100 Ribu Lebih Jamaah Datang ke Madinah Sejak Musim Umroh Dimulai

Sejak awal musim umroh, Bandara Internasional Prince Mohammad Bin Abdulaziz di MMadinah mencatat telah menerima lebih dari 100 ribu jamaah umroh. Ratusan ribu jamaah itu datang dari berbagai negara hingga kemarin.

Menurut statistik yang dikeluarkan oleh Kementerian Haji dan Umroh, 268.529 jamaah umroh telah tiba melalui penyeberangan udara sejak awal musim umroh. Adapun jamaah yang datang dari sembilan penyeberangan darat tercatat sebanyak 29.689 jamaah. Sebanyak 5.452 jamaah umroh telah tiba di Madinah, sehingga jumlah total menjadi 101.109.

Sebanyak 22.509 orang meninggalkan Al-Madinah ke negara mereka. Dilansir dari Riyadh Daily, Senin (29/8/2022), adapun data jamaah menurut golongan kebangsaan jamaah yang tiba di Madinah, menunjukkan orang Indonesia berada di urutan teratas dengan 127.789, diikuti oleh 90.253 jamaah umroh dari Republik Pakistan, 54.287 dari India, 36.457 dari Irak, 22.224 dari Yaman, dan 12.959 dari Yordania. Beberapa jamaah umroh lainnya juga datang dari berbagai negara.

Pemangku kepentingan di Madinah mengklaim telah menyediakan semua fasilitas dan personel lapangan mereka sepanjang waktu untuk mengimbangi jamaah umroh yang menyambut. Kepresidenan Umum Urusan Masjid Nabawi juga berupaya keras dalam mengembangkan layanan yang diberikan kepada jamaah umroh dan pengunjung Masjid Nabawi.

Kerajaan Arab Saudi mengatakan tidak ada batasan jumlah maksimum Muslim di luar negeri yang ingin melakukan umroh sepanjang tahun. Kementerian Haji dan Umroh juga mengatakan Muslim di luar negeri dapat memasuki Arab Saudi dan pergi melalui bandara mana pun di Kerajaan itu, tanpa terbatas pada bandara Jeddah saja. 

IHRAM

Arab Saudi akan Izinkan Pemegang Visa Biasa Bisa Lakukan Umroh

Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi mengumumkan akan mengizinkan pengunjung yang memegang visa turis dapat melakukan ibadah umroh.

Warga dari 49 negara dapat melakukannya dengan memperoleh visa mereka secara daring di Visit Saudi Arabia atau segara pada saat kedatangan di bandara.

Keputusan tersebut diambil bertujuan mengizinkan sebanyak mungkin orang untuk melakukan ibadah umroh. Mereka yang memenuhi syarat termasuk pemegang visa ke Amerika Serikat (AS) dan Inggris dan mereka yang memiliki visa Schengen.

Peraturan yang memungkinkan pengunjung untuk mendapatkan visa turis berlaku selama 12 bulan untuk mengunjungi kota-kota lain di Kerajaan. 

Mereka yang memiliki visa kunjungan keluarga diperbolehkan untuk melakukan ibadah umroh dengan memesan melalui aplikasi Eatmarna.

Dilansir Arab News, Kamis (11/8/2022), untuk melaksanakan ibadah umroh, pengunjung wajib memiliki asuransi kesehatan yang komprehensif, meliputi biaya pengobatan Covid-19, kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau cacat, dan biaya yang timbul akibat penundaan atau pembatalan penerbangan.

Mereka yang ingin melakukan ibadah umroh dari negara-negara selain yang saat ini memenuhi syarat, harus mengajukan permohonan visa di kedutaan Kerajaan di negara asal mereka. 

Dokumen yang diperlukan termasuk bukti tempat tinggal dan pekerjaan, tiket pulang, laporan bank yang membuktikan stabilitas keuangan, rencana perjalanan, dan informasi pribadi yang lengkap. 

Sementara itu, Wakil menteri Kementerian Haji dan Umroh Saudi, Abdul Tahman Shams mennyatakan semua pemegang jenis visa, termasuk visa turis ke Arab Saudi diizinkan untuk melakukan umrah atau ziarah kecil. 

“Sudah menjadi mungkin bagi siapa saja yang datang ke Arab Saudi dengan jenis visa apa pun, baik itu untuk pariwisata atau untuk tujuan lain seperti pekerjaan atau bisnis untuk melakukan umroh,” kata Shams dilansir dari Gulf News, Kamis (11/8/2022). 

“Ini dilakukan melalui beberapa prosedur organisasi, melalui aplikasi Eatmarna di mana janji temu yang disukai dipesan untuk melakukan umroh,” katanya. 

“Keputusan tersebut bertujuan untuk memenuhi tujuan Visi Saudi 2030 untuk mencapai 30 juta jamaah umrah per tahun,” kata pejabat itu 

Saudi 2030 Vision adalah rencana pembangunan ambisius yang dirancang untuk mendiversifikasi ekonomi kerajaan yang bergantung pada minyak. 

Musim umrah baru dimulai pada 30 Juli tak lama setelah berakhirnya ritual haji tahunan di Arab Saudi. Lebih dari 10 juta jamaah umroh diharapkan di musim mendatang.

Sumber: arabnews , gulfnews

IHRAM

Arab Saudi Keluarkan 6.000 Visa Umroh dalam 72 Jam

Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi telah mengeluarkan lebih dari 6.000 visa umroh dalam waktu tiga hari. Layanan umroh telah dibuka kembali dan gelombang pertama jamaah umroh telah sampai di Arab Saudi.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Ahad (31/7/2022), kementerian mengatakan mencatat pertumbuhan yang luar biasa dalam jumlah permintaan visa umroh dengan awal musim umroh baru 1444 H. 

Kementerian telah mengeluarkan lebih dari 20 ribu visa selama dua minggu, sejak pendaftaran dibuka dua minggu lalu pada 14 Juli. Gelombang pertama jamaah umroh dari luar negeri tiba di Makkah pada Sabtu, 30 Juli. Mereka menandai awal musim umroh yang baru.

Kepresidenan Umum Urusan Dua Masjid Suci menerima jamaah umroh dari luar negeri di tengah sistem pelayanan terbaik yang terintegrasi. Mereka juga telah mempersiapkan seluruh Masjidil Haram di Makkah dan halamannya untuk jamaah melakukan ritual mereka dengan mudah dan nyaman.

Perlu dicatat Administrasi Umum Pengendalian dan Pengelompokan Massa, dengan otoritas terkait, sebelumnya telah mempersiapkan layanannya sesuai dengan rencana yang diikuti dalam mengorganisir kerumunan, untuk menerima kelompok pertama jamaah setelah kembalinya musim umroh dan selesainya musim haji tahun 2022. 

Direktur Administrasi Umum untuk Pengendalian dan Pengelompokan Massa, Osama Al-Hujaili, telah menyatakan Mataf (area mengelilingi Ka’bah Suci) di Masjidil Haram dan lantai dasar diperuntukkan bagi para peziarah yang sedang melaksanakan umroh. Sedangkan lantai pertama Mataf diperuntukkan bagi jamaah yang tidak melaksanakan umroh.

IHRAM

Jumlah Jamaah Umroh 2022 Berkali-kali Lipat Dibandingkan Jamaah Haji Setiap Tahunnya

Juru bicara Kementerian Haji dan Umroh, Hisyam Saeed, mengumumkan bahwa lebih dari 70 juta izin dikeluarkan untuk melakukan umroh  di Masjidil Haram di Makkah dan sholat di Raudhah Syarif di Masjid Nabawi di Madinah selama musim terakhir 1443 hingga pelaksanaan musim haji. 

Dilansir dari Saudi Gazette, Ahad (31/7/2022), Saeed memperkirakan bahwa jumlah jamaah yang akan datang pada musim umroh 1444 H nanti akan kembali normal. 

Menurutnya ini merupakan hal positif setelah kementerian kesehatan melakukan penghapusan dan pelonggaran berbagai pembatasan kesehatan akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir. 

Juru bicara tersebut menekankan bahwa tidak ada jumlah spesifik peziarah untuk setiap negara untuk melakukan umroh, dan mereka yang ingin melakukan umroh dapat mengajukan permohonan secara langsung dan mengeluarkan visa yang sesuai dan memasuki Kerajaan.  

Musim umroh baru telah dimulai pada Sabtu (30/7/2022) bertepatan dengan 1 Muharram 1440 H, dan musim umroh  baru telah resmi dimulai.  

Dia mencatat bahwa visa telah diterima dari mereka yang berada di luar Kerajaan dan ingin melakukan umroh  sejak pertengahan bulan Dzulhijjah 1443 H, dan hari ini proses penerimaan izin berbagai visa dan kebangsaan telah dimulai. 

Semua orang yang ingin melakukan ritual umroh  atau shalat di Rawdah Syarif, baik warga negara Saudi, penduduk, dan warga negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) atau mereka yang memiliki berbagai jenis visa, sekarang dapat mengeluarkan izin dan memilih waktu yang tepat untuk mereka melalui aplikasi atau platform Eatamarna. 

Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci telah menerima jamaah umroh gelombang pertama yang datang dari luar Arab Saudi pada Sabtu (30/7/2022). Mereka datang untuk melakukan umrah selama musim umrah tahun ini 1444 H.  

Kepresidenan menerima jamaah haji dari luar negeri di tengah sistem pelayanan yang terintegrasi, karena telah memberikan pelayanan terbaik dan mempersiapkan seluruh Masjidil Haram di Makkah dan halamannya bagi mereka untuk melakukan ritual dengan mudah dan nyaman. 

Perlu dicatat bahwa Administrasi Umum Pengendalian dan Pengelompokan Massa, dengan otoritas terkait, sebelumnya telah mempersiapkan layanannya sesuai dengan rencana yang diikuti dalam mengorganisasi kerumunan, untuk menerima kelompok pertama jamaah setelah kembalinya musim umrah dan selesainya musim haji 2022.   

Sumber: saudigazette

IHRAM

Musim Haji Selesai, Arab Saudi Mulai Terima Jamaah Umroh Gelombang Pertama

Kepresidenan Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci telah menerima jamaah umroh gelombang pertama yang datang dari luar Arab Saudi pada Sabtu (30/7). Mereka datang untuk melakukan umroh selama musim umroh tahun ini 1444 H.

Kepresidenan menerima jamaah haji dari luar negeri di tengah sistem pelayanan yang terintegrasi, karena telah memberikan pelayanan terbaik dan mempersiapkan seluruh Masjidil Haram di Makkah dan halamannya bagi mereka untuk melakukan ritual dengan mudah dan nyaman.

Perlu dicatat bahwa Administrasi Umum Pengendalian dan Pengelompokan Massa, dengan otoritas terkait, sebelumnya telah mempersiapkan layanannya sesuai dengan rencana yang diikuti dalam mengorganisasi kerumunan, untuk menerima kelompok pertama jamaah setelah kembalinya musim umroh dan selesainya musim haji 2022.  

Direktur Administrasi Umum untuk Pengendalian dan Pengelompokan Massa, Osama Al-Hujaili, telah menyatakan bahwa Mataf (area mengelilingi Kabah Suci) di Masjidil Haram dan lantai dasar diperuntukkan bagi para peziarah yang sedang melaksanakan umroh. Sedangkan lantai pertama Mataf diperuntukkan bagi jamaah yang tidak melaksanakan umroh.  

“Perpanjangan Raja Fahd, Perluasan Raja Abdullah, lantai pertama Mataf, dan pelataran luar dialokasikan untuk jamaah,” ujarnya dilansir dari Saudi Gazette, Ahad (31/7/2022). 

Al-Hujaili menambahkan, pintu utama khusus juga telah ditunjuk untuk para peziarah untuk masuk yakni melalui Gerbang Raja Fahd, Gerbang Al-Salam, dan Gerbang Ajyad, di samping pintu keluar lainnya yang berkontribusi untuk memastikan kelancaran pergerakan jamaah umroh saat melakukan ritual umroh.  

Juru bicara Kementerian Haji dan Umrah Hisyam Saeed mengumumkan, bahwa lebih dari 70 juta izin dikeluarkan untuk melakukan umrah di Masjidil Haram di Makkah dan shalat di Rawdah Sharif di Masjid Nabawi di Madinah selama musim terakhir tahun 1443. 

Dilansir dari Saudi Gazette, Ahad (31/7/2022), Saeed memperkirakan bahwa jumlah jamaah yang akan datang pada musim umroh tahun 1444 H nanti akan kembali normal.

Menurutnya ini merupakan hal positif setelah kementerian kesehatan melakukan penghapusan dan pelonggaran berbagai pembatasan kesehatan akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir. 

Juru bicara tersebut menekankan bahwa tidak ada jumlah spesifik peziarah untuk setiap negara untuk melakukan umroh, dan mereka yang ingin melakukan umrah dapat mengajukan permohonan secara langsung dan mengeluarkan visa yang sesuai dan memasuki Kerajaan.

Sumber: saudigazette

IHRAM

Jamaah Umroh Disarankan Cek Kesehatan Sebelum Berangkat ke Tanah Suci

Jamaah umroh diminta selalu memperhatikan kondisi kesehatannya sebelum berangkat, meski Arab Saudi telah melonggarkan protokol kesehatannya di masa pandemi ini.

Permintaan itu disampaikan Ketua Program Studi Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI), Budi Sampurna, dalam talkshow dengan tema ‘Adaptasi Kebiasaan Baru Ibadah Umroh di Masa Pandemi’ yang digelar Center Satgas Penanganan Covid-19, Rabu (20/4/2022). 

“Jadi para jamaah ini tentu mereka akan melakukan aktivitas yang cukup berat. Saya kira perlu juga buat mereka dalam keadaan sehat,” katanya. 

Budi memastikan semua pihak patut bersyukur bahwa keadaan sekarang ini sudah jauh lebih aman daripada dua tahun kebelakang. 

Meski demikian orang yang akan berangkat beribadah umroh harus perhatikan kesehatannya dengan melakukan medical check up. “Saya kira yang penting buat kita adalah sudahkah kita tahu status kesehatan kita sendiri,” ujarnya.

Menurutnya, medical check up penting dilakukan oleh jamaah sebelum berangkat umroh untuk mengetahui riwayat kesehatannya. Kalau jamaah sudah mengetahui bahwa dia memiliki penyakit bawaan, maka harus mempertimbangkan keberangkatannya.

“Kita ini memang banyak penyakitnya banyak komorbid, harus minum obat terus menerus itu termasuk yang kita hati-hati. Kita pada saat berangkat pertama harus siap dengan mengetahui kondisi terakhir,” katanya.

Akan tetapi jika kondisi kesehatan jamaah baik-baik saja, tidak ada penyakit yang membahayakan, maka silakan jamaahnya berangkat beribadah umroh. Imbauan ini penting dilakukan demi keselamatan jamaah.

“Tetapi kalau kita sudah ok sekali menganggap bahwa semuanya baik silakan. Maka yang penting buat kita adalah sudahkah kita tahu status kesehatan kita,” katanya.

Selain itu ilmu pengetahuan untuk jaga kebugaran tubuhnya sebelum berangkat dan selama dalam perjalanan ibadah umroh. 

Untuk dapat menjaga kebugaran tubuh itu jamaah bisa melakukan olahraga ringan yang tidak menghabiskan banyak energi. “Selain kita tahu keadaan kesehatan, kita juga harus menjaga kebugaran kita,” katanya.

Karena kata Budi, jamaah ketika melakukan ibadah umroh akan banyak bergerak. Untuk itu sangat penting jamaah menyiapkan dirinya dengan banyak olahraga.

“Jangan memilih olahraga yang berat, pilih olahraga yang ringan tetapi dilakukan terus menerus, itu yang itu akan lebih baik,” katanya. 

Pada kesempatan ini Budi meminta kepada jamaah yang memiliki penyakit bawaan agar dapat mempertimbangkan untuk berangkat umroh di masa pandemi. Hal ini perlu diperhatikan demi menjaga keselamatan dirinya dan orang lain. 

“Buat mereka yang punya penyakit kronik yang degeneratif yang mungkin berupa komorbid maka lebih hati-hati keadaan kesehatan yang lebih dipikrkan itu,” katanya.  

IHRAM

Umrah Kembali Normal

Umat Muslim dari berbagai negara terus berdatangan ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah umrah seiring pelonggaran aturan yang diputuskan Kerajaan Arab Saudi terkait penanganan Covid-19 . Para jamaah yang telah lama rindu berumrah pun memadati setiap sudut kota Makkah dan Madinah khususnya Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Tak terkecuali jamaah umrah dari Indonesia yang secara bertahap juga terus berdatangan.

Ketua komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Asrorun Niam Sholeh yang tengah melaksanakan umrah di Tanah Suci menggambarkan tentang situasi pelaksanaan umrah pada awal Ramadhan. Ia mengatakan pelaksanaan shalat berjamaah di setiap masjid di Arab Saudi telah kembali normal dengan kapasitas maksimal. Jamaah boleh merapatkan shaf shalat kendati tetap ada imbauan untuk menggunakan masker. Sedang jamaah yang hendak beribadah dan berdoa di Raudhah, harus terlebih dulu melakukan pendaftaran melalui aplikasi dan mengantre saat memasuki Raudhah. 

Pada sore hari jamaah pun banyak yang mengikuti majelis taklim khususnya yang dilaksanakan di Masjid Nabawi. Ada juga jamaah yang berziarah ke Rasulullah SAW dan ke makam baqi. Sementara itu jamaah juga telah diperbolehkan berbuka puasa di dua Masjid Suci. Kiai Niam mengatakan jelang berbuka, panitia Ifthar Shaim di Masjid Nabawi menyiapkan sajian berbuka untuk sekitar satu juta Muslim.  Panitia menggelar sufrah (plastik tempat alas makan yang dihampar) untuk jamaah yang hendak mengikuti buka puasa bersama. 

“Buka puasa pertama di Masjid Nabawi, jamaah melaksanakan buka puasa bersama yang disediakan oleh takmir masjid dan para muhsinin. Saya juga bergabung buka bersama tanpa ngobrol. Imbauan boleh bukber tanpa ngobrol bisa dipraktikan di Masjid Nabawi,” kata kiai Niam membagikan ceritanya berumah kepada Republika beberapa hari lalu. 

Pelaksana shalat tarawih pun berlangsung  normal dengan kapasitas maksimal. Seperti halnya di masjid Nabawi, para jamaah tarawih memenuhi masjid yang berkapasitas satu juta jamaah itu. Petugas pun bahkan mengarahkan sebagian jamaah  ke lantai atap dan halaman masjid Nabawi. Namun menurut kiai Niam pertokoan di Arab Saudi masih banyak yang tutup. Beberapa pemilik toko memilih membuka tokonya pada siang hari dan tutup pada dini hari. 

Sementara Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali mengatakan para jamaah begitu antusias dalam mengikuti setiap pelaksanaan ibadah umrah. Termasuk juga jamaah umrah dari Indonesia yang datang semakin bertambah banyak ke Arab Saudi. Disisi lain, menurut Endang pelayanan yang diberikan oleh para penanggungjawab kedua masjid suci sangat baik dan efektif. 

“Ini sinyal baik haji, tentu kita semua berharap situasi ini menjadi faktor penentu para pemegang kebijakan dalam merencanakan kebijakan yang terkait dengan masalah haji,” katanya.

Sementara itu Juru Bicara Layanan Haji dan Umrah Arab Saudi Hisyam Al-Saeed mengatakan  warga, penduduk, dan pengunjung yang datang dari luar Arab Saudi bisa mendapatkan izin umroh selama bulan suci Ramadhan. Izin umroh masih tersedia bagi orang-orang yang ingin memesan. Al-Saeed mencatat jumlah orang yang ingin melakukan umroh sangat besar, khususnya setelah pengumuman Raja Salman mengizinkan penggunaan kapasitas penuh Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Pengumuman ini muncul setelah mencabut aturan pencegahan dan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi.

“Kami siap untuk jumlah berapa pun,” kata Hisyam Al-Saeed seperti dilansir Saudi Gazette. 

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mencatat telah ada sebanyak  23 juta izin yang dikeluarkan sejak awal musim umroh dibuka. Sebanyak 56 negara telah mendapatkan layanan penerbitan izin umroh sebelum memasuki Arab Saudi hingga saat ini.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI, Prof. Hilman Latief mengatakan tim Kemenag beberapa waktu lalu telah berkunjung ke Arab Saudi untuk memantau langsung situasi Arab Saudi pasca pelonggaran aturan terkait penanganan Covid. Menurutnya situasi Arab Saudi sangat baik. Bahkan jamaah umrah tidak lagi diharuskan menunjukan tes PCR, menyerahkan bukti negatif Covid, bukti vaksin dan lainnya. Jamaah umrah pun terus meningkat termasuk dari Indonesia.

Meski demikian menurut Hilman jamaah umrah masih disarankan untuk menggunakan masker terutama saat memasuki Masjid. Hilman juga mengungkapkan bahwa sinyal dibukanya kembali ibadah haji semakin kuat menteri agama berkunjung ke Arab Saudi bulan lalu.

“Tentu ini sinyal yang baik buat kita bahwa setelah pak menteri diundang secara khusus oleh kementerian urusan haji dan umrah Saudi sekitar 20-21 Maret dan disampaikan bahwa saudi akan membuka jamaah haji dari luar itu semakin kuat sinyalnya,” katanya.

Dia mengungkapkan pemerintah Arab Saudi juga masih berhati-hati untuk menentukan kuota jamaah haji tahun ini. Terlebih menurut Hilman hal ini salah satunya didasari dengan pertimbangan kesiapan infrastruktur dan sumber daya manusia yang belum kembali maksimal. Hilaman mengatakan banyak tenaga kerja asing yang bekerja di sektor-sektor strategis pelayanan haji dan umroh belum kembali ke Saudi. Tetapi Kemeng telah melakukan berbagai persiapan jika Arab Saudi memberikan kuota full atau pun 50 persen pada Indonesia.

“Arab Saudi masih ingin melihat dulu bagaimana situasi Ramadhan ini. Karena puncaknya umroh ini terjadi Ramadhan. Ini menjadi catatan dan data. Mudah-mudahan dalam waktu dekat Kerajaan Arab Saudi segera mengambil keputusan, dan negara Muslim termasuk Indonesia yang jumlah jamaahnya banyak bisa betul-betul kita persiapkan,” katanya.

IHRAM

Setelah Lewati Tes Kesehatan Ketat, 45 Jamaah Umrah Bertolak ke Tanah Suci

Meski pandemi Covid-19 menunjukkan tren peningkatan, hal itu tidak menyurutkan animo masyarakat di Tanah Air untuk melakukan ibadah umrah. Itu dibuktikan 45 orang jamaah umrah yang bertolak ke Madinah, Arab Saudi, Senin (7/2/2022), dengan menggunakan penerbangan Saudia Airlines.

Namun, sebelum bertolak ke Tanah Suci Mekah, para jamaah terlebih dahulu melakukan karantina dan tes PCR 24 jam. Kemudian, setelah mendarat di Madinah, para jemaah kembali harus melakukan karantina institusi selama lima hari. Setelah itu, dilakukan tes PCR dan barulah dapat melaksanakan kegiatan aktivitas ibadah umrah di Masjid Nabawi. “Mudah-mudahan jemaah seluruhnya sehat dan bisa melaksanakan ibadah dengan baik dan maksimal,” ujar Haji Asep Purnawirawan, komisaris utama PT Alif Berkah Amanah (Aba Tour), dalam keterangan resmi, Rabu (9/2/2022). 

Para jemaah yang berangkat kali ini terdiri atas mereka yang tertunda dan para pendaftar baru. Jika Aba Tour tidak membatasi keberangkatan, jumlah pendaftar membeludak. “Tetapi, untuk tetap menjaga pelayanan dan kenyamanan, kami harus membatasi jumlah peserta umrah,” kata Abdul. 

Sebelumnya, kementerian haji dan umrah Arab Saudi telah mengeluarkan kebijakan bagi para jamaah asing yang tiba di Arab Saudi diwajibkan menunjukkan hasil tes PCR negatif dan sertifikat tes antigen cepat setibanya di Kerajaan. Ini merupakan aturan baru yang diterbitkan kerajaan ditengah lonjakan kasus Omicron di banyak negara.

Kementerian Haji dan Umrah setempat mengumumkan telah memperbaharui prosedur masuk jemaah ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah dan ziarah. Kementerian menyatakan  hasil tes PCR negatif dan antigen negatif diambil tidak lebih dari 48 jam sebelum berangkat ke Kerajaan, terlepas dari status imunisasi mereka.

Join Umroh Community (JUC) dipercaya sebagai service provider dalam keberangkatan kali ini. JUC menyediakan paket land arrangement grup Aba Tour. “Para jamaah akan menggunakan hotel Sham Province Madinah serta Makkah Tower di Mekah,” kata Selly Al Attas,” head of reservation JUC. 

IHRAM

Kapuskes Haji: Sertifikat Vaksin International Berlaku untuk Jamaah Haji dan Umroh

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan sertifikat vaksin internasional sesuai dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sertifikat vaksin ini berlaku untuk semua perjalanan luar negeri termasuk jamaah umroh dan haji.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana mengatakan, jamaah haji dan umroh tak perlu khawatir sertifikat vaksinya tidak terbaca di Arab Saudi.

“Sertifikat ini berlaku di negara mana pun di dunia ini termasuk Arab Saudi. Dengan begitu jamaah tidak perlu khawatir sertifikatnya tidak diakui Arab Saudi,” kata Budi Sylvana, saat dihubungi Republika, Senin (31/1/2022).

Budi mengatakan, sertifikat ini dibuat untuk mengantisipasi isu sertifikat vaksin Indonesia tidak dikenal atau diakui di sejumlah negara di luar negeri. Maka dari itu Kemenkes mengeluarkan sertifikat vaksin internasional sesuai dengan standar WHO.

Dikutip dari situs resmi Kemenkes, Chief of Digital Transformation Office Kemenkes, Setiaji menyampaikan bahwa bentuk dan informasi yang tertera pada sertifikat vaksin internasional sudah disesuaikan dengan standar WHO, termasuk kode QR yang tercantum di dalamnya agar bisa terbaca dan diakui di luar negeri.

Sertifikat vaksin internasional dapat digunakan oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebagai bukti telah menerima vaksinasi primer lengkap. 

“Salah satu pemanfaatan sertifikat internasional ini adalah untuk perjalanan Haji dan Umroh,” katanya.

Meskipun demikian, sertifikat ini hanya sebagai dokumen kesehatan. Dan pelaku perjalanan tetap wajib mematuhi peraturan dan protokol kesehatan yang berlaku di masing-masing negara. 

“Terkait jenis vaksin yang diterima atau berlaku juga mengacu kepada kebijakan masing-masing negara tujuan,” katanya.

Lebih lanjut, Setiaji menyampaikan bahwa sertifikat vaksin internasional yang dikeluarkan oleh Kemenkes dapat diakses melalui aplikasi PeduliLindungi. Adapun cara mengaksesnya yaitu:

1.Update aplikasi PeduliLindungi versi terbaru

2. Buka aplikasi PeduliLindungi dan login dengan akun terdaftar

3. Masuk ke menu “Sertifikat Vaksin”

4. Di bagian “Sertifikat Perjalanan Luar Negeri”, klik ikon “+”

5. Centang nama pengguna yang ingin dibuatkan sertifikat internasional, klik selanjutnya

6. Pilih negara tujuan, klik selanjutnya dan konfirmasi

7. Sertifikat berhasil dibuat dan sudah aktif, kemudian klik “Lihat Detail”

Untuk melihat kode QR atau mengunduh sertifikat, bisa dilakukan pada menu “Sertifikat Vaksin” dan memilih nama pengguna yang telah dibuatkan sertifikat vaksin internasional MKM.

IHRAM

Saudi: Tidak Ada Perpanjangan Visa Umrah Jamaah Luar Negeri

Pihak berwenang Saudi telah memutuskan tidak akan memperpanjang visa umrah yang dikeluarkan untuk Muslim di luar negeri. Mereka mengatakan izin tersebut berlaku untuk tinggal 30 hari di Kerajaan.

Kementerian Haji dan Umrah menyebut, visa Umrah memungkinkan pemegangnya bebas berpindah antara kota suci Makkah dan Madinah, serta semua kota lainnya di Saudi selama masa berlakunya masih bekerja. 

Dilansir di Gulf News, Sabtu (29/1), peziarah luar negeri diharuskan mendaftarkan vaksinasi Covid-19 mereka di platform Qoddum sebelum tiba di kerajaan. Pendaftaran juga harus dilakukan melalui aplikasi ponsel pintar “Tawakkalna” dan “Eatmarna” setelah kedatangan. 

Setelah memperbarui status kesehatan di Tawakkalna, para peziarah diizinkan untuk memesan izin melalui kedua aplikasi, untuk melakukan ritual umrah di Masjidil Haram di Makkah dan kunjungan ke Masjid Nabawi di Madinah. 

Arab Saudi baru-baru ini membatasi pengulangan umrah dengan jeda 10 hari untuk Muslim di luar negeri, karena Kerajaan tersebut sedang mengalami lonjakan infeksi Covid-19. Muslim dari luar negeri, yang datang ke Arab Saudi untuk melakukan umrah, harus berusia 12 tahun ke atas.

Mereka juga diwajibkan menunjukkan status imunisasi di aplikasi kesehatan Tawakkalna. 

Berdasarkan interval 10 hari untuk mengulangi umrah, umat Islam di luar negeri dapat melakukan ritual paling banyak tiga kali selama 30 hari mereka tinggal. 

Awal bulan ini, kementerian mengaitkan keputusannya membatasi pengulangan umrah dengan tindakan pencegahan terhadap Covid-19, yang baru-baru ini diterapkan kembali di dua masjid suci di Makkah dan Madinah. 

Pada Oktober 2020, Arab Saudi memulai kembali umrah setelah sekitar tujuh bulan ditangguhkan karena pandemi global. 

Bulan lalu, Arab Saudi menerapkan kembali pemakaian masker dan menjaga jarak sosial di dalam maupun luar ruangan, di tengah peningkatan infeksi Covid-19. 

IHRAM