Jamaah Haji, Jangan Lupa Bayar Dam Paling Lambat 31 Agustus!

Kebanyakan jamaah haji Indonesia menjanlakan haji tamattu. Karenanya, jamaah diwajibkan untuk membayar dam atau denda. Namun para jamaah perlu mencermati waktu pelaksanaan pembayarannya.

Haji Tamattu adalah ibadah haji dengan melaksanakan ibadah umrah dahulu kemudian ibadah haji dan diselingi tahlul. Pembayaran dam karena haji tamattu ini termasuk dam nusuk, karena melaksanakan haji berdasarkan ketentuan yang diterapkan oleh pemerintah bagi seluruh jamaah Indonesia.

Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Kepala Daerah Kerja Makkah Nasrullah Jasam mengingatkan, agar jamaah tidak lupa membayar dam karena bagian dari keabsahan pelaksanaan haji. Batas akhir pembayaran dam, lanjutnya, dilakukan sebelum hari nahr pada 10 Dzuhijjah 1438Hijriah atau 31 Agustus 2017.

“Tentu bisa di sela-sela itu. Tamatu itu kan menikmati tanpa ihram. Sedangkan kalau ifrad tidak terkena dam, tetapi harus jumrah hingga aqobah. Perbedaannya, tamattu melepas ihram dan dilakukan tahalul. Nah, itu bisa dilakukan pembayaran di sela-sela itu,” ujar Nasrullah, Minggu (21/8/2017).

Sesuai dengan saran Muasassah Perhajian Asia Tenggara, pembayaran dam bisa dilakukan melalui pembelian kupon senilai 450 real atau Rp1,575 juta (kurs Rp3.500 per real) yang tersebar di sejumlah titik Majsidil Haram. Selain itu, juga bisa dilakukan transfer pada bank tertentu.

Cara lainnya, jamaah bisa melakukan pembelian kambing sebagai dam di pasar legal, seperti Pasar Induk Kakiyah. Harga bervariasi dari 210 real hingga 370 real atau Rp735 ribu atau Rp1,295 juta. Di sana jamaah juga bisa menyaksikan penyembelihan kambing, karena terdapat tempat khusus pemotongan hewan yang lokasinya tidak jauh dari penjualan kambing.

OKEZONE

Slamet Budiono Rela Gendong Jamaah Haji untuk Ibadah di Masjidil Haram Sampai Antar ke Hotel

Menjadi petugas haji bagi Slamet Budiono merupakan pekerjaan yang mulia. Tahun ini merupakan yang kelima kalinya Slamet dipercaya menjadi petugas haji setelah Kementerian Agama mendapuknya kembali menjadi Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram.

“Menjadi petugas haji kali ini adalah tahun kelima saya menjadi petugas haji,” kata Slamet usai ditemui di Hotel Al Wihdah Tower, wilayah Jarwal Makkah, sebagaimana Okezone kutip dari situs resmi resmi Kementerian Agama, Selasa (31/7/2018).

Slamet bangga dengan kepercayaan yang diberikan pemerintah kepadanya. Suka dan duka pasti dirasakan petugas haji yang bertugas di Tanah Suci. Namun, Slamet selalu merasa bahagia dan senang melayani jamaah haji.

“Apalagi memegang komando di Sektor Khusus Masjidil Haram yang langsung berhubungan dengan jamaah haji,” ucap Slamet.

Menjadi petugas haji sudah barang tentu mempunyai kenangan tersendiri bagi Slamet. Dirinya masih teringat sosok nenek yang digendongnya selama beribadah di Masjidil Haram sampai kembali ke hotel tempat menginap.

“Saya menggendong nenek itu di Masjidil Haram dan sampai balik lagi ke hotel. Saya gendong nenek itu seperti saya gendong ibu saya. Saya tuntun Beliau membaca talbiyah lalu saya menangis,” ucap Slamet sambil meneteskan air mata.

Slamet mengungkapkan, usia nenek tersebut sekira 85 tahun, dan nenek yang didampingi suaminya hanya bisa mendoakannya agar selalu sehat.

“Sang nenek langsung memegang kepala saya. Sehat-sehat ya, nak,” begitu doa sang nenek kepada Slamet.

Slamet mengaku selama melakukan tugasnya sebagai petugas haji tak pernah merasa lelah. Dirinya juga merasa selalu prima kalau melayani jamaah haji.

“Saya juga bingung merasa prima sekali kalau bekerja di sini,” ucap Slamet.

Slamet adalah bagian dari 800 petugas haji yang bertugas di musim haji tahun ini. Dia berharap petugas haji lainnya bisa menjalankan tugasnya dengan baik melayani jamaah. (Han)

OKEZONE

Gentong Haji, Tradisi Leluhur Warga Cirebon

Cirebon – Setiap musim Lebaran Haji, di Cirebon ada tradisi menarik untuk diketahui para traveler. Inilah tradisi Gentongan atau Gentong Haji.

Tradisi ini dilakukan saat salah seorang menjalankan ibadah haji ke tanah suci. Pihak keluarga dari orang yang melaksanakan ibadah haji itu akan menyediakan gentong atau kendi yang terbuat dari tanah liat di depan rumahnya. Seperti yang dilakukan oleh Uniah (44), warga Desa Pangkalan, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Setiap harinya, Uniah menyediakan gentong yang telah diisi air minum. Gentong tersebut diletakan di depan rumahnya. Adanya gentong berisi air minum itu menunjukkan bahwa salah seorang keluarga dari Uniah tengah berangkat ke Tanah Suci.

Uniah mengatakan sejak Sabtu (27/7) gentong berisi air minum sudah diletakan di depan rumahnya. Tradisi Gentongan, lanjut Uniah, dilakukan saat salah seorang dari pihak keluarganya mulai diberangkatkan ke Tanah Suci.

“Yang ibadah haji itu ibu saya, namanya Arsih (73). Ibu berangkatnya Minggu (28/7) kemarin, gentong ditaruh di depan sehari sebelum ibu diberangkatkan,” kata Uniah saat ditemui detikTravel di kediamannya, Senin (30/7/2018).

Hari ini, merupakan hari ketiga Uniah mengisi air ke dalam gentong. Di samping gentong disediakan pula gelas air minum. Uniah mengatakan setiap orang dipersilahkan untuk meminum air yang ada di gentong tersebut.

Lebih lanjut, Uniah mengatakan tradisi Gentongan sudah dijalankan secara turun temurun setiap ada orang yang melaksanakan ibadah haji. “Sudah dari dulu ada. Diniati sebagai sedekah kepada orang yang haus, yang ingin minum. Tujuannya agar yang sedang ibadah haji rasanya tetap adem, tidak kepanasan saat menjalankan ibadah haji,” kata Uniah.

Selain tradisi Gentongan, kata Uniah, pihak keluarga juga menggelar pengajian secara rutin untuk mendoakan orang yang tengah menjalankan ibadah haji.

Sementara itu, Artiyem (53) salah seorang warga Desa Pangkalan mengatakan warga desanya selalu melaksanakan tradisi Gentongan setiap ada orang yang melaksanakan ibadah haji. Bagi warga yang meminum air dalam gentong tersebut, kata Artiyem, diyakini mendapatkan berkah dari orang yang sedang beribadah haji.

“Ya biar dapat berkahnya, syukur-syukur bisa ketularan. Bisa naik haji juga. Siapa saja boleh minum,” kata Artiyem usai meminum air dalam gentong.

Nah, jadi kalau traveler sedang menjelajah Cirebon pada saat musim haji, dan melihat gentong air di depan rumah warga, nah boleh tuh minta minum gratis dari empunya rumah. Sungguh tradisi yang menarik ya!

DETIK

Jemaah Haji, Jangan Sentuh dan Selfie dengan Unta

Madinah – Badan Layanan Haji (Mutawif) untuk Asia Tenggara mengeluarkan larangan keberadaan unta dan larangan menjual susu unta di Mekah, Masyair, dan sekitarnya, selama musim haji. Ini penjelasannya.

Konjen RI Jeddah, M Hery Saripuddin, mengatakan imbauan yang beredar itu menyangkut higienitas dan keamanan jemaah haji. Sebab, unta dikenal menjadi inang dari virus MERS-CoV.

“Imbauan dari pemerintah agar yang untuk yang beribadah, jangan deket-dekat lah dengan unta. Jangan minum susu unta menyangkut kebersihannya,” ujar Hery dihubungi melalui sambungan telepon beberapa hari lalu.

Hery menilai jemaah harus menahan diri untuk tidak menyentuh unta. Meski, hewan khas padang pasir yang menjadi ikon Negeri Petro Dollar ini tidak dapat ditemui di Indonesia.

“Kalau nggak penting-penting amat ngapain sih,” ujar dia.

Hery menambahkan memegang unta bukan merupakan rukun ibadah haji. “Tidak mengganggu kemabruran seseorang jika tak menyentuh unta,” ucap dia.

Imbauan untuk menjauhi unta telah disosialisasikan kepada jemaah haji. Selain mendekati, jemaah diimbau agar tak berswafoto dengan unta.

“TKHI harus memantau jangan ada yang selfie dengan unta karena kami masih cukup harus waspada. Saya harap datang 392 dan pulang 392 juga, sehat dan insyaallah ibadah hajinya mabrur,” kata Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dr. Kuwat Hudoyo, Rabu, (18/7/2018)

DETIK

Rasulullah Memperlama Sujud karena Dinaiki Cucu

MASIH dalam bab salat dengan cucu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memperlama sujudnya, karena ada cucunya yang naik ke atas punggungnya.

Dari Syaddan Al-Laitsi radhiyallahuanhu berkata,

“Rasulullah keluar untuk salat di siang hari entah zuhur atau ashar, sambil menggendong salah satu cucu beliau, entah Hasan atau Husain. Ketika sujud, beliau melakukannya panjang sekali. Lalu aku mengangkat kepalaku, ternyata ada anak kecil berada di atas punggung beliau. Maka aku kembali sujud. Ketika Rasulullah telah selesai salat, orang-orang bertanya,

“Ya Rasulullah, Anda sujud lama sekali hingga kami mengira sesuatu telah terjadi atau turun wahyu”. Beliau menjawab, “Semua itu tidak terjadi, tetapi anakku (cucuku) ini menunggangi aku, dan aku tidak ingin terburu-buru agar dia puas bermain. (HR. Ahmad, An-Nasai dan Al-Hakim)

Hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah itu tetap masih punya kontak dengan dunia luar, sehingga cucunya yang asyik main kuda-kudaan di atas punggungnya pun diberi kesempatan memuaskan hasratnya, sambil beliau tetap menunggu dengan posisi bersujud.

Kalau orang menyangka bahwa khusyu’ itu harus melakukan perenungan dan kontemplasi, tidak mungkin memperlama sujud karena memberi kesempatan anak naik ke atas punggungnya.

INILAH MOZAIK

Jemaah Haji, Barang Berharga Simpan Saja di Safety Box Hotel

Mekah – Untuk menghindari kerawanan selama di luar hotel, jemaah haji diminta untuk membawa uang seperlunya saja. Jemaah haji bisa memanfaatkan safety box yang ada di tiap-tiap kamar hotel.

“Setiap kamar ada safety box. Ada. Satu kamar satu. Jadi dipakai bersama,” ujar Direktur Layanan Luar Negeri Kemenag, Sri Ilham Lubis, dalam perbincangan di wilayah Syisyah, Mekah, Selasa (31/7/2018).

Safety box dalam kamar hotel tersebut merupakan bagian dari fasilitas yang disediakan hotel ke jemaah haji. Jemaah haji bisa berkoordinasi atau janjian dengan jemaah lainnya yang tinggal sekamar mengenai penggunaan safety box tersebut, termasuk nomor pin yang digunakan.

Begitu juga dengan saat di pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina. Jemaah tak perlu membawa uang dan barang berharga agar bisa fokus melaksanakan ibadah.

“Atau untuk di Mekah kalau tidak mau menyimpan di safety box, bisa ke maktab. Jadi kami anjurkan kalau ada uang barang Arafah, nggak usah dibawa ke Arafah dan Armina, barang berharga titipkan ke Maktab pakai tanda terima. Ini paling aman,” kata Sri.

Jemaah haji memang selalu diimbau untuk bisa menjaga diri. Di Madinah, call center Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menerima aduan ada dua jemaah haji Indonesia yang menjadi korban penjambretan. Namun dua perempuan yang di dalam aduan itu disebut sebagai korban, belum memberikan laporan resmi.

DETIK

Sepekan Kedepan, Tanah Suci Diperkirakan Dilanda Hujan Disertai Petir, Jamaah Diimbau Waspada

MADINAH – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Arab Saudi memprediksi pada 27 Juli hingga sepekan ke depan, tanah suci akan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

Staf Informasi, Sosial, dan Budaya Fauzi Husni, mengatakan menurut prediksi hujan disertai petir akan melanda kawasan tanah suci baik di Makkah dan Madinah.

Karena itu, ia meminta kepada jamaah Indonesia agar berhati-hati dan mewaspadai perubahan cuaca selama beribadah.

“Mohon waspada, biasanya ramalan BMKG Arab Saudi akurat,” ujar Fauzi Husni dalam pesan singkat kepada wartawan di Madinah

Sementara, Koordinator Tim Promotif/Preventif Tim Kesehatan KKHI Madinah Dian Shinta mengatakan, terkait potensi badai dan hujan deras beberapa hari mendatang, diimbau agar jamaah tetap menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yg meliputi payung, sandal, kantong/plastik sandal, kacamata, masker, dan botol spray berfungsi ganda dengan lengkap saat keluar dari pondokan.

“Perubahan cuaca, suhu, maupun kelembaban ekstrim seringkali berdampak pada kekebalan tubuh Kita. Oleh karena itu jemaah diimbau agar makan tepat waktu dan mengatur waktu istirahat,” ujarnya.(muf)

OKEZONE

Ini Tips Aman Menggunakan Ponsel di Tanah Suci

Para jamaah dan petugas haji pada tahun ini menghadapi suhu yang panas di Arab Saudi. Dengan suhu yang tinggi mencapai 50 derajat celcius ini, membuat para jamaah haji harus lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan.

Jamaah haji juga ada yang membawa alat telekomunikasi seperti ponsel pintar. Dengan menggunakan ponsel pintar, jamaah memanfaatkannya untuk berkomunikasi atau mengabadikan gambar.

Namun teriknya matahari ditambah suhu panas membuat handset menjadi semakin panas. Salah satu jamaah mengalami error pada iPhone yang ia gunakan untuk merekam gambar atau foto.

Teriknya matahari dengan temperatur 50 derajat celcius bukan suhu yang biasa dirasakan oleh penduduk di Tanah Air, yang saat ini ada di kisaran 30 derajat Celcius.

Ponsel yang dipakai oleh jamaah haji bisa berpotensi mengalami gangguan bila dipakai untuk aktivitas yang mungkin memacu performa ponsel untuk bekerja lebih berat. Hal ini seperti yang dialami salah satu jamaah haji, yang kedapatan iPhone-nya menjadi bermasalah.

Untuk sementara ini ditemukan ponsel yang error dari perangkat iPhone, sementara ponsel dengan OS Android belum ditemukan masalah.

Untuk itu, bagi Anda yang saat ini berada di Tanah Suci dengan suhu yang tinggi agar lebih berhati-hati menggunakan ponsel. Bila ponsel terasa semakin panas, sebaiknya mengistirahatkan perangkat dan tidak memainkan atau menjalankan aktivitas yang membuat handset bekerja lebih berat.

OKE ZONE

Jamaah Haji Harus Makan Sebelum Keluar Kamar

Kepala Seksi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) meminta jamaah haji gelombang dua di Madinah makan dan minum dahulu sebelum beraktivitas di luar kamar.

“Jamaah dari Makkah sudah kelelahan usai ritual haji. Harus makan dan minum sebelum keluar kamar sebagai antisipasi kelelahan agar penyakitnya tidak tercetus,” katanya saat menyambut kedatangan jamaah SUB 44 yang datang, Selasa (12/9).

Suhu udara di Madinah berkisar antara 40 hingga 42 derajat Celsius sehingga terpapar udara yang cukup panas. Dia mengimbau jamaah ketika keluar kamar sudah membawa bekal air minum, membawa semprotan air, payung dan memakai masker.

Pada penerimaan jamaah haji gelombang dua ini, menurutnya, petugas dari Tim Promotif Preventif (TPP) lebih konkrit melakukan propaganda pada jamaah haji. Contohnya, petugas TPP menyediakan masker, sandal dan membawa semprotan air sebagi antisipasi jika jamaah lupa membawanya.

Dia menambahkan telah ada pemetaan jamaah yang risti (berisiko tinggi). Petugas kesehatan harus mengetahui di kamar berapa saja jamaah yang risti sehingga jika terjadi kondisi darurat, petugas bisa cepat menangani.

“KKHI siap melayani. Kita berharap jamaah sehat semua,” ujar Edi.

Jamaah haji gelombang dua mulai berdatangan dari Makkah ke Madinah sejak Selasa (12/9). Kedatangan jamaah akan berlangsung hingga 21 September.

Selama di Madinah, jamaah melaksanakan shalat arbain atau shalat fardhu selama 40 waktu tanpa terputus di Masjid Nabawi. Selain melakukan arbain, jamaah juga berziarah ke Makam Rasulullah (Raudhah), Masjid Quba, Pemakaman Syuhada Uhud, Pemakaman Baqi dan lokasi lain.

 

REPUBLIKA

Kunjungan Malaikat Maut 70 Kali dalam Sehari

BETAPA sering malaikat maut melihat dan menatap wajah seseorang, yaitu dalam waktu 24 jam sebanyak 70 kali. Seandainya manusia sadar hakikat tersebut, niscaya dia tidak akan lupa untuk mengingat mati.

Tetapi oleh karena malaikat maut adalah makhluk gaib, manusia tidak melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyadari apa yang dilakukan oleh Malaikatul maut.

Coba kita lihat 1 hari=24 jam=1440 menit. 1440 menit/70 kali malaikat melihat kita=20.571 menit, itu berarti Sang pencabut nyawa menziarahi kita setiap 21 menit.

Hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas bahwa Rasulullah bersabda:

“Bahwa malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenungi wajah seseorang, didapati orang itu sedang bergelak-ketawa. Maka berkata Izrail: Alangkah herannya aku melihat orang ini, padahal aku diutus oleh Allah untuk mencabut nyawanya kapan saja, tetapi dia masih terlihat bodoh dan bergelak ketawa.”

Seorang sahabat pernah bertanya: “Wahai Rasululloh, Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?” Rasulullah menjawab: “Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling: baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.” {HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy)

Semoga bisa menjadi asbab hidayah. [AllAboutIslam]

 

INILAH MOZAIK