Kemenag Terima Hibah Aplikasi Pengawasan Umrah dan Haji Khusus

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama menerima hibah sistem aplikasi Pengawasan Terpadu Umrah dan Haji Khusus. Aplikasi ini didapat dari PT Nusantara Basakara Jaya.

Hibah aplikasi ini diserahkan Direktur Utama PT Nusantara Basakara Jaya, Robbi Baskoro kepada Dirjen PHU, Nizar Ali. Penyerahan sistem aplikasi sekaligus penandatanganan perjanjian hibah dan berita acara serah terima hibah ini berlangsung di ruang kerja Dirjen PHU, Lantai V Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Jumat (11/1) lalu.

Atas nama Ditjen PHU, Nizar Ali mengucapkan terima kasih kepada PT Nusantara Basakara Jaya atas hibah aplikasinya. Dia berharap, itu menjadi amal yang berkontribusi bagi jemaah haji dan umrah ke depan.

“Terimakasih kepada Pak Robbi dan teman-teman yang sudah menyiapkan aplikasi untuk dihibahkan kepada Kementerian Agama. Mudah-mudahan ini bisa membawa manfaat dan berkah bagi kita semua khususnya kepada jemaah haji dan umrah di Indonesia,” kata Nizar dikutip dari laman asli Kemenag, Ahad (13/1).

Direktur PT Nusantara Basakara Jaya, Robbi Baskoro mengatakan hibah sistem aplikasi Pengawasan Terpadu Umrah dan Haji Khusus yang diserahkan kepada Kementerian Agama merupakan bagian dari kontribusi untuk membantu Kemenag menyelesaikan permasalahan terkait ibadah umrah dan haji.

“Kementerian Agama adalah leading sector dalam penyelenggaraan haji dan umrah di Indonesia. Dan kita percaya kontribusi ini akan membuka jalan terhadap kemungkinan-kemungkinan pelayanan ibadah haji dan umrah yang jauh lebih baik lagi,” ucapnya.

9 Negara Penyumbang Jamaah Umrah Terbanyak 5 Bulan Terakhir

Jumlah visa umrah yang telah dikeluarkan Arab Saudi pada musim umrah tahun ini (sejak September 2018) mencapai 2.785.790 visa. Menurut data Kementerian Haji dan Umrah Saudi, sebanyak 2.346.429 jamaah umrah telah tiba di Kerajaan Saudi.

Dari data tersebut dilaporkan, masih ada 345.114 jamaah yang berada di wilayah Kerajaan Saudi. Dilansir dari Arab News, Ahad (13/1), angka itu termasuk sebanyak 233.910 jamaah di Makkah dan 111.204 di Madinah.

Sebagian besar jamaah, yakni sebanyak 2.122.424, datang ke Kerajaan melalui jalur transportasi udara. Sementara sebanyak 213.121 jamaah masuk ke negara itu melalui jalur darat dan 10.884 jamaah tiba melalui jalur laut.

Jumlah jamaah terbesar berasal dari Pakistan, yakni sebanyak 637.745. Angka jamaah terbesar kemudian diikuti oleh Indonesia (420.410).

Pemerintah Saudi memang memiliki rencana reformasi Visi 2030. Saudi memiliki tujuan untuk menarik lebih dari 30 juta jamaah umrah. Di samping itu, Saudi juga bertekad menyediakan layanan yang sangat baik dan pengalaman yang luar biasa saat berziarah bagi para jamaah.

Tahun lalu, kementerian tersebut meluncurkan indikator pekanan di mana pihak berwenang dapat melacak jumlah jamaah yang datang ke Kerajaan. Sehingga nantinya, memperkaya pengalaman mereka dengan menyediakan layanan berkualitas tinggi.

Berikut ini delapan negara penyumbang jamaah umrah terbesar lima bulan terakhir:

    No        Negara                                          Jumlah 

  1. Pakistan                                            637.745 jamaah
  2. Indonesia                                          420.410 jamaah
  3. India                                                 292.607 jamaah
  4. Malaysia                                            135.895 jamaah
  5. Yaman                                               128.618 jamaah
  6. Mesir                                                   73.179 jamaah
  7. Turki                                                    65.970 jamaah
  8. Uni Emirat Arab                                    59.855 jamaah
  9. Bangladesh                                          57.701 jamaah

Wajibnya Umrah bagi Mereka yang Wajib Haji

PENDAPAT yang kuat: Umrah hukumnya wajib bagi orang yang wajib haji. Berdasarkan beberapa hadis:

Pertama, dari Umar bin Khattab radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam mendefinisikan islam dengan sabdanya: “Islam adalah engkau bersaksi laa ilaaha illallaah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan salat, menunaikan zakat, berhaji, berumrah, mandi junub, menyempurnakan wudu, dan puasa Ramadan.”

Beliau ditanya: Apakah jika saya melakukan semua itu maka saya muslim? Beliau menjawab: “Ya” (HR. ad-Daruqutni 2708, Ibn Hibban 173, Ibn Khuzaimah 3065. ad-Daruqutni menilai: Sanadnya sahih).

Kedua, Dari Aisyah radhiallahu anha, beliau pernah bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam: Apakah wanita wajib jihad? beliau menjawab: “Ya, para wanita wajib jihad, bukan peperangan, tapi haji dan umrah.” (HR. Ahmad 25322 dan Ibnu Majah 2901).

Ketiga, Abdullah bin Umar mengatakan: “Tidak ada seorang pun selain dia wajib berhaji dan melaksanakan umrah.” (Shahih Bukhari, 3:2)

Ibnu Abbas radhiallahu anhuma mengatakan: “Sesungguhnya umrah ada gandengannya haji dalam kitab Allah: “Sempurnakanlah haji dan umrah untuk Allah.” (Shahih Bukhari, 3:2).

Salah satu ulama Syafiiyah kontemporer, Dr. Muhammad Dib Bagha mengatakan: “Umrah disebutkan secara bergandengan dengan haji dalam Alquran seperti ayat yang disebutkan, disertai perintah untuk menyempurnakannya. Sementara hukum asal perintah adalah wajib. Ini menunjukkan bahwa umrah hukumnya wajib sebagaimana haji.” (Taliq Shahih Bukhari, 3:2)

Dr. Said al-Qohthani mengatakan: “Inilah pendapat yang benar, berdasarkan banyak dalil syariat, bahwa umrah hukumnya wajib sebagaimana haji. Umrah hukumnya wajib dilakukan sekali seumur hidup, bagi orang yang wajib haji.” (al-Umratu wal Hajju, Hal. 10).

Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

 

Berziarah ke Makam Baqi

Di tepian Syari’ (jalan) Abu Bakar As-Shiddiq, Madinah sambil melihat ke arah Masjid Nabawi, terbentang pagar bertembok tebal sepanjang 1.724 meter dengan tinggi sekitar empat meter. Pagar panjang berwarna coklat dengan kisi-kisi besi itu membatasi jalan raya dengan kompleks pemakaman Baqi.

Kompleks pemakaman Baqi terletak di dalam kota Madinah, tepat di belakang Masjid Nabawi. Selain berdekatan dengan Masjid Nabawi, lokasi pemakaman Baqi juga amat dekat dengan lokasi Rasulullah SAW di Raudhah. Sejajar dengan pintu masuk Baqi, terdapat pintu nomor 36 Masjid Nabawi, yang langsung menuju makam Rasulullah.

Saat ini, setelah sebagian besar jamaah pulang, kondisi sekitar Baqi mulai sepi. Jalan di tepi pagar pun tak ada yang hilir mudik. Namun, di pojokan pagar Baqi, ada beberapa jamaah asal Turki yang menengadahkan tangannya sambil berdoa. Mereka adalah sekelompok penziarah yang memanjatkan doa bagi mereka yang dimakamkan di Baqi.

Kami mencoba memasuki areal pemakaman tersebut. Namun askar mencegah kami di pintu masuk. Terlebih di rombongan kami ada perempuan. Askar menjelaskan kaum pria boleh ziarah ke Baqi pada hari Jumat. Sebaliknya perempuan sama sekali terlarang. Jika memang mau masuk, harus ada izin dari Madinah. Begitu petugas menjelaskan kepada rombongan Media Centre Haji yang ingin ziarah ke Baqi.

”Satu lagi, tak ada wawancara,” kata mereka.

Akhirnya kami hanya dibolehkan melihat dari luar, dari balik pagar pemakaman. Dari situ juga para peziarah biasa berdoa. Dari kisi-kisi besi kami menyaksikan, tanah di Baqi berwarna kelabu, kering. Banyak burung merpati di kawasan itu.

Konon, Baqi adalah satu-satunya tanah yang lembut dan cocok untuk pemakaman. Tak ada gundukan tanah layaknya sebuah pemakaman. Hanya sebongkah batu yang diletakkan berjarak antara 1-1,5 meter sebagai penanda makam di areal seluas lebih dari 138 ribu meter persegi.

Di pemakaman itu terdapat 10 ribu sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW. Mereka itu termasuk para syuhada Perang Badar dan Uhud. Sahabat Nabi yang dikuburkan di sana adalah Usman Bin Affan, Abbas bin Abd al-Muthalib dan cucu Beliau. Tak hanya itu, keluarga Nabi, termasuk para istrinya juga dimakamkan di sana, kecuali Khadijah (dimakamkan di Ma’la, Makkah).

Setiap awal tahun, Nabi Muhammad SAW melakukan ziarah ke Baqi. Beliau mendoakan para syuhada dan yang dimakamkan di situ. Ini berdasarkan riwayat yang diterima Abi Syaibah dan diriwayatkan Muslim. Dia jugalah yang menuliskan riwayat Abi Buraidah yang menyatakan bahwa bila Nabi berziarah ke Baqi, Beliau mendoakan agar semua yang dimakamkan di kompleks pemakaman itu diampuni segala dosanya oleh Allah SWT.

Namun, karena kecenderungan penziarah menitikkan air mata dan menyebutkan kebaikan orang-orang yang wafat, Nabi pun melarang umatnya berziarah. Namun, setelah Allah memberikan restunya, maka ziarah pun diizinkan lagi bagi umat Islam. Karena banyaknya sahabat Nabi dan syuhada, maka berziarah ke Baqi itu dianjurkan bagi jamaah haji dan umat Islam. Tujuannya adalah untuk mengingat dan mencontoh perjuangan mereka dan mendoakan keselamatannya.

Menurut sejarah, pemakaman itu sudah ada sejak jaman Jahiliyah yang dikhususkan untuk kaum Yastrib, yaitu penduduk Madinah. Namun, setelah Nabi Muhammad hijrah ke kota tersebut, Baqi dijadikan pemakaman umum bagi mereka yang wafat di Madinah. Sampai saat ini, Baqi pun menjadi tempat dikuburkannya mereka yang wafat di Al Munawarah, termasuk jamaah asal Indonesia. Sudah lebih dari ribuan jamaah asal Indonesia yang dikuburkan di Baqi.

Kompleks pemakaman ini terdiri atas Baqi Lama dan Baqi Ghargad. Namun ada ada sejumlah ulama yang berpendapat bahwa Baqi Ghargad juga merupakan Baqi Lama tempat bersemayan ahlibait Nabi. Sedangkan Baqi Ghargad merupakan bagian Baqi yang ada sekarang.

Hajar Aswad Turun dari Surga Lebih Putih dari Susu

HAJAR Aswad maknanya adalah batu hitam. Batu itu kini ada di salah satu sudut Ka`bah yang mulia yaitu di sebelah tenggara dan menjadi tempat start dan finish untuk melakukan ibadah tawaf di sekeliling Ka`bah.

Dinamakan juga Hajar As`ad, diletakkan dalam bingkai dan pada posisi 1,5 meter dari atas permukaan tanah. Batu yang berbentuk telur dengan warna hitam kemerah-merahan. Di dalamnya ada titik-titik merah campur kuning sebanyak 30 buah. Dibingkai dengan perak setebal 10 cm buatan Abdullah bin Zubair, seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Batu ini asalnya dari surga sebagaimana disebutkan dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh sejumlah ulama hadis. Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Hajar Aswad turun dari surga berwarna lebih putih dari susu lalu berubah warnanya jadi hitam akibat dosa-dosa bani Adam.” (HR Timirzi, An-Nasa`I, Ahmad, Ibnu Khuzaemah dan Al-Baihaqi).

Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersada, “Demi Allah, Allah akan membangkit hajar Aswad ini pada hari kiamat dengan memiliki dua mata yang dapat melihat dan lidah yang dapat berbicara. Dia akan memberikan kesaksian kepada siapa yang pernah mengusapnya dengan hak.” (HR Tirmizy, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darimi, Ibnu Khuzaemah, Ibnu Hibban, At-Tabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Al-Asbahani).

At-Tirmizi mengatakan bahwa hadis ini hadis hasan. Sedangkan Albani mengatakan bahwa hadis ini sahih dalam kitab Shahihul Jami` no. 2180, 5222 dan 6975.

Dari Abdullah bin Amru berkata, “Malaikat Jibril telah membawa Hajar Aswad dari surga lalu meletakkannya di tempat yang kamu lihat sekarang ini. Kamu tetap akan berada dalam kebaikan selama Hajar Aswad itu ada. Nikmatilah batu itu selama kamu masih mampu menikmatinya. Karena akan tiba saat di mana Jibril datang kembali untuk membawa batu tersebut ke tempat semula.” (HR Al-Azraqy).

Bagaimanapun juga Hajarul Aswad adalah batu biasa, meskipun banyak kaum muslimin yang menciumnya atau menyentuhnya, hal tersebut hanya mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Umar bin Al-Khattab berkata, “Demi Allah, aku benar-benar mengetahui bahwa engkau adalah batu yang tidak bisa memberi mudarat maupun manfaat. Kalalulah aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menciummu aku pun tidak akan melakukannya.”

Wallahu a`lam bish-shawab, wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Ahmad Sarwat, Lc.]

 

Inilah Mozaik

Manfaat Kurma untuk Jamaah Umrah dan Haji

Kurma adalah buah yang disukai Rasulullah. Sejak dulu buah ini dinikmati banyak orang karena kelezatannya.Jamaah haji dan umrah sangat mudah menemukan buah kurma di Tanah Suci. Ketika berkunjung ke Madinah, biasanya mereka diarahkan untuk mendatangi sebuah kebun kurma yang luas sekali.

Di sana mereka dapat memborong kurma berapa pun yang diinginkan. Ketika musim haji, perkebunan kurma di Madinah dapat menjual beberapa ton kurma.Mereka meraup dan menikmati keuntungan besar. Perekonomian Saudi pun meningkat. Masyarakat di sana menjadi semakin sejahtera.

Berikut ini adalah tiga manfaat buah kurma bagi jamaah haji dan umrah di Tanah Suci.

Menambah Tenaga

Jamaah haji dan umrah biasanya belum terbiasa dengan masakan Arab yang menggunakan bumbu kapulaga dan kayu manis. Mereka baru mendap- atkan jatah makan pada waktu-waktu tertentu. Misalkan sarapan pagi disediakan pada pukul 7.00 waktu setem- pat. Makan siang baru mereka nikmati setelah Zhuhur.

Sedangkan, makan malam biasanya baru dibagikan pada pukul 20.00 atau bahkan lebih malam lagi. Nah, di luar jatah makan tadi, jamaah harus kreatif mencari cemilan. Kalau ingin tidak sulit, jamaah cukup memborong kurma.

Harganya terjangkau, mulai 5 hingga puluhan riyal per kilogram, tergantung jenis. Dengan mengonsumsi kurma, jamaah akan tetap men- dapatkan asupan dan terhindar dari sakit perut.

Mencegah Penyakit

Buah kurma juga mengandung antioksidan dan berbagai nutrisi yang diperlukan untuk daya tahan tubuh. Asupan tersebut sangat dibutuhkan untuk menjaga stamina tubuh agar terhindar dari penyakit. Haji dan umrah adalah ibadah fisik yang menguras tenaga.

Tawaf mengharuskan jamaah berjalan kaki mengelilingi Ka’bah hingga tujuh kali. Setiap putaran jamaah menempuh perjalanan mulai 100 — 200 meter. Sa’i lebih jauh lagi. Sekali jalan saja dari bukit Shafa ke Marwah sudah mencapai 400 meter. Jika dikalikan tujuh putaran, menjadi 2,8 kilometer. Jika jamaah mengonsumsi kurma dan nutrisi yang cukup, stamina dapat terjaga dan ibadah haji-umrah sukses terlaksana.

Ibadah Sunah

Mengonsumsi kurma merupakan ibadah sunah. Sebab, Rasulul- lah menikmati buah ini. Bahkan, Nabi menyebutnya sebagai buah surga. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah bersabda, Barang siapa mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwah pada pagi hari, pada hari itu ia tidak akan terkena racun ataupun sihir.

Ini Alasan Yasmira Telantarkan 25 Jamaah di Tanah Suci

Kementerian Agama melalui Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus telah memanggil pihak yang diduga berperan terhadap telantarnya 25 jamaah umrah di Tanah Suci. Pihak terkait yang telah dipanggil itu di antaranya PT Yasmira selaku Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) dan PT Edipeni selaku provider visa umrah.

Meski Kementerian Agama memanggil dua pihak yakni PT Yasmira (PPIU) dan PT Edipeni (Porvider), namun, hanya dari PT Edipeni yang diwakilkan direkturnya yang hadir ke kantor Kementerian Agama, Rabu (2/1). Kasubdit Pamantauan dan Pengawasan Umrah dan Haji Khusus Noer Alya Fitra mengatakan meski PT Yasmira tidak hadir namun pihaknya terus menghubungi PT Yasmira untuk bertanggungjawab terhadap kepulangan 25 jamaah di Jeddah, Saudi Arabia. “Kami kejar terus agar 25 jamaah bisa dipulangkan,” Kata Noer Alya Fitra saat dihubungi Republika.co.id Kamis (3/1).

Noer Alya mengatakan alasan PT Yasmira tidak hadir adalah karena posisi kantor PT Yasmira berada di Medan, Sumatra Utara.  “Yasmira posisi kantornya ada di Medan. Sehingga dia minta waktu mungkin hari ini (Kamis 3/1) dia baru bisa datang. Tapi kita kontak terus,” katanya.

Dari hasil memintai keterangan melalui telpon dengan PT Yasmira itulah, Noer Alya mengatakan, diketahui apa alasan PT Yasmira tidak bisa memulangkan ke-25 jamaah umrahnya dari Tanah Suci. “Karena tiketnya enggak ada, tiketnya enggak dibeliin untuk tiket pulang,” katanya.

Noer Alya menuturkan banyak sekali alasan yang disampaikan PT Yasmira. Padahal jamaah sudah membayar paket sebesar Rp 35 juta. “Kita tanya kenapa tiketnya tidak dibelikan? Ya alasannya macam-macama, katanya duitnya untuk nalangin ini itu-ini itu yang jelas katanya gali lubang tutup lubang intinya,” katanya.

Assalamu’alakum Wr Wb. Segera Update Aolikasi Cek Porsisi Haji dan Cek Visa Umrah Anda. Ada tambahan fitur baru, di antaranaya Daftar Haji dan Umrah, serta toko online. atau Klik di sini!

Jumpa Rasulullah di Raudah: Kalau Cinta Ya Bersabar

“Allâhumma salli alâ Muhammad…,” terus saya deraskan shalawat begitu lampu-lampu gantung yang khas mulai terlihat dari kejauhan.

Degub jantung kian cepat. Dug-dug-dug-dug. Suaranya terdengar nyaring bagaikan beduk puasa. Tanpa sebab, air mata mulai mengembang. Mulut saya makin komat-kamit menderaskan shalawat:
Yaa Rasulullah. Yaa Nabiyullah. Yaa Habibullah….
“Aku datang dengan segenap rindu. Masukkan aku ke dalam barisan umatmu. Izinkan berjumpa denganmu di tepi telaga Kautsar, bersama para sahabat, syuhada, dan orang-orang sholeh,” pinta saya berulang.

Raudah. Sekeping taman surga yang ada di bumi. Selalu disesaki para peziarah setiap hari. Semua datang untuk menuntaskan rindu. Mengharap syafaat dari manusia terkasih.

Saya pertama kali datang ke Raudah saat haji tahun 2006 lalu. Karena ikut gelombang kedua dengan kloter yang nyaris paling akhir, jadilah saya masuk kota Madinah dalam kondisi yang sudah sangat sepi. Hampir tiap hari ba’da Subuh selalu ikut berlari-lari supaya bisa masuk Raudah begitu pintu dibuka pertama kali.

Tidak seperti jamaah pria yang kapan saja bisa masuk Raudah. Jamaah perempuan dibatasi waktunya. Sehari hanya dua kali: ba’da Subuh sampai jam 11.00 dan ba’da Isya.

Jadilah pengalaman ke Raudah bagi jamaah perempuan sangat dramatis. Di antara derap langkah yang menderu, ditingkahi jerit tangis di sana-sini, ribuan perempuan dari berbagai bangsa berebut untuk shalat di secuil taman surga yang ditandai dengan karpet berwarna hijau.

Sebagai informasi, seluruh karpet yang digunakan di Masjid Nabawi berwarna merah. Kecuali karpet di Raudah yang berwarna hijau.

Bermacam pengalaman saya rasakan di taman surga ini. Sewaktu haji, saya pernah berdesak-desakan menahan arus manusia yang terus mendorong dari belakang. Sementara di depan saya ada orang yang sedang shalat. Berkali-kali saya berteriak, “Shali… shaliii… shaliii,” namun arus manusia tak juga berhenti.

Sampai akhirnya, khawatir terjatuh karena tak sanggup lagi menahan dorongan, saya langkahi orang yang sedang shalat tadi. Tepat saat saya melangkah, ia bangun dari sujudnya. Dan tubuhnya yang besar itu ternyata sanggup mengangkat saya yang berada di atasnya. Kalau pernah melihat reog Ponorogo, kurang lebih seperti itulah gambarannya. Saya pegang erat tubuhnya, sampai diturunkan lagi!

Kali lain, saat saya bangun dari sujud, pemandangan di depan terlihat gelap semua. Ternyata saya berada di dalam abaya seorang perempuan Arab yang sedang melangkahi saya.
Berulang umrah pun pengalaman yang saya rasakan berbeda-beda. Saya pernah menyaksikan perempuan Asia Selatan yang terpelanting jatuh menggelosor beberapa meter. Sampai panik saya berteriak, “Help her… Sister, help her!” Karena khawatir perempuan itu terinjak-injak.

Saya juga pernah mendengar suara tangisan yang begitu menyayat hati seorang perempuan berkerudung merah jambu. Entah apa yang ditangisinya. Tapi sampai sekarang pun hati saya masih pedih kalau mengingat tangisan pilunya.
Kalau ingin membaca cerita lengkapnya, semua ada di timeline saya tahun-tahun sebelumnya.

Biasanya saya selalu ke Raudah “kloter pertama”. Alias begitu pintu dibuka langsung ikut berebut berlari. Baru kemarin saya merasakan masuk Raudah menjelang pintu ditutup untuk perempuan sekitar pukul 11.00.

Ternyata, Subhanallah! Saya baru tahu kalau satu “kloter” sebelum “kloter” terakhir, jamaah justru diberi keleluasaan untuk berlama-lama di Raudah, karena akses pintu masuk telah ditutup, sementara yang di dalam belum disuruh keluar.

Saya bisa shalat berulang-ulang. Berdoa sangat lama. Menderaskan air mata sepuasnya sampai hilang sesak di dada. Merenungi dosa-dosa yang memberatkan langkah selama ini.

Sungguh, saya belum pernah berada di Raudah sepuas ini.
Maka benarlah pepatah, ketika cinta bersabar, akan berbuah berlama-lama di taman surga.

Raudah, 30/12/2018
Oleh: Uttiek M Panji Astuti, Penulis Buku dan Traveller

IHRAM

Umrah dari Bandara Kertajati Diminati Warga Jateng

Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan layanan penerbangan untuk ibadah umrah ke Tanah Suci dari Bandara Internasional Jawa Barat, Kertajati, Kabupaten Majalengka, diminati oleh warga Jawa Tengah.

“Sejak dibukanya layanan penerbangan internasional pada Oktober 2018 oleh Pak Gubernur Jabar Ridwan Kamil, penerbangan umrah di Bandara Kertajati, bukan hanya diminati oleh warga asal Jawa Barat, tapi wisata religi bagi umat muslim ini juga diminati warga Jawa Tengah,” kata Virda Dimas Ekaputra, di Bandung, Ahad (23/12).

Ia mengatakan manifest keberangkatan Umrah pada Sabtu 22 Desember 2018 yang digaet biro perjalanan umrah Dini Group Indonesia (DGI) menunjukan mayoritas penumpang berasal dari Jawa Tengah bagian Barat.

“Dan ternyata keberangkatan penerbangan umrah pada kemarin (22 Desember) mayoritas berasal dari provinsi Jawa Tengah,” kata Virda.

Ia mengatakan masyarakat Purbalingga sebagai wilayah yang masuk dalam cakupan area Bandara Kertajati paling mendominasi dalam penerbangan umrah kali ini dengan sekitar 50 penumpang.

Selanjutnya pesawat Lion Air Boeing 737 max 8 dengan nomor JT 072 itu mengangkut masyarakat asal Tegal, Cilacap, Banyumas, Purwokerto, Banjarnegara bahkan dari Kulon Progo.

Adapun dari Jawa Barat, jamaah Umrah mayoritas berasal dari Kuningan, lalu Cirebon, Indramayu, Tasikmalaya, Bekasi dan Ciamis. “Penerbangan 22 Desember itu cukup penuh atau sekitar 151 seat terisi. Antusias masyarakat Jateng ini cukup besar untuk melakukan penerbangan Umrah dari Kertajati. Lalu beberapa asal Jawa Barat,” kata Virda.

Ia menambahkan jika melihat daerah cakupan Bandara Kerjati, wilayah tersebut memang merupakan potensial market yang besar. Menurut dia daerah cakupan dengan hitungan 17 juta jiwa ini sudah seharusnya bisa dimaksimalkan biro perjalanan umrah dan haji serta maskapai untuk bisa terbang dari Bandara Kertajati.

Apalagi dorongan langsung Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi agar penerbangan umrah asal Jawa Barat mengharuskan terbang dari Kertajati. Hal ini, mengingat Bandara Soekarno- Hatta yang secara frekuensi sudah sangat sibuk melayani penerbangan setiap harinya.

Menurut Virda, potensi pasar penerbangan umrah di Jawa Barat cukup besar yakni hampir  300.000 jemaah per tahunnya. Pasar tersebut harus bisa digarap agar penerbangan menuju Madinah ini bisa terbagi dengan Bandara utama yakni Soekarno Hatta.

Umrah dari Kertajati sudah bisa dilayani secara langsung atau hanya melakukan technical landing di India karena runway yang dimiliki Kertajati sepanjang 2.500 meter, pesawat Boeing 737 mengharuskan melakukan pengisian bahan bakar di Bandara Trivandrum.

Kesiapan landasan menjadi 3.000 meter terus dikejar agar awal 2019 ini sudah bisa digunakan.

“Penyempurnaan landasan menjadi 3.000 meter terus dilakukan oleh pihak Angkasa Pura dua. Jika sudah 3.000 meter pesawat wide body sudah semakin leluasa untuk terbang atau mendarat dari Bandara Kertajati,” kata Virda.

Layanan penerbangan Umrah dari Bandara Kertajati saat ini baru dilakukan sekali dalam satu pekannya oleh maskapai Lion Air. Hanya saja layanan serupa juga mulai dijajaki beberapa maskapai seperti Garuda Indonesia yang sudah melakukan penerbangan perdana domestiknya di Kertajati sejak 18 Desember lalu.

Desember, Suhu di Tanah Suci Dingin Ekstrem

Cuaca di Tanah Suci Makkah sudah mulai dingin dengan intensitas ekstreme. Cuaca dingin yang sampai menusuk tulang itu sudah dimulai sejak awal Desember 2018. “Sekarang sudah mencapai 15 derajat,” kata Ustaz Hamsudin saat berbincang dengan Republika.co.id melalui sambungan telepon, Senin (17/12).

Mukimin asal Madura, Jawa Timur ini mengatakan suhu yang paling dingin itu terasa ketika waktu malam sampai menjelang subuh. Suhu dingin mulai bisa dirasakan bersahabat ketika waktu sudah pukul 09.00 Waktu Saudi. “Menjelang subuh dingin banget. Tapi kalau sudah siang, tidak terlalu dingin,” katanya.

Ustaz Hamsudin yang saat ini membimbing jamaah dari travel Shabila Jakarta ini mengatakan dengan cuaca yang dingin, banyak jamaah yang tidak kuat dan sampai jatuh sakit. Bahkan kata dia ada jamaah yang sampai mengeluarkan darah dari hidung saking tidak kuatnya menahan rasa dingin. “Iya memang kebanyakan seperti itu  (banyak yang sakit, Red),” katanya.

Hamsudin bersyukur dari sembilan jamaah umrah yang dibawah bimbingannya selama proses ibadah umrah sehat semua. Karena selalu mengikuti apa yang disampaikannya, bagaimana agar bisa bertahan di cuaca dingin yang ekstreme.

Hamsudin mengimbau kepada jamaah yang baru mau berangkat ke Tanah Suci untuk menjaga kesehatan. Juga membawa pakaian yang bisa melindungi dari dinginnya suhu di Makkah dan Madinah.