Peta Akomodasi Haji di Tanah Suci

Bagi Anda para jamaah calon haji, temukan informasi seputar Peta Akomodasi Haji yang ada di Tanah Suci melalui aplikasi Android Cek Porsi Haji, download aplikasinya dan instal. Klik di sini! Informasi seputar Peta Akomodasi itu bisa dilihat di menu Info Haji & Umroh

Tampak di dalam aplikasi Cek Porsi Haji itu, kita menemukan informasi Penempatan Haji di Makkah dan Penempatan Haji di Madinah.

Silahkan mengeksplorasinya!

 

Jamaah Harus Waspadai Waktu Zuhur dan Ashar

amaah haji diimbau mewaspadai waktu Zuhur hingga Ashar di Tanah Suci yang menjadi puncak terik matahari. Ketika itu suhu panas sangat menyengat setiap orang yang beraktivitas di luar ruangan.

Wartawan Republika.co.id, Erdy Nasrul yang berada di Makkah melaporkan, sejak 19 Juli hingga hari ini, panas di Makkah mencapai lebih dari 40 derajat celcius. Meski sudah mengenakan kaca mata gelap, panas masih menyilaukan mata. Bahkan batang kaca mata berbahan besi ikut memanas. Gelang jamaah mendadak ikut memanas.

“Pada Zuhur hingga Ashar, panas mentari begitu terasa. Tolong jamaah menjaga diri,” ujar Kepala Daerah Kerja Makkah Dr Endang Jumali, di tempat kerjanya pada Sabtu (21/7).

Dia mengimbau petugas haji sigap memberikan bantuan dan layanan kepada jamaah di lapangan. Mereka yang berada di sektor-sektor, seperti sekitar Masjidil Haram harus memantau pergerakan para calon jamaah haji yang berada di sekitar sana.

Mengapa Masjidil Haram? Kadaker Makkah menjelaskan, biasanya ada saja jamaah yang berjalan meninggalkan masjid suci itu tanpa alas kaki. Sebagian area tersebut memang berlantaikan batu alam semacam marmer. Namun, pada siang hari, area lantai di sana terasa begitu panas.

Dengan suhu di atas 40 derajat, apa yang terjadi bila seseorang berjalan tanpa sandal? Dia menjelaskan, kaki seseorang bisa melepuh. Hal tersebut sudah dialami seorang jamaah haji Indonesia di Madinah. Kakinya harus menjalani perawatan.

Jika menemukan jamaah haji Indonesia tanpa alas kaki, dia mengatakan, petugas haji harus sigap memberikan bantuan. Bisa dengan memberikan alas kaki. Opsi lainnya adalah membawa yang bersangkutan ke kantor sektor untuk beristirahat. Kemudian mengantarkannya ke hotel.

Endang juga mengimbau jamaah tidak memaksakan diri ke Masjidil Haram pada siang hari. Pada saat itu, lebih baik jamaah beristirahat terlebih dahulu di kamar masing-masing. Setelah Ashar, ketika panas mentari sedikit lebih bersahabat, mereka bisa ke Masjidil Haram kembali untuk beribadah.

Syekh Abdul Qodir Al Jaelani Hampir Terlewat Subuh

SYEKH Abdul Qadir Jailani menuturkan satu kejadian tatkala beliau hampir saja kelewatan salat subuh jika bukan karena seekor kucing yang membangunkannya.

Penuh rasa syukur, beliau menyelesaikan salat tepat waktu. Karena keawasan batinnya, kemudian ia mengenali bahwa kucing itu sebenarnya iblis yang sedang menyamar.

Terkejut, beliau bertanya kepada sang kucing mengapa dia membangunkannya untuk berdoa kepada Tuhan. Kucing itu menjawab:

“Karena kau telah mengetahui diriku yang sebenarnya, baiklah aku beritahu kau. Aku tahu jika kau melewatkan salat wajibmu, kau akan salat seratus kali untuk menggantinya. Jadi, aku membangunkanmu supaya kau hanya mendapatkan manfaat dari satu kali salat.”

Tuhan adalah Rahmat Tak Terbatas. Dia mengabaikan banyak permohonan doa kita karena, tanpa kita sadari, permohonan kita itu penuh dengan kerugian dan kehancuran.

INILAH MOZAIK

Jamaah Haji Diimbau Pakai Sandal Hindari Kaki Melepuh

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau kepada jamaah asal Indonesia agar senantiasa menggunakan sandal saat bepergian, mengingat suhu panas di Makkah dan Madinah, Arab Saudi.

Imbauan itu kembali disampaikan demi kelancaran ibadah haji para jamaah. Baru-baru, Tim Promotif Preventif (TPP) menemukan jamaah calon haji yang keluar dari pondokan menuju Masjid Nabawi di Madinah yang tidak menggunakan alas kaki.

Kepada jamaah ini TPP memberikan sandal agar ia terhindar dari luka bakar di bagian kaki akibat panas.

Jamaah dari embarkasi Lombok ini mengaku tidak biasa memakai sandal dalam kesehariannya.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusuf Singka, mengatakan, tahun ini Kemenkes menyiapkan 20.400 sandal yang akan dibagikan gratis bagi jamaah yang kehilangan atau tidak membawa sandal.

Mekanisme pembagian sandal adalah melalui tim kesehatan haji Kemenkes yang bertugas di sekitar masjid.

”Tim kesehatan membagikan sandal apabila menemui jamaah yang jalan tanpa alas kaki. Setiap petugas jika keluar harus membawa 2 pasang sandal dan segera memberikan secara gratis apabila menemui jamaah tanpa alas kaki,” tambah Eka sebagaimana disiarkan Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes baru-baru ini.

Menurut Eka, suhu panas di Madinah dan Makkah dapat menyebabkan kaki jamaah melepuh dan luka. Bila sudah terjadi seperti ini, jamaah katanya tidak bisa beribadah ke masjid karena sulit berjalan kaki dari pondokan.

”Jangan sampai karena tidak pakai sandal 10 menit, sakitnya bisa 5 hari. Bisa hilang kesempatan ibadah arbain di Masjid Nabawi nantinya,” ujar Eka.

Untuk itu, Eka mengingatkan agar jamaah patuh kepada arahan petugas kesehatan untuk menggunakan sandal.

”Seluruh jamaah haji harus membawa sandal masuk ke dalam masjid dalam kantong plastik yang sudah disediakan. Jika kelupaan menaruh, maka bisa fatal akibatnya,” tambah Eka.*

 

HIDAYATULLAH

Sebelum Layani Jemaah, Petugas PPIH Arab Saudi Lakukan Umrah Wajib

Jeddah (Kemenag) — Pesawat GA-980 yang membawa sebagian besar petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah mendarat mulus di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Kamis (19/07) Pukul 16.40 WAS. Mereka terbang dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta pada Pukul 11.30 WIB. Penyambutan kedatangan petugas dipimpin Kepala Daker Makkah Endang Jumali dan panitia lainnya yang memang telah berada di Tanah Suci beberapa hari sebelumnya.

Setelah mendarat, seluruh petugas mendapatkan pemeriksaan paspor dan pengecekan buku kesehatan haji. Juga dilakukan perekaman sidik jari dan biometrik di imigrasi bandara. Proses ini relatif singkat hanya lima menit tiap petugas.

Kemudian seluruh petugas mengenakan kain ihram untuk menunaikan umrah wajib di Masjidil Haram Pukul 19.30 WAS dengan terlebih dahulu mampir kantor Daker Makkah yang berada di Al Adel, Unnamed Road, Makkah 24244.

Tiba di komplek Masjidil Haram sekitar Pukul 00.30 WAS. Usai thawaf dan sa’i, para petugas tetap berada di Masjidil Haram menunggu datangnya waktu subuh.

KEMENAG RI

Wanita Jahiliyah saja Tak Cari Uang dengan Melacur

SEJELEK-jelek wanita jahiliyah, tidak ada yang mencari makan dengan cara melacur. Pelacuran di zaman jahiliyah hanya dilakukan oleh budak wanita.

Ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam membaiat beberapa wanita musyrikin yang hijrah ke Madinah, salah satu isi baiatnya adalah para wanita itu tidak boleh berzina.

Mendengar bagian ini, Hindun bintu Utbah, salah satu wanita yang baru masuk islam mengatakan, “Ya Rasulullah, apa ada wanita merdeka berzina.” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/98).

Hindun merasa terheran, selama hidupnya menjadi wanita musyirkin, belum pernah menjumpai wanita merdeka berzina.

Karena itulah, banyak tersebar ungkapan tentang kehormatan wanita merdeka di arab di masa jahiliyah,

“Wanita merdeka bisa jadi kelaparan, namun mereka tidak pernah mencari makan dengan buah dadanya.” (Majma al-Amtsal, Abul Fadhl an-Naisaburi, 1/122)

[Ustadz Ammi Nur Baits]

 

INILAH MOZAIK

Masjid Nabawi Mulai Ramai, Petugas Pengamanan Jemaah Indonesia Ditambah

Madinah (Kemenag) — Jemaah haji seluruh dunia hari ini, Jumat (20/07), melakukan salat jumat pertama di Masjid Nabawi, Madinah. Jumlahnya mencapai 20 ribu lebih.

Mengantisipasi semakin banyaknya jemaah Indonesia yang lupa jalan dan untuk membantu memudahkan jemaah yang akan balik ke pemondokan, kekuatan pengamanan di sekitaran masjid Nabawi ditambah menjadi 12 orang, yang semua itu di bawah komando Kepala sektor khusus Masjid Nabawi.

“Sehingga total kesuluruhan menjadi 29 orang petugas,” ujar Kepala Daker Madinah Muhammad Khanif.

Bukan hanya konsentrasi kemanan, kata Khanif,  petugas juga mengantisipasi semakin banyaknya jamaah yang kehilangan alas kaki dengan memberikan sandal gratis.

“Bila kehilangan, segera hubungi atau cari petugas terdekat dan meminta sandal gratis,  agar bisa kembali ke pemondokan dengan aman,” ujar Khanif.

Ia sudah meminta kepada petugas di lapangan untuk tidak pernah bosan mengingatkan jamaah agar selalu membawa sandal atau alas kaki baik berangkat maupun pulang.

Peralatan lain yang juga wajib  dibawa jamaah selama bepergian adalah untuk selalu membawa payung atau kenakan topi,  karena penutup kepala bisa menghindari langsung dari sengatan matahari.

Menurut Khanif,  jamaah harus terus diingatkan agar senantiasa membawa bekal air minum setiap saat membawa air minum.

“Kita sudah senantiasa memberikan arahan para petugas kloter yang ada di daker madinah imbauan kepada para jemaah,” tuturnya. (MCH Madinah)

KEMENAG RI

Pelaku Maksiat Tolong Menolong dalam Kemaksiatan

BAGIAN dari sunnatullah, pelaku maksiat akan saling tolong-menolong dalam kemaksiatan. Sebagaimana pelaku kebaikan akan saling membantu dalam kebaikan. Iblis dan bala tentaranya, mereka saling membantu dalam maksiat. Allah berfirman,

“Demikianlah Kami jadikan adanya musuh bagi tiap-tiap nabi, yaitu setan-setan dari jenis manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu.” (QS. al-Anam: 112).

Apa pengaruhnya? Orang-orang yang lemah iman, cenderung lebih memihak perkataan yang menipu itu. Allah nyatakan di lanjutan ayat, “Agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman dengan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa yang mereka (setan) kerjakan.” (QS. al-Anam: 113).

Sebagaimana hal ini juga dilakukan antar sesama orang munafiq. Allah berfirman, “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. Sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka saling menyuruh membuat yang munkar dan saling melarang berbuat yang maruf dan mereka menggenggamkan tangannya (sangat pelit).” (QS. At-Taubah: 67).

Sebenarnya kita tidak perlu terlalu heran, ketika kebijakan semacam ini keluar dari orang kafir. Karena tabiat mereka yang menyimpang dari fitrah sucinya. Dalam al-Quran, Allah menyebut mereka Syarra ad-Dawab (makhluk yang paling jelek). Kufur, tidak mau beriman dan tabiatnya buruk.

“Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, karena mereka itu tidak beriman.” (QS. al-Anfal: 55).

INILAH MOZAIK

Tangan yang tak Pernah Disentuh Api Neraka

DIRIWAYATKAN pada saat itu Rasulullah baru tiba dari Tabuk, peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut berserta Nabi dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.

Saat mendekati kota Madinah, di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan buruh tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”

Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaan saya ini membelah batu setiap hari, dan belahan batu itu saya jual ke pasar, lalu hasilnya saya gunakan untuk memberi nafkah keluarga saya, karena itulah tangan saya kasar.”

Rasulullah adalah manusia paling mulia, tetapi orang yang paling mulia tersebut begitu melihat tangan si tukang batu yang kasar karena mencari nafkah yang halal, Rasul pun menggenggam tangan itu, dan menciumnya seraya bersabda,

“Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada”, inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya.

Rasulullahl tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat hanya putrinya Fatimah Az Zahra dan tukang batu itulah yang pernah dicium oleh Rasulullah. Padahal tangan tukang batu yang dicium oleh Rasulullah justru tangan yang telapaknya melepuh dan kasar, kapalan, karena membelah batu dan karena kerja keras.

Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu di kenal sebagai pekerja yang giat dan tangkas. Para sahabat kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah), maka alangkah baiknya.” Mendengar itu Rasul pun menjawab,

“Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah.” (HR Thabrani)

Orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya tidak menyadari bahwa mereka telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, yang lebih jauh mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah amat prihatin terhadap para pemalas.

“Maka apabila telah dilaksanakan salat, bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS. Al-Jumuah: 10)

“Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (QS Nuh: 19-20)

“Siapa saja pada malam hari bersusah payah dalam mencari rejeki yang halal, malam itu ia diampuni”. (HR. Ibnu Asakir dari Anas)

“Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)

“Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud, selalu makan dan hasil usahanya”. (HR. Bukhari)

“Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan salat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)

“Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka sama dengan pejuang dijaIan Allah Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)

Demikian lah sebagan kecil tentang kisah teladan islami agar kita semakin tahu dan semakin giat dalam mencari rizki allah yang halal dan berkah. [duniaislam]

REPUBLIKA

Hasna, Wakil Indonesia Jadi Juara MTQ Internasional

Hasna Shofwatul Azizah (13 tahun) awalnya tidak menyangka bisa menjadi juara III dalam ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat internasional di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) Juni 2018. Pasalnya persaingan dalam perlombaan tersebut cukup berat karena diikuti oleh 70 negara peserta.

‘’ Alhamdulillah bisa membawa nama harum bangsa di dunia dan membanggakan orangtua,’’ ujar Hasna kepada Republika.co.id, Kamis (19/7). Terlebih prestasinya tersebut jarang diraih oleh banyak orang.

Awalnya kata Hasna sebelum berangkat ia berpandangan tidak menjadi juara dalam ajang tersebut tidak masalah. Sebabnya ia sudah merasa bersyukur karena diberikan kesempatan untuk mengikuti ajang di tingkat internasional. Namun faktanya Hasna bisa menjadi juara III dalam kategori tilawah anak-anak dengan mengalahkan 70 negara peserta lainnya.

Menurut Hasna, pencapaian prestasi ini tidak bisa lepas dari peran orangtua dan guru-guru yang membinanya. Para gurunya juga sebagian merupakan para alumni di ajang internasional serupa.

Hasna mengungkapkan, untuk meraih prestasi seperti sekarang ini ia membiasakan berlatih dan belajar setiap hari. Di mana ibu kandungnya Siti Aminah yang juga pernah menjadi juara nasional MTQ kategori tilawah mengajarinya secara langsung.

Selain berlatih tilawah, Hasna juga menghafal Alquran dibawah bimbingan ayah kandungnya KH Agus Said. Hingga kini hafalan Alquran Hasna sudah 11 juz.

Selepas meraih prestasi di tingkat internasional Hasna mengaku masih akan terus belajar lagi dan tidak berpuas diri. Ke depan Hasna akan mengikuti ajang MTQ Nasional yang digelar di Sumatera Utara pada Oktober 2018 mendatang. Pada perlombaan tersebut Hasna akan mengikuti kategori hafalan Alquran dan tilawah untuk provinsi Jawa Barat.

 

REPUBLIKA