Jamaah Kini Bisa Sentuh Hajar Aswad Lewat Virtual Reality

Arab Saudi telah meluncurkan inisiatif yang memungkinkan umat Islam menyentuh Hajar Aswad atau batu hitam di Ka’bah di Makkah secara virtual melalui teknologi Virtual Reality (VR) atau realitas maya. Inisiatif Batu Hitam Virtual ini diciptakan oleh Kepala Kepresidenan untuk Urusan Dua Masjid Suci Sheikh Abdul Rahman Al Sudais.

“Kami memiliki situs keagamaan dan sejarah yang hebat yang harus kami digitalkan dan komunikasikan kepada semua orang melalui sarana teknologi terbaru,” kata Sheikh Sudais, dikutip dari Gulf News, Rabu (15/12).

Kemudian, ia menekankan pentingnya menciptakan lingkungan simulasi virtual untuk mensimulasikan sebanyak mungkin indera, seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan bahkan penciuman. Selama ritual ziarah ke Makkah atau haji, salah satu dari lima rukun Islam adalah mengelilingi Ka’bah tujuh kali dan pada akhir ritual masing-masing mereka mencoba menyentuh hajar aswad.

Ia menambahkan hal ini telah dipromosikan pada saat Arab Saudi sedang mengembangkan serangkaian proyek penting yang berkaitan dengan realitas virtual dan kecerdasan buatan terutama ditujukan untuk membuat kota pintar.

Inisiatif ini terdiri dari simulasi situs ziarah utama Muslim di Makkah yang mulai sekarang dapat dikunjungi dari rumah berkat virtual reality. Dengan cara ini, Ka’bah dapat dilihat dan disentuh secara virtual dari rumah. Hajar aswad itu tertanam di Ka’bah dan dianggap oleh umat Islam sebagai pecahan surga.

https://gulfnews.com/world/gulf/saudi/saudi-arabia-muslims-can-virtually-touch-kaabas-black-stone-from-home-1.84388660

IHRAM

Memakai Ihram dari Rumah Bentuk Kesempurnaan Haji dan Umroh

Syariat memerintahkan agar jamaah menyempurnakan haji dan umrohnya karena Allah SWT. Perintah itu tegas Allah SWT sampaikan dalam firmanya surah Al-Baqarah ayat 196.

“Dan sempurnakanlah Haji dan umrah karena Allah SWT.”

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi menafsirkan, ayat ini dengan hadits yang disebutkan bahwa maksud menyempurnakan haji dan umroh adalah berjalan dari rumah dengan memakai pakaian ihram untuk haji atau umroh. Maksud dari hadist ini adalah pentingnya memakai ihram dan menjaga larangan saat ihram.

“Yang paling utama adalah memakai pakaian ihram sejak keluar dari rumahnya,” tulis Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadilah Haji.

Syekh Maulana memastikan, banyak riwayat yang menyebutkan keutamaannya. Akan tetapi karena setelah ihram banyak sekali perkara yang harus dihindari dan karena lamanya seseorang berada dalam keadaan ihram, terkadang ia melakukan perbuatan yang bertentangan dengan Islam

“Oleh karena itu, ulama memberitahukan bahwa kehati-hatian sangat perlu saat memakai ihram sejak dari miqat,” katanya.

Tujuannya agar terhindar dari dosa. Untuk itu hendaknya lebih diutamakan dan lebih didahulukan daripada mendapat keutamaan memakai pakaian ihram sejak dari rumah.

Dalam hadis terdapat banyak riwayat tentang keutamaan umroh yang sebagian telah disebutkan bersama dengan keutamaan haji pada banyak hadits.

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi mengatakan, setelah berhijrah Nabi SAW hanya satu kali melakukan haji. Akan tetapi beliau melakukan umrah empat kali salah satunya tidak bisa beliau sempurnakan.

“Karena orang-orang musyrik tidak mengizinkan beliau memasuki Makkah,” katanya.

Pada waktu itu diputuskan bahwa pada tahun tersebut supaya tidak berumurah, dan pada tahun depan diperintahkan supaya datang dan mengerjakan umroh. Beliau mengerjakan tiga umroh dengan sempurna.

IHRAM

Ketika Timbangan Amal Baik dan Buruk Seimbang

Alquran menerangkan bahwa ada penghuni surga dan neraka, tapi ada juga orang-orang yang tidak masuk surga dan neraka. Mereka tertahan di A’raf yakni tempat mereka yang tidak masuk surga dan neraka karena timbangan amal baik dan buruknya seimbang.

Mereka yang tertahan di A’raf menanti keputusan Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam Surah Al-A’raf Ayat 46 dan tafsirnya.

وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌۚ وَعَلَى الْاَعْرَافِ رِجَالٌ يَّعْرِفُوْنَ كُلًّا ۢ بِسِيْمٰىهُمْۚ وَنَادَوْا اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ اَنْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْۗ لَمْ يَدْخُلُوْهَا وَهُمْ يَطْمَعُوْنَ

Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A‘raf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, “Salamun ‘alaikum” (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk). (QS Al-A’raf: 46).

Dalam Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menerangkan bahwa antara penghuni surga dan penghuni neraka ada batas yang sangat kokoh. Batas itu berupa pagar tembok yang tidak memungkinkan masing-masing dari mereka keluar dan berpindah tempat.

Di atas pagar tembok itu ada suatu tempat yang tertinggi, tempat orang-orang yang belum dimasukkan ke dalam surga. Mereka bertahan di sana menunggu keputusan dari Allah SWT. Dari tempat yang tinggi itu mereka bisa melihat penghuni surga dan melihat penghuni neraka.

Kedua penghuni itu kenal dengan tanda yang ada pada mereka masing-masing. Seperti mengenal mukanya yang telah disifatkan Allah dalam Alquran.

Firman Allah, “Pada hari itu ada wajah-wajah yang berseri-seri, tertawa dan gembira ria, dan pada hari itu ada (pula) wajah-wajah yang tertutup debu (suram), tertutup oleh kegelapan (ditimpa kehinaan dan kesusahan). Mereka itulah orang-orang kafir yang durhaka.” (QS Abasa: 38-42)

Mereka yang tinggal di tempat yang tinggi di atas pagar batas itu mempunyai kebaikan yang seimbang dengan kejahatannya, sehingga belum bisa dimasukkan ke dalam surga. Tetapi mereka juga tidak menjadi penghuni neraka. Mereka untuk sementara ditempatkan di sana, sambil menunggu rahmat dan karunia Allah untuk dapat masuk ke dalam surga.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Diletakkan timbangan pada hari Kiamat lalu ditimbanglah semua kebaikan dan kejahatan. Maka orang-orang yang lebih berat timbangan kebaikannya dari pada timbangan kejahatannya meskipun sebesar biji sawi atau atom dia akan masuk surga. Orang yang lebih berat timbangan kejahatannya dari pada timbangan kebaikannya meskipun sebesar biji sawi atau atom, ia akan masuk neraka.”

Dikatakan kepada Rasulullah, “Bagaimana orang yang sama timbangan kebaikannya dengan timbangan kejahatannya?” Rasulullah menjawab, “Mereka itulah penghuni A’raf, mereka itu belum memasuki surga tetapi mereka sangat ingin memasukinya.” (HR Ibnu Jarir dari Ibnu Mas’ud)

Sesudah itu Ibnu Mas’ud mengatakan, sesungguhnya timbangan itu bisa berat dan bisa ringan oleh sebuah biji yang kecil saja. Siapa yang timbangan kebaikan dan kejahatannya sama-sama berat, mereka penghuni A’raf, mereka berdiri menunggu di atas jembatan. Kemudian mereka dipalingkan melihat penghuni surga dan neraka. Apabila mereka melihat penghuni surga, mereka mengucapkan, “Keselamatan dan kesejahteraan bagimu.” Apabila pandangan mereka dipalingkan ke kiri, mereka melihat penghuni neraka, seraya berkata, “Ya Tuhan kami janganlah Engkau tempatkan kami bersama dengan orang-orang zalim.”

Mereka sama-sama berlindung diri kepada Allah dari tempat mereka. Ibnu Mas’ud mengatakan, orang yang mempunyai kebaikan, mereka diberi cahaya yang menerangi bagian depan dan kanan mereka. Tiap-tiap orang dan tiap-tiap umat diberi cahaya setibanya mereka di atas jembatan, Allah padamkan cahaya orang-orang munafik laki-laki dan munafik perempuan. Tatkala penghuni surga melihat apa yang di hadapan orang-orang munafik, mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah cahaya kami.”

Adapun penghuni A’raf, cahaya mereka ada di tangan mereka, tidak akan tanggal. Pada waktu itu Allah berfirman, “Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk).” (QS Al-A’raf: 46) 

Yang dimaksud dalam ayat ini, bahwa penghuni A’raf itu menyeru penghuni surga, mengucapkan selamat sejahtera, karena kerinduan mereka atas nikmat yang telah diberikan Allah kepada penghuni surga. Mereka belum juga dapat masuk ke dalamnya, sedang hati mereka sudah sangat rindu untuk masuk.

IHRAM

Inilah Hadiah Istimewa di Akhirat Bagi Orang Tua yang Anaknya Membaca Al-Qur’an

Alquran merupakan kitab suci umat Islam.  Kitab suci ini diturunkan oleh Allah pada Nabi Muhammad, melalui perantaraan malaikat Jibril. Al-Qur’an diturunkan secara bertahap (berangsur-angsur) selama kurang lebih 23 tahun.

Jumlah surah dalam Al-Qur’an sebanyak 114 surah. Yang diawali dengan surah Al-fatihah. Pun diakhiri dengan surah Al-Nas. Menurut sebagian ulama, dan pendapat yang kuat, jumlah ayat Al-Qur’an berjumlah 6666 ayat, yang tersebar di 114 surah tersebut.

Tak pelak lagi, sebagai kitab suci, Al-Quran mengandung pelbagai keistimewaan dan keutamaan. Pasalnya, kitab suci ini merupakan kitab yang terakhir yang diturunkan kepada nabi terakhir, yang juga Nabi yang mulia, Muhammad SAW.

Salah satu keistimewaan Al-Qur’an adalah diberikan hadiah khusus pada orang tua yang anaknya membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya. Hadiah yang diterima orang tua yang anaknya membaca Al-Quran dan mengamalkan isinya adalah Allah pakaikan padanya mahkota kelak di hari kiamat.

Mahkota tersebut adalah hadiah dan keistimewaan yang dikurniakan oleh Allah, bagi anak yang rajin membaca dan mengamalkan Al-Quran. Tentu ini merupakan harapan dan keinginan orang tua, kelak di akhirat.

Keistimewaan berupa Hadiah mahkota dari Allah, dijelaskan langsung oleh Rasulullah melalui sebuah hadis yang diriwayatkan oleh dari Muadz bin Anas. Yang kemudian diriwayatkan oleh Abu Daud. Nabi bersabda;

عن معاذ بن انس رضي الله عنه ان رسول الله صلى الله عليه و سلم  قال : مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ وَعَمِلَ بِمَا فِيهِ، أُلْبِسَ وَالِدَاهُ تَاجًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ، ضَوْءُهُ أَحْسَنُ مِنْ ضَوْءِ الشَّمْسِ فِي بُيُوتِ الدُّنْيَا لَوْ كَانَتْ فِيكُمْ، فَمَا ظَنُّكُمْ بِالَّذِي عَمِلَ بِهَذَا

Dari Muadz bin Anas , bahwa Rasulullah SAW bersabda” Barangsiapa yang membaca Al Qur’an, lalu mengamalkan isinya, maka kepada kedua orang tuanya pada hari kiamat Allah akan memakaikan mahkota.  

Yang cahaya mahkota tersebut  lebih bagus dari cahaya matahari di dunia, yang menyinari rumah kalian. Kalau demikian halnya, maka pahala apakah gerangan yang dianugerahkan kepada yang mengamalkan Al-Qur’an itu sendiri?

Itulah kemuliaan yang diberikan oleh Allah pada orang yang membaca dan mengamalkan isi A-Qur’an. Al-Qur’an akan menjadi anugerah bukan saja bagi dirinya yang membaca, tetapi juga bagi kedua orang tuanya.

BINCANG SYARIAH

Nasihat Tahajud

Nasihat tahajud kepada setiap muslim. Ada 5 pelajaran yang terkandung dalam hadits berikut ini yaitu tentang indahnya saling menasihati dalam kebaikan.

عن جرير بن عبد الله رضي الله عنه قَالَ: بَايَعْتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم عَلَى إقَامِ الصَّلاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، والنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

Dari Jarir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku pernah berbaiat (berjanji setia) pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam supaya menegakkan shalat, menunaikan zakat dan memberi nasehat kepada setiap muslim.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 57 dan Muslim no. 56).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist yaitu sebagai berikut.

1- Ini menunjukkan bahwa saling menasihati itu didasarkan karena kita muslim adalah bersaudara sehingga kita ingin agar saudara kita pun menjadi baik.

2- Dan juga menunjukkan bahwa bentuk kasih dan sayang terhadap sesama muslim adalah dengan saling menasihati.

3- Arti nasihat -menurut para ulama- adalah menginginkan kebaikan pada orang lain. Sebagaimana kata Al Khottobi rahimahullah,

النصيحةُ كلمةٌ يُعبر بها عن جملة هي إرادةُ الخيرِ للمنصوح له

“Nasihat adalah kalimat ungkapan yang bermakna memberikan kebaikan kepada yang dinasihati” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 219).

4- Nasihat adalah engkau suka jika saudaramu memiliki apa yang kau miliki. Engkau bahagia sebagaimana engkau ingin yang lain pun bahagia.

Engkau juga merasa sakit ketika mereka disakiti. Engkau bermuamalah (bersikap baik) dengan mereka sebagaimana engkau pun suka diperlakukan seperti itu.” (Syarh Riyadhis Sholihin, 2: 400).

Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan,

المؤمن يَسْتُرُ ويَنْصَحُ ، والفاجرُ يهتك ويُعيِّرُ

“Seorang mukmin itu biasa menutupi aib saudaranya dan menasihatinya. Sedangkan orang fajir (pelaku dosa) biasa membuka aib dan menjelek-jelekkan saudaranya.” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 225).

5- Semoga Allah memberikan kita sifat saling mencintai sesama dengan saling menasihati dalam kebaikan dan takwa.

Nasihat Tahajud

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Qur’an:

1- Maksud nasihat adalah supaya orang lain menjadi baik. Ingatlah maksud nasihat adalah ingin orang lain menjadi baik. Jadi dasarilah niat seperti itu.

أُبَلِّغُكُمْ رِسَالاتِ رَبِّي وَأَنَا لَكُمْ نَاصِحٌ أَمِينٌ

Aku menyampaikan amanat-amanat Tuhanku kepada kalian, dan aku hanyalah pemberi nasihat yang dapat dipercaya bagi kalian. (Al-A’raf: 68)

2- Allah Subhanahu wa Ta’ala bersumpah dengan menyebutkan bahwa manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, yakni rugi dan binasa.

Maka dikecualikan dari jenis manusia yang terhindar dari kerugian, yaitu orang-orang yang beriman hatinya dan anggota tubuhnya mengerjakan amal-amal yang saleh, dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran.

Yakni menunaikan dan meninggalkan semua yang diharamkan dan nasihat-menasihati supaya menetapi dalam kesabaran.

Yaitu tabah menghadapi musibah dan malapetaka serta gangguan yang menyakitkan dari orang-orang yang ia perintah melakukan kebajikan dan ia larang melakukan kemungkaran.

وَالْعَصْرِ ،إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ ، إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.

[Al-‘Asr, ayat 1-3]

Mari bangun sholat tahajud dan berdoa semoga kita bisa saling menasihati dalam kebaikan dan Allah Subhanahu wa taala lembutkan hati kita untuk menerima kebenarannya. Aamiin yaa Robbal a’lamin.[ind]

CHANEL MUSLIM

Buntu Saat Menulis, Ini yang Dilakukan Buya Hamka Saat Menulis Tafsir Al-Azhar

Writer block (kebuntuan menulis) seringkali menghantui siapa saja. Entah itu, mahasiswa yang sedang mencari bahan-bahan skripsi, seorang dosen yang sedang melakukan riset penelitian, ataukah seorang content creator. Hal tersebut acapkali mengganggu performa kinerja penulis itu sendiri. Bagaimana motivasi Buya Hamka menulis tafsir al-Azhar?

Proses panjang menjadi seorang penulis handal layaknya Buya Hamka. Berangkat dari karyanya yang pertama, yaitu Khatibul Ummah, yang berisi jahitan untaian hasil khutbah teman-temanya, yang kemudian dibukukan menjadi sebuah buku. Hingga sebuah novel monumentalnya, yaitu Tenggelamnya Kapal Van Ser Wijck .hingga diangkatnya ke layar lebar, dan belakangan ini, penulis mendapat sebuah informasi terbaru perihal ditemukanya bongkahan-bongkahan awak kapal tersebut, di stasiun televise nasional, yaitu tvone.

Namun dalam kesempatan ini, penulis, ingin menelisik sosok Buya Hamka. Menyangkut daripada beragam karya tulisnya. Berikut dengan back ground (latar belakang) genre yang berbeda-beda, serta adakah kiranya kiat-kiat untuk menjadi seorang penulis handal. Berikut ulasanya:

Motivasi Hamka Menulis Tafsir Al-Azhar

Sebelum memberikan wejangan, perihal kiat-kiat menjadi seorang penulis handal. Agaknya kurang afdhol, jikalau untaian jahitan tulisan ini, terlebih dahulu sedikit mengurai alasan kepenulisan tafsir al-Azhar,  yang merupakan magnum opusnya. Berikut beberapa alasan yang melatar belakangi lahirnya tafsir al-Azhar, yang dituntaskanya dibalik bilik penjara, sebagai berikut:

Buya Hamka mulanya tidak terbetik dalam hatinya untuk menulis Tafsir al-Azhar. Namun, pengejawantahan akan karyanya, justru berangkat dari mengisi rutinitas kajian kuliah shubuh pada jama’ah masjid al-Azhar kebayoran baru DKI Jakarta. Sementara itu, nama tafsir al-Azhar sendiri, diambil daripada nama masjid tempat mengisi rutinitas kajian kuliah shubuh. Yaitu bernama masjid al-Azhar.

Wejangan interpretasi penafsiran pertamanya. Yaitu berangkat dari syarah (penjelasan) mengenai al-Qur’an surah al-Kahfi. Catatan yang ditulis Buya Hamka semenjak tahun 1959. Yang kemudian dipublikasikan dalam majalah tengah bulanan, yaitu Gema Islam yang terbit pertama kalinya pada tahun 15 januari 1962.

Yang fungsinya sebagai pengganti daripada majalah panji masyarakat, yang di bredel oleh Presiden Soekarno dua tahun sebelumnya. Yaitu pada tahun 1960. (Avif Alviyah, dalam Metode Penafsiranm Buya Hamka Dalam Tafsir Al-Azhar, Ilmu Ushuluddin, (Vol. 15, Nomor 1, Januari 2016, hlm. 28).

Selain itu, dinamika yang dijadikan motivasi tersendiri bagi Buya Hamka untuk menulis tafsir al-Azhar. Yang diantaranya berangkat dari empat dorongan. Berikut ulasanya:

Pertama, banyak para mufassir-mufassir klasik ta’asub (fanatik) terhadap madzhab yang mereka nakhodai. Sehingga terdapat diantaranya yang menggiring redaksi daripada ayat-ayat kitab suci al-Qur’an, yang pengejawantahanya cenderung kedalam madzhab pegangnya. Walaupun nyatanya redaksi tersebut cenderung diluar madzhab yang mereka jadikan pegangan.

Kedua, adanya sebuah nuansa religiusitas baru di tanah air Indonesia. Yang mana merupakan sebuah negara yang berpenduduk mayoritas penganut agama Islam, yang sangat haus akan bimbingan agamanya. Yang kala itu sangat haus juga akan menelaah serta memahami isi-isi kandungan daripada kitab suci al-Qur’an.

Ketiga, tokoh Muhammadiyyah ini yang satu ini, ingin meninggalkan sebuah pusaka warisan yang bernilai harganya bagi bangsa Indonesia. Yang mana mayoritas penduduknya beragama Islam.

Keempat, ingin membalas jasa kepada instansi Universitas al-Azhar. Yang mana negeri piramid Mesir yang telah memberikan penganugerahan prestisius kepada Hamka. Yaitu Gelar Doktor Honoris Causa. (Malkan, dalam Metode Penafsiran Buya Hamka Dalam Tafsir Al-Azhar, Ilmu Ushuluddin, (Vol.15, Nomor 1, Januari 2016, hlm. 35)

Nah, pasca pengulasan beberapa alasan-alasan kepenulisan tafsir al-Azhari di atas. Berikut penulis, uraikan konsen pembahasan untaian jahitan tulisan ini:

Empat Kepiawaian yang Harus Dimilki Penulis

Dunia literasi digital akan memproduksi  lembar-lembar peradaban yang serba maju, indah, serta eksotis. Jikalau banyak terlahir penulis yang mengisi ruang-ruang kosong serba-serbi bingkai peradaban kepenulisan.

Jika meminjam ungkapan sastrawan dan pujangga ulung, yaitu Buya Hamka,’’seorang politikus merupakan arsitektur struktur negara, tetapi penulislah, yang mengisinya dengan keindahan, perasaan, serta gagasan.’’. (Yanuardi Syukur Arlen Ara Guci, dalam Memoar Perjalanan Hidup Sang Ulama (Solo; Tinta Medina, 2017, hlm. 40)

Menilik lebih jauh, sosok yang masyhur dengan berbagai dimensi kepiawaian kepenulisanya ini. Yaitu berangkat sebagai seorang penulis, sastrawan, serta wartawan. Ayalnya diramu serta diracik dengan kepiawaianya dalam dunia kepenulisan itu sendiri. Berikut empat prasyarat-prasyarat menjadi seorang pengarang atau penulis handal:

Ponit yang pertama, seorang penulis harus memilki daya khayal serta imajinasi, kedua, seorang penulis mesti memilki ingatan yang tajam, ketiga, seorang penulis harus juga memilki daya hafal yang kuat, keempat, seorang penulis harus mampu mengejawantahkan ketiga kemampuanya tersebut kedalam sebuah untaian jahitan tulisan. (Yanuardi Syukur Arlen Ara Guci, dalam Memoar Perjalanan Hidup Sang Ulama (Solo; Tinta Medina, 2017, hlm. 38) Wallahua’lam

BINCANG SYARIAH

Umara dan Ulama Bisa Tangkal Paham Sesat

Paham sesat bisa ditangkal oleh umara dan ulama

Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung Fahrizal Darminto mengatakan, komunikasi yang intens antara umara (pemerintah) dan ulama dapat menangkap pengaruh negatif paham sesat. Kontribusi umara dan ulama menjadi elemen vital dalam pembangunan di daerah.

“Maka kita tingkatkan komunikasi yang intens antara umara dan ulama merupakan faktor penting, dalam menangkal pengaruh paham-paham yang akan menghambat proses pembangunan di Provinsi Lampung,” kata Sekdaprov Lampung Fahrizal Darminto pada Refleksi Kehidupan Beragama di Lampung yang digelar di Bandar Lampung, Rabu (15/12).

Ia mengatakan, hubungan yang harmonis antara umara dan ulama dapat menciptakan suasana dan kondisi yang kondusif dalam membangun daerah. Namun pada bagian lain, perkembangan sosioreligius di tingkat global maupun nasional menjadi tantangan bagi relasi yang harmonis itu akhir-akhir ini.

Selain komunikasi yang intens tersebut, dia mengatakan perlu juga dilakukan komunikasi secara informal yang terus menerus pada event-event tertentu. Hal ini penting, karena komunikasi informal kedua pihak tersebut dapat terbangun harmonisasi dan dapat menghilangkan sekat-sekat struktural menjadi beban psikologis yang menghambat proses komunikasi secara terbuka.

“Kita patut bersyukur bahwa situasi dan kondisi di Provinsi Lampung sangat kondusif. Terciptanya kondisi ini saya yakini merupakan bagian dari kontribusi para kiayi dan ulama dalam menjaga kehidupan keagamaan yang harmonis,” kata dia.

Menurut dia, Pemprov Lampung dan jajaran yang terkait, selama ini juga telah berupaya sekuat tenaga untuk meletakkan regulasi-regulasi yang diperlukan dalam menciptakan kehidupan yang harmonis.

Peran serta para kiyai dan ulama sangat diapresiasi dalam menerjemahkan regulasi-regulasi yang disampaikan kepada umat, sehingga hal itu dapat terwujud rasa saling percaya. Saling memercayai merupakan kunci keberhasilan setiap kegiatan yang telah direncanakan.

Ulama dan pemerintah ini juga dituntut harus memberikan contoh nyata, seperti Rasulullah SAW sebagai suri tauladan dalam menciptakan ketentraman dan mempersaudarakan antar suku dan agama atas nama kemanusiaan.

Fahrizal mengatakan, Lampung akan menjadi tuan rumah dalam perhelatan nasional Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) pada 23-25 Desember 2021. “Muktamar tersebut merupakan manifestasi kepercayaan Ulama NU se-Indonesia bahwa Provinsi Lampung termasuk daerah yang mampu merawat kerukunan di antara warganya,” kata Fahrizal, mantan kepala Bappeda Lampung.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Lampung Marzuki Noor mengatakan, dalam menggerakkan Islam semakin baik dan berkemajuan, perlu harmonisasi dalam kehidupan beraga di Provinsi Lampung.

“Seperti nuklir kalau di pegang oleh orang yang tidak beriman bisa jadi senjata untuk ngebom orang, tapi ditangan orang dengan kesolehan tinggi bisa diolah dan bermanfaat,” katanya.

Menurut dia, kemajemukan yang harmonis akan menjadi landasan yang kuat dalam membangun Provinsi Lampung yang bermartabat. Untuk itu, lanjut dia, tradisi saling mengisi, saling mengoreksi dan bahkan saling berbagi peran yang didasari saling paham dan saling percaya. “Sehingga Lampung yang damai akan semakin dirasakan oleh seluruh masyarakat,” katanya. 

KHAZANAH REPUBLIKA

Nasihat Umar bin Khattab

Nasihat Umar bin Khattab ini ditulis oleh Ketua PW Salimah Sumatera Utara Nurazizah Tambunan untuk Sahabat Muslim dan Sahabat Salimah di mana pun berada.

Alhamdulillah kembali kita bertemu dengan tausiyah dari sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Salam.

Dalam kesempatan ini kita akan mendengarkan tausiyah yang disampaikan oleh sahabat Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu.

Dalam kitab Al Kanz jilid 8 halaman 208, Ad Dainuri mencatat bahwasanya suatu waktu Umar bin Khattab memberi nasihat kepada seorang lelaki dengan berkata,

Jangan sampai kondisi orang lain memalingkan perhatianmu dari memperhatikan diri sendiri. Karena segala akibat yang akan terjadi menjadi tanggunganmu tanpa melibatkan mereka.

“Jangan pula kamu menghabiskan waktu seharian hanya dengan berjalan-jalan, karena seluruh kegiatanmu itu tercatat rapi.

“Dan jika kamu melakukan kesalahan maka susullah ia dengan berbuat kebaikan. Karena dalam hematku, tak ada sesuatupun yang lebih cepat menghapus kecuali kebaikan baru terhadap dosa lama.”

Nasihat Umar bin Khattab

Sahabat Salimah yang dirahmati Allah Subhanahuwata’ala …

Umar bin Khattab mengingatkan kita semua untuk memanfaatkan waktu yang Allah berikan dan hari-hari yang kita jalani seefektif mungkin dengan hal-hal yang bermanfaat, baik bagi diri kita maupun bagi orang lain.

Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan malaikat-Nya mencatat seluruh aktivitas yang kita lakukan.

Umar bin Khattab juga dikenal sebagai orang yang tegas yang tidak ingin temannya menjadi ahli maksiat.

Ia pernah mengirim surat kepada sahabatnya. Isi surat Umar kepada sahabatnya: “Jangan jadi kroninya setan”. Hal ini jadi pelajaran berharga, bagaimana surat Umar ini pada sahabatnya mengajarkan kita agar semangat berdakwah dan tidak jadi kroninya setan dalam membuat ahli maksiat bertambah sesat.

Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Hatim, diceritakan dari ayahku (Abu Hatim), diceritakan oleh Musa bin Marwan Ar-Riqqi, ‘Umar Ibnu Ayyub menceritakan kepada kami, diceritakan kepada kami dari Ja’far bin Barqan, dari Yazid bin Al-Asham, ia berkata,

“Dahulu ada seorang dari Syam yang kuat. Awalnya ia jadi utusan Umar bin Al-Khaththab lantas ia menghilang dari Umar. Kemudian Umar bertanya, “Apa yang dilakukan Fulan bin Fulan?”

Orang-orang mengatakan, “Ia sekarang jadi pecandu minuman keras.”

Lantas Umar memanggil sekretarisnya, lalu memerintahkan, “Tulislah.” Umar mendiktekan,

مِنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ إِلَى فُلاَنٍ ابْنِ فُلاَنٍ، سَلاَمٌ عَلَيْكَ، [أَمَّا بَعْدُ] : فَإِنِّي أَحْمَدُ إِلَيْكَ اللهَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ، غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ، شَدِيْدِ العِقَابِ، ذِيْ الطَّوْلِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ إِلَيْهِ المَصِيْرُ

“Dari Umar bin Al-Khaththab kepada Fulan bin Fulan. Semoga keselamatan untukmu. Amma ba’du.

Sungguh untukmu aku menyanjung Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia, Allah itu Maha mengampuni dosa dan menerima taubat lagi keras hukuman-Nya, Allah Yang mempunyai karunia, tiada sesembahan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya-lah kembali (semua makhluk).”

Kemudian Umar berkata pada sahabatnya,

اُدْعُوْا اللهَ لِأَخِيْكُمْ أَنْ يُقْبِلَ بِقَلْبِهِ، وَأَنْ يَتُوْبَ اللهَ

“Berdoalah kepada Allah untuk saudara kalian agar ia bisa menerima hidayah dengan hatinya, lalu semoga ia bisa bertaubat kepada Allah.”

Ketika surat Umar sampai di tangannya, ia membaca surat tersebut dan ia terus mengulanginya. Ia membaca,

غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ

“Allah Yang Maha mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya”, berarti Allah telah mengingatkanku akan hukuman-Nya dan telah memberikan janji padaku jika mau memohon ampun kepada-Nya.”

Semoga bermanfaat.[ind]

CHANEL MUSLIM

Keberangkatan Umroh Perdana Dibagi Lima Kloter

Kementerian Agama secara resmi akan memulai uji coba keberangkatan umroh pada 23 Desember 2021. Pemilik PT Taqwa Tour Rafiq Jauhary mengatakan, keberangkatan perdana yang dibagi menjadi lima kelompok terbang (kloter) ini selanjutnya akan diberangkatkan secara terpusat dari embarkasi Jakarta.

“Adapun selanjutnya Kementerian Agama akan membuka keberangkatan umroh dari daerah lain di luar Jakarta,” kata Rafiq Jauhary saat dihubungi Republika kemarin.

Rafiq memastikan, jamaah Taqwa Tours tidak ikut dalam rombongan uji coba keberangkatan perdana itu. Dia memilih memberangkatkan jamaahnya awal tahun 2022.

“Taqwa Tours sendiri merencanakan keberangkatan umroh untuk para jamaahnya setelah masa uji coba berakhir. Diperkirakan di awal ahun 2022,” ujarnya.

Rafiq menyampaikan, hal yang perlu dipahami dalam keberangkatan umroh selama masa pandemi ini adalah resiko yang tinggi. Apalagi biaya umroh tidak dapat ditarik kembali (non-refundable).

“Sehingga jika ada jamaah yang berkasnya telah diajukan visa umroh namun sebelum keberangkatan diketahui melalui test PCR bahwa dirinya positif Covid-19, maka sebagian besar biaya yang telah disetorkan akan hangus,” katanya.

Jamaah yang positif terpapar Covid-19 sebelum keberangkatan hanya akan menerima asuransi yang tentu jumlahnya tidak sebesar keseluruhan biaya umroh. Jamaah juga perlu memahami bahwa Arab Saudi membedakan dalam memperlakukan jamaah umroh.

“Akan dibedakan jamaah yang menggunakan vaksin Sinovac dan Sinopharm, dengan jamaah yang menggunakan vaksin lain seperti AstraZeneca, Moderna, Pfizer dan Johnson and Johnson,” katanya.

Rafiq mengatakan, jika jamaah telah divaksin dengan 4 vaksin di atas, maka mereka diperbolehkan masuk ke Arab Saudi tanpa melalui proses karantina. Berbeda dengan pengguna vaksin Sinovac dan Sinopharm yang harus melalui proses karantina selama tiga hari.

“Karena adanya berbagai regulasi dan protokol kesehatan, biaya umroh pun mengalami kenaikan,” katanya.

Diperkirakan biaya minimal untuk keberangkatan dari Jakarta mencapai lebih dari Rp30 juta. Sementara untuk jamaah dari daerah, harus menambah dengan biaya transportasi lanjutan.

IHRAM

Doa Pagi Nabi SAW untuk Peroleh Rezeki dan Keberkahan

Seorang Muslim dianjurkan untuk senantiasa memanjatkan doa di waktu pagi hari. Hal ini sebagaimana sunnah yang diajarkan dan ditekuni oleh Rasulullah SAW.

Beliau SAW menganjurkan dan menekankan perlunya mengucapkan doa pagi hari. Karena itu, berdoa di pagi hari pun memiliki keutamaan yang besar. Salah satu keutamaan doa di waktu pagi ialah untuk mendatangkan rezeki dan keberkahan sehingga dapat mencukupi kebutuhan duniawi setiap insan.

Doa di waktu pagi untuk memperoleh rezeki yang berkah merupakan perintah Nabi Muhammad SAW. Sebab, beliau SAW mengajak umatnya untuk senantiasa berprasangka baik kepada Allah SWT.

Nabi SAW melarang umatnya berputus-asa dari rahmat Allah SWT dan tidak boleh menyerah serta harus meyakini bahwa semua yang terjadi itu baik. Selain itu, seorang Muslim juga harus yakin bahwa qadha dan qadar itu ada di tangan Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW biasa berdoa pada pagi hari untuk berharap akan datangnya rezeki dan keberkahan. Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi SAW biasa memanjatkan doa berikut ini:

لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير، اللهم لا مانع لما أعطيت ولما معطي لما منعت ولا ينفع ذا الجد منك الجد

Laa ilaa ha illallahu wahdah, laa syariikalah, lahul mulqu walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai’in qhodiir. Allahumma laa maa ni’a limaa a’thoyta wa lima mu’thiya lima mana’ta wa laa yan fa’u dzal jaddu minkal jaddu.

Artinya:

“Tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, baginya semua kekuasaan dan semua pujian, Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tiada yang bisa menghalangi apa yang Engkau berikan dan tiada yang bisa memberi apa yang Engkau halangi. Tidaklah bermanfaat kekayaan dan harta benda bagi pemiliknya, dari-Mu lah segala kekayaan.” (HR Muslim)

IHRAM