Pemerintah Arab Saudi terus mengupayakan peningkatan layanan untuk jamaah haji asal Indonesia yang menjalankan ibadah haji. Salah satu peningkatan pelayanan yang akan dirasakan jamaah haji Indonesia adalah penggantian pendingin udara (AC).
Tag: haji
Calon Jamaah Haji Diimbau Jaga Kesehatan dan Kebugaran
Musim haji 1438 H/2017 M sudah menjelang. Kurang dari satu bulan lagi, jamaah haji Indonesia dijadwalkan secara bertahap akan mulai berangkat ke Arab Saudi.
Kloter pertama rencananya akan mulai terbang ke Tanah Suci pada 28 Juli 2017 dari seluruh embarkasi di Indonesia.
Kasubag Humas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Nirwan mengimbau calon jamaah haji Indonesia untuk terus menjaga kondisi kesehatannya.
Menurutnya, persiapan kesehatan sejak dari Tanah Air sangat penting mengingat kondisi di Arab Saudi berbeda dengan di Indonesia.
“Tetap jaga kebugaran dan kesehatan kita, atau periksalah kesehatan kita baik di puskesemas, rumah sakit agar diketahui kondisi kesehatan kita,” terangnya melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa (27/06/2017) lansir laman resmi Kementerian Agama.
Dokter Umum Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang ini mengingatkan calon jamaah haji agar tidak terlalu lelah jelang keberangkatan.
Hal ini disampaikan Nirwan mengingat menjadi tradisi masyarakat Indonesia untuk menggelar walimatussafar dan menerima banyak tamu jelang keberangkatan.
Nirwan berharap calon jamaah bisa mengatur waktu dengan baik sehingga cukup istirahat. Sebab, jika sampai kurang istirahat, itu bisa menyebabkan kondisi kesehatan calon jamaah menurun.
Bagi calon jamaah yang memiliki riwayat penyakit dan diharuskan membawa obat-obatan, lanjut Nirwan, maka obat dimaksud agar dicatatkan di Buku Kesehatan Jemaah Haji (BKJH) dan dicap oleh Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di embarkasi. Agar, tidak menjadi masalah di proses imigrasi bandara kedatangan.
Nirwan yang sehari-hari bertugas di RSUD Chatib Quzwain Sarolangun Jambi memperkirakan, suhu di Arab Saudi pada musim haji tahun ini sekitar 42-50 derajat celsius.
Karenanya, jamaah diimbau untuk memperbanyak kegiatan di dalam gedung saja. Bila terpaksa keluar gedung, lanjut Nirwan, mesti memakai pelindung kepala dan kacamata hitam.
“Jangan lupa senantiasa minum air agar terhindar dehidrasi yang diakibatkan suhu udara begitu panas. Jangan lupa membawa semprotan wajah, sesekali wajah dapat disemprot dengan air dan sering basahi rambut juga dengan air,” ujarnya.
Nirwan juga mengimbau jamaah agar tidak perlu berlebihan membawa barang bawaan. Menurutnya, pakaian yang dibawa secukupnya saja. Makanan juga tidak perlu berlebihan karena bisa dibeli di Tanah Suci.
“Sekarang pelaksanaan haji oleh Pemerintah Indonesia sudah sangat bagus. Makanan untuk jamaah sudah disiapkan. Jadi tidak perlu berlebihan untuk membawa persiapan makanan, termasuk tak perlu lagi membawa alat-alat untuk memasak,” tandasnya.*/ [R,K]
Malam Akhir Ramadhan, Jutaan Orang Penuhi Makkah dan Madinah
REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH — Jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Mereka sedang bersiap mengikuti iktikaf di malam terakhir bulan suci Ramadhan.
Seperti dilansir dari Saudi Gazette, Jum’at (23/6), lalu lintas yang menuju ke kota-kota suci sangat ketat dengan kendaraan yang bergerak sangat lambat sebelum matahari terbenam. Seluruh komponen pemerintah telah memobilisasi sumber daya manusia untuk menyambut jamaah.
Semua fasilitas untuk jamaah di kota-kota suci ada di titik maksimal mengingat atmosfir spiritual yang sangat tinggi. Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman, telah memberi instruksi kepada departemen pemerintah dan badan publik demi memperluas kenyamanan tamu-tamu Allah SWT di Makkah dan Madinah.
Upaya maksimal dilakukan untuk memberi umat akomodasi yang memadai demi menjaga kebersihan, keamanan dan mengendalikan lalu lintas memastikan kelancaran arus kendaraan. Rencana Ramadhan fokus untuk memastikan kelancaran arus jamaah dari dan menuju Dua Masjid Suci.
Dari aspek kebersihan, petugas telah memeriksa toko yang menjual bahan makanan dan pedagang kaki lima untuk memastikan mereka mematuhi peraturan kebersihan. Di sisi lain, sudah ada rencana lengkap melindungi jamaah dari penyakit menular, termasuk mendirikan klinik di Masjidil Haram.
Tahun Ini Jamaah Nikmati Pendingin Udara Baru di Tenda Mina
Pemerintah Arab Saudi terus mengupayakan peningkatan layanan untuk jamaah haji asal Indonesia yang menjalankan ibadah haji. Salah satu peningkatan pelayanan yang akan dirasakan jamaah haji Indonesia adalah penggantian pendingin udara (AC).
Menag Berharap Wabah MERS tak Sentuh Jamaah Haji Indonesia
Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, terlihat tidak begitu khawatir dengan ancaman wabah MERS ke jamaah haji. Ia pun berharap, ancaman wabah MERS itu tidak sampai merebak ke jamaah haji asal Indonesia.
“Mudah-mudahan tidak ada kejadian yang tidak dikehendaki dan semuanya berjalan lancar,” kata Lukman, Selasa (13/6) malam.
Hal itu diungkapkan saat ditemui usai membuka Pembekalan Petugas Haji 1438 Hijriah/2017 Masehi di ASrama Haji Pondok Gede. Menurut Lukman Kementerian Kesehatan telah sangat serius mengantisipasi segala kemungkinan. “Termasuk mewabahnya virus MERS,” ujar Lukman.
Sebelumnya, selama periode 10 hari terakhir terdapat empat kematian yang dilaporkan terjadi di Saudi. Dua kasus menimpa ekspatriat yang meninggal di Riyadh, sedangkan dua korban lain merupakan warga Saudi.
Sepanjang bulan Juni, terdapat 35 kasus baru dilaporkan, dan 28 di antaranya terjangkit dari fasilitas kesehatan. Hal ini semakin meningkatkan kewaspadaan mewabahnya kasus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Arab Saudi.
Perseteruan Arab Saudi-Qatar tak Berdampak pada Haji Khusus
JAKARTA — Sekjen Himpuh H Anton Subekti mengatakan munculnya pemutusan hubungan antara Arab Saudi dan Qatar memang sempat menimbulkan sedikit masalah pada penyedia jasa travel haji khusus yang selama ini memakai maskapai Qatar Air. Namun, untungnya persoalan itu kini sudah bisa diselesaikan.
‘’Saya lihat Qatar Air cukup responsif mengatasi situasi munculnya pelarangan terbang ke Saudi Arabia akibat ada pemutusan hubungan diplomatik tersebut. Mereka cepat mengambil tindakan dengan segera mengembalikan angsuran terakhir pembayaran pemesanan tiket. Jadi kami segera bisa boking ke maskapai lain,’’ kata Anton, kepada Republika.co.id (11/6).
Menurut Anton, untuk pembayaran tiket penerbangan haji melalui Qatar Air terbagi dalam tiga termin. Pembayaran pertama dan kedua sudah dilakukan sehingga tinggal menunggu pembayaran terakhir, berupa pelunasan ketika hendak berangkat.
‘’Nah, karena pembayaran angsuran tiket kedua baru saja dilakukan dan masih dalam pembukuan keuangan di Jakarta, maka itu langsung mereka balikan. Namun untuk pembayaran angsuran pertama karena sudah masuk dalam pembukuan di kantor pusat Qatar maka harus menunggu beberapa waktu. Dan, dengan adanya pengembalian angsuran itu maka kini kami bisa langsung pesan tiket ke maskapai lain. Jadi di sini Qatar responsif dan tahu akan kebutuhan kami ini,’’ ujar Anton.
Selama ini, Anton melanjutkan Qatar Air memang menjadi pilihan bagi pengelola travel haji khusus untuk memberangkatkan jamaahnya ke tanah suci. Selain karena harga tiketnya relatif lebih murah, pelayanan Qatar Air disukai karena berkualitas. Bukan hanya itu,pesawatnya relatif lebih baru dan faslitasnya lebih canggih.
‘’Kelemahannya ya harus singgah di Qatar dulu sebelum sampai di Jeddah atau Madinah. Masalah layanan saya kira lebih baik dari maskapai yang lain. Namun sekarang penerbangan Qatar Air ke Saudi Arabia ditutup, maka kami harus segera mencari alteratif maskapai yang lain. Saya kira waktunya cukup sebab jamaah kami berangkat di sekitar pekan kedua bulan Agustus,’’ ujar Anton.
Dari catatan Anton, setiap tahun Qatar Air menyediakan 3.000 kursi penerbangan untuk haji khusus. Selain itu dia pun berharap adanya kendala ini hendaknya bisa dimanfaatkan oleh maskapai lain, khususnya maskapai nasional Garuda Indonesia.
‘’Mudah-mudahan Garuda bisa memanfaatkan situasi ini. Terutama bila pemutusan hubungan diplomatik antara Saudi dengan Qatar berkepanjangan,’’ tandasnya.
—————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297
—————————————————————
Jamaah Haji Dapat 12 Kali Sarapan Selama di Makkah
Ongkos Naik Haji pada musim haji 2017 sedikit lebih mahal dibandingkan musim haji tahu lalu. Namun kata Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin, selisih sebesar Rp 249 ribu bukan kenaikan, karena jamaah haji akan mendapatkan fasilitas yang lebih bagus juga.
“Setidaknya jamaah haji akan dapat sarapan selama 12 hari selama di Makkah, yang tidak ada pada musim haji tahun lalu,” kata Lukman di Denpasar, Sabtu (8/4).
Hal itu dikemukakan Lukman menjawab wartawan seusai meresmikan gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Denpasar Timur. Dalam kunjungannya ke Denpasar, Lukman juga mersmikan Masjid Baiturrahman Kampung Wanasari Denpasar, serta menghadiri pertemuan tokoh lintas agama.
Tekait pelayanan yang diberikan selama pelaksanaan ibadah haji, Lukman mengatakan, pemerintah akan mencarikan tenda dengan mesin pendingin yang lebih baik. Sehingga saat wukuf di Arofah, para jamaah haji tidak merasa kepanasan.
“Tahun lalu, fasilitas ini juga tidak ada di Arofah dan akan kami usahakan. Jadi selisih biaya itu karena kami memberikan fasilitas yang lebih baik,” katanya.
Dikatakan Menag, persiapan pelaksanaan haji tahun ini sudah semakin membaik, dan pada Senin (10/4), jamaah haji yang telah dipanggil, bisal melakukan pelunasan ONH-nya.Dia menyebut, semakin cepat melakukan pelunasan, akan semakin baik, karena pemerintah bisa melakukan persiapan semakin cepat juga.
Menag mengingatkan, agar calon haji menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Antara lain sebaik Menag, dengan menjaga ketahanan tubuh atau stamina, mengingat sebagian besar prosesi perjalanan haji dengan berjalan kaki.
“Karenanya, perlu menjaga kesehatan dengan baik, perlu latihan berjalan-jalan, agar nantinya bisa menyesuaikan diri dalam pelaksanaan haji,” katanya.
Sementara dalam sambutannya, Menag menyebutkan, tujuan orang berhaji adalah menjadi haji yang mabrur. Kemabruran itu sebutnya, tidak hanya diukur dari kesalihan individual semata, melainkan juga dengan kesalihan sosial.
“Haji yang mabrur, selain ibadahnya kepada Allah membaik, tapi hubungan sosial kemasyarakatannya juga semakin bagus,” kata Lukman.
Karena itu Menag berharap, agar pembimbing haji memberikan arahan kepada para calon jamaah haji pada pengertian-pengertian yang luas tentang esensi haji. Tentu saja sambung Lukman, tatacara manasik atau tatacara mengerjakan ibadah haji juga tetap diajarkan, agar para jamaah haji bisa menunaikan hajinya sesuai dengan syariat yang telah ditentukan.
Berkonvoi, Cara Jamaah Haji Mesir ke Tanah Suci
Sebagian jamaah haji ada yang datang ke Tanah Suci dengan cara berkonvoi menggunakan mobil karavan. Salah satu di antaranya yakni jamaah dari Kairo, Mesir.
Salah satu kisah yang menarik yakni pengalaman Abd al Kadir al Djazari, seorang jamaah asal Kairo pada pertengahan abad ke-16. Dalam buku berjudul Pilgrims Sultans The Hajj under the Ottomans, diceritakan pengalaman pribadi Djazari dan keluarganya saat berangkat ke Makkah, Arab Saudi.
Pada tahun 1406-1407, belum ada perintah tetap terkait bagi jamaah Kairo sehingga mengakibatkan kebingungan bagi warga yang hendak pergi berhaji. Hingga akhirnya urutan prioritas diberlakukan.
Namun hal tersebut tidak membendung jumlah calon jamaah yang hendak menunaikan rukun Islam ke-lima. Alhasil sebagian dari mereka memutuskan untuk menjangkau Tanah Suci dengam berkonvoi.
Pemimpin rombongan bertugas memastikan calon jamaah yang ikut berada pada posisinya. Biasanya mereka bergabung di Adjrud, lima titik pemberhentian dari Kairo, tidak jauh dari Suez. Djazari menjelaskan rombongan terbagi menjadi beberapa sub-bagian, yang dia sebut katars. Jumlah mereka bervariasi. Dalam satuan besar, mungkin terdiri dari sembilan orang.
Selama perjalanan, mereka tidak hanya menghadapi Laut Merah, tetapi juga pegunungan dan pantai. Kondisi Laut Merah yang memiliki terumbu karang cukup berbahaya bagi rombongan. Cukup banyak serangan terjadi di wilayah itu.
Penembak jitu yang bersenjatakan busur dan anak panah serta pembawa obor bertanggung jawab atas keamanan rombongan. Pedagang membawa barang-barang berharga biasanya melakukan perjalanan dekat dengan harta bawaan mereka, sementara calon jamaah biasa, berdiri di belakang.
Di antara banyak pejabat yang menyertai kafilah Kairo, sekretaris komandan menempati posisi kunci. Ia harus berkonsultasi terkait kapan keputusan penting harus diambil. Dia juga bertanggung jawab terhadap pembayaran subsidi untuk kaum Badui yang ikut bepergian bersama rombongan. Djazari sendiri kerap memuji kondisi haji masa lalu yang berbeda dengan masa kini karena dianggap lebih cemerlang.
Dianggap sebagai jauh lebih cemerlang; ia mengklaim bahwa kantor kafilah kadi telah kehilangan banyak kilau sebelumnya dan sekarang hampir selalu diisi oleh orang Turki. Sangat mungkin pendapatnya diwarnai oleh kekecewaannya sendiri dengan karirnya.
Setelah semua, dia adalah keturunan dari keluarga mapan baik di Kairo dan Madinah, namun harus puas dengan posisi yang cukup sederhana. Kafilah kadi didampingi oleh sejumlah bawahan. Peziarah yang ingin menutup kontrak-kontrak atau membuat surat wasiat mereka laki-laki membutuhkan gaya hidup tak bercacat untuk bertindak sebagai saksi.
Selain itu, orang-orang ini harus ditemukan dengan mudah jika pernah kesaksian mereka dibutuhkan. Untuk memastikan bahwa mereka yang tersedia dalam kasus tersebut, al-Djazari ayah mulai menetapkan mereka tunjangan.
Orang Makkah-Madinah Naik Haji
“Orang Makkah naik haji?” Pertanyaan ini acapkali terdengar dari banyak pihak ketika berada di Makkah baik untuk umrah maupun naik haji. Bukan hanya itu sebagian Muslim lainnya percaya bahwa setiap orang yang tinggal di Makkah semuanya pasti pernah naik haji.
Ketika pertanyaan ini juga diajukan kepada Ketua Umum Himpuh Baluki Ahmad, dia menjawabnya sambil terkekeh. Baluki yang sudah 40 tahun selalu bolak-balik ke Makkah –bahkan pernah tinggal di Makkah untuk kuliah— untuk mengurusi soal pelayanan haji dan umrah mengatakan hal yang berbalik.
“Saya menemukan sendiri banyak warga Makkah dan juga Madinah yang sudah berumur dan mampu untuk mengerjakan rukun Islam kelima, belum menunaikan haji. Alasannya bermacam-macam. Dari merasa belum dipanggil hingga merasa masih muda hingga merasa perlu menunda-nunda. Ketika pertama menemukan saya kaget, bahkan pernah warga Madinah yang mengurusi haji dan umrah saya, justru saya yang memberangkatkan hajinya,’’ kata Baluki.
Sama halnya dengan orang Islam Indonesia, meski Islam dan mampu secara batiniah dan lahirian banyak di antaranya yang belum merasa perlu naik. Berbagai alasan mereka kemukakan, dari yang takut hartanya berkurang sampai ‘merasa dosanya masih sedikit’, warga Makkah juga seperti itu. Menurut Baluki, kadang-kadang lucu juga melihat kenyataan ini. Begitu besar animo orang di luar Makkah naik haji, namun warganya sendiri malah tenang-tenang saja.
“Ya istilahnya kayak onta itu. Meski berulangkai berada hingga tinggal di Makkah belum tentu dia pernah naik haji. Di sini haji terbukti memang panggilan bagi orang yang beriman dan ikhlas hatinya,’’ ujar Baluki.
Bukan hanya itu, banyak di antara warga Jiran (warga yang tinggal di seputaran) Kota Makkah banyak juga yang ke Masjidil Haram setahun sekali, yakni ketika datangnya Ramadhan. Di luar itu mereka tak pernah ke sana.
Pengalaman lainnya, lanjut Baluki, warga di dua Kota Suci ini ketika hendak naik haji juga membutuhkan dukungan khusus. “Saat itu, ketika tahu ada warga Arab yang tinggal di Madinah saya ajak naik haji, dia terkejut. Karena belum menikah,meski sudah berusia sekitar 25 tahun, dia pun meminta saya untuk meminta izin pada ayahnya. Nah, saat itu juga menemui ayahnya untuk meminta izin memberangkatkan haji anak lelakinya. Bayangkan, selama itu anak tersebut ikut saya dan bolak-balik ke Makkah dari Madinah, ternyata belum haji meski sudah mampu dan dewasa.”
Tak beda dengan kebiasaan Muslim Indonesia yang setiap hendak naik haji melakukan walimatul safar , Baluki menceritakan ‘si pelayan Arab’ itu begitu mau dan diizinkan ayahnya naik haji, dia pun mengumpulkan keluarganya untuk meminta restu. Nah, di situ juga ada acara sederhana ngumpul-ngumpul seperti kebiasaan orang Indonesia itu.
Khusus bagi orang Makkah, di sana juga ada ketentuan ‘kuota haji’. Di sana ada peraturan bahwa naik haji bagi warganya tidak bisa dilakukan setiap tahun. Setiap orang (warga Makkah) hanya bisa mengerjakan haji lima tahun sekali. Kalau nekad melakukan haji tanpa izin dan kemudian tertangkap razia mereka juga akan berurusan dengan pihak keamanan Makkah.
“Razia ini tetap ada tiap tahun. Bagi orang Arab yang berada di luar kKota Makkah pun harus punya izin untuk naik haji. Pada menjelang puncak haji selalu ada pemeriksaan bagi setiap orang yang hendak masuk Makkah. Nah, bagi mereka yang tak punya izin, maka kan masuk Makkah secara sembunyi-sembunyi, melalui jalur tikus lewat perkampungan dan bukit-bukit terpencil untuk menghindari penjagaan. Dan sekarang ini semakin tahun semakin sulit seiring dengan semakin ketat pemberian visa haji maupun visa tinggal di Arab Saudi,’’ kata Baluki.
Lalu di mana warga Makkah ketika musim haji tiba? Pertanyaan ini juga sering diajukan ketika jamaah haji berada di kota tersebut setelah melihat jarangnya warga Makkah yang bisa mereka temui. Sebab, setiap kali mereka berbelanja mereka ternyata hanya menemui ‘mukimin’ Makkah, yakni warga pendatang yang bekerja di Makkah yang berasal dari berbagai negara seperti negara-negara Afrika (Yaman, Mesir, Maroko, dan dan lainnya) hingga warga Eropa seperti Bosnia dan Rusia, atau warga asal Asia seperti Pakistan, India, Indonesia, Mymnar, Bangladesh, Filipina, dan lainnya.
“Jadi jangan salah sangka, ketika musim haji tiba dan biasanya berbarengan dengan masa liburan, warga Makkah malah pergi ke luar kota. Mereka sewakan rumahnya untuk ditinggali para jamaah. Maka tak heran bila ketika rumah itu disewa, pasti ada satu lantai yang dikunci karena penuh perabotan rumah tangga. Sehingga tak heran bila di musim haji jarang warga asli Makkah yang bisa ditemui,” kata Baluki.
Pelajaran yang paling penting lainnya, lanjut Baluki, para jamaah umrah dan haji tetap bersikap waspada ketika di Makkah. Sebab, banyak warga yang tinggal di Makkah juga sering iseng dan bahkan kerap nekad melakukan tindak kejahatan.
’’Pahamilah Makkah itu memang Tanah Suci, tapi warganya adalah manusia biasa seperti lainnya. Apalagi di musim haji ketika manusia dari berbagai negara datang ke situ, semua kemungkinan bisa terjadi!” kata Baluki.
Masa Tunggu Haji Puluhan Tahun, Warga Pilih Umrah
Umrah kian diminati di tengah masa tunggu keberangkatan haji yang mencapai puluhan tahun. Di Kota Malang dan sekitarnya, sejumlah biro perjalanan umrah menyatakan warga yang mendaftar umrah meningkat dalam beberapa tahun belakangan.
Nabil Adam Bakthier, marketing di biro umrah dan haji Sahara Tour and Travel mengungkapkan, selama 2016, biro tersebut memberangkatkan sekitar 700 jamaah umrah asal Malang dan Surabaya. “Dalam dua hingga tiga tahun terakhir jumlah jamaahnya makin meningkat,” jelas Nabil kepada Republika.co.id, belum lama ini.
Setiap bulan, biro ini memberikan kuota 100 jamaah umrah khusus untuk Surabaya dan Malang. Sementara sisanya berasal dari kota-kota lain seperti Lamongan, Gresik, Jember, Bondowoso, Mojokerto, dan Probolinggo.
Menurutnya, waktu tunggu haji yang lama membuat masyarakat memilih berangkat umrah. Apalagi saat ini menjamurnya biro umrah membuat harga makin bersaing. “Waktu favorit untuk umrah biasanya saat Ramadhan dan akhir tahun,” ujar Nabil.
Ungkapan senada juga dilontarkan oleh Weni Anggraeni. Kepala Marketing biro umrah Patuna inii mengatakan, dalam sebulan minimal ada dua hingga lima jamaah umrah berangkat dari Malang. “Semua jamaah berkumpul di Jakarta karena kantor punya banyak cabang di daerah,” kata Weni.
Berdasarkan data kantor Kemenag Kota Malang 2016, masa tunggu keberangkatan haji di kota ini mencapai 20 tahun. Setiap bulan terdapat sekitar 100 orang yang mendaftar haji di Kemenag Kota Malang.
Kementerian Agama telah menetapkan adanya penambahan kuota haji tahun 1438 H/2017 M. Tahun ini, kuota haji mencapai 221 ribu orang dari sebelumnya 168.800 orang. Tahun ini kuota keberangkatan haji terdiri atas kuota haji reguler 204 ribu orang dan kuota haji khusus 17 ribu orang.
Sebelum adanya penambahan kuota, jamaah haji Kota Malang yang berangkat tahun ini sebanyak 951 orang. Kini setelah kuota haji bertambah dijadwalkan ada 1.127 calhaj yang akan berangkat dari Kota Malang pada 2017.
———————————————————————————
Umrah Resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA: 08119303297
———————————————————————————