Haji Ramah Lansia, Kemenag Ingatkan Petugas Dua Hal Ini

Tema Haji Ramah Lansia menjadi hal utama yang diusung Kementerian Agama (Kemenag) dalam pelaksanaan haji tahun ini. Tema tersebut diambil mengingat jumlah jamaah lanjut usia (lansia) mencapai 30 persen dari keseluruhan.

Sekretaris Jenderal Kemenag Nizar Ali menegaskan tema Haji Ramah Lansia ini tidak sebatas menjadi slogan. Menurutnya, layanan terhadap lansia dapat diwujudkan dalam layanan nyata di lapangan.

“Meski ada petugas layanan lansia, namun harus ditekankan semua petugas pada dasarnya adalah petugas ramah lansia,” Ujar Nizar dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Senin (17/4/2023).

Terkait dengan tema tersebut, Nizar pun mengatakan para petugas harus memperhatikan dua hal utama. Pertama, tersedianya sarana prasarana serta fasilitas penyelenggaraan ibadah haji, yang mendukung kebutuhan serta memenuhi hak lanjut usia.

Selanjutnya, perlindungan dan pendampingan jamaah haji lansia yang mengalami keterbatasan fisik, mental, sosial, maupun ekonomi.

Setelah mengikuti seluruh rangkaian kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Terintegrasi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, ia berharap para petugas dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sebelum keberangkatan ke Arab Saudi. Para petugas diminta mendalami lebih jauh dan mencari informasi-informasi penting, yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas di lapangan nanti.

Tidak hanya itu, melalui bimtek itu juga ia berharap komitmen layanan petugas yang dibangun secara bersama-sama dan sudah menjadi komitmen layanan PPIH Arab Saudi tahun 1444H/2023M, dapat dilaksanakan dengan baik selama bertugas di Arab Saudi.

Senada dengan Nizar, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat menyampaikan petugas mempunyai tugas yang berat untuk mempertahankan prestasi atas indeks pelayanan tahun lalu dengan nilai yang cukup tinggi. “Alhamdulillah selama mengikuti bimtek, para petugas telah menunjukkan progres pemahaman terhadap semua layanan dan artinya susah siap melayani jemaah,” kata Arsad. 

IHRAM

Kenali Tiga Bis yang Melayani Jamaah Haji Indonesia di Arab Saudi

Bis antar kota adalah angkutan jamaah haji antar kota perhajian.

Direktur Layanan Haji Luar Negeri Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Ditjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag), Subhan Cholid menjelaskan tiga bis yang melayani jamaah haji Indonesia di Arab Saudi. Sebagaimana diketahui, kuota haji Indonesia tahun 2023/ 1444 Hijriyah sebanyak 221.000 orang terdiri dari 203.320 jamaah haji reguler, 17.680 jamaah haji khusus, dan 4.200 petugas.

“Selama di Arab Saudi, jamaah haji Indonesia mendapat layanan transportasi yang meliputi bis antar kota, bis shalawat dan bis masyair,” kata Subhan saat Bimbingan Teknis Terintegrasi PPIH Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Kamis (13/4/2023).

Ia menjelaskan, bis antar kota adalah angkutan jamaah haji antar kota perhajian dengan rute Bandara Madinah ke Madinah, Madinah ke Makkah, Makkah ke Jeddah, Makkah ke Madinah, dan Madinah ke Bandara Madinah (Bandara Amir Muhammad Bin Abdul Aziz/ AMAA)

Bis sholawat adalah layanan untuk mengantarkan jamaah haji melaksanakan sholat lima waktu ke Masjidil Haram atau untuk mengangkut jamaah dari Masjidil Haram ke pemondokan.

Bis sholawat disediakan berdasarkan ketentuan Ta’limatul Hajj yang mewajibkan misi haji jika menempatkan jamaah haji pada wilayah dengan jarak 2 kilometer. Layanan bis sholawat ini beroperasi selama 24 jam yang dilengkapi dengan rute, halte dan terminal.

“Bis masyair adalah angkutan jamaah haji dengan rute Makkah ke Arafah, Arafah ke Muzdalifah, Muzdalifah ke Mina dan Mina ke Makkah,” ujar Subhan.

Dijelaskan juga rencana rute angkutan bis sholawat 2023. Jamarat – Mahbas Jin – Bab Ali. Syisyah 1 – Syib Amir. Syisyah 2 – Syib Amir. Syisyah 3 – Syib Amir. Syisyah 4 – Syib Amir.

Raudhah 1 – Syib Amir. Raudhah 2 – Syib Amir. Jarwal 1 – Syib Amir. Jarwal 2 – Syib Amir. Misfalah 1 – Jiad. Misfalah 2 – Jiad.

photo

Infografis Bus Shalawat – (Republika)

IHRAM

Cara Minum Air bagi Jamaah Haji agar tak Dehidrasi

Jamaah haji dianjurkan untuk banyak minum air agar tak dehidrasi.

Musim haji 2023 diperkirakan terjadi bertepatan dengan cuaca panas menyengat. Saat itu, diprediksi hawa panas bisa mencapai 48 derajat celsius, bahkan lebih.

Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo menjelaskan, yang harus dilakukan oleh jamaah haji maupun petugas haji adalah memperbanyak minum air. Dalam mengonsumsi air ini ada caranya atau teknik khusus.

“Ada caranya, tekniknya, yaitu satu menit satu teguk. Dalam satu jam bisa 200 mililiter air,” kata dia dalam keterangan yang didapat Republika, Kamis (13/4/2023).

Menurutnya, teknik seperti itu penting. Alasannya, jika jamaah ataupun petugas langsung minum air dalam jumlah banyak, toilet di Masjid Nabawi Madinah dan Masjidil Haram Makkah jaraknya jauh.

“Kalau minumnya langsung banyak, berpotensi selalu ingin ke belakang, ke toilet, padahal jauh. Makanya, per teguk tapi sering,” lanjut dia.

Selanjutnya, ia menyebut saat puncak haji atau prosesi di Arafah, Muzdalifah dan Mina, biasanya jumlah jamaah haji yang meninggal mengalami peningkatan.  Ada beberapa faktor yang memperngaruhi, seperti ancaman suhu panas atau tinggi dan aktivitas yang begitu padat.

Faktor selanjutnya, yakni kerentanan kesehatan pada jamaah haji. Dalam pelaksanaan haji 2023 jumlah lansia lebih dari 67 ribu atau sepertiga dari jumlah total jamaah. Selain itu, terdapat ancaman kekambuhan penyakit yang dipicu oleh kelelahan dan kondisi fisik yang menurun.

Dari berbagai kerentanan tersebut, dibutuhkan kampanye petugas haji kepada jemaah haji 2023 di antaranya minum tak menunggu haus atau jangan sampai kehausan, minum obat teratur bagi jemaah haji risti dan memiliki komorbid.  

“Sebagai puncak haji kegiatan di Armuzna, seharusnya jamaah haji 2023 mengatur tenaga atau energinya. Misalnya, saat di Makkah sebelum ke Armuzna, jamaah haji harus menghemat energi dengan mengurangi ibadah-ibadah sunnah,” ucap Liliek.

Berdasarkan data, ia menyebut dari total jumlah jamaah haji 30 persen mandiri dalam beribadah. Sementara sisanya 70 persen jamaah memiliki risiko kesehatan.  

IHRAM

Kapuskes Haji Imbau Jamaah Atur Ritme Saat Ibadah, Waspadai Puncak Armuzna

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Pusat Kesehatan Haji mengimbau calon jamaah haji untuk mempersiapkan fisiknya jelang dan selama menunaikan ibadah di Tanah Suci. 

Hal ini perlu dilakukan, agar jamaah dapat menunaikan seluruh rangkaian ibadah haji dan meraih kemabruran.

Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji, Liliek Marhaendro Susilo, meminta jamaah agar mengatur ritme ibadahnya saat berhaji.

Salah satunya dengan membatasi aktivitas ibadah sunnah menjelang puncak haji atau yang dikenal dengan masa Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).

Berdasarkan data yang ada, dia menyebut angka kematian tertinggi jamaah haji ini terjadi pada masa Armuzna, sampai dengan lima hari pasca-Armuzna. 

Angka kematian ini disebabkan oleh kelelahan yang dirasakan jamaah menjelang dan pascakegiatan di Armuzna.

“Saya berharap ini semestinya tidak terjadi. Periode Armuzna ini seharusnya menjadi puncak kebugaran jemaah bukan puncak kelelahan,” ujar Liliek dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Rabu (12/4/2023).

Liliek menyebut jamaah hendaknya mengurangi aktifitas sunnah sebelum perjalanan Masyair. Salah satu tujuannya adalah agar kondisi fisik mereka saat di Armuzna dalam kondisi baik.

Tidak hanya itu, dia juga menyebutkan dalam beberapa tahun terkahir pelaksanaan ibadah haji ada beberapa penyakit yang menjadi penyebab kematian tertinggi jemaah. 

Di antaranya, penyakit jantung, paru, dan stroke. Kebanyakan jemaah haji teridentifikasi mengalami penyakit tersebut di pemondokan pasca Armuzna.

Di sisi lain, Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat mengingatkan ada lima titik kritis yang harus menjadi perhatian para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). 

Lima titik tersebut yaitu titik kedatangan jamaah di bandara Madinah dan Jeddah, titik ketibaan jamaah di Makkah dan Madinah, titik di Makkah gelombang I, titik di Arafah, Muzdalifah dan Mina, serta titik saat tawaf Ifadah.

“Saya minta diatur betul semua supaya kondisi jamaah tetap fit agar bisa menjalankan semua rukun ibadah haji,” ucap Arsyad. 

IHRAM

Total 43 Ribu Jamaah Haji Dapat Manfaat Kesehatan Gratis Arab Saudi

Setiap tahun, kerajaan Arab Saudi memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan gratis kepada jutaan jamaah yang datang untuk melakukan ibadah haji. Ada banyak dokter spesialis yang disiapkan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada para jamaah haji.

Dilansir dari The National News, Rabu (6/7/2022), perawatan mulai dari pemeriksaan sederhana hingga kedokteran gigi dan operasi jantung untuk menyelamatkan jamaah haji. Musim haji tahun ini dimulai pada Rabu.  

“Lebih dari 43 ribu peziarah telah mendapat manfaat dari layanan ini di Makkah dan Madinah tahun ini,” kata Kementerian Kesehatan Arab Saudi. 

Pemerintah menanggung semua biaya perawatan dan pengobatan medis, yang dapat menelan biaya ratusan ribu dolar dan termasuk kateterisasi jantung, persalinan dan dialisis, di antara operasi lainnya. 

Selain itu, kerajaan juga menyiapkan dokter holografik, yang memungkinkan pasien untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jarak jauh dan diagnosis dari pusat kesehatan SEHA di Riyadh. 

Kemudian klinik gigi berteknologi tinggi dengan 32 staf, akan ditempatkan di Rumah Sakit Darurat Al Haram, yang didedikasikan untuk melayani peziarah. 

Pada 2019, sebelum pandemi global, Arab Saudi memberikan lebih dari 1.000 layanan kesehatan gratis kepada jamaah haji, yang meliputi 468 operasi jantung terbuka dan kateterisasi jantung, 93 endoskopi, 1.491 prosedur dialisis, dan 536 operasi lainnya.  

Di Amerika Serikat, biaya satu kateterisasi jantung tanpa asuransi kesehatan dapat mencapai 9,500 dolar (Rp 142 juta) sedangkan biaya rata-rata dialisis per pasien setiap tahun di negara tersebut adalah sekitar 46 ribu dolar (Rp 691 juta).  

Otoritas kesehatan Arab Saudi telah mengumumkan beberapa contoh di mana nyawa para peziarah diselamatkan.  

Sebuah tim medis darurat menyelamatkan nyawa seorang peziarah Pakistan setelah dia menderita serangan jantung selama haji tahun lalu. 

Dia dirawat oleh staf di Pusat Jantung di King Abdullah Medical City di Makkah, anggota dari Healthcare Cluster, otoritas kesehatan lokal Makkah.

“Dia dibawa langsung ke Rumah Sakit Mina Al Wadi, dan koordinasi cepat terjadi antara otoritas kesehatan, karena pasien segera dipindahkan dari tempat suci ke departemen darurat di kota medis,” kata Saudi Press Agency. 

“Ambulans, dokter, dan staf medis siap dan berada di lokasi untuk musim haji mendatang,” kata Dr Yazan Adnan Yassin Ayoub, yang ditempatkan di Arafah. “Kami siap melayani jamaah haji tahun ini,” ujarnya. 

Para Sabtu, Kementerian Kesehatan Saudi mengatakan tim khusus dari Kota Medis Raja Abdullah di Makkah berhasil melakukan prosedur kateterisasi jantung darurat untuk menyelamatkan nyawa seorang peziarah Iran.  

Kementerian Kesehatan mengidentifikasi pria itu sebagai Hussain Qasmi Jalmrazy dari Isfahan di Iran tengah. Dia dibawa untuk perawatan darurat setelah mengeluh sakit dada dalam perjalanan ke Masjidil Haram di Makkah. 

Kementerian mengatakan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyumbatan lebih dari dua arteri di jantung, di mana spesialis melakukan kateterisasi diagnostik. 

Meskipun spesialis menawarkan untuk melakukan operasi jantung terbuka secara gratis, pasien menolak dan lebih memilih untuk menjalani kateterisasi. 

Raja Salman dari Arab Saudi mengatakan, melayani jamaah haji dan umroh telah menjadi prioritas utama kerajaan sejak didirikan dan hingga saat ini. “Kami bangga dapat melanjutkan misi ini dengan kompetensi tertinggi,” katanya.

Kementeian Kesehatan mengumumkan, Pusat Penyakit dan Bedah Jantung, anggota Komunitas Kesehatan Madinah yang didirikan untuk membantu peziarah, melakukan 19 operasi kateterisasi jantung dalam sepuluh hari terakhir.

Kementerian Kesehatan mengatakan Pusat Jantung di Madinah menerima kasus dari rumah sakit dan Pusat Operasi Bulan Sabit Merah, dan berhasil memberi mereka perawatan kesehatan yang memadai.

“Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah mendukung kami dan memberi kami kesempatan ini,” kata Dr Mona di Makkah, seraya menambahkan, “Suatu kehormatan bisa melayani jemaah haji, meskipun kita hampir tidak memiliki waktu istirahat atau cuti, saya menantikan untuk bekerja di sini karena ini adalah pertama kalinya saya bekerja selama haji.”

Kementerian mengatakan, sebanyak 25 rumah sakit, yang didukung oleh 156 pusat kesehatan, dilengkapi dengan baik untuk melayani peziarah. 

Kementerian telah meningkatkan kapasitas rumah sakit klinis menjadi 5.000 tempat tidur, unit perawatan intensif dilengkapi dengan 1.053 tempat tidur dan 241 tempat tidur telah dialokasikan untuk pasien yang berisiko terkena serangan panas. “Sebanyak 25 ribu praktisi kesehatan yang memenuhi syarat siap dipanggil,”kata kementerian itu.

Tahun ini, 1.383 perawat berpartisipasi dalam musim haji, termasuk 827 wanita, dan 146 non-Arab Saudi.

Pada Jumat, otoritas kesehatan dan kemanusiaan Arab Saudi, bersama dengan Urusan Kesehatan Makkah dan Otoritas Bulan Sabit Merah Arab Saudi di Madinah, mengawasi kota-kota suci untuk menilai persiapan mereka untuk haji yang aman. Ini termasuk melaksanakan skenario pelatihan di fasilitas medis dan latihan kebakaran.

Sumber: thenationalnews   

IHRAM

Tata Cara Pelaksanaan Wukuf di Arafah

Berikut tata cara pelaksanaan wukuf di Arafah. Pasalnya, melaksanakan wukuf di Arafah menjadi salah satu dari bagian rukun ibadah haji yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang pergi berhaji. 

Pelaksanaan wukuf sendiri menjadi sentral utama dalam rangkaian pelaksanaan ibadah haji, karena menjadi satu-satunya rukun haji yang “muaqqat”, memiliki waktu khusus dan sekaligus pembeda antara haji dan umrah. Oleh karenanya, barangsiapa yang menemukan wukuf maka ia telah menemukan haji.

Sebagaimana Abi Ishak al-Syirazi menjelaskan dalam kitabnya al-Muhadzab Juz II hal 774 berikut:

ثم يروح إلى عرفة ويقف, والوقوف ركن من أركن الحج, لما روى عبد الرحمن الديلي أن رسول الله صم قال: “الحج عرفات, فمن أدرك عرفة قبل أن يطلع الفجر فقد أدرك الحج”

Kemudian ia pergi menuju daerah Arafah dan melaksanakan wukuf. Wukuf sendiri merupakan salah satu rukun dari rukun-rukun ibadah haji. Karena hadits riwayat Abdurrahman ad-Dily bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Haji adalah Arafah, barangsiapa menemukan Arafah sebelum fajar (tanggal 10 Dzulhijjah) maka ia telah menemukan haji”.

Tata Cara Pelaksanaan Wukuf di Arafah

Lalu bagaimanakah tata cara pelaksanaan wukuf di Arafah?

Dalam pelaksanaan wukuf atau berdiam diri di Arafah sendiri, seorang muslim yang melaksanakan ibadah haji disyaratkan untuk hadir (meski sejenak) di daerah Arafah setelah tergelincirnya matahari pada tanggal 09 Dzulhijjah. 

Dengan syarat ia adalah orang yang tergolong ahli dalam pelaksanaan ibadah, dan tidak termasuk orang yang sedang tidak sadarkan diri (berakal) karena epilepsi (ayan), mabuk atau lainnya. Batas pelaksanaan wukuf sendiri ialah terbitnya fajar hari raya Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah.  

Hal tersebut sebagaimana Muhammad bin Qasim al-Ghazi dalam kitabnya “Fath al-Qarib” hal 145 berkata demikian:

    والثاتي الوقوف بعرفة والمراد: حضور المحرم بالحج لحظة بعد زوال الشمس يوم عرفة وهو اليوم التاسع من ذي الحجة, بشرط كون الواقف أهلا للعبادة لا مغمى عليه ويستمر وقت الوقوف إلى فجر يوم النحر, وهو العاشر من ذي الحجة.

Yang kedua (dari rukun haji) ialah wukuf di Arafah. Yang dimaksud di sini ialah hadirnya seorang yang melaksanakan ihram haji meski sejenak setelah tergelincirnya matahari pada hari Arafah.

Yaitu hari tanggal 09 Dzulhijjah dengan syarat wakif tersebut (orang yang melaksanakan wukuf) ialah orang yang ahli ibadah tidak dalam keadaan kehilangan kesadaran. Waktu wukuf tersebut berlangsung sampai pada terbitnya fajar hari raya yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah”.

Dalam praktiknya, ulama berbeda pendapat terkait perintah pelaksanaan wukuf tersebut. Ulama Syafi’iyah berpendapat sejatinya pelaksanaan wukuf hanya mensyaratkan untuk hadir di daerah Arafah pada waktu yang ditentukan.

Meski ia tidak sadar bahwa daerah tersebut ialah Arafah. Hal tersebut sebagaimana juga dijelaskan oleh Imam Al-Bajuri dalam kitabnya “Hasyiah al-Bajuri” Juz II hal 493 berikut:

قوله: (والمراد: حضور المحرم…) إلخ, أي: وجوده هناك ولو مارا في طلب أبق أو هاربا أو نحو ذلك وإن لم يعرف كونها عرفة, وليس المراد خصوص الوقوف المعروف, بل مطلق الحضور

Ucapan Mushannif (yang dimaksud ialah hadirnya seorang yang ihram): ialah adanya ia di tempat tersebut (Arafah) meski hanya lewat untuk mencari hamba sahayanya yang kabur atau dalam keadaan lari atau sejenisnya dan meski ia tidak tahu bahwa daerah tersebut ialah Arafah.

Karena yang dimaksud di sini bukanlah kekhususan ibadah wukuf yang maklum diketahui, akan tetapi kemutlakan hadir”. (Baca: Doa Nabi Khidir Ketika Wukuf di Arafah).

Dalam artian pelaksanaan wukuf dalam madzhab Syafii hanya disyaratkan untuk hadir di daerah Arafah pada waktu yang ditentukan dalam keadaan ahli dalam beribadah (berakal), tidak dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Namun, meski demikian dalam pelaksanaan wukuf disunnahkan untuk melakukan kesunnahan-kesunnahan serta membaca doa-doa yang dianjurkan di baca di dalamnya.

Demikian, tata cara pelaksanaan wukuf di Arafah dalam madzhab Syafii. Wallahu a’lam.

BINCANG SYARIAH

Tips Mengatasi Luka dan Kelelahan Otot untuk Jamaah Haji

Muslim dari seluruh dunia pergi ke Makkah setiap tahun untuk melakukan haji, salah satu dari Rukun Islam. Setiap Muslim dewasa berbadan sehat yang mampu secara finansial membayar perjalanan harus melakukan haji setidaknya sekali seumur hidup.

Ratusan ribu jamaah sedang mempersiapkan perjalanan haji seumur hidup. Untuk menghindari penyakit dan infeksi selama haji, jamaah haji harus mematuhi berbagai tips dan pedoman kesehatan. Di bawah ini adalah beberapa tips yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan di Arab Saudi untuk jamaah haji sebelum memulai perjalanannya.

Kebersihan diri

1. Saat batuk atau bersin, gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung atau gunakan lengan jika tidak menemukan tisu.

2. Pastikan untuk memakai masker dan tidak bersentuhan dengan siapa pun yang menunjukkan gejala pernapasan.

3. Kenakan pakaian bersih untuk menghindari pengelupasan kulit.

Luka karena panas dan infeksi

Sunstroke atau sengatan panas adalah keadaan darurat medis yang harus ditangani sesegera mungkin dengan cara:

1. Melepas pakaian luar dan mendinginkan tubuh dengan air, terutama area kepala dan leher.

2. Paparan sumber udara, seperti AC atau kipas angin.

3. Memberikan cairan pasien dan pergi ke fasilitas kesehatan terdekat

4. Pindahkan pasien ke tempat yang dingin. Meminta layanan darurat

Stres Otot

Stres otot terjadi sebagai akibat dari kebugaran fisik yang buruk, kelelahan yang berlebihan dan gerakan kekerasan. Metode untuk mengobati kelelahan otot:

1. Kompres area yang terkena untuk menghilangkan rasa sakit

2. Menggunakan kursi roda jika Anda menderita kelelahan otot dan minum obat penghilang rasa sakit

3. Dinginkan area yang terkena untuk menghilangkan rasa sakit

IHRAM

Adab Ziarah ke Makam Rasulullah di Madinah

Saat melaksanakan ibadah haji, jamaah pasti akan mengunjungi Kota Madinah. Setelah tinggal selama 8-9 hari di Madinah, baru jamaah haji menuju Makkah. Saat berkunjung ke Madinah, satu tempat yang paling penting di kunjungi adalah Masjid Nabawi di mana terdapat makam Rasulullah SAW.

Namun, saat akan ziarah ke Kota Madinah, ada beberapa adab yang perlu diketahui jamaah. Di antaranya, hendaknya memperbanyak shalawat.

Seperti dijelaskan dalam buku Haji: Rahasia dan Keutamaannya terjemahan dari kitab Ihya Ulumuddin, Imam al-Ghazali menjelaskan saat ingin berziarah ke Madinah, hendaklah dalam perjalanannya memperbanyak shalawat kepada Rasulullah SAW. Apabila pandangan matanya melihat dinding dan pepohonan di Madinah, hendaklah dia membaca doa,

اللَّهُمَّ هَذَا حَرَامُ رَسُولِكَ وَاجْعَلْهُ وِقَايَةً مِنَ النَّارِ َوأَمَنَةً مِنَ الْعَذَابِ وَسُوءَ الحِسَابِ

Allahumma haadzaa haraamu rasuulila waj’alhu waqaayatan minan naari wa amanatan minal ‘adzaabi wa suu’al hisaabi.

Artinya: “Ya Allah, Tuhanku, inilah Tanah Suci Rasul-Mu Muhammad SAW, maka jadikanlah dia (Rasul) penyelamat bagiku dari neraka dan penyelamat dari azab dan hisab yang jelek.”

Selain itu, menurut al-Ghazali, saat memasuki Mandinah hendaklah umat Islam merendahkan diri (tawadhu) seraya mengagungkan Madinah dan membaca doa berikut:

  بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّاَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّاجْعَلْ لِّيْ مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا

Artinya: “Dengan nama Allah dan atas nama agama Rasulullah SAW, ya Tuhanku, masukkanlah aku pada tempat masuk yang benar dan keluarkanlah aku pada tempat keluar yang benar dan turunkanlah kepadaku pertolongan dari-Mu.”

Setelah itu, jamaah hendaknya masuk ke dalam masjid dan mengerjakan sholat dua rakaat, lalu datang ke makam Rasulullah SAW dan berhenti di sisi muka atau kepala Rasulullah SAW antara makam dan tiang, serta menghadap kiblat.

Kemudian, hendaklah jamaah mengagungkan dan memuji-muji Allah SWT serta memperbanyak shalawat kepada Nabi SAW sebagaimana seharusnya. Lalu, jamaah datang ke ar-Raudhah, yaitu suatu tempat di antara mimbar dan makam Nabi SAW di dalam Masjid Madinah. Kemudian, di sana mengerjakan sholat dua rakaat dan berdoa.

Rasulullah SAW bersabda, “Tempat yang berada di antara makamku dan mimbarku adalah salah satu taman (Raudhah) surgawi, dan mimbarku berada di atas telagaku.”

Selanjutnya, jamaah disunnahkan datang ke Bukit Uhud pada Kamis, lalu berziarah kepada para syuhada di pekuburan Baqi’. Kemudian, disunnahkan pula datang ke Masjid Quba’ setiap Sabtu dan melaksanakan sholat di dalamnya.

Kemudian, setelah semuanya dijalankan dan akan keluar dari Madinah, maka seharusnya jamaah mendatangi lagi makam Rasulullah SAW dan mengulangi doa ziarah kepada-Nya seperti yang telah Imam Ghazali jelaskan sebelumnya.

IHRAM

Cara Mencegah Penyakit Kulit pada Jamaah Haji

Suhu panas dan kelembaban yang rendah selain menyebabkan dehidrasi, juga membuat kulit kering dan pecah-pecah. Kondisi kulit kering dapat menimbulkan rasa tidak nyaman bahkan dapat menyebabkan terjadinya penyakit.

Dokter spesialis dermatologi dan venereologi KKHI Makkah, Milany Harirahmawati mengatakan, penyakit kulit yang sering terjadi pada jamaah haji di antaranya xerosis kutis, dermatitis atopik, dan selulitis. Penyakit kulit ini, kata dia dapat dicegah dengan senantiasa menjaga kesehatan kulit antara lain dengan menjaga kelembabannya.

Milany menjelaskan xerosis kutis ciri-cirinya kulit teraba kasar, kering, terlihat bersisik dan pecah-pecah. Jika jamaah mengalami gejala ini maka segera perhatikan kembali intake cairan, mengoleskan pelembab dan selalu menggunakan alat pelindung diri dari paparan sinar matahari langsung.

“Jamaah disarankan senantiasa memperhatikan tiga hal ini untuk menjaga kesehatan kulitnya selama di tanah suci,” kata Milany Harirahmawati seperti dilaporkan Republika,  Jumat (1/7/2022).

Sementara itu dermatitis atopik, kata Milany adalah kelainan kulit yang didasari oleh adanya riwayat atopi atau alergi. Jika jamaah mengalami kasus seperti ini maka yang harus dilakukan adalah, selain menggunakan pelembab, diberikan juga zat yang bersifat anti inflamasi.

“Anti inflamasi ini untuk mengurangi rasa gatal akibat pelepasan histamin dari dalam tubuh yang mengalami alergi,” katanya.

Milany menyarankan, jamaah haji tidak membiarkan kulitnya kering, agar tidak terjadi luka pada kulit yang berakibat timbulnya selulitis. Selulitis merupakan peradangan jaring sub kutis akibat infeksi bakteri.

“Untuk itu jamaah haji terutama yang memiliki risiko tinggi terhadap terjadi penyakit kulit seperti penderita diabetes dan gangguan imunitas lainnya, dia harus lebih peduli dengan kesehatan kulitnya. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” katanya.

Penderita diabetes sering kali mengalami kondisi diabetic foot. Di mana aliran darah perifer di sekitar kaki tidak lancar, sehingga kulit kaki menjadi sensitif dan tampak kehitaman. 

IHRAM

Tips Sehat Bagi Jamaah Haji Pengidap Diabetes

Jumlah kunjungan jamaah haji Indonesia di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah sampai hari Selasa (14/6/2022) sebanyak 77 kunjungan. Dari jumlah tersebut kasus terbanyak didominasi oleh penyakit kencing manis atau diabetes melitus dan komplikasi.

Dokter Umar Muhammad spesialis penyakit dalam menyarankan bagi jamaah haji yang menderita penyakit diabetes melitus dan komplikasi, kadar gula harus konsultasi sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Konsultasi gula darah bisa dilakukan di puskesmas setempat atau datang ke dokter spesialis penyakit dalam.

“Sangat penting bagi jamaah untuk mengontrol gula darahnya bagi penderita diabetes,” kata dr Umar Muhammad saat diminta sarannya, tips haji sehat bagi jamaah penderita penyakit dalam, di KKHI Madinah, Selasa (14/6/2022).

Umar menyarankan, bagi jamaah haji yang memiliki penyakit diabetes yang menggunakan obat oral diabetes, maka jamaah bisa konsultasi ke dokternya untuk penyesuaian obat. Apabila belum terkontrol kadar gula maka mintalah agar dokter yang biasa tempat berkonsultasi untuk penyesuaian dosis.

Saran lain, sebelum berangkat ke Tanah Suci, maka jamaah haji ini harus mempersiapkan keperluan obat-obatannya yang harus dibawa. Seperti mempersiapkan alat cek gula sendiri.

“Jadi alat-alat cek gula sendiri ini sebaiknya dibawa sampai proses haji di tanah suci,” katanya.

Apabila dia menggunakan obat insulin maka persiapkanlah alat ini yang bisa dibawa pada proses ibadah haji. Jamaah haji harus bertanya ke dokternya untuk penyesuaian dosis insulin.

“Jamaah perlu mengetahui bahwa di tanah suci suhunya panas, maka perlu diperhatikan cara penyimpanan insulin selama proses haji,” katanya.

Umar mengatakan, selain melakukan konsultasi sebelum keberangkatan ke Tanah Suci, jamaah juga harus melakukan aktivitas rutin dengan berolahraga. K Kemudian mengatur pola makannya, terutama mengurangi konsumsi gula.

“Kemudian konsumsi cukup air putih supaya selain kadar gula yang terkontrol juga membantu metabolisme tubuh bagi penderita diabetes. Maka penting sekali minum jangan tunggu haus,”katanya.

IHRAM