sebuah pelayaran oleh beberapa pelaut Andalusia pada 889 Masehi. Pelayaran berbulan dari Andalusia ke arah barat, mereka akhirnya menemukan sebuah daratan besar di laut.

Penemuan daratan tersebut dilanjutkan dengan perdagangan dengan penduduk asli hingga kemudian mereka kembali ke Andalusia. Al-Masudi mencatat lengkap dengan peta bahwa tanah ini berada di seberang lautan, dan menyebutnya sebagai ‘Tanah tidak diketahui’.

Dengan demikian, jelas teori bahwa yang menemukan Dunia Baru, benua Amerika bukanlah Columbus. Cerita penemuan Columbus tersebut hanya untuk mempertahankan superioritas bangsa Eropa dalam penguasaan pelayaran ke wilayah Dunia Baru.

Bahkan setelah pelayaran yang tercatat oleh al-Masudi tersebut terdapat banyak bukti literasi sejarah, bahwa bangsa Arab, Afrika Barat dan Ottoman telah mengarungi samudra atlantik sebelum Columbus dan bangsa Eropa masuk ke benua Amerika.

 

sumber: Republika Online

Bocah Ini Hafal Alquran di Umur 4,5 Tahun Meski Derita Lumpuh Otak

Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan berkesempatan untuk bertemu dengan Fajar Abdurokhim Wahyudiono (11 tahun). Ia merupakan bocah yang menjadi Hafiz Al-Qur’an 30 Juz pada usia 4,5 tahun meski menderita Cerebral Palsy atau lumpuh otak.

“Maafkan saya ya nak… maafkan pak Gubernur ya nak… Maafkan selama ini luput dari perhatian saya,” kata Aher saat menjumpai Fajar di sela-sela menunaikan ibadah haji ke tanah suci, seperti dituliskan Hanny Kristianto di Facebook (01/10).

Fajar diketahui adalah putra kelahiran kota Bandung 11 tahun yang lalu. Namun sejak 4 tahun terakhir harus berpindah ke Solo untuk menjalani terapi. Pulang ke tanah air, Fajar diundang ke Pakuan, kediaman Gubernur Jawa Barat bersama orang tua dan beberapa muallaf.

Keberadaan Fajar mulanya diketahui oleh Ustadz Yusuf Mansur pada Ramadhan lalu. Ustadz YM sangat menyesal karena baru mengetahui keberadaan Fajar Abdurokhim, bocah penghafal Al-Qur’an dalam keadaan yang tidak normal.

“Kalau begini ceritanya, maka Fajar adalah penghafal Al Qur’an terkecil (termuda) di dunia, Masya Allah,” ungkap Ustadz Yusuf, saat mengisi acara Tabligh Akbar pada Juli lalu.

Sebelumnya diberitakan, pada musim haji tahun 2015 ini Fajar mendapat undangan khusus dari kerajaan Arab Saudi untuk menunaikan rukun Islam yang kelima. Pemerintah Arab Saudi memberikan undangan untuk Fajar, kedua orang tuanya dan dua orang pengasuh. Tidak hanya itu, Fajar diberi hadiah uang sebesar 200 dolar AS perbulan selama satu tahun.

Fajar adalah putra pasangan Heny Sulistiowati dan Joko Wahyudiono yang lahir pada tahun 2004 yang lalu. Dia lahir prematur pada usia kandungan 7,5 bulan dengan berat badan hanya 1,6 kilogram.

Sejak lahir kondisi Fajar sudah memprihatinkan. Katup jantungnya ada yang bocor dan menderita Cerebral Palsy, yaitu suatu kondisi terganggunya fungsi otak dan jaringan saraf yang mengendalikan gerakan, laju belajar, pendengaran, penglihatan, kemampuan berpikir. Penyakit ini menyebabkan seorang anak akan mengalami keterlambatan perkembangan.

Namun Heni dan suaminya bertekad memberikan yang terbaik untuk putranya. Dengan sabar ayahnya selalu membacakan Al Qur’an setengah juz pada pagi hari dan setengah juz pada malam hari sejak masih berada di inkubator.

“Kami berusaha untuk memberikan lingkungan yang terbaik untuknya. Di rumah saya dan suami sepakat memutarkan tilawah 24 jam agar dia selalu mendengar yang baik-baik saja tanpa terpikir dia akan hafal Al Quran” cerita Heni.

Di usianya yang ketiga, Fajar baru dapat berbicara namun yang keluar dari bibirnya seringkali berupa potongan-potongan ayat Al Qur’an. Pasangan tersebut lalu memanggil seorang guru untuk mengajarkan dan membimbing Fajar. Hasilnya Fajar hafal 30 juz Al Qura’n di usia 4,5 tahun dengan hafalan yang sangat kuat.

“Aku ingin menjadi Imam Masjidil Haram,” jawab Fajar ketika ditanya apa cita-citanya.

Khalid bin Walid, Panglima yang Sempurna

Ketika Khalid bin Walid masuk Islam, Rasulullah sangat bahagia karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat membela panji-panji Islam.

Adanya Khalid di barisan Kaum Muslimin meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan Khalid diangkat menjadi panglima perang dan menunjukkan hasil kemenangan.

Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid bin Walid ditunjuk menjadi panglima yang memimpin sebanyak 46.000 pasukan, Khalid tak gentar menghadapi tentara Byzantium dengan jumlah pasukan mencapai 240.000.

Uniknya, Khalid malah khawatir tidak bisa mengendalikan hatinya karena pengangkatannya dalam peperangan yang dikenal dengan Perang Yarmuk itu.

Dalam Perang Yarmuk, jumlah pasukan Islam yang dipimpin Khalid bukan saja tidak seimbang dengan musuh. Khalid memimpin pasukan  tanpa persenjataan yang lengkap, tidak terlatih plus kualitas yang rendah.

Ini berbeda dengan angkatan perang Romawi yang bersenjata lengkap dan baik, terlatih dan jumlahnya lebih banyak. Hanya, bukan Khalid namanya jika tidak mempunyai strategi perang.

Khalid membagi pasukan Islam menjadi 40 kontingen dari 46.000 pasukan Islam untuk memberi kesan seolah-olah pasukan Islam terkesan lebih besar dari musuh.

Strategi Khalid ternyata sangat ampuh. Saat itu, taktik yang digunakan oleh Romawi terutama di Arab utara dan selatan ialah dengan membagi tentaranya menjadi lima bagian; depan, belakang, kanan, kiri dan tengah.

Heraklius telah mengikat tentaranya dengan besi antara satu sama lain. Ini dilakukan agar mereka jangan sampai lari dari peperangan.

Kegigihan Khalid dalam memimpin pasukannya membuat hampir semua orang tercengang. Pasukan Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul mundur tentara Romawi dan menaklukkan wilayah itu.

Perang yang dipimpin Khalid lainnya adalah perang Riddah (perang melawan orang-orang murtad). Perang  ni terjadi karena suku-suku bangsa Arab tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Abu Bakar di Madinah. Mereka menganggap, perjanjian yang dibuat dengan Rasulullah batal setelah Rasulullah wafat.

Mereka pun menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan. Maka Abu Bakar mengutus Khalid bin Walid untuk menjadi jenderal pasukan perang Islam untuk melawan kaum murtad tersebut. Khalid berhasil memberikan kemenangan.

Masih pada pemerintahan Abu Bakar, Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al-Hirah pada 634 M. kemudian Khalid bin Walid diperintahkan oleh Abu Bakar meninggalkan Irak untuk membantu pasukan yang dipimpin Usamah bin Zaid.

Diantara peperangan, terselip kisah  menarik dari Khalid bin Walid.  Meski dikenal sebagai ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya, Khalid bukan orang sombong. Dia pun berlapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas.

Hal ini ditunjukkannya saat Khalifah Umar bin Khathab mencopot sementara waktu kepemimpinan Khalid bin Walid tanpa ada kesalahan apa pun. Menariknya, ia menuntaskan perang dengan begitu sempurna. Setelah sukses, kepemimpinan pun ia serahkan kepada penggantinya, Abu Ubaidah bin Jarrah.

Khalid tidak mempunyai obsesi dengan ketokohannya. Dia tidak menjadikan popularitas sebagai tujuan. Itu dianggapnya sebagai sebuah perjuangan dan semata-mata mengharapkan ridha Sang Maha Pencipta. Itulah yang ia katakan menanggapi pergantiannya, “Saya berjuang untuk kejayaan Islam. Bukan karena Umar!”

Jadi, di mana pun posisinya, selama masih bisa ikut berperang, stamina Khalid tetap prima. Itulah nilai ikhlas yang ingin dipegang seorang sahabat Rasulullah seperti Khalid bin Walid.

Khalid bin Walid pun akhirnya dipanggil oleh Sang Khaliq. Umar bin Khathab menangis. Bukan karena menyesal telah mengganti Khalid. Tapi ia sedih karena tidak sempat mengembalikan jabatan Khalid sebelum akhirnya “Si Pedang Allah” menempati posisi khusus di sisi Allah SWT.

 

sumber: Republika Online

Kisah Sahabat Nabi: Khalid bin Walid, Si Pedang Allah

Khalid bin Walid adalah seorang panglima perang yang termasyhur dan ditakuti di medan tempur. Ia mendapat julukan “Pedang Allah yang Terhunus”. Dia adalah salah satu dari panglima-panglima perang penting yang tidak terkalahkan sepanjang karirnya.

Khalid termasuk di antara keluarga Nabi yang sangat dekat. Maimunah, bibi Khalid, adalah istri Nabi. Dengan Umar sendiri pun Khalid ada hubungan keluarga, yakni saudara sepupunya. Suatu hari pada masa kanak-kanaknya kedua saudara sepupu ini main adu gulat. Khalid dapat mematahkan kaki Umar. Untunglah dengan melalui suatu perawatan kaki Umar dapat diluruskan kembali dengan baik.

Awalnya Khalid bin Walid adalah panglima perang kaum kafir Quraisy yang terkenal dengan pasukan kavalerinya. Pada saat Perang Uhud, Khalid yang melihat celah kelemahan pasukan Muslimin yang menjadi lemah setelah bernafsu mengambil rampasan perang dan turun dari Bukit Uhud, langsung menghajar pasukan Muslim pada saat itu. Namun justru setelah perang itulah Khalid masuk Islam.

Ayah Khalid, Walid bin Mughirah dari Bani Makhzum adalah salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Dia orang yang kaya raya. Dia menghormati Ka’bah dengan perasaan yang sangat mendalam. Sekali dua tahun dialah yang menyediakan kain penutup Ka’bah. Pada masa ibadah haji dia memberi makan dengan cuma-cuma bagi semua orang yang datang berkumpul di Mina.

Suku Bani Makhzum mempunyai tugas-tugas penting. Jika terjadi peperangan, merekalah yang mengurus gudang senjata dan tenaga tempur. Suku inilah yang mengumpulkan kuda dan senjata bagi prajurit-prajurit. Tidak ada cabang suku Quraisy lain yang lebih dibanggakan seperti Bani Makhzum. Ketika diadakan kepungan maut terhadap orang-orang Islam di lembah Abu Thalib, orang-orang Bani Makhzumlah yang pertama kali mengangkat suaranya menentang pengepungan itu.

Ketika Khalid bin Walid masuk Islam, Rasulullah sangat bahagia, karena Khalid mempunyai kemampuan berperang yang dapat membela panji-panji Islam dan meninggikan kalimatullah dengan perjuangan jihad. Dalam banyak kesempatan Khalid diangkat menjadi panglima perang dan menunjukkan hasil kemenangan atas segala upaya jihadnya.

Pada masa pemerintahan Abu Bakar, Khalid bin Walid ditunjuk menjadi panglima pasukan Islam sebanyak 46.000, menghadapi tentara Byzantium dengan jumlah pasukan 240.000. Dia sama sekali tidak gentar menghadapinya, dia hanya khawatir tidak bisa mengendalikan hatinya karena pengangkatannya dalam peperangan yang dikenal dengan Perang Yarmuk itu.

Dalam Perang Yarmuk jumlah pasukan Islam tidak seimbang dengan pihak musuh yang berlipat-lipat. Ditambah lagi, pasukan Islam yang dipimpin Khalid tanpa persenjataan yang lengkap, tidak terlatih dan rendah mutunya. Ini berbeda dengan angkatan perang Romawi yang bersenjata lengkap dan baik, terlatih dan jumlahnya lebih banyak. Bukan Khalid namanya jika tidak mempunyai strategi perang, dia membagi pasukan Islam menjadi 40 kontingen dari 46.000 pasukan Islam untuk memberi kesan seolah-olah pasukan Islam terkesan lebih besar dari musuh.

Strategi Khalid ternyata sangat ampuh. Saat itu, taktik yang digunakan oleh Romawi terutama di Arab utara dan selatan ialah dengan membagi tentaranya menjadi lima bagian; depan, belakang, kanan, kiri dan tengah. Heraklius telah mengikat tentaranya dengan besi antara satu sama lain. Ini dilakukan agar mereka jangan sampai lari dari peperangan.

Kegigihan Khalid bin Walid dalam memimpin pasukannya membuahkan hasil yang membuat hampir semua orang tercengang. Pasukan Islam yang jumlahnya jauh lebih sedikit itu berhasil memukul mundur tentara Romawi dan menaklukkan wilayah itu.

Perang yang dipimpin Khalid lainnya adalah perang Riddah (perang melawan orang-orang murtad). Perang Riddah ini terjadi karena suku-suku bangsa Arab tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Abu Bakar di Madinah. Mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Rasulullah, dengan sendirinya batal setelah Rasulullah wafat.

Oleb sebab itu, mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan. Maka Abu Bakar mengutus Khalid bin Walid untuk menjadi jenderal pasukan perang Islam untuk melawan kaum murtad tersebut, hasilnya kemenangan ada di pihak Khalid.

Masih pada pemerintahan Abu Bakar, Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan dapat menguasai Al-Hirah pada 634 M. kemudian Khalid bin Walid diperintahkan oleh Abu Bakar meninggalkan Irak untuk membantu pasukan yang dipimpin Usamah bin Zaid.

Ada kisah yang menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas.

Hal ini ditunjukkannya saat Khalifah Umar bin Khathab mencopot sementara waktu kepemimpinan Khalid bin Walid tanpa ada kesalahan apa pun. Menariknya, ia menuntaskan perang dengan begitu sempurna. Setelah sukses, kepemimpinan pun ia serahkan kepada penggantinya, Abu Ubaidah bin Jarrah.

Khalid tidak mempunyai obsesi dengan ketokohannya. Dia tidak menjadikan popularitas sebagai tujuan. Itu dianggapnya sebagai sebuah perjuangan dan semata-mata mengharapkan ridha Sang Maha Pencipta. Itulah yang ia katakan menanggapi pergantiannya, “Saya berjuang untuk kejayaan Islam. Bukan karena Umar!”

Jadi, di mana pun posisinya, selama masih bisa ikut berperang, stamina Khalid tetap prima. Itulah nilai ikhlas yang ingin dipegang seorang sahabat Rasulullah seperti Khalid bin Walid.

Khalid bin Walid pun akhirnya dipanggil oleh Sang Khaliq. Umar bin Khathab menangis. Bukan karena menyesal telah mengganti Khalid. Tapi ia sedih karena tidak sempat mengembalikan jabatan Khalid sebelum akhirnya “Si Pedang Allah” menempati posisi khusus di sisi Allah SWT.

 

sumber: Republika Online

Gadaikan Motor, Sales Jadi Pengusaha Hijab Beromzet Miliaran

Berawal dari sales kain, menggadai Motor, Yoki akhirnya menjadi seorang pengusaha hijab yang cukup sukses. Kini ia dapat meraih omset milyaran dari hasil penjualan hijab yang sudah membuaka 3 toko.

Dream – Mungkin nama Yoki Ferdian belum begitu familiar bagi kita. Namun pelanggan dan sesama pedagang hijab di Mal Thamrin City, nama Yoki terkenal sebagai pengusaha muda yang cukup sukses dengan label Yoya.

Dia memang baru 3 tahun merintis usaha itu. Namun kini ia bisa membuka 3 toko dengan omzet miliaran rupiah. “Omset setiap bulan 1 miliar, bahkan bisa lebih,” tutur Yoki saat ditemuiDream.co.id di Mal Thamrin City, Jakarta Pusat, Kamis 24 September 2015.

“Keuntungan 30 persen, padahal Yoya berjalan baru 3 tahun dan sudah punya 3 toko,” tambah dia.

Awalnya, pria 31 tahun ini menjadi seorang sales kain freelance. Namun dia merasa harus ada peningkatan dalam usahanya. Dia tak mau selamanya menjadi sales kain. Sehingga dengan tekad bulat, mengubah kain-kaian yang dia edarkan menjadi hijab.

“Dulu saya freelance penjual bahan dari tahun 2003 sampai 2012, lalu menikah. Awalnya jualan dari lapak ke lapak bersama istri sampai akhirnya langganan semakin bertambah. Banyak kemajuan lalu ngontrak toko 1 tahun,” ucap Yoki.

Bahkan suami Yani Putri ini memilih menggadaikan motor kesayangan dan meminjam uang ke salah satu bank untuk modal berbisnis hijab. “Dapat uang Rp 20 juta untuk sewa toko,” tutur dia.

“Mengontrak satu tahun Rp 30 juta, kurang 10 juta pinjam ke bank selama 6 bulan. Modalnya nekad buat modal jualan,” tambah Yoki. Dan benar saja. Keputusan yang diambil Yoki tak meleset. Usaha hijab itu berkembang pesat.

Yoki memberi nama usahanya dengan Yoya. Label itu merupakan singkatan nama Yoki dan Yani. “Dari awal buka kita pakai nama Yoya,” ujar Yoki.

Yoki menjual hijabnya secara grosir. Namun, dia juga melayani partai eceran, meski harganya sedikit lebih mahal jika pelanggan membeli dengan jumlah banyak. “Yoya hjab main grosiran,” ujar dia.

Range harga untuk pasmina grosiran 480 kodi jatuhnya perpasmina Rp 24 ribu. Jilbabnya 580 kodi jatuhnya Rp 29 ribu. Untuk eceran pasmina Rp 35 ribu perpotong, kalau segi empatnya Rp 40 ribu,” papar Yoki.

Kini Yoki dan istri menikmati hasil perjuangan mereka. Mereka juga sudah mempekerjakan belasan karyawan. Mulai pegawai penjaga ketiga toko, khusus media sosial, dan produksi.

“Awal buka, hanya saya sama istri saja, mulai dari buka karung, packing, keluarin barang dan masukin ke gudang. Sembari itu, istri yang jagain dagangan. Enam sampai delapan bulan. Sekarang kami punya 3 toko dengan 9 karyawan. Buat media sosial ada 3 orang, keluarin 2 informasi sehari, itu wajib tidak hanya hijab saja. Konveksi ada 14 orang dan jahit 6 orang,” terang Yoki.

Meski perekonomian di Indonesia sedang melemah, usaha Yoki tak banyak terpengaruh. Justru ia melebarkan sayap dibisnis busana muslim dengan membuat gamis, blus, dan baju anak-anak.

“Awalnya Yoya hijab hanya dari kerudung saja, tapi dalam setahun kami coba kembangin dari fashion seperti busana gamis, blus, rok, dan sekarang ada baju anak-anaknya. Sekarang baju sama hijab alhamdulillah berjalan,” tandas pria kelahiran Bukit Tinggi 25 April 1984 ini.

Tak hanya di mal. Untuk mempermudah pelanggan, Yoki juga menjual hijabnya melalui website www.yoyahijab.com. Para pelanggan juga bisa memesan melalui media soasial Instragram, Facebook, Whatshap, BBM yang tertera di dalam website tersebut.

 

sumber: DREAM

Saudagar Hijab Thamrin City Kuasai Pasar Asia, Ini Rahasianya

“Pemasaran Alhamdulillah sudah ke Asia Tenggara, ke Malaysia, Brunai, Singapura, Sidney dan Australia,” kata Yoki Ferdian

Dream – Dulu, Yoki Ferdian memang hanya sales kain biasa di Mal Thamrin City dan Pasar Tanah Abang. Namun kini, dia sudah menjelma sebagai saudagar busana berlabel Yoya. “Kekuasaan” pria 31 tahun itu bahkan sudah melebar ke sejumlah negara di Asia Tenggara.

“Pemasaran alhamdulillah sudah ke Asia Tenggara, ke Malaysia, Brunei, Singapura, Australia,” kata Yoki saat ditemui Dream.co.id di gerainya di Mal Thamrin City, Jakarta Pusat, Kamis 24 September silam.

Pencapaian ini sangat luar biasa. Mengingat, usaha hijab itu baru dimulai 3 tahun silam. Yoki dan istrinya, Yani, benar-benar merangkak dari bawah. Modal usaha ini bahkan mereka peroleh dari menggadaikan motor dan berhutang kanan kiri.

Namanya dengan cepat meroket. Kini, pedagang mana di Mal Thamrin City yang tak kenal Yoki. Selain itu, banyak pula pengunjung mal yang berduyun mengerubuti gerainya yang terletak di Pasar Tasik lantai 1 dan 3 Mall Thamrin City.

Yoki yang kini sudah membuka tiga gerai itu tak hanya meladeni pelanggan di toko. Sebab, usaha busana hijab itu juga berkibar di dunia maya. Pesanan juga banjir melalui internet.

“Mereka belinya secara online, kadang juga datang ke sini langsung. Paling ramai di hari Senin dan Kamis,” ucap dia.

Pria kelahiran Bukit Tinggi, 25 April 1984, ini mengatakan, bisnis hijab yang dirintis sejak 2012 berkembang pesat karena punya keunikan motif dan kualitas bahan yang bagus.

“Motif dan bahan yang digunakan beda dengan hijab yang kebanyakan dijual. Bahannya khusus diambil dari luar, dari China,” kata Yoki.

Menurut Yoki, setiap minggu label Yoya mengeluarkan banyak motif baru dengan berbagai warna, baik pada hijab maupun busananya. “Setiap minggunya kita ratusan keluarin motif,” tutur dia.

“Paling penting gaya Yoya Hijab, modelnya lebih simpel. Untuk jilbab, pasmina sama segi empat. Mainnya di motif, warna, dan bahan. Kebanyakan yang menjadi ciri khas bunga-bunga dengan warna-warna yang cerah,” tambah Yoki.

Tak hanya pada kualitas barang. Usaha Yuki dengan cepat melesat berkat strategi pemasaran lain. Yoki memberikan promo diskon dan poin untuk memberi hadiah kepada pelanggan.

“Bisa menarik pembeli. Ada member poin dan diskon. Poin buat masing-masing langganan pegang kartu member minimal pembelian Rp 1 juta. Jadi poinnya dalam 1 kodi satu koin itungannya, kalau buat pasmina dan segi empat. Kalau buat fashion 1 kodi dapat 2 point. Satu kodinya 20,” jelas Yoki.

“Paket 1 minimal Rp 10 juta, discokon 2.5 persen. Paket II pembelian Rp 20 juta diskon 5 persen. Paket III pembelian Rp 30 juta, diskon 7,5 persen dan Paket IV minimal pembelian 40 juta ke atas diskon 10 persen,” tambahnya.

Sementara itu, untuk promo poin tidak ada batasan bagi konsumen setianya. Masing-masing mendapatkan hadiah berbeda sesuai dengan poin yang didapatkan.

“Untuk 2000 poin hadiah utamanya Umrah. 1.750 poin mendapatkan motor matic, 1.500 paket liburan ke Bali selama 3 hari dan 500 poin dapat laptop,” ujar Yoki.

 

 

sumber: DREAM

China Larang Penggunaan Nama-nama Muslim

Sejumlah warga muslim dipaksa mengganti nama. Polisi langsung datang ke rumah-rumah warga muslim.

Dream – Otoritas China melarang pemakaian nama-nama muslim. Larangan itu diterapkan untuk warga muslim, khususnya yang tinggal di Xinjiang, wilayah barat laut Negeri Tirai Bambu itu.

“Putriku bernama Muslime, sehingga polisi desa datang ke rumah kami dan memberi tahu kami bahwa kami harus mengubah nama putri kami secepat mungkin,” kata Turakhan, warga Uighur, sebagaimana dikutip Dream dari laman On Islam, Senin 28 September 2015.

Menurut Turakhan, polisi menjelaskan bahwa nama-nama yang ada hubungannya dengan Islam, seperti Muslime, secara resmi dilarang. “Di bawah kondisi seperti itu, kami dipaksa untuk mengubah nama putri kami.”

Tak hanya seorang dua orang. Banyak warga muslim di wilayah Hotn, Xinjiang, yang dipaksa mengganti nama. Polisi setempat tak mau memberikan penjelasan lebih lanjut. “Ini keputusan otoritas kota dan desa, Jangan mengajukan lagi pertanyaan bodoh,” turur Turakhan menirukan polisi yang meminta penggantian nama putrinya.

Pengumuman resmi dari pemerintah setempat menyebut pelarangan sejumlah nama muslim, seperti Bin Laden, Saddam, Hussein, Arafat, Mujahid, Mujahidulla, Asadulla, Abdul’aziz, Seyfulla, Guldulla, Seyfiddin, Zikrulla, Nesrulla, Shemshiddin, dan Pakhirdin.

Sementara, Amanet, Muslime, Mukhlise, Munise, Aishe, Fatima, Khadicha (Khadija), yang merupakan nama perempuan muslim, juga dilarang.

Pelarangan itu memunculkan protes. Pemimpin Suku Uighur, yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Asosiasi Warga Uighur di Amerika Serikat, Ilshat Hesen, menyebut larangan itu sebagai aturan bodoh.

“Memberi nama religius atau etnis untuk anak merupakan hak dasar manusia,” kata dia.

 

sumber: Dream.co.id