Malam Disebut Dulu dari Siang dalam Quran, Kenapa?

HAL ini dikarenakan sebelum penciptaan makhluk yang menjadi sumber cahaya, terang itu belum ada.

Dapat dikatakan bahwa gelap atau malam lebih dulu ada dari pada terang atau siang. Tetapi ada rangkaian ayat yang mendahulukan siang dari pada malam seperti awal mula surat Asy-Syams:

“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari. Dan bulan apabila mengiringinya. Dan siang apabila menampakkannya. Dan malam apabila menutupinya.”

Dalam surat ini siang didahulukan dari malam, karena matahari disebutkan lebih dulu dari bulan. Juga karena surat ini berbicara tentang tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) dimana Allah menghendaki jiwa kita terang, dan tidak menghendaki pengotoran jiwa (tazkiyatun nafs) yang menyebabkan gelapnya jiwa. Wallahu alam. [Ahmad Sahal, Lc]

 

INILAH MOZAIK

Kemuliaan Agung bagi yang Diberi “Al-Hikmah”

PELAJARAN berharga dari ayat, “Allah menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang alquran dan as-Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi al-Hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS Al-Baqarah: 269).

1. Penetapan perbuatan bagi Allah yang bergantung pada kehendak-Nya, ini berdasarkan firman Allah: “Allah menganugerahkan al-Hikmah”, ini adalah bagian dari sifat dalam bentuk perbuatan.

2. Sesungguhnya apa yang ada pada manusia berupa ilmu, petunjuk maka itu semua adalah keutamaan dari Allah Taala, ini berdasarkan firmanNya: (“Allah menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang alquran dan as-Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki”, maka jika Allah Taala memberikan nikmat kepada seorang hamba berupa ilmu, petunjuk, kekuatan, kemampuan, pendengaran, penglihatan maka janganlah ia sombong, karena itu semua dari Allah Taala, jika Allah berkehendak maka bisa mencegahnya, atau ia bisa jadi ia mencabut nikmat itu setelah ia menganugrahkannya kepada seseorang. Bisa jadi Allah mencabut Al-Hikmah dari seseorang, maka jadilah setiap tingkah lakunya gegabah, keliru dan sia-sia.

3. Penetapan kehendak bagi Allah Taala, ini sesuai dengan firmannya: “Yang ia kehendaki”

4. Penetapan Al-Hikmah bagi Allah Taala, karena Al-Hikmah merupakan sifat kesempurnaan, maka Dzat yang memberikan kesempurnaan tentunya ia adalah lebih pantas untuk hal tersebut.

5. Kemuliaan yang agung bagi orang yang diberikan kepadanya Al-Hikmah, ini berdasarkan firman Allah taala: “Dan barangsiapa yang dianugerahi al-Hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak”.

6. Wajibnya bersyukur bagi orang yang Allah Taala berikan kepadanya Al-Hikmah, karena kebaikan yang sangat banyak ini mewajibkan mensyukurinya.

7. Anugrah Al-Hikmah diberikan Allah kepada seseorang melalui banyak cara, (di antaranya) Allah Taala fitrahkan ia dengan hal tersebut, atau dapat diraih dengan latihan dan berteman dengan orang-orang yang arif.

8. Keutamaan akal, ini berdasarkan firmanNya: “Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).”

9. Bahwa orang yang tidak dapat mengambil pelajaran, menunjukkan akan adanya kekurangan pada akalnya, yaitu akal sehat, akal yang memberikan petunjuk pada dirinya.

10. Tidaklah yang dapat mengambil pelajaran dari pelajaran yang terdapat di alam dan pada syariat ini kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat, yang mana mereka menghayati dan mempelajari apa yang terjadi dari tanda-tanda yang telah lalu dan yang akan datang, sehingga mereka dapat, mengambil pelajaran darinya. Adapun seorang yang lalai, maka hal tersebut tidak memberikannya manfaat dan pelajaran (sedikitpun). [mediamuslimcerdas/mustanir]

 

INILAH MOZAIK

Masuki Musim Hujan, Jangan Lakukan Kebiasaan ini!

AKHIR-AKHIR ini hujan mulai turun tiada henti. Entah itu siang ataupun malam. Tapi sayangnya, banyak dari kita yang mencela datangnya hujan. Mereka beranggapan, hujan hanya akan memperburuk hari-harinya saja. Akhirnya mereka mengeluh dan mencela kedatangan hujan.

Padahal, perlu diketahui bahwa setiap yang seseorang ucapkan, baik yang bernilai dosa atau tidak bernilai dosa dan pahala, semua akan masuk dalam catatan malaikat. Sebagaimana dikutip dari rumaysho, Allah Taala berfirman,

“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir,” (QS. Qaaf: 18).

Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda, “Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam,” (HR. Bukhari no. 6478, dari Abu Hurairah).

Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah menasihatkan kita agar jangan selalu menjadikan makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa sebagai kambing hitam jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak kita sukai. Seperti beliau melarang kita mencela waktu dan angin karena kedua makhluk tersebut tidak dapat berbuat apa-apa.

Dalam sebuah hadis qudsi, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Allah Taala berfirman, “Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti,” (HR. Bukhari no. 4826 dan Muslim no. 2246, dari Abu Hurairah).

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda, “Janganlah kamu mencaci maki angin,” (HR. Tirmidzi no. 2252, dari Abu Kaab. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih).

Dari dalil di atas terlihat bahwa mencaci maki masa (waktu) dan angin adalah sesuatu yang terlarang. Begitu pula halnya dengan mencaci maki makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa, seperti mencaci maki angin dan hujan adalah terlarang.

 

INILAH MOZAIK

 

 

—————————————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

 

7 Peristiwa Besar Umat Islam yang Terjadi Pada 10 Muharram

Bulan Muharram atau dalam istilah penanggalan jawa disebut bulan suro merupakan bulan yang sering dilekatkan dengan cerita mistis.

Bahkan, sampai saat ini ada beberapa pihak yang tidak berani menyelenggarakan acara atau hajatan di bulan muharram atau suro karena kemistisan di bulan pertama tahun hijriyah ini.

Namun, tentunya tidak semua orang percaya dengan hal tersebut. Apalagi, zaman semakin berkembang, dan cerita-cerita mitos semakin ditinggalkan oleh beberapa orang.

Dibalik semua itu, bulan Muharram atau bulan suro sebenarnya memiliki sejarah yang besar bagi perjalanan Islam di dunia, tepatnya pada 10 muharram, yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 29 September 2017.

Pada tanggal 10 muharram tersebut, ada tujuh peristiwa besar yang harus diketahui oleh umat muslim di seluruh dunia.

Dikutip dari laman ‘nu online’, berikut ini 7 peritiwa besar umat Islam yang terjadi pada tanggal 10 muharram.

 

1. Nabi Adam bertobat kepada Allah

Nabi Adam, disebutkan bertobat dan meminta ampunan Tuhan pasca dikeluarkan dari surga. Pada tanggal 10 muharram inilah, tobat Nabi Adam diterima Allah dan diampuni segala dosanya. Saat itu, dikisahkan nabi Adam menangis tanpa henti karena menyesal perbuatannya memakan buah quldi.

 

2. Berlabuhnya kapal Nabi Nuh di bukit Zuhdi

Tanggal 10 muharram juga merupakan tanggal di mana kapal Nabi Nuh berlabuh. Setelah berlayar lama dari banjir air bah yang diturunkan Tuhan, akhirnya kapal Nabi Nuh berlabuh di bukit Zuhdi. Banjir tersebut diturunkan Tuhan untuk memusnahkan kaum Nabi Nuh yang durhaka.

3. Selamatnya Nabi Ibrahim dari siksa api Namrud

Tanggal 10 muharram juga merupakan hari dimana Nabi Ibrahim selamat dari siksa api raja Namrud. Nabi Ibrahim dihukum oleh Namrud karena merusak berhala yang disembah oleh Namrud dan rakyatnya. Kala itu, Nabi Ibrahim memenggal tiap kepala berhala yang ada di kuil dengan kapak dan kemudian menggantungkan kapak tersebut di leher berhala yang terbesar di kuil.

Kejadian ini diketahui Namrud, yang kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menangkap dan menghukum Nabi Ibrahim dengan cara dibakar api. Namun saat itu Tuhan menyelamatkan Nabi Ibrahim dan memberikan mukjizat tidak bisa dibakar oleh api.

 

4. Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara Mesir

Pada tanggal 10 muharram ini pula kisah Nabi Yusuf yang terkenal dengan ketampanannya dimulai. Dikisahkan, Nabi Yusuf pernah dipenjara karena difitnah ingin melakukan tindakan tercela pada Zulaikha. Padahal kejadian yang sebenarnya adalah Zulaikha yang menggoda nabi Yusuf. Namun, setelah melalui pembuktian yang panjang, akhirnya nabi Yusuf dibebaskan dan terbukti tidak bersalah.

5. Nabi Yunus keluar dari perut ikan hiu

Dikisahkan, pada suatu masa, Nabi Yunus pernah menyerah untuk menasihati kaumnya yang ingkar. Nabi Yunus kemudian berkelana dan meninggalkan kaumnya. Suatu ketika saat Nabi Yunus naik sebuah kapal, terjadilah sebuah badai yang besar.

Para awak kapal kemudian memutuskan untuk mengurangi beban berat agar kapal tidak tenggelam. Mereka lalu melakukan undian untuk memutuskan siapa penumpang kapal yang akan dibuang di tengah lautan.

Dari tiga kali undian dilakukan, nama Nabi Yunus lah yang selalu keluar. Awak kapal sebetulnya keberatan dengan hasil undian tersebut. Namun, Nabi Yunus yang tahu bahwa ini adalah kehendah Tuhan rela menerjunkan diri ke lautan yang ganas.

Tuhan yang mendengar doa nabi Yunus kemudian mendatangkan ikan paus untuk menelan sang nabi. Setelah berada selama 40 hari di perut ikan paus, nabi Yunus akhirnya keluar dengan selamat. Nabi Yunus keluar dari perut ikan paus bertepatan dengan tanggal 10 muharram.

 

6. Nabi Ayyub disembuhkan Allah dari penyakitnya

Pada suatu ketika nabi Ayyub diberi cobaan Tuhan dengan penyakit kulit yang menjijikkan. Karena penyakit tersebut, semua yang dimiliki nabi Ayyub pergi meninggalkan beliau. Termasuk kaumnya yang sebelumnya selalu dibantu oleh kedermawanan Nabi Ayyub. Namun karena keihklasannya, pada tanggal 10 muharram, Tuhan mengangkat dan menyembuhkan penyakit Nabi Ayyub.

7. Nabi Musa dan umatnya selamat dari pengejaran Fir’aun di Laut Merah

Nabi Musa adalah pemimpin revolusioner bani Israil yang diperbudak oleh Firaun. Nabi Musa berhasil mengajak kaumnya untuk pergi meninggalkan Mesir dan mencari tanah yang dijanjikan Tuhan.

Namun celakanya, Firaun dan prajuritnya melakukan pengejaran terhadap Nabi Musa dan kaumnya. Hingga suatu ketika mereka terjebak di laut merah.

Atas kuasa Tuhan, laut merah tersebut terbelah sehingga Nabi Musa dan kaumnya dapat melintas. Setelah Nabi Musa dan kaumnya melintas, laut itu kemudian kembali seperti semula dan menenggelamnkan Firaun (TribunWow.com/Fachri Sakti Nugroho)

 

TRIBUN NEWS

 

—————————————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Antara Zikir dan Jihad

Pertama, bersyukur kepada Allah SWT, aksi damai yang diimami para ulama dan habaib berjalan dengan damai dan tertib, meski selepas isya terjadi hal yang tidak diinginkan. Insya Allah perjuangan ini tidak sia-sia. Bahkan sangat bernilai di hadapan Allah SWT.

Di ujung cerita semoga kita akan menemukan bahwa keadilan di negeri ini akan benar-benar berpihak pada seharusnya. Seperti ke bawah sangat tajam, maka semoga ke atas jauh lebih tajam. Berikutnya, untuk saling mengingatkan, tulisan ini semoga dibaca dalam konteks menyeluruh bahwa tidaklah bijak kembali mempertentangkan antara zikir dan jihad.

Setelah beberapa kali, penulis turut serta menyuarakan syiar dakwah dengan turun ke jalan, maka tidak sedikit menyayangkan. Baiknya, penikmat zikir cukup melesatkan lirih zikirnya ke Langit. Bagian jihad adalah yang lain. Sehingga, tidak harus ikut turun.

Ikhwah, insya Allah tidak perlu mempertentangkan antara zikir dan jihad. Keduanya sangat erat berkaitan. Ada ulama yang berkata, “Sebaik-baik orang yang berzikir, adalah yang berjihad. Sebaik-baik orang yang berjihad adalah yang suka berzikir.”

Zikir sering dipersepsikan sebagai tindakan membersihkan hati dan jiwa dari berbagai karat dosa dan kehidupan dunia dengan khusyuk bermunajat. Sungguh benar hal ini, namun tidak utuh. Apalagi jika implikasinya menarik diri dari berbagai persoalan keumatan yang dihadapi.

Menikmati zikir namun dengan menarik diri dari problematika keumatan yang akut, bukanlah maksud dan tujuan dari syariat berzikir. Justru dengan zikirlah kita mendapatkan energi dan kekuatan ruhiyah dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk harakah jihad konstitusional yang lalu.

Pihak-pihak tertentu ingin membelokkan makna zikir sebagai sikap tak peduli dengan aturan syariat dan apatis terhadap masalah keumatan. Maka jangan heran, ketika dulu penulis sebutkan kata jihad untuk menghadapi gerombolan yang memasuki komplek pemukiman Az-Zikra dengan nista, mereka banyak yang marah.

Lalu menuduh agenda zikir kami sebagai kedok. Karena yang mereka mau, kalau orang yang suka berzikir itu, tidak usah bersikap tegas, hatinya bersih karena tidak punya musuh. Pun dengan kejadian belum lama di mana penulis ikut lagi turun, suara nyaring agar kembali ke majelis dipropagandakan juga.

Maka penting bagi kita menyegarkan kembali makna dari syariat zikir yang sesungguhnya, agar tak mudah dibelokkan. Zikir memang ibadah yang sangat dianjurkan dalam syariat. Ibadah yang sangat mudah, tapi besar kedudukan dan dampaknya. Dia adalah ibadah yang dapat dilakukan kapan saja, di mana saja (kecuali di tempat yang kotor), bahkan saat junub pun dibolehkan berzikir.

Rugilah orang yang tidak suka berzikir. Bukan hanya karena kesempatan pahala yang hilang, tapi juga asupan jiwa yang sangat dibutuhkan pun berkurang. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menghabiskan waktunya yang lama setiap harinya sehabis shalat Fajar (Shubuh) untuk berzikir.

Syekh Fudhail bin Iyadh pernah disurati dan dinasihati oleh Abdullah bin Mubarak. Di saat kaum muslimin sibuk berjihad menghadapi pasukan Tartar, Fudhail bin Iyadh asyik dengan kekhusyukan ibadahnya di Masjidil Haram. Abdullah bin Mubarak menasehati: “Wahai ahli ibadah di Tanah haram, jika kau perhatikan perjuangan kami, kan kau dapati bahwa ibadahmu adalah main-main”.

Hubungan zikir dan jihad memang erat. Dalam surat Al-Anfal: 45, Allah SWT memerintahkan para mujahid untuk teguh berjuang seraya terus berzikir. Justru, jihad adalah bagian dari zikir itu sendiri dan zikir adalah salah satu unsur dasar dalam berjihad.

Jangan ada dikotomi antara zikir dan jihad atau membanding-bandingkan mana yang paling baik, berzikir ataukah berjihad. Adakah medan jihad di Negara kita. Amat banyak. Jihad intinya adalah mengerahkan segenap tenaga dan potensi membela agama Allah. Dan kemarin itulah salah satunya. Wallahu a’lam.

 

Oleh: Ustaz Muhammad Arifin Ilham

REPUBLIKA

Indahnya Zikrullah

Pernahkah terbayang, kehidupan rumah tangga yang semuanya gemar berzikir kepada-Nya? Mulai dari ayah, ibu, hingga anakanaknya. Bagaimana penilaian kita terhadap rumah tangga itu?

Rumah tangga yang demikian tentu akan hidup dalam ketenangan dan ketenteraman hati karena senantiasa zikrullah (mengingat Allah). Bahkan, sekiranya rumah tangga itu belum sempurna menjalankan rukun Islam, maka zikrullah adalah sarana terbaik untuk mendapatkan ridha-Nya. Dari Abdullâh bin Busr RA, “Seorang badui datang kepada Nabi SAW kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariatsyariat Islam sudah banyak pada kami.

Beritahukanlah kepada kami sesuatu yang kami bisa berpegang teguh ke pa danya.’ Nabi SAW bersabda, ‘Hen dak lah lidahmu senantiasa berzikir kepada Allah Azza wa Jalla.” (HR Ahmad). Amru Khalid menerangkan bahwa dengan zikrullah perilaku dan akhlak kita akan teratur. Zikrullah akan menjadikan ibadah-ibadah kita yang lainnya menjadi teratur pula.

Menariknya, zikrullah ini bisa kita lakukan kapan dan di mana pun dalam setiap aktivitas. Dalam kondisi seperti itu, membaca istighfar, tasbih, dan tahmid mampu dilakukan setiap Muslimin. Bahkan, zikrullah bisa dilakukan wanita yang haid sekalipun. Jadi, zikrullah adalah ibadah yang mudah diamalkan. Hanya tinggal niat, tekad, dan kesungguhan yang luar biasa yang harus dihadirkan di dalam jiwa. Sebab, zikrullah utama di sisi Allah Taala.

Imam Ghazali dalam kitab Dzikrullah menulis, “Jika Anda bertanya, mengapa zikir kepada Allah yang dikerjakan secara samar oleh lisan dan tanpa memerlukan tenaga yang besar menjadi lebih utama dan lebih ber man faat dibandingkan dengan sejumlah ibadah yang dalam pelaksanaannya banyak mengandung kesulitan?”

Al-Ghazali menjelaskan, zikrullah mengharuskan adanya rasa suka dan cinta kepada Allah Taala. Maka, tidak akan ada yang mengamalkannya ke cuali jiwa yang dipenuhi rasa suka dan cinta untuk selalu mengingat dan kembali kepada-Nya.

Orang yang mencintai sesuatu akan banyak mengingatnya, dan orang yang banyak mengingat sesuatu (meskipun pada mulanya ini adalah bentuk pembebanan) pasti akan mencintainya. Begitu halnya dengan orang yang berzikir kepada Allah Taala.

Pantas jika kemudian Allah Taala me negaskan, “Karena itu, ingatlah ka mu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu.” (QS al-Baqarah [2]: 152). Dalam hadis qudsi, “Allah Taala berfirman, ‘Aku akan bersama hamba- Ku selama ia mengingat-Ku dan kedua bibirnya bergerak karena Aku.'” (HR Baihaqi & Hakim).

Jadi, betapa meruginya rumah tangga yang meninggalkan zikir. Ibn Taymiyah berkata, “Zikir diibaratkan air yang di dalamnya hidup banyak ikan. Bagaimana nasib ikan-ikan itu jika terpisah dari airnya?” Wallahu a’lam.

 

Oleh: Imam Nawawi

REPUBLIKA

3 Hikmah Berwudu Sebelum Tidur

SEBELUM tidur kita disunnahkan berwudhu dengan wudhu yang digunakan untuk shalat.

Apa manfaat berwudhu sebelum tidur? Dijelaskan oleh Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali bahwa dianjurkan berwudhu sebelum tidur dengan beberapa hikmah:

  1. Dikhawatirkan nantinya seseorang yang akan tidur mati tiba-tiba. Mudah-mudahan jadi akhir hidup yang baik.
  2. Berwudhu tadi sebagai persiapan menyucikan hati karena itu lebih utama dari menyucikan badan.
  3. Supaya kalau bermimpi dapat dikatakan sebagai mimpi yang benar dan terhindar dari dipermainkan setan dalam tidur.

Selain wudhu, shalat malam yang dilakukan Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah 11 rakaat. Shalat sunnah fajar adalah dua rakaat, dengan rakaat yang ringan. Jika luput dari shalat ini bisa dilakukan setelah shalat Shubuh langsung. Dianjurkan tidur sebelum Shalat Fardhu Shubuh, setelah melakukan shalat sunnah Fajar. Kata Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimian bahwa perintah tersebut ditujukan bagi imam karena imam diperintahkan untuk melakukan shalat sunnah di rumah. Imam pun ditunggu, berbeda dengan makmum. Kalau makmum melakukan seperti itu saat melaksanakannya di rumah lantas ia tertidur, maka bisa jadi ia akan tertinggal dari shalat Shubuh itu sendiri.

Apakah berlaku bagi setiap yang melaksanakan qabliyyah Shubuh? Kata Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin bahwa perintah ini lebih tepat ditujukan pada orang yang melakukan shalat tahajjud (shalat malam) dan mereka menuai lelah atau capek sehingga butuh akan istirahat sejenak seperti itu. Imam itu keluar untuk shalat ketika jamaah sudah pada berkumpul. Imam dianjurkan melakukan shalat sunnah rawatib di rumah dan imam hadir ketika akan iqamah. [Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

 

—————————————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Yahudi Ini Penyebar Fitnah di Masa Utsman

Pada masa kekhalifahan Utsman banyak sekali fitnah. Salah satu tokoh penyebar fitnah saat itu adalah Abdullah ibn Saba adalah seorang Yahudi yang berasal dari Sana’a sebuah kota di Yaman. Dia memeluk Islam pada zaman kekhalifahan Utsman dan berpindah dari satu kota ke kota lainnya dengan niat menyesatkan kaum Muslim.

Dikutip dari buku ‘Para Penggenggam Surga’ karya Syaikh Muhammad Ahmad ‘Isa, Dia memulai perjalanannya ke Hijaz, Bashrah, Kufah, dan Suriah. Namun, dia tidak dapat mempengaruhi seorang pun di Syam. Mereka malah mengusirnya dan membuatnya menetap di Mesir selama beberapa waktu.

Dia mulai menyemburkan racunnya dengan berkata, “Setiap nabi memiliki pewaris dan Ali r.a. adalah pewaris Rasulullah SAW. Dengan demikian Utsman menyerobot urusan umat ini. Dia juga hanya mengambil informasi dari para sahabatnya.”

Pada perjalanannya di Mesir, Ibnu Saba memilih beberapa orang pembantu guna menyebarkan fitnah di berbagai penjuru negeri itu. Dia mengatakan, kepada mereka metode yang digunakannya. “Kalian menyeru pada kebenaran dan menentang kemungkaran, maka orang-orang akan cenderung kepada kalian,” katanya.

Kemudian mereka mulai mencerca para pembesar dan mengatakan kepada rakyat bahwa Utsman menjabat kekhalifahan dengan cara yang tidak dibenarkan. Adapun Ali adalah pewaris Rasulullah SAW oleh karena itu, bangkitlah dan kembalikan hak kekhalifahan tersebut kepada yang berhak. Seruannya itupun menyebar. Dia bersekongkol dengan para pemberontak dan mengajak mereka secara diam-diam.

Pada dasarnya, mereka menolak kemungkaran dan menyeru pada kebaikan. Mereka mengabarkan kelemahan para pembesar ke seluruh penjuru negeri, lalu memberitahukan hal tersebut kepada saudara mereka. Kemudian tiap pemduduk menggambarkan kepada penduduk kota lain. Hingga akhirnya berita itu sampai ke Madinah dan menyebar luas.

Padahal, yang mereka inginkan bukan sebagaimana yang mereka tampakkan. Sebenarnya mereka menginginkan setiap penduduk berkata, “Kami selamat dari apa yang menimpa mereka.”

Akan tetapi karena berita yang datang berasal dari berbagai penjuru negeri, penduduk Madinah berkata, “ Kami selamat dari apa yang menimpa orang-orang tersebut.”

Penduduk Madinah segera menemui Utsman dan bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, apakah sampai kepadamu berita yang sampai kepada kami?”

“Tidak, yang sampai kepadaku hanya berita baik” jawab Utsman.

Mereka lantas menceritakan berita yang sampai kepada mereka. Mendengar hal tersebut, Utsman berkata, “Kalian semua adalah para teman dan teladan orang mukmin. Berikanlah pendapat kalian kepadaku.” Mereka menjawab, “ Kami menyarankan agar engaku mengirimkan orang terpercaya ke berbagai penjuru untuk mendengarkan informasi yang sebenarnya.“ Utsman melaksanakan tersebut.

 

REPUBLIKA

Dua Penasihat Kematian dari Rasulullah

ADAKALANYA manusia membutuhkan nasihat dalam kehidupannya, agar hatinya tidak keras membatu, pikirannya tidak lalai, dan tidak tertipu kenikmatan dunia apalagi tergoda rayuan setan untuk berbuat keburukan.

Dalam hal ini Rasulullah meninggalkan dua jenis penasihat kematian, ialah yang bersuara dan tidak bersuara. Kedua penasihat ini tidak hentinya memberikan nasihat.

Penasihat kematian yang pertama adalah Alquran. Ia selalu menasihati kita dengan memperdengarkan ayat-ayat Allah. Alquran mengingatkan manusia dan menyadarkan orang-orang yang lalai, juga untuk menambah keimanan orang-orang mukmin.

“Maka berilah peringatan dengan Alquran orang yang takut dengan ancaman-Ku.” (QS Qaf [50]: 45)

Penasihat yang tidak bersuara adalah kematian. Dan kematian merupakan penasihat paling berharga. Selalu mengintai setiap saat tanpa mengenal waktu. Namun kita manusia terlalu sering menutup telinga tidak mendengarnya. Kita disibukkan dengan urusan dunia. Menjadikan kita lupa bahwa kematian mengancam jiwa setiap hari, setiap jam, menit, dan detik kehidupan.

Adakah kita rasa penasihat yang lebih berharga dari ini:

“Jika suatu waktu kita dihadapkan dengan seseorang yang hidup, dengan wajah yang berseri-seri, lisannya berbicara, dan memiliki keinginan terhadap dunia, tetapi dengan seketika orang tersebut kaku tak bergerak, wajah yang berseri-seri berubah menjadi pucat, lisan yang fasih berbicara berubah bungkam seribu bahasa. Dan seseorang yang tadinya sangat nyaman untuk kita pandang, ternyata telah terkubur dalam liang lahat. Kalau sudah begitu, adakah penasihat yang lebih berharga dari kematian?”

Penasihat yang tidak bersuara itu lebih dekat daripada kedipan mata kita. Jangan pernah mengira bahwa ia begitu jauh. Saat kematian datang, kita berandai-andai supaya Allah menundanya. Sungguh disayangkan, kita tidak akan menemukan kesempatan itu lagi. Harapan itu percuma.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS, Al-Munafiqun [63]:9)

Dan belanjakanlah (infaqkanlah) sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS, Al-Munafiqun [63]:10)

Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun [63]:11)

 

INILAH MOZAIK

 

 

 

—————————————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Mengapa Harus Pamer Jumlah Istri?

Belakangan publik dihebohkan dengan seorang ustadz masyhur yang menunjukkan rekaman video bersama tiga orang istrinya. Ketiganya tampak berbinar.

Lewat sebuah unggahan video di akun media sosial, sang Ustadz menunjukkan dia tengah menceramahi tiga istrinya tentang pilar rumah tangga sakinah.

Video tersebut menjadi ramai dan ditonton sampai 169.000 kali, mendapat 900 lebih komentar, dan mendapat 7.900 reaksi beragam.

Salah satu komentar dari warganet tentang foto itu, “Pamer!”

Benarkah yang dilakukan oleh Ustadz tersebut adalah sebuah praktik pamer? Mengapa harus pamer jumlah istri?

Poligami adalah isu yang sangat sensitif di Indonesia. Tak sedikit yang menilai bahwa memiliki istri lebih dari satu adalah praktik besar mencederai dan mengkhianati ikatan suci bernama pernikahan. Ada pula adagium “lebih baik selingkuh daripada harus poligami”. Selingkuh dianggap ‘jalan keluar’ terbaik daripada harus mengkhianati pernikahan. Hai, bukankah selingkuh juga pengkhianatan? Tidak dianjurkan agama pula. Sementara pihak lain membolehkan, “Asal jangan suami saya!”

Kita masih ingat terang benderang ketika ada dai kondang yang sedang lagi hits-hitsnya ketika itu, melakukan praktik poligami. Kabar itu pun disorot sejumlah media dan dikabarkan tidak hanya sehari dua hari namun berminggu-minggu nongkrong di berita ghibah. Sang Ustadz seolah melakukan dosa besar dan layak untuk dihujat sepanjang masa. Di saat bersamaan, ada kasus heboh seorang vokalis band ngetop melakukan praktik mesum dengan dua orang artis cantik. Videonya tersebar kemana-mana. Ada yang menghujat, namun tak sedikit malah tak henti memberikan empati serta tetap menggilai. Dua kasus tersebut seolah “pembanding” yang diperlihatkan oleh Allah: kamu berpihak ke pelaku poligami atau vokalis pezina?

Poligami statusnya sudah jelas. Diperbolehkan dengan tanda asterix di atasnya: syarat dan ketentuan berlaku. Dari Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka (Dari buku Prof. Yunahar Ilyas “Kesetaraan Gender dalam Al Qur’an”), Buya tidak melarang poligami. Buya Hamka hanya menganjurkan lebih baik beristri satu. Beliau tidak sampai mengharamkannya. Keadilan yang dituntut pada An Nisaa’ ayat 129, menurut beliau tidak berlaku untuk semua hal, ada perkecualian pada masalah hati. Karena memang tak ada yang bisa memaksa hati manusia. Beda dengan keadilan dalam nafkah rumah tangga dan pergiliran di malam hari misalnya.

Lalu, kembali ke pertanyaan mengapa harus pamer jumlah istri?

Kita tentu tidak perlu genit dan menuntut pertanyaan ini kepada sang ustadz. Barangkali suatu waktu beliau akan menjelaskan perihal itu. Namun jawaban seorang teman, seorang ibu rumah tangga ini patut untuk disimak.

“Mungkin mau pengumuman, biar gak jadi fitnah pas dia jalan sama istri barunya.
Mungkin mau syiar, bahwasanya dengan dia poligami, istrinya bahagia. Ah yang baik-baik sajalah dugaannya. Daripada puyeng.”

Wallahu a’lam. [@paramuda /BersamaDakwah]

BERSAMA DAKWAH