Setelah Lewati Tes Kesehatan Ketat, 45 Jamaah Umrah Bertolak ke Tanah Suci

Meski pandemi Covid-19 menunjukkan tren peningkatan, hal itu tidak menyurutkan animo masyarakat di Tanah Air untuk melakukan ibadah umrah. Itu dibuktikan 45 orang jamaah umrah yang bertolak ke Madinah, Arab Saudi, Senin (7/2/2022), dengan menggunakan penerbangan Saudia Airlines.

Namun, sebelum bertolak ke Tanah Suci Mekah, para jamaah terlebih dahulu melakukan karantina dan tes PCR 24 jam. Kemudian, setelah mendarat di Madinah, para jemaah kembali harus melakukan karantina institusi selama lima hari. Setelah itu, dilakukan tes PCR dan barulah dapat melaksanakan kegiatan aktivitas ibadah umrah di Masjid Nabawi. “Mudah-mudahan jemaah seluruhnya sehat dan bisa melaksanakan ibadah dengan baik dan maksimal,” ujar Haji Asep Purnawirawan, komisaris utama PT Alif Berkah Amanah (Aba Tour), dalam keterangan resmi, Rabu (9/2/2022). 

Para jemaah yang berangkat kali ini terdiri atas mereka yang tertunda dan para pendaftar baru. Jika Aba Tour tidak membatasi keberangkatan, jumlah pendaftar membeludak. “Tetapi, untuk tetap menjaga pelayanan dan kenyamanan, kami harus membatasi jumlah peserta umrah,” kata Abdul. 

Sebelumnya, kementerian haji dan umrah Arab Saudi telah mengeluarkan kebijakan bagi para jamaah asing yang tiba di Arab Saudi diwajibkan menunjukkan hasil tes PCR negatif dan sertifikat tes antigen cepat setibanya di Kerajaan. Ini merupakan aturan baru yang diterbitkan kerajaan ditengah lonjakan kasus Omicron di banyak negara.

Kementerian Haji dan Umrah setempat mengumumkan telah memperbaharui prosedur masuk jemaah ke Arab Saudi untuk menunaikan ibadah umrah dan ziarah. Kementerian menyatakan  hasil tes PCR negatif dan antigen negatif diambil tidak lebih dari 48 jam sebelum berangkat ke Kerajaan, terlepas dari status imunisasi mereka.

Join Umroh Community (JUC) dipercaya sebagai service provider dalam keberangkatan kali ini. JUC menyediakan paket land arrangement grup Aba Tour. “Para jamaah akan menggunakan hotel Sham Province Madinah serta Makkah Tower di Mekah,” kata Selly Al Attas,” head of reservation JUC. 

IHRAM

Tiga Hal yang Perlu Dilakukan Ketika Jamaah Umroh Positif Omicron

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memantau kasus positif omicron terhadap jamaah umroh. Berdasarkan pemantauan Kemenkes kasus positif terhadap jamaah umroh menurun.

“Meskipun menunjukkan penurunan tetapi peningkatan kasus omicron masih menjadi perhatian pemerintah,” kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana saat dihubungi Republika, kemarin.

Budi mengatakan, menurut hasil tes PCR pada jamaah umroh yang tiba di tanah air masih ditemukan kasus positif. Pada rombongan kedua terdapat 87 kasus dan pada rombongan ketiga 10 kasus.

Budi memastikan, perlu antisipasi terhadap penularan omicron yang mungkin terbawa masuk oleh jamaah umroh. Menurutnya, ada tiga cara yang perlu dilakukan terhadap jamaah yang positif omicron.

Pertama, jamaah umroh wajib karantina selama tujuha hari setelah kembali ke tanah air. Kedua dilakukan PCR tes saat tiba di tanah air (entry test) dan hari ke enam karantina.

“Jika ditemukan kasus positif maka dilakukan isolasi di RSDC,” katanya.

Selain itu kata Budi, langkah tindaklanjut untuk mengurangi kasus positif antara lain dengan mengedukasi prokes kepada penyelenggara perjalan ibadah umroh (PPIU) dan jamaah umroh. 

“Melakukan evaluasi dan koordinasi secara berkala tehadap pelaksanaan umroh,” katanya.

IHRAM

Jamaah Umroh Keluhkan Pelayanan Karantina di Arab Saudi

Jamaah umroh asal Indonesia mengeluhkan pelayanan di hotel-hotel karantina di Arab Saudi. Saat ini, karantina jamaah di bawah koordinasi otoritas penerbangan Arab Saudi, General Authority of Civil Aviation (GACA).

“Ada beberapa di airline terkait dengan hotel karantina, sering juga terjadi hotel karantina yang tidak sesuai dengan vocer yang diberi yang sudah dibeli satu paket dengan tiket,” kata Wakil Wakil Ketua Afiliasi Mandiri Penyelenggara Umroh Haji (Ampuh) Tri Winarto, saat dihubungi Republika, Senin (24/1/2022).

Tri menceritakan, di antara masalah yang terjadi di tempat-tempat karatina di antaranya misalnya ada yang beli vocer karantina di hotel ke bintang lima atau bintang empat. Namun, ternyata jamaah ditempatkan di hotel bintang tiga dan lain sebagainya.

Beberapa masalah lain yang masih ditemui oleh para penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) adalah tidak sesuainya hotel karantina dengan yang dipesan. Persoalan ini menjadi paling banyak dikeluhkan.

“Kita temui di lapangan yang dikeluarkan oleh penyelenggara terkait dengan karantina ini memang kebanyakan karena hotel yang dia beli tidak tersedia sehingga dipindahkan oleh maskapai seenaknya,” katanya.

Masalah karantina ini juga berdampak terhadap pelayanan makan di hotel-hotel karantina. Jamaah banyak mengeluhkan pelayanan makan di hotel karantina tidak baik, waktu makan tidak tepat, dan menu makanan yang disediakan tidak layak.

“Ada beberapa travel yang mendapatkan perlakuan katering di hari pertama hari kedua yang sangat tidak layak,” katanya.

Tri memastikan, setelah para penyelenggara komplain di grup masing-masing, pihak terkait langsung merespons semua keluhan yang dirasakan jamaah terkait masalah pelayanan karantina. “Tetapi setelah ramai diributkan di grup PPIU yang ada di Indonesia akhirnya di hari ketiga sudah mulai ada perbaikan ada komunikasi sehingga bisa teratasi,” katanya.

Tri mengatakan karantina jamaah umroh Indonesia di Saudi ada di dua kota, yaitu Jeddah dan Madinah. Karantina masih mengacu kepada SOP yang diterbitkan oleh GACA, yaitu empat malam lima hari.

“Memang beberapa keberangkatan ada yang rumor mengatakan cukup dua malam tiga hari dengan satu kali PCR sudah lepas,” katanya.

Akan tetapi, maskapai Garuda masih tetap patuh terhadap apa yang disampaikan oleh GACA, yaitu empat malam lima hari. Sehingga jamaah yang menggunakan maskapai Garuda tidak masalah dengan karantina.

“Untuk Garuda sendiri sepertinya tidak ada masalah,” katanya.

IHRAM

Contoh Tawakal yang Benar untuk Keberangkatan Haji

Syariat telah menegaskan haji adalah bagi orang yang memiliki bekal. Dalam surat Albaqarah ayat 197 sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi menuliskan daman kitabnya Fadhilah Haji bagaimana contoh bekal takwa yang benar. Untuk menguraikan contoh ini Syekh Maulana menuliskan kisah ketakwaab Abu Bakar Siddiq.

Ketika perang tabuk, Rasulullah SAW menyuruh para sahabat untuk membantu tentara Islam yang hendak berangkat ke medan perang. Abu Bakar ra membawa apa saja yang ada di rumahnya.”Tidak ada sesuatu pun yang tinggal di rumahnya,” tulis Syekh Maulana Muhammad Zakariyya.

Kisah yang kedua menceritakan tentang seorang sahabat yang datang kepada Rasulullah SAW dengan membawa sepotong emas sebesar telur ayam. Sambil menyerahkannya kepada Rasulullah SAW berkata. “Saya sedekahkan dan saya sudah tidak mempunyai apa-apa lagi.” 

Rasulullah memalingkan wajahnya dari orang itu, dan dia datang di depan Rasulullah lagi dan berkata seperti semula. Namun demikian Rasulullah memalingkan wajahnya dari orang itu, dan orang itu datang berulang kali di depan Rasulullah  sambil berkata seperti semula.

Pada kedatangan yang keempat kalinya Rasulullah mengambil potongan emas tersebut kemudian melemparkannya dengan keras. Andai saja terkena pemiliknya pasti akan melukainya.

Kemudian Rasulullah bersabda. “Sebagian orang menyedekahkan semua apa yang ia miliki lalu meminta-minta kepada manusia.”

Syekh Maulana Muhammad Zakariyyah mengatakan, dari dua kisah ini bisa diketahui dengan benar kapan tawakal itu dibenarkan. 

Barang siapa yang dalam keadaan tangan kosong mampu bersabar, tidak mengadukan keadaannya kepada manusia, dan tidak meminta-minta kepada orang lain, maka yang pasti dibolehkan untuk pergi haji dengan bertawakal.

Dan barangsiapa yang tidak seperti itu, tetapi menjadi beban bagi orang lain, tidak mampu bersabar, dan tidak pandai bersyukur, maka tidak patut baginya untuk pergi haji dengan bertawakal saja tanpa membawa bekal.

IHRAM

Masjidil Haram Tingkatkan Kesiapan Menerima Jamaah

Kepresidenan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi yang diwakili oleh dinas teknis dan operasional, menyatakan telah meningkatkan kapasitas operasional aset Masjidil Haram dan fasilitasnya. Peningkatan dilakukan melalui paket pekerjaan terkait teknis dan pelayanan operasional yang diberikan kepada jamaah. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapan dalam menyambut pengunjung di masa mendatang melalui pembaruan elemen listrik, mekanik dan elektronik.

Badan tersebut telah menyiapkan tempat khusus yang diperuntukkan untuk sholat dan tawaf, menindaklanjuti pelaksanaan perintah kerja untuk mengoperasikan dan memelihara sistem elektronik, listrik dan mekanik di Masjidil Haram dan fasilitasnya.

Kepresidenan berupaya untuk menyelesaikan semua pekerjaan pemeliharaan di Masjidil Haram melalui persiapan rencana, inspeksi 8.000 speaker, 32 ribu unit penerangan, 200 eskalator, 259 alat pemadam kebakaran, tangki air berkapasitas 1.500 meter persegi, 3.400 toilet, dan sistem sterilisasi dan pendingin untuk air zamzam.

Sebelumnya kerajaan juga merilis bahwa akan menempatkan lebih banyak lagi robot pintar yang membawa air zamzam. Robot tersebut akan mendistribusikan air zamzam kepada para pengunjung masjidil harom.

Kedatangan jamaah umroh dari luar negeri diperkirakan ada peningkatan besar dalam tiga bulan mendatang. Peningkatan signifikan itu terjadi pada beberapa bulan yang berakhir pada Ramadhan, yang merupakan puncak musim umroh tahunan.

Anggota Komite Nasional Penyelenggaraan Ibadah Haji, Umrah, dan Kunjungan, Saeed Bahashwan, mengatakan sektor jasa umrah memperkirakan adanya peningkatan besar dalam jumlah jamaah yang datang dari luar negeri selama tiga bulan ke depan yaitu Rajab, Syaban dan Ramadhan.

Dia menghubungkan ini dengan persiapan luas yang sedang berlangsung dari sejumlah negara untuk mengirim jamaah mereka ke Makkah. Al Arabiya.net melaporkan, dilansir di Saudi Gazette, Rabu (12/1), negara-negara tersebut termasuk Indonesia, Pakistan, India, Mesir, Tunisia, Aljazair, Uzbekistan dan Libya.

IHRAM

Kemenag Tunggu Kepastian Penyelenggaraan Haji dari Arab Saudi

Kementerian Agama masih menunggu kepastian penyelenggaraan ibadah haji 1443 Hijriyah/2022 Masehi dari Pemerintah Arab Saudi, kendati pelaksanaan ibadah umrah telah dibuka. “Kepastian tentang ada tidaknya penyelenggaraan ibadah haji pada 1443H/2022 Masehi sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Arab Saudi,” ujar Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, saat rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Senayan, Jakarta, Kamis (13/1/2022).

Zainut mengatakan Pemerintah Indonesia telah melakukan rangkaian koordinasi dengan otoritas terkait pada November 2021 untuk memperoleh kepastian soal penyelenggaraan haji. Sejak 20 hingga 23 November 2021, Kemenag bertemu dengan sejumlah pejabat teras Arab Saudi, seperti Menteri Urusan Islam Dakwah dan Penyuluhan Abdullatif Al Syeikh, Gubernur Makkah sekaligus Ketua Komite Pusat Haji Pangeran Khalid bin Al Faisal, dan Menteri Haji dan Umrah Tawfiqbin Fauzam Al Rabeah.

Dari hasil pertemuan tersebut, katanya, otoritas Kerajaan belum bisa memastikan soal penyelenggaraan haji, apakah akan dibuka atau kembali ditutup bagi calon jamaah luar negeri. “Sampai dengan saat ini kepastian tentang ada atau tidaknya penyelenggaraan ibadah haji pada 1443 Hijriyah/2022 Masehi, belum dapat diperoleh,” kata dia.

Dari pertemuan tersebut, kata Zainut, selain membahas soal kepastian haji, juga perihal kuota apabila pelaksanaan ibadah haji dibuka. Karena salah satu tahapan persiapan penyelenggaraan haji adalah dilakukannya MoU tentang jumlah kuota haji.

“Pemerintah Arab Saudi menyampaikan belum dapat melakukan pembicaraan terkait dengan penyelenggaraan haji,” kata dia.

Ia menjelaskan berdasarkan asumsi normal, perkiraan jadwal pemberangkatan jamaah haji kloter pertama akan diberangkatkan pada 5 Juni 2022. Kondisi ini, menurutnya, menunjukkan waktu yang tersisa untuk persiapan penyelenggaraan ibadah haji hanya sekitar lima bulan.

“Mengingat ruang lingkup pelayanan penyelenggaraan ibadah haji yang begitu luas, maka waktu yang tersisa sangat terbatas. Sehingga berbagai persiapan harus segera dilakukan,” kata dia.

Kendati belum ada kepastian soal haji, Kemenag meminta agar Komisi VIII bersama pemerintah dapat segera memulai berbagai persiapan mengingat waktu yang terbatas. “Di antaranya persiapan pembahasan biaya penyelenggaraan ibadah haji tahun 1443H/2022M,” kata Zainut.

IHRAM

Jamaah Umroh Malaysia Hadapi Tuduhan Bawa Omicron

Selangor Association For Travel and Tourism Agencies (Saftta) memprotes pernyataan yang disampaikan Menteri Kesehatan, Khairy Jamaluddin yang menyebut 14 persen Muslim yang pergi haji ke Arab Saudi baru-baru ini tidak memiliki catatan vaksinasi Covid-19 seperti yang dipersyaratkan.

Asosiasi yang mewakili 580 agensi yang berurusan dengan pariwisata, perjalanan, hotel dan taman hiburan ini mengatakan, pernyataan Khairy dalam konferensi pers 6 Januari lalu menimbulkan kekhawatiran tentang integritas para pemain industri.

Tak hanya itu, mereka juga menyampaikan Pemerintah Arab Saudi memiliki peraturan yang sangat ketat, bagi para pelancong yang ingin memasuki negara itu untuk melaksanakan ibadah umroh.

“Oleh karena itu, Saftta menuntut tanggapan segera dari Kementerian Kesehatan jika 14 persen yang disebutkan adalah semua jamaah umroh. Kami sedikit kesal karena sudah empat hari sejak pernyataan itu dibuat, tetapi kementerian masih menyelidiki masalah ini,” kata Presiden Saftta, Fathir Bari Alhadad, dikutip di Malay Mail, Senin (10/1/2022).

Dalam sebuah pernyataan, Fathir Bari juga menyebut, jika hal ini semakin dibiarkan dan tidak segera diberi pelayanan, maka akan semakin buruk persepsi masyarakat terhadap jamaah umroh. Lebih lanjut, ia mengatakan saat ini media sosial telah penuh dengan tuduhan terhadap jemaah umroh. Tuduhan ini mengklaim, mereka memalsukan catatan vaksinasi Covid-19 hanya untuk bepergian ke Arab Saudi.

Saftta juga menyampaikan, masalah yang disampaikan Menkes ini telah menarik banyak perhatian, hingga menyebabkan beberapa mufti ikut campur. Namun demikian, ia mengatakan asosiasi tersebut akan mendukung dan menghukum badan yang bersalah dengan keras, jika pernyataan yang disampaikan sebelumnya itu terbukti benar.

Pekan lalu, Kementerian Kesehatan Malaysia mendeteksi 122 kasus Omicron di antara jamaah umroh yang kembali ke negara itu. Mereka juga mengatakan menemukan 14 persen dari pelancong ini tidak memiliki catatan vaksinasi.

Khairy mengatakan 10 warga Malaysia yang dites positif varian Covid-19 Omicron setelah kembali ke negara itu tidak memiliki catatan vaksinasi, sementara tujuh kasus lainnya berasal dari orang asing.

Menteri juga mengatakan banyak peziarah yang kembali gagal mematuhi peraturan karantina rumah yang dibuat oleh pemerintah. Karena itu, Kementerian Kesehatan menangguhkan perjalanan bagi peziarah Muslim ke Arab Saudi mulai 8 Januari untuk mengekang penyebaran Omicron.

Terakhir, Khairy mengatakan pihaknya sedang mendiskusikan opsi bagi jamaah yang terkena dampak penangguhan ini, apakah akan menawarkan pengembalian uang atau menjadwal ulang program perjalanan umrah. Diskusi dilakukan dengan Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya serta Asosiasi Agen Perjalanan Umrah dan Haji. 

IHRAM

Arab Saudi Terapkan Aturan Baru untuk Jamaah Umroh

Arab Saudi kembali menerapkan langkah-langkah pencegahan penyebaran virus corona di Masjidil Haram Mekah. Kerajaan juga menetapkan aturan baru untuk jamaah umrah, merujuk pada peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron dalam beberapa pekan terakhir.

Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka telah mengalokasikan 34 rute atau trek di area Tawaf di sekitar Ka’bah Suci untuk jamaah umroh. Aturan itu dilakukan untuk membagi waktu keberangkatan dan ibadah jamaah umroh menjadi beberapa kloter. Kerajaan juga kembali menempelkan stiker jarak sosial, sebelumnya telah dilepas, untuk menjaga terjaganya jarak sosial antar jamaah. 

Direktur Administrasi Perencanaan Kerumunan Ayman Falamban mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menerapkan semua protokol dan standar kualitas dan keamanan bagi pengunjung Masjidil Haram melalui beberapa prosedur, seperti jarak sosial dan alokasi rute tertentu, untuk meningkatkan tingkat layanan yang ditawarkan selama musim umroh ini.

Oktober lalu, Arab Saudi mulai melonggarkan pembatasan Covid-19, mengizinkan pertemuan dan mencabut beberapa mandat masker bagi mereka yang telah menerima kedua dosis vaksin. Di Makkah dan Madinah aturan pembatasan pengunjung Masjidil Haram juga sempat dicabut. Namun aturan itu kembali diberlakukan pada tahun baru setelah kasus pertama varian Omicron Covid-19 terdeteksi di Arab Saudi.

Mulai Kamis lalu, pembatasan sosial menjadi wajib di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah. Orang-orang yang melakukan ziarah umrah harus mematuhi langkah-langkah baru ini sambil mengenakan masker dan tetap berpegang pada jam yang dialokasikan untuk mereka.

Salah satu aturan baru untuk kunjungan umroh termasuk membatasi izin bagi setiap jamaah, satu izin setiap 10 hari. Menurut pernyataan Kementerian Haji dan Umroh, masa tunggu 10 hari sekarang wajib antara dua kunjungan umrah yang terpisah.

Awal pekan ini, Kepresidenan Umum Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mengatakan telah memberikan layanan tambahan dan tenaga untuk mengelola musim haji saat ini, dengan membuka 58 pintu masuk dan keluar ke Tanah Suci, serta mengalokasikan lebih dari 4.000 pekerja, yang akan bertanggung jawab untuk membersihkan lahan hingga 10 kali per hari.

Sumber:

https://www.thenationalnews.com/coronavirus/2022/01/06/saudi-arabia-reimposes-anti-covid-measures-at-grand-mosque-amid-omicron-fears/

IHRAM

Kemenag: Pelaksanaan Umrah akan Dibuka 8 Januari 2022

Pemerintah melalui Kementerian Agama menyatakan bahwa penyelenggaraan ibadah umrah pada masa pandemi Covid-19 akan kembali dibuka per 8 Januari 2022. Persiapan penyelenggaraan ibadah umrah di masa pandemi pun terus dilakukan.

Namun, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, menegaskan, penyelenggaraan umrah di masa pandemi harus mematuhi protokol kesehatan demi memberikan perlindungan kepada jamaah.

Pemberangkatan jamaah umrah rencananya akan kembali dibuka pada 8 Januari 2022. Karena masih dalam masa pandemi Covid-19, penyelenggaraan umrah dilaksanakan dengan pengendalian dan pengawasan terhadap kepatuhan protokol kesehatan secara ketat, baik di Tanah Air maupun di Arab Saudi dengan mengedepankan perlindungan dan keselamatan jamaah,” ujarnya di Jakarta, Kamis (06/01/2022).

Menurut Hilman, pihaknya telah menggelar rapat lintas Kementerian/Lembaga berkaitan dengan Penyelenggaraan Ibadah Umrah tahun 1443 H pada 3 Januari 2022. Hilman juga sudah mendapat arahan dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas terkait keharusan penerapan protokol kesehatan ketat.

“PPIU (Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah) yang akan memberangkatkan jamaah umrah juga wajib melaporkan keberangkatan melalui SISKOPATUH,” tegas Hilman.

Ketentuan lainnya, kata Hilman, keberangkatan diprioritaskan bagi PPIU yang menggunakan penerbangan langsung (direct flight) melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta. Kepulangan jamaah umrah juga harus mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 Nasional.

“Keberangkatan empat penerbangan awal mengacu Kebijakan Umrah Satu Pintu (one gate policy) dengan menggunakan asrama haji Jakarta sebagai lokasi screening kesehatan dan titik awal keberangkatan yang dikoordinasikan oleh asosiasi PPIU,” jelas Hilman.

“Kanwil Kemenag Provinsi dan Kemenag Kab/Kota wajib melakukan pengawasan keberangkatan jamaah umrah di wilayah kerjanya,” sambungnya.

Hilman menambahkan, pihaknya telah bersurat kepada PPIU dan Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia terkait dengan ketentuan penyelenggaraan ibadah umrah di masa pandemi ini.*

HIDAYATULLAH

Rabithah Haji Indonesia Sarankan Umroh Ditunda

Ketua Rabithah Haji Indonesia Ade Marfudin menyarankan pemerintah menunda ibadah umroh. Saran ini berdasarkan pertimbangan dari meningkatnya kasus Covid-19 varian baru omicron.

“Tentunya upaya memulai umroh harus ditunda kembali, kerena akan membahayakan jamaah umrah bila terus dipaksakan,” kata Ade Marfudin saat dihubungi Republika, Senin (3/1).

Menurut Ade, apa yang telah dilakukan pemerintah dalam menangani laju omicron dengan membatasi keberangkatan jamaah ibadah umroh sudah tepat. Karena apa yang dilakukan pemerintah demi kemaslahatan umat manusia yang datang ke Arab Saudi untuk umroh.

“Langkah yang diambil pemerintah saya kira sudah baik. Lebih baik lindungi, amankan jamaah dari wabah covid baru omicron,” ujarnya.

Ade meminta semua pihak patuh terhadap ketentuan syariat yang melarang umat manusia mendatangi pusat wabah. Ketentuan ini perlu disosialiasikan kepada penyelenggara dan juga jamaah agar tidak memaksakan berangkat ke tanah suci untuk umroh.

“Prinsipnya jangan mendatangi tempat wabah yang akan berakibat fatal bagi yang mendatanginya. Lebih baik urungkan demi kemaslahatan dan keselamatan jiwa, sekalipun itu wajib,” katanya.

Menurutnya, pada kondisi saat ini, sudah sepatutnya semua pihak yang berkepentingan dengan penyelenggaraan ibadah umroh mengikuti kebijakan pemerintah. “Saya yakin dan percaya pemerintah lebih mencintai warganya, bangsanya dan nyawa manusia., dibandingkan harus memaksakan,” katanya.

Ade berdoa pandemi ini dapat segera berakhir dan jamaah bisa kembali melaksanakan ibadah umroh secara normal. Sudah dua tahun jamaah tertunda keberangkatannya karena pandemi Covid-19.

“Semoga saja wabah ini cepat sirna sehingga kerinduan jamaah untuk umroh akan segera terlaksana,” katanya.

IHRAM