Pencuri Barang Penumpang Pesawat di Arab Saudi Bisa Dipenjara Lima Tahun

Penuntut Umum Arab Saudi telah memperingatkan siapa pun agar tidak mencuri barang-barang penumpang pesawat atau properti pesawat. Mereka yang terbukti mencuri akan mendapat denda dan sanksi penjara lima tahun.

Dilansir dari Saudi Gazette, Sabtu (18/6/2022), Jaksa Penuntut Umum Arab Saudi mengatakan, menurut Pasal 154 Undang-Undang Penerbangan Sipil di Arab Saudi, siapa pun yang mencoba mencuri properti di dalam pesawat atau barang-barang penumpang yang bepergian di atas pesawat dianggap sebagai pelaku salah satu kejahatan besar yang memerlukan penangkapan dan akuntabilitas. 

Menurut Pasal 167 Undang-Undang Penerbangan Sipil, setiap orang yang mencoba melakukan perbuatan melawan hukum yang diatur dalam Pasal 154 diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun, denda paling banyak 500 ribu riyal (Rp 1,9 miliar), atau kedua-duanya sekaligus.

https://saudigazette.com.sa/article/621880/SAUDI-ARABIA/5-year-jail-half-a-million-in-fine-for-stealing-belongings-of-air-passengers

IHRAM

Keutamaan Ziarah Wada’ ke Makam Rasulullah Bagi Jamaah Haji yang Mau ke Makkah

Jamaah haji Indonesia diimbau untuk melakukan ziarah wada’ ke makam Rasulullah SAW yang terletak di kompleks Masjid Nabawi, Madinah, sebelum meninggalkan kota nabi itu ke Makkah, Arab Saudi. Konsultan Bimbingan Ibadah Daker Madinah PPIH Arab Saudi KH Wazir Ali menjelaskan, ziarah wada ini merupakan adab pamit sebagai tamu Rasulullah SAW.

“Dianjurkan sebelum meninggalkan Madinah ziarah Wada. Kalau Makkah ada tawaf wada,”ujar KH Wazir Ali saat berbincang dengan Tim MCH di Kantor Daker Madinah di Jalan Syahid Syuhada, Madinah, Arab Saudi, Jumat (17/6) WAS. 

Kiai Wazir menjelaskan, adab berziarah perpisahan tersebut sama dengan ziarah ke Makam Rasulullah saat jamaah pertama kali datang ke Madinah. Sebelum berangkat ke makam, jamaah diimbau agar dalam keadaan bersuci dan terus membaca shalawat sepanjang perjalanan. Saat masuk ke Masjid Nabawi, jamaah mendahulukan kaki kanan. Mereka bisa berdoa masuk masjid. 

Jika ada jadwal kunjungan ke Raudhah, jamaah bisa memasuki taman surga itu kemudian sholat dua rakaat. Setelah itu, jamaah berziarah langsung berjalan ke makam Rasulullah. “Dalam hadis, barang siapa berziarah di kuburanku maka dia akan mendapatkan syafaatku,”kata Kiai Wazir. 

Kiai Wazir pun mengutip salah satu ulama yakni Ibnu Taimiyah yang mengatakan: “Allah mengembalikan ruh kanjeng nabi untuk menjawab salam orang yang berziarah kepada beliau.” 

Hanya saja, Kiai Wazir mengungkapkan, jamaah bisa menambahkan doa saat berziarah wada. Intinya, agar memohon kepada Allah supaya ibadahnya diterima dan pulang diberi keselamatan. Jamaah juga bisa berdoa untuk mendapatkan predikat haji mabrur. “Doa terakhir ziarah  saya  bukan  ziarah  terakhir. Semoga bisa kembali ke sini,”ujar Kiai Wazir.

IHRAM

Khasiat Asmaul Husna; Ya Allah, Ya Rahman dan Ya Rahim

Asmaul husna dan khasiatnya terbilang cukup banyak. Nah ini merupakan kumpulan dari nama-nama Allah yang istimewa. Setiap dari nama-Nya tentu memiliki “sirr”, rahasia yang mungkin tidak banyak orang yang tahu. Termasuk dalam hal ini ialah khasiat asmaul husna lengkap; Ya Allah, Ya Rahman, dan Ya Rahim.

Ada banyak khasiat yang terdapat dalam setiap Asma Allah. Berikut penulis hadirkan tiga nama dan khasiatnya dari nama-nama yang termasuk Asmaul Husna yang disebutkan oleh Syekh Muhammad bin Alawi al-Idrus dalam kitabnya “Khawas Asmaillah al-Husna”:

Khasiat Asmaul Husna Ya Allah

Pertama, lafdzul Jalalah: (Allah). Keistimewaan bagi mereka yang melafalkannya ialah dapat menambah keyakinan dan mempermudah segala tujuan yang terpuji baik dalam segi dzat (fisik), sifat maupun pekerjaan.

Para ulama menyebutkan bahwa khasiat asmaul husna Ya Allah, sangat banyak. Ulama menjelaskan barangsiapa yang mendawamkannya setiap hari seribu kali dengan menyebut:  (Ya Allah Ya Huwa), maka Allah akan memberikannya rezeki berupa sempurnanya keyakinan.

Dalam al-Arbain al-Idrisiyah, disebutkan dengan lafadz ( (Ya Allah al-Mahmud fi kulli fa’aalih) (wahai Allah, Dzat yang terpuji segala perbuatannya).

Imam Al-Sahru Wardi berkata: barangsiapa yang membacanya di hari jumat sebelum shalat dalam keadaan suci dan bersih bajunya, menyendiri, sebanyak dua ratus kali maka akan dimudahkan segala urusannya.

Dan jika dibaca oleh orang yang sakit yang tidak mampu ditangani oleh dokter, maka sakitnya akan sembuh selagi belum hadir ajalnya.

Barangsiapa juga yang membacanya sebanyak seratus kali sehabis subuh, maka akan terbuka baginya segala sirr dan nur.

Pada sisi lain, khasiat asmaul husna Ya Allah juga memiliki keistimewaan lainnya ialah barangsiapa yang membacanya setiap setelah shalat, maka akan Allah hilangkan darinya segala kelalaian dan kerasnya hati.

Khasiat Asmaul Husna Ya Rahman

Kedua, Ar-Rahman. Keistimewaannya ialah sesuai dengan artinya (Maha Pengasih), dapat menghilangkan segala yang tidak disukai oleh yang melafalkan atau sekedar membawa (tulisan)-nya. Barangsiapa yang melafalkannya sebanyak seratus kali sehabis shalat dalam keadaan menyendiri dan fokus maka seluruh rasa lalai yang bersemayam dalam hati akan hilang dengan izin Allah.

Dalam al-Arbain al-Idrisiyah, disebutkan dengan lafadz: ( “Ya Rahmana kulli syai’in wa Rahimahu”, (wahai Dzat yang mengasihi segala sesuatu dan menyayanginya).

Imam Al-Sahru Wardi berkata: barangsiapa yang menuliskannya dengan minyak za’faran (sejenis minyak wangi) dan misik, kemudian menguburkannya di dalam rumah untuk orang yang akhlaknya buruk, maka wataknya yang buruk itu akan berubah dan akan tampak darinya rasa malu, kasih sayang, lemah lembut dan ketenangan.

Khasiat Asmaul Husna Ya Rahim

Ketiga, Ar-Rahim . Lafadz Ar-Rahim memiliki arti lembutnya hati dan kasih sayang Allah terhadap makhluk. Barangsiapa yang mendawamkannya setiap hari seratus kali maka sifat kasih sayang akan tertanam dalam hatinya.

Disebutkan juga dalam al-Arbain al-Idrisiyah, dengan lafadz:) “Ya Rahima kulli shorikhin wa makrubin wa ghoyatuhu wa ma’adzuhu”, (wahai Dzat yang Maha mengasihi segala yang meminta pertolongan dan yang kesusahan, tujuan akhir serta tempat meminta pertolongan).

Imam Al-Sahru Wardi berkata: ketika asma tersebut dituliskan di dalam air kemudian air tersebut disiramkan pada pohon, maka akan tampak pada buahnya keberkahan. Barangsiapa yang meminum dari air tersebut akan membuatnya rindu kepada penulisnya.

Barangsiapa yang membacanya setiap hari sebanyak seratus kali maka ia akan memiliki kedudukan luhur di sisi Allah dan manusia.

Demikian asmaul husna dan khasiat dari tiga nama Allah (Allah, ar-Rahman dan ar-Rahim) yang dijelaskan oleh syekh Muhammad bin Alawi al-Idrus. Semoga penjelasan khasiat asmaul husna lengkap. Wallahu a’lam.

BINCANG SYARIAH

Istighfar Menolak Bala’ dan Bencana

ALANGKAH banyaknya bencana yang menimpa negara kita, dari banjir tsunami, gempa bumi, tanah longsor, semburan lumpur, jatuhnya pesawat, tenggelamnya kapal dan lain-lainnya.

Bencana-bencana tersebut membuat kehidupan sebagian besar dari rakyat Indonesia menjadi tidak tenang. Banyak para ahli memberikan sumbangan pemikiran, tenaga dan ilmu mereka untuk mengatasi bencana-bencana tersebut.

Akan tetapi yang sangat disayangkan, mereka lupa bahwa Allah-lah yang menetapkan bencana-bencana tersebut kepada bangsa Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia, karena bangsa ini telah melupakan Allah dan ajaran-ajaran-Nya. Makanya, semestinya para pemegang tampuk kekuasaan di Indonesia ini melakukan intropeksi ke dalam dan bersama-sama rakyat untuk kembali kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, beristighfar memohon ampun atas segala dosa-dosa, niscaya Allah akan mengabulkan istighfar mereka dan menghentikan bala’ dan bencana tersebut.

Hal ini sesuai dengan firman Allah :

وَمَا كَانَ اللّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.” (QS: Al Anfal: 33)

Berkata Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika menafsirkan ayat di atas :
كان فيهم أمانان النبي صلى الله عليه وسلم والاستغفار فذهب النبي صلى الله عليه وسلم وبقي الاستغفار

“Dulu para sahabat mempunyai dua penolak bala’, yaitu keberadaan nabi Muhammad ﷺ dan istighfar, maka ketika Rasulullah ﷺ meninggal dunia, penolak bala’ itu tinggal satu, yaitu istihgfar.”

Maka sangat dianjurkan siapa saja yang mendapatkan bencana atau cobaan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, seperti sakit, atau tersesat di jalan atau terjebak dalam gua, atau diculik orang atau terkena semburan lumpur, atau tergenang banjir, atau tertimpa bangunan karena gempa dan lain-lainnya, agar segera ber-istighfar kepada Allah mengakui dosa-dosanya dan memohon ampun Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Nabi Yunus ‘alaihi as-salam, telah memberikan contoh kepada kita, ketika beliau terjebak dalam perut ikan Paus, segera beristighfar dan memohon ampun atas dosa-dosanya, bahkan sebelumnya didahului dengan memperharui tauhid dan keimanan, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim.” (QS: Al Anbiya’: 87).

Nabi Yunus ‘alaihi as-salam telah melakukan kesalahan yaitu meninggalkan tugas dakwah, sehingga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memperingatkan-nya dengan dimasukkan dalam perut ikan paus, dari situ nabi Yunus ‘alaihi as-salam sadar, bahwa bencana dan cobaan yang menimpanya, karena dia meninggalkan perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam berdakwah kepada kaumnya, segeralah beliau memperbaharui keimanan dan mengakui kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukannya, akhirnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyelamatkannya dan berhasil keluar dari perut ikan Paus.

Tanpa istighfar, tidak mungkin Nabi Yunus ‘alaihi as-salam bisa keluar dari perut ikan Paus hingga hari kiamat, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنْ الْمُسَبِّحِين َلَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (QS: As Shoffat: 143-144).

Para ulama menjelaskan bahwa do’a Nabi Yunus ‘alaihi as-salam ini boleh dibaca di saat kita tertimpa musibah dan bencana, mudah-mudahan dengan doa tersebut Allah akan menolongnya sebagaimana sebelumnya telah menolong nabi Yunus ‘alaihi as-salam.*/Dr. Ahmad Zain An-Najah, Pusat Kajian Fiqih Indonesia (PUSKAFI)

HIDAYATULLAH

Lima Macam Ujian dan Bala’ Manusia

Bala’  atau ujian yang menimpa manusia bisa  berupa rasa takut dan lapar, kematian bahkan kekurangan buah-buahan

SIAPAPUN orang akan mengalami ujian dan bala’ selama hidup dunia. Hal ini sudah janji yang disampaikan Allah SWT untuk menguji kesungguhan keimanan.

Selama hidup di dunia, kaum Muslim akan banyak mengalami ujian sehingga diketahui siapa yang benar-benar beriman atau pura-pura beriman, siapa berbohong; siapa bersabar, siapa kufur, siapa munafik, dan siapa yang lemah iman.

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتْرَكُوٓا۟ أَن يَقُولُوٓا۟ ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ

“Apakah manusia itu mengira, bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan pendusta.” (QS: Al-Ankabut [29]: 2-3).

اَمۡ حَسِبۡتُمۡ اَنۡ تَدۡخُلُوا الۡجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَاۡتِكُمۡ مَّثَلُ الَّذِيۡنَ خَلَوۡا مِنۡ قَبۡلِكُمۡؕ مَسَّتۡهُمُ الۡبَاۡسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُوۡا حَتّٰى يَقُوۡلَ الرَّسُوۡلُ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَهٗ مَتٰى نَصۡرُ اللّٰهِؕ اَلَاۤ اِنَّ نَصۡرَ اللّٰهِ قَرِيۡبٌ

“Apakah kalian mengira akan (dapat) masuk surga sedang belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan serta digoncang (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS: Al-Baqarah [2]: 214).

Ada perbedaan antara ujian dan bala’. Bala’ adalah sesuatu yang menimpa manusia secara masal,  bisa berupa sesuatu yang baik dan bisa pula sesuatu yang buruk.

كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۗ وَنَبۡلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلۡخَيۡرِ فِتۡنَةٗۖ وَإِلَيۡنَا تُرۡجَعُونَ

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.”  (QS; Al-Anbiya [21: 35).

Ayat di atas menunjukkan bahwa bala’ mencakupi sesuatu yang buruk dan yang baik. Adapun musibah adalah sesuatu yang menimpa manusia ataupun menimpa benda lain, bisa menimpa pribadi ataupun menimpa manusia secara massal.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَلَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ إِلَّا فِي كِتَٰبٖ مِّن قَبۡلِ أَن نَّبۡرَأَهَآۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٞ

“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.”  (QS: Al-Hadid [57]:22).

Dalam ayat lain disebutkan;

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ `َنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS: Al-Baqarah [2]: 155).

Ayat di atas menunjukkan bahwa musibah mencakup musibah yang menimpa bumi (benda- benda) dan yang menimpa manusia . Dalam ayat ini Allah menyebutkan lima macam bala’ yang menimpa manusia secara massal, keterangannya adalah sebagai berikut;

Pertama, khauf (rasa takut)

Ini adalah bala’ dari sisi kejiwaannya dengan rasa takut, panik, trauma, tidak tenang, khawatir dan lainnya. Ujian kejiwaan ini sebenarnya kalau direnungkan jauh lebih berat dari musibah fisik, karena akan selalu mengganggu fikiran dan jiwanya.

Sehingga kita dapatkan sebagian orang menjadi stres bahkan gila karena tidak bisa mengendalikan fikiran dan jiwanya. Oleh karenanya Allah meletakkan bala’ / rasa takut ini pertama kali sebelum bentuk bentuk bala’ yang lain.

Sebagian ulama menafsirkan rasa takut pada ayat ini dengan rasa takut terhadap musuh, berkata Ibnu Abbas, “ maksud takut di sini adalah takut terhadap musuh dan panik di dalam peperangan.”

Kedua, rasa lapar

Rasa lapar atau kelaparan adalah bala’ dan ujian yang menimpa (fisik manusia) karena kelaparan dapat membuat tubuh manusia menjadi lemas dan tidak berdaya, bahkan tidak sedikit yang berakhir meninggal dunia.  Di daerah Afrika sering terjadi kelaparan secara massal, sehingga terlihat manusia di sana kurus-kurus, hanya kelihatan  tulang-tulangnya , tidak ada daging yang menutupi tubuh mereka.

Bahkan tidak sedikit dari mereka yang kemudian meninggal dunia karena tidak ada yang bisa dimakan. Krisis kelaparan benar-benar terjadi di dalam kehidupan manusia. Bala’  dan ujian berupa rasa takut dan lapar juga disampaikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya,

 فَأَذَٰقَهَا ٱللَّهُ لِبَاسَ ٱلۡجُوعِ وَٱلۡخَوۡفِ بِمَا كَانُواْ يَصۡنَعُونَ

“Karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat.” (QS: An-Nahl  [16]: 112).

Ayat di atas menyebutkan pakaian kelaparan dan ketakutan. Ini untuk menunjukkan bahwa kedua hal itu benar-benar meliputi mereka dan lekat dengan mereka sebagaimana pakaian yang meliputi badan seseorang.

Ibnu Katsir berkata, “Karena orang yang sedang dalam keadaan lapar dan takut, bala’ dan ujian pada keduanya akan sangat nampak terlihat jelas. Oleh kerenanya, Dia berfirman, “ pakaian kelaparan dan ketakutan.”

Ketiga, kekurangan harta

Setelah menyebutkan ujian yang menimpa jiwa dan badan, Allah kemudian menyebutkan bala’ (ujian) yang menimpa harta. Dengan firman-Nya; “Dan kekurangan harta.”

Artinya seseorang mesti punya harta , tetapi hartanya tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Ini bisa disebabkan karena musibah yang menimpa hartanya, seperti dicuri, dirampok,  kebakaran, terkena gempa, ditipu orang dan musibah-musibah lainnya.

Sebagian orang kekurangan harta bukan karena tertimpa musibah. Sebagaimana di sebutkan di atas. Tetapi karena hidupnya memang kekurangan harta. Ini di bagi menjadi dua golongan :

  • Fakir, yaitu orang yang pendapatannya (hartanya) tidak mencukupi setengah dari kebutuhan hidupnya sehari-hari.
  • Miskin,  yaitu orang yang pendapatannya (hartanya) tidak mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya, tapi sudah mencukupi setengah dari kebutuhan hidupnya. Berkata Al-Qurthubi, “harta berkurang karena sibuk berperang di jalan  Allah.”

Empat,  berkurangnya jiwa

Maksud berkurangnya jiwa di sini adalah banyaknya kematian yang menimpa orang-orang di sekitarnya . Misalnya meninggalnya istri, anak, kerabat, sahabat, dan orang-orang yang dicintainya.

Berkata Ibnu Abbas, “terjadinya pembunuhan dan kematian di dalam jihad.”

Untuk saat ini yang paling terasa adalah ketika meninggal karena terkena wabah Covid-19.  Betapa banyak dari sahabat, teman, guru, murid, tetangga dan orang-orang yang dikenal begitu cepat meninggal dunia dan dalam waktu berdekatan. Berkata Asy-Syabi’I, “berkurangnya jiwa karena tertimpa penyakit .”

Lima, kekurangan buah-buahan

Dalam Al-Quran  sering disebutkan buah-buahan untuk mewakili makanan-makanan lain. Hal itu karena buah-buahan sebagai makanan terbaik, karena kandungan gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia. Selain itu, buah-buahan pengelolaan dan pertumbuhannya langsung dari Allah , tanpa campur tangan manusia seperti halnya makanan-makanan lain , kecuali dalam beberapa hal saja.

Di antara ayat-ayat yang menyebutkan buah-buahan sebagai rezeki dan makanan pokok manusia adalah sebagai berikut;

-Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ اَخَذْنَآ اٰلَ فِرْعَوْنَ بِالسِّنِيْنَ وَنَقْصٍ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ

“Dan sungguh, Kami telah menghukum Fir‘aun dan kaumnya dengan (mendatangkan musim kemarau) bertahun-tahun dan kekurangan buah-buahan, agar mereka mengambil pelajaran.”  (QS: Al-A’raf [7]: 130).

Ayat di atas menunjukkan musibah yang menimpa keluarga Fir’aun berupa musim paceklik dan kekurangan buah-buahan.

-Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِـۧمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنٗا وَٱرۡزُقۡ أَهۡلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنۡ ءَامَنَ مِنۡهُم بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلٗا ثُمَّ أَضۡطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمَصِيرُ

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (Negeri Mekkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, “Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”  (QS: Al-Baqarah [2]: 126).

Ayat di atas menyebutkan doa Nabi Ibrahim agar penduduk Makkah diberikan rizki berupa buah-buahan.

Berita gembira untuk yang bersabar saat ditimba musibah dan bala’

Setelah menjelaskmenimpap-macam ujian yang menimpap manusia secara massal, Allah memberikan berita gembira kepada yang sabar dalam menghadapi berbagai ujian yang disebut di atas. Kemudian menjelaskan kriteria orang yang sabar pada ayat berikut ini;

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).” (QS: Al-Baqarah [2]: 156).

Para ulama menjelaskan bahwa sabar yang mendapatkan pahala besar adalah sabar ketika musibah baru saja menimpa. Ini sesuai dengan hadist,

إنما الصبر عند الصدمة الاولي

“Kesabaran (yang mendapatkan pahala besar) adalah ketika musibah baru saja menimpa.”  (HR: Al-Bukhari).

Hal itu, orang yang sabar pada saat musibah baru saja terjadi membuktikan kekuatan hati, dan keteguhan jiwanya. Berbeda ketika musibah sudah berlalu lama, maka setiap orang dapat bersabar.

Musibah terbagi menjadi dua yaitu, musibah dunia dan musibah agama, adapun musibah dunia, semua orang akan menjalaninya. Sedangkan musibah agama, kita diperintahkan untuk berlindung darinya.

Dalam sebuah doa disebutkan,

وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا

“Ya Allah janganlah engkau jadikan musibah atas agama kami.”

Adapun  terhadap musibah dunia , kita diperintahkan untuk meminta keyakinan agar ringan di dalam menghadapi musibah dunia tersebut, di dalam doa lain disebutkan,

وَمِنَ اليَقِينِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مُصِيبَاتِ الدُّنْيَا

“Dan (berikanlah kami) keyakinan yang meringankan kami di dalam  menghadapi musibah dunia.”

Di antara hadist yang menunjukkan keutamaan orang yang membaca “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un” adalah hadist Ummu Salamah Radhiyallahu Anha, bahwasannya Rasulullah ﷺ bersabda,

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَت: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ (إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ) اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَجَرَهُ اللَّهُ فِي مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا، قَالَتْ: فَلَمَّا تُوُفِّيَ أَبُو سَلَمَةَ قُلْتُ كَمَا أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْلَفَ اللَّهُ لِي خَيْرًا مِنْهُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم

Diriwayatkan dari Ummu Salamah Radhiyallahu Anha –istri Nabi ﷺ berkata, “Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Tidak ada seorang hamba pun yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan “INNAA LILLAHI WA INNAA ILAIHI RAaJI’UN. ALLAHUMMA’JURNII FII MUSHIBATII WA AKHLIF LII KHAIRAN MINHAA” (Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik) melainkan Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.’” Ummu Salamah kembali berkata: “Ketika Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun mengucapkan doa sebagaimana yang Rasulullah ﷺ ajarkankan padaku. Maka Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah ﷺ.” (HR: Muslim, no. 1526).

Orang yang bersabar ketika terkena musibah dan mengucapkan “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un” akan mendapatkan shalawat dari Tuhan mereka serta  rahmat-Nya dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

اُولِٰٕۤكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولِٰٕۤكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ

“Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS: Al-Baqarah [2]: 157)

Dikatakan bahwa maksud “Rahmat” pada ayat di atas adalah,

كشف كربة وقضا ء الحاجة

“Terangkatnya musibah dan terpenuhinya hajat (kebutuhan).“

Berkata Umar bin Al-Khattab Radhiyallahu Anhu,  “dalam setiap musibah yang aku alami pasti aku mendapatkan tiga nikmat”

  • -Musibah itu tidak menyangkut agamaku,
  • -Musibah itu tidak lebih besar,
  • -Allah memberikan balasan atasnya.

Kemudian beliau membaca firman Allah (QS: Al-Baqarah [2]: 157) di atas. Wallahu A’lam.*/Dr Ahmad Zain an-Najah

HIDAYATULLAH

Apakah Sapi Betina Boleh untuk Kurban?

Di antara perkara yang biasanya masyarakat tanyakan menjelang musim kurban adalah mengenai hukum berkurban dengan sapi betina. Pertanyaan ini biasanya muncul karena di masyarakat ada anggapan kuat bahwa sapi yang layak untuk dijadikan kurban adalah sapi jantan. Sebenarnya apakah sapi betina boleh untuk kurban?

BerKurban dengan sapi betina hukumnya adalah boleh dan sah. Tidak masalah berKurban dengan sapi betina. Para ulama telah sepakat bahwa Kurban boleh dengan hewan ternak jantan dan juga boleh betina. Kedua jenis kelamin terbsebut sama-sama sah untuk kurban.

Dalil Sapi Betina Boleh untuk Kurban

Ini sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu berikut;

اتفق العلماء على أن الأضحية لا تصح إلا من نَعم: إبل وبقر (ومنها الجاموس) وغنم (ومنها المعز) بسائر أنواعها، فيشمل الذكروالأنثى، والخصي والفحل

Para ulama fikih sepakat bahwa kurban tidak boleh kecuali dengan binatang ternak yaitu; unta, sapi (termasuk kerbau) dan kambing (termasuk kambing kacang) dengan segala jenisnya mencakup hewan ternak jantan atau betina, yang terkebiri atau menjadi pejantan.

Dalam kitab Al-Majmu’, Imam Al-Nawawi juga menegaskan kebolehan berKurban dengan hewan ternak betina ini, termasuk sapi betina. Beliau menyebutkan sebagai berikut;

أما الأحكام فشرط المجزئ في الأضحية أن يكون من الأنعام وهي الإبل والبقر والغنم سواء في ذلك جميع أنواع الإبل من البخاتي والعراب وجميع أنواع البقر من الجواميس والعراب والدربانية وجميع أنواع الغنم من الضأن والمعز وأنواعهما ولا يجزئ غير الأنعام من بقر الوحش وحميره والضبا وغيرها بلا خلاف وسواء الذكر والأنثى من جميع ذلك ولا خلاف في شيء من هذا عندنا

Adapun hukum berKurban, maka syarat sah dalam Kurban hendaklah berupa hewan ternak, yaitu unta, sapi, kambing, sama saja untuk setiap jenis unta tersebut tidak hidup di negeri arab, maupun itu unta Arab. Dan dan juga setiap jenis sapi dari spesies sapi Arab, dan sapi Durban (daerah Afrika), serta setiap jenis kambing berupa domba, kambing kacang, dan spesies kambing dari jenis keduanya. Dan tidak memadai hewan Kurban selain dari binatang ternak berupa banteng, keledai, dan  selain keduanya, tanpa perselisihan pendapat. Jantan maupun betina itu sama saja, tidak ada perbedaan di antara kami.

Dengan demikian, berkurban dengan hewan ternak betina hukumnya boleh dan sah, termasuk sapi betina.

BINCANG SYARIAH

Tips Cegah Covid-19 dan Batuk bagi Jamaah Haji

Jamaah haji disarankan mengenali bagaimana gajala Covid-19 yang terjadi pada diri jamaah sendiri. Mengenali gejala Covid-19 secara mandiri ini penting demi mendapatkan penanganan yang lebih baik.

“Tips lainnya adalah dengan mengenali gejala infeksi covid-19 sendiri,” kata dr Andi Yanti spesialis paru, PPIH Arab Saudi kepada Republika, Kamis (16/6/2022).

Andi menyampaikan, di antara gejala infeksi covid-19 adalah gejala infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) seperti demam, batuk, nyeri tenggorokan, hilang penciuman, sesak napas dan lain-lain. 

Jika ini mengenai jamaah haji, segera istirahat dan menghubungi dokter untuk berobat.

Andi mengatakan, demi terhindar dari paparan Covid-19, jamaah perlu memiliki daya tahan tubuh yang kuat untuk melawan virus covid-19 sendiri. Jamaah harus melihat kondisi kesehatan masing- masing dalam menjalankan ibadah.

“Terutama yang memiliki komorbid,” katanya.

Andi menyarankan, jamaah tidak memaksakan diri untuk keras menjalankan ibadah selama di tanah suci. Hal ini penting demi menjaga kesehatan menjelang arafah, mudzalifah dan mina (Armuzna). 

“Jangan dipaksakan untuk menghindari kelelahan,” katanya.

Jamaah harus senantiasa istirahat yang cukup, makan-makanan yang bergizi, jangan lupa makan buah dan jika diperlukan minum vitamin. Dan yang paling penting sesering mungkin minum air putih terkecuali yang memiliki penyakit tertentu seperti jantung.

“Jadi jamaah minum jangan tunggu haus,” katanya.

Sementara, batuk menjadi masalah kesehatan yang sering dialami jamaah haji Indonesia. Gejala penyakit batuk ini mulai dari tenggorokan terasa gatal, kering, dan bahkan membuat sulit tidur sampai suara jadi hilang. 

 Bagaimana cara mencegah agar panyakit ini tidak terus berkepanjangan? dr Sukarti San Suwarno spesialis Paru memberikan sedikitnya lima tips sederhana untuk mencegah batuk yang berkelanjutan.

“Tips paling utama adalah menggunakan masker saat keluar ruangan di dalam masjid dan tempat kerumunan,” kata dr Sukarti San Suwarno kepada Republika, Jumat (17/6/2022).

Kedua, jamaah disarankan menghindari minuman dingin. Usahakan minum makan dengan suhu ruangan atau labih baik dalam kondisi hangat. 

Ketiga, istirahat cukup sehingga kondisi daya tahan tubuh tetap terjaga. Karena dengan daya tahan tubuh yang terjaga tubuh kita mampu menjaga kondisi hemostatis tubuh. 

Sukarti San Suwarno mengatakan, jika kita kurang istirahat, maka akan merasakan pusing, sakit kepala, mata, lemah dan letih. Kondisi tersebut sangat mudah untuk terserang suatu penyakit termasuk batuk.

“Apalagi di saat perbedaan kondisi cuaca di Madinah Makkah yang jauh berbeda dengan cuaca di Tanah Air,” katanya.

Keempat, makan teratur dengan kecukupan nutrisi terutama vitamin dan mineral yang bisa di dapat dari konsumsi buah dan sayur setiap hari, minimal tiga kali sehari. Makanan-makanam itu juga agar mencegah konstipasi atau susah buang air besar.

Kelima, aktifitas fisik olah raga ringan yang cukup, misal dengan senam-senam peregangan, pemanasan setiap pagi sebelum melakukan aktifitas ibadah yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan jamaah.

“Yang keenam berdoa agar selalu diberi kesehatan agar bisa menjalankan ibadah dengam khusyu,” katanya.

“Demikian tips sehat bagi jamaah haji. Salam sehat, salam haji mabrur sehat dan barokah,” katanya.

IHRAM

Ahli Waris Calon Jamaah Haji Wafat tak Perlu Tunggu Dua Tahun untuk Menggantikan

Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Yogyakarta Nur Abadi mengatakan calon jamaah haji yang meninggal dunia dapat digantikan oleh ahli waris. Ahli waris pun tidak perlu menunggu selama dua tahun dari jadwal keberangkatan.

Hal ini disampaikan Nur menyusul keluarga jamaah yang menyebut harus menunggu selama dua tahun untuk menggantikan anggota keluarganya yang meninggal sebelum keberangkatan haji. “Kalau mereka sudah melunasi dan tinggal berangkat, nanti bisa digantikan ahli warisnya,” kata Nur, Kamis (16/6/2022).

Nur menyebut, calon jamaah lunas tunda yang meninggal dunia tetap dapat digantikan bahkan menjelang keberangkatan. Hal ini selama ahli waris yang menggantikan masih bisa melakukan persiapan.

“Tidak harus menunggu dua tahun, misalnya sudah melunasi dan diiyakan menteri untuk berangkat dan meninggal sebelum pemberangkatan, itu kalau waktunya cukup bisa diberangkatkan juga,” ujar Nur.

Kota Yogyakarta memberangkatkan 156 jamaah haji di tahun ini. Seluruh jamaah haji tersebut diberangkatkan ke Arab Saudi dari Bandara Internasional Adi Soemarmo, Jumat (17/6/2022).

Sementara itu, calon jamaah haji asal Kota Yogyakarta yang batal berangkat haji tahun ini mencapai 163 jamaah. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan jamaah yang berangkat.

Calon jamaah yang batal berangkat tersebut dikarenakan kebijakan pembatasan usia jamaah oleh otoritas Arab Saudi. Pasalnya, sesuai ketentuan Arab Saudi, ada pembatasan usia jamaah yakni 65 tahun.

“Jamaah haji tahun ini otomatis usianya di bawah 65 tahun semua,” ujarnya.

Nur menyebut, calon jamaah yang keberangkatannya tertunda ini akan diprioritaskan untuk berangkat tahun depan. Hal itu pun tetap menyesuaikan kelonggaran kebijakan dari Arab Saudi.

“Nanti kalau kondisi sudah normal, insya Allah tahun depan diberangkatkan. Yang sudah lunas tunda itu akan diprioritaskan,” tambah Nur. 

IHRAM

“Yesus Mati di Kayu Salib. Berarti Tuhan Sudah Mati?”

Abdur Raheem Green terlahir di Dar es Salaam, Tanzania dengan nama Anthony Vatswaf Galvin Green. Ia lahir ketika ayahnya masih menjabat sebagai administrator kolonial Inggris.

Ibu Anthony seorang penganut Katolik Roma, sedangkan ayahnya agnostik. Sejak pernikahannya, sang ibu menyadari bahwa dirinya bukan seorang Katolik yang baik, tapi dia ingin memperbaikinya dengan mengirimkan kedua putranya ke sekolah Katolik.

Maka, Anthony dan saudara laki-lakinya, Duncan, dididik untuk menjadi seorang pemeluk Katolik yang taat. Pada umur 10 tahun, Anthony masuk ke sebuah sekolah Katolik berasrama yang sangat terkenal. Sekolah biara itu bernama Ampleforth College, terletak di Yorkshire, utara Inggris.

Pada usia 9 tahun, suatu malam, ibunya mengajarkan sebuah doa yang biasa dilafadzkan umat Katolik. “Salam Bunda Maria. Maria, ibu dari Tuhan, terberkatilah engkau di antara para perempuan dan terberkatilah buah yang kau lahirkan, Yesus Kristus.”

Tetapi anehnya, doa itu justru membuat Anthony merasa aneh. Masih ada kejangggalan lain yang kemudian membuat iman Katholik Anthony guncang. Apa saja kejanggalan itu dan apakah itu yang membuat Anthony kemudian menjadi mualaf dan memeluk Islam?

Tonton kisah selengkapnya di sini

HIDAYATULLAH

Albert Ray Myers Menemukan Tujuan Hidup

Albert Ray Myers mulai mengenal ajaran Islam sejak hijrah ke Indonesia.

Kehidupan pada hakikatnya adalah sebuah perjalanan. Bagi seorang Muslim, kepergian itu tidak sekadar bermula dari lahir dan berakhir di kematian. Sebab, menurut ajaran Islam, ada negeri akhirat sesudah maut dialami manusia di dunia.

Albert Ray Myers pada awalnya tidak memedulikan perenungan semacam itu. Lelaki yang kini berusia 30 tahun itu tumbuh dalam lingkungan yang cukup jauh dari nilai-nilai tauhid. Sejak berusia tiga tahun, dirinya menetap di Hawaii, Amerika Serikat.

Keadaan masyarakat setempat terkesan jauh dari nuansa Islam yang kental. Suasananya tidak seperti di negara-negara mayoritas Muslim—dengan azan yang berkumandang rutin setiap hari, masjid yang banyak serta mudah ditemukan, dan lain-lain. Bahkan, tidak ada aturan atau norma sosial yang “melarang” seseorang untuk tidak beragama di AS. Menjadi ateis pun sah-sah saja di sana.

Albert melalui periode anak-anak dan remaja di Hawaii. Ayahnya merupakan warga setempat. Adapun ibundanya merupakan keturunan Tionghoa yang berasal dari Indonesia. Secara umum, ia sangat menikmati masa-masa bertempat tinggal di pulau lepas Samudra Pasifik itu.

Saat berusia kira-kira 20 tahun, Albert mulai tertarik pada gagasan tentang agnostisisme. Bahkan, ia dengan sadar mengikuti paham tersebut. Bagaimanapun, rutinitas ke tempat ibadah setiap akhir pekan atau perayaan 25 Desember tetap dilakukannya.

“Bahkan, saya menjadi agnostik saat itu karena tidak pernah ibadah atau berdoa apa pun sepanjang saya hidup di AS,” ujar mualaf tersebut saat menuturkan kisahnya di saluran YouTube Ngaji Cerdas, yang disimak Republika baru-baru ini.

Ketika Albert berusia 21 tahun, orang tuanya mengalami kerenggangan komunikasi. Keduanya lantas memutuskan untuk berpisah. Karena lebih dekat secara emosional, remaja memilih untuk mengikuti ibunya yang kembali ke Indonesia. Adapun kedua adiknya tetap tinggal di Hawaii.

Hijrah ke negara Asia tenggara ini membuka lembar baru dalam kehidupannya. Suasana di Indonesia sangat berbeda dengan Negeri Paman Sam, terutama dalam relasi sosial. Di sini, orang-orang menjadikan ibadah-ibadah keagamaan sebagai bagian dari keseharian.

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Albert merasakan rutinitas yang sarat nuansa religiusitas. Masjid-masjid marak ditemukan di kota tempatnya tinggal. Kaum Muslimah pun mengenakan hijab atau kerudung untuk menutupi aurat mereka, sebagaimana yang diajarkan agama Islam.

Hingga saat itu, pria tersebut belumlah tergugah. Perasaannya terhadap agama masih sama seperti dirinya kala masih di AS. Baginya, kehidupan adalah kini-di sini dunia saja. Tidak ada itu “kehidupan sesudah mati”.

Beberapa bulan kemudian, datang kabar yang cukup mengejutkannya. Ternyata, adik lelakinya memutuskan untuk berislam. Albert menduga, keputusan itu diambil lantaran sang adik ingin menikahi seorang Muslimah.

Yang mengherankannya adalah, adiknya itu termasuk yang paling religius di rumah mereka di Hawaii. Bahkan, beberapa bab dari kitab suci agama lamanya sudah dihafal. Mengapa sampai tertarik pada Islam? Suatu hari, pertanyaan itu diajukan Albert kepada saudara kandungnya itu.

Ternyata, jawaban dari sang adik justru membuatnya tertegun. Sebab, yang diterimanya bukannya pernyataan, melainkan pertanyaan.

“Adik saya bertanya, pernahkah saya berpikir mengenai apa arti hidup di dunia ini? Bagaimana kita setelah mati? Untuk apa kita hidup? Pertanyaan-pertanyaan itu membuat saya berpikir,” katanya mengenang.

Maka terjadilah dialog antara kakak beradik. Albert dengan terbuka menyimak penjelasan dari adiknya itu mengenai Islam. Agama ini tidak hanya mengatur perihal ibadah-ibadah ritual. Bahkan, Islam juga menerangkan makna eksistensi manusia di dunia. Yakni, menyembah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.

Sebelumnya, Albert meyakini bahwa semua agama sama, yakni mengajarkan kebajikan. Setelah mendapatkan detail mengenai pokok-pokok Islam, barulah ia mengetahui bahwa ajaran agama ini begitu komprehensif.

Islam membahas berbagai sendi kehidupan manusia—tidak hanya soal ibadah. Malahan, perkara kebutuhan sehari-hari—seperti makanan, minuman, tidur, dan bahkan urusan ke kamar kecil—memiliki aturan tersendiri dalam agama ini.

Mulai saat itu, Albert semakin tertarik untuk kian mendalami Islam. Minatnya itu ditunjukkan dengan banyak membaca buku-buku mengenai agama ini. Ia membeli mushaf terjemahan Alquran serta kisah Nabi Muhammad SAW. Beberapa kali, dirinya menonton ceramah-ceramah keislaman yang disampaikan beberapa dai.

Masuk Islam

Di Jakarta, Albert bekerja dengan sebuah perusahaan rumah produksi. Di beberapa lokasi syuting, ia dikenal sebagai sosok yang ramah dan mudah bergaul. Pada suatu hari, ia menjumpai seorang perempuan, bernama Claudia Theresia.

Dari yang semula hanya berkenalan, keduanya kian dekat. Waktu itu, Claudia masih sama seperti dirinya, yakni non-Muslim. Karena semakin akrab, Albert sering kali menceritakan pikiran atau gagasan-gagasannya kepada wanita itu. Termasuk di antaranya, intensi untuk memeluk Islam

Tanpa disangka-sangka, ternyata Claudia pun sejak lama menyimpan keinginan untuk berislam. Bagi Albert saat itu, curhat teman perempuannya ini cukup mengejutkan. Pasalnya, beberapa anggota keluarga sahabatnya itu adalah pemuka agama non-Islam yang dikenal luas masyarakat lokal.

Albert berempati dengan perjuangan Claudia dalam memilih iman dan agama yang betul-betul diyakininya. Dari situ, lelaki kelahiran AS itu mulai berkaca pada diri sendiri. Ia pun memberanikan diri untuk menyampaikan keinginannya berislam kepada sanak famili di Hawaii.

Melalui sambungan telepon, respons yang diterimanya jauh dari antipati. Bapak dan saudara-saudaranya di AS menyerahkan semua keputusan kepadanya. Asalkan ia yakin bahwa itulah pilihan terbaik, maka jalani saja.

Ibunda dan neneknya di Jakarta pun tidak sama sekali menghalang-halangi. Maka bulatlah tekad Albert untuk menjadi seorang Muslim. Sesudah itu, ia menyampaikan rencananya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat kepada Claudia.

“Semakin mempelajari Islam, saya terus berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar saya ditunjukkan kepada jalan yang benar. Kemudian, hati saya mantap untuk bersyahadat,” katanya.

Keduanya lalu menyepakati tanggal dan lokasi syahadat. Tentunya, sebelum itu mereka menjaring berbagai informasi. Maka dipilihlah lokasi itu, yakni kantor Mualaf Center Indonesia (MCI) Pusat. Yang mengharukan juga, ibu dan nenek Albert turut menyambut baik keinginan berislam teman wanitanya ini.

Bertepatan dengan awal Ramadhan 1440 Hijriyah atau 2019 Masehi, Albert dan Claudia resmi memeluk Islam. Dengan bimbingan Ustaz Ali di MCI Pusat, keduanya menjadi Muslim dan Muslimah. Mualaf ini ingat betul, usai prosesi syahadat dirinya langsung mengikuti shalat tarawih berjamaah di masjid terdekat. Sungguh pengalaman yang tidak akan terlupa seumur hidup.

Pada Juni 2019, Albert dan Claudia melangsungkan pernikahan. Sejak menjadi sepasang suami-istri, keduanya semakin rutin untuk mengaji dan mendalami ilmu-ilmu agama. Dan, siapa sangka kebahagiaan tidak “berhenti” sampai di sini.

Allah membukakan hati ibunda Albert. Sang ibu kemudian menyatakan ingin memeluk Islam. Pada suatu malam, perempuan yang sangat disayanginya itu menyampaikan alasannya.

Ternyata, dirinya tergugah oleh ajaran Islam yang memerintahkan bakti seorang anak kepada orang tua. Sebagai seorang dari budaya Tionghoa, kekhawatiran utamanya adalah ketika wafat keturunannya akan melupakannya.

Apalagi, bila di rumah ada perbedaan agama. Maka ibunda Albert kemudian mencari tahu, bagaimana Islam memandang doa anak kepada orang tua. Pada faktanya, agama yang bersumber pada Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW ini sangat menekankan kewajiban bakti seorang anak kepada orang tua—khususnya ibu.

Sesudah ibunya menjadi Muslimah, berita gembira datang dari negeri jauh. Pada 2021, adik bungsu Albert juga menyatakan diri masuk Islam. Ia pun berharap, adik perempuannya itu kelak bisa mendapatkan jodoh yang seiman juga.

Albert merasa hidupnya penuh keberkahan sesudah menjadi mualaf. Dirinya terus berupaya menjadi seorang suami yang saleh sehingga mampu membimbing keluarganya di jalan sakinah, mawaddah, wa rahmah. Salah satu kegemarannya adalah membaca kisah-kisah islami.

Satu cerita yang terpatri dalam benaknya adalah tentang akhlak Rasulullah SAW. Menurut sebuah riwayat, ada seorang pengemis buta yang selalu mencaci-maki nama beliau. Padahal, Nabi SAW-lah yang selalu menyuapi makannya secara rutin setiap hari.

Hingga wafatnya Rasul SAW, si pengemis tidak pernah tahu bahwa orang baik yang memberinya makan adalah beliau. Barulah kebenaran diketahuinya dari lisan Abu Bakar ash-Shiddiq. Setelah itu, orang Yahudi tersebut menangis haru, dan menyatakan diri memeluk Islam.

Salah satu pelajaran yang dipetik Albert dari kisah itu adalah, balaslah kejahatan dengan kebajikan. Perbedaan agama tidak menghalangi timbulnya perbuatan baik. Karena itu, ia sangat ingin menjadi pribadi yang meniru akhlak Rasul SAW. Minimal, dengan menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama.

OLEH RATNA AJENG TEJOMUKTI

KHAZANAH REPUBLIKA