Jangan Putus Asa ketika Melihat Kerusakan di Tengah Masyarakat

Menjadi kewajiban kita untuk tidak berputus asa ketika berusaha melakukan perbaikan di tengah-tengah masyarakat. Meskipun kita melihat terdapat berbagai jenis kerusakan di tengah-tengah mereka. Bagaimanapun, kebatilan haruslah dilawan dengan kebenaran (al-haq). Allah Ta’ala berfirman,

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوّاً مِّنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِياً وَنَصِيراً

Dan seperti itulah, telah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong” (QS. Al-Furqan [25]: 31).

Orang-orang yang menyimpang akan selalu berusaha untuk menyesatkan manusia dan menyembunyikan kebenaran dari kaum muslimin. Sehingga kaum muslimin pun buta, manakah kebenaran dan manakah kebatilan. Akan tetapi, Allah Ta’ala menjanjikan,

وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِياً

“Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk (hidayah).”

Yaitu, ketika musuh-musuh para Nabi berusaha untuk menyesatkan kalian.

وَنَصِيراً

“dan Penolong.”

Yaitu, ketika musuh-musuh para Nabi berusaha untuk merintangi dari jalan kebenaran.

Oleh karena itu, kita tidak boleh berputus asa. Kita hendaknya terus membesarkan jiwa dan berusaha, karena sesungguhnya akhir yang baik itu akan bersama dengan orang-orang yang bertakwa.

Lihatlah bagaimana kesabaran Nabi yang luar biasa dan juga harapan yang tinggi ketika berdakwah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jauh melihat ke depan, bahkan ketika beliau mendapatkan penolakan dan gangguan luar biasa dari kaumnya. Yaitu pada hari ketika beliau pulang dari Thaif, ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendakwahi penduduk Thaif untuk menuju Allah Ta’ala, namun mereka menolak dakwah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kisah selengkapnya adalah sebagaimana hadis berikut ini.

Dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘anhu, istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bercerita kepadanya bahwa dia pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apakah baginda pernah mengalami peristiwa yang lebih berat dari kejadian perang Uhud?”

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,

“Sungguh aku sering mengalami peristiwa dari kaummu. Dan peristiwa paling berat yang pernah aku alami dalam menghadapi mereka adalah ketika peristiwa Al-‘Aqabah. Saat aku menawarkan diriku kepada Ibnu ‘Abdi Yalil bin ‘Abdu Kulal agar membantuku, namun dia tidak mau memenuhi keinginanku. Hingga akhirnya aku pergi dengan wajah gelisah dan aku tidak menjadi tenang kecuali ketika berada di Qarnu Ats-Tsa’aalib (Qarnu al-Manazil). Aku mendongakkan kepalaku. Ternyata aku berada di bawah awan yang memayungiku, lalu aku melihat ke arah sana dan ternyata ada malaikat Jibril yang kemudian memanggilku seraya berkata, “Sesungguhnya Allah mendengar ucapan kaummu kepadamu dan apa yang mereka timpakan kepadamu. Dan Allah telah mengirim kepadamu malaikat gunung yang siap diperintah apa saja sesuai kehendakmu.” Maka malaikat gunung berseru dan memberi salam kepadaku kemudian berkata, “Wahai Muhammad.” Dia berkata, “Apa yang kamu inginkan katakanlah. Jika kamu kehendaki, aku timpakan kepada mereka dua gunung ini.”

Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

“Tidak. Bahkan aku berharap Allah akan memunculkan dari anak keturunan mereka orang yang menyembah Allah satu-satunya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun” (HR. Bukhari no. 3231).

Oleh karena itu, hendaklah kita senantiasa bersabar dan berusaha, terus memupuk harapan, bahwa masyarakat kaum muslimin akan sedikit demi sedikit mengalami perbaikan. Wallahu Ta’ala a’alam.

[Selesai]

***

Penulis: dr. M. Saifudin Hakim, MSc., PhD.

Artikel: Muslim.or.id

Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber di Instagram

Syekh Ali Jaber meninggal dunia di RS Yarsi, Jakarta, pada Kamis (14/1) pagi.

Semasa hidupnya, Syekh Ali Jaber aktif memanfaatkan media sosial untuk berdakwah. Unggahan rekaman video terakhirnya di akun Instagram @syekh.alijaber memuat ajakan untuk mematuhi protokol kesehatan.

“Mari kita jaga diri dan jaga kesehatanmu melalui gerakan 3M mudah2an semua jamaah baik2 saja dan selalu dalam lindungan Allah lahir batin aamiin alfatihah #3m #protokolkesehatan #bnpb #polri #damaiindonesiaku,” tulis Syekh Ali Jaber dalam keterangan videonya pada tiga pekan lalu, tepatnya 20 Desember 2020.

Video tersebut diberi judul “Mari Jaga Iman, Imun, Aman”. Apa isi pesan Syekh Ali saat itu?

https://www.instagram.com/p/CJAHr7yBPGx/

“Assalamualaikum… Saya Ali Jaber mendukung penuh gerakan protokol kesehatan dan sinergi dengan pemerintah kita untuk menjaga 3M: memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.”

“Ini saatnya kita setop penyebaran Covid-19. Sudah cukup banyak yang jatuh sakit gara-gara corona ini. Mari kita bersama-sama bersatu merapatkan saf kita untuk mencegah negeri kita dari bahaya penyakit ini, yang sudah cukup menyebar di mana-mana.”

“Mari kita sama-sama menjauhi dari keramaian, kerumunan, dan kita menjaga iman, imun, dan insya Allah kita bersama aman, sejahtera, damai, aamiin ya rabbal alamin. Semoga selalu kita sehat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Saya Ali Jaber, wassalamualaikum wr wb.”

Ketua Yayasan Syekh Ali Jaber, Habib Abdurrahman Al-Habsyi, mengonfirmasikan kabar duka berpulangnya ulama asal Madinah, Arab Saudi, yang telah menjadi warga negara Indonesia (WNI) tersebut pada Kamis (14/1).

“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, telah wafat Syekh Ali Jaber, saya sedang menuju RS Yarsi Jakarta Pusat,” ujar dia kepada Republika.co.id.

Syekh Ali Jaber sempat dikabarkan telah negatif Covid-19 dan semakin menunjukkan perkembangan yang baik dalam perawatan di rumah sakit. Syekh Ali Jaber dirawat intensif karena Covid-19 sejak 29 Desember 2020.

KHAZANAH REPUBLIKA

Syekh Ali Jaber Dai Asal Madinah yang Cinta Indonesia Tutup Usia

Syekh Ali Jaber dai asal Madinah yang cinta Indonesia dikabarkan meninggal dunia pagi ini. Kabar tersebut disampaikan oleh Ustadz Yusuf Mansur, sahabat karib Syekh Ali Jaber. “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, kita semua berduka, Indonesia berduka, Syekh Ali berpulang ke rahmatullah jam 8.30 pagi tadi di rumah sakit Yusuf Mansur,” terang dai interprener di Instagramnya.

Syekh Ali Jaber terinveksi covid-19 sejak akhir Desember 2020. Ia mendapat perawatan di rumah sakit. Sempat membaik, namun kondisinya kesehatannya semakin menurun setelah dirawat sekitar 16 hari. “Insya Allah beliau syahid,” doa Yusuf Mansur.

Dai Asal Madinah

Jauh sebelum peristiwa ini, saya teringat ketika di awal-awal beliau tinggal di Indonesia. Saya sudah mulai mengenalnya lewat televisi. Waktu saya masih bersekolah di Aliyah (sekitar tahun 2008-2010), sekolah kami pernah mendapatkan undangan untuk kegiatan QIyamul lail di bulan ramadan di salah satu masjid ternama di Jakarta. Syekh Ali Jaber waktu itu didaulat sebagai dai. Waktu itu, bahasa Indonesianya belum selancar sekarang.

Beliau bernama lengkap Ali Saleh Mohammed Ali Jaber, lahir di Madinah 3 Februari 1976. Ia lahir dari keluarga yang yang sangat kuat dalam pendidikan agama. Seperti dikutip dari Wikipedia, ayahnya yang mendidikan langsung anak-anaknya untuk belajar Al-Quran dan shalat. Tak segan, ayahnya akan memarahinya jika tidak mau belajar Al-Quran. Belakangan, beliau menyadari belajar Al-Quran penting untuk dirinya sendiri dan akhirnya di usia 11 tahun, beliau sudah hafal Al-Quran.

Pendidikannya sepenuhnya diselesaikan di Arab Saudi. Setelah lulus Aliyah, beliau terus mendalami Al-Quran dengan tokoh dan ulama ternama di Arab Saudi. Mengutip dari situs viva.co.id, diantara guru-gurunya adalah Syekh Muhammad Husein Al Qari’ (Ketua Ulama Qira’at di Pakistan), Syekh Said Adam (Ketua Pengurus Makam Rasulullah), Syeikh Khalilul Rahman (Ulama Alquran di Madinah dan Ahli Qiraat), Syekh Khalil Abdurahman (seorang ulama ahlul Quran di Kota Madinah), Syeikh Abdul Bari’as Subaity (Imam Masjid Nabawi dan Masjidil Haram), Syekh Prof. Dr. Abdul Aziz Al-Qari’ (Ketua Majelis Ulama Percetakan Al-Qur’an Madinah dan Imam Masjid Quba),  dan Syekh Muhammad Ramadhan (Ketua Majelis Tahfidzul Qur’an di Masjid Nabawi)

Menjadi Warga Negara Indonesia

Di tahun 2008, Syekh Ali Jaber tiba di Indonesia dan mulai berdakwah pertama kalinya di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia pun menikah dengan gadis asal Lombok bernama Umu Nadia, dan telah dikaruniai anak bernama Hasan. Ketika mulai berdakwah di Lombok, ia mulai menjadi Imam Shalat, guru hafalan Al-Quran, dan Khatib di Masjid Agung Al-Muttaqin Cakranegara, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Ia mulai berdakwah di Jakarta, pertama kali ketika diminta menjadi Imam Shalat Tarawih di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Ia juga diminta menjadi pembimbing tadarus Al-Quran dan Imam Shalat Id di masjid tersebut.

Kehadirannya di ibukota, mendapatkan sambutan hangat. Dengan hafalan Al-Quran, penyampaiannya yang sering mengutip Al-Quran dan hadis, serta bahasa yang halus, ia mulai sering berdakwah di berbagai tempat di Indonesia. Ia bahkan sempat mendapatkan penghargaan dari Presiden ke-5 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. Di tahun 2011, ia mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.

Syekh Ali Jaber dan Dinamika Muslimin Indonesia

Beberapa tahun terakhir, Syekh Ali Jaber dai asal Madinah ini makin dekat dengan aktivitas dan dinamika keagamaan umat muslim di Indonesia. Saat ini ia memiliki Yayasan bernama Yayasan Syekh Ali Jaber di Jatinegara, Jakarta Timur yang mendidik anak-anak untuk menghafal Al-Quran dan travel haji umroh. Syekh Ali Jaber pun mulai aktif berceramah di media televisi, bahkan sempat bermain film religi berjudul Surga Menanti (2016). Salah satu pemainnya adalah Syakir Daulay.

Di televisi, beliau menjadi juri acara kompetisi menghafal Al-Quran untuk anak-anak di RCTI, Hafiz Indonesia. Dalam amatan penulis, ini adalah lomba menghafal Al-Quran pertama yang diformat seperti kompetisi lainnya yang disiarkan rutin di TV. Model seperti ini juga melengkapi kompetisi bertemakan keislaman yang lebih dahulu disiarkan di televisi semisal Dai Cilik (Pildacil) dan lomba berceramah untuk tingkat dewasa seperti DAI (dakwah TPI) yang disiarkan lebih dulu. Kiprah lainnya di televisi adalah di acara Damai Indonesiaku, yang disiarkan langsung oleh TV One.

Boleh jadi karena dekatnya ia dengan popularitas di televisi, ia dengan mudah beradaptasi dengan selebritas di Indonesia. Ia misalnya memiliki akun Youtube yang dikelola secara baik. Maksud “baik” yang penulis ingin sampaikan disini, misalnya ia secara kreatif membuat video untuk tema-tema tertentu, tidak selalu berdakwah meskipun dakwah adalah konsen utama kontennya. Ia misalnya pernah membuat video cara memasak Nasi Kebuli. Di era Youtube ini juga, ia sempat muncul di konten Youtube Raffi Ahmad da Nagita Slavina, ketika ia diminta menjadi Imam Shalat Tarawih di rumah Raffi.

Terkait Islam dan Politik, salah satu tema yang mulai banyak diperbincangkan kembali khususnya pasca kasus Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, Syekh Ali Jaber memang terlihat dekat dengan mereka yang sering dikategorikan sebagai pengusung Islam Politik. Ia misalnya terlihat, bahkan sempat mendapatkan sorotan media, karena sedikit mengalami insiden dalam kegiatan aksi 212 di tahun 2017 lalu. Tapi, sepengetahuan penulis, ia bukan sosok yang sangat meledak-ledak layaknya Habib Rizieq misalnya. Namun, sepengetahuan penulis, ia tidak pernah misalnya, sangat sering, mengkritik atau bernada sumir terhadap negara secara terbuka.

Dalam kasus Covid-19 saat ini, ia pernah terlihat muncul dalam salah satu siaran langsung di kantor BNPB untuk membaca doa. Ia juga aktif mendorong masyarakat untuk tidak ke masjid dahulu di awal-awal terjadi pandemi ini.

Pasca kasus penusukannya kemarin, Mahfud MD, Menkopolhukam, menunjukkan dukungan terbuka agar kasus penusukan Syekh Ali Jaber segera diusut dan menyatakan dukungannya karena Syekh Ali Jaber kerap membantu pemerintah dalam Amar Makruf Nahi Munkar dalam kerangka Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam).

BINCANG SYARIAH

4 Tanda Ini Bukti Allah SWT Murka kepada Seorang Hamba

Seorang Muslim bisa terjebak pada empat keadaan berikut ini yang membuatnya tidak sadar bahwa itu sebetulnya adalah wujud kemurkaan Allah SWT pada dirinya. 

Apa saja empat hal itu? Berikut ini adalah empat bentuk kemurkaan Allah SWT sebagaimana dilansir dari laman Mawdoo.

Pertama, penyebab datangnya kebencian di muka bumi itu ialah karena perbuatan buruk atau pelanggaran yang dilakukan seorang hamba, hingga perbuatan tersebut menjadi gunjingan banyak orang atau orang lain merasakan dampaknya.

Hal ini didasarkan pada hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari jalur Abu Hurairah RA. Nabi SAW bersabda: 

إنَّ اللهَ، إذا أحبَّ عبدًا، دعا جبريلَ فقال: إنِّي أحبُّ فلانًا فأحِبَّه. قال فيُحبُّه جبريلُ. ثمَّ يُنادي في السَّماءِ فيقولُ: إنَّ اللهَ يُحبُّ فلانًا فأحِبُّوه. فيُحبُّه أهلُ السَّماءِ. قال ثمَّ يُوضعُ له القَبولُ في الأرضِ. وإذا أبغض عبدًا دعا جبريلَ فيقولُ: إنِّي أُبغِضُ فلانًا فأبغِضْه. قال فيُبغضُه جبريلُ. ثمَّ يُنادي في أهلِ السَّماءِ: إنَّ اللهَ يُبغِضُ فلانًا فأبغِضوه. قال فيُبغِضونه. ثمَّ تُوضعُ له البغضاءُ في الأرضِ

“Apabila Allah SWT mencintai seorang hamba-Nya, Dia memanggil Jibril bahwa sesungguhnya Allah SWT mencintai si Fulan, maka cintailah dia. Maka jibril mencintai hamba itu lalu Jibril berseru kepada penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai si Fulan, maka cintailah dia. Maka seluruh penduduk langit mencintai hamba itu, kemudian orang itu pun dijadikan bisa diterima oleh penduduk bumi.”

Kedua, wujud kemurkaan Allah SWT pada seorang hamba, yaitu hamba tersebut cenderung terus berada dalam cintanya kepada sesuatu yang dibenci Allah SWT, sama seperti saat dia membenci apa yang dicintai Allah SWT.

Ketiga, hamba tersebut selalu berada dalam kesesatan, ketidaktaatan dan dosa, dan bergerak di antara dosa dan dosa. Hamba ini tidak bertobat dari semua hal buruk itu dan mati untuknya.

Keempat, tanda Allah SWT murka pada seorang hamba, yaitu hamba tersebut lalai dalam melaksanakan sholat wajib, tidak menjaganya atau melaksanakannya. 

Ini bentuk kelalaian dalam melaksanakan sholat lima waktu. Hak-hak Allah SWT dan hamba-hamba-Nya pun lenyap, sehingga menjadi tidak peduli terhadap nasib di dunia dan akhirat.

KHAZANAH REPUBLIKA

Laki-laki Memakai Kalung Emas, Apakah Boleh?

Umumnya, kalung yang terbuat dari emas dipakai oleh kalangan perempuan. Jarang kita menjumpai laki-laki yang memakai kalung emas. Namun bagaimana jika ada laki-laki yang memakai kalung emas, apa hukumnya dalam Islam?

Menurut para ulama, laki-laki tidak boleh memakai perhiasan atau aksesoris yang terbuat dari emas, baik berupa kalung, gelang, cincin, dan lain sebagainya. Semua ulama sepakat, baik dari kalangan ulama Malikiyah, Syafiiyah, Hanafiyah dan Hanabilah, mengenai keharaman laki-laki memakai perhiasan yang terbuat dari emas.

Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Tuhfatul Muhtaj bi Syarh Al-Minhaj berikut;

ويحرم على الرجل والخنثى حلي الذهب ولو في ألة الحرب

Dan haram bagi laki-laki dan khunza (bencong) memakai perhiasan emas, meskipun dalam peralatan perang.

Terdapat beberapa hadis yang dijadikan dasar oleh para ulama mengenai keharaman laki-laki memakai perhiasan yang terbuat dari emas ini. Di antaranya adalah hadis riwayat Imam Al-Nasai, dari Ali bin Abi Thalib, dia berkata;

إن نبي الله -صلَّى الله عليه وسلم- أخذَ حريراً فجعلَه في يمينه، وأخذ ذهباً فجعله في شِمَالِه، ثم قال: إنَّ هذينِ حَرَامٌ على ذُكُورِ أُمَّتي

Nabi Saw mengambil sutera dan diletakkan di tangan kanannya, lalu mengambil emas dan diletakkan di tangan kirinya, kemudian beliau bersabda; Sesungguhnya keduanya ini haram bagi laki-laki dari umatku.

Juga berdasarkan hadis riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Abbas, dia berkata;

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ فِي يَدِ رَجُلٍ فَنَزَعَهُ فَطَرَحَهُ وَقَالَ يَعْمِدُ أَحَدُكُمْ إِلَى جَمْرَةٍ مِنْ نَارٍ فَيَجْعَلُهَا فِي يَدِهِ فَقِيلَ لِلرَّجُلِ بَعْدَ مَا ذَهَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُذْ خَاتِمَكَ انْتَفِعْ بِهِ قَالَ لَا وَاللَّهِ لَا آخُذُهُ أَبَدًا وَقَدْ طَرَحَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Rasulullah Saw pernah melihat sebuah cincin emas di tangan seorang laki-laki. Lalu beliau mencopot cincin tersebut dan langsung melemparnya seraya bersabda; Salah seorang di antara kalian menginginkan api neraka dan meletakkannya di tangannya? Setelah Rasulullah Saw pergi, seseorang berkata kepada laki-laki itu; Ambilah cincin itu untuk kamu ambil manfaat darinya. Lelaki tersebut menjawab; Tidak, demi Allah, aku tidak akan mengambil cincin itu selamanya, karena cincin itu telah dibuang oleh Rasulullah Saw.

BINCANG SYARIAH

Usia Sudah Lanjut, Bagaimana Memulai Hapalkan Quran?

Assalamu alaikum WrWb

Ustadz yang dihormati…

Saya baru sadar dan insyaf,  ingin juga menghapal Quran  tapi usia sudah terlanjur sepuh.

Mau tanya aja,   gimana cara menghapal Quran bagi manula.. Apa perlu dari arti ayatnya atau gimana baiknya? Agar hapal Mudah dengan metode yg mudah juga…

Dodi ciputat banten

Wa alaikum salam Pak Dodi yang insyaAllah dirahmati Allah SWT.

Menghafal al quran untuk manula adalah bukan suatu hal yang teramat  sulit , bukan suatu yang mustahil, dan bisa dicapai.

Kita tidak boleh membiarkan sugesti-sugesti dan mindsets negatif menguasai pikiran kita, yang nantinya akan berdampak kepada kepesimisan yang berujung kegagalan.

Tentunya, cara menghafal seorang manula tak bisa sama dengan para pemuda atau usia muda, ia memiliki kiat-kiat dan metodenya tersendiri.

Kalau ingin saya analogikan, metode menghafal al quran di masa tua itu  , untuk kemudahannya,  seperti metode menghafal quran di masa usia dini, ia butuh perhatian dan perlakuan khusus.

Adapun kiat-kiatnya adalah sebagai berikut:

[  ] Memperbanyak menyimak Murottal Al-Quran. Salah satu cara termudah untuk menghafal al quran, semakin sering kita dengar, maka memori di otak kita pun akan menangkapnya dan menyimpannya secara reflek.

[  ] Memulai dari surat-surat yang pendek, selain mudah dihafal, ini juga dapat membangkitkan semangat moral untuk menghafal lebih jauh lagi.

[  ] Memperbanyak Tilawah mandiri, pasang target bapak dan upayakan agar selalu bisa mencapainya, cara ini juga bermanfaat agar lisan kita senantiasa terbiasa membaca ayat-ayat Al-Quran

[  ] Cari pendamping/asisten, tentunya dengan mendapat bantuan dari teman/relasi kita,  proses menghafal pun akan menjadi lebih mudah, karena ada yang siap menyimak hafalan kita dan memperbaiki bacaan kita. Diutamakan seorang yang pintar memotivasi.

[  ] Jangan lupa murojaah, ia adalah merupakan hal pokok dalam aspek menjaga hafalan, dan tidak bisa ditinggalkan. Mengulang-ulang hafalan Al quran ini adalah cara untuk mengawetkan dan menguatkan ayat-ayat yang telah kita hafal sebelumnya. Alangkah lebih baik, jikalau kita targetkan sesuai dengan jumlah hafalan kita (2 halaman/hari contohnya)

Demikian adalah kiat-kiat untuk menghafal al quran di usia manula, semoga bermanfaat dan membawa berkah

والله أعلم بالصوّاب

(sebagian dikutip sufaraquran.com)

Ustadz Zidni TDN

At Jordania

ERA MUSLIM

Kebolehan Tidak Shalat Jumat Selama Penyebaran Covid-19 Masih Parah: Kata Quraish Shihab, Mufti Singapura, dan MUI

Prof. Quraish Shihab, mufasir kondang Indonesia ikut memberikan pandangannya terkait Corona dan anjuran melaksanakan shalat jumat serta shalat berjamaah di rumah terlebih dahulu. Kita tahu, beberapa hari belakangan, sejak jumlah pengidap virus yang disebut Covid-19 ini semakin bertambah, di berbagai belahan dunia para pemuka agama telah memutuskan untuk menganjurkan untuk menghentikan sementara shalat jumat agar penularan tidak makin parah. Diantara negara yang melakukan hal ini lebih dahulu adalah Singapura. Sementara, Arab Saudi sudah hampir satu bulan menutup kedatangan jamaah umrah dan membatasi kegiatan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Terakhir, Arab Saudi ikut melakukan lockdown (penutupan jalur keluar masuk wilayah) negara sementara waktu. Begitu juga di Mesir dan sejumlah negara Timur Tengah lainnya. Dewan Fatwa Mesir juga telah menfatwakan anjuran untuk melaksanakan shalat jumat di rumah bahkan larangan bagi yang sudah positif terinfeksi untuk datang ke tempat-tempat umum.

Prof. Quraish Shihab, selaku mufasir ternama di Indonesia ikut bersuara soal kebolehan tidak shalat jumat dalam kondisi seperti ini. Pernyataan sepanjang 1 menit ini disampaikan beliau dalam wawancara dengan putri beliau, Najwa Shihab yang diunggah di akun Instagram pribadinya. Najwa Shihab yang juga founder Narasi.tv menyebutkan dalam caption kalau video selengkapnya akan diunggah juga.

“Nah, sekarang virus Corona. Semua sepakat menyatakan bahwa ia membahayakan jiwa manusia. Maka, ulama-ulama berfatwa tidak dianjurkan untuk mendatangi shalat-shalat jamaah bahkan shalat jumat. Dulu, pada zaman sahabat-sahabat Nabi Saw. pernah terjadi hujan lebat sehingga jalanan menjadi becek. Azan ketika itu dirubah redaksinya, pada kalimat “Hayya ‘ala as-Shalah”, kemudian diganti menjadi “shalatlah di rumah-rumah kalian” (Shollu fii Rihaalikum). Itu tidak berkaitan dengan berbahaya, tapi berkaitan dengan kesehatan dan kemudahan. Itu pandangan agama.”

Sementara itu, ketua MUI Jakarta K.H. Munahar Muchtar ikut menyampaikan pendapat yang senada. « Menangguhkan shalat jumat sementara selama dua minggu sudah sesuai dengan Fatwa MUI No. 14 Tahun 2020 ». Disampaikan bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyampaikan bahwa semua kegiatan rumah peribadatan ditunda selama dua pekan. Konsekuensinya bagi umat Islam, shalat Jumat ditiadakan selama dua pekan dan diganti dengan shalat zhuhur di rumah masing-masing. Keputusan ini diambil bersama dnegan Forkopimda dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB). Langkah ini diambil sebagai langkah bersama melindungi saudara sebangsa dengan meminimalisir semua kemungkinan penularan.

K.H. Munahar Muchtar menyampaikan, “atas nama MUI DKI Jakarta, pada umat Islam, pada para tokoh, para ulama agar supaya menunda setiap kegiatan yang sifatnya berjamaah baik di masjid, majlis taklim, dan tempat-tempat lainnya dalam rangka melindungi warga Jakarta”.

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) DKI Jakarta H. Makmum Al-Ayyubi di tempat yang sama meminta agar seluruh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid untuk merujuk fatwa MUI tersebut dengan menunda dulu semua kegiatan yang bersifat berjamaah di masjid, majlis taklim dan tempat-tempat lainnya.

Mufti Singapura Kritik Muslim yang Bilang “Hanya Takut Allah, Tidak Perlu Takut Virus”

Di Singapura, Mufti Singapura Dr. Naziruddin Mohd Nasir menyampaikan pesan yang mengkritik pandangan sebagian muslim yang mengatakan tidak perlu takut dengan adanya Covid-19, sehingga tidak masalah kita tetap mengadakan kegiatan keagamaan. Ia mengatakan seperti disampaikan di unggahan akun Instagram resmi Kantor Kemuftian Singapura,

I hear that some foreign religion organisers say that fear God more than viruses and therefore they continue with gatherings. This is not the time to be senseless and irresponsible. I would like to be absolutely clear. We fear Gof by being responsible human beings. We fear God by not causing harm to others. We do not fear God by being reckless and by ignoring safety precautions.

“Saya mendengar beberapa pemuka agama di luar negeri ada yang bilang kalau takut kepada Tuhan lebih utama dibanding takut kepada virus, dan selanjutnya mereka tetap meneruskan acara keagamaannya. Ini bukan saatnya jadi tidak peka dan tidak bertanggung jawab. Saya harus bersikap yang tegas soal ini. Kami takut Allah dengan menjadi manusia yang bertanggung jawab. Kami takut Allah dengan tidak membahayakan orang lain. Kami jadi tidak takut Allah ketika tidak berpikir panjang dan malah tidak berjaga-jaga dari dampak buruk.”

Seminggu sebelumnya, Singapura telah lebih dahulu memutuskan untuk menghentikan shalat jumat sementara dua minggu kedepan. Ini merupakan respon atas munculnya dua pasien positif Corona yang sempat mengikuti kegiatan Jamaah Tabligh di Malaysia. beberapa hari sebelumnya.

BINCANG SYARIAH

Kemana Akhir Perjalanan Kita?

Tidak diragukan lagi bahwa segala sesuatu pasti ada akhirnya. Allah Swt Berfirman :

كُلُّ مَنۡ عَلَيۡهَا فَانٖ – وَيَبۡقَىٰ وَجۡهُ رَبِّكَ ذُو ٱلۡجَلَٰلِ وَٱلۡإِكۡرَامِ

“Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal.” (QS.Ar-Rahman:26-27)

Ini adalah hal yang pasti. Tapi pertanyaan yang lebih penting adalah kemana akhir perjalanan kita? Kemana kah kita akan berpulang ?

Tentu kita semua telah mengetahui jawabannya secara jelas dan gamblang. Allah Swt berfirman :

كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ ثُمَّ إِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami, kamu dikembalikan.” (QS.Al-Ankabut:57)

Maka tak heran bila Rasulullah Saw seringkali berpesan agar kita selalu mengingat kematian.

أكثروا ذكر هادم اللذات

“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang menghancurkan segala kenikmatan (kematian).”

Para Ulama’ pun menjelaskan bahwa mengingat kematian itu memberikan manusia tiga hal :

1. Tidak menunda-nunda sesuatu.
2. Rela terhadap semua ketentuan Allah.
3. Selalu menyibukkan diri dengan ketaatan.

Karenanya setiap muslim harus selalu menyadari dan mengingat sesuatu yang paling pasti terjadi dalam hidupnya, yaitu kematian. Tidak ada yang lebih pasti dari kematian. Kita pun menyaksikannya setiap hari.

Mengingat kematian membuat kita mengingat akhirat. Membuat kita mengingat bahwa hidup di dunia sangatlah singkat dan kehidupan disana yang kekal.

Maka hal yang harus kita renungkan setiap hari adalah tempat berpulang kita nanti. Mengingat akhirat membuat kita terdorong untuk mempersiapkan diri menghadapi Hari Pertanggung Jawaban. Membekali diri menghadapi Hari Pembalasan.

Kita akan tutup kajian kali ini dengan beberapa pesan yang harus selalu kita ingat untuk menghadapi hari akhirat kelak.

1. Ingatlah tidak ada hak yang akan terabaikan. Kelak segala sesuatu akan kembali kepada pemiliknya. Orang tertindas akan kembali mendapatkan haknya dan orang yang dzalim akan mendapat balasannya.

2. Sediakan waktu setiap hari untuk kita bertafakur dan bermuhasabah diri.

3. Berhati-hati agar jangan sampai merampas hak orang lain.

4. Tenangkan hatimu karena Keadilan dan Kebijaksaaan Allah begitu sempurna sehingga yang terjadi kepadamu pasti adalah sesuatu yang terbaik.

Allah Swt tidak akan berlaku dzalim sebesar biji kecil pun. Semua akan diganjar dengan adil dan mendapat haknya masing-masing.

فَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ خَيۡرٗا يَرَهُۥ – وَمَن يَعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖ شَرّٗا يَرَهُۥ

“Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS.Az-Zalzalah:7-8)

Semoga bermanfaat…

KHAZANAH ALQURAN

Enam Juta Umat Muslim Lanjutkan Ibadah di Masjidil Haram

Kerajaan Arab Saudi sejak akhir 2020 memutuskan membuka kembali Masjidil Haram untuk beribadah bagi umat Muslim. Tidak hanya untuk umroh, kini masjid suci tersebut juga bisa digunakan untuk shalat berjamaah.

Sejak dibukanya kembali Masjidil Haram, Kepresidenan Umum Urusan Dua Masjid Suci menyebut pihaknya telah melayani jutaan umat Muslim. Terbaru, mereka mengumumkan memfasilitasi pelaksanaan ibadah kepada lebih dari enam juta jamaah.

Dilansir di Saudi gazette, Selasa (12/1), dalam sebuah keterangan pers, Kepresidenan mengatakan total 1.654.000 jamaah melakukan umroh dan 4.640.000 jamaah melakukan sholat berjamaah. Angka tersebut didapat selama periode 4 Oktober 2020 hingga 9 Januari 2021.

Tak hanya itu, Kepresidenan juga menyebut telah mengelola sekitar 800.000 jamaah umrah dan jamaah shalat selama pekan pertama liburan pertengahan tahun akademik yang berlangsung saat ini.

Pada tahap pertama dan kedua dimulainya kembali layanan umroh secara bertahap, jamaah haji domestik telah diizinkan melakukan umroh. Sementara itu, jamaah asing mulai diizinkan menunaikan umroh dan mengunjungi Dua Masjid Suci pada tahap ketiga, yang dimulai pada 1 November 2020.

Dua minggu sebelumnya, Kerajaan Saudi terpaksa kembali menutup perbatasan dan menghentikan penerbangan yang mengangkut jamaah umroh asing. Penutupan dilakukan setelah muncul berita terkait mutasi baru virus Covid-19.

Meski demikian, Sabtu (9/10) kemarin jamaah umroh asal Indonesia kembali tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz. Mereka merupakan gelombang pertama yang melanjutkan umroh sejak Saudi mencabut larangan penerbangan internasional.

Para peziarah disebut segera meninggalkan bandara dan menuju Makkah. Di kota ini, mereka menghabiskan tiga hari guna melaksanakan karantina wajib di akomodasi yang telah dipesan, sebelum menunaikan umrah.

Kebijakan karantina ini sejalan dengan tindakan pencegahan dan protokol kesehatan menghadapi virus Covid-19. Aturan tersebut ditetapkan oleh otoritas yang berwenang, sembari mengizinkan jamaah asing menunaikan ibadah umroh.

IHRAM

Mengenal Kakek dan Buyut Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Kaisar Romawi, Heraclius, pernah bertanya kepada Abu Sufyan tentang nasab Nabi Muhammad,

كَيْفَ نَسَبُهُ فِيكُمْ قُلْتُ هُوَ فِينَا ذُو نَسَبٍ‏.‏

“Bagaimana nasab laki-laki itu di kalangan kalian?” “Ia adalah seorang yang memiliki nasab terhormat”, jawab Abu Sufyan yang saat itu masih kafir. (al-Anwar fi Syama-il an-Nabi al-Mukhtar, Bab Alamat Nubuwatihi ﷺ, Hadits No:36).

Ya, Nabi kita Muhammad memang sosok yang komplit. Menarik penampilannya. Fasih tutur katanya. Mulia pergaulannya. Lembut tabiatnya. Tak pernah berdusta. Dan memiliki garis keturunan mulia. Sehingga pengakuannya sebagai Nabi tidak dituduh untuk cari tenar. Karena keluarganya sudah terkenal dengan keutamaan. Bukan untuk panjat sosial. Karena kedudukan sosialnya sudah tinggi sejak buyut-buyutnya. Tak ada celah bagi orang-orang untuk menolak apa yang ia sampaikan. Kecuali kesombongan.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki silsilah nasab mulia. Ayah, kakek, buyut, dan terus ke atas, masing-masing adalah tokoh dan pemuka di zamannya. Mereka semua menduduki tempat mulia di masyarakat Arab. Mereka dikenal dengan kebijaksanaan, keberanian, kepemimpinan, kedermawanan, dan se-abrek keutamaan lain. Berikut ini profil singkat dari kakek dan buyut Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Ma’ad

Ma’ad adalah seorang keturunan Nabi Ismail ‘alaihissalam yang ahli dalam pertempuran. Tidak satu pun perang yang ia ikuti, kecuali membawa kemenangan. Tak pernah ia merasakan kekalahan. Karena besarnya pengaruhnya dan kuatnya ketokohannya, ia sampai dikuniahi Abul Arab (bapaknya Arab).

Nizar

Nizar adalah seorang yang paling tampan di zamannya. Tak hanya modal ganteng saja, ia juga seorang yang paling menonjol kecerdasannya.

Mudhar

Secara bahasa, mudhar (مُضَر) maknanya madhir (مَاضِر). Artinya yang orang yang memberikan bahaya. Ia juga dikenal dengan ketampanannya. Setiap orang yang melihatnya pasti jatuh hati padanya. Mudhar adalah orang pertama yang menunggang unta sambil bernyanyi. Karena ia pemilik suara emas. Nyanyiannya bertujuan memberi semangat si onta yang sedang menempuh perjalanan di safar yang panjang. Di antara ucapan hikmah yang diriwayatkan darinya adalah “Sebaik-baik kebaikan adalah yang disegerakan. Persiapkan diri kalian menghadapi rintangannya. Dan alihkan dari hal-hal yang merusaknya. Karena pembatas antara kebaikan dan kerusakan hanyalah kesabaran.”

Ilyas

Bagi masyarakat Arab, kedudukan Ilyas seperti kedudukan Lukman al-Hakim. Seorang bijak yang dikisahkan dalam Alquran. Di antara ucapannya adalah “Siapa yang menanam kebaikan, ia akan memanen kebhagiaan. Siapa yang menanam keburukan, ia akan panen penyesalan.”

Fihr

Fihr dialah yang disebut Quraisy dan nenek moyang orang-orang Quraisy. Keturunan Nabi Ismail yang berada di atas Fihr, disebut Kinani (keturunan Kinanah). Sedangkan keturunan beliau yang lahir setelah Fihr disebut Quraisy. Semua kabilah-kabilah Quraisy, nasabnya bertemu pada dirinya. Fihr adalah seorang yang mulia lagi dermawan. Ia tidak menunggu orang datang untuk meminta kepadanya. Dialah yang mendatangi mereka, memeriksa kondisi, dan melihat siapa yang membutuhkan. Lalu ia cukupi kebutuhan mereka dengan hartanya. Di antara sahabat Nabi yang nasabnya bertemu dengan Nabi pada Fihr adalah Abu Ubaidah bin al-Jarrah radhiallahu ‘anhu.

Ka’ab

Ka’ab merupakan kakek keenam Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu. Ka’ab pernah mengumpulkan kaumnya di Hari Arubah. Hari yang penuh rahmat. Yaitu hari Jumat. Ia menyebut-nyebut tentang akan diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia berikan kabar pada kaumnya kalau nabi tersebut dari keturunannya. Tak lupa ia perintahkan agar kaumnya mengikuti nabi tersebut.

Murrah

Murrah adalah kakek keenam Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan kakek keenam juga dari Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu. Pada dirinya pula nasab Imam Malik rahimahullah bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Kilab

Nama sebenarnya adalah Hakim. Ada juga yang mengatakan Urwah. Namun ia dilaqobi dengan Kilab (yang artinya anjing) karena sering berburu dengan menggunakan anjing. Kilab merupakan kakek ketiga dari Ibu Nabi, Aminah binti Wahb. Pada Kilab-lah nasab ayah dan ibu Nabi Muhammad bertemu. Dialah yang menamai bulan-bulan Arab seperti yang kita kenal sekarang. Membuat pengaturan bulan menunjukkan kecerdasan. Kemudian dijadikan rujukan masyarakat Arab setelahnya menunjukkan kedudukan dan pengaruhnya yang kuat.

Qushay

Qushay dilahirkan pada tahun 400 M. Nama aslinya adalah Zaid. Ia digelari Mujammi’ (pemersatu) karena berhasil menyatukan kabilah-kabilah Quraisy di Mekah. Sebelumnya, kabilah ini tinggal terpisah-pisah. Mereka membentuk koloni-koloni kecil di puncak-puncak bukit. Kekuatan mereka pudar. Terpojok oleh orang-orang Khuza’ah. Kemudian ia himpun anak keturunan Fihr ini. Lalu menjadi kekuatan baru di Mekah yang menandingi Khuza’ah. Apa yang diakukan Qushay ini luar biasa. Pencapaian yang tidak mungkin dilakukan kecuali oleh orang yang memiliki jiwa yang teguh dan tekad yang kuat.

Setelah mengembalikan kekuasaan putra-putra Nabi Ismail atas Kota Mekah, Qushay melakukan reformasi di tanah suci itu. Ia tercatat sebagai orang pertama yang melakukan perbaikan Ka’bah setelah Nabi Ibrahim. Qushay membuat menajemen tanah suci. Ia membuat Hijabah yang mengatur pergantian kiswah. Ada Siqayah yang bertugas memberi minum untuk jamaah haji. Dan ada Rifadah yang bertugas menyediakan makanan untuk tamu-tamu Allah itu.

Lalu ia membuat Nadwah sebagai dewan syura. Semua permasalahan masyarakat dimusyawarahkan di rumahnya. Demikian juga dengan masalah akad pernikahan dan permasalahan pertempuran. Rumahnya ibarat Gedung serbaguna tempat pertemuan orang-orang Arab.

Ada yang mengtakan, ia dilaqobi dengan Qushay karena terpisah jauh dengan keluarga dan kampung halamannya. Setelah ayahnya wafat, ia berkelana menuju Syam. Karena itu, Hudzafah bin Ghanam mengatakan, “Ayah kalian (orang-orang Quraisy) yang bernama Qushay disebut sebagai pemersatu. Dengan perantara dirinya, Allah satukan kabilah-kabilah dari keturunan Fihr.”

Saat menjelang wafat, Qushay melarang anak-anaknya untuk menenggak khamr. Karena ia tahu persis mudharatnya. Dan yang pertama ia perhatikan adalah orang-orang terdekatnya. Qushay wafat pada tahun 480 M. Usianya saat itu 80 tahun.

Abdu Manaf

Nama aslinya adalah al-Mughirah. Ia adalah seorang yang rupawan. Orang-orang Quraisy menyebutnya dengan al-Fayyadh (melimpah) karena kedermawanannya yang luar biasa. Dia juga merupakan kakek keempat dari Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu. Dan kakek kesembilan dari Imam asy-Syafi’I rahimahullah.

Hasyim

Namanya adalah Amr bin Abdu Manaf. Disebut Amr karena tingginya kedudukannya. Di antara anak keturunan Abdu Manaf, Hasyim-lah yang dimuliakan oleh kaumnya dengan pemuliaan setara dengan ayahnya.

Lalu mengapa Amr dipanggil Hasyim? Suatu ketika, masyarakat Quraisy ditimpa wabah kelaparan. Karena kemarau panjang melanda daratan padang pasir yang panas itu. Melihat kondisi ini, Hasyim tak tinggal diam. Ia berangkat menuju Syam. Membeli bahan makanan pokok yang dibutuhkan kaumnya. Sepulangnya dari Syam, ia bawa gandum dan roti. Kemudian ia bagi-bagikan ke penduduk Mekah. Ia juga menyembelih hewan, lalu dagingnya dijadikan adonan roti daging (tsarid). Semua itu ia lakukan demi melayani kaumnya. Ia terus menyetok makanan untuk Mekah selama satu tahun lamanya.

Luar biasa! Jasa dan perananannya begitu besar bagi masyarakat Mekah. Harta yang ia dapatkan bukan ditumpuk kemudian mendapat gelar orang terkaya. Tapi hart aitu ia tebar. Agar terasa keberkahan untuk orang-orang di sekitarnya. Ia menjadi orang yang bermanfaat bukan hanya bagi keluarga, tapi bagi masyarakat secara luas. Karena kedermawanannya inilah ia disebut Hasyim ats-tsarid (sang pembagi-bagi roti daging).

Ia digelari Sayyidul Bath-ha’. Kedermawanannya terus saja dirasakan masyarakat baik dalam kondisi lapang apalagi sulit. Dialah seorang yang kaya raya. Yang mengokohkan kebenaran. Dan membuat tenang orang yang ketakutan. Ia adalah orang pertama yang membuat inisiatif perdagang Quraisy di dua rute yang legendaris. Perjalanan di musim dingin menuju Yaman dan Habasyah. Dan di musim panas menuju Syam.

Karena begitu melegendanya kebiasaan safar ini, sampai-sampai Allah Ta’ala mengabadikannya di dalam Alquran:

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ – إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ – فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ – الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

“Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” [Quran Quraisy: 1-4].

Hasyim wafat di Kota Gaza di negeri Syam dalam perjalanan dagangnya tahun 510 M.

Abdul Muthalib

Ia adalah satu-satunya putra Hasyim. Ibunnya bernama Salma binti Zaid an-Najjariyah. Sebenarnya, Abdul Muthalib bukanlah nama aslinya. Namanya adalah Syaibah al-Hamd. Syaibah artinya uban. Karena saat dilahirkan ada rambut putih di kepala Abdul Muthalib. Dinamakan al-Hamd (pujian) karena diharapkan ia menjadi orang yang terpuji di tengah kaumnya. Lalu mengapa ia lebih dikenal dengan Abdul Muthalib?

Dalam perjalanan safar dagang ke Syam Ayah Syaibah, Hasyim bin Abdu Manaf, singgah di Yatsrib (Kota Madinah sekarang). Di sana ia menikah dengan perempuan penduduk setempat dari Bani Najjar, namanya Salma bin Zaid. Tak lama setelah menikah, Hasyim melanjutkan perjalanan ke Syam. Ternyata ia wafat di sana. Beberapa lama kemudian, saudara-saudara Hasyim: al-Muthalib, Naufal, dan Abdu Syams, mendengar kabar bahwa mereka memiliki keponakan di Yatsrib. Mereka bersepakat agar anak saudaranya itu dijemput untuk tinggal bersama keluarganya di Mekah. Diutuslah al-Muthallib untuk menjemputnya.

Setibanya di Mekah, al-Muthalib membonceng keponakannya, Syaibah. Saat itu, Syaibah kecil tampak kotor dan kusam kurang terurus. Padahal ia putra bangsawan dan dan orang terkaya di Mekah. Orang-orang bertanya, “Siapa ini”? “Hamba sahayaku,” jawab al-Muthallib. Ia malu. Jangan sampai nama baik saudaranya rusak karena dianggap menyia-nyiakan anaknya. Karena itu, Syaibah lebih dikenal dengan Abdul Muthalib (hambanya al-Muthalib). Laqob ini kian masyhur. Hingga ia dikenal dengan sebutan itu. Bukan dengan nama aslinya.

Abdul Muthallib adalah seorang yang makbul doanya. Pribadi yang sangat penyantun. Sampai-sampai terhadap hewan. Ia sering membawa piring besar hidangannya menuju puncak bukit untuk memberi makanan burung-burung dan hewan-hewan liar. Oleh karena itu, ia digelari al-Fayyadh (yang melimpah). Gelaran yang sama dengan kakeknya, Abdu Manaf.

Abdul Muthalib seorang yang disegani masyarakat Quraisy. Tokoh besar dan orang terhormat di tengah mereka. Ia juga seorang yang bijak. Menjadi rujukan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dialah orang pertama yang beribadah di Gua Hira. Saat bulan Ramadhan tiba, ia pergi ke Hira. Di sana ia memberi makan orang-orang miskin.

Kakek Nabi Muhammad ini memiliki usia yang cukup panjang. Ada yang mengatakan 100 tahun. Bahkan ada yang mengatakan lebih dari itu. Kebijaksanaannya berusaha ia turunkan pada anak-anaknya. Ia perintahkan anak-anaknya untuk meninggalkan perbuatan zalim dan jahat. Memotivasi mereka untuk berakhlak mulia. Melarang mereka mengerjakan hal-hal yang rendah.

Menurut Syaikh Muhammad Rasyid Ridha, di akhir hayatnya, Abdul Muthallib meninggalkan paganisme. Dan kembali menauhidkan Allah. Namun pernyataan beliau ini perlu kita kaji lebih mendalam lagi dengan membandingkan pendapat dan riwayat dari sejarawan lainnya.

Ghaflun Nasabah mengatakan, “Abdul Muthallib adalah seorang yang berkulit putih. Berpostur tinggi dan tampan. Memiliki wibawa bagai seorang raja. Anak-anaknya biasa mengelilingnya karena menghormatinya. Dan dialah yang menggali sumur zam-zam setelah lama terpendam. Kemudian ia beri minum jamaah haji dari sumur tersebut. Ia adalah sosok yang begitu berwibawa dan terhormat di mata Quraisy. Bahkan di seluruh Jazirah Arab.”

Saat ia memiliki cucu yang bernama Muhammad bin Abdullah, ia muliakan cucunya yang masih kecil itu. Ia berkata,

إن لابني هذا لشأنًا عظيما

“Sungguh cucuku ini akan memiliki perkara yang besar.”

Penutup

Kita bisa membayangkan, dua belas orang kakek Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang-orang mulia. Orang-orang berjasa pada bangsa dan masyarakatnya. Belum lagi kalau kita turut sertakan Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim, semakin mulia nasab beliau. Saat ini, apabila ada satu orang dari bagian keluarga berjasa, maka masyarakat satu bangsa akan menghargai keturunannya. Orang akan menyebut, “Oh.. dia anak proklamator. Oh.. dia cucunya proklamator.” “Dia adalah anak atau cucu dari Kiyai Fulan.” Itu satu saja yang berpengaruh dari kalangan keluarganya. Bagaimana dengan Nabi Muhammad? Belasan orang dari silsilah nasabnya adalah tokoh semua. Berpengaruh semua. Dan berjasa semua. Alangkah mulianya kedudukan Nabi Muhammad di tengah kaumnya.

Namun, tatkala Nabi Muhammad mendapat wahyu. Mendakwahkan sesuatu yang bertentangan dengan tradisi kaumnya. Semua tak lagi memandang nenek moyangnya. Itulah beratnya tugas dakwah. Menyampaikan kebenaran. Memperbaiki keadaan masyarakat.

Sumber:
– Sayyiduna Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam oleh Syaikh Muhammad Rasyid Ridha.
– Al-Anwar fi Syama-il an-Nabi al-Mukhtar oleh

KISAH MUSLIM