Trik Terhindar dari Sifat Ujub Menurut al-Ghazali

Adakah cara atau trik terhindar dari sifat ujub ? Ulama banyak membahas kalau sifat ujub (berbangga diri) merupakan salah satu penyakit hati. Seseorang yang terjangkit penyakit ini akan merasa mulia dan menganggap dirinya besar, sementara kepada orang lain cenderung ada rasa meremehkan dan merendahkan.

Al-Ghazali mengatakan bahwa buah dari penyakit ujub ini adalah banyaknya sifat keakuan. Aku lebih baik dari itu, aku begini, begitu dan lain sebagainya. Lebih lanjut al-Ghazali menuturkan bahwa sifat ujub mirip dengan sifat takabbur dalam hal definisi. Orang yang takabur merasa dongkol atau kesal saat diberi nasehat sementara kasar ketika memberi nasihat. Siapa saja yang menganggap dirinya lebih baik dari hamba Allah yang lain maka dialah orang yang sombong sejatinya

Lantas, bagaimana agar seseorang bisa terhindar dari sifat ujub ini? Berikut 5 trik terhindar dari sifat ujub menurut al-Ghazali yang dikutip dari kitabnya Bidayatu al-Hidayah (h.135-136),

بل ينبغي لك أن تعلم أن الخير من هو خير عند الله في دار الآخرة، وذلك غيب، وهو موقوف على الخاتمة؛ فاعتقادك في نفسك أنك خير من غيرك جهل محض، بل ينبغي ألا تنظر إلى أحد إلا وترى أنه خير منك، وأن الفضل له على نفسك

Selayaknya ketahuilah olehmu bahwa kebaikan adalah kebaikan menurut Allah kelak di akhirat. Hal itu merupakan perkara yang ghaib (tidak diketahui) sehingga menunggu adanya kematian. Keyakinanmu bahwa dirimu lebih baik dari orang lain merupakan sebuah kebodohan. Sepantasnya engkau tidak memandang orang lain melainkan dengan pandangan bahwa ia ebih baik dari dirimu dan mempunyai kelebihan daripada dirimu.”

Secara gamblang, trik-trik agar seseorang terhidar dari sifat ujub, takabbur, atau berbangga diri tersebut adalah berikut ini,

  1. bila memandang anak kecil maka sadarlah bahwa ia belum pernah bermaksiat kepada Allah sementara engkau yang lebih tua darinya justru sebaliknya. Sehingga dengan demikian sudah jelas bahwa ia lebih baik darimu.
  2. Bila melihat orang lain yang lebih tua maka yakinlah bahwa dirinya lebih dulu beribadah kepada Allah, sehingga ia lebih baik dari dirimu.
  3. Bila orang lain tersebut berilmu maka yakinlah bahwa ia mendapatkan anugerah yag tidak engkau dapatkan, menjangkau apa yang belum engkau jangkau dan mengetahui apa yang tidak engkau tahu. Jika sudah demikian, bagaimana engkau bisa sepadan dengannya atau bahkan lebih unggul?
  4. Bila orang lain itu bodoh maka anggaplah bahwa ia melakukan maksiat dengan kebodohannya. Sementara engkau bermaksiat dengan berlandaskan ilmu. Inilah yang menjadi bukti penguat kelak di pengadilan akhirat.
  5. Bila orang lain itu kafir maka yakinlah bahwa kondisi akhir (kematian) seseorang tidak ada yang tahu. Bisa saja orang kafir itu masuk Islam sebelum mati dengan amalan baik (husnul khatimah). Sementara dirimu bisa jadi menjadi sesat dan menjadi kafir sebelum kematian menjemputmu, sehingga engaku meninggal dengan amalan buruk (su’ul khatimah)

Itulah kiat-kiat supaya seorang hamba bisa terhindar dari sifat ujub ataupun takabbur yang disampaikan oleh Imam al-Ghazali, semoga kita semua bisa terhindar dari penyakit hati tersebut, amin.Wallahu a’lam

BINCANG SYARIAH

Tips Sehat Bagi Jamaah Haji Pengidap Diabetes

Jumlah kunjungan jamaah haji Indonesia di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah sampai hari Selasa (14/6/2022) sebanyak 77 kunjungan. Dari jumlah tersebut kasus terbanyak didominasi oleh penyakit kencing manis atau diabetes melitus dan komplikasi.

Dokter Umar Muhammad spesialis penyakit dalam menyarankan bagi jamaah haji yang menderita penyakit diabetes melitus dan komplikasi, kadar gula harus konsultasi sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Konsultasi gula darah bisa dilakukan di puskesmas setempat atau datang ke dokter spesialis penyakit dalam.

“Sangat penting bagi jamaah untuk mengontrol gula darahnya bagi penderita diabetes,” kata dr Umar Muhammad saat diminta sarannya, tips haji sehat bagi jamaah penderita penyakit dalam, di KKHI Madinah, Selasa (14/6/2022).

Umar menyarankan, bagi jamaah haji yang memiliki penyakit diabetes yang menggunakan obat oral diabetes, maka jamaah bisa konsultasi ke dokternya untuk penyesuaian obat. Apabila belum terkontrol kadar gula maka mintalah agar dokter yang biasa tempat berkonsultasi untuk penyesuaian dosis.

Saran lain, sebelum berangkat ke Tanah Suci, maka jamaah haji ini harus mempersiapkan keperluan obat-obatannya yang harus dibawa. Seperti mempersiapkan alat cek gula sendiri.

“Jadi alat-alat cek gula sendiri ini sebaiknya dibawa sampai proses haji di tanah suci,” katanya.

Apabila dia menggunakan obat insulin maka persiapkanlah alat ini yang bisa dibawa pada proses ibadah haji. Jamaah haji harus bertanya ke dokternya untuk penyesuaian dosis insulin.

“Jamaah perlu mengetahui bahwa di tanah suci suhunya panas, maka perlu diperhatikan cara penyimpanan insulin selama proses haji,” katanya.

Umar mengatakan, selain melakukan konsultasi sebelum keberangkatan ke Tanah Suci, jamaah juga harus melakukan aktivitas rutin dengan berolahraga. K Kemudian mengatur pola makannya, terutama mengurangi konsumsi gula.

“Kemudian konsumsi cukup air putih supaya selain kadar gula yang terkontrol juga membantu metabolisme tubuh bagi penderita diabetes. Maka penting sekali minum jangan tunggu haus,”katanya.

IHRAM

Agar Kita Meraih Malam Lailatul Qadar

Setiap Ramadhan, Allah SWT menurunkan malam yang paling istimewa di antara malam-malam lainnya. Malam itu adalah malam Lailatul Qadar, malam yang lebih utama dibandingkan dengan malam seribu bulan.

Karena itu malam yang istimewa, umat Islam berbondong- bondong untuk menjemput malam tersebut. Meski demikian, umat Islam sejatinya perlu secara ikhlas dan istiqamah dalam beribadah. Bagaimana sebenarnya kemuliaan Lailatul Qadar? Seperti apa ciri-ciri datangnya Lailatul Qadar?

Wartawati Republika Imas Damayanti mewawancarai pakar ilmu Alquran KH Ahsin Sakhomelalui sambungan telepon, Selasa (12/4). Berikut kutipannya.

Apa keutamaan malam Lailatul Qadar?

Lailatul Qadar adalah malam yang istimewa bagi umat Islam. Allah SWT sudah sebut dalam Alquran surah al-Qadar ayat 1-5. Allah berfirman, Inna anzalnahu fi lailatil-qadr. Wa maa adraaka maa lai latul-qadr. Lailatul-qadri khairun min alfi syahr. Tanazzalul-malaa- ikatu warruhu fiha bi-idzni Rabbihim min kulli amr. Salaamun hiya hatta mathla’il-fajr.

Artinya, Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Alquran) pada malam Qadar. Dan tahukah kamu apa Lailatul Qadar itu? (Yaitu) malam kemuliaan yang lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar. Tentunya keutamaan itu menjadi sangat istimewa bagi umat Islam. Pada malam ini, Allah menurunkan Alquran, Allah menurunkan kemuliaan.

Apa saja tanda-tanda datangnya Lailatul Qadar?

Tanda-tanda datangnya malam Lailatul Qadar sesungguhnya dapat dilihat dengan tanda-tanda alam semesta. Pertama, itu tidak ada hujan, terang. Pada waktu Subuhnya, tidak terlalu terang. Mengapa ketika Subuhnya itu tidak terlalu terang? Karena menurut riwayat, banyak malaikat yang turun pada malam itu sehingga mereka pergi di waktu Subuh dan sayap-sayap mereka menutupi cahaya matahari. Sayap-sayap malaikat itu kanbesar sekali sehingga ketika sayap mereka menutupi matahari, otomatis cahaya matahari juga meredup ke bumi.

Malam Lailatul Qadar juga biasanya diturunkan Allah pada tanggal-tanggal ganjil pada bulan Ramadhan. Seperti tanggal 21, 25, dan 29 Ramadhan karena Allah suka dengan sesuatu yang ganjil. Namun, bukan berarti, karena kita ingin dapat Lailatul Qadar, kita hanya beribadah dengan intens pada tanggal- tanggal tersebut. Tidak seperti itu juga.

Apa yang perlu dilakukan umat Islam agar dapat merengkuh Lailatul Qadar?

Pertama-tama, kita harus ikhlas dan istiqamah dalam beribadah.Tujuan kita jika beribadah itu hanya kepada Allah, tujuannya ke Allah.Lailatul Qadar yang Allah ciptakan, jangan sampai membuat kita lupa dengan tujuan utama kita, yaitu kepada Allah SWT.

Maka kalau orang sudah ikhlas dalam beribadah, biasanya intensitas ibadahnya tidak hanya pada malam- malam yang dipercaya dekat dengan malam Lailatul Qadar. Orang yang ikhlas akan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT kapanpun di manapun.

Tentunya, pada malam-malam terakhir Ramadhan, kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah. Baca Alquran, berdoa, berzikir, iktikaf, shalat malam, sedekah, semua itu adalah ibadah-ibadah yang baik yang perlu kita lakukan.

Dan terutama, kita harus selalu ingat bahwa keikhlasan itu menjadi yang paling penting. Orang yang ikhlas dalam beribadah, raut wajahnya akan berbeda. Sel-sel di wajahnya itu memancarkan binaran- binaran yang apabila orang memandangnya akan merasa teduh dan tenang. Kita tiru Rasulullah SAW. Beliau adalah pribadi yang mulia, yang istiqamah dalam ibadah dan amalan- amalan baik. 

IHRAM

Agar Khatam Alquran dalam Sebulan, Ini Caranya

Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. M.Cholil Nafis menjelaskan ada dua model orang dalam membaca Alquran. Ada orang yang memilih model kuantitatif yakni berupaya untuk mengkhatamkan Alquran dengan target waktu tertentu, misalnya khatam satu kali atau dua kali dalam bulan Ramadhan. Ada juga orang yang membaca Alquran dengan model kualitatif, yakni membaca setiap ayat Alquran dan mentadaburinya hingga mengerti maksud kandungan ayat yang dibacanya.

Kiai Cholil mencontohkan sahabat Qatadah memiliki kebiasaan mengkhatamkan Alquran seminggu sekali pada bulan-bulan selain Ramadhan. Sedang pada saat Ramadhan, ia mampu mengkhatamkan Alquran setiap tiga hari. Bahkan bila memasuki sepuluh hari terakhir Ramadhan, Qatadah dapat mengkhatamkan Alquran setiap hari. Namun menurut kiai Cholil ada juga sahabat yang enggan pindah dari satu ayat ke ayat lainnya sampai ia memahami ayat tersebut.

Kiai Cholil membagikan kiat-kiat bagi orang yang memilih untuk mengejar target mengkhatamkan Alquran minimal satu kali dalam bulan Ramadhan. Salah satunya yakni dengan membaca sekitar 50 ayat Alquran setiap selesai melaksanakan shalat maktubah. Sehingga seseorang dapat membaca sekitar 250 ayat dalam sehari semalam. Jumlah ini sudah melampaui satu juz. Atau menyelesaikan dalam semalam satu juz sehingga dapat mengkhatamkan Alquran di penghujung Ramadhan.

“Kita bertadarus itu biasa satu malam satu juz, akhir ramadhan tiga puluh juz. Langsung selamatan, khataman, syukuran,” kata kiai Cholil dalam program kultum Ramadhan yang disiarkan TV NU pada Rabu (20/4/2022).

Selain itu, kiai Cholil mengatakan seseorang yang hendak mengkhatamkan Alquran lebih dari satu juz selama Ramadhan dapat memanfaatkan semaksimal mungkin waktu luang atau saat istirahat. Seperti pada malam hari dan sebelum dan sesudah shalat dzuhur. Di mana dalam satu waktu dapat mencapai target satu juz.  

Bertadarus Alquran adalah salah satu ibadah yang utama pada bulan suci Ramadhan. Kiai Cholil mengatakan setiap Ramadhan Rasulullah SAW bertadarus bersama malaikat Jibril. Sahabat Zaid bin Tsabit menyaksikan bagaimana Rasulullah bertadarus Alquran yakni memulainya dari surat Al Fatihah hingga An Nas. Susunan surat yang dibaca Rasulullah saat bertadarus bersama Jibril itulah yang kemudian menjadi pedoman saat kodifikasi Alquran. 

IHRAM

Cara Mengqadha Shalat yang Terlewat

Shalat lima waktu adalah kewajiban setiap Muslim, bahkan merupakan rukun Islam. Oleh karena itu tidak boleh seorang Muslim yang mukallaf (sudah terkena beban syariat) meninggalkan shalat lima waktu dan tidak boleh melalaikan shalat hingga keluar dari waktunya. Namun apa yang dilakukan seorang Muslim jika ia meninggalkan shalat hingga keluar dari waktunya? Adakah qadha shalat? Kita simak pembahasan ringan berikut ini.

Hukum mengqadha shalat yang terlewat

Mengqadha shalat artinya mengerjakan shalat di luar waktu sebenarnya untuk menggantikan shalat yang terlewat. Apakah wajib mengqadha shalat? Para ulama merinci menjadi dua keadaan:

1. Tidak sengaja meninggalkan shalat

Dalam keadaan tidak sengaja meninggalkan shalat, seperti karena ketiduran, lupa, pingsan, dan lainnya, maka para ulama bersepakat bahwa wajib hukumnya mengqadha shalat yang terlewat. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:

من نام عن صلاة أو نسيها؛ فليصلها إذا ذكرها

barangsiapa yang terlewat shalat karena tidur atau karena lupa, maka ia wajib shalat ketika ingat” HR. Al Bazzar 13/21, shahih).

Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan menjelaskan: “orang yang hilang akalnya karena tidur, atau pingsan atau semisalnya, ia wajib mengqadha shalatnya ketika sadar” (Al Mulakhash Al Fiqhi, 1/95, Asy Syamilah).

Dan tidak ada dosa baginya jika hal tersebut bukan karena lalai, karena shalat yang dilakukan dalam rangka qadha tersebut merupakan kafarah dari perbuatan meninggalkan shalat tersebut. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ نَسِيَ صَلَاةً، أَوْ نَامَ عَنْهَا، فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا

barangsiapa yang lupa shalat, atau terlewat karena tertidur, maka kafarahnya adalah ia kerjakan ketika ia ingat” (HR. Muslim no. 684).

Dari sini juga kita ketahui tidak benar anggapan sebagian masyarakat awam, bahwa jika bangun kesiangan di pagi hari maka tidak perlu shalat shubuh karena sudah lewat waktunya. Ini adalah sebuah kekeliruan!

2. Sengaja meninggalkan shalat

Para ulama berselisih panjang mengenai orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja apakah keluar dari Islam ataukah tidak? Silakan simak artikel “Meninggalkan Shalat Bisa Membuat Kafir” untuk memperluas hal ini.

Dan para ulama juga berselisih pendapat apakah shalatnya wajib diqadha ataukah tidak. Pendapat yang rajih dalam hal ini adalah pendapat yang menyatakan shalatnya tidak wajib di-qadha. Imam Ibnu Hazm Al Andalusi mengatakan:

وَأَمَّا مَنْ تَعَمَّدَ تَرْكَ الصَّلَاةِ حَتَّى خَرَجَ وَقْتُهَا فَهَذَا لَا يَقْدِرُ عَلَى قَضَائِهَا أَبَدًا، فَلْيُكْثِرْ مِنْ فِعْلِ الْخَيْرِ وَصَلَاةِ التَّطَوُّعِ؛ لِيُثْقِلَ مِيزَانَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؛ وَلْيَتُبْ وَلْيَسْتَغْفِرْ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ

“adapun orang yang sengaja meninggalkan shalat hingga keluar waktunya, maka ia tidak akan bisa mengqadhanya sama sekali. Maka yang ia lakukan adalah memperbanyak perbuatan amalan kebaikan dan shalat sunnah. Untuk meringankan timbangannya di hari kiamat. Dan hendaknya ia bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla” (Al Muhalla, 2/10, Asy Syamilah).

Beliau juga mengatakan:

بُرْهَانُ صِحَّةِ قَوْلِنَا قَوْلُ اللَّهِ تَعَالَى: {فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ} [الماعون: 4] {الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ} [الماعون: 5] وقَوْله تَعَالَى: {فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا} [مريم: 59] فَلَوْ كَانَ الْعَامِدُ لِتَرْكِ الصَّلَاةِ مُدْرِكًا لَهَا بَعْدَ خُرُوجِ وَقْتِهَا لَمَا كَانَ لَهُ الْوَيْلُ، وَلَا لَقِيَ الْغَيَّ؛ كَمَا لَا وَيْلَ، وَلَا غَيَّ؛ لِمَنْ أَخَّرَهَا إلَى آخَرِ وَقْتِهَا الَّذِي يَكُونُ مُدْرِكًا لَهَا. وَأَيْضًا فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى جَعَلَ لِكُلِّ صَلَاةِ فَرْضٍ وَقْتًا مَحْدُودَ الطَّرَفَيْنِ، يَدْخُلُ فِي حِينٍ مَحْدُودٍ؛ وَيَبْطُلُ فِي وَقْتٍ مَحْدُودٍ، فَلَا فَرْقَ بَيْنَ مَنْ صَلَّاهَا قَبْلَ وَقْتِهَا وَبَيْنَ مَنْ صَلَّاهَا بَعْدَ وَقْتِهَا؛ لِأَنَّ كِلَيْهِمَا صَلَّى فِي غَيْرِ الْوَقْتِ؛ وَلَيْسَ هَذَا قِيَاسًا لِأَحَدِهِمَا عَلَى الْآخَرِ، بَلْ هُمَا سَوَاءٌ فِي تَعَدِّي حُدُودِ اللَّهِ تَعَالَى، وَقَدْ قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُودَ اللَّهِ فَقَدْ ظَلَمَ نَفْسَهُ} [الطلاق: 1] . وَأَيْضًا فَإِنَّ الْقَضَاءَ إيجَابُ شَرْعٍ، وَالشَّرْعُ لَا يَجُوزُ لِغَيْرِ اللَّهِ تَعَالَى عَلَى لِسَانِ رَسُولِهِ

“bukti benarnya pendapat kami adalah firman Allah Ta’ala: ‘celakalah orang yang shalat. Yaitu orang yang lalai dalam shalatnya‘ (QS. Al Maun: 4-5). Dan juga firman Allah Ta’ala: ‘dan kemudian datanglah setelah mereka orang-orang yang menyia-nyiakan shalat dan mengikuti syahwat dan mereka akan menemui kesesatan‘ (QS. Maryam: 59). Andaikan orang yang sengaja melalaikan shalat hingga keluar dari waktunya bisa mengqadha shalatnya, maka ia tidak akan mendapatkan kecelakaan dan kesesatan. Sebagaimana orang yang melalaikan shalat namun tidak keluar dari waktunya tidak mendapatkan kecelakaan dan kesesatan.

Selain itu, Allah Ta’ala telah menjadikan batas awal dan akhir waktu bagi setiap shalat. Yang menjadikannya sah pada batas waktu tertentu dan tidak sah pada batas waktu tertentu. Maka tidak ada bedanya antara shalat sebelum waktunya dengan shalat sesudah habis waktunya. Karena keduanya sama-sama shalat di luar waktunya. Dan ini bukanlah mengqiyaskan satu sama lain, melainkan merupakan hal yang sama, yaitu sama-sama melewati batas yang ditentukan Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman: ‘barangsiapa yang melewati batasan Allah sungguh ia telah menzalimi dirinya sendiri‘ (QS. Ath Thalaq: 1).

Selain itu juga, qadha shalat adalah pewajiban dalam syariat. Dan setiap yang diwajibkan dalam syariat tidak boleh disandarkan kepada selain Allah melalui perantara lisan Rasulnya” (Al Muhalla, 2/10, Asy Syamilah).

Cara mengqadha shalat

Dari sisi waktu, mengqadha shalat harus dilakukan segera ketika teringat dari lupa atau tersadar dari hilang akalnya. Tidak boleh ditunda-tunda, harus segera dikerjakan sesegera mungkin. Karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من نامَ عن صلاةٍ فليصلِّها إذا ذَكرَها

barangsiapa yang terlewat shalat karena tidur atau karena lupa, maka ia wajib shalat ketika ingat” (HR. Al Bazzar 13/21, shahih).

Bagaimana jika shalat yang terlewat lebih dari satu? Apakah diqadha sekaligus atau setiap shalat di qadha pada waktunya, semisal shalat zhuhur diqadha pada waktu zhuhur, shalat ashar pada waktu ashar, dst.? Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjawab pertanyaan ini:

يصليها جميعا لان النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لما فاتته صلاة العصر في غزوة خندق قضىها قبل المغرب وهكذا يجب على كل انسان فاتته الصلوات ان يصليها جميعا و لا يأخرها

“dikerjakan semuanya sekaligus. karena Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika terlewat beberapa shalat pada saat perang Khandaq beliau mengerjakan semuanya sebelum Maghrib. Dan demikianlah yang semestinya dilakukan setiap orang yang terlewat shalatnya, yaitu mengerjakan semuanya sekaligus tanpa menundanya” (Sumber: klik disini).

Dalam hadits di atas juga Nabi mengatakan فليصلها  dhamir ها mengacu pada kata صلاة sebelumnya. Ini menunjukkan shalat yang dikerjakan dalam rangka qadha sama persis seperti shalat yang ditinggalkan dalam hal sifat dan tata caranya. Misalnya, jika seseorang terluput shalat shubuh karena tertidur, maka ia wajib mengqadha dengan mengerjakan shalat yang sama dengan shalat shubuh.

Dan tidak ada lafal niat khusus yang perlu diucapkan dalam mengqadha shalat. Niat adalah perbuatan hati, tidak perlu dilafalkan. Andaikan niat mengqadha shalat perlu dilafalkan, maka Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam telah mengajarkannya kepada kita. Lebih luas mengenai pelafalan niat, silakan simak artikel “Polemik Pelafalan Niat Dalam Ibadah”.

Dengan demikian, ketika seseorang baru teringat bahwa ia telah melewatkan shalat, atau baru terbangun dari tidur sedangkan waktu shalat sudah terlewat, yang ia lakukan adalah segera berwudhu, lalu mencari tempat shalat yang bersih dan suci, menghadap kiblat kemudian mengerjakan shalat dengan tata cara dan sifat yang persis sebagaimana shalat yang ia tinggalkan. Jika shalat yang ditinggalkan lebih dari satu, maka setelah salam, ia kembali berdiri untuk meng-qadha shalat selanjutnya.

Semoga yang sedikit ini bermanfaat, wabillahi at taufiq was sadaad.

***

Penulis: Yulian Purnama

Sumber: https://muslim.or.id/25855-qadha-shalat.html

Kiat Makan Bersama di Masa Pandemi

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes Provinsi DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama, MKM memberikan kiat kepada masyarakat yang ingin makan bersama di masa pandemi Covid-19.

“Kalau mau makan bersama lepas maksernya bergantian. Kita tetap bisa bercengkerama dengan teman. Saat teman makan, kita bisa pakai masker (bergantian),” kata dia dalam acara daring kesehatan, Senin (13/12).

Ngabila menyarankan orang-orang tetap meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap risiko terkena Covid-19 antara lain dengan menerapkan protokol kesehatan 6M yang meliputi mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitasi dan menghindari makan bersama.

“Menjaga ventilasi, durasi, jarak karena Covid-19 bisa menular secara airborne, lokasi indoor itu menjadi potensi yang cukup besar. Tetapi kita bisa mengantisipasinya dengan 6M,” tutur dia.

Ngabila juga mengingatkan pentingnya mendapatkan vaksinasi bagi mereka yang belum divaksinasi. Saat ini, berbagai merek vaksin yang tersedia aman digunakan termasuk untuk mereka dengan kondisi medis tertentu seperti autoimun. Walau begitu, orang-orang ini tetap disarankan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan persetujuan agar segera bisa divaksinasi.

“Tetapi harus dibuat terkontrol, tidak ada gejala dulu, tidak muncul reaksi dulu sehingga memang dipastikan lebih aman. Atau dilakukan vaksinasi di tempat yang punya fasilitas emergency yang baik misalnya di rumah sakit,” kata dia.

Terkait makan bersama pada masa pandemi, Ketua departemen kedokteran penyakit menular di Mount Sinai South Nassau di Oceanside, New York Aaron E. Glatt, MD mengatakan, masalah terbesar berkumpul untuk makan yakni setiap orang harus melepas masker mereka. Selain itu, percakapan yang biasanya menyertai makan dapat dengan mudah menyebarkan virus corona ke udara.

Asosiasi medis di The Texas, seperti dikutip dari Everyday Health, menyatakan makan di dalam restoran masuk kategori risiko sedang-tinggi Covid-19, dan makan malam di rumah atau menghadiri barbekyu di luar ruangan termasuk risiko sedang.

IHRAM

Lima Kiat Khusyuk Beribadah

Dilansir di aboutislam.net, Jumat (26/11), beribadah dengan khusyuk atau berada dalam keadaan penyerahan diri yang benar dan rendah hati kepada Pencipta kita yang Perkasa dalam ibadah adalah sesuatu yang kita semua dambakan dan khawatirkan.

Dalam firman Allah SWT surat Al Mukminun ayat 1-2,

 قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ.

الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyuk dalam sholatnya,

Berikut adalah beberapa tips untuk membantu kita mencapai khusyuk:

Pertama, Perhatikan Alquran yang sedang dibaca.

Kita perlu memperhatikan kata-kata yang kita baca dalam Alquran, menginternalisasi maknanya, dan menghargai kemampuan untuk membaca kata-kata yang diturunkan dari atas tujuh langit. Menyadari kehormatan ini akan membawa kita pada kerendahan hati dan fokus. 

Kedua, baca dan renungkan secara mendalam Surat Al Fatihah.

Jika kita membaca dan merenungkan Surat Al Fatihah yang Mulia dengan benar, itu akan mengubah pengalaman doa bagi kita sepenuhnya.

Kita harus sadar, hadir, tulus, dan serius ketika kita melafalkan ayat ke lima, 

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

 Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

Berdoalah saat sujud atau setelah sholat.

Doa adalah dialog antara Anda dan Allah SWT. Membutuhkan Allah (SWT) dan meminta kepada-Nya apa yang kita butuhkan benar-benar membantu mencapai khusyu.

Berhati-hatilah kepada Allah dan kamu akan menemukan Dia bersamamu. Ketika Anda meminta (untuk sesuatu), mintalah itu dari Allah (SWT), dan jika Anda mencari bantuan, mintalah bantuan dari Allah. (At-Tirmidzi) 

Keempat sebut surat yang dibaca dalam doa,

Semakin banyak yang kita ketahui dari Al-Qur’an, semakin kita mengizinkan Allah (SWT) untuk berbicara kepada kita.

Dia berbicara kepada kita melalui kata-kata itu. Kita perlu mengenal mereka dengan hati, untuk mengizinkan Dia dan hadirat-Nya masuk ke dalam hati kita dan terwujud dalam doa-doa kita.

Kelima, Curhat kepada Allah (SWT) seperti curhat pada sahabat

Kita akan mendapatkan kenyamanan ketika kita mencurahkan isi hati dan menceritakan semuanya kepada seorang teman dekat.  Ini seperti percakapan hebat yang tidak ingin diakhiri. Itulah yang perlu kita lakukan dengan Allah SWT.

Ratna Ajeng Tejomukti

IHRAM

Tiga Tips Agar Menjadi Istri Salihah

Menjadi istri salihah memang tak semudah mendaftarkan diri ke universitas ternama di Indonesia. Namun demikian bukan berarti tak mungkin dan tak kan terjadi di dunia ini. Dia yang ingin menjadi dan memiliki istri salihah harus berlatih dan berusaha menjadi seorang istri yang disebutkan melalui ayat dan hadisNya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci

Hadis tersebut mengajarkan bahwa tips untuk menjadi istri salihah adalah dengan melaksanakan tiga tips yang diajarkan oleh Rasulullah. Pertama, istri yang menyenangkan suami jika dipandangnya. Yaitu dengan mempersembahkan sikap dan senyum terbaiknya kepada suami, bahkan dalam keadaan sulitpun. Sebab itulah Allah menyuratkan sebuah doa dalam QS Al Furqan ayat 34:

الَّذِينَ يُحْشَرُونَ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ أُولَٰئِكَ شَرٌّ مَكَانًا وَأَضَلُّ سَبِيلًا

Orang-orang yang dihimpunkan ke neraka Jahannam dengan diseret atas muka-muka mereka, mereka itulah orang yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya.

Kedua, istri yang taat kepada perintah suami. Dalam artian istri salihah itu nurut apabila disuruh sesuatu oleh suami, selagi suruhan tersebut tidak melanggar ajaran agama. Keterangan tersebut senada dengan hadis Nabi:

عن عائشة   ان رسل الله صلي الله عليه وسلم  قال  :  لو امرت احدا  ان يسجد لاحد لامرت المرأة ان تسجد لزوجها  ولو ان رجلا امر امرأته ان تنقل الي جبل احمر الي جبل اسود ومن جبل اسود الي جبل احمر لكان نولها ان تفعل

Dari ‘aisyah ra, sesunguhnya telah bersabda Rasulullah saw  : Jika saja au  (boleh) memerintah seseorang untuk sujud kepada seseorang, niscaya aku memerintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya. Jika seorang suami memerintahkan sitrinya untuk pindah dari gunung merah ke gunung hitam dan dari gunung hitam ke gunung merah niscaya bagaimana caranya pun istri harus melakukannya

Ketiga, istri yang tidak menyelisihi suami ketika sedang tidak bersamanya. Ketika istri bisa menjaga diri dan sang suami pun sanggup menjaga diri disaat sedang berjauhan, maka tidak akan hadir yang namanya pebinor (perebut bini orang) atau pelakor (peerebut laki orang). Istri yang bisa tetap menjaga diri dan hartanya di saat suami tak ada inilah yang disebut secara langsung dalam QS An Nisa ayat 34:

الصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

Maka wanita yang shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada

BINCANG SYARIAH

Resep Hati yang Lapang

“Berusahalah untuk tidak bersedih, baik atas sesuatu yang luput atau hilang, atau atas perlakuan seseorang pada kita. Jika pun kita akhirnya tetap merasa sedih, maka jangan terbawa sampai menjelang tidur malam. Yakinlah semua dalam pengaturan-Nya, maka mohonlah kekuatan dari-Nya.” 

Nasihat bijak ini terucap dari seseorang ibu renta (87 tahun) yang Ahad kemaren kutemui di rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat,  ketika kumintakan resep hidup sehatnya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengkaruniakan usia yang berkah kepadanya… Amin. 

Ini resep yang singkat, namun pasti tak sesingkat itu  menemukan, apalagi menerapkannya.  Namun ini disampaikan oleh seseorang yang telah mengalaminya, ia pasti tau bahwa itu tak mudah, namun jika itu disampaikannya, maka kita harus meyakini bahwa selalu ada peluang untuk meraih Kebaikan, yaitu menjalani hidup tanpa kesedihan yang berlarut-larut. 

Susah atau mudah adalah persepsi yang akan menjebak kita. Maka keputusannya ada pada kita juga, berpikirlah positif maka keberhasilan tak pernah menjauh.

Kesedihan ibarat cairan yang mulai pekat. Semakin kita larut dan terinternalisasi di dalamnya, maka semakin kita lebih jauh tenggelam. 

Semua seakan semakin gelap dan kita semakin merasa tak berdaya keluar darinya. Karena ketakberdayaan itu hakekatnya kitalah yang menciptakan. 

Merasa lemah mengaburkan akal sehat, dan kita tak bisa lagi memaknai peluang serta kesempatan. Semua ikhtiar seakan terkubur dan bumi seakan diam, beku dan cuma menatap sendu.

Simaklah kata-kata Ibu di atas tadi, “Berusahalah untuk tidak bersedih.”  Rasanya tak mungkin sepanjang hidup kita tak mengalami kesedihan, tetapi kita pasti bisa menghindari bahkan menghentikannya.

Sampai di sini kita faham, menjauhi atau keluar dari rasa sedih harus dimulai dari diri sendiri, jangan terlalu bergantung pada orang lain. 

Yang pertama, tidak usah menyangkal bahwa kita memang sedang sedih. Kedua, cari dan sadari apa penyebabnya.  Ketiga, mendekatlah pada Allah, dengan melakukan shalat di tengah malam, lalu mengadu kepada-Nya. 

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ 

“ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”(QS: Ar-Ra’d: 28).

Jauhi atau hindari hal-hal yang memicu atau menjurus pada perasaan sedih, perbanyaklah kesibukan, mohonlah kesabaran dan tetap bersyukur kepada Allah. 

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ 

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).” (QS: Al-Baqara: 156).

Bahkan sebagai seorang Muslim, kita harus mampu menjadi pribadi yang menebarkan manfaat pada sesama, memberi solusi. jJika  tidak demikian, posisi kita setidaknya bukan yang malah menambah masalah. 

Sedih tak boleh kita tularkan, bahkan yakinlah sebagaimana Allah telah menguatkan kita, maka kita pun mampu menguatkan sesama.  

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR: Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

«إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا»

“Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya.” (HR: Bukhari, dan Muslim)

Satu hal lagi yang kusaksikan dari Ibu ini ialah Ia tak merasa perlu harus membebani anak-anaknya. Misalnya untuk menolongnya berjalan, karena ia sudah merasa mampu dan tertolong dengan menggeser kursi lipat sebagai pengganti tongkat. 

Sata memakna ini sebagai perasaan bersyukur yang dalam dari seseorang. Ia tak menyesali apa yang telah hilang dari dirinya, karena ia masih memiliki banyak hal sebagai karunia-Nya. 

Mengingat banyak hal menyenangkan di masa lalu tak selalu berarti bahwa kita tak pernah mengalami kesedihan, tapi ini adalah pilihan cerdas dan bijak.  

Ibu ini punya banyak cerita menarik tentang kriterianya dalam memilih teman. Ia lebih suka berteman dengan yang pintar, ia bisa detail menceritakan kebisaan teman sekolahnya.  

Ia adalah sosok luar biasa, ia bukan saja tak mau bersedih,  ia bahkan berharap tak ada yang diingat orang di sekitarnya kecuali kenangan yang indah. Inilah kelapangan hati yang dimiliki seseorang.

Inilah sikap luar biasa, agar hati tidak terus rusak dengan kenangan-kenangan buruk.  Semoga Allah menjadikan beliau dan kita semua dalam ketaatan kepada-NYA.*/ Hamid Abud Attamimi

Tips untuk Mualaf Agar Khusyuk Saat Sholat

Sangat penting membiasakan diri mendengarkan Alquran setiap hari.

Untuk seorang yang baru masuk Islam, sholat dalam bahasa Arab mungkin tampak sedikit rumit pada awalnya. Seperti diketahui, sholat adalah pertemuan antara seorang hamba dengan Tuhan. Seorang mualaf yang dulunya Kristen atau Yahudi sebelumnya terbiasa melakukan ibadah dalam bahasanya sendiri.

Dilansir dari About Islam, Sabtu (21/8), Allah SWT memang tahu semua yang ada di hati setiap orang, Dia mengenali setiap doa dan permohonan. Namun, karena Alquran diturunkan dalam bahasa Arab, seorang Muslim harus menggunakan bahasa Arab.

Sebagai seorang Muslim baru sekarang, hal pertama yang mungkin muncul di benak seorang mualaf adalah bagaimana berkomunikasi dengan Tuhan dalam bahasa yang tidak dikuasai? Bagaimana cara memiliki ketaqwaan (khusyuk) selama sholat dan memiliki perhatian penuh kepada Tuhan saat membaca dalam bahasa yang tidak diketahui?

Dalam Islam, fakta bahwa semua Muslim berdoa dengan cara yang sama, mengucapkan kata-kata yang sama memberikan keindahan yang nyata, yakni kesatuan Islam. Persatuan yang dapat dilihat saat umat Islam berdoa di ka’bah.

Tidak peduli dari mana mereka berasal atau bahasa apa yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, ketika mereka berkumpul bersama untuk menyembah Tuhan, mereka semua mengucapkan “Allahu Akbar” dan membaca kata-kata yang sama dari Quran, dan mereka semua membungkuk dan sujud bersama.  

Maka karena fakta ini, wajib atas setiap Muslim melakukan sholat mereka dalam bahasa Arab dengan kata-kata dan gerakan yang diajarkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Seorang mualaf, Timea Aya Csanyi membagikan tipsnya untuk mengatasi masalah yang biasa dihadapi orang-orang yang baru memeluk Islam.

Perbanyak mendengar bacaan Alquran

Menurutnya, sangat penting membiasakan diri untuk mendengarkan Alquran setiap hari, atau beberapa video Youtube dalam bahasa Arab;  Meski belum memahami bacaannya, setidaknya Anda akan lebih mengenal bunyi bahasa Arabnya.

Mintalah pengawasan orang lain

Timea menyebut, upaya lain yang bisa dilakukan adalam dengan meminta salah satu teman Muslim Arab atau siapa pun yang memiliki pengucapan bahasa Arab yang benar untuk mengklarifikasi kata-kata yang Anda ucapkan dalam sholat. Pastikan beri perhatian khusus pada huruf dan suara yang tidak ada dalam bahasa Inggris.

Pakai alat bantu

Sebelum berdiri untuk sholat, bisa juga mengambil selembar kertas besar dan tulis secara fonetis dalam bahasa kalian apa yang harus diucapkan pada bagian-bagian tertentu dari sholat dengan huruf besar yang dapat dibaca dalam posisi berdiri. Letakkan di depan saat sholat dan baca saja. Lakukan itu lima kali sehari selama beberapa hari dan Anda akan menghafalnya dengan sangat mudah dengan sedikit usaha.

Sholat berjamaah

Menurutnya, sangat penting juga untuk sholat dengan orang lain. Jika memungkinkan, perlu juga mencoba sholat dengan Muslim lain atau bahkan lebih baik dalam kelompok yang sudah berdoa tanpa kesulitan.

Dengan cara ini Anda akan menikmati semangat kelompok Islam. Seorang mualaf akan mendapatkan lebih banyak pahala untuk sholat berjamaah dan pada saat yang sama, secara bertahap menghafal apa yang mereka katakan.

Belajar lewat video

Jika seorang mualaf tidak dapat berdoa bersama orang lain, maka putarlah video atau program apa pun yang mengajarkan bagaimana melakukan shalat dan ikuti instruksi mereka. Perlu juga memastikan sebelum memilih cara ini atau berdoa dengan seseorang, Anda telah membaca beberapa kali apa yang harus diucapkan dengan tepat di setiap bagian selama sholat.

Hal ini karena, seperti lagu-lagu yang biasa didengarkan, kadang-kadang Anda mungkin berpikir penyanyi itu mengatakan suatu kata, tetapi setelah memeriksa liriknya Anda menyadari mereka menyanyikan sesuatu yang benar-benar berbeda. 

Cara lain yang menurutnya harus dilakukan adalah tetap berteman dengan Muslim yang saleh, menghadiri sholat berjamaah bersama mereka pada hari Jumat dan hari-hari lainnya selama seminggu sebanyak mungkin untuk memperkuat iman. Saat Anda berdoa, atau benar-benar melakukan sesuatu, ingatlah Tuhan selalu mengawasi Anda.

KHAZANAH REPUBLIKA