Berbagai Macam Kiat Agar Tak Malas Salat

ADA banyak cara agar tidak malas melaksanakan salat, beberapa di antaranya:

1. Jadikan salat sebagai kebutuhan bukan sekadar kewajiban

Salat bukan hanya dijadikan sebagai kewajiban saja, tetapi hendaknya juga dijadikan sebagai kebutuhan. Karena jika salat hanya dijadikan sebagai kewajiban, hal inilah yang bisa menjadi beban. Dan apabila kita bisa menjadikanya sebagai kebutuhan maka akan terasa ringan.

2. Jangan menunda salat

Selain pahala salat yang berkurang. Menunda salat juga dapat menambah rasa malas. Hal inilah yang biasa dilakukan setan untuk membujuk dan menggoda manusia. Awalnya setan hanya membujuk untuk menunda, lalu setan akan mengalihkan pikiran manusia agar lupa terhadap salatnya misalnya tidur.

3. Perbanyak mengingat Allah/zikir

Zikir/mengingat Allah akan menghidupkan hati sedangkan hati yang hidup akan selalu dekat dengan Tuhannya. Tidak berzikir atau tidak mengingat Allah maka akan menyebabkan hati menjadi mati, jika hati kita mati maka setan akan selalu mengendalikan hidup kita.

4. Mengingat Kematian

Setiap yang bernyawa pasti mati. Dengan mengingat kematian akan menimbulkan rasa takut kepada Allah.

5. Perbanyak mencari ilmu tentang keutamaan salat

Setiap kita harus mengetahui makna dan hakikat salat, urgensi dari salat yang dilakukan, dan konsekuensi dari meninggalkan salat. Dengan cara menuntut ilmu kita akan mengetahuinya. Ilmu bisa diperoleh dari membaca buku dan menghadiri majelis ilmu.

6. Bergaul dengan orang yang saleh

Bergaul dengan orang saleh akan memotivasi kita untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang diperintakan Allah kepada kita. Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian berkumpul, kecuali dengan orang yang beriman. Jangan sampai ada yang menyantap makananmu, kecuali orang yang bertakwa.” (HR Tirmidzi)

7. Menjauhkan diri dari orang-orang yang suka berbuat kerusakan/orang yang lalai

Janganlah berteman dengan orang-orang yang suka berbuat kerusakan atau orang-orang yang lalai dari mengingat Allah.

 

Ustadzah Novria

INILAH MOZAIK

Larangan Jimak tanpa Membaca Doa ini

“DALAM kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?.” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)

Islam mengajarkan kita segala hal dengan mendetail, termasuk juga mengenai hubungan intim dalam rumah tangga. Ada beberapa hal yang tidak diperbolehkan terkait dengan hubungan badan antara suami dan istri, sayangnya masyarakat awam banyak yang belum mengetahui hal ini, bisa jadi karena dianggap tabu, atau karena memang tidak tertarik untuk mencari tahu.

Apa sajakah larangan dalam berhubungan intim, sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat dan hadis? Simak pemaparannya sebagai berikut:

1. Dilarang berhubungan intim tanpa membaca doa

“Bismillah. Allahumma jannabnasyoithona wa jannabisyaithona maa rojaktanaa”

Artinya: Dengan nama Allh. Ya Allah, hindarkanlah kami dari setan dan jagalah apa yang engkau rizkikan kepada kami dari setan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Apabila salah seorang mereka akan menggauli istrinya, hendaklah ia membaca: “Bismillah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.” Sebab jika ditakdirkan hubungan antara mereka berdua tersebut membuahkan anak, maka setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya. (Sahih Muslim No.2591)

 

INILAH MOZAIK

Dua Masjid di Bogor Ini Sering Dikunjungi Wisatawan

Wisata religi menjadi kegiatan yang sudah umum dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Kota-kota besar pun kerap menjadi tujuan dari wisata keagamaan tersebut.

Seperti di Kota Bogor, wisatawan bisa berkunjung ke tempat wisata religi di Masjid Raya Bogor. Dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id dari Ezytravel, Rabu (20/9), lokasi rumah ibadah ini ada di Jalan Raya Pajajaran Nomor 10. Keberadaan Masjid Raya Bogor terbilang strategis sehingga pengunjung tidak akan kesulitan dalam mencari bangunan Islami tersebut.

Jika dari pintu keluar Tol Jagorawi, maka Masjid Raya Bogor berada tempat di sampingnya. Tidak terlalu jauh dengan pusat Kota Bogor. Masjid Raya Bogor termasuk bangunan bersejarah karena rampung berdiri tahun 1979. Luas rumah ibadah umat Muslim di Kota Bogor ini sekitar 4.000 meter persegi.

Gaya arsitektur masjid terlihat indah bersama ornamen bintang berbentuk segi delapan. Pengunjung bisa mengunjungi Masjid Raya Bogor kapan saja karena rumah ibadah satu ini selalu terbuka untuk para jamaah Muslim yang hendak beribadah. Bukan hanya itu, pungunjung juga dapat mencicipi beragam kuliner menarik di depan Masjid Raya Bogor.

Selain Masjid Raya Bogor, wisatawan bisa juga mengunjungi rumah ibadah Masjid Agung Bogor. Masjid ini berlokasi di kawasan Pasar Anyar, tepatnya berada di Jalan Dewi Sartika Nomor 1A, Bogor. Berdasarkan sejarah, Masjid Agung Bogor berdiri di kawasan pasar dengan luas tanah mencapai 4.000 meter persegi dan luas bangunan 2.500 meter persegi.

Masjid Agung Bogor ada di tengah keprihatinan para ulama Kota Bogor yang melihat lebih banyak berdiri gereja di banding masjid. Sehingga pada tahun 1990 berdirilah Masjid Agung Bogor ini. Tidak perlu heran dengan hiruk-pikuk di sekitar Masjid Agung Bogor, hal itu sudah menjadi pemandangan umum setiap hari.

 

REPUBLIKA

 

—————————————————-

Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

 

 

Adab pada Tamu: Tak Baik Bertanya, Mau Minum Apa?

ADA salah satu adab melayani tamu yang kita kadang belum pahami, padahal penting dan baik. Salah satu adab yang disebutkan dalam kitab Ihya Ulum Ad-Diin karya Imam Al-Ghazali,

“Adab keempat: Janganlah seseorang mengatakan pada tamunya, “Mau tidak saya menyajikan engkau makanan?” Akan tetapi yang tepat, tuan rumah pokoknya menyajikan apa yang ia punya.”

Imam Sufyan Ats-Tsauri menyebutkan, “Jika saudaramu mengunjungimu, maka jangan bertanya padanya, Apakah engkau mau makan? Atau bertanya, Apakah aku boleh sajikan makan untukmu? Akan tetapi yang baik, jika ia mau makan apa yang disajikan, syukurlah. Jika tidak mau menikmatinya, tinggal dibereskan sajian tersebut.”

 

[Ihya Ulum Ad-Diin, terbitan Darul Marifah, 2: 12, penomoran Maktabah Syamilah/ Muhammad Abduh Tuasikal]

INILAH MOZAIK

 

Sarana Meraih Kebaikan

Secara bahasa, musibah bermakna apa saja yang menimpa manusia secara mutlak (umum). Bila ditinjau dari segi istilah, bermakna peristiwa-peristiwa tertentu yang tidak disukai yang terjadi (Fathul Bari dalam Kitabul Mardha). Ditegaskan oleh al-Qurthubi bahwa musibah itu adalah segala sesuatu yang menyakitkan, merugikan, dan menyusahkan orang Mukmin.

Musibah merupakan salah satu cara yang dikehendaki oleh Allah SWT untuk menjadikan manusia meraih kebaikan dan meningkat kualitas dirinya. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya.” (HR Bukhari).

Oleh karena itu, dapat dipahami bila yang paling banyak dan paling besar mendapatkan musibah itu adalah para Nabi dan Rasul Allah SWT. Sebab, Allah SWT menghendaki mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih tinggi kualitas dirinya daripada yang lainnya.

Sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah, “Orang yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, kemudian diikuti oleh orang-orang lain yang berada di bawah tingkatan mereka.”

Ketika Allah SWT memberikan suatu musibah kepada kita, sesungguhnya Allah menghendaki agar kita berendah diri kepada Allah, merasa tidak berdaya, menyandarkan diri kepada-Nya, dan terus-menerus butuh kepada-Nya. Sebab, manusia tidak memiliki daya dan kekuatan untuk menolak sekecil apa pun musibah yang menimpa dirinya dan tidak ada yang dapat melindungi dan menolongnya terhadap itu semua kecuali hanya Allah SWT.

Selain itu, agar kita memeriksa aib, kebodohan diri, dan kezaliman diri kita. Sebab, tidaklah suatu musibah menimpa diri kita kecuali karena ada kekeliruan dan kezaliman yang kita lakukan.

Selain itu, agar kita menyaksikan dan menyadari betapa luas karunia, ihsan, rahmat, kedermawanan, dan kebaikan Allah SWT serta kekayaan dan keterpujian-Nya. Sebab, bila dibandingkan dengan musibah yang menimpa terhadap diri kita, sungguh kenikmatan dan kebaikan Allah SWT lebih besar dan lebih luas yang telah diberikan kepada kita.

Ketika kita mampu menyikapi suatu musibah yang menimpa kita sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah SWT, maka diri kita akan menjadi pribadi yang musyahadatul minnah wa muthola’atu ‘aibin nafsi wal amal yang akan melahirkan cinta, pujian, syukur kepada Allah SWT, ihsan, rendah diri kepada Allah SWT, tobat di setiap waktu, dan akan merasakan bahwa diri kita tidak memiliki apa pun serta betapa sedikinya amal-amal yang telah kita lakukan.

Inilah yang dikehendaki oleh Allah SWT ketika Allah SWT memberikan musibah kepada hamba-hamba-Nya yang dengannya kita akan mendapatkan berbagai kebaikan. Dalam kitab al-Wabilush Shayyib, Imam Ibnul Qoyyim menuturkan,

“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan bukakan untuknya pintu perendahan diri, perasaan tidak berdaya, selalu bersandar hatinya kepada Allah Taala, dan terus-menerus merasa butuh kepada-Nya. Ia memeriksa aib-aib dirinya, kebodohan yang ada padanya, dan kezalimannya. Di samping itu, ia menyaksikan dan menyadari betapa luas karunia, ihsan, rahmat, kedermawanan, dan kebaikan Rabbnya serta kekayaan dan keterpujian diri-Nya.”

Oleh karena itu, jika ditimpa musibah, hendaknya kita meyakini bahwa musibah yang menimpa kepada kita itu adalah cara Allah SWT untuk memberikan kebaikan kepada kita, kemudian kita hadapi musibah itu dengan sikap yang terbaik sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT. Wallahualam.

 

Oleh: Moch Hisyam

REPUBLIKA

 

 

Ingatlah Nasihat, Lupakan Pujian yang Menjatuhkan

SELALULAH ingat orang yang pernah menolongmu, lupakan orang yang pernah engkau tolong. Selalulah ingat dosa-dosa yang telah kau lakukan, lupakan menghitung pahala yang telah kau kumpulkan. Selalulah ingat nikmat surga saat kau dapati keletihan dan beratnya menjaga iman dan amal, lupakan lezat dan keindahan maksiat berbanding dengan pedihnya azab akhirat.

Selalulah ingat orang yang pernah engkau sakiti, lupakan orang yang pernah menyakitimu. Selalulah ingat, nikmat-nikmat yang pernah kau dapatkan, lupakan duka dan luka yang pernah kau rasakan. Selalulah ingat orang-orang yang pernah mengajarimu, lupakan orang-orang yang pernah engkau ajari.

Selalulah ingat harta yang belum engkau sedekahkan, lupakan harta yang telah engkau infakkan. Selalulah ingat orang-orang yang kekurangan dan ditimpa nestapa, lupakan khayalan-khayalanmu tentang orang-orang yang diberi kelebihan dunia.

Selalulah ingat ilmu yang belum kau amalkan, lupakan amal dari ilmumu yang telah engkau laksanakan. Selalulah ingat akhirat yang kian dekat mendatangimu, lupakan dunia yang telah pergi meninggalkanmu. Selalulah ingat istri/suamimu yang halal bagimu dan setia mendampingimu, lupakan laki-laki/wanita yang haram bagimu dan berupaya merayumu serta memikat hatimu.

Selalulah ingat bayang-bayang keberhasilan dari kerja kerasmu, lupakan bayang-bayang kegagalan yang pernah menghampirimu. Selalu ingatlah nasihat dan kritik membangun untukmu, lupakan pujian sanjungan yang dapat menjatuhkanmu. Wallahu A’lam.

 

[Ust. Abdullah Haidir Lc.]

INILAH MOZAIK

 

 

——————————————-

Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini! 

Menjadikan Kegagalan Sebagai Kesuksesan

ALHAMDULILLAH. Semoga Allah Yang Maha Baik, senantiasa melimpahkan hidayah kepada kita. Karena hanya orang-orang yang mendapat hidayah-Nyalah yang tidak akan tersesat dan akan selamat di dunia dan akhirat. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, dalam hidup ini tidak setiap keinginan kita menjadi kenyataan. Tidak setiap rencana kita mencapai hasil sesuai harapan. Ada kalanya usaha kita tidak membuahkan hasil. Ada kalanya rencana kita tidak mencapai apa-apa. Semua kondisi ini seringkali disebut sebagai kegagalan.

Namun, apakah kegagalan itu berbahaya? Tidak. Yang berbahaya adalah jikalau kegagalan itu membuat kita malah semakin jauh dari Allah Swt. Yang berbahaya itu adalah jikalau putus asa, berburuk sangka dan tidak yakin pada pertolongan Allah.

Betapa rugi jika ini terjadi pada kita, sudah gagal malah makin tenggelam dalam kegelapan karena menjauh dari Allah.

Setiap kegagalan itu tidak berbahaya, dan malah akan menjadi kesuksesan jikalau dengan kegagalan itu kita menjadi lebih dekat dengan Allah. Gagal menikah, tidak perlu galau dan berlama-lama dalam kepedihan, segera mendekat pada Allah dan jadikan kejadian itu sebagai bahan tafakur bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Dikeluarkan dari perusahaan (PHK), tidak perlu putus asa, karena hanya Allah Yang Maha Menjamin rezeki seluruh makhluk-Nya.

Jika setiap kejadian yang tidak kita inginkan terjadi pada diri kita, namun bisa membuat kita malah semakin dekat kepada Allah, semakin yakin kepada-Nya, maka itu adalah kesuksesan.

Allah Swt berfirman,”Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu.

Dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu. Allah Mengetahui, sedangkan kamu tidak tahu.”(QS. Al Baqoroh [2] : 216)

Semoga setiap kejadian yang menimpa diri kita, baik kita sukai ataupun tidak kita sukai, bisa menjadi sarana untuk semakin dekat dan semakin yakin kepada Allah.

Karena inilah orang yang mendapat kesuksesan dalam hidupnya.Aamiin yaa Robbal aalamin.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

 

——————————————–

Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Ayat Kursi

Dalam kitab Khawashul Quran karya al-Ghazali disebutkan, Ibnu Qutaibah menuturkan bahwa seorang laki-laki bani Ka’ab pernah memasuki Kota Basrah untuk menjual kurma tetapi belum juga menemukan tempat untuk berjualan. Lama mencari, akhirnya ia menemukan sebuah rumah yang sudah lusuh dan dipenuhi sarang laba-laba.

Laki-laki itu kemudian bertanya kepada orang di sekitarnya, “Apakah rumah ini ada pemiliknya?” Orang yang ditanya itu menjawab, “Ya, ada.” Orang itu lalu menunjukkan si pemilik rumah tersebut. Laki-laki itu pun bergegas menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah si pemilik rumah tadi, laki-laki itu bertanya, “Maukah engkau menyewakan rumah tersebut kepadaku?” Si pemilik rumah menjawab, “Boleh, tetapi berhati-hatilah. Rumah itu dihuni jin Ifrit jahat. Setiap orang yang masuk ke dalamnya selalu mengalami nasib buruk dan celaka.”

Laki-laki itu pun berkata, “Sewakanlah kepadaku, aku siap menempati rumah itu bersamanya. Semoga Allah menolong dan melindungiku dari kejahatannya.” Dengan perasaan khawatir, si pemilik rumah itu pun mengizinkannya menempati rumah itu. Laki-laki itu pun masuk ke dalam rumah tadi lalu membersihkannya.

Saat malam tiba, ada sesosok makhluk hitam legam dengan sorot mata merah menyala seperti obor melihatnya tajam. Laki-laki itu pun membaca ayat Kursi. Namun, setiap kali ia membaca ayat Kursi itu, makhluk tersebut juga mengikutinya. Laki-laki itu terus membaca ayat Kursi hingga makhluk itu menghilang.

Selanjutnya, ia pun bisa tidur dengan tenang. Pagi harinya, ia menemukan bekas terbakar dan abu di tempat kejadian semalam. Ia pun menanyakan kepada orang di sekitarnya.

Mereka menanggapi, “Engkau telah membakar jin Ifrit! Dengan apa engkau melakukannya?” Laki-laki itu pun menceritakan kejadian semalam. Dalam kisah lain, Abu Hurairah pernah ditugasi Nabi menjaga gudang harta zakat fitrah. Tiga malam berturut-turut ia kedatangan pencuri yang mengambil sesuatu dari gudang itu.

Abu Hurairah melaporkan kepada Nabi perihal pencuri tadi dan menceritakan saran pencuri tersebut perihal ayat Kursi. Beliau kemudian berkata, “Apa yang disarankannya itu benar. Namun, tahukah kamu siapa sesungguhnya pencuri itu? Ia adalah setan yang menyerupai manusia. Ia sejatinya makhluk pendusta besar.” (HR al-Bukhari)

Dengan membaca ayat Kursi pada malam hari, seseorang akan terhindar dari hal buruk. Sebab, pada ayat itu dikatakan bahwa Allah Mahahidup, terus mengurus makhluk-Nya, serta tidak pernah mengantuk apalagi tidur. Dia juga mengetahui semua hal di dunia ini. Dia sama sekali tidak berat menjaga ciptaan-Nya. Ayat ini menegaskan keberadaan-Nya Yang Mahakuat tak tertandingi. Dialah yang layak dimohonkan perlindungan.

 

Oleh: Nur Farida

REPUBLIKA

Jangan Mengundang Madharat

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt, Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Langit, bumi, dan segala isinya mutlak adalah ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Allah Swt berfirman,“Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemadharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. An Nisaa [4] : 111)

Saudaraku, siapakah yang menyebabkan datangnya keburukan kepada diri kita? Jawabannya tiada lain adalah perbuatan buruk diri kita sendiri. Yang membuat hidup kita sengsara adalah karena perbuatan kita sendiri. Yang membuat diri kita hina adalah karena perbuatan hina diri kita sendiri.

Mungkin ada pertanyaan, mengapa kita sudah berusaha untuk bersikap baik, hidup lurus, berbuat dengan tulus, tapi tetap saja ada orang yang menghina dan memfitnah kita? Maka, orang yang terus berupaya memperbaiki diri, hidup lurus dan menjaga kebersihan hati akan tetap tenang hatinya meski sebesar apapun orang lain menghinanya.

Jadi, kalau kepahitan atau keburukan diundang oleh keburukan diri kita sendiri, maka yang akan hadir dalam diri kita adalah kegelisahan, hidup tidak tenang, terasa sempit. Sedangkan kalau kita selalu berupaya menjauhi keburukan, menjauhi perbuatan hina dan senantiasa berupaya menjaga kebersihan hati, maka kepahitan yang datang dari luar tidak akan menggoyahkan ketenangan hati kita. Jika kita senantiasa menjaga kedekatan dengan Allah, senantiasa mengingat-Nya, maka Allah akan karuniakan ketenangan di hati kita.

Keburukan datang karena diundang oleh keburukan diri kita sendiri. Marilah kita terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Agar jika datang keburukan dari luar sebagai ujian, maka hati kita akan tetap tenang, menghadapinya menjadi bernilai ibadah, dan berakhir dengan kebaikan.WAllahualambishowab.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Empat Sayap Shalat Ashar

“Semoga Allah merahmati orang yang shalat 4 rakaat sebelum ashar.” (HR. Ahmad 5980, Abu Daud 1271, Turmudzi 430, dan dihasankan Al-Albani).

Lewat Hadist, kita dapat mengetahui perkataan, perbuatan hingga kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW melalui perawinya. Ya, Nabi Muhammad SAW, manusia terbaik di alam semesta ini, yang menjadi pedoman hidup setiap muslim.

Tidak ada satu hal pun dari Rasulullah kecuali hanya untuk kebaikan Islam dan Ummatnya. Maka, tidak heran, Allah membebaskan Nabi Muhammad dari dosa-dosanya di masa lalu, hingga yang akan datang. Sehingga, suurgapun menjadi jaminan untuknya.

Dari secuil hadist di atas, dijelaskan, Sang Rasul mendoakan siapapun yang melaksanakan shalat sunnah empat rakaat sebelum Ashar. Siapakah yang tidak ingin didoakan manusia yang setiap lisannya mengandung hikmah, setiap doanya Allah ijabah?

Pertanyaan selanjutnya, siapa yang tak mau disayang oleh Allah SWT? Al-Khaliq, Sang Pencipta seluruh makhluk hidup di alam semesta ini. Gampang, kuncinya hanya taat kepada-Nya.

Ternyata, amalan luar biasa yang jika dikerjakan banyak kita abaikan. Yaitu, shalat Qabliyah Ashar. shalat sunnah ini mempunyai empat rakaat, InsyaAllah, dari amalan ini Allah akan semakin sayang kepada kita.

Jika disayang bos, isteri, suami, pokoknya manusia saja sudah rasanya beres semua urusan. Nah, kali ini disayang oleh Dzat yang menciptakan rasa sayang, MaaysaaAllah.

Tak perlu banyak-banyak rapat, presentasi, akhirnya malah menjadi puyeng. Cukup ilmu ini saja, amalkan setiap hari. Terlebih lagi, dapat mengajarkan kepada orang lain. Nanti, biarkan Allah yang kirimkan semua hajat kita.

Ummi Habibah rodhiyallahu ‘anha pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Allah SWT pasti membangun sebuah istana di surga bagi orang yang shalat sunnah tulus karena Allah-sebanyak dua belas rakaat setiap hari.” (HR. Muslim)

Maka, siapa yang tak ingin menjadi kekasih Allah seperti Sang Rasul kita SAW? Ayo, bersama ramaikan masjid, khusyukkan segala ibadah kita di masjid.

Oleh : KH. Yusuf Mansur

REPUBLIKA