Tuduhan-tuduhan kepada Rasulullah Ketika Berdakwah

UJIAN dalam dakwah Nabi Shallallhu ‘alayhi wa sallam sangatlah banyak:

Beliau dituduh dengan orang gila
Beliau dicap dengan tuduhan-tuduhan yang sangat buruk
Beliau dikatakan sebagai orang gila
Beliau dikatakan sebagai dukun
Beliau dikatakan sebagai penyair
Beliau dikatakan sebagai orang sinting.

Ini tidak mudah sebagaimana yang kita bayangkan. Ujian yang sangat berat yang dihadapi oleh Nabi Shallallhu ‘alayhi wa sallam tatkala Nabi Shallallhu ‘alayhi wa sallam berdakwah dimusuhi oleh orang yang paling dekat dengan dia, pamannya sendiri (saudara ayahnya) Ab Lahab.

Tatkala musim haji, orang-orang berdatangan di Mina, maka Nabi Shallallhu ‘alayhi wa sallam ingin mendakwahi mereka. Sampai-sampai Raslullh shallallhu ‘alayhi wa sallam merendahkan dirinya, mengatakan:

“Apakah ada orang yang mau mengajakku untuk berdakwah di kaumnya ? Sesungguhnya orang-orang Quraishy melarangku untuk menyampaikan firman Allh Subhnahu wa Ta’la.” (HR Tirmidzi nomor 2849, versi Maktabatu AlMa’arif Riyadh nomor 2925)

Sampai-sampai Nabi Shallallhu ‘alayhi wa sallam merendahkan dirinya, dan mengharap ada orang yang mengantarkannya untuk berdakwah di kabilah-kabilah Arab.

Maka pergilah Nabi Shallallhu ‘alayhi wa sallam ke setiap kabilah yang datang di Mina untuk berhaji. Nabi Shallallhu ‘alayhi wa sallam mendakwahkan Islm kepada mereka. Akan tetapi ternyata sang paman, Ab Lahab laknatullh alaih, senantiasa mengekor Nabi Shallallhu ‘alayhi wa sallam.

Begitu Nabi Shallallhu ‘alayhi wa sallam berdakwah menyampaikan Islm, sang paman pun berdiri dan mengatakan, “Jangan kalian ikuti keponakanku, yang telah keluar dari adat nenek moyangnya.”

Nabi Shallallhu ‘alayhi wa sallam pun tidak memperdulikan sang paman. Nabi Shallallhu ‘alayhi wa sallam pergi ke kabilah yang lain, akan tetapi sang paman, Ab Lahab, tetap mengekor dan menguntit.

Setiap Nabi berdakwah, maka diapun mengucapkan kalimat yang sama. Inilah ujian yang dihadapi, yang sebagian kecil yang dihadapi Nabi kita Shallallhu ‘alayhi wa sallam.

Karenanya, tatkala seorang hamba diuji dengan berbagai ujian, ingatlah bahwasanya sosok yang paling dicintai oleh Allh Subhnahu wa Ta’la Muhammad Shallallhu ‘alayhi wa sallam juga pernah diuji.

Maka ini akan memberikan tasliyah, akan menghibur dirinya. Raslullh shallallhu ‘alayhi wa sallam besabda dalam suatu hadts:

“Orang yang paling besar ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang shlih , kemudian yang berikutnya, dan yang berikutnya. Seseorang diuji berdasarkan ukuran kadar keimnannya. Kalau ternyata keimnannya sangat kuat, maka Allh tambah ujiannya. Jika dia tegar tatkala menghadapi ujian, Allh tambah ujiannya dan tatkala imnnya lemah, maka Allh akan ringankan ujiannya.”

(Hadts Riwayat Tirmidzi no. 2398, Ibnu Majah no. 4024, Ad Darimi no. 2783, Ahmad (1/185). Syaikh Al Syaikh Al-Albniy rahimahullh dalam Shahh At Targhib wa At Tarhib no. 3402 mengatakan bahwa hadts ini shahh)

Karenanya, jika ujian menimpa, jika musibah menerpa, maka bersabarlah, sesungguhnya demikianlah orang-orang berimn, dia akan diuji oleh Allh Subhnahu wa Ta’la. Ibarat pohon yang semakin tinggi, maka semakin akan kuat angin yang menerpanya, akan tetapi pohon tersebut semakin tegar, dan semakin kuat, menangkis angin yang kencang tersebut.

Oleh karenanya, kita senantiasa berhusnuzhn kepada Allh Subhnahu wa Ta’la. Jika ada ujian yang menimpa kita, kita katakan sebagaimana firman Allh Subhnahu wa Ta’la:

“Bisa jadi engkau membenci sesuatu, akan tetapi itu yang terbaik bagimu, dan bisa jadi engkau mencintai sesuatu, akan tetapi itu buruk bagimu, Allh yang lebih mengetahui dan kalian tidak mengetahui.”(QS Al Baqarah: 216)

Semoga puasa Ramadhn ini melatih kita untuk senantiasa bersabar, sehingga membentuk jiwa kita yang kuat. Dan bersabar dalam menghadapi segala ujian dari Allh Subhnahu wa Ta’la. [Ustaz Firanda Andirja, MA]

 

INILAH MOZAIK

Gema Syahadat di Dubai

Terpikat ajaran Islam yang menghormati semua ajaran agama dan budaya, sekitar 500 ekspatriat di Dubai, Uni Emirat Arab (UAE), memutuskan memeluk Islam. Berislamnya ratusan ekspatriat itu terjadi selama empat bulan pertama tahun ini.

“Hebatnya, beberapa dari mereka memutuskan untuk mualaf setelah mendengar suara merdu azan serta perlakuan baik yang mereka terima dari umat Islam di sini, di UAE,” ujar Kepala Departemen Bimbingan Bagian Kemajuan Rohani dan Keagamaan UAE Yusra Al-Gaood seperti dilansir onislam.net, belum lama ini.

Ia mengatakan, ribuan orang, sebagian besar non-Muslim, berbondong-bondong datang ke Mohammed Bin Rashid Islamic Culture Centre di Al Barsha dan Zayed Bin Mohammed Family Gathering di Al Khawaneej-1 untuk mendengarkan ceramah tentang Islam.

Huda Al-Kaabi, kepala seksi yang mengurusi mualaf di departemen tersebut mengatakan, kampanye tahunan bertema ”Jika Anda Tahu Dia, Anda akan Cinta Dia” telah mencerahkan banyak orang sehingga mereka memutuskan untuk menjadi Muslim.

Al-Kaabi juga memuji upaya para pendakwah yang berjasa besar dalam memperkenalkan ajaran Islam yang sebenarnya. ”Melalui ceramah mereka, para mualaf tahu betapa toleran dan damainya Islam. Mereka yakin hal itu akan menjamin kebahagiaan dalam kehidupan di dunia dan akhirat,” katanya.

Banyak pula non-Muslim yang merasa tercerahkan setelah mendengar kisah Nabi Muhammad SAW. Ada pula yang tersentuh oleh ajaran Islam yang penuh belas kasih, menghormati semua budaya dan agama, dan dinilai paling sesuai dengan masa lalu, sekarang, dan masa depan.

Menurut Al-Gaood, setelah menjadi Muslim, banyak mualaf yang belajar Islam dari teman-teman mereka. Sementara beberapa lainnya mendalami agama ini dengan membaca buku-buku tentang Islam, atau mengunjungi pusat-pusat Islam di sini.

“Departemen ini, misalnya, menyediakan hampir semua fasilitas yang diperlukan untuk membantu mereka yang baru memeluk Islam. Kami berusaha menjawab dan menjelaskan semua pertanyaan mereka tentang ajaran agama baru mereka.”

Seperti dilansir Khaleej Times, departemen yang dipimpin Al-Gaood menyediakan beragam sarana untuk mempelajari Islam seperti CD, kaset, dan buku-buku Islam dalam berbagai bahasa. Sebuah ”kursus” keislaman untuk para mualaf juga diberikan dengan cara yang mudah, menarik, dan persuasif.

“Setelah itu, sebuah sertifikat akan diterbitkan sebagai bukti resmi bahwa yang bersangkutan telah menjadi Muslim,” tutur Al-Gaood.

Apa yang terjadi pada kuartal pertama 2015 ini bukanlah gelombang pertama berislamnya para ekspatriat di UAE. Sebelumnya, lebih dari 2.115 orang, sebagian besar ekspatriat,  bersyahadat pada 2013. Jumlah ini meningkat 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatatkan angka sebanyak 1.907 mualaf. Angka itu pun merupakan peningkatan dibanding 2011. Pada tahun itu, hanya 1.380 orang yang dilaporkan masuk Islam di Dubai dan wilayah lainnya di UAE. Sedangkan, pada 2010, sebanyak 1.500 orang menyatakan diri menjadi Muslim, dan 1.059 orang pada 2009.

 

REPUBLIKA

Mendidik Anak Tangguh di Zaman Now

Mendididik anak memiliki tantangan yang berbeda-beda di setiap zaman. Di era digital ini pun tantangan mendidik anak sangatlah dahsyat. Bersiurannya informasi yang sangat mudah diakses dari media sosial dan internet sangat mempengaruhi perilaku anak.

Hal itu di sampaikan Pakar Digital Parenting Bendri Jaisyurrahman saat mengisi kajian parenting di Masjid Aqshal Madina, Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (17/03/2018).

Menurutnya, orangtua jangan sampai membiarkan anaknya lemah dalam menghadapi perkembangan zaman.

“Hendaklah kita khawatir, kita takut meninggalkan anak-anak kita dalam keadaan lemah. Anak-anak yang lemah inilah yang mudah tergerus oleh arus zaman.

Anak-anak yang lemah yang tidak siap menghadapi perkembangan zaman. Anak menjadi mudah ikut-ikutan,” jelasnya dalam kajian yang bertemakan ‘Mendidik Anak Tangguh di Zaman Now’ tersebut.

Menurutnya, ikatan hati antara orangtua dan anak sangatlah penting dalam mendidik anak di era ini. Orangtua harus memikat hati sang anak sebelum menasehatinya. Orantua harus memberi penjelasan dulu sebelum memberi tugas.

“Jika anak tidak mendengarkan kita, bikin dia jatuh cinta pada kita dulu. Seringkali kita mengeluarkan ayat untuk anak, padahal mungkin anak hanya butuh ayat-ayat cinta dari kita.

Ketika anak yang terikat hatinya sadar bahwa berbicara dengan orangtua lebih nyaman, dia akan tahu bahwa update status di media sosial tidak senikmat bicara dengan orangtua,” lanjutnya di depan ratusan jamaah.

Ia juga menambahkan, orangtua harus berada di sisi anak saat sang anak sedang sedih, saat sakit, dan saat mereka sedang unjuk prestasi.

“Karena anak itu titipan Allah, bukan untuk dititipkan ke orang lain,” ujarnya di akhir kajian.*/Sirajuddin Muslim

 

HIDAYATULLAH

Suami Rida Istri Meninggal Dunia Pasti Masuk Surga

PELAYANAN yang baik dan ketaatan seorang istri terhadap suaminya, merupakan sesuatu yang sangat bernilai. Namun, kebanyakan wanita melalaikannya.

Suatu saat, para sahabat hadir di majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka bertanya, “Kami melihat orang-orang non Arab bersujud kepada raja dan para pemimpinnya. Padahal engkau lebih berhak dihormati seperti itu oleh kami.”

Namun, Rasulullah melarang berbuat demikian kepadanya. Beliau bersabda, “Seandainya aku memerintahkan seseorang sujud kepada selain Allah Ta’ala, niscaya akan kuperintahkan para istri bersujud kepada suaminya.”

Beliau juga bersabda, “Demi Allah yang nyawaku di dalam kekuasaan-Nya, seorang istri tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Allah sebelum ia memenuhi kewajibannya kepada suaminya.”

Sebuah riwayat lain menyebutkan, “Suatu ketika seekor unta datang kepada Rasulullah. Para sahabat berkata, ‘Jika hewan ini saja bersujud kepada Tuan, tentu kami lebih berhak bersujud kepadamu, ya Rasulullah’.

Lalu beliau menjawab, ‘Seandainya aku memerintahkan seseorang bersujud kepada selain Allah, maka akan kuperintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya’.”

Dalam hadis lain disebutkan bahwa beliau bersabda, “Jika seorang istri meninggal dunia dan suaminya rida kepadanya, pasti ia masuk surga.” Sebuah hadis lain menyebutkan, “Seorang istri yang memarahi suaminya dan berpisah tidur malam harinya, maka para malaikat melaknatnya.”

Beliau juga bersabda, “Ada dua jenis manusia yang salatnya tidak akan diterima, sehingga tidak akan naik ke atas melebihi kepala mereka. Pertama, seorang hamba sahaya yang lari dari tuannya. Kedua, seorang istri yang tidak menaati suaminya.”

 

INILAH MOZAIK

Suami Dayyuts Pendorong Istri Berselingkuh

DALAM berumah tangga, seringkali ditemukan perselisihan dengan pasangan. Rumah tangga bukanlah seperti panggung drama yang bisa diatur para pemainnya untuk berakting.

Biasanya ketika berumah tangga, kita akan menemukan hal-hal yang membuat kita bertanya “Ihh, kok dia begitu ya?” atau “Ya ampun, saya baru tahu kalau dia begini dan begitu”. Sayangnya, kalimat itu hanya muncul dalam pikiran kita dan realitanya kita pun harus menerima baik buruknya pasangan kita. Karena ketika berumah tangga, kita jadi mengetahui siapa sesungguhnya pasangan hidup yang menemani selama ini.

Berapa banyak wanita yang tidak bisa menerima kondisi pasangannya. Harapan serta angannya terlalu tinggi dalam menginginkan pasangan yang sesuai dengan kriterianya. Namun sayangnya, ketika sudah mendapatkan pasangan, ia menyesal. Ternyata cinta saja tidak cukup Wanita butuh sesuatu yang lain dari pasangannya.

Seperti kata peribahasa, “tidak ada asap, kalau tidak ada api”. Salah satu hal yang dapat membuat wanita berpaling dari pasangan adalah seorang suami yang dayyuts atau tidak memiliki rasa cemburu. Suami seperti ini mengizinkan istrinya bekerja di tempat kerja yang terdapat kemunkaran berupa ikhtilat atau bercampur baur di dalamnya dan berinteraksi tanpa batasan. Rasulullah Shalallahu alaihi Wassallam bersabda, “Tiga golongan yang tidak akan masuk surga dan Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat, (yaitu) orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, dan DAYYUTS.” (HR. Nasai 5 :80-81; Hakim 1: 72, 4 : 146, Baihaqi 10 : 226 dan Ahmad 2 : 134)

Berkaca pada kecemburuan yang dilakukan oleh Saad bin Ubadah Radhiyallahu anhu “Seandainya aku melihat seorang laki-laki bersama istriku niscaya aku akan memukulnya dengan pedang sebagai sanksinya. Nabi Shalallahualaihi Wassallam bersabda, “Apakah kalian takjub dengan cemburunya Saad, sesungguhnya aku lebih cemburu darinya dan Allah lebih cemburu dari padaku”. (HR. Bukhari)

Rasa cemburu yang tidak ada pada diri suami memungkinkan sang istri tergelincir dalam sebuah kesalahan yakni perselingkuhan. Dan tidak adanya rasa cemburu ini yang membuat istri mencari perhatian dari lelaki lain yang bisa lebih memperdulikannya. Wanita lebih peka terhadap perasaannya sedangkan laki-laki peka terhadap logikanya. Maka, suami yang bekerja siang malam dan sibuk dengan segala aktivitasnya yang lain, dirasa oleh sang istri sebagai bentuk ketidakpeduliannya dengan sang istri. Sehingga ketika ada lelaki lain yang bisa mengisi kekosongan hatinya, bisa jadi sang istri berselingkuh dengan laki-laki lain tanpa ia sadari.

Alasan lain yang membuat wanita selingkuh adalah tidak ada keterlibatan sang istri dalam setiap keputusan yang diambil oleh suami. Misalnya ketika suami ada agenda liburan akhir tahun dari kantornya dan sang istri baru diberitahu H-7 sebelum keberangkatannya ke luar kota bersama rekan kerjanya. Dari sinilah bentuk kekecewaan sang istri bermula, ia merasa tidak dianggap sebagai seorang istri yang harusnya terlibat dalam setiap keputusan dalam rumah tangganya. Hatinya pun kecewa, dan ia pun membandingkan suaminya dengan suami-suami lain di luar sana sehingga pintu perselingkuhan pun terbuka.

Hal sepele pun bisa membuat perselingkuhan terjadi pada seorang wanita. Terlebih ketika seorang istri bekerja menjadi Ibu Rumah Tangga, maka sudah tentu waktunya lebih banyak habis di rumah. Dari sinilah kejenuhan bisa muncul, ia mencari hiburan dengan berselancar di dunia maya, menanggapi pesan singkat dari seorang lelaki yang tidak dikenalnya atau bahkan sapaan dari seorang lelaki yang dulu pernah mengisi hatinya.

Duhai para istri Pintu perselingkuhan seringkali menggiurkan di depan mata. Mungkin sering tanpa kita sadari kita sudah mengetuk pintu perselingkuhan tersebut dengan mengawalinya dari ber-whatsappan dengan lawan jenis, menanggapinya dengan emoticon-emoticon yang tak semestinya padahal ketika kita berhadapan langsung, kita seolah menundukkan pandangan, kita seolah wanita yang menjaga pandangan dan tutur kata ketika berhadapan dengan lawan jenis. Namun tanpa sadar dunia maya ternyata bisa membuat kita seperti bunglon yang bisa berubah-ubah. Kita alim ketika bertemu dan berhadapan langsung namun kita liar ketika membalas pesan singkat ketika berchatting, ber-BBM ria dan lain sebagainya.

Sudah banyak fakta membuktikan, istri yang berselingkuh diawali dari dunia maya. Mereka mencari kenikmatan yang semu, nyatanya justru mereka sedang berupaya mengikis satu persatu dinding bangunan rumah tangga yang kokoh terbina selama ini.

Lalu bagaimana mengatasi semua ini?Kembalilah pada pasangan masing-masing, lihatlah segala bentuk kebaikan dari dalam diri pasangan dan upayakan untuk tetap bersyukur terhadap pasangan yang telah Allah gariskan menjadi teman hidup kita.

Apapun kekurangan pasangan, mungkin kita tidak mendapatkan yang terbaik namun kita masih bisa berupaya untuk mengubah diri dan pasangan untuk sama-sama menjalani biduk rumah tangga yang baik dan dilimpahi kebaikan dari-Nya, insya Allah. [Deasy Lyna Tsuraya/dakwatuna]

 

INILAH MOZAIK

Sumber Pencerahan

Sering kali kita menemukan fenomena menarik, aneh tetapi nyata. Salah satunya fenomena yang terjadi pada sebagian mualaf (orang yang baru masuk Islam). Pemahaman mereka terhadap teksteks keagamaan terkesan lebih segar dan fungsional dibandingkan dengan kebanyakan pemeluk Islam sejak lahir.

Penguasaan ilmu keislamannya terkesan mendalam dan cara penyampaiannya kepada khalayak terasa segar. Mereka seperti yang sudah lama memeluk Islam. Setiap fenomena pasti ada penjelasannya, termasuk fenomena tercerahkannya sebagian mualaf sehingga penguasaan ilmu keislamannya terkesan lebih segar dan fungsional.

Sejak memeluk Islam, sejatinya seorang mualaf sudah tercerahkan dengan mendapatkan hidayah Allah. Dan untuk mendapatkan hidayah ini terka dang tidak melalui jalan yang mudah. Ia harus berhadapan dengan berbagai tantangan, mulai dari pergolakan batin di dalam diri, tantangan dari keluarga, lingkungan sekitar, sampai dari institusi keagamaan yang lama.

Namun, semua tantangan tersebut dihadapi dengan sabar hingga mendapatkan pencerahan dalam bentuk hidayah Allah, yakni Islam. Pencarian kebenaran yang dilakukan oleh sebagian mualaf tidak berhenti pada batas pengucapan dua kalimat syahadah. Namun, mereka meneruskannya dengan mempelajari ajaran Islam yang baru dianutnya dengan penuh kesungguhan. Upaya sungguh-sungguh inilah salah satu penyebab mereka mendapatkan pencerahan.

Mereka dibantu Allah untuk menemukan jalan-Nya. Hal tersebut ditegaskan oleh ayat, “Dan orang-orang yang bersungguhsungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benarbenar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS al-‘Ankabut [29] : 69).

Kesungguhan mualaf tidak sebatas pada mencari dan mendalami ilmu, tetapi juga dalam mengamalkannya. Mereka selalu berusaha mengamalkan ilmu yang sudah dipahami dan dimilikinya. Dari sudut pandang Islam, hal tersebut bukan hal yang aneh, sebab orang yang mengamalkan ilmunya akan diberi Allah ilmu baru tanpa melalui belajar. Hal tersebut ditegaskan oleh Nabi SAW, “Barang siapa yang mengamalkan satu ilmu, maka Allah akan menganu ge rahkan kepadanya ilmu dari tempat yang tidak diketahuinya.” (HR ad-Daelami).

Jadi, ilmu mendalam, segar, dan fungsional yang dikuasai mualaf diperoleh dari pengamalan ilmu yang mereka ketahui secara sungguh-sungguh. Artinya, siapa pun bisa seperti para mualaf asalkan mau mengamalkan ilmunya dengan kesungguhan. Ilmu tidak hanya sekadar pengetahuan di pikiran, tetapi juga lekat dalam perbuatan. Wallahu a’lam.

Awas! Lantang Baca Alquran saat Orang Lain Salat

SYAIKHUL Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah ditanyakan,

“Bagaimana hukum bagi orang yang mengeraskan bacaan Al Quran sedangkan yang lain sedang mengerjakan shalat sunnah di masjid atau mengerjakan shalat tahiyatul masjid? Bacaan keras tersebut dapat mengganggu saudaranya yang lain. Apakah dilarang mengeraskan bacaan Al Quran ketika itu?”

Syaikhul Islam rahimahullah menjawab:

Tidak boleh bagi seorang pun untuk mengeraskan bacaan baik ketika shalat atau keadaan lainnya, sedangkan saudaranya yang lain sedang shalat di masjid, lalu dia menyakiti saudaranya dengan mengeraskan bacaan tadi. Bahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menemui beberapa orang yang sedang shalat di bulan Ramadhan dan mereka mengeraskan bacaannya. Lalu Nabi shallallahu berkata pada mereka,

“Wahai sekalian manusia. Kalian semua sedang bermunajat (berbisik-bisik) dengan Rabbnya. Oleh karena itu, janganlah di antara kalian mengeraskan suara kalian ketika membaca Al Quran sehingga menyakiti saudaranya yang lain.”

Beliau rahimahullah mengatakan, “Dari sini tidak boleh bagi seorang pun mengeraskan bacaan Al Quran-nya sehingga menyakiti saudaranya yang lain seperti menyakiti saudara-saudaranya yang sedang shalat.” (Lihat Majmu Al Fatawa, 23/64) [Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

Kubah di Makam Rasul, Tak Ada di Masa Sahabat

PARA ahli sejarah menegaskan bahwa keberadaan kubah hijau di atas makam Nabi shallallahu alaihi wa sallam baru ada di abad ke-7 Hijriyah. Yang pertama kali membangunnya adalah Sultan Qalawun. Awalnya tidak dicat, berwarna kayu, kemudian dicat putih, kemudian cat biru dan yang terakhir berwarna hijau hingga sekarang.

Dalam bukunya Fushul Min Tarikh Al-Madinah Al-Munawwarah, Prof. Ali Hafidz mengatakan, “Belum pernah ada kubah di atas rumah makam Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dahulu di atap masjid yang lurus dengan kamar ada kayu memanjang setengah ukuran orang berdiri untuk membedakan antara ruang makam dengan bagian atap masjid lainnya. Sulton Qalawun As-Shalihi, dialah yang pertama kali membuat kubah di atas kuburan tersebut. Dikerjakan pada tahun 678 H, berbentuk empat persegi panjang dari sisi bawah, sedangkan atasnya berbentuk delapan persegi dilapisi dengan kayu. Didirikan di atas tiang-tiang yang mengelilingi kamar, dikuatkan dengan papan dari kayu, lalu dikuatkan lagi dengan tembaga, dan ditaruh di atas kayu dengan kayu lain.”

Lalu beliau melanjutkan, “Kubah tersebut diperbarui pada zaman An-Nasir Hasan bin Muhammad Qalawun, kemudian papan yang ada tembaganya retak. Lalu diperbarui dan dikuatkan lagi pada masa Al-Asyraf Syaban bin Husain bin Muhammad tahun, 765 H. Akan tetapi ada kerusakan, dan diperbaiki pada zaman Sultan Qaytabai tahun 881 H.”

Beliau melanjutkan, “Rumah dan kubah turut terbakar pada saat terjadi kebakaran Masjid Nabawi tahun 886 H. Lalu pada zaman Sultan Qaytabai tahun 887 H, kubahnya diperbarui. Dan dibuat pondasi yang kuat di tanah Masjid Nabawi, dibangun dengan meninggikan batanya. Pada tahun 1253 H Sultan Abdul Hamid Al-Utsmani mengeluarkan perintah untuk mengecat kubah dengan warna hijau. Beliaulah yang pertama kali mengecat kubah dengan warna hijau. Kemudian cat tersebut terus menerus diperbarui setiap kali dibutuhkan, sampai hari ini. Dinamakan kubah hijau setelah dicat hijau. Dahulu dikenal dengan Kubah Putih, Fayha dan Kubah Biru.” (Fushul min Tarikh Madinah al-Munawarah, hal. 127-128)

Keberadaan kubah ini tidak pernah dikenal di zaman sahabat, tabiin maupun tabi tabiin, juga tidak pernah dikenal di zaman para imam mazhab, para pencatat hadis. Yang menarik, tidak kita jumpai usulan dari mereka untuk membuat kubah itu. Artinya mereka memahami, kubah itu memang tidak ada syariatnya dalam Islam karena itu, aneh ketika ada orang yang menjadikan keberadaan kubah ini sebagai dalil pembenar membuat cungkup di atas kuburan.

Diantaranya as-Shanani penulis kitab Subulus Salam , beliau mengikari keberadaan kubah ini sebagai dalil. Beliau mengatakan, “Jika anda mengatakan, “Itu kuburan Rasul shallallahu alaihi wa sallam dikasih kubah besar, menghabiskan banyak dana.” Jawaban saya, “Ini kebodohan yang berlebihan dengan kondisi yang sejatinya. Kubah ini, tidak dibangun oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, tidak juga para sahabat, tabiin, tabi tabiin, maupun para ulama umat ini. Kubah yang dibangun di atas makam Nabi shallallahu alaihi wa sallam merupakan proyek sebagian raja mesir belakangan, yaitu Qalawun as-Shalihi, yang dikenal dengan Raja al-Manshur, pada tahun 678 H.” (Thathir Itiqad, hlm. 46). Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

INILAH MOZAIK

Ujian Seorang Mukmin Hingga Mati tak Bawa Dosa

ADA seorang ibu berkata:

“Saya sudah salat, sedekah, puasa, zakat. Sayapun telah meninggalkan larangan, tapi mengapa kesempitan hidup masih tetap menghimpit? Mengapa ujian terus bertubi tubi menimpa?”

Saya hanya bisa menjawab:

Ibu, apakah selama ini ibu beribadah agar tidak diuji? Tidak mungkin, karena Allah berfirman, yang artinya:

Alif laam miim. Apakah manusia mengira akan dibiarkan berkata kami beriman sementara ia tidak diuji? (QS Al-Ankabut ayat 1)

Ibadah yang kita lakukan adalah untuk mengokohkan hati, bukan untuk menepis ujian, karena ujian pasti menerpa kehidupan mukmin.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Senantiasa ujian menimpa mukmin, sampai ia berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa.” (HR Ahmad) [Ustaz Abu Yahya Badrusalam, Lc]

 

INILAH MOZAIK

Keistimewaan Sahabat

Sahabat merupakan orang- orang yang mengetahui perbuatan atau ucapan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Kedekatan antara Nabi dan sahabat membuat sangat masuk akal jika para sahabat menjadi rujukan umat Islam setelah Nabi wafat.

Mereka selalu mendampingi Nabi Muhammad dalam menyampaikan syiar agama Islam.Setelah wafatnya Nabi, sahabat menjadi jembatan penyampaian sunah.Mereka menjadi rujukan dari para perawi hadis dalam meriwayatkan hadis.

Ustaz Muhtarom dalam kajian di Masjid Nurul Iman Blok M, di Jakarta Selatan, belum lama ini yang bertema Golongan yang Selamat menjelaskan tentang pentingnya sahabat dalam menyampaikan pesan-pesan Nabi Muhammad.Ustaz Muhtarom mengajak agar lebih teliti dalam memilih sumber Islam, terutama dalam kaitannya dengan Alquran dan hadis.

Sebagai orang yang dekat dengan Nabi Muhammad SAW, kata Ustaz Muhtarom, para sahabat pasti lebih banyak mengenal nabi dibandingkan orang setelahnya.Itu sebabnya, Ustaz Muhtarom menegaskan, setelah Nabi wafat para sahabat adalah orang-orang yang sangat besar perannya dalam menyampaikan ajaran Islam sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW.

Mereka (sahabat) lebih tahu dari- pada kita tentang Nabi.Betapa sahabat itu menjadi patokan setelah Nabi wafat,ujar Ustaz Muhtarom.

Para sahabat juga mempunyai cara tersendiri apabila menyikapi suatu persoalan.Menurut Ustaz Muhtarom, para sahabat akan diam ketika menyikapi pen dapat seorang sahabat apabila mereka menyetujui pendapat seorang sahabat tersebut.NamunN para sahabat akan angkat bicara jika ada hal yang tidak disetujuinya lalu kemudian memberikan pandangan yang lain.

Sikap tersebut, kata Ustaz Muhta rom, yang membedakan dengan masya rakat Islam saat ini, khususnya di Indonesia.Ia menilai yang terjadi sekarang ini justru saling mencaci ketika tidak sependapat dengan orang lain.Sahabat itu pemberani.Keberanian sahabat di dasari dengan ilmu, kata Ustas Muhtarom.

Ustaz Muhtarom menambahkan, Allah mewahyukan Alquran kepada Nabi Muhammad.Kemudian orang yang men dapatkan penjelasan Alquran dari Nabi adalah para sahabat.Nabi tidak membiarkan sahabat memberikan penafsiran sendiri tentang isi Alquran.

Nabi kepada para sahabat, lanjutnya, menerangkan satu per satu ayat Alquran kepada mereka.Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak merujuk kepada sahabat tentang Alquran dan sunah Nabi. Pasalnya, mereka berguru langsung kepada Nabi Muhammad.Maka, sahabat mengetahui makna ayat perayat langsung dari nabi.Mustahil sahabat mengarang sendiri.Tidak seperti kita yang mengarang sendiri, ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ustaz Muhtarom juga mengajak jamaah untuk mengamalkan ajaran Alquran dan sunah.Sebab sunah Nabi pasti akan mendatangkan manfaat bagi mereka yang mengamalkannya.

Selain itu, kaum Muslimin perlu bersyukur jika mempunyai guru yang mengajarkan manhaj yang bersumber dari Rasulullah dan sahabat.Sumber keduanya jelas berasal dari Alquran dan sunah.Sehingga tidak akan membawa kepada kesesatan.

Sebut salah satu mencakup dua- duanya.Keduanya (Alquran dan sunah)gakakan berpisah.Mustahil.Tidak mung kin ayat bertentangan dengan ayat lain.Tidak mungkin sabda Nabi bertentangan dengan sabda lain.Tidak mung kin ayat bertentangan dengan hadis karena dua-duanya dari Allah, kata Ustaz Muhtarom menegaskan.

Selain itu, tuturnya, Alquran dan hadis juga tidak mungkin bertentangan dengan ilmu pengetahuan.Pasalnya, ilmu pengetahuan merupakan sunnat- ullah.Untuk itu, Ustaz Muhtarom mengajak jamaah agar mencintai ilmu pengetahuan.Kajian yang dimulai setelah shalat Maghrib ini diikuti oleh ratusan jamaah. Mereka cukup antusias mendengarkan ceramah dari Ustaz Muhtarom. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya penanya dari jamaah kepadanya.

 

REPUBLIKA