Menepati Janji

Menepati janji merupakan identitas seorang mukmin. Ketika menepati janji, ia telah menghormati janjinya dan komitmen dengan ucapannya. Jika seseorang dengan mudahnya melanggar kesepakatan, perjanjian dan persetujuan, ia tidak mengindahkan pasal-pasal yang telah mereka buat sendiri dan masuk ke dalam ciri-ciri orang munafik.

Allah SWT berfirman, “Dan penuhilah janji, sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung jawabnnya”. (QS Al-Isra’:34).

Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman, Dan di antara mereka orang yang telah berikrar kepada Allah, “Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari karuniaNya, mereka kikir dengan karunia itu dan berpaling. Mereka memanglah  orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran). Maka, Allah menimbulkan kemunafikan pada hari mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri apa yang telah mereka ikrarkan kepadaNya dan (juga) karena mereka selalu berdusta (QS Al-Taubah:75-77).

Dalam hadist riwayat Muslim, dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash RA, Nabi SAW bersabda, “Empat keadaan manakala salah seorang berada di dalamnya, ia benar-benar termasuk orang munafik. Apabila berada di salah satu dari empat keadaan tersebut maka ia tergolong orang munafik, kecuali ia meninggalkannya. Empat keadaan yang dimaksud adalah: apabila diberi amanah, ia mengkhianatinya; apabila berbicara, ia bohong; apabila ia berjanji, ia melanggarnya; apabila ia berselisih, ia curang.”

Sungguh indah kehidupan ini apabila ajaran Islam dijalankan dengan ketulusan dalam bermuamalah. Saling berbagi kebaikan, termasuk saling menepati janji.

 

 

Sumber: ensiklopedia akhlak muslim/Muslim Daily

Agar Mag Tidak Kambuh, Begini Lho Panduan Buka Puasanya

Berbuka puasa bagi pengidap mag tidak bisa sembarangan. Jika berbuka sembarangan bukan rasa kenyang yang didapat, malah mag bisa kambuh dan menyebabkan perut tak nyaman.

dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, konsultan saluran cerna dari RS Cipto Mangunkusumo mengatakan pada dasarnya berbuka haruslah hati-hati. Hindari terlalu banyak minuman manis, minuman dingin dan makanan berminyak agar lambung tidak kaget dan tidak menimbulkan nyeri.

“Saat berbuka, sebaiknya minum teh manis hangat atau air putih, hindari minuman terlalu manis atau dingin dan makanan berminyak. Saat awal sebaiknya yang hangat-hangat karena kalau air dingin lambung kaget karena sekian jam tidak minum, dianjurkan yang hangat agar proses penyerapan langsung lebih efektif. Kalau dingin kaget, jadi perih nyeri bahkan merangsang timbulnya batuk,” tutur dr Ari dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis Rabu (1/7/2015).

Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Rita Ramayulis DCN, MKes, ahli gizi sekaligus dosen di Politeknik Kesehatan II Jakarta. Menurutnya terlalu banyak makan makanan manis dan dingin, akan meningkatkan produksi asam lambung dan membuat mag kambuh.

“Asam lambung akan diproduksi ketika mengonsumsi makanan yang ekstrem, terlalu manis itu ekstrem. Gula yang kita tambahkan dalam cairan tidak boleh melebihi 10 persen, cairan 200 cc gula nggak boleh lebih dari 20 gram atau 2 sdm datar. Kalau manis lebih dari itu ditambah sirup dan susu kental manis bisa merangsang produksi asam lambung,” urai Rita.

Selain makanan yang terlalu manis dan dingin, orang dengan penyakit mag juga sebaiknya menghindari makanan dengan kadar lemak yang tinggi seperti daging atau makanan yang digoreng. Sebabnya, lemak merupakan salah satu zat yang sulit dicerna. Lambung akan bekerja lebih keras dan bisa menimbulkan nyeri.

Pengidap mag juga sebaiknya menghindari makanan dan minuman yang mengandung gas dan bersifat asam ketika berbuka puasa. Nangka, durian, kol, olahan cuka, merica, cabai yang terlalu pedas merupakan makanan yang mengandung benzoat yang tinggi. Produksi asam lambung akan berlebih dan akhirnya menyebabkan inflamasi atau peradangan di lambung.

Lalu jika banyak yang dilarang, bagaimana pengidap mag dapat menikmati santanpan saat berbuka? Rita mengatakan meski banyak makanan yang tidak dianjurkan, bukan berarti tak boleh dimakan sama sekali. Makanan seperti es krim atau daging boleh dimakan namun jangan terlalu banyak. Jangan lupa pastikan perut sudah diisi terlebih dahulu dengan cemilan sehingga tidak kaget ketika diisi makanan lainnya.

“Pilih makanan yang lebih padat seperti camilan, kalau mag pilihlah dari tepung-tepungan yang dipanggang atau dikukus, misal bolu kukus atau kue tradisional. Buah untuk gastritis, pepaya, mengandung enzim papain yang bisa membantu mencerna protein. Makanan dan minuman yang punya prebiotik juga bisa karena menyeimbangkan bakteri yang bisa merusak mukosa lambung,” pungkasnya.

 

 

sumber: Detik.com

Tanda dari Malam Lailatul Qadar

Assalaamu a’laikum Wr.Wb

Ustadz tiga pertanyaan mengenai Lailatul Qodar.

1. Ciri-ciri akan/turunnya malam Lailatul Qadar dan sesudahnya turunnya Lailatul Qadar

2. Perbedaan waktu/jam dengan negara lain tentang turunnya Lailatul Qodar.

3. Ciri-ciri orang yang mendapatkan curahan rahmat Malam Lailatul Qodar (kalau kita pas lagi ibadah  menyambut Lailatul Qadar, kebetulan malam itu Lailatul Qodar turun).

Itu saja pertanyaan saya, mudah-mudahan ustadz berkenan memberikan jawaban.

Terimakasih.

Wassalaamua’laikum Wr.Wb

Muhtadin

Waalaikumussalam Wr Wb

Saudara Adin yang dimuliakan Allah swt

Ciri-ciri Lailatul Qodr

Dinamakan lailatul qodr karena pada malam itu malaikat diperintahkan oleh Allah swt untuk menuliskan ketetapan tentang kebaikan, rezeki dan keberkahan di tahun ini, sebagaimana firman Allah swt :

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ ﴿٣﴾
فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ ﴿٤﴾
أَمْرًا مِّنْ عِندِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ ﴿٥﴾

Artinya : ”Sesungguhnya kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi[1369] dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami. Sesungguhnya kami adalah yang mengutus rasul-rasul.” (QS. Ad Dukhan : 3 – 5)

Al Qurthubi mengatakan bahwa pada malam itu pula para malaikat turun dari setiap langit dan dari sidrotul muntaha ke bumi dan mengaminkan doa-doa yang diucapkan manusia hingga terbit fajar. Para malaikat dan jibril as turun dengan membawa rahmat atas perintah Allah swt juga membawa setiap urusan yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah di tahun itu hingga yang akan datang. Lailatul Qodr adalah malam kesejahteraan dan kebaikan seluruhnya tanpa ada keburukan hingga terbit fajar, sebagaimana firman-Nya :

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾

Artinya : ”Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qodr : 4 – 5)

Diantara hadits-hadits yang menceritakan tentang tanda-tanda lailatul qodr adalah :

1. Sabda Rasulullah saw,”Lailatul qodr adalah malam yang cerah, tidak panas dan tidak dingin, matahari pada hari itu bersinar kemerahan lemah.” Diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah yang dishahihkan oleh Al Bani.

2. Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya aku diperlihatkan lailatul qodr lalu aku dilupakan, ia ada di sepuluh malam terakhir. Malam itu cerah, tidak panas dan tidak dingin bagaikan bulan menyingkap bintang-bintang. Tidaklah keluar setannya hingga terbit fajarnya.” (HR. Ibnu Hibban)

3. Rasulullah saw bersabda,”Sesungguhnya para malaikat pada malam itu lebih banyak turun ke bumi daripada jumlah pepasiran.” (HR. Ibnu Khuzaimah yang sanadnya dihasankan oleh Al Bani)

4. Rasulullah saw berabda,”Tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya cerah tanpa sinar.” (HR. Muslim)

Terkait dengan berbagai tanda-tanda Lailatul Qodr yang disebutkan beberapa hadits, Syeikh Yusuf al Qaradhawi mengatakan,”Semua tanda tersebut tidak dapat memberikan keyakinan tentangnya dan tidak dapat memberikan keyakinan yakni bila tanda-tanda itu tidak ada berarti Lailatul Qodr tidak terjadi malam itu, karena lailatul qodr terjadi di negeri-negeri yang iklim, musim, dan cuacanya berbeda-beda. Bisa jadi ada diantara negeri-negeri muslim dengan keadaan yang tak pernah putus-putusnya turun hujan, padahal penduduk di daerah lain justru melaksanakan shalat istisqo’. Negeri-negeri itu berbeda dalam hal panas dan dingin, muncul dan tenggelamnya matahari, juga kuat dan lemahnya sinarnya. Karena itu sangat tidak mungkin bila tanda-tanda itu sama di seluruh belahan bumi ini. (Fiqih Puasa hal 177 – 178)

Perbedaan Waktu Antar Negara

Lailatul qodr merupakan rahasia Allah swt. Untuk itu dianjurkan agar setiap muslim mencarinya di sepuluh malam terakhir, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Carilah dia (lailatul qodr) pada sepuluh malam terakhir di malam-malam ganjil.” (HR. Bukhori Muslim).

Dari Abu Said bahwa Nabi saw menemui mereka pada pagi kedua puluh, lalu beliau berkhotbah. Dalam khutbahnya beliau saw bersabda,”Sungguh aku diperlihatkan Lailatul qodr, kemudian aku dilupakan—atau lupa—maka carilah ia di sepuluh malam terakhir, pada malam-malam ganjil.” (Muttafaq Alaihi)

Pencarian lebih ditekankan pada tujuh malam terakhir bulan Ramadhan sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori Muslim dari Ibnu Umar bahwa beberapa orang dari sahabat Rasulullah saw bermimpi tentang Lailatul Qodr di tujuh malam terakhir. Menanggapi mimpi itu, Rasulullah saw bersabda,”Aku melihat mimpi kalian bertemu pada tujuh malam terakhir. Karena itu barangsiapa hendak mencarinya maka hendaklah ia mencari pada tujuh malam terakhir.”

Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw bersabda,”Carilah ia di sepuluh malam terakhir. Jika salah seorang kalian lemah atau tdak mampu maka janganlah ia dikalahkan di tujuh malam terakhir.” (HR. Muslim, Ahmad dan Ath Thayalisi)

Malam-malam ganjil yang dimaksud dalam hadits diatas adalah malam ke- 21, 23, 25, 27 dan 29. Bila masuknya Ramadhan berbeda-beda dari berbagai negara—sebagaimana sering kita saksikan—maka malam-malam ganjil di beberapa negara menjadi melam-malam genap di sebagian negara lainnya sehingga untuk lebih berhati-hati maka carilah Lailatul Qodr di setiap malam pada sepuluh malam terakhir. Begitu pula dengan daerah-daerah yang hanya berbeda jamnya saja maka ia pun tidak akan terlewatkan dari lailatul qodr karena lailatul qodr ini bersifat umum mengenai semua negeri dan terjadi sepanjang malam hingga terbit fajar di setiap negeri-negeri itu.

Karena tidak ada yang mengetahui kapan jatuhnya lailatul qodr itu kecuali Allah swt maka cara yang terbaik untuk menggapainya adalah beritikaf di sepuluh malam terakhir sebagaimana pernah dilakukan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya.

Ciri-ciri Orang Yang Mendapatkan Lailatul Qodr

Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dai Abu Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa melakukan qiyam lailatul qodr dengan penuh keimanan dan pengharapan (maka) dosa-dosanya yang telah lalu diampuni.”

Juga doa yang diajarkan Rasulullah saw saat menjumpai lailatul qodr adalah ”Wahai Allah sesungguhnya Engkau adalah Maha Pemberi Maaf, Engkau mencintai pemaafan karena itu berikanlah maaf kepadaku.” (HR. Ibnu Majah)

Dari kedua hadits tersebut menunjukkan bahwa dianjurkan bagi setiap yang menginginkan lailatul qodr agar menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah, seperti : shalat malam, tilawah Al Qur’an, dzikir, doa dan amal-amal shaleh lainnya. Dan orang yang menghidupkan malam itu dengan amal-amal ibadah akan merasakan ketenangan hati, kelapangan dada dan kelezatan dalam ibadahnya itu karena semua itu dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridho Allah swt.

Wallahu A’lam

-Ustadz Sigit Pranowo Lc-

 

sumber: Era Muslim

Ramadhan, Momentum Menjaga Keluarga dari Jilatan Api Neraka

Aktivis perempuan Netty Heryawan mengatakan tidak ada institusi yang mampu menghadirkan kemajuan dan kesejahteraan sebuah bangsa kecuali dimulai dari institusi kecil yaitu keluarga. Karena Alquran sudah menyatakan itu beratu-ratus tahun yang lalu.

“Sudah sangat jelas bahwa Allah SWT memerintahkan untuk selalu menjaga keluarga kita dari jilatan api neraka.” Istri dari gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan juga menambahkan bahwa momentum bulan suci Ramadhan menjadi sala satu ruang bagi kita untuk membangun keluarga yang memiliki imunitas dan anti bodi.

Aneka Jenis Sahabat, Hanya 1 Yang Kekal Hingga Akhirat

Rasulullah SAW memiliki kawan dari kalangan orang-orang yang setia, hormat, dekat, dan selalu siap mengorbankan harta dan jiwanya untuk melindunginya dari setiap marabahaya di dalam menyampaikn risalah Islam. Mereka kita kenal dengan istilah sahabat. Ibnu Hajar al-Asqalani asy-Syafi’i pernah berkata: “Sahabat (صحابي, ash-shahabi) ialah orang yang bertemu dengan rasulullah S.A.W, beriman kepada beliau dan meninggal dalam keadaan Islam.”

Secara tabiat, manusia pada umumnya pasti memiliki kawan dan sahabat. Ada berbagai macam jenis persahabatan. Setidaknya ada tujuh jenis persahabatan, namun hanya 1 yang kekal di dunia hingga akhirat.

1. “Ta’aruffan” , adalah persahabatan yang terjalin karena pernah berkenalan secara kebetulan, seperti pernah bertemu di kereta api, halte, rumah sakit, kantor pos, ATM, bioskop dan lainnya.

2. “Taariiihan”, adalah persahabatan yang terjalin karena faktor sejarah, misalnya teman sekampung, satu almamater, pernah kost bersama, diklat bersama dan sebagainya.

3. “Ahammiyyatan”, adalah persahabatan yang terjalin karena faktor kepentingan tertentu, seperti bisnis, politik, boleh jadi juga karena ada maunya dan sebagainya.

4. “Faarihan”, adalah persahabatan yang terjalin karena faktor hobbi, seperti teman futsal, badminton, berburu, memancing, dan sebagainya.

5. “Amalan”, adalah persahabatan yang terjalin karena satu profesi, misalnya sama-sama dokter, guru, dan sebagainya.

6. “Aduwwan”, adalah seolah sahabat tetapi musuh, didepan seolah baik tetapi sebenarnya hatinya penuh benci, menunggu, mengincar kejatuhan sahabatnya, “Bila engkau memperoleh nikmat, ia benci, bila engkau tertimpa musibah, ia senang” (QS 3:120).

Rasulullah mengajarkan doa, “Allahumma ya Allah selamatkanlah hamba dari sahabat yg bila melihat kebaikanku ia sembunyikan, tetapi bila melihat keburukanku ia sebarkan.”

7. “Hubban Iimaanan”, adalah sebuah ikatan persahabat yang lahir batin, tulus saling cinta & sayang krn Allah, saling menolong, menasehati, menutupi aib sahabatnya, memberi hadiah, bahkan diam-diam di penghujung malam, ia doakan sahabatnya.

Boleh jadi ia tidak bertemu tetapi ia cinta sahabatnya karena Allah Ta’ala.

Dari ke 7 macam persahabatan di atas, 1 – 6 akan sirna di Akhirat. yang tersisa hanya ikatan persahabatan yang ke 7, yaitu persahabatan yang dilakukan karena Allah (QS 49:10),

“Teman2 akrab pada hari itu (Qiyamat) menjadi musuh bagi yang lain, kecuali persahabatan karena Ketaqwaan” (QS 43:67).

Selalu saling mengingatkan dlm kebaikan dan kesabaran.

 

sumber: Muslim Daily

Masih Ada Waktu Menghadapi Setengah Perjalanan Ramadhan Berikutnya

Alhamdulillah, Ramadhan tahun ini sudah kita lewati setengah perjalanan. Masih ada waktu untuk memaksimalkan ibadah di bulan Ramadhan ini. Jangan sampai bulan yang katanya kita rindukan, kita harapkan kehadirannya terlewat hanya sia-sia dan tak ada kesan apa­-apa.

Berikut kiat­-kiat sukses di bulan Ramadhan, agar setengah perjalanan menuju hari kemenangan dapat dimaksimalkan dengan sebaik­-baiknya.

  1. Tilawah Al Qur’an. Setengah bulan berlalu, sudah berapa lembaran Al Qur’an yang dibaca? Sudah berkali­kali khatam, sekali khatam, belum khatam atau bahkan belum terbaca samasekali. Masih ada waktu setengah perjalanan lagi membacanya, mengkaji setiap ayatnya, karena ada pahala berlipat­lipat dari setiap ayat yang kita baca.
  2. Qiyamul Lail. Begitu sibuknya kita, hingga tarawih tak dilaksanakan, karena pulang yang kemalaman atau sholat malam kita yang terlewatkan, karena tidurnya kurang panjang hingga hanya cukup untuk makan sahur yang mendekati fajar. Yuk diperbaiki lagi sholat malam kita agar dapat membersihkan jiwa, agar lebih dekat dengan pemilik jiwa, serta pahala tentunya.
  3. Memperbanyak Infaq. Bukan hanya saat lapang, saat sempitpun sebaiknya kita tetap berinfaq. Ada harta orang lain di dalam harta kita, ada pembersihan harta kita dan In Syaa Allah akan dilipatgandakan rejeki kita.
  4. Mengontrol diri. Lewat bicara yang baik, lewat muhasabah yang terus menerus. Karena yang mengerti diri kita adalah kita sendiri, maka yang bisa mengontrol dan memperbaiki diri kita dari hal­hal yang negatif.
  5. Memberi Makan Kepada Orang Yang Berbuka. “Barangsiapa yang memberi makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala yang semisal orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.” (HR. At Tirmidzi)
  6. Memperbanyak Istighfar. “maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha Pengampun.” (QS: Nuh 71:10)
  7. Memperbanyak Doa. “Dan apabila hamba­hambaku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada­Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)­Ku dan beriman kepada­Ku, agar mereka memperoleh kebenaran.” (Al Baqarah 2:186)
  8. Itikaf. Memaksimalkan sepuluh hari terakhir dengan memakmurkan masjid, beritikaf, berharap mendapatkan malam lailatul qadr dan beribadah sebaik mungkin, semaksimal mungkin, memberikan yang terbaik di Ramadhan ini. Sahabat, semoga kita dapat memaksimalkan setengah perjalanan Ramadhan ini, dapat memperbaiki ibadah­ibadah yang belum maksimal dan dapat sukses dalam bulan Ramadhan tahun ini.

dikutip dari Ummi Online

Liana Jadi Mualaf karena Kagum dengan Sains dalam Alquran

Liana Yasmin (26) sudah dua tahun memeluk Islam. Perjalanannya panjang. Berawal saat masih duduk di bangku SMP, Liana sering ditinggalkan teman-teman sekelasnya untuk ke masjid, membuatnya bertanya-tanya tentang Islam.

“Saya dulu sekolah di sekolah umum. Kebetulan sekolah saya pas berdampingan dengan masjid. Pas kelas 2 SMP, saya masuk siang. Tapi setelah sampai di kelas, kok teman-teman saya nggak ada. Ternyata mereka salat di masjid,” ujar Liana.

Hal ini disampaikan Liana saat ditemui detikcom di sebuah restoran di kawasan Condongcatur, Sleman, Sabtu (27/6/2015).

Hingga suatu saat Liana memberanikan diri untuk ikut ke masjid. Dia bertanya kepada salah seorang temannya, apakah boleh dia ikut masuk ke masjid. Akhirnya dia duduk di serambi masjid sambil mengamati teman-temannya beribadah.

“Saya lihat mereka wudu, lalu salat. Saya bertanya (kepada temannya), kenapa sih kalau mau salat harus dibasahi semuanya? Kemudian dijelaskan mereka sedang bersuci,” kisahnya.

Berbagai pertanyaan soal Islam terus tertanam di pikirannya hingga kelas 1 SMA. Sampai pada suatu saat seorang temannya mengatakan kepadanya, bahwa semua agama itu sama saja, mengajarkan kebaikan.

“Saya jadi berpikir apakah saat ini banyak yang seperti teman saya itu. Padahal seharusnya mereka menjelaskan dan menjawab pertanyaan saya tentang Islam, menyebarkan kebaikan dan kebenaran Islam,” ulasnya.

Setelah mendapat jawaban itu, Liana kemudian mencoba fokus beribadah sesuai dengan agamanya saat itu. Dia menyibukkan diri dengan kegiatan keagamaannya.

“Tapi saya tetap merasa ada yang kurang. Teman saya banyak, saya sibuk, tapi di hati ini masih ada yang kurang,” tutur Liana.

Liana seperti sudah jatuh hati pada Islam, tapi dia masih belum tahu banyak tentangnya. Setelah dia bekerja sebagai tenaga marketing di sebuah perusahaan asing, Liana memiliki relatif banyak waktu luang untuk mencari tahu soal Islam.

Melalui internet, dia banyak membaca berita-berita soal mualaf. Tak hanya itu, dia membaca banyaknya ilmu-ilmu alam yang ternyata sudah tertulis di dalam Alquran.

Dia juga menyadari keajaiban Alquran, kitab yang telah ada sejak ribuan tahun yang lalu ini tetap relevan bagi kehidupan manusia hingga saat ini.

“Mulai tahun 2011, saya membandingkan kitab saya begini, Alquran begini. Dan saya sadar isi Alquran jauh lebih lengkap dan rasional,” ujarnya.

Hingga akhirnya dia mengenal seorang pria muslim bernama Amru yang menjelaskan isi Alquran kepadanya. Keduanya berkomunikasi melalui email.

Pada tahun 2013, Liana mantap mengucapkan syahadat dan memeluk Islam. Dia bersyahadat di rumahnya di Tangerang.

“Ayah saya kaget. Tapi Alhamdulillah beliau mengizinkan dan menjadi saksi saya saat bersyahadat,” tuturnya sambil tersenyum.

 

sumber: Detik.com