Zakat Fitrah Satukan Umat

Selain melaksanakan puasa satu bulan penuh, seorang Muslim mempunyai kewajiban lainnya dalam bulan Ramadhan, yaitu mengeluarkan zakat fitrah.

Setiap orang yang hidup di bulan Ramadhan serta mencapai bulan yawal, wajib baginya untuk mengeluarkan zakat fitrah. Makna Zakat fitrah pun luar biasa karena bisa menumbukan persatuan umat muslim.

Seperti dikatakan Presiden Direktur Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), Agung Notowiguno, sebenarnya fungsi zakat fitrah merupakan pemenuhan kebutuhan pokok para golongan penerima zakat.

“Itu pemenuhan kebutuhan lebaran para mustahik terkait kebutuhan pokok seperti makanan. Jadi mereka wajib dapat itu sebelum Hari Raya,” ujarnya kepada Republika.

Terkait tujuan diwajibkannya zakat fitrah bagi umat Muslim yang tergolong mampu ternyata mengandung makna kebersamaan.

“Secara real disampaikan dalam alquran maknanya itu menumbuhkan rasa sayang antar umat, mensucikan diri pribadi dan harta,” katanya. Bahkan Agung mengatakan jika zakat fitrah bisa menjadi kekuatan sosial umat Muslim.

Selain itu, zakat fitrah tidak bisa hanya dilihat dari nilainya yang sekitar dua setengah kilogram bahan makanan pokok. Menurutnya, umat Muslim tidak boleh mengatakan itu terlalu sedikit, khususnya bagi yang memiliki kelebihan harta.

Ia meyakini jumlah pemberian yang diwajibkan pada zakat fitrah disesuaikan dengan kebutuhannya. “Memang karena hanya kebutuhan makan menjelang Hari Raya, jadi jumlahnya cuma 2,5 kg beras,” jelasnya.

zakat fitrah pada hakikatnya adalah lambang untuk menggambarkan setiap yang hidup harus bersedia dan bahkan berkewajiban untuk memberi hidup bagi orang lain. Pemberian dalam zakat fitrah berupa bahan makanan pokok masing-masing.

Sebagai contoh, kebanyakan orang Indonesia makan nasi, maka zakat fitrahnya berupa beras. Hal ini menjadi lambang semua orang harus bisa memperoleh pokok kehidupannya, baik melalui usahanya sendiri atau berkat bantuan sesama saudaranya, demi kelangsungan hidupnya.

Namun patut disadari, kadang ada umat Muslim yang lebih memilih membayar zakat fitrah secara tunai bukan dengan memberikan bahan makanan pokok. Menurut Agus, ia tidak melarang hal tersebut karena perlu mempertimbangkan wilayah.

“Kalau memang tidak ada bahan makanan, ya lebih baik di datangkan. Kalau bahan makanan sudah ada, kasih uang saja biar mereka membeli kebutuhannya sendiri,” terangnya.

 

sumber: Republika Online

Kisah Umar bin Khattab menghukum putranya hingga mati

Sebagai seorang Khalifah, Umar bin Khattab terkenal sangat tegas dan tidak memberikan toleransi terhadap segala bentuk pelanggaran. Dia menghukum semua pelaku pelanggaran tanpa pandang bulu, termasuk putranya sendiri, Abdurrahman.

Abdurrahman merupakan salah satu putra Umar yang tinggal di Mesir. Dia telah melakukan pelanggaran dengan meminum khamr bersama dengan temannya hingga mabuk.

Abdurrahman kemudian menghadap ke Gubernur Mesir waktu itu, Amr bin Ash, meminta agar dihukum atas perbuatan yang telah dilakukannya. Amr bin Ash pun menghukum Abdurahman dan temannya dengan hukuman cambuk.

Tetapi, Amr bin Ash ternyata memberikan perlakuan yang berbeda. Jika teman Abdurrahman dihukum di hadapan umum, maka si putra Khalifah ini dihukum di ruang tengah rumahnya.

Umar bin Khattab pun mendengar kabar itu. Dia kemudian mengirim surat kepada Amr bin Ash agar memerintahkan Abdurrahman kembali ke Madinah dengan membungkuk, dengan maksud agar si anak dapat merasakan bagaimana menempuh perjalanan dengan kondisi yang sulit.

Amr bin Ash kemudian melaksanakan isi surat itu dan mengirim kembali surat balasan yang berisi permohonan maaf karena telah menghukum Abdurrahman tidak di hadapan umum. Umar tidak mau menerima cara itu.

Mendapat perintah itu, Abdurrahman kemudian kembali ke Madinah sesuai perintah, yaitu dengan berjalan membungkuk. Dia begitu kelelahan ketika sampai di Madinah.

Tanpa memperhatikan kondisi putranya, Umar bin Khattab langsung menyuruh algojo untuk melaksanakan hukuman cambuk kepada putranya. Seorang sahabat sepuh, Abdurrahman bin Auf pun mengingatkan agar Umar tak melakukan hal itu.

“Wahai Amirul Mukminin, Abdurrahman telah menjalani hukumannya di Mesir. Apakah perlu diulangi lagi?” kata Abdurrahman bin Auf.

Umar pun tidak mau menghiraukan perkataan Abdurrahman bin Auf. Dia meminta Algojo segera melaksanakan penghukuman itu.

Kemudian, Umar mengingatkan kepada seluruh kaum muslim akan hadis Rasulullah tentang kewajiban menegakkan hukum, “Sesungguhnya umat sebelum kamu telah dibinasakan oleh Allah karena apabila di antara mereka ada orang besar bersalah, dibiarkannya, tetapi jika orang kecil yang bersalah, dia dijatuhi hukuman seberat-beratnya.”

Abdurrahman lalu dicambuk berkali-kali di hadapan Umar. Dia pun meronta-ronta meminta tolong agar ayahnya mengurangi hukuman itu, tetapi Umar sama sekali tidak menghiraukan.

Bahkan, teriakan Abdurrahman semakin menjadi, dan mengatakan, “Ayah membunuh saya.” Sekali lagi, Umar tidak menghiraukan perkataan anaknya.

Hukuman itu terus dijalankan sampai Abdurrahman dalam kondisi sangat kritis. Melihat hal itu, Umar hanya berkata, “Jika kau bertemu Rasulullah SAW, beritahukan bahwa ayahmu melaksanakan hukuman.”

Akhirnya, Abdurrahman pun meninggal dalam hukuman. Umar sama sekali tidak menunjukkan kesedihan.

Usai hukuman terhadap Abdurrahman dijalankan, Umar melakukan pelacakan terhadap siapa saja penyebar khamr. Tidak hanya peminum, bahkan sampai penjual khamr pun mendapat hukuman yang berat.

(Disarikan dari buku ‘Kisah Keadilan Para Pemimpin Islam’ Nasiruddin)

 

sumber: Merdeka.com

Sebuah Kisah dari Facebook

Nangis saya baca cerita ini…

HARI ini, sesosok wanita tua mengetuk pintu kaca toko.

“Bu… Beli kue saya… Belum laku satupun… Kalau saya sudah ada yang laku saya enggak berani ketuk kaca toko ibu…”

Saya persilakan beliau masuk dan duduk. Segelas air dan beberapa butir kurma saya sajikan untuk beliau.

“Ibu bawa kue apa?”
“Gemblong, getuk, bintul, gembleng, Bu.”
Saya tersenyum… “Saya nanti beli kue ibu… Tapi ibu duduk dulu, minum dulu, istirahat dulu, muka ibu sudah pucat.”

Dia mengangguk. “Kepala saya sakit, Bu.. Pusing, tapi harus cari uang. Anak saya sakit, suami saya sakit, di rumah hari ini beras udah gak ada sama sekali. Makanya saya paksain jualan,” katanya sambil memegang keningnya. Air matanya mulai jatuh.

Saya cuma bisa memberinya sehelai tisu…
“Sekarang makan makin susah, Bu…. Kemarin aja beras gak kebeli… Apalagi sekarang… Katanya bensin naik.. Apa-apa serba naik.. Saya udah 3 bulan cuma bisa bikin bubur… Kalau masak nasi gak cukup.

Hari ini jualan gak laku, nawarin orang katanya gak jajan dulu. Apa apa pada mahal katanya uang belanjanya pada enggak cukup…”

“Anak ibu sakit apa?” Saya bertanya.
“Gak tau, Bu… Batuknya berdarah…”

Saya terpana. “Ibu, Ibu harus bawa anak Ibu ke puskesmas. Kan ada BPJS…”
Dia cuma tertunduk. “Saya bawa anak saya pakai apa, Bu? Gendong gak kuat.. Jalannya jauh… Naik ojek gak punya uang…”

“Ini Ibu kue bikin sendiri?”

“Enggak, Bu… Ini saya ngambil.” jawabnya.

“Terus ibu penghasilannya dari sini aja?”
Dia mengangguk lemah…
“Berapa Ibu dapet setiap hari?”
“Gak pasti, Bu… Ini kue untungnya 100-300 perak, bisa dapet Rp4 ribu -12 ribu paling banyak.”
Kali ini air mata saya yang mulai mengalir. “Ibu pulang jam berapa jualan?”
“Jam 2.. .Saya gak bisa lama lama, Bu.. Soalnya uangnya buat beli beras… Suami sama anak saya belum makan. Saya gak mau minta-minta, saya gak mau nyusahin orang.”

“Ibu, kue-kue ini tolong ibu bagi-bagi di jalan, ini beli beras buat 1 bulan, ini buat 10x bulak-balik naik ojek bawa anak Ibu berobat, ini buat modal ibu jualan sendiri. Ibu sekarang pulang saja… Bawa kurma ini buat pengganjal lapar…”
Ibu itu menangis… Dia pindah dari kursi ke lantai, dia bersujud tak sepatah katapun keluar lalu dia kembalikan uang saya.

“Kalau ibu mau beli.. Beli lah kue saya. Tapi selebihnya enggak bu… Saya malu….”

Saya pegang erat tangannya… “Ibu… Ini bukan buat ibu… Tapi buat ibu saya… Saya melakukan bakti ini untuk ibu saya, agar dia merasa tidak sia-sia membesarkan dan mendidik saya… Tolong diterima…

” Saya bawa keranjang jualannya. Saat itu aku memegang lengannya dan saya menyadari dia demam tinggi. “Ibu pulang ya…”

Dia cuma bercucuran airmata lalu memeluk saya. “Bu.. Saya gak mau ke sini lagi… Saya malu…. Ibu gak doyan kue jualan saya… Ibu cuma kasihan sama saya… Saya malu…”

Saya cuma bisa tersenyum. “Ibu, saya doyan kue jualan Ibu, tapi saya kenyang… Sementara di luar pasti banyak yang lapar dan belum tentu punya makanan. Sekarang Ibu pulang yaa…”

Saya bimbing beliau menyeberang jalan, lalu saya naikkan angkot… Beliau terus berurai air mata.

Lalu saya masuk lagi ke toko, membuka buka FB saya dan membaca status orang orang berduit yang menjijikan.

Mariiiii budayakan untuk berusaha semaksimal hidup kita, jangan mudah menadahkan tangan… memberi dengan bijak, membuat hidup lebih bermakna.

Selama badan sanggup berdiri, kaki sanggup melangkah, pantanglah untuk berkeluh kesah dan mengasihani diri ….

The show must go on.
JIKA Bermanfaat, silahkan share

Sumber: ibu Ernydar Irfan

Zakat Fitrah Bersihkan Keburukan pada Bulan Ramadhan

Menjelang berakhirnya bulan Ramadhan, ada satu kewajiban yang harus ditunaikan umat Muslim, yakni berzakat fitrah. Inilah salah satu kewajiban di Ramadhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi agar membersihkan segala keburukan di bulan Ramadhan.

Menurut ustaz Erick Yusuf, zakat fitrah dipercaya mampu melenyapkan hal-hal negatif yang dilakukan selama berpuasa. “Zakat fitrah gunanya membersihkan hal-hal tidak bermanfaat yang dilakukan selama bulan ramadhan,” katanya kepada Republika. Sehingga berbeda dengan zakat lainnya, zakat fitrah hanya diwajibkan di bulan Ramadhan.

Meski fungsinya terbilang luar biasa sebagai pembersih keburukan tapi jumlah zakat fitrah tergolong tidak banyak yaitu sebesar dua setengah kilogram bahan makanan pokok.

Menurut ustaz Erick hal itu terjadi karena zakat fitrah bersifat spesial untuk menggugurkan keburukan umat Muslim. “Jumlahnya dikit supaya semua orang mampu membayarnya. Kalau banyak, ya cuma sedikit yang bisa membayar,” ujarnya.

Ia menegaskan Allah SWT memiliki sistem yang luar biasa dengan kewajiban zakat fitrah yang sedikit supaya semua orang mampu membayarnya, kecuali golongan mustahik zakat.

Terkai dengan pola pembayaran kepada pihak amil zakat, dirinya menyarankan lebih baik bersifat tunai saja. “Sebaiknya sih tunai dan bayar di awal biar gampang diatur sama amil zakat,” imbaunya.

Sedangkan jika ada orang yang memberikan zakat fitrah berupa uang kontak kepada mustahik zakat, ia tidak melarangnya. Ia hanya menyarankan lebih baik diberikan bahan makanan saja agar bisa langsung digunakan.

“Kalau kasih bahan makanan itu supaya mereka (penerima zakat) ikut rayakan hari raya. Jangan  sampai ada kaum duafa yang tidak  makan di hari raya,” ucapnya.

 

sumber: Republika Online

Supaya tamu tidak sakit hati, perhatikan adab bertamu Rasulullah

Rasulullah SAW sudah mengajarkan umatnya cara bertamu yang baik. Ini perlu diperhatikan agar sebagai tamu, kita tetap menjaga kehormatan dan perasaan tuan rumah.

Pernah suatu kali Nabi menunjukkan ketidaksukaannya kepada Jabir yang hendak menagih hutang. Menurut Hadis Riwayat Al Bukhari, Jabir mengetuk pintu rumah Rasulullah.

Saat Rasulullah bertanya, “siapa?.
Jabir hanya menjawab,”Aku”. Jawaban itu terus diulang-ulang.

Nabi tidak menyukainya dan menasehati Jabir agar menyebutkan nama ketika ditanya.

Saat berkunjung pun, Nabi mengajari sahabatnya agar mengucapkan salam dan bertanya, “Boleh aku masuk?” dikutip dari riwayat Abu Dawud, Kamis (9/7).

Jika sudah meminta izin tiga kali namun tidak ada jawaban maka diperbolehkan pulang.

Kemudian Rasulullah juga meminta para sahabat untuk tidak mengetuk pintu rumah dengan kuku, seperti yang dilakukan masyarakat Arab kala itu. “Mengetuk pintu dengan jari untuk menunjukkan kesopanan,” kutip Hadis Riwayat Al- Bukhari.

 

sumber: Merdeka.com

Puasa, Jangan Abaikan Asupan Air

Nur (26 tahun) hamil lima bulan. Tapi warga Panggang Kabupaten Gunung Kidul ini tetap berpuasa di bulan Ramadhan. Setelah dua minggu menjalankan puasa, tiba-tiba dia merasakan badan lemas, pusing dan bibir pecah-pecah.

Hal yang sama juga dialami Parinem (60 tahun). Dia tak pernah absen untuk berpuasa di bulan Ramadhan. Tapi usai menjemur padi di dekat rumahnya di daerah Sentolo Kabupaten Kulon Progo, dia merasakan badan lemas dan keluar keringat banyak.

Nur dan Parinem mengaku akhir-akhir ini tak banyak minum, baik waktu buka maupun sahur, karena tak merasakan haus. Nur sempat diinfus dan dirawat inap di Puskesmas dekat rumahnya karena dehidrasi dan badannya sempat panas. Sementara Parinem mengaku tidak lemas lagi setelah membatalkan puasa dan meneguk beberapa air putih.

Menurut Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Geriatri RSUP Dr Sardjito, dr. Probosuseno, SpPD-KGer, sebenarnya orang yang hamil maupun lajut usia (lansia) tidak ada halangan untuk menjalankan ibadah puasa.

Bahkan penderita gagal ginjal pun tetap bisa menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan sepanjang tidak ada kegawatan atau kondisinya stabil.

Asal, lanjut dia, seseorang yang sedang berpuasa harus cukup cairan sesuai yang dibutuhkan tubuh. Namun pada lanjut usia (lansia) mempunyai ciri yang berbeda dengan orang dewasa, orang muda, maupun anak-anak dalam menjalankan ibadah puasa. Yaitu sensasi haus mereka relative rendah (kurang).

Sebagian masyarakat terutama di Indonesia masih mengonsumsi air dalam jumlah yang kurang dibandingkan dengan kebutuhan. The Indonesian Hydration Regional Study (THIRST) mengungkap 46,1 persen subyek yang diteliti mengalami kurang air atau hipovolemia (kondisi kekurangan cairan) ringan.

Prevalensi hipovolemia ringan pada daerah dataran rendah yang panas lebih tinggi dibandingkan dengan di dataran tinggi yang sejuk. Ironinya, enam dari setiap 10 subyek yang diteliti (sekitar 60 persen) tidak mengetahui diperlukan minum lebih banyak bagi ibu hamil, bagi ibu menyusui, bagi orang yang berkeringat dan bagi orang yang berada dalam lingkungan atau ruang dingin.

Lebih lanjut Probo mengatakan bagi seseorang yang sedang puasa dan mengalami gejala dehidrasi seperti bibir kering, badan lemas, pusing, kencing berwarna kuning pekat, keluar keringat dingin harus segera minum air putih dan kalau kondisi masih lemas, harus diinfus agar kondisi kesehatannya bisa cepat pulih kembali dan bugar. Seseorang yang mengalami dehidrasi dan tidak segera diatasi, bisa berakibat gagal ginjal.

Air mempunyai fungsi penting bagi tubuh. Beberapa hasil penelitian menunjukkan pemenuhan kebutuhan air dalam tubuh dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit dan membuat hidup jadi lebih sehat dan nyaman.

Karena itu, pada saat puasa seseorang harus mengonsumsi air dua gelas saat berbuka, empat gelas pada malam hari sampai menjelang tidur dan dua gelas saat sahur. ”Untuk mengetahui pasti kebutuhan cairan seseorang dalam sehari, bisa dihitung dari berat badan dikalikan 30 cc air,” kata Probo menerangkan.
nneni ridarineni.

sumber: Republika Online

Hafiz Cilik Indonesia Raih Nilai Istimewa di Saudi

Musa, yang baru 5 tahun, menjadi peserta termuda di lomba hafalan Quran di Jeddah. “Alhamdulillah, Musa mendapat nilai mumtaz,” tutur paman Musa, Abu Unaisah.

Hafiz cilik Indonesia, Musa, mendapat hasil memuaskan dalam lomba penghafal Alquran di Jeddah, Arab Saudi. Meski menjadi peserta paling muda dalam ajang internasional itu, bocah yang belum genap berusia enam tahun itu mampu menempati peringkat tengah.

Alhamdulillah, Musa peringkat 12 dari 25 peserta,” tutur paman Musa, Abu Unaisah, saat berbincang dengan Dream.co.id, Selasa 8 Juli 2014.

“Dia mendapat nilai mumtaz,” tambah Abu Unaisah. Ya, nilai yang diperoleh Musa memang istimewa. Bocah yang juga menjadi peserta ajang “Hafiz Indonesia” ini mampu meraih nilai 90.83 dari 100 yang menjadi nilai sempurna.

Saat ini, lanjut Abu Unaisah, Musa masih berada di Arab Saudi. Dia mengaku belum tahu kapan keponakannya itu tiba di Tanah Air. “Sekarang sedang berlangsung acara kenegaraan di Saudi,” kata Abu Unaisah.

Musa memang memiliki kemampuan yang luar biasa. Menurut Abu Unaisah, dia bisa menghafal setengah lembar Alquran ukuran besar hanya dalam waktu 30 menit saja. Namun, dengan kemampuan itu bukan berarti Musa tampil sempurna dalam ajang di Saudi itu.

 

sumber: Dream.Co.Id

Perkataan Rasululah Tentang Syi’ah yang Terbukti Hari ini

Oleh Al-Ustadz Muhammad Thalib

Syi’ah sebuah kelompok agama yang memiliki prinsip-prinsip ajaran bahwa, Al-Qur’an sudah berubah dari aslinya, baik karena adanya tambahan atau pengurangan pada saat dikumpulkan oleh para sahabat di masa khalifah Abu Bakar. Hal ini dinyatakan oleh ulama Syi’ah bernama At-Tabrizi dalam bukunya Fashlul Khithab fi Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab.

Mereka melebihkan imam-imam Syi’ah di atas seluruh para Nabi seperti yang ditulis oleh Al-Kulaini dalam kitabnya Al-Kafi dan tokoh Syi’ah modern Khomaini.

Sangat penuh rasa benci pada tokoh-tokoh utama sahabat Nabi: Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan Hafsah radhiyallahu ‘anhum. Mereka menganggap para tokoh sahabat yang menjadi kekasih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini sebagai penjahat ulung terhadap ajaran Rasulullah.

Berkeyakinan bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu yang belum terjadi, tetapi para imam Syi’ah mengetahui segala sesuatu di masa lalu, masa kini dan akan datang.

Dengan adanya doktrin-doktrin keagamaan semacam ini, patutkah Syi’ah dikategorikan sebagai salah satu komunitas muslim sebagaimana halnya komunitas ahlussunah wal jama’ah.

Syi’ah yang memiliki doktrin sebagaimana yang disebut di atas, telah dinubuwatkan oleh Rasulullah sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh imam Ath-Thabrani dalam kitab Al-Mu’jam Al-Kabir no. 12998.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قال : كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَعِنْدَهُ عَلِيٌّ ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « يَا عَلِيُّ ، سَيَكُوْنُ فِي أُمَّتِيْ قَوْمٌ يَنْتَحِلُوْنَ حُبَّنَا أَهْلَ الْبَيْتِ لَهُمْ نَبَزٌ يُسَمَّوْنَ الرَّافِضَةَ فَاقْتُلُوْهُمْ فَإِنَّهُمْ مُشْرِكُوْنِ ».

Dari Ibnu Abbas ujarnya, saya pernah berada di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersamaan dengan Ali. Saat itu Nabi bersabda kepada Ali, “Wahai Ali, nanti akan muncul di tengah umatku suatu kaum yang berlebihan dalam mencintai kita ahlul bait, mereka dikenal dengan nama Syi’ah Rafidhah. Karena itu bunuhlah mereka sebab mereka adalah kaum musyrik.”

Selain dari nubuwat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini, khalifah Ali bin Abi Thalib sendiri berkata, “Di belakang kami kelak akan muncul suatu kaum yang mengaku cinta kepada kamu. Mereka suka berdusta dengan nama kamu, mereka sebenanya keluar dari Islam. Ciri mereka yaitu gemar memaki Abu Bakar dan Umar.”

Ammar bin Yasir berkata kepada seorang laki-laki yang mencerca Aisyah ketika berada di sisi Ammar bin Yasir: “Pergilah kamu wahai orang yang celaka, apakah engkau senang menyakiti kekasih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” [HR At-Tirmidzi, hadits hasan]

Maka terbuktilah kini, semua golongan Syi’ah senang sekali mencera Aisyah radhiyallahu ‘anha. Astagfirullah.

(adibahasan/muslimina/arrahmah.com)

Pakar NASA ini Masuk Islam Pasca Sembunyikan Fakta Lailatul Qadar

Subanallah ternyata banyak yang disembunyikan oleh orang-orang barat tentang kehebatan Islam yang ditunjukan dalam bentuk kejadian alam di dunia ini.

Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Quran dan Sunnah di Mesir, Dr. Abdul Basith As-Sayyid menegaskan bahwa, Badan Nasional Antariksa Amerika (NASA) telah menyembunyikan kepada dunia bukti empiris ilmiah tentang (malam) Lailatul Qadar. Demikian dilansir BIP, Ahad (5/7/2015).

Ia menyayangkan kelompok jutawan Arab yang kurang perhatian dengan masalah ini sehingga dunia tidak mengetahuinya. Menurutnya, sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam Lailatul Qadar adalah “baljah” (بَلْجَة); tingkat suhunya sedang), tidak ada bintang atau meteor jatuh ke (atmosfer) bumi, dan pagi harinya matahari keluar dengan tanpa radiasi cahaya.”

Sayyid menegaskan, terbukti secara ilmiah bahwa setiap hari (hari-hari biasa) ada 10 bintang dan 20 ribu meteor yang jatuh ke atmosfer bumi, kecuali Lailatul Qadr dimana tidak ada radiasi cahaya sekalipun.

Hal ini sudah pernah ditemukan Badan Antariksa NASA 10 tahun lalu. Namun mereka enggan mempublikasikannya dengan alasan agar non Muslim tidak tertarik masuk Islam.

Statemen ini mengutip ucapan seorang pakar di NASA bernama Carner, seperti yang dikutip oleh harian Al-Wafd Mesir.

Hal tersebut dikemukakan Abdul Basith Sayyid, Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Quran dan Sunnah di Mesir, serta Dr. Abdul Basith As-Sayyid juga mendukung hal tersebut dalam sebuah program di TV Mesir.

Sayyid juga menegaskan, pakar Carner akhirnya masuk Islam dan harus kehilangan jabatannya di NASA.

Ini bukan pertama kalinya, NASA mendapatkan kritikan dari pakar Islam. Pakar geologi Islam Zaglol Najjar pernah menegaskan, NASA pernah menghilangkan satu halaman di situs resminya yang pernah dipublikasikan selama 21 hari. Halaman itu berisi hasil ilmiah tentang cahaya aneh yang tidak terbatas dari Ka’bah di Baitullah ke Baitul Makmur di langit.

Sayyid menegaskan, “jendela” yang berada di langit itu mirip yang disebutkan dalam Al-Quran.

وَلَوْ فَتْحنَا عَلَيْهِمْ بَابًا مِنْ السَّمَاء فَظَلُّوا فِيهِ يَعْرُجُونَ لَقَالُوا إِنَّمَا سُكِّرَتْ أَبْصَارنَا بَلْ نَحْنُ قَوْم مَسْحُورُونَ

“Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya. tentulah mereka berkata: “Se sungguhnya panda ngan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang orang yang kena sihir”.” (Al-Hijr: 14)

Saat itu Carner menyaksikan dengan bukti jelas bahwa jagat raya saat itu gelap setelah “jendela” itu tersibak. Karenanya, setelah itu Carner mendeklarasikan keislamannya.

Setelah Carner masuk Islam, ia menafsirkan fenomena “mencium Hajar Aswad” atau mengisyaratkan kepadanya – seperti penjelasan Abdul Basith Sayyid – bahwa batu itu merekam semua orang mengisyaratkan kepadanya (dengan lambaian tangan) atau menciumnya. Carner juga mengungkapkan tentang sebagian potongan Hajar Aswad yang pernah dicuri. Setelah 12 tahun diteliti, seorang pakar museum Inggris menegaskan bahwa batu tersebut memang bukan dari planet tata surya Matahari.

Carner, pakar Inggris itu kemudian melihat sample Hajar Aswad sebesar biji (kacang) hims. Ia menemukan bahwa batu itu melancarkan gelombang pendek sebanyak 20 radiasi yang tidak terlihat ke segala arah. Setiap radiasi menembus 10 ribu kaki.

Carner menambahkan, batu itu mampu mencatat nama-nama orang yang berhaji dengan radiasi gelombangnya. Sebagaimana, tegas Sayyid Abdul Basith, Imam Syafi’i menyatakan bahwa Hajar Aswad mencatat nama setiap orang yang mengunjunginya baik dalam haji atau umroh sekali saja. (adibahasan/arrahmah.com)