Mau Menghafal Alquran, Perhatikan Tiga Hal Berikut

Rasulullah bersabda, “Perumpamaan orang yang membaca Alquran sedang ia hafal dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang perumpamaan orang yang membaca Alquran sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih).

Selain membaca Alquran, kita juga diperintahkan untuk menghafal dan mengamalkannya. Tentunya dalam menghafal Alquran tidak semudah membacanya, begitupun mengamalkannya. Menghafal Alquran memang terdengar sulit, sama sulitnya seperti kita menghafal pelajaran. Tetapi pahala yang kita dapatkan dari itu tidaklah sedikit.

Saat ini sudah banyak para hafiz Alquran. Dari mulai anak kecil, sampai yang sudah dewasa. Salah satu faktor penting dalam menghafal Alquran adalah tekad dan niat. Dan lebih dianjurkan dalam belajar membaca, menghafalkan Alquran dimulai sejak kecil. Karena daya ingat dan juga semangatnya yang masih kuat.

Dalam buku Rahasia Nikmatnya Menghafal Alquran yang ditulis D. M Makhyarudin dijelaskan terdapat tiga hal penting yang harus dpenuhi dengan maksimal saat ingin menghafal Alquran, yaitu:

1. Persiapan (Al-I’dad), adalah persiapan atau bekal yang harus dipenuhi sebelum memulai proses penghafalan. Mengingat dalam menghafal Alquran bukanlah perkara mudah, persiapan ini sangatlah penting. Bukan karena sulitnya dalam menghafal, tetapi karena sifat manusia yang tergesa-gesa atau ingin cepet-cepat sehingga membuat sulit.

Terkadang semangat awal yang menggebu-gebu perlahan berkurang. Itulah yang harus dijaga. Tentunya akan banyak rintangan, dan cobaan yang datang, tetapi insyaallah dengan I’dad (persiapan) yang terencana dan matang semua bisa dilewati.

2. Proses (Al-Kaifiyyah), proses dalam penghafalan. Dalam menghafalnya banyak terdapat metode-metode yang sudah banyak diberikan para ulama tau pendahulu untuk mempermudah. Contohnya dari Ustaz Khalid Basamalah dari video dakwahnya, ia memberikan cara yang paling mudah dalam menghafalkannya adalah; plihlah surah yang paling disenangi agar mudah dihafal, mulailah dengan 10 ayat per hari.

Dan ulangi dengan 10 kali saja. Tiga kali pertama baca dengan cara melihatnya, niatkan dalam hati, lalu seterusnya sampai ke 10 baca dengan menutup Alquran.

3. Penjagaan (Al-Muhafazhah), dalam semua proses menghafal, baiknya kita didampingi oleh seseorang pendamping. Dalam penjagaan dan pengawasan dari pendamping akan membantu kita agar disiplin. Menyetor hafalan kita, memperbaiki bagian salah. Dengan begitu hafalan kita akan lebih mudah.

 

REPUBLIKA

25 Tips Jitu untuk Menyelesaikan Perselisihan Suami Istri

Sebagai insan biasa, siapa pun pasti melakukan kesalahan, baik sengaja maupun tidak sengaja, baik sudah berumah tangga ataupun belum. Kesalahan yang sama juga tak luput dari pasangan suami istri.

Bagaimana menyelesaikan perselisihan yang terjadi antara suami istri? Berikut tips yang disampaikan oleh Batsinah As-Sayyid Al-Iraqi dalam bukunya.

1. Sebaiknya masing-masing pasangan suami istri harus bisa memperlihatkan pandangan yang nyata terhadap perselisihan di antara pasangan suami istri. Karena hal tersebut terkadang bisa menjadi faktor pencentus adanya percakapan dan saling kesepahaman.

2. Cara-cara yang dilakukan pasangan suami istri ketika menghadapi pertikaian di rumah tangga bisa dengan cara menuntaskannya.

3. Hendaklah pasangan suami istri mengucapkan kata-kata yang baik ketika berbicara. Sebab, tidak diragukan lagi bahwa kata-kata yang pedas dan ungkapan yang kasar sangat berpengaruh walaupun pertikaian telah selesai.

4. Ketika perselisihan terjadi, hendaklah suami istri duduk bersama.

Sebab, berdiri ketika menghadapi pertikaian adalah cara yang salah yang bisa membuat pertikaian menjadi berlangsung lama. Sehingga, kesulitan akan semakin menancap di hati dan menjadi menyesakkan dada dan membuat hati semakin runyam.

5. Ketika akan menuntaskan perselisihan, maka harus menyeluruh terhadap semua aspek dan harus dengan penuh keikhlasan dan lapang dada.

6. Menjauhi cara-cara yang bisa menimbulkan pertengkaran. Pihak yang merasa menang atas pihak yang lainnya akan dengan cepat menyulut api permusuhan ketika terjadi gesekan ringan.

7. Ketika menyelesaikan pertikaan harus menjauhi cara-cara memvonis dan penuh keangkuhan dan pengingkaran. Karena hal ini akan memperuncing akar perselisihan.

8. Untuk kita semua, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah suri tauladan. Beliau tidak pernah bersikap kasar atau keras. Justru beliau bersabda, Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling baik budi pekertinya.

9. Ingatlah pesan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Sesungguhnya orang yang buruk di mata Allah pada hari Kiamat adalah orang yang dijauhi oleh masyarakat untuk berlindung dari kejahatannya.

10. Ketahuilah wahai suamiku tercinta bahwa perselisihan dan sikap kasar terhadap istrimu, khususnya apabila sang istri mencintai dan menyayangimu, maka hal itu bisa menjadi penyebab yang paling dominan sang istri untuk sering merasa cemas dan gelisah karena memang tabiatnya yang sangat sensitif.

11. Jangan bersikap pongah dengan garis keturunan, harta, kecantikan dan ilmu pengetahuan. Sebab, hal ini bisa mengoyak hubungan pernikahan.

12. Ketika akan memecahkan sebuah permasalahan, maka jangan menentukan keputusan apa pun kecuali setelah dipelajari baik-baik.

13. Permasalahannya harus dipahami dengan baik. Apakah hal tersebut adalah pertikaian sebenarnya ataukah hanya karena kesalahpahaman?

Mengungkapkan hakikat yang sebenarnya adalah tujuan yang diinginkan masing-masing suami istri. Mempersempitnya secara terang-terangan dan secara langsung bisa membantu untuk menghilangkan kesalah pahaman ini yang menjadi sumber permasalahannya.

14. Introspeksi diri dan mengetahui kekurangan diri terhadap Allah Ta’ala yang Mahaagung dan Mahamulia, maka dengan hal ini engkau akan menganggap kecil kesalahan yang menimpamu yang disebabkan oleh orang lain.

15. Ketahuilah wahai suami dan istri bahwa sebuah musibah yang ditimpakan selalu dikarenakan sebuah dosa.

Salah satu bentuk musibah adalah terjadinya penentangan dari seseorang yang engkau cintai. Muhammad bin Sirin berkata, “Aku mengetahui musibah yang menimpaku dari tingkah laku istriku dan binatang tungganganku.”

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

 

Berlanjut ke 25 Tips Jitu untuk Menyelesaikan Perselisihan Suami Istri (Bagian 2)

25 Tips Jitu untuk Menyelesaikan Perselisihan Suami Istri (Bagian 2)

Lanjutan dari 25 Tips Jitu untuk Menyelesaikan Perselisihan Suami Istri

16. Memperkecil pertikaian dan membatasi bentuknya agar jangan tersebar di antara orang banyak atau keluar dari ruang lingkup suami istri.

17. Menentukan objek pertikaian dan memfokuskan pikiran padanya dengan tidak merujuk kepada kesalahan-kesalahan dan sikap-sikap tidak baik yang telah berlalu atau membuka catatan-catatan masa lalu. Karena hal itu bisa memperlebar ruang lingkup pertikaian.

18. Masing-masing pasangan suami istri sebaiknya membicarakan kesulitannya sesuai pemahamannya.

Jangan sampai menjadikan pemahamannya yang benar yang tidak pernah salah. Semua ini bisa dibicarakan dan didiskusikan. Sesungguhnya hal tersebut bisa dicarikan jalan keluarnya.

19. Di awal pembicaraan sebaiknya disebutkan beberapa poin kesepakatan, sisi baik dan kelebihan-kelebihannya. Karena hal tersebut bisa melembutkan hati dan menjauhkan setan, menyamakan persepsi dan mempermudah sikap saling mengalah dari segala perasaan yang ada di hati.

20. Janganlah engkau menjadikan seluruh hak dianggap sama di depan matamu.

Justru engkau harus membesarkannya atau engkau menjadikannya sebagai hak-hak yang tidak wajib sama sekali untuk dikerjakan yang justru engkau dituntut untuk mengerjakannya.

21. Mengakui hak merupakan sikap baik.

Oleh karena itu, engkau harus selalu mengakui kesalahanmu ketika kesalahanmu telah jelas dan jangan berusaha berkelit. Kedua belah pihak harus mempunyai sikap berani dan percaya diri untuk mengakui kesalahannya.

22. Sesungguhnya sikap mengakui kesalahan adalah jalan menuju kebenaran.

Sebaiknya pihak yang bertikai untuk mengucapkan ucapan terima kasih dan memuji pihak yang telah mengakui kesalahannya. “Mengakui kesalahan adalah lebih baik daripada berkecimpung di dalam kebathilan.”

23. Tidak wajib menggunakan pengakuan atas kesalahan sebagai senjata untuk mengintimidasi. Justru harus disimpan di dalam buku catatan kebaikan dan keutamaan dan sisi-sisi baik di dalam hubungan suami istri.

24. Bersikap sabar menghadapi tabiat asli dari kedua belah pihak seperti sikap cemburu dari pihak suami atau istri dan mengetahui tabiat jiwa dan memperlakukannya dengan baik dengan cara yang lemah lembut.

25. Merasa ridha terhadap pembagian Allah Taala.

Apabila sang istri atau suami melihat adanya kebaikan, maka ia segera memuji Allah dengan sebanyak-banyaknya dan apabila ia melihat selain hal itu berupa keburukan.

Masing-masing keduanya tahu bahwa pertikaian dan kesulitan dan perbedaan pendapat akan selalu ada di setiap orang. Kesempurnaan hanya milik Allah Taala semata.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

 

 

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

Jangan Anggap Orang Lain itu Bodoh

ZAMAN dahulu, ketika kendaraan belum di buat, kuda dan onta adalah kendaraan terbaik para pedagang Arab untuk membawa dagangan atau belanjaan mereka. Dua hewan ini luar biasa sekali perannya dan menjadi piaraan yang sangat favorit. Dua hewan ini menjadi indikator kekayaan seseorang. Semakin banyak dimiliki, semakin kayalah pemiliknya. Enaknya binatang ini adalah bebas galau karena naik turunnya harga minyak dunia.

Seorang ibu (janda) yang suaminya baru setahun meninggal dunia terpaksa berbelanja dan berdagang sendiri demi melanjutkan jalan ekonomi keluarganya. Suatu hari dia membawa serta empat kudanya untuk membawa dagangannya. Pemandangan yang lumayan aneh memang pada saat ini.

Dua pemuda cerdas mengolok-oloknya: “Wahai ibunya kuda, apa kabar?” Ibu ini dengan tenang dan senyum menjawab: “Baik sekali wahai anak-anakku.” Kaget betul pemuda cerdas itu dengan jawaban cerdas si ibu. Jangan menganggap bodoh orang lain, bisa jadi pikiran simpelnya lebih dahsyat dari yang diduga.

Apa yang dialami pemuda cerdas tersebut di atas juga dialami para menteri jaman dulu, jaman yang di dalamnya hidup seorang syekh yang terkenal polos dan lugu bernama Syekh Juha. Ke mana-mana sang syekh selalu pergi dengan keledainya. Para menteri itu sepakat mengolok-oloknya sambil tertawa: “Syekh, kami tak begitu menengenalmu. Kami lebih mengenal kudamu.” Syekh Juha menjawab: “Terimakasih. Tak akan mengenal keledai dengan baik kecuali binatang sejenisnya. Begitu menurut kaidah yang disepakati orang-orang waras. Para menteripun kaget dan malu.

Ada pelajaran berharga dari kisah di atas. Jangan memandang sebelah mata akan orang lain. Ingatlah bahwa mata kita ada dua. Jangan biasa memperolok dan menghina orang lain, karena kita tidak pernah tahu apa yang ada dalam pikiran dan hatinya. Lebih dari itu, hina saat ini sangat mungkin mulia saat nanti. Salam senyum pagi, AIM.

 

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi

INILAH MOZAIK

 

 

Yuk, Belajar Cara Tidur Sesuai Petunjuk Rasul

YUK pelajari dari hadits adab-adab tidur yang disebutkan dalam kitab Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi berikut ini.

Hadits pertama: Dari Al-Bara bin Aazib radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam akan tidur, beliau berbaring pada sisi kanan, lalu membaca doa: Allahumma aslamtu nafsii ilaik, wa fawwadh-tu amrii ilaik, wa wajjahtu wajhiya ilaik, wa aljatu zhohrii ilaik, rogh-batan wa rohbatan ilaik, laa malja-a wa laa manjaa minka illa ilaik. Aamantu bikitaabikalladzi anzalta wa bi nabiyyikalladzi arsalta.

Artinya: “Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepadaMu, aku menyerahkan urusanku kepadaMu, aku menghadapkan wajahku kepadaMu, aku menyandarkan punggungku kepadaMu, karena senang (mendapatkan rahmatMu) dan takut pada (siksaanMu, bila melakukan kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)Mu, kecuali kepadaMu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan (kebenaran) NabiMu yang telah Engkau utus.” Apabila Engkau meninggal dunia (di waktu tidur), maka kamu akan meninggal dunia dengan memegang fitrah (agama Islam).” (HR. Bukhari, no. 6313; Muslim, no. 2710)

Hadits kedua: Dari Al-Bara bin Aazib, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda padaku, “Jika engkau hendak tidur, maka berwudhulah dengan wudhu yang digunakan untuk shalat lalu berbaringlah pada sisi kanan.” Kemudian disebutkan doa seperti di atas, lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu mengatakan, “Jadikanlah bacaan tersebut sebagai kalimat terakhir yang engkau ucapkan.” (HR. Bukhari, no. 247; Muslim, no. 2710)

Hadits ketiga: Dari Aisyah radhiyallahu anha, ia berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah melakukan shalat malam sebanyak 11 rakaat. Ketika terbit fajar Shubuh, beliau melakukan dua rakaat ringan, kemudian beliau berbaring lagi setelah itu pada sisi kanan sampai muadzin mengumandangkan iqamah. (HR. Bukhari, no. 6310; Muslim, no. 736)

Hadits keempat: Dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika ingin tidur di malam hari, maka beliau meletakkan tangannya di pipinya (yang kanan), kemudian mengucapkan, “ALLOHUMMA BISMIKA AMUUTU WA AHYA [Artinya: Ya Allah, dengan nama-Mu. Aku mati dan aku hidup].” Jika beliau bangun dari tidur, beliau mengucapkan, “ALHAMDULILLAHILLADZI AHYANAA BADA MAA AMAATANAA WA ILAIHIN NUSYUUR [Artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan].” (HR. Bukhari, no. 6325)

Hadits kelima: Dari Yaisy bin Thokhfah Al-Ghifariy, dari bapaknya, ia berkata, “Ketika itu aku sedang berbaring tengkurap di masjid karena begadang dan itu terjadi di waktu sahur. Lalu tiba-tiba ada seseorang menggerak-gerakkanku dengan kakinya. Ia pun berkata, “Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Allah.” Kemudian aku pandang orang tersebut, ternyata ia adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. (HR. Abu Daud, no. 5040 dan Ibnu Majah, no. 3723. Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al-Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Hadits keenam: Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “Siapa yang duduk tanpa menyebut nama Allah di dalamnya, maka di dalamnya ada kekurangan (tirotun). Siapa yang tidur dalam keadaan tidak menyebut nama Allah di dalamnya, maka di dalamnya ada kekurangan (tirotun).” (HR. Abu Daud, no. 4856; 5059. Syaikh Salim bin Ied Al-Hilali mengatakan bahwa hadits ini hasan).

 

 

Muhammad Abduh Tuasikal

INILAH MOZAIK

Talal al-Khateeb, Muslim Pertama Tinggal di Kutub Utara

Umat Islam kini sudah menyebar ke seantero dunia ini. Tak hanya di kota-kota besar yang ramai penduduknya, namun mereka juga sudah meninggali daerah-daerah terpencil di seluruh penjuru dunia, termasuk di kutub utara.

Di Inuvik, Kutub Utara, kota yang masuk wilayah Kanada, saat ini diperkirakan terdapat 75-80 Muslim yang tinggal di antara 3.700 penduduknya. Mayoritas penduduk Muslim di sana berasal dari Sudan. Ada pula beberapa yang berasal dari Mesir, Yordania, Libanon, dan Palestina.

Sepertiga dari warga Muslim itu bekerja sebagai supir taksi. Sementara yang lainnya ada yang memiliki restoran, toko kelontong, bekerja sebagai tukang cukur, dan petugas keamanan.

Seperti ditulis Al Arabiya, penduduk Muslim pertama yang menetap di Kutub Utara itu adalah Talal al-Khateeb. Pria keturunan Suriah itu tiba di kota yang pada musim dingin suhunya mencapai 40 derajat di bawah nol itu, pada 28 tahun yang lalu. Dia dikenal sebagai orang yang terkaya di komunitas kecilnya.

Setelah hampir tiga dekade, umat Islam mencapai kota itu, penerus Khateeb terus berdatangan. Lantaran jumlahnya yang kini hampir mencapai 100 jiwa, mereka pun membutuhkan sebuah tempat ibadah berupa masjid atau mushola. Dan bila tak ada aral melintang, sebuah masjid yang pendiriannya dibantu oleh donatur dari Arab Saudi akan berdiri di ujung utara dunia itu.

Sejak pekan lalu, Masjid yang diusulkan diberi nama ‘Masjid di Ujung Dunia’ itu mulai di bangun. Diperkirakan dibutuhkan waktu sekitar 10 hari untuk merakit rangkaian kayu yang akan dijadikan Masjid di kota yang hanya berjarak 200 kilometer dari kutub utara itu.

*Foto: Ahmed al-Khalaf, salah seorang Muslim yang tinggal di Inuvik

 

REPUBLIKA

Muslim Terus Berkembang di Kutub Utara

Islam tumbuh berkembang di seluruh penjuru dunia, tidak terkecuali di wilayah kutub utara. Beberapa dekade belakangan, masyarakat muslim semakin berkembang di utara Kanada yang masuk dalam kawasan Arktik. Masyarakat muslim di wilayah ini tersebar di tiga wilayah seperti Nunavut, Yukon dan Nortwest Territories.

Imigran muslim dari negara Timur Tengah dan Asia terus meningkat ke beberapa wilayah di Amerika utara, membuat Islam ikut menyebar hingga ke seantero Kanada, termasuk wilayah Arktik.

Namun, ternyata di wilayah yang memiliki suhu mencapai minus 40 derajat ini dan jauh dari pusat penyebaran Islam di Timur Tengah, terdapat suku asli arktik yang telah mengenal Islam sejak lama.

Inuit atau yang dikenal dengan eskimo yang telah memeluk Islam sebelum para imigran muslim datang ke wilayah ini. Maatalii Okalik-Syed (21), seorang wanita suku Inuit yang tinggal di wilayah Pangnirtung, Nunavut, Arktik, menunjukkan eksistensi Islam di Kutub Utara.

Maatalii adalah seorang peneliti dari Carleton University, Ottawa.Menjadi istimewa karena Maatalii adalah satu-satunya Muslim asli Inuit, yang ingin mempelajari asal usul Muslim Inuit termasuk akar rumpun Indian utara (Cree), Inuit dan Aborigin (Asutralia).

Hingga saat ini memang tidak diketahui persis bagaimana Islam bisa masuk dan dianut oleh beberapa suku asli pribumi Amerika Utara. Tetapi beberapa catatan mengatakan umat Islam pribumi eksis dan semakin berkembang seperti yang terdapat pada Masjid di Ottawa-Gatineau. Sayangnya belum ada organisasi resmi

Islam di Arktik seperti di beberapa wilayah lain di Amerika Utara. Penduduk asli Muslim Arktik masih tersebar dan tidak terorganisir, yang terdiri dari suku Inuit dan Cree (indian arktik). Di tiga wilayah Arktik, Nortwest Territories, Yukon, dan Nunavut tidak lebih 1000 jiwa penduduk muslim asli Inuit dan Cree.

September 2011 lalu, sebuah masjid pertama di atas Lingkaran Arktik baru saja selesai dibangun. Luas masjid yang diberinama The Midnight Sun (matahari tengah malam) ini seluas 473 meter persegi tersebut dibuat di Manitoba dan dibawa untuk disusun di Inuvik, wilayah Nortwest Territories.

Pada 10 November 2011 lalu Muslim Inuvik melakukan Sholat pertama di masjid ini. “Ini adalah saat yang ditunggu bagi Muslim yang berada di Inuvik. Hari ini diisi dengan banyak emosi,” kenang Seorang muslim, Nulifer Rahman. Ketika salah seorang Jamaah melakukan sholat berjamaah Masjid tersebut.

Tapi jadwal shalat di wilayah Arktik menjadikan kondisi pencahayaan yang berbeda, selama 24 jam sinar matahari musim panas Kutub Utara hanya muncul sebentar di siang hari di musim dingin Arktik.

Muslim Inggris Paling Religius Ketimbang Umat Agama Lain

Muslim Inggris dinilai lebih aktif mempraktekkan kepercayaan dan mendidik anak-anak mereka sesuai dengan keyakinannya ketimbang umat agama lain. Demikian hasil kesimpulan riset Universitas Cardiff, Kamis (16/2).

Riset itu menyebutkan 77 persen dari Muslim Inggris secara aktif mempraktekkan kepercayaan mereka. Sementara penganut Kristen hanya 29 persen dan umat agama lain hanya 65 persen.

Dalam riset itu juga diketahui bahwa 98 persen dari anak-anak Muslim diberikan pendidikan agama sejak dini. Sementara hanya 62 persen anak-anak Kristen dan 89 persen dari agama lain yang melakukan hal serupa.

“Melihat dari fakta riset, semakin memperkuat teori bahwa bagi kalangan minoritas agama merupakan sumber daya penting dalam memperkuat kekhasan suatu budaya,” demikian kesimpulan lain riset tersebut.

Sebelumnya, studi ini menganalisa hasil survei kependudukan tahun 2003 silam. Sebanyak 13.988 dewasa dan 1.278 remaja berusia 11-15 tahun ambil bagian dalam riset tersebut.

Para peneliti sempat terkejut dengan meningkatnya peranan agama dalam kehidupan minoritas, termasuk Muslim Inggris. “Anak-anak Muslim cenderung menjalani kehidupan yang sibuk, menghadiri pendidikan agama di luar sekolah sebanyak tiga kali setiap minggu. Ini bentuk komitmen lain yang mereka miliki,” ungkap salah seorang peneliti, Jonathan Scourfield.

Ia mengatakan anak-anak Muslim juga terbiasa belajar membaca Alquran dalam bahasa Arab. Mereka juga belajar tentang kepercayaan yang dianut orang tua dan anggota keluarga lainnya.

“Karenanya, kami berpikir, agama memiliki peranan penting dalam masyarakat minoritas dalam menjaga keterikatan antar keluarga dari etnis yang sama,” pungkasnya.

 

REPUBLIKA

 

 

—————————————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Jangan Tafsirkan yang Tidak Diketahui Pasti

SALAH satu yang sering membuat tak enak hati adalah perbuatan diri sendiri yang selalu saja penasaran akan sesuatu yang dilakukan orang lain. Andai saja penasaran itu berhenti di penasaran saja mungkin tak terlalu berbahaya. Namun saat penasaran itu dilanjutkan dengan duga-duga yang negatif, maka inilah yang sangat berbahaya karena pasti merusak nuansa hati.

Kalimat di atas merupakan bahasa ulang yang lebih terang maknanya dari apa yang dikatakan oleh Syekh Anis Mansour, “Kalau Anda tak mengerti yang aku maksudkan, jangan menafsirkannya sesuai dengan Anda mau.”

Seorang lelaki yang sedang telpon seseorang berkata: “ambil saja, ambil saja.” Tetangganya yang memang sedari dulu senang iri hati menyebarkan isu bahwa lelaki yang menelpon tadi telah bersepakat dengan temannya untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya. Lalu dibumbuilah dengan kesimpulan penutup: “Pantas saja dia kaya.”

Dari mana penyebar isu itu mendapatkan data bahwa lelaki itu bersepakat mencuri? Ternyata dari tafsirnya sendiri atas kata “ambil saja” itu. Padahal, kata ambil saja itu kontekanya adalah penerimaan atas penawaran transaksi yang saling menguntungkan yang disarankannya agar diambil saja alias dijadikan saja transaksinya.

Ketika hati itu busuk dan pikiran itu kotor, maka biasanya tafsir yang keluar akan cenderung negatif. Maka menderita sendiri orang yang suka tafsir negatif seperti ini. Salam. AlM.

 

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi |

INILAH MOZAIK

Wahai Para Orang Tua, Ciumlah Anak-Anakmu

Di antara bentuk ungkapan cinta Anda kepada anak-anak adalah mencium mereka. Ciumlah anak Anda setiap hari dan izinkan mereka mencium kepala Anda dan kepala ibunya setiap hari pula.

Sungguh, ciuman seorang ayah atau ibu memiliki pengaruh positif kepada anak-anaknya. Sebab, ciuman merupakan ungkapan cinta, perhatian, kerinduan dan lain sebagainya dari makna-makna keindahan yang mampu menjaga keharmonisan rumah tangga.

Berusahalah Anda untuk mencium anak-anak Anda setiap hari dalam rangka mengungkapkan rasa sayang dan cinta Anda kepada mereka.

Hal ini juga dilakukan oleh Nabi kita, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Suatu ketika, beliau bertanya kepada seorang badui,

“Apakah kalian mencium anak kalian setiap hari?”

Orang itu menjawab, “Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak yang tidak pernah aku cium satupun di antara mereka.”

Maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepadanya,

“Apa yang telah engkau lakukan? Sesungguhnya Allah telah mencabut rahmat dari hatimu.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi).

Telah diriwayatkan dalam sebuah atsar dari Ummu Salamah Radhiyallahu Anha, bahwa ia menuturkan,

“Pada suatu hari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam berada di rumahku. Ketika itu pembantu mengatakan bahwa Ali dan Fathimah ada dalam kamarnya.

Ketika itu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepadaku,

Bangunlah kamu tolong panggilkan ahli baitku.”

Mendengar sabda beliau itu, aku bangkit dan berdehem di dekat rumah. Seketika itu juga, masuklah Ali dan Fathimah, bersama kedua anaknya Al-Hasan dan Al-Husain yang masih balita

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menggendong kedua balita tersebut dan meletakkannya di atas pangkuannya lalu mencium keduanya.

Setelah itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memeluk Ali pada satu tangannya dan Fathimah pada tangan yang lain, beliau mencium Fathimah dan mencium Ali, kemudian Rasulullah memberi mereka sebuah kain hitam, kemudian beliau berdoa,

“Ya Allah, aku minta kepada-Mu agar menjauhkan aku dan keluargaku dari neraka.”

Aku (Ummu Salamah) katakan, “Aku bagaimana wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Kamu juga.” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya [6/296]).

Dikutip dari buku Kaifa Takûnâ Abawain Mahbûbain karya Dr. Muhammad Fahd Ats-Tsuwaini. Semoga bermanfaat.

 

Abu Syafiq/BersamaDakwah

 

 

—————————————————————-
Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!