Yuk, Siapkan Diri Sambut Ramadhan

Tidak terasa bulan suci, bulan penuh rahmat, bulan diturunkannya Alquran, yang dinanti-nanti sudah di hadapan mata. Karena kemuliaan dan spesialnya bulan Ramadhan, sudah seharusnya kita sebagai umat Islam mempersiapkan diri dan keluarga.

Berikut beberapa hal penting untuk dipersiapkan menurut founder Berkah Mutiara Quran (BMQ), Sayid Qutub al-Hafiz. Pertama adalah persiapan fikriyah.

Menurut Sayid, agar ibadah Ramadhan bisa optimal, dibutuhkan bekal wawasan yang benar tentang bulan penuh kemuliaan ini. “Muadz bin Jabal RA berkata, mencari ilmu karena Allah adalah ibadah,” ujarnya dalam sesi talk show di Masjid At-Taqwa Thamrin Residence, Ahad (8/4).

Mengomentari atsar di atas, Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan, orang-orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya, serta apa-apa yang menguranginya.

Selain fikriyah, persiapan berikutnya adalah ruhiyah. Rasulullah SAW memberikan contoh kepada umat Islam untuk senantiasa mempersiapkan diri menyambut puasa.

Aisyah RA pernah berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa sunah di satu bulan lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Sya’ban.”

Sayid menambahkan, ibadah lain yang juga harus dipersiapkan, seperti perbanyak tilawah, qiyamulail, salat fardhu berjamaah di masjid, al-matsurat kubra pagi dan petang.

“Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Sya’ban kadar keimanan kita sudah meningkat,” ujar lelaki yang kerap disebut sebagai ustaz zaman now ini.

Bulan Rajab dan Sya’ban dikiaskan sebagai masa warming up atau pemanasan. Tujuannya, agar ketika memasuki Ramadhan, kita sudah bisa menjalani ibadah shaum dan sebagainya itu menjadi hal biasa.

Memasuki Ramadhan, jasadiyah juga menjadi aspek yang harus dipersiapkan. Kita membutuhkan fisik lebih prima dibandingkan biasanya. “Sebab, jika fisik lemah, bisa saja kemuliaan yang dilimpahkan Allah SWT pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal,” ujar Sayid.

Sayid menganjurkan umat Islam untuk menyiapkan fisik sedari Sya’ban ini, termasuk olahraga teratur, membersihkan rumah, makan makanan yang sehat dan bergizi.

Persiapan terakhir adalah maliyah. Sayid mengatakan, persiapan harta ini bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan Lebaran sebagaimana tradisi kita selama ini. “Mempersiapkan harta adalah untuk melipat gandakan sedekah karena Ramadhan merupakan bulan memperbanyak sedekah. Pahala bersedekah pada bulan ini berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan biasa,” ujarnya.

 

REPUBLIKA

Anjuran Bergembira dengan Datangnya Ramadhan

Anjuran Bergembira dengan Datangnya Ramadhan

Apakah ada anjuran untuk bergembira ketika datang ramadhan? adakah hadis yang menunjukkan keutamaan bergembira ketika datang ramadhan?

Jawaban:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Terdapat satu hadis yang sangat terkenal dan banyak dikutip para khatib ketika kultum awal-awal ramadhan. Hadis itu menyatakan,

مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ

”Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”

Banyak penceramah begitu antusias menyampaikan hadis ini, tanpa tahu dari mana sebenarnya teks ini berasal. Anda bisa perhatikan, hampir tidak ada penceramah yang menyampaikan sumber dan rujukan seusai mengutip hadis ini. Karena memang hadis ini tidak dijumpai di kitab-kitab hadis.

Prof. KH. Ali Musthafa Ya’qub MA, dalam bukunya, Hadits-hadits Bermasalah di Bulan Ramadhan, menuliskan bahwa hadis dengan teks seperti di atas itu terdapat dalam kitab Durrotun Nashihin, karya Utsman bin Hasan al-Khubawi.

Kitab ini tergolong kitab favorit para kiyai, guru ngaji, para ustadz, terutama mereka yang kurang peduli dengan keotentikan hadis. Karena dalam kitab ini, terdapat sangat banyak hadis yang bombastis. Cerita masalah ghaib yang mendetail, amal-amal kecil, sederhana, namun dihargai dengan balasan yang sangat besar, dan berlipat ganda.

Hanya saja, para ahli hadis menilai kitab ini sebagai kitab bermasalah. Pasalnya, kitab ini selain dipenuhi dengan hadis dhaif dan palsu (maudhu’), kitab ini juga dipenuhi hadis yang statusnya laa ashla lahu (tidak ada sumbernya). Derajat hadis laa ashla lahu jauh lebih parah dari pada hadis palsu. Karena hadis dengan status semacam ini, tidak memiliki sanad dan sama sekali tidak ada sumber kitab hadis yang mencantumkannya.

Berbeda dengan hadis palsu, hadis ini masih memiliki sanad. Hanya saja, dalam sanadnya terdapat perawi pendusta, sehingga status hadisnya palsu.

Ringkasnya, hadis ini tidak perlu dihiraukan, karena sama sekali bukan hadis.

Ceramah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أتاكم رمضان شهر مبارك. فرض الله عز وجل عليكم صيامه، تفتح فيه أبواب السماء، وتغلق فيه أبواب الجحيم، وتغلّ فيه مردة الشياطين، لله فيه ليلة خير من ألف شهر، من حرم خيرها فقد حرم

Telah datang kepada kalian ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah wajibkan kepada kalian puasa di bulan ini. Di bulan ini, akan dibukakan pintu-pintu langit, dan ditutup pintu-pintu neraka, serta setan-setan nakal akan dibelenggu. Demi Allah, di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan. (HR. Ahmad, Nasai 2106, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Syaikh Abdullah al-Fauzan mengatakan,

في هذا الحديث بشارة لعباد الله الصالحين بقدوم شهر رمضان المبارك، لأن النبي صلى الله عليه وسلم أخبر الصحابة – رضي الله عنهم – بقدومه، وليس هذا إخباراً مجرداً بل معناه بشارتهم بموسم عظيم، يقدره حقّ قدره الصالحون المشمرون، لأنه بين فيه ما هيأ الله لعباده من أسباب المغفرة والرضوان وهي أسباب كثيرة، فمن فاتته المغفرة في رمضان فهو محروم غاية الحرمان.

Dalam hadis ini terdapat kabar gembira bagi para hamba Allah yang sholeh dengan datangnya bulan ramadhan yang diberkahi. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada para sahabat akan kedatangan ramadhan. Dan ini bukan hanya berita semata, namun maknanya adalah kabar gembira bagi mereka dengan adanya masa yang agung, yang selayaknya dimuliakan oleh orang-orang shaleh yang menyisingkan lengan untuk beramal. Karena beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa di bulan ramadhan, Allah telah siapkan banyak kebaikan bagi para hamba-Nya, berupa sebab untuk menggapai ampunan dan ridha-Nya. Sebab ini banyak sekali. Karena itu, siapa yang tidak mendapatkan ampunan di bulan ramadhan, berarti dia telah diharamkan untuk mendapatkan banyak kebaikan. (Ahadits Shiyam, Ahkam wa Adab, keterengan hadis ketiga).

Hanya saja, sebagai catatan, dalam khutbah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidak menyampaikan adanya fadhilah tertentu bagi orang yang bergembira menyambut kedatangan ramadhan. Menambahkan adanya fadhilah tertentu tanpa dalil, tentu termasuk berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kita berlindung dari hal ini.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

KONSULTASI SYARIAH

Syam; Gerbong Huru-Hara Akhir Zaman

KONFLIK di kawasan Syam yang hingga kini masih berlangsung, seyogianya memantik kesadaran umat Islam untuk mengkaji kembali hadits-hadits akhir zaman terkait Syam. Paling tidak, jika tanda-tanda itu belum terjadi, umat Islam bisa mempersiapkan diri, mensikapinya secara tepat dan tak terpengaruh oleh dinamika konflik yang sedang terjadi.

Bumi Syam (sekarang Suria, Lebanon, Palestina, Yordania dan Syam Jura) yang diberkati, sejak diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam hingga hari kiamat menempati posisi strategis dalam sejarah kehidupan umat Islam, bahkan umat yang lainnya.

Surah Al-Isra [17] ayat 1 misalnya, sejak awal menanamkan kesadaran mendasar bahwa bumi sekitar Al-Aqsha (Baitul Maqdis) adalah wilayah-wilayah yang diberkati. Ke tempat suci itu Nabi diisrakan (diperjalankan pada malam hari), di situ pula beliau shalat dan menjadi imam para nabi. Maka tidak mengherankan jika dalam sejarah wilayah Syam ini begitu penting di mata nabi dan generasi-generasi selanjutnya.

Salah satu bentuk kepedulian nabi pada tanah Syam bisa dilihat dari upaya awal pembebasan tanah ini. Perang Mu`tah dan Tabuk, adalah dua contoh konkret kepedulian beliau. Sepeninggal beliau, Abu Bukar radhiyallahu ‘anhu ketika menghadapi masalah pelik pemurtadan dan orang-orang yang enggan berzakat, beliau tetap mengirim pasukan Usamah bin Zaid menuju Syam sebagai amanah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelang wafatnya.

Khalifah-khalifah selanjutnya pun sangat peduli dalam masalah ini. Sebelum Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu  membebaskan Baitul Maqdis, salah satu PR utama yang dipecahkan terlebih dahulu adalah pembebasan tanah Syam. Melalui sinergi yang apik antara Khalid dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah radhiyallahu ‘anhuma, Syam akhirnya bisa terbebaskan dari tirani.

ampak dari terbebasnya Syam ini begitu besar. Terbebasnya Baitul Maqdis –yang kelak didatangi langsung oleh Umar radhiyallahu ‘anhu- serta terbebasnya Mesir dari hegemoni Romawi Timur baru bisa terealisasi saat bumi Syam bisa dibebaskan. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Syam (khususnya Baitul Maqdis) adalah poros stabilitas dunia. Dan itu menjadi rebutan sepanjang masa karena menjadi tolak ukur penguasa dunia.

Pembebasan-pembebasan lain pun memang keberhasilannya tidak bisa dilepas  dari konsentrasi pembebasan tanah Syam. Sebagaian wilayah Afrika, Eropa, bahkan Konstatinopel –di zaman Muhammad Al-Fatih- apa bisa terbebas jika jauh-jauh hari tidak ada kepedulian terhadap bumi yang diberkati ini?

Oleh karena itu, membahas hadits-hadit akhir zaman tentang Bumi Syam ini sangatlah penting. Urgensi memahami persoalan ini, bukan semata urusan sejarah,  kepedulian lintas generasi, atau karena wilayah ini sejak lama menjadi rebutan antar negara. Nyatanya, di dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga banyak digambarkan bahwa negeri ini adalah “wilayah panas” tempat terjadinya huru-hara akhir zaman. Dengan bekal informasi ini, seharusnya umat Islam tidak kehilangan arah dan tidak salah dalam menyikapi konflik yang terjadi di bumi yang diberkati ini.

Dalam buku “Ahâdîts al-Fitan wa al-Malâhim wa Asyrâth al-Sâ’ah al-Mu’allaqah bi al-Syâm” (2014) yang disusun oleh bagian (kajian) ilmiah Yayasan al-Durar al-Sunniyah yang disupervisi oleh Syeikh Alawi bin Abdul Qadir al-Saqqaf, terdapat kajian khusus mengenai hadits-hadits akhir zaman berikut kaitannya dengan fenomena yang terjadi.

Di antara kandungan buku ini: Pertama, membahas fitnah-fitnah dan huru-hara yang berkaitan dengan tanah Syam. Pada pembahasan ini disebutkan hadits yang menunjukkan bahwa fitnah yang terjadi di Bumi Syam di akhir zaman adalah fitnah besar dan kelam.

 

Selain itu, jika penduduk Syam sudah rusak, maka sudah tidak ada lagi kebaikan bagi umat Islam. Di akhir zaman, saat terjadi huru-hara dan fitnah, letak keimanan sejati adalah di Bumi Syam. Dan kelak, bumi yang diberkati ini akan menjadi basecamp kuat umat Islam akhir zaman. Tentara-tentara pilihan yang di akhir zaman membawa bendera hitam pun akan muncul dari Syam. Di daerah Al-Ghauthah (Syam) nanti, akan menjadi pangkalan militer umat Islam.

Kedua, buku ini juga membahas hadits-hadits tentang tanda-tanda akhir zaman yang terkait dengan Syam. Sebagai contoh: keluarnya Imam Mahdi, Dajjal dan Isa adalah di wilayah ini. Belum lagi api yang muncul dari Aden yang akan menggiring manusia ke Bumi Syam. Sampai pada puncaknya adalah hembusan angin dingin ke arah Syam. Siapa saja waktu itu di seluruh bumi yang masih menyimpan keimanan, akan meninggal dunia ketika menghirup angin ini. Kemudian setelah itu yang tersisa hanyal orang-orang yang amat buruk.

Melihat posisi Syam yang begitu strategis baik di masa lampau dan akhir zaman, seyogianya umat Islam mengkaji secara serius masalah ini. Setidaknya adalah sebagai persiapan untuk menhadapi huru-hara yang akan terjadi menjelang kiamat. Karena Bumi Syam adalah gerbong akhir zaman. Bisa jadi sekarang memang belum saatnya, tapi jika umat Islam peduli dengan masalah ini, setidaknya itu akan tetap berguna bagi generasi mendatang yang akan menghadapinya.*/ Mahmud Budi Setiawan

 

HIDAYATULLAH

Doa Rasulullah di Saat Kesulitan Keuangan

BANYAK orang bertanya bagaimana doa dalam menghadapi kesulitan keuangan. Berikut ini doanya. Silakan dibaca. Doa Nabi dalam menghadapi kesulitan beban keuangan, dibaca di depan rumah, sambil melihat ke langit dan menengadahkan tangan ke atas:

Wahai Dzat yang Maha Pengasih nan luas kasih-Nya. Hanya rahmat-Mulah yang aku minta, maka cukupkanlah aku dengan rezeki-Mu yang halal, dari yang Engkau haramkan, dan cukupkanlah aku dengan mentaati-Mu, dari siapa saja selain diri-Mu.

 

INILAH MOZAIK

Muslimah Berhijab Pertama Maju dalam Pemilu Quebec

Perdebatan terkait kerudung kembali menyeruak di Kanada. Kali ini karena seorang Muslimah maju dalam pemilu provinsi Quebec, Kanada.

Eve Torres adalah ibu tiga anak berusia 44 tahun yang bangga mengunakan hijab. Ia mengumumkan siap menjadi calon dari Partai Solidaire Quebec.

Hingga saat ini ia belum punya lawan dan didapuk jadi perempuan berhijab pertama yang maju dalam ajang tersebut. Jalannya bukan tanpa hambatan. Torres menerima banyak kritik.

Beberapa media memandangnya negatif. “Kerudung adalah simbol yang digunakan islamis untuk membuat keberadaan mereka diakui publik, kemudian mengokupasinya,” kata seorang kolumnis di media populer Le Journal de Montreal, Mathieu Bock-Cote.

Sebuah kolom yang ditulis oleh Denise Bombardier di media yang sama memajang foto Torres yang berkerudung. Tertulis dalam halaman tersebut ‘Masa Depan Kita yang Gelap’.

Bock-Cote, Bombardier dan penulis populer lain, Lise Ravary menyebut Torres islamis. Kata ini punya konotasi kuat dalam fundamentalisme dan militansi. Torres menyangkalnya.

Ia menggambarkan diri sebagai seorang feminis yang ingin berjuang untuk keadilan sosial. Pada The Canadian Press, ia mengaku sudah memperkirakan berbagai respons negatif.

“Selama 10 tahun di Quebec, perempuan Muslim selalu jadi bagian besar dari diskusi politik, tapi tidak pernah mendapatkan yang mereka inginkan,” kata Torres.

Ia mengaku bukan seorang islamis dan tidak ingin menjadi seperti itu. Pekan lalu, Pemimpin Partai Solidaire Quebec Jean-Francois Lisee menyebut Torres secara langsung. “Jika PQ menang dalam pemilu 1 Oktober nanti, saya akan mengeluarkan aturan larangan menggunakan simbol religi saat bekerja,” kata dia.

Ini akan berlaku untuk karyawan sipil seperti hakim, jaksa, polisi, sipir penjara hingga guru-guru. Lisee berjanji akan fokus pada isu ini sejak hari pertama menjabat.

Lisee menyebut Torres juga harus mengetahui posisi partainya dalam isu ini. Bagaimana pandangan Partai Solidaire Quebec tentang penggunaan simbol agama dalam pekerjaan sipil negara.

Torres sendiri mengaku harus berpikir matang-matang untuk memutuskan bergabung dengan partai tersebut. Karena seperti partai arus utama lainnya di provinsi, Quebec solidaire juga cenderung seperti PQ dalam hal ini.

Sebelum bergabung dengan politik, Torres adalah juru bicara Dewan Nasional Muslim Kanada. Kelompok advokasi tersebut saat ini sedang menuntut pemerintah Quebec terkait Undang-Undang 62.

UU 62 memaksa penduduk memperlihatkan wajah ketika memberi atau menerima layanan publik. Torres mengatakan ia bulat memilih partainya sekarang karena cukup mewakili pandangannya meski tidak sepenuhnya, termasuk dalam isu larangan berhijab.

“Ini adalah konsensus politik,” kata Torres.

 

REPUBLIKA

Jadikan Mereka Sebagai Raja

TERBACA olehku nasehat berbahasa Arab yang mencuri perhatianku. Berlinang air mata ini membacanya karena semua terasa terlambat untuk kuterapkan kini, saat kedua orang tuaku sudah tiada. Tidak. Ternyata tidak terlambat. Masih ada yang bisa ku perbuat. Berikut terjemahan nasehat itu:

“Jangan engkau marahi kedua orang tuamu demi membahagiakan orang lain. Orang tuamu telah membangunmu menjadi manusia sejak dirimu masih berupa janin lemah, sementara selainmu itu hadir mengambil manfaat darimu setelah dirimu menjadi ‘orang.'”

Nasehat itu berlanjut: “Orang tuamu telah menjadikan dirimu sebagai pangeran atau puteri kerajaan saat dirimu masih kecil, maka jadikanlah kedua orang tuamu sebagai raja dan ratu saat dirimu sudah besar.” Sungguh luar biasa menyentuh, bukan? Mari kita laksanakan perintah itu.

Pasti ada yang bertanya bagaimana jika orang tua kita sudah meninggal? Ada beberapa hal yang masih bisa kita lakukan untuk membahagiakan mereka di alam barzakhnya: doakan mereka dengan doa terbaik, hajikan dan unrohkan mereka, serta bersedekahlah atas nama diri beliau.

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi

 

INILAH MOZAIK

 

Tahukah Kita Kisah Ini, Bagaimana dengan Kita?

KALAU seseorang merasa dirinya dekat dengan orang besar, maka dia merasa lebih aman kehidupannya dibandingkan dengan mereka yang jauh atau memusuhi orang besar. Biasanya, orang seperti ini lebih santai dalam menjalani hidup.

Tahukah kita akan Abu Hurairah? Sahabat nabi yang paling banyak meriwayatkan hadits? Sahabat nabi yang selalu dekat dengan dan mendekat pada Nabi? Beliau ini luar biasa. Beliau terus rajin beribadah karena takut dirinya masuk ke neraka, tidak bersama Rasulullah.

Tahukah kita bahwa Abu Hurairah ini membaca tasbih sebanyak 12.000 (dua belas ribu) kali dalam sehari? Syekh Ibrahin al-Raqi al-Hambali berkomentar bahwa yang dilakukan Abu Hurairah itu adalah sejumlah dengan diyat 12 ribu dirham. Dilakukannya untuk membebaskan dirinya dari api neraka.

Orang sedekat itu dengan Rasulullah masih merasa dirinya tak aman, bagaimana dengan kita? Orang sealim dan seberbakti seperti itu terus rajin bertasbih, bagaimana dengan kita? Orang yang melayani agama sebaik itu masih terus mengejar pahala akhirat, lalu bagaimana dengan kita?

Marilah terus bersemangat mengaji dan beribadah, berdzikir dan berfikir untuk akhirat kita.

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi

INILAH MOZAIK

Ikhlas di Tiga Waktu

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Dialah Dzat yang telah menciptakan langit, bumi dan segala yang ada. Seluruh makhluk ada dalam kekuasaan-Nya dan tiada berdaya tanpa pertolongan-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Allah Swt. berfirman, “..Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholeh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (QS. Al Kahfi [18] : 110)

Ikhlas itu mesti kita jaga pada tiga waktu. Pertama, adalah ketika kita hendak beramal. Kondisikan dulu hati untuk lurus hanya mengharapkan penilaian Allah Swt. Mantapkan hati agar benar-benar bersih dari unsur ujub, riya, sumah. Ini penting karena betapa licinnya dan halusnya syaitan menggoda kita agar hati kita tergelincir. Padahal baik buruknya, benar salahnya setiap urusan kita adalah diawali dari baik buruknya, benar salahnya hati.

Kedua, adalah ketika beramal. Boleh jadi ketika kita melakukan amal kebaikan, tiba-tiba datanglah pujian, sanjungan dari orang lain. Tentu siapapun akan senang jika mendapat pujian dan sanjungan. Tapi, di sinilah terdapat celah yang rentan membuat kita terlena dan terbuai sehinga merasa diri hebat dan lupa kepada Dzat yang telah memberi kita kekuatan, Allah Swt.

Maka, perlu kita untuk bermujahadah menjaga niat yang sudah kita tekadkan sejak awal. Sehingga kita bisa istiqomah dalam keikhlasan.

Ketiga, setelah beramal. Mungkin ada penghargaan dari orang lain atas prestasi kita. Atau bahkan boleh jadi tidak ada yang memuji, menyanjung kita, malah yang ada justru orang yang tidak menghargai amal kita. Nah, di sinilah hati kita diuji. Hati bisa terbuai oleh penghargaan dari manusia, dan hati juga bisa goyah saat ada yang merendahkan kita.

Bagi orang yang hatinya lurus lillaahitaala, segala bentuk penilaian manusia itu tidaklah ada apa-apanya dibandingkan penilaian Allah Swt. Jika dipuji, maka ia akan memuji Allah dan menyerahkan pujian tersebut kepada Allah. Sedangkan jika dia dihina, direndahkan, maka ia akan beristighfar, memohon ampunan Allah karena boleh jadi itu adalah ujian agar dirinya bisa memperbaiki diri dan bersandar hanya kepada Allah semata.

Saudaraku, semoga Allah Swt senantiasa melimpahkan hidayah kepada kita sehingga kita menjadi orang-orang yang istiqomah menjaga niat dalam setiap ucapan dan perbuatan kita. Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

INILAH MOZAIK

Predikat Istri Seorang Syuhada

JAMILAH terus mereguk kenangan akan pertemuan singkat yang terpatri dalam jiwanya. Senandung kasih abadi mereka berdua tidak mungkin dilupakan wanginya, masih tercium di tempat tidurnya. Wajahnya terpampang di atap kamarnya. Setelah kedua matanya tenteram dengan cahaya kematian syahid suaminya, dia masih membayangkan melihatnya di negeri langit.

Jamilah masih menceritakan kepada para tetangga bahwa dia melihat Hanzhalah sesaat sebelum malam pernikahannya. Bagaimana mimpi itu bisa menjadi kenyataan. Jamilah bermimpi melihat langit terbelah untuk Hanzhalah, maka dia masuk dan setelah itu langit pun menutup lagi.

Sepertinya mimpi ini menghakhawatirkan Jamilah. Dia melihat mimpi itu membawa awan kelam dan ketakutan. Hingga dia meminta kepada empat orang kaumnya untuk menjadi saksi bahwa Hanzhalah telah benar-benar menikah dengannya. Siapa sangka bahwa mimpi yang dia takutkan membawa keburukan dan karenanya dia berantisipasi dari fitnah dan tuduhan ternyata justru membawa kabar gembira dari langit dan memberikan kepadanya predikat istri seorang syuhada.

[Sumber: Ensiklopedi Kisah Generasi Salaf]

 

INILAH MOZAIK

MUI Bahas Soal Istitha’ah di Ijtima’ Ulama VI

Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan membahas dan mempertegas persoalan istithaah (kemampuan) dalam Ijtima Ulama VI pada 7-10 Mei 2018. MUI menilai istithaah kerap dijadikan alasan pemerintah menggugurkan calon= jamaah haji.

“Masalah istithaah, jangan sampai itu jadi persoalan dari pemerintah, dalam hal ini (Kemenkes)”, kata Ketua MUI bidang Infokom Masduki Badlowi di kantor MUI Pusat, Jakarta beberapa waktu lalu.

Ia menegaskan istithaah menyangkut prinsip dasar haji. Selama ini, ia mengatakan, orang-orang kesehatan sangat tegas menyoal kemampuan kesehatan dari calon jamaah haji. “Orang kesehatan kan kalau tak boleh, tak boleh beneran. Padahal banyak orang ingin meninggal di sana, ujar dia.

Masduki menegaskan istithaah tidak melulu seperti itu. Sebab, menurut dia, istithaah lebih pada kemampuan finansial.”Iistithaah juga menjadi alasan mencoret orang. (Padahal tugas pemerintah merawat jamaah) itu juga iya,” kata Masduki.

Pemerintah Indonesia menerapkan Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 tentang istitha’ah (mampu) yang mewajibkan calon jamaah dinyatakan mampu melaksanakan seluruh ritual haji.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Eka Jusuf Singka mengatakan sejumlah calon jamaah tidak memenuhi syarat istitha’ah. “Sekitar 230 orang dari 204 ribu calon jamaah itu tidak lolos,” kata dia, Senin (30/4).

Mereka mengidap penyakit yang sudah tergolong akut sehingga tidak bisa melaksanakan ritual haji. Ia menegaskan mereka bukan hanya golongan risiko tinggi, melainkan pengidap penyakit berat.

Menurutnya, golongan risiko tinggi biasanya masih bisa berangkat meski perlu pengawalan. Namun mereka yang tidak istitha’ah adalah golongan yang benar-benar tidak disarankan untuk berangkat.

 

IHRAM