Metode Salat Malam dan Witir Ala Rasulullah

TARAWIH merupakan bentuk jamak dari kata tarwihah. Secara bahasa berarti jalsah (duduk). Kemudian perbuatan duduk pada bulan Ramadan setelah selesai salat malam 4 rakaat disebut tarwihah; karena dengan duduk itu orang-orang bisa beristirahat setelah lama melaksanakan qiyam Ramadan.

Menegakkan salat malam atau tahajud atau tarawih dan salat witir di bulan Ramadan merupakan amalan yang sunah. Bahkan orang yang menegakkan malam Ramadan dilandasi dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu.

Sebagaimana dalam hadis sahih yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Siapapun yang menegakkan bulan Ramadan dengan keimanan dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Muslim 1266).

Pada asalnya salat sunah malam hari dan siang hari adalah satu kali salam setiap dua rakaat. Berdasarkan keterangan Ibnu Umar radhiyallahu anhu bahwa seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah shalat malam itu?”

Beliau menjawab:

“Dua rakaat dua rakaat. Apabila kamu khawatir mendapati subuh, maka hendaklah kamu salat witir satu rakaat.” (HR. Bukhari)

Dalam hadis Ibnu Umar radhiyallahu anhu yang lain dikatakan:

“Salat malam hari dan siang hari itu dua rakaat dua rakaat.” (HR Ibn Abi Syaibah) (At-Tamhiid, 5/251; Al-Hawadits, 140-143; Fathul Bari 4/250; Al-Muntaqo 4/49-51)

Maka jika ada dalil lain yang sahih yang menerangkan berbeda dengan tata cara yang asal (dasar) tersebut, maka kita mengikuti dalil yang sahih tersebut. Adapun jumlah rakaat salat malam atau salat tahajud atau salat tarawih dan witir yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah lebih dari 11 atau 13 rakaat.

Salat tarawih dianjurkan untuk dilakukan berjemaah di masjid karena Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga melakukan hal yang sama walaupun hanya beberapa hari saja. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis dari Numan bin Basyir rahimahullah, ia berkata:

“Kami melaksanakan qiyamul lail bersama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada malam 23 Ramadan sampai sepertiga malam. Kemudian kami salat lagi bersama beliau pada malam 25 Ramadan sampai separuh malam. Kemudian beliau memimpin lagi pada malam 27 Ramadan sampai kami menyangka tidak akan sempat mendapati sahur.” (HR. Nasai, Ahmad, Al-Hakim, Shahih).

Beserta sebuah hadis dari Abu Dzar radhiyallahu anhu dia berkata:

Kami puasa tetapi Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak memimpin kami untuk melakukan salat (tarawih) hingga Ramadan tinggal tujuh hari lagi, maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengimami kami salat sampai lewat sepertiga malam. Kemudian beliau tidak keluar lagi pada malam ke enam (tinggal 6 hari lagi pent). Dan pada malam ke lima (tinggal 5 hari pent) beliau memimpin salat lagi sampai lewat separuh malam. Lalu kami berkata kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Seandainya engkau menambah lagi untuk kami sisa malam kita ini?, maka beliau bersabda:

“Barang siapa salat tarawih bersama imam sampai selesai maka ditulis baginya salat malam semalam suntuk.”

Kemudian beliau tidak memimpin salat lagi hingga Ramadan tinggal tiga hari. Maka beliau memimpin kami shalat pada malam ketiga. Beliau mengajak keluarga dan istrinya. Beliau mengimami sampai kami khawatir tidak mendapatkan falah. Saya (perowi) bertanya apa itu falah? Dia (Abu Dzar) berkata sahur. (HR. Nasai, Tirmidzi, Ibn Majah, Abu Daud, Ahmad, Shahih)

Hadis itu secara gamblang dan tegas menjelaskan bahwa salat berjemaah bersama imam dari awal sampai selesai itu sama dengan salat sendirian semalam suntuk. Hadis tersebut juga sebagai dalil dianjurkannya salat malam dengan berjemaah.

Bahkan diajurkan pula terhadap kaum perempuan untuk salat tarawih secara berjemaah, hal ini sebagaimana yang diperintahkan oleh khalifah Umar bin Khathab radhiyallahu anhu yaitu beliau memilih Ubay bin Kaab radhiyallahu anhu untuk menjadi imam untuk kaum lelaki dan memilih Sulaiman bin Abu Hatsmah radhiyallahu anhu untuk menjadi imam bagi kaum wanita.

Tata cara shalat malam

Perlu kita ketahui bahwa tata cara salat malam atau tarawih dan salat witir yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam itu ada beberapa macam. Dan tata cara tersebut sudah tercatat dalam buku-buku fikih dan hadis. Tata cara yang beragam tersebut semuanya pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya radhiyallahu anhum. Semua tata cara tersebut adalah hukumnya sunah.

Maka sebagai perwujudan mencontoh dan mengikuti sunah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam maka hendaklah kita terkadang melakukan cara ini dan terkadang melakukan cara itu, sehingga semua sunah akan dihidupkan. Kalau kita hanya memilih salah satu saja berarti kita mengamalkan satu sunah dan mematikan sunah yang lainnya. Kita juga tidak perlu membuat-buat tata cara baru yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam atau mengikuti tata cara yang tidak ada dalilnya.

Salat tarawih sebanyak 13 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

  • Beliau membuka shalatnya dengan shalat 2 rakaat yang ringan.
  • Kemudian salat 2 rakaat dengan bacaan yang panjang.
  • Kemudian salat 2 rakaat dengan bacaan tiap rakaat yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya hingga rakaat ke-12.
  • Kemudian salat witir 1 rakaat.

Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Zaid bin Kholid al-Juhani, beliau berkata: “Sesungguhnya aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan salat malam, maka beliau memulai dengan salat 2 rakaat yang ringan, Kemudian beliau salat 2 rakaat dengan bacaan yang panjang sekali, kemudian salat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian salat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian salat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian salat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian salat witir 1 rakaat.” (HR. Muslim)

Faedah, hadits ini menjadi dalil bolehnya salat iftitah 2 rakaat sebelum salat tarawih.

Salat tarawih sebanyak 13 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

– Melakukan salat 8 rakaat dengan sekali salam setiap 2 rakaat.

– Kemudian melakukan salat witir langsung 5 rakaat sekali salam.

– Hal ini berdasarkan hadis sahih yang diriwayatkan Aisyah, beliau berkata: “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa melakukan tidur malam, maka apabila beliau bangun dari tidur langsung bersiwak kemudian berwudhu. Setelah itu beliau salat delapan rakaat dengan bersalam setiap 2 rakaat kemudian beliau melakukan salat witir lima rakaat yang tidak melakukan salam kecuali pada rakaat yang kelima.”

Salat tarawih sebanyak 11 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

Melakukan salat 10 rakaat dengan sekali salam setiap 2 rakaat.

Kemudian melakukan salat witir 1 rakaat.

Berdasarkan hadis sahih yang diriwayatkan Aisyah, beliau berkata:

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan salat malam atau tarawih setelah salat Isya Manusia menyebutnya salat Atamah hingga fajar sebanyak 11 rakaat. Beliau melakukan salam setiap dua rakaat dan beliau berwitir satu rakaat.” (HR. Muslim)

Salat tarawih sebanyak 11 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

Melakukan salat 8 rakaat dengan sekali salam setiap 4 rakaat.

Kemudian salat witir langsung 3 rakaat dengan sekali salam.

Berdasarkan hadis sahih yang diriwayatkan dari Aisyah, beliau berkata:

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah menambah bilangan pada bulan Ramadan dan tidak pula pada bulan selain Ramadan dari 11 Rakaat. Beliau salat 4 rakaat sekali salam maka jangan ditanya tentang kebagusan dan panjangnya, kemudian salat 4 rakaat lagi sekali salam maka jangan ditanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian salat witir 3 rakaat.” (HR Muslim)

Tambahan: Tidak ada duduk tahiyat awal pada salat tarawih maupun salat witir pada tata cara poin ini, karena tidak ada dalil yang menunjukkan hal tersebut. Bahkan ada larangan menyerupai salat maghrib.

Salat tarawih sebanyak 11 rakaat dengan perincian sebagai berikut:

Melakukan salat langsung sembilan rakaat yaitu salat langsung 8 rakaat, tidak duduk kecuali pada rakaat yang kedelapan tanpa salam kemudian berdiri 1 rakaat lagi kemudian salam.

Kemudian salat 2 rakaat dalam keadaan duduk.

Berdasarkan hadis sahih yang diriwayatkan Aisyah, beliau berkata:

“Kami dahulu biasa menyiapkan siwak dan air wudhu untuk Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, atas kehendak Allah beliau selalu bangun malam hari, lantas tatkala beliau bangun tidur langsung bersiwak kemudian berwudhu. Kemudian beliau melakukan salat malam atau tarawih 9 rakaat yang beliau tidak duduk kecuali pada rakaat yang kedelapan lantas membaca pujian kepada Allah dan selawat dan berdoa dan tidak salam, kemudian bangkit berdiri untuk rakaat yang kesembilan kemudian duduk tahiyat akhir dengan membaca zikir, pujian kepada Allah, selawat dan berdoa terus salam dengan suara yang didengar oleh kami. Kemudian beliau melakukan salat lagi 2 rakaat dalam keadaan duduk.” (HR. Muslim 1233 marfu, mutawatir). [muslimorid]

 

MOZAIK INILAHcom

Ketika Nabi Isa Dialog dengan Mayat Tergeletak

DALAM sebuah perjalanan, Nabi Isa bersama para sahabatnya mendekati suatu desa yang terlihat sepi. Ketika mereka memasuki desa itu, semua penduduknya dalam keadaan tergeletak tak bernyawa, baik yang ada di dalam rumah maupun di luar rumah.

“Mereka tidaklah mati biasa, tapi mati akibat mendapat murka Tuhan. Jika tidak, mereka pasti akan menanam jasad secara bergiliran,” kata Nabi Isa setelah memperhatikan kondisi desa.

“Seandainya kami bisa mengetahui, gerangan apa yang telah menimpa mereka?” tanya sahabat yang berdiri terpaku menyaksikan jasad bergelimpangan.Setelah terdiam sejenak, utusan Allah itu pun berseru, “Wahai penduduk desa!”

Dan para sahabat pun terkejut dengan apa yang dilakukan oleh pembawa ajaran Injil itu. Tidak lama kemudian, salah satu jasad penduduk menjawab seruan putra Maryam. Sahabatnya semakin terkejut.

“Apa yang Anda ingin ketahui wahai Rasulullah?” sahut salah satu jasad.

“Mengapa engkau terbunuh dan bagaimana itu peristiwa ini terjadi?”

“Kami bangun pagi dalam keadaan sehat dan tenang, namun pada malam harinya kami telah dicampakkan ke hawiyah.”

“Apa hawiyah itu?”

“Lautan api dari gunung api yang menggelegak ”

“Lalu mengapa kalian tertimpa petaka semacam itu?”

“Cinta dunia dan ketaatan pada tiran yang membuat kami menerima petaka ini.”

“Sejauh mana kalian cinta pada dunia?” lanjut Isa.

“Seperti cinta bayi pada air susu ibunya. Setiap kali dunia datang pada kami, kami bersenang-senang. Namun ketika dunia menjauh, kami susah hati dan putus asa.”

Ketika para sahabatnya masih diam seribu bahasa menyaksikan dialog agung itu, Isa pun terdiam sejenak. Kemudian Nabiullah itu kembali bertanya, “Sejauh mana ketaatan kalian pada tiran?”

“Apa pun yang mereka katakan, kami menaatinya,” kata jasad itu.

“Mengapa di antara yang mati, hanya engkau yang menjawab?,” tanya Isa kembali.

“Karena mulut mereka telah disumbat oleh api dan malaikat telah ditugaskan untuk mengawasi mereka. Saya adalah penduduk desa ini namun tidak mengikuti perilaku mereka. Meski demikian, ketika azab Tuhan turun, saya pun terkena dampaknya. Kini, saya hanya seperti sebatas rambut yang bergelantung di atas Neraka. Saya sangat takut jatuh ke tengah-tengah api.”

Situasi kembali hening. Lalu manusia mulia yang namanya disebut 25 kali dalam Alquran itu berkata pada para sahabatnya, “Tidur di kandang sampah dan memakan roti kering lebih baik jika hal itu menjadi syarat keselamatan agama seseorang.” []

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2358359/ketika-nabi-isa-dialog-dengan-mayat-tergeletak#sthash.BtITgWQ6.dpuf

Ketika Nabi Isa Berteduh Kehujanan

SUATU hari Nabi Isa as melewati padang pasir seorang diri. Seketika turun hujan yang sangat lebat. Beliau berusaha mencari tempat berteduh. Sejauh beliau memandang, tak ditemukan tempat yang bisa dibuat berteduh.

Setelah sekian lama mencari akhirnya ia menemukan suatu tempat yang cukup teduh. Di sana ia bertemu seseorang yang sedang sibuk beribadah.

Nabi Isa mengucapkan salam dan berkata, “Mari kita sama-sama berdoa agar hujan ini berhenti.”

Orang itu mengatakan, “Wahai tuan! Bagaimana mungkin aku berdoa (agar hujan berhenti) padahal aku telah sibuk beribadah selama 40 tahun di sini agar Allah menerima tobatku. Namun sampai sekarang belum jelas apakah taubatku diterima-Nya. Aku meminta Allah agar Ia memperlihatkan tanda diterimanya taubatku; yaitu dengan mengutus salah seorang rasul-Nya ke tempat ini.”

Mendengarnya Nabi Isa menjawab, “Wahai tuan, aku adalah Isa, seorang rasul. “Dengan ini Allah telah menerima taubatnya.

Lalu Nabi Isa bertanya padanya, “Memangnya apa dosa yang telah kau lakukan? “Dia mengatakan, “Pada suatu hari di musim panas, aku keluar rumah. Saat itu udara sangat panas. Dan saat itu aku mengeluh, “Hari ini panas sekali.” [Islamindonesia]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2381249/ketika-nabi-isa-berteduh-kehujanan#sthash.2TdKc5Li.dpuf

Tips Agar Setan tak Masuk ke Rumah

BANYAK orang yang ingin membentengi rumahnya dari gangguan setan justru terperangkap dalam jebakan setan. Mereka ingin rumahnya tidak dimasuki setan dari golongan jin, tetapi yang dilakukan justru perbuatan-perbuatan yang disukai oleh setan karena mengandung unsur kemusyrikan.

Misalnya membuat jimat-jimat tertentu yang diletakkan di atas pintu. Atau menuliskan rajah di pintu dan jendela. Atau membaca jampi dan mantra di sekeliling rumah. Bahkan ada pula yang memanggil dukun untuk menanam pagar gaib di depan rumahnya.

Padahal jimat dan rajah tidaklah memberi manfaat apapun selain justru membuat pelakunya celaka karena berkeyakinan benda itu dapat melindunginya dari bahaya gaib. Sedangkan yang kuasa untuk melindungi manusia secara gaib hanyalah Allah Azza wa Jalla.

“Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah melihat seorang pria mengenakan gelang di lengannya. Pria itu mengatakan bahwa gelang tersebut terbuat dari kuningan. Lalu beliau berkata, “Untuk apa engkau memakainya?” Pria itu menjawab, “(Ini untuk mencegah) wahinah (penyakit yang ada di lengan atas).” Beliau lantas bersabda, “Gelang tadi malah membuatmu semakin lemah. Buanglah! Seandainya engkau mati dalam keadaan masih mengenakan gelang tersebut, engkau tidak akan beruntung selamanya.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)

Sementara mendatangi dukun dan mempercayai ucapannya, termasuk minta dibuatkan pagar gaib untuk melindungi rumah dari gangguan setan, dapat membuat pelakunya kufur terhadap ajaran Islam.

Sebagaimana sabda beliau:

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia telah kufur pada apa yang telah diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ahmad; hasan)

Lalu bagaimana cara agar setan tidak masuk ke rumah kita? Islam mengajarkan cara yang sangat mudah dan tidak membutuhkan ritual yang menyulitkan. Caranya adalah, baca basmalah saat masuk rumah dan menutup pintu. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam shahihain:

“Dan tutuplah pintu kalian seraya membaca basmalah, karena setan tidak akan mampu membuka pintu yang tertutup (dengan bacaan basmalah) (HR. Bukhari dan Muslim)

Ustadz Hasan Bishri dalam buku Dahsyatnya Kekuatan Basmalah menjelaskan syaratnya. Yakni ketika membaca basmalah, seorang muslim harus yakin dengan kekuasaan Allah Subhanahu wa Taala.

“Yang dibutuhkan hanyalah keyakinan kita yang mantap terhadap keagungan dan kekuasaan Allah yang tulus saat melakukannya. Yaitu dengan membaca Basmalah ketika masuk rumah atau menutup pintu, niscaya setan akan terblokir dan terhalang untuk masuk rumah kita,” terangnya. Wallahu alam bish shawab. [bersamadakwah]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2381239/tips-agar-setan-tak-masuk-ke-rumah#sthash.7aSeGEUr.dpuf

Meraih 15 Hikmah Ketika Sakit

USTAZ Salim A Fillah menulis di twitternya, manakala seorang manusia sakit, seharusnya ia bersyukur. Allah tengah memberinya kesempatan berdekat-dekat, dan setidaknya diberi kesempatan untuk meraih 15 hikmah.

1. Sakit itu zikrullah.
Mereka yang menderitanya akan lebih sering dan syahdu menyebut Asma ALLAH di banding ketika dalam sehatnya.

2. Sakit itu istighfar.
Dosa-dosa akan mudah teringat, jika datang sakit. sehingga lisan terbimbing untuk mohon ampun.

3. Sakit itu tauhid.
Bukankah saat sedang hebat rasa sakit, kalimat thoyyibat yang akan terus digetar?

4. Sakit itu muhasabah.
Dia yang sakit akan punya lebih banyak waktu untuk merenungi diri dalam sepi,menghitung-hitung bekal kembali.

5. Sakit itu jihad.
Dia yang sakit tak boleh menyerah kalah,diwajibkan terus berikhtiar,berjuang demi kesembuhannya.

6. Bahkan sakit itu ilmu.
Bukankah ketika sakit, dia akan memeriksa, berkonsultasi dan pada akhirnya merawat diri untuk berikutnya ada ilmu untuk tidak mudah kena sakit.

7. Sakit itu nasihat.
Yang sakit mengingatkan si sehat untuk jaga diri,yang sehat hibur si sakit agar mau bersabar, Allah cinta dan sayang keduanya.

8. Sakit itu silaturrahim.
Saat jenguk, bukankah keluarga yang jarang datang akhirnya datang membesuk,penuh senyum dan rindu mesra? Karena itu pula sakit adalah perekat ukhuwah.

9. Sakit itu penggugur dosa.
Barang haram tercelup di tubuh dilarutkan di dunia, anggota badan yang sakit dinyerikan dan dicuci-Nya.

10. Sakit itu mustajab doa.
Imam As-Suyuthi keliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh yang sakit.

11. Sakit itu salah satu keadaan yang menyulitkan setan.
Diajak maksiat tak mampu tak mau dosa,lalu malah disesali kemudian diampuni.

12. Sakit itu membuat sedikit tertawa dan banyak menangis,satu sikap keinsyafan yang disukai Nabi dan para makhluk langit.

13. Sakit meningkatkan kualitas ibadah, rukuk-sujud lebih khusyuk, tasbih-istighfar lebih sering, tahiyyat-doa jadi lebih lama.

14. Sakit itu memperbaiki akhlak, kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan santun, lembut dan tawadhu.

15. Dan pada akhirnya sakit membawa kita untuk selalu ingat mati.

 

MOZAIK

Jamaah Haji Dapat 12 Kali Sarapan Selama di Makkah

Ongkos Naik Haji pada musim haji 2017 sedikit lebih mahal dibandingkan musim haji tahu lalu. Namun kata Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin, selisih sebesar Rp 249 ribu bukan kenaikan, karena jamaah haji akan mendapatkan fasilitas yang lebih bagus juga.

“Setidaknya jamaah haji akan dapat sarapan selama 12 hari selama di Makkah, yang tidak ada pada musim haji tahun lalu,” kata Lukman di Denpasar, Sabtu (8/4).

Hal itu dikemukakan Lukman menjawab wartawan seusai meresmikan gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Denpasar Timur. Dalam kunjungannya ke Denpasar, Lukman juga mersmikan Masjid Baiturrahman Kampung Wanasari Denpasar, serta menghadiri pertemuan tokoh lintas agama.

Tekait pelayanan yang diberikan selama pelaksanaan ibadah haji, Lukman mengatakan, pemerintah akan mencarikan tenda dengan mesin pendingin yang lebih baik. Sehingga saat wukuf di Arofah, para jamaah haji tidak merasa kepanasan.

“Tahun lalu, fasilitas ini juga tidak ada di Arofah dan akan kami usahakan. Jadi selisih biaya itu karena kami memberikan fasilitas yang lebih baik,” katanya.

Dikatakan Menag, persiapan pelaksanaan haji tahun ini sudah semakin membaik, dan pada Senin (10/4), jamaah haji yang telah dipanggil, bisal melakukan pelunasan ONH-nya.Dia menyebut, semakin cepat melakukan pelunasan, akan semakin baik, karena pemerintah bisa melakukan persiapan semakin cepat juga.

Menag mengingatkan, agar calon haji menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Antara lain sebaik Menag, dengan menjaga ketahanan tubuh atau stamina, mengingat sebagian besar prosesi perjalanan haji dengan berjalan kaki.

“Karenanya, perlu menjaga kesehatan dengan baik, perlu latihan berjalan-jalan, agar nantinya bisa menyesuaikan diri dalam pelaksanaan haji,” katanya.

Sementara dalam sambutannya, Menag menyebutkan, tujuan orang berhaji adalah menjadi haji yang mabrur. Kemabruran itu sebutnya, tidak hanya diukur dari kesalihan individual semata, melainkan juga dengan kesalihan sosial.

“Haji yang mabrur, selain ibadahnya kepada Allah membaik, tapi hubungan sosial kemasyarakatannya juga semakin bagus,” kata Lukman.

Karena itu Menag berharap, agar pembimbing haji memberikan arahan kepada para calon jamaah haji pada pengertian-pengertian yang luas tentang esensi haji. Tentu saja sambung Lukman, tatacara manasik atau tatacara mengerjakan ibadah haji juga tetap diajarkan, agar para jamaah haji bisa menunaikan hajinya sesuai dengan syariat yang telah ditentukan.

 

IHRAM

Andai Al-Fatih Silau Harta, Konstantinopel Mungkin tak Tertaklukan

Imbalan harta yang ditawarkan Kaisar Byzantium kepada Muhammad Al-Fatih tak membuatnya silau. Andai sultan ketujuh Dinasti Ustmani itu menerima tawaran harta, mungkin Konstantinopel akan lebih lama tertaklukan.

Sebelum Kontantinopel jatuh ke tangan Islam, Kekaisaran Byzantium sempat melakukan negosiasi-negosiasi dengan Sultan Mehmet II, nama lain Al-Fatih. Namun, negosiasi tersebut ditolak Al-Fatih yang memilih tetap mengepung Konstantinopel.

Dikutip dari buku Muhammad Al-Fatih: Penakluk Konstantinopel karya Syaikh Ramzi Al-Munyawi, negosiasi tersebut dilakukan Kaisar Byzantium untuk menarik mundur pasukan Turki Utsmani dengan imbalan harta. Namun, Al-Fatih menolak tawaran tersebut.

Sultan ingin agar Konstantinopel diserahkan saja kepadanya, dan dengan begitu ia berjanji tidak akan mengganggu penduduk dan gereja-gerejanya. Keinginan Sultan itu ditulis dalam bentuk surat-surat. Adapun isi kandungan surat yang dikirimkan Sultan adalah:

“Maka hendaklah kekaisaran Anda menyerahkan kota Konstantinopel kepadaku, dan saya bersumpah pasukan saya tidak akan mengganggu seorang pun (dari penduduk kota), baik jiwa, harta dan kehormatannya. Dan siapa yang mau tetap tinggal dan hidup di kota tersebut, maka ia akan aman dan selamat. Dan siapa yang ingin meninggalkannya ke mana saja ia mau, maka ia juga akan aman dan selamat”.

Keinginan Sultan Mehmet itu pun tidak dipenuhi oleh Kaisar, hingga akhirnya perang terus berkecamuk diantara kedua belah pihak. Selama berhari-hari perang, pasukan Islam yang dipimpin Sultan Mehmet yakin bahwa Konstantinopel tidak lama lagi akan jatuh. Meski demikian, ia tetap berusaha untuk memasuki kota itu dengan cara damai.

Maka ia kembali menulis surat kepada kaisar untuk memintanya menyerahkan kota itu tanpa pertempuran darah lagi. Sultan juga menawarkan jaminan keamanan bagi kaisar dan keluarganya serta para pendukungnya dan semua penduduk yang ingin keluar dari kota itupun akan dijaga dan tidak akan mendapatakan perlakuan buruk sedikitpun.

Ketika surat sampai ke tangan kaisar, ia segera mengumpulkan para penasehatnya untuk merundingkan surat yang diterima dari Sultan. Sebagian dari mereka cenderung menyerah, sementara yang lain bersikeras untuik melanjutkan upaya perlawanan melindungi kota itu hingga mati.

Ternyata kaisar cenderung untuk terus berperang hingga detik terakhir. Kaisar pun membalas surat Sultan dengan menyatakan: Ia bersyukur kepada Tuhan jika Sultan menawarkan perdamaian dan bahwa ia bersedia membayar jizyah (pajak non-Muslim) kepadanya. Namun untuk Konstantinopel, ia telah bersumpah untuk melindunginya hingga napas terakhir dalam hidupnya. Jika tidak berhasil menjaga singgasananya, maka ia akan dikuburkan di bawah pagar-pagar benteng Konstantinopel.

Setelah membaca balasan kaisar, pada Ahad, 18 Jumadil Ula, Sultan Mehmed mengarahkan pasukannya untuk meningkatkan kekhusyu’annya, mensucikan diri dan mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan melakukan shalat, ibadah lain secara umum, merendahkan diri dan berdo’a dihadapan-Nya. Dengan begitu ia berharap, kemenangan besar yang akan diraih akan menambah kemuliaan dan keagungan Islam.

 

REPUBLIKA

Penaklukan Konstantinopel Kembalikan Kewibawaan Umat Islam

Kejatuhan Konstantinopel ke tangan umat Islam menandai terbukanya dunia Timur Tengah menuju dunia modern. Selain itu, penaklukan ibu kota Romawi tersebut membangkitkan kembali semangat kaum muslimin untuk mengembalikan kejayaan dan kewibawaan Islam di mata dunia pascakeruntuhan Bani Abasyiah oleh Tartar Mongol.

Dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari, Ahmad dan Al-Hakim, Rasulullah SAW bersabda, “Konstantinopel akan jatuh di tangan seorang pemimpin yang sebaik-baik pemimpin, tentaranya sebaik-baik tentara, dan rakyat sebaik-baiknya rakyat”.

Dilansir dari buku 1453: Detik-detik Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Muslim karya Roger Crowley, menyebutkan Konstantinopel memang selalu menjadi kota rebutan bangsa-bangsa dunia. Baik dari Eropa, Rusia, Afrika, Persia, Arab-Muslim, bahkan keturunan Turki. Kekhalifahan Islam sendiri, dalam rentang 800 tahun sudah mencoba merebutnya, namun selalu gagal.

Sultan Mehmet II (Mahmud II) adalah putra Sultan Murad II yang berhasil membebaskan Kontantinopel dari tangan kaisar Contantine XI Paleologus. Di awal perjuangan, Sultan berkirim surat dengan penguasa Bizantium yang berisi ajakan untuk masuk Islam atau menyerahkan Konstantinopel secara damai. Namun penguasa Konstantinopel menolak seruan Sultan dan lebih memilih untuk perang.

Sultan menyadari Konstantinopel adalah kota laut dengan pertahanan tembok tebal berlapis dua setinggi 10 meter dan dikelilingi parit sedalam tujuh meter, yang tidak mungkin bisa dikepung kecuali menggunakan armada laut. Karenanya, dia pun membawa 400 unit kapal perang, meriam-meriam penghancur, dan peralatan berat canggih lainnya dengan jumlah pasukan 150 ribu personel.

Tepat pada Jumat 6 April 1453, Sultan Mehmet II bersama gurunya, Syaikh Aaq Syamsudin (nasabnya bersambung hingga Abu Bakar Shiddiq), beserta dua tangan kanannya, Halil Pasha dan Zaghanos Pasha, menyerbu benteng kota Konstantinopel. Diiringi hujan panah, tentara Islam Turki maju dalam tiga lapisan pasukan. “Irregular” lapisan pertama, “Anatolian Army” dilapis kedua, dan terakhir pasukan khusus “Janissari”.

Meski segala kemampuan dengan bantuan teknologi canggih dikerahkan, Konstantinopel sulit ditaklukkan. Banyak tentara Sultan tewas dan hampir saja membuat frustasi. Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam semalam: memindahkan kapal-kapal tempur melalui darat untuk menghindari rantai penghalang. Usaha ini berhasil memasukkan 70 kapal ke wilayah Selat Golden Horn hingga mengejutkan musuh.

Hampir dua bulan pasukan Sultan menggempur pertahanan Konstantinopel. hingga Selasa 20 Jumadil Ula 857 H/ 29 Mei 1453 M, hari kemenangan itu tiba. Melalui pintu Edirne, pasukan Sultan memasuki kota dan mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyah di puncak kejayaa Konstantinopel. Dalam pertempuran hebat itu, Kaisar Constantine XI dikabarkan tewas, walau sampai saat ini jasadnya tidak pernah ditemukan.

 

REPUBLIKA

Jabal Uhud, Bukan Sembarang Gunung di Arab Saudi

Jabal Uhud di Madinah, Arab Saudi sering menjadi destinasi wisata religi jamaah umrah atau haji. Pengunjung bisa mengenang Perang Uhud dan perjuangan Nabi Muhammad SAW di sana.

Jabal Uhud adalah bukit terpanjang di Madinah yang membentang 6 km. Nama Jabal Uhud bisa diartikan sebagai bukit yang menyendiri. Berbeda dengan umumnya bukit dan gunung di Madinah yang saling menyambung, Jabal Uhud tidak bersambungan.

detikTravel berkesempatan berkunjung ke sana beberapa waktu silam. Jamaah umrah kala itu banyak juga yang datang ke Jabal Uhud. Itu memang bukan destinasi biasa.

Jabal Uhud menjadi saksi bisu dari Perang Uhud di tahun 625 silam. Sebanyak 70 orang syuhada gugur dan dimakamkan di sana. Dahulu Nabi Muhammad SAW kerap ziarah ke Jabal Uhud. Sehingga kemudian umat Muslim yang ke Tanah Suci untuk umroh atau haji pun kerap datang ke Jabal Uhud untuk berziarah.

Komplek pemakaman terlihat begitu sederhana. Di sekelilingnya diberi pagar berjeruji yang tingginya sekitar 3 meter.

Di area pemakaman terlihat batu-batu hitam membentuk kotak cukup besar sebagai tanda makam Hamzah bin Abdul Muthalib dan Abdullah bin Jahsyi, yang merupakan sepupu Nabi Muhammad SAW. Sementara itu makam para syuhada lainnya tidak terlihat ada tandanya.

Peziarah bisa leluasa melihat ke area dalam pemakaman. Namun tetap ada aturan berziarah yang harus ditaati. Aturannya ada yang tertulis dalam bahasa Indonesia sehingga mudah dimengerti.

Selama di Jabal Uhud pengunjung dapat mendaki bukit yang tidak terlalu tinggi, namun tidak mudah memang mencapai puncaknya. Tentunya tetap harus selalu berhati-hati ya!

Sebelum pulang dari Jabal Uhud pengunjung bisa mampir dulu ke area yang penuh dengan pedagang suvenir serta makanan khas Arab. Beragam suvenir yang ada antara lain perhiasan, tasbih hingga berbagai macam jenis kurma.

 

DETIK

Masjid Unik di Malaysia, Warnanya Pink!

Malaysia tidak hanya terkenal dengan Menara Petronas, tetapi juga banyak masjid indah untuk kunjungan wisata religi. Salah satunya masjid berwarna pink ini.

Masjid Putra yang terletak di daerah Putrajaya ini memiliki warna dan arsitektur menarik. Masjidnya berwarna pink dengan kubah berkaligrafi yang indah. Warna masjid ini bukan karena efek lampu lho, tetapi memang dari granit berwarna pink.

Masjid yang terletak di kawasan pemerintahan Malaysia ini dibangun pada tahun 1997 dengan luas 1,37 hektar. Nama masjid diambil dari nama anak Perdana Menteri Malaysia, Tunku Abdul Rahman Putra Al Haj.

Beberapa waktu lalu detikTravel berkesempatan berkunjung ke Masjid Putra. Di Masjid ini kita akan melihat gaya arsitektur Turki dan Timur Tengah yang dipadu dengan arsitektur Melayu. Cantik!

Di gerbang masjid, traveler akan disambut oleh gerbang masjid yang tinggi dan megah. Bangunan masjid terdiri dari 4 lantai dan memiliki lift, sehingga mempermudah wisatawan untuk menyaksikan keindahan tiap lantainya.

Masjid memiliki 3 area utama, yaitu ruang salat, sahn atau lapangan dan berbagai ruang kegiatan, serta fasilitas belajar. Ruang salat yang sangat luas dan indah disangga oleh 12 pilar yang kokoh. Sedangkan lapangan dihias dengan berbagai dekorasi air dipagari dan di kelilingi jajaran pilar.

Menara Masjid Putra merupakan salah satu menara mesjid tertinggi di kawasan ini, yaitu 116 m. Menara ini memiliki 5 tingkatan yang mencerminkan lima pilar agama Islam dan kewajiban shalat lima waktu.

Berhubung masjid merupakan tempat ibadah, tentu traveler harus berpakaian sopan alias tertutup untuk memasuki kawasan wisata ini. Siapapun boleh masuk ke kawasan ini. Bagi traveler yang tidak menggunakan jilbab, atau bagi laki-laki yang bercelana pendek jangan khawatir. Petugas akan mengarahkan traveler ke booth peminjaman jubah nantinya.

Sesampainya di pintu masjid, ada booth informasi. Jika traveler ingin mengetahui informasi mendalam tentang masjid tanyakan saja di booth ini. Dan traveler juga bisa mengambil selebaran mengenai masjid, agama Islam, dan tata cara salat di dekat booth.

Selain menikmati keindahan masjid berwarna pink ini, traveler juga bisa melihat danau dan gedung pemerintahan Malaysia yang terletak tidak jauh dari kawasan masjid. Jika diperhatikan dari danau, masjid akan terlihat seperti mengapung di atas air. Sangat indah!

Nah, Masjid Putra bisa menjadi destinasi ngabuburit traveler di bulan Ramadan. Menikmati keindahan masjid dan danau sambil menunggu waktu berbuka, habis itu lanjut tarawih di masjid indah ini. (krn/krn)

 

DETIKcom