Kursi Roda Jamaah Haji Diberi Pita Warna

Semua koper jamaah haji akan diberi tanda pita yang sama dengan stiker yang ditempel di buku paspor. Kursi roda jamaah haji juga akan diberi pita warna serupa, stiker, dan bendera Indonesia.

“Masalah kursi roda ini krusial karena pada tahun lalu banyak jamaah kehilangan kursi roda yang dibawa dari Tanah Air,” kata Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat saat meninjau kesiapan fasilitas di Bandara Amir Mohammed Bin Abdulaziz, Madinah, Kamis pagi (27/7).

Berdasarkan pengalaman tahun lalu, banyak kursi roda milik jamaah ditaruh di bagian lost and found (barang hilang) karena tidak ada identitas. Letak bagian barang hilang ini juga posisinya jauh dari lokasi jamaah di bandara sehingga mereka kesulitan mendapatkan kursi rodanya.

“Coba bayangkan bagaimana jamaah yang sudah tua, yang sangat membutuhkan kursi roda tapi tidak bisa mendapatkan kursi rodanya,” ujarnya.

 

IHRAM

Musim Haji Sudah Dekat, Subdit Advokasi Ingatkan Jamaah

Jakarta (Sinhat)–Musim haji sudah dekat, jamaah haji gelombang pertama akan masuk asrama tanggal 27 Juli dan berangkat menuju Arab Saudi esok harinya 28 Juli.

“Saya yakin, jamaah haji mungkin bingung apa saja yang akan di bawa dan bingung hal lainnya,” kata Abdurrazak Alfakhir, Kasubdit Advokasi Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah melalui pesan tertulisnya, Rabu (21/06/2017).

Beli ini itu, isi tas tentengan dan koper pun bisa dibuka berkali-kali. Seperti ada saja yang kurang. Alih-alih tas koper pun membengkak jadi penuh.

“Disinilah tugas motivasi psikologi dalam memberikan rasa ketenangan dengan menyampaikan informasi yang penting, termasuk barang bawaan,” ucap Razak.

Memang kita menyadari, merubah pemikiran barang bawaan agak sulit. Faktor budaya, kebiasaan atau informasi dari kerabat menjadikan jamaah semakin bingung. Perlu menyakinkan bahwa pertama, Arab Saudi (Jeddah, Makkah dan Madinah) bukanlah kota yang terbelakang. Itu kota modern, semua fasilitas dan kebutuhan yang diperlukan ada.

Kedua, menyampaikan informasi bahwa mereka (jamaah haji) saat berangkat dan saat berada di sana akan didampingi, dilayani, dibimbing, dilindungi oleh petugas haji. Pendek kata pembinaan, pelayanan dan perlindungan melekat selalu hadir saat dan kapan pun jamaah haji butuh.

Ketiga, petugas baik di pusat, daerah maupun di Arab Saudi selalu dan tak bosan-bosannya menyampaikan informasi tentang layanan haji. “Semisal bagaimana saat berada di pesawat, bagaimana saat berada di Masjidil Haram, Masjidil Nabawi,  di Raudah, saat tawaf, sai, tahallul, di pemondokan, di pusat perbelanjaan, di Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina),” terang Razak.

Keempat, tentang kesehatan. Jamaah haji dengarkan himbauan, informasi, arahan dari petugas kesehatan. “Kita punya Klinik Kesehatan Haji Indonesia. Dokter spesialis, obat-obatan, alat kesehatan dan pendukung lainnya ada. Jadi jangan kuatir. Apabila memang ada penyakit yang memang membutuhkan obat tertentu, jamaah jangan sungkan untuk konsultasi saat di Tanah Air kepada petugas,” terangnya.

Kelima, patut kita bersyukur bahwa persiapan haji tahun ini sudah hampir rampung. Banyak hal baru yang menjadi pendukung layanan. “Menu makanan semakin variatif, volume makan ditambah, pemondokan setara hotel bintang tiga, bus yang sudah diupgread, tenda di Arafah dibuat baru berbahan PVC tahan panas dengan rangka baja dan dilengkapi pendingin udara,” terang Razak.

Keenam, soal ibadah juga jamaah haji akan dibimbing melekat. Saat di Tanah Air dilakukan bimbingan massal di kabupaten kota sebanyak 2 kali, di kecamatan sebanyak 6-8 kali dan khusus bagi Karu dan Karom pun dilakukan bimbingan agar terbangun rasa memiliki dalam melayani terkait ibadah. “Selama di Arab Saudi pun bimbingan melekat dilakukan, ada visitasi dan bimbingan di pemondokan jamaah haji,” ungkapnya.

Jadi intinya adalah apabila jamaah membutuhkan apapun maka tanyalah kepada petugas. “Semua hal terkait layanan haji insyaallah sudah ditingkatkan, jadi kalau mau bertanya maka tanyalah kepada petugas, baik saat di Tanah Air maupun saat di Arab Saudi nanti,” pungkas Razak. (ar/ha)

 

KEMENAG RI

Jamaah Haji Dapat 12 Kali Sarapan Selama di Makkah

Ongkos Naik Haji pada musim haji 2017 sedikit lebih mahal dibandingkan musim haji tahu lalu. Namun kata Menteri Agama, Lukman Hakim Saefuddin, selisih sebesar Rp 249 ribu bukan kenaikan, karena jamaah haji akan mendapatkan fasilitas yang lebih bagus juga.

“Setidaknya jamaah haji akan dapat sarapan selama 12 hari selama di Makkah, yang tidak ada pada musim haji tahun lalu,” kata Lukman di Denpasar, Sabtu (8/4).

Hal itu dikemukakan Lukman menjawab wartawan seusai meresmikan gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Denpasar Timur. Dalam kunjungannya ke Denpasar, Lukman juga mersmikan Masjid Baiturrahman Kampung Wanasari Denpasar, serta menghadiri pertemuan tokoh lintas agama.

Tekait pelayanan yang diberikan selama pelaksanaan ibadah haji, Lukman mengatakan, pemerintah akan mencarikan tenda dengan mesin pendingin yang lebih baik. Sehingga saat wukuf di Arofah, para jamaah haji tidak merasa kepanasan.

“Tahun lalu, fasilitas ini juga tidak ada di Arofah dan akan kami usahakan. Jadi selisih biaya itu karena kami memberikan fasilitas yang lebih baik,” katanya.

Dikatakan Menag, persiapan pelaksanaan haji tahun ini sudah semakin membaik, dan pada Senin (10/4), jamaah haji yang telah dipanggil, bisal melakukan pelunasan ONH-nya.Dia menyebut, semakin cepat melakukan pelunasan, akan semakin baik, karena pemerintah bisa melakukan persiapan semakin cepat juga.

Menag mengingatkan, agar calon haji menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Antara lain sebaik Menag, dengan menjaga ketahanan tubuh atau stamina, mengingat sebagian besar prosesi perjalanan haji dengan berjalan kaki.

“Karenanya, perlu menjaga kesehatan dengan baik, perlu latihan berjalan-jalan, agar nantinya bisa menyesuaikan diri dalam pelaksanaan haji,” katanya.

Sementara dalam sambutannya, Menag menyebutkan, tujuan orang berhaji adalah menjadi haji yang mabrur. Kemabruran itu sebutnya, tidak hanya diukur dari kesalihan individual semata, melainkan juga dengan kesalihan sosial.

“Haji yang mabrur, selain ibadahnya kepada Allah membaik, tapi hubungan sosial kemasyarakatannya juga semakin bagus,” kata Lukman.

Karena itu Menag berharap, agar pembimbing haji memberikan arahan kepada para calon jamaah haji pada pengertian-pengertian yang luas tentang esensi haji. Tentu saja sambung Lukman, tatacara manasik atau tatacara mengerjakan ibadah haji juga tetap diajarkan, agar para jamaah haji bisa menunaikan hajinya sesuai dengan syariat yang telah ditentukan.

 

IHRAM

Jabal Uhud, Bukan Sembarang Gunung di Arab Saudi

Jabal Uhud di Madinah, Arab Saudi sering menjadi destinasi wisata religi jamaah umrah atau haji. Pengunjung bisa mengenang Perang Uhud dan perjuangan Nabi Muhammad SAW di sana.

Jabal Uhud adalah bukit terpanjang di Madinah yang membentang 6 km. Nama Jabal Uhud bisa diartikan sebagai bukit yang menyendiri. Berbeda dengan umumnya bukit dan gunung di Madinah yang saling menyambung, Jabal Uhud tidak bersambungan.

detikTravel berkesempatan berkunjung ke sana beberapa waktu silam. Jamaah umrah kala itu banyak juga yang datang ke Jabal Uhud. Itu memang bukan destinasi biasa.

Jabal Uhud menjadi saksi bisu dari Perang Uhud di tahun 625 silam. Sebanyak 70 orang syuhada gugur dan dimakamkan di sana. Dahulu Nabi Muhammad SAW kerap ziarah ke Jabal Uhud. Sehingga kemudian umat Muslim yang ke Tanah Suci untuk umroh atau haji pun kerap datang ke Jabal Uhud untuk berziarah.

Komplek pemakaman terlihat begitu sederhana. Di sekelilingnya diberi pagar berjeruji yang tingginya sekitar 3 meter.

Di area pemakaman terlihat batu-batu hitam membentuk kotak cukup besar sebagai tanda makam Hamzah bin Abdul Muthalib dan Abdullah bin Jahsyi, yang merupakan sepupu Nabi Muhammad SAW. Sementara itu makam para syuhada lainnya tidak terlihat ada tandanya.

Peziarah bisa leluasa melihat ke area dalam pemakaman. Namun tetap ada aturan berziarah yang harus ditaati. Aturannya ada yang tertulis dalam bahasa Indonesia sehingga mudah dimengerti.

Selama di Jabal Uhud pengunjung dapat mendaki bukit yang tidak terlalu tinggi, namun tidak mudah memang mencapai puncaknya. Tentunya tetap harus selalu berhati-hati ya!

Sebelum pulang dari Jabal Uhud pengunjung bisa mampir dulu ke area yang penuh dengan pedagang suvenir serta makanan khas Arab. Beragam suvenir yang ada antara lain perhiasan, tasbih hingga berbagai macam jenis kurma.

 

DETIK

Menag: Tenda di Arafah Haji Tahun Ini Jauh Lebih Baik

Kementerian Agama berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan kepada jamaah haji Indonesia. Salah satunya adalah peningkatan kualitas tenda di Arafah.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memastikan tenda di Arafah pada musim haji tahun ini jauh lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, tenda di Arafah selama ini menggunakan bahan sejenis terpal yang ditopang dengan bambu atau besi yang sudah karatan.

Lansir laman resmi Kemenag, Jumat (21/04/2017), pada tahun 2015, bahkan beberapa tenda jemaah haji Indonesia di Arafah roboh terkena angin kencang.

“Tahun ini ada perubahan kualitas tenda. Bahannya anti api dan tahan air. Rangkanya dari baja,” terang Menag dalam rapat rapat koordinasi dengan Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani dan Menkes Nilla F Moloek di Madinah, Arab Saudi, Kamis (20/04/2017) waktu setempat.

Rapat yang dipimpin Dubes RI Agus Maftuh Abegebril ini diikuti oleh KJRI Jeddah, Staf Teknis Haji, dan Tim Penyedia Layanan Jemaah di Madinah. “Sekarang rangkanya sudah baja dan lebih tinggi sehingga lebih nyaman,” tambahnya.

Menag Lukman bersama Menko PMK Puan Maharani dan Menkes Nilla F Moeloek berada di Arab Saudi untuk meninjau langsung persiapan penyelenggaraan ibadah haji di Makkah dan Madinah.

Usai rapat koordinasi, Menko PMK didampingi Menkes meninjau fasilitas Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Dalam kesempatan itu, Menkes menjelaskan, masalah utama KKHI terkait penyewaan tempat. Menkes beharap KKHI punya tempat permanen di masa mendatang.

Menko PMK lalu mengecek langsung fasilitas ruang perawatan, stok obat-obatan, termasuk ruang gawat darurat. KKHI Madinah dilengkapi dengan 75 tempat tidur rawat, 20 tempat tidur UGD, dan 80 petugas kesehatan haji. Sifat pelayanan adalah pelayanan dasar dan emergensi.

Lantai 1 dimanfaatkan untuk ruang rawat Psikiatri, ruang rawat laki-laki dan perempuan dan ruang penunjang seperti radiologi, laboratorium, gizi, poli gigi, dan ruang linen.

Sementara lantai 2 dipergunakan untuk depo obat dan alat kesehatan, serta ruang kerja petugas sanitasi surveilans dan siskohatkes. Guna memberikan pelayanan maksimal, KKHI Madinah juga dilengkapi delapan ambulans.*

 

HIDAYATULLAH

Ini Penyebab Wawasan Calon Jamaah Soal Haji Minim

Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) menilai pemerintah perlu memberikan perhatian serius terhadap bimbingan para calon jamaah haji (calhaj) Indonesia. Pasalnya selama ini wawasan dan pengetahuan para calhaj dinilai masih minim.

Komisioner KPHI Syamsul Maarif mengatakan minimnya wawasan calhaj soal proses haji tidak lain karena latar belakang pendidikan yang rendah. Kebanyakan tingkat pendidikan calhaj Sekolah Menengah Atas (SMA) ke bawah. Ditambah lagi usia calhaj mayoritas 60 tahun ke atas.

“Artinya di samping latar belakang pendidikan rendah, kemampuan mereka menerima ilmu pengetahun pun rendah,” ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (18/4).

Untuk itu, dia meminta pemerintah memberikan perhatian serius kepada calhaj terutama soal pembekalan wawasan soal haji. “Mestinya Ditjen PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umrah) bekerja sama dengan Ditjen Bimas Kemenag melakukan bimbingan melalui penyuluhan. Bimbingan ini pun seharusnya dilakukan sejak calhaj mendaftar haji,” ujar Syamsul.

Bimbingan sebaiknya berkaitan dengan materi penyelenggaraan haji dan umrah, waktu ritual haji, sarana dan prasarana, hingga alat peraga. Saat ditanya berapa lama waktu ideal bimbingan haji, dia menjawab hal itu relatif. Menurut Syamsul, yang terpenting adalah pemerintah terus memantau kemampuan calhaj.

Hal ini bisa dilakukan melalui pra-test dan post-test terhadap calhaj. Pra-test bertujuan untuk mengetahui kemampuan calhaj menerima bimbingan, sementara post-test berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan jamaah setelah mengikuti bimbingan. Syamsul menyebut rangkaian tes ini dapat menjadi patokan kadar wawasan dan pengatahuan calhaj terkait proses yang akan mereka lalui di Tanah Suci.

 

IHRAM

Jamaah Haji Indonesia ‘Dimanjakan’ dengan Fasillitas Tenda Baru di Arafah

Bersama Menag Lukman Hakim Saifuddin dan Menkes Nilla F Moeloek, Menko PMK Puan Maharani sudah mengecek fasilitas tenda yang akan digunakan jemaah haji di Indonesia di Arafah, Sabtu (22/04). Ikut mendampingi, Dubes RI untuk Saudi Arabia Agus Maftuh Abegebril, Deputi Bidang Pendidikan dan Agama, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil, Konjen RI di Jeddah, Staf Khusus Menko PMK dan Kapus Kesehatan Haji.Staf Teknis I Kantor Urusan Haji (KUH) KJRI Jeddah Ahmad Dumyathi Basori menjelaskan, tenda baru di Arafah berukuran 25 x 15 meter dengan daya tampung 250 jemaah. Ada juga tenda yang berukuran lebih kecil 10 x 15 meter karena menyesuaikan bidang tanah di Arafah.

“Setiap tenda dilengkapi dengan pendingin AC baru sebanyak 6 unit dan 6 unit kipas angin besar yang dilengkapi dengan spray air (mitsfan),” ujar Dumyathi, kemarin.

AC dan kipas angin ini sangat diperlukan, mengingat suhu udara pada puncak haji 2017 diperkirakan sangat panas. Berdasarkan Rencana Perjalanan Ibadah Haji 2017 yang dirilis Kementerian Agama, puncak haji Wukuf di Arafah tanggal 9 Dzulhijjah 1438H diperkirakan bertepatan dengan 31 Agustus 2017.

“Dengan cuaca panas, risiko calon jamaah haji mengalami heat stroke sangat tinggi. Oleh sebab itu, Pemerintah terus berupaya meningkatkan fasilitas bagi jamaah haji,” tutur Dumyathi.

Saat meninjau, Menko PMK juga menyaksikan pengoperasian AC tenda. Dia menyarankan, agar penempatan AC dinaikan sekitar 1 meter. Dia khawatir jika AC ditaruh di bawah, justru akan mengganggu kesehatan jamaah saat berisirahat.

“Selain AC dan mitsfan, karpet yang akan digunakan jamaah di Arafah juga relatif baru, karena maksimum usia dua tahun,” tambahnya.

Fasilitas lain yang tidak kalah penting adalah ketersediaan toilet tingkat yang memadai. Bahkan, untuk menjamin pasokan listrik, setiap tenda akan dilengkapi satu gen-set. Fasilitas ini, penting agar tidak terjadi gangguan dan berakibat fatal. Fasilitas yang jauh lebih baik ini diharapkan akan memberikan kenyamanan bagi jamaah haji Indonesia.

Peningkatan fasilitas karpet juga dilakukan di Muzdalifah yang akan digunakan jamaah untuk menjalani mabit. Dengan begitu, jamaah haji diharapkan dapat beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan menuju Mina.

“Selama di Arafah, jamaah haji akan mendapatkan pelayanan makan sebanyak 4 kali. Sedangkan di Musdzlifah satu kali dan di Mina sebanyak 11 kali,” terang Dumyathi.

Menurut Dumyathi, Menko PMK Puan Maharani merasa senang melihat perubahan persiapan pelayanan haji 2017. Menko menilai ada peningkatan signifikan dibanding tahun 2015.

Menko PMK mengapresiasi upaya Menag Lukman bersama jajarannya yang terus memperjuangkan perbaikan fasilitas tenda, karpet, dan kamar mandi di Arafah. menurutnya, fasilitas tersebut selama ini selalu menjadi perhatian masyarakat.

Akan hal ini, Menag Lukman mengatakan, bahwa pemerintah akan terus berupaya maksimal dalam menyiapkan pelayanan haji 2017. Kepada calon jamaah haji, menag berpesan untuk terus mempersiapkan diri dengan baik, menjaga kesehatan serta menyiapkan fisik dan mental.

 

sumber: IHRAM

Jemaah Langsung Dapat Buku Manasik Saat Pelunasan

Jakarta (Kemenag) — Kasubdit Pembinaan Ibadah Haji Ali Rokhmad memastikan jemaah haji Indonesia tahun ini akan langsung mendapatkan buku manasik haji pada saat pelunasan.

Pengadaan buku oleh Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sudah selesai dan siap diserahkan kepada jemaah bersamaan dengan pemberian souvenir lainnya, seperti baju ihram, mukena, dan baju batik haji.

“Alhamdulillah, buku manasik tahun ini akan diberikan lebih awal. Begitu jemaah melunasi BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji), akan langsung diberikan buku manasik oleh Bank Penerima Setoran BPIH setempat,” kata Ali Rokhmad di Jakarta, Kamis (23/03).

Menurut Ali, distribusi buku lebih awal penting agar jemaah mempunyai waktu yang cukup untuk membaca dan memahami manasik haji. Dengan begitu, bimbingan manasik yang diselenggarakan Kemenag akan berjalan lebih baik dan efektif.

“Kegiatan manasik di KUA Kecamatan akan dilaksanakan sebanyak 10 kali, kecuali di Prov. DKI Jakarta, Jabar, Jatim, dan Jateng, sebanyak 8 kali,” ujarnya.

Selain distribusi buku lebih awal, lanjut Ali, upaya lain Kemenag agar kegiatan manasik lebih efektif adalah dengan menyusun kurikulum manasik berbasis regu/rombongan. Selain materi ibadah, kurikulum ini juga berisi materi pembekalan tugas dan fungsi ketua regu, termasuk pendalaman permasalahan aktual (waqiiyah) dalam manasik.

Ali menambahkan, bimbingan manasik yang dilakukan pemerintah kepada jemaah sesuai dengan standar standar mutu yang diharapkan. Sehingga, jemaah mampu melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan syariat agama Islam.

“Prinsip pelayanan ibadah oleh pemerintah adalah sah, bukan mengejar afdhaliyat,” ujarnya.

“Bagi masyarakat yang ingin memperoleh layanan bimbingan manasik lebih dari standar yang diberikan Pemerintah, termasuk ingin mendalami aspek ibadah lainnya, dipersilahkan mengikuti pembimbingan di KBIH. Tentu saja ada biaya tambahan yang disepakati bersama,” tambahnya.

Kemenag dan KBIH, menurut Ali akan terus menjalin sinergi yang berorientasi pada kebutuhan jemaah supaya mereka bisa beribadah dengan khusu’ dan memperoleh haji mabur. Kehadiran KBIH menjadi salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam pembinaan ibadah haji.

“Penyelenggaraan haji itu menjadi tugas nasional yang tidak bisa dilepaskan dari peran pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu sukses haji, sukses bersama bangsa Indonesia,” tandasnya. (mkd/mkd)

 

sumber: Kemenag RI

Masa Tunggu Haji Puluhan Tahun, Warga Pilih Umrah

Umrah kian diminati di tengah masa tunggu keberangkatan haji yang mencapai puluhan tahun. Di Kota Malang dan sekitarnya, sejumlah biro perjalanan umrah menyatakan warga yang mendaftar umrah meningkat dalam beberapa tahun belakangan.

Nabil Adam Bakthier, marketing di biro umrah dan haji Sahara Tour and Travel mengungkapkan, selama 2016, biro tersebut memberangkatkan sekitar 700 jamaah umrah asal Malang dan Surabaya. “Dalam dua hingga tiga tahun terakhir jumlah jamaahnya makin meningkat,” jelas Nabil kepada Republika.co.id, belum lama ini.

Setiap bulan, biro ini memberikan kuota 100 jamaah umrah khusus untuk Surabaya dan Malang. Sementara sisanya berasal dari kota-kota lain seperti Lamongan, Gresik, Jember, Bondowoso, Mojokerto, dan Probolinggo.

Menurutnya, waktu tunggu haji yang lama membuat masyarakat memilih berangkat umrah. Apalagi saat ini menjamurnya biro umrah membuat harga makin bersaing. “Waktu favorit untuk umrah biasanya saat Ramadhan dan akhir tahun,” ujar Nabil.

Ungkapan senada juga dilontarkan oleh Weni Anggraeni. Kepala Marketing biro umrah Patuna inii mengatakan, dalam sebulan minimal ada dua hingga lima jamaah umrah berangkat dari Malang. “Semua jamaah berkumpul di Jakarta karena kantor punya banyak cabang di daerah,” kata Weni.

Berdasarkan data kantor Kemenag Kota Malang 2016, masa tunggu keberangkatan haji di kota ini mencapai 20 tahun. Setiap bulan terdapat sekitar 100 orang yang mendaftar haji di Kemenag Kota Malang.

Kementerian Agama telah menetapkan adanya penambahan kuota haji tahun 1438 H/2017 M. Tahun ini, kuota haji mencapai 221 ribu orang dari sebelumnya 168.800 orang. Tahun ini kuota keberangkatan haji terdiri atas kuota haji reguler 204 ribu orang dan kuota haji khusus 17 ribu orang.

Sebelum adanya penambahan kuota, jamaah haji Kota Malang yang berangkat tahun ini sebanyak 951 orang. Kini setelah kuota haji bertambah dijadwalkan ada 1.127 calhaj yang akan berangkat dari Kota Malang pada 2017.

 

sumber:Ihram.Co.id

 

———————————————————————————
Umrah Resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA: 08119303297
———————————————————————————

Kuota Haji 221 Ribu Sesuai Komitmen Saudi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Agama menetapkan total kuota haji 1438 H/2017 M sebanyak 221 ribu jamaah. Kuota ini sesuai komitmen Arab Saudi yang mengembalikan kuota normal, plus kuota tambahan 10 ribu jamaah.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil mengatakan, tambahan kuota 10 ribu itu adalah komitmen Kerajaan Saudi. Saudi berbeda dengan Indonesia, sehingga jangan mengukur Saudi dengan ukuran Indonesia.

“Tambahan kuota 10 ribu itu komitmen sungguh-sungguh dan disampaikan dalam forum terbuka. Tambahan kuota 10 ribu itu pun berawal dari kunjungan Presiden Joko Widodo ke Saudi. ”Jadi jangan diabaikan, berprasangka baik. Kalau jadi lalu diabaikan, sayang sekali,” kata Djamil, Rabu (22/2).

Komitmen itu disampaikan pejabat setingkat menteri. Menteri Haji Saudi juga sudah setuju dan sudah dikonfirmasi berkali-kali. Kalau sampai saat belum ada surat, kata Djamil, itu hal di internal Saudi yang tidak Kemenag tahu.

Kementerian Agama menetapkan bahwa kuota haji 1438H/2017M sebesar 221 ribu. Ketetapan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penetapan Kuota Haji Tahun 1438H/2017M.

KMA 75/2017 ini juga mengatur bahwa kuota haji reguler terdiri atas kuota jemaah haji reguler sebanyak 202.518 orang dan kuota petugas haji daerah (TPHD) sebanyak 1.482 orang. Sedangkan kuota haji khusus terdiri atas kuota jamaah sebanyak 15.663 orang dan kuota petugas sebanyak 1.337 orang.

Pembagian kuota bervariasi dari satu provinsi ke provinsi lain. Dari 33 provinsi, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mendapat kouta haji reguler terbanyak di atas 30 ribu. Sementara Nusa Tenggara Timur mendapat kuota paling paling sedikit yakni 670 yang terdiri atas 665 untuk jamaah reguler dan lima orang untuk petugas. Kuota Jawa Barat merupakan yang terbanyak yakni 38.852 orang yang terdiri atas kuota TPHD 259 orang dan jamaah haji reguler 38.593 ribu.

 

IhramCoID

Alhamdulillah…