Pesan Rasulullah untuk Ibnu Abbas

Abdullah bin Abbas masih berkerabat dengan Rasulullah . Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf al-Quraisy. Dari garis ibu, ia pun masih tergolong sanak famili Nabi. Ibundanya bernama Ummu Fadil Lubabah al-Kubra binti Haris al-Hilaliyah. Ummu Fadil merupakan saudara kandung salah seorang istri Nabi, Maimunah.

Dr Abdur Rahman Ra’fat Basya dalam bukunya Shuwar min Hayaatis Shahabah menceritakan ihwal Abdullah bin Abbas sebagai anggota keluarga besar sekaligus sahabat Rasulullah. Ia termasuk yang mendapatkan perhatian serta kasih sayang Nabi Muhammad. Bahkan, semenjak usianya masih bayi. Sebelum Ibnu Abbas mendapatkan air susu ibunya untuk pertama kali, Rasulullah terlebih dahulu menggumamkan doa kebaikan ke telinga Abdullah bin Abbas.

Rasulullah  sudah merasakan adanya potensi besar dalam diri Abdullah bin Abbas. Hal itu sebagaimana telah ditemuinya dalam diri Ali bin Abi Thalib, keponakan beliau , serta Zaid bin Haritsah. Karena itu, Rasulullah sedapat mungkin meluangkan waktu untuk mendidik mereka dan para sahabat muda lainnya kepada kebaikan.

Dalam hal Abdullah bin Abbas, tidak jarang penduduk Makkah mendapati Nabi Muhammad dan Ibnu Abbas duduk bersama sambil bercengkerama atau membicarakan pengetahuan. Sejak kecil, Abdullah terkenal cerdas. Ia suka bertanya banyak hal untuk menuntaskan rasa ingin tahu. Sampai menginjak masa remaja, Abdullah yang lahir di Makkah sekitar tiga tahun hijrah ini mendapatkan pendidikan langsung dari Rasulullah .

Rasulullah mendapatkan kesan bahwa daya tangkap Abdullah termasuk cemerlang. Suatu ketika, Nabi Muhammad mengajak Ibnu Abbas berjalan-jalan. Kemudian, Nabi berkata kepada pemuda tersebut.

Ya ghulam (pemuda -Red), maukah engkau mendengarkan beberapa kalimat yang sangat berguna? Yakni, jagalah Allah SWT (ajaran-ajaran-Nya), engkau akan mendapati-Nya selalu menjaga engkau. Jagalah Allah SWT (hindari larangan-larangan-Nya), engkau akan mendapati-Nya selalu dekat di hadapan engkau.

Kenalilah Allah dalam sukamu, Allah akan mengenal engkau dalam dukamu. Bila engkau meminta, mintalah hanya kepada Allah. Jika engkau memerlukan pertolongan, bermohonlah kepada Allah. Semua hal (kejadian) telah selesai ditulis.

Ketahuilah, seandainya semua makhluk bersepakat untuk membantumu dengan apa-apa yang tidak Allah takdirkan kepadamu, mereka tak akan mampu membantumu. Bila mereka berencana menghalang-halangi engkau dalam mendapatkan apa-apa yang Allah takdirkan untukmu, mereka pun tak akan mampu melakukannya.

Segala perbuatanmu, kerjakanlah dengan keyakinan dan keikhlasan. Ketahuilah, bersabar dalam musibah itu akan menemui hasil yang baik. Dan kemenangan itu dicapai dengan kesabaran. Kesuksesan sering melalui sebelumnya kesukaran. Dan kemudahan tiba setelah kesulitan.

Demikian sabda Rasulullah kepada Abdullah bin Abbas. Sebagaimana riwayat Ahmad, Hakim, dan Tirmidzi. Dan Abdullah mematri kata-kata Nabi dalam benaknya, seumur hidupnya.

 

REPUBLIKA ONLINE

Tiga Fakta tentang Sya’ban yang Perlu Anda Ketahui

Alhamdulillah, kita sekarang berada di bulan Sya’ban 1438 H. Dalam hitungan kurang lebih tiga pekan ke depan, umat Islam akan menyambut bulan suci, Ramadhan. 

Nah, bulan Sya’ban ini menjadi titik tolak yang cukup penting dalam memaksimalkan ibadah sepanjang Ramadhan.

Ada banyak hal yang barangkali belum banyak kita ketahui seputar Sya’ban. Republika.co.id mencoba merangkum beberapa hal yang perlu kita ketahui seputar bulan ini. Berikut ini penjabarannya. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan Anda.

Kakek Moyang Rasulullah Berjasa Menamakan Bulan ini

Pertama kali yang menamakan bulan ini dengan sebutan Sya’ban adalah Qushayyi bin Kilab, kakek moyang Rasulullah SAW kelima. Penyebutan tersebut diperkirakan berlangsung pada 412 Masehi.

Ada banyak versi mengapa bulan ini dimanakan Sya’ban. Menurut Ahmad bin Yahya Tsa’lab, Sya’ban dalam bahasa Arab bermakna cabang.

Disebut demikian, karena bulan ini seakan-akan muncul layaknya cabang di antara dua bulan yang agung, yaitu Rajab dan Ramadhan.

Menurut Ibnu Hajar, penamaan bulan ini juga tak terlepas dari tradisi bangsa Arab pada masa jahiliyah. Konon, selama bulan ini, mereka saling berpencar, dan mencari kongsi untuk saling berperang setelah mereka rehat sejenak sepanjang Rajab.

Bulan yang Keutamaannya Kerap Dilupakan

Keutamaan bulan ini juga tak bisa dipandang sebelah mata. Namun sayangnya, justru tak sedikit orang yang melupakan keistimewaan bulan ini dan menyia-nyiakan begitu saja. Rasulullah pernah menyatakan demikian, bahwa Sya’ban termasuk bulan yang keistimewaannya kerap dilalaikan.

Untuk itulah, Aisyah RA seperti riwayat Bukhari dan Muslim, menjelaskan aktivitas Baginda Rasul pada Sya’ban. Di luar Ramadhan, Rasul sering berpuasa pada bulan ini bahkan hingga menyambung berpuasa Ramadhan. Riwayat lain bahkan menyebut, selain Ramadhan, bulan yang paling disukai Rasul untuk berpuasa.

Rasulullah mengungkapkan mengapa beliau meningkatkan intensitas dan frekuensi puasa sunah pada Sya’ban, yaitu lantaran pada bulan ini catataan amal kita diangkat ke langit. “Aku ingin amalanku (Rasulullah) diangkat ke langit dalam kondisi berpuasa,” sabda Rasulullah.

Atas peringatan tersebutlah maka, para generasi salaf berlomba-lomba memaksimakan ibadah pada bulan ini. Seorang tabiin, yakni Salmah bin Suhail al-Hadhrami al-Kufi mengatakan, para tabiin pada jika sudah memasuki Rajab, mereka bergegas dan berlomba-lomba membaca Alquran.

Bahkan bulan ini akrab dengan sebutan Bulan Pembaca Alquran (Syahr al-Qurra’)”. Amar bin Qais, dikisahkan sering menutup tokonya sepanjang Sya’ban khusus untuk beribadah dan membaca Alquran.

Meninggalnya Ulama Besar dan Berlangsungnya Peristiwa Agung

Pada bulan ini, sejarah mencatat meninggalnya para ulama besar. Di antaranya adalah pakar tafsir, Ibnu Katsir, yang meninggal pada 26 Sya’ban 774 Hijriyah.

Demikian pula pendiri mazhab Zhahiri, yaitu Ibnu Hazm azh-Zhahiri yang wafat 28 Sya’ban 456 Hijriyah.

Bulan Sya’ban juga menjadi momentum berlangsungnya peristiwa agung, di antaranya adalah pengalihan kiblat umat Islam yang semula berada di Masjid al-Aqsha, Palestina beralih ke Masjid al-Haram, Makkah. Pada bulan ini pula, perintah wajib berpuasa Ramadhan mulai diberlakukan pada tahun kedua Hijriyah.

 

REPUBLIKA ONLINE

Penasaran Kalimat Pertama Rasulullah SAW di Madinah? Ini Dia

Kedatangan Rasulullah SAW di Madinah, mendatangkan kegembiraan dan sukacita di kalangan warga setempat dan para sahabat yang telah datang terlebih dahulu di sana.

Melihat raut wajah Rasulullah, segenap penduduk Madinah menyimpulkan bahwa Muhammad SAW adalah sosok yang jujur, dapat dipercaya, dan tak pernah berdusta.

Di tengah-tengah sambutan meriah tersebut, Rasulullah SAW untuk pertama kali di Madinah, mengeluarkan sebuah kalimat yang sangat bersejarah dan sarat pesan luhur.

Kalimat perdana tersebut, sebagaimana dinukilkan Abu Hilal al-‘Askary dalam kitabnya yang berjudul al-Awail dengan riwayat dari Abdullah bin Salam adalah sebagai berikut:

“Wahai segenap manuisia, berbagilah makanan, tebarkanlah ucapan salam, pererat tali silaturahim, dan lakukanlah shalat malam saat orang tertidur pulas, niscaya kalian akan masuk surga dengan damai.”

Tidak hanya menekankan pesan pentingnya integrasi sosial yang terkandung dalam kalimat tersebut, Rasulullah juga menerima hadiah sebagai penyambung silaturahim dari warga setempat.

Hadiah pertama yang diterima Rasul di Madinah antara lain adalah satu keranjang yang berisi roti, minyak samin, dan susu yang dihadiahkan oleh Zaid bin Tsabit.

Sa’ad bin ‘Ubadah juga memberikan hadiah kepada Rasulullah berupa satu keranjang iga dan lemak. Sementara Farwah bin Amar al-Khazami menghadiahkan penutup kepala, keledai, dan tempat senjata yang berbalut emas ke Rasulullah.

Hadiah-hadiah itu tak ada yang disimpan Rasul untuk memperkaya diri, tetap justru malah dibagi-bagi ke istri-istri beliau dan sejumlah sahabat, antara lain Abu Bakar.

 

REPUBLIKA ONLINE

 

 

Baca juga:

MUI minta hiburan malam ditertibkan selama Ramadhan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) meminta pemerintah kota (Pemkot) setempat menertibkan tempat hiburan malam selama bulan suci Ramadhan.

“Saya ingin Pemkot Padang menertibkan tempat hiburan malam selama Ramadhan. Hal ini sebagai antisipasi terhadap perilaku menyimpang masyarakat yang dapat merusak nilai ibadah selama bulan itu,” kata Ketua Umum MUI Kota Padang, Duski Samad di Padang, Selasa (02/05/2017).

Ia menambahkan walaupun surat edaran tentang penertiban atau penutupan ini belum dikeluarkan, pihaknya akan terus mendorong supaya hal ini menjadi bahan tindak lanjut bagi pemkot setempat.

Mengenai penertiban, ia menjelaskan hal ini terkait dengan jam beroperasi tempat hiburan tersebut, namun lebih bagus ia menyarankan untuk ditutup saja selama bulan suci Ramadhan .

“Ini menyangkut moralitas masing-masing individu, bukan lagi persoalan agama. Karena itu kami ingin adanya kesadaran diri dari berbagai pihaknya untuk bisa menjaga sikap,” ujarnya.

Jika penertiban ini tidak dapat mengatasi, ia mengemukakan lebih baik adakan penutupan pada tempat-tempat tersebut.

Ia mengharapkan untuk pihak terkait seperti pemilik tempat hiburan dan masyarakat lainnya untuk dapat menerima imbauan penutupan ini.

Selain itu, MUI juga meminta aparat penegak hukum untuk menindak tegas berbagai bentuk pelanggaran hukum yang dapat mengganggu kekhidmatan dalam menjalan ibadah puasa seperti peredaran minuman keras, tempat hiburan malam dan praktik prostitusi.

“Masyarakat juga jangan melakukan pemborosan yang mendatangkan kemudharatan bagi diri sendiri,” ujarnya.

 

RIMVNEWS

Ini Satu-satunya Sahabat Nabi yang Namanya Diabadikan Al-Qur’an

Ayat-ayat al-Qur’an biasanya diturunkan untuk menjawab berbagai soalan yang memerlukan ketetapan hukum, selain yang sifatnya informatif tentang kehidupan di masa lalu dan masa mendatang.

Namun, meskipun banyak ayat yang menjawab tanyaan sahabat maupun yang turun untuk memuji kualitas keimanan seseorang, al-Quran tak pernah menyebut nama mereka. Oleh sebab itu, jika kita membaca al-Quran dari awal hingga akhir, tak akan kita temui nama-nama seperti Umar, Aisyah maupun Ali. Padahal, banyak ayat turun terkait tiga sahabat tersebut.

Satu-satunya nama sahabat Nabi yang disebut dalam al-Quran hanya Zaid. Siapakah dia dan disebut di surah apa?

Dia adalah Zaid bin Haritsah (578-629). Al-Quran mengabadikan namanya dalam surah al-Ahzab [37] ayat 37. “… Maka ketika Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya (bercerai), Kami nikahkan engkau dengannya (janda Zaid/Zainab) agar tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (menikahi) istri dari anak angkat mereka. …”

Zaid bin Haritsah adalah anak angkat Nabi Muhammad saw. Sebelumnya, ketika masih kanak-kanak dia dibawa ibunya bepergian. Perampok menculiknya, lalu menjualnya di pasar budak.

Hakam bin Hazam membelinya dan dihadiahkan ke bibinya, Khadijah binti Khuwailid. Setelah Khadijah menikah dengan Rasul, Zaid turut hidup bersama keluarga Nabi. Nabi tak pernah menganggap Zaid sebagai budak, melainkan diasuh laiknya anak sendiri.

Di kemudian hari, ayah Zaid, Abdul Uzza bin Imri’ Al-Qais, mendapat kabar bahwa anaknya dijual sebagai budak di Mekah. Ayah Zaid segera berangkat ke Mekah dan menemui Nabi. Dia bermaksud menebusnya. Akan tetapi, Nabi menolak tawaran uang dari ayah Zaid.

Nabi mengatakan bahwa semuanya terserah Zaid. Jika ingin pulang ke kampung halaman bersama ayahnya, Nabi mempersilakan tanpa tebusan apapun. Jika ingin bersamanya, Zaid tak akan pernah diperlakukan sebagai budak.

Zaid akhirnya memutuskan tinggal bersama Nabi Muhammad. Ayahnya pun tak keberatan dengan keputusan anaknya ini. Dia pulang dengan lega karena anaknya mendapat pengasuhan yang jauh lebih baik.

Seiring perjalanan waktu, Zaid tumbuh menjadi pemuda saleh yang cerdas dan luas pemahamannya. Sebagai prajurit, dia dikenal sebagai pemanah ulung. Dalam setiap pertempuran yang diikutinya, Zaid selalu menjadi komandan.

Pertempuran terakhir Zaid adalah pada bulan September 629. Sebanyak 3000  pasukan yang dipimpin Zaid bergerak menuju Basrah (Suriah). Tentara Bizantium yang terdiri dari 100.000 tentara asal Yunani didukung oleh 100.000 tentara kabilah-kabilah Arab, seperti Lakhm, Judham, Al-Qayn, Bahra dan Bali menyergap pasukan Zaid di Mu’tah.

Zaid dan tentaranya menyulitkan pasukan Bizantium yang mengepung dari segala penjuru, sampai akhirnya sebuah tombak lontar menancap di tubuhnya. Zaid mengalami perdarahan hebat, nyawanya tak tertolong.

Mendengar kabar kesyahidan Zaid, Nabi Muhammad menemui keluarganya. Anak Zaid menangis di hadapan Nabi. Nabi Muhammad juga turut menangis sampai terisak. Saad bin Ubadah berkata, “Rasul, apakah ini?” Nabi menjawab, “Ini adalah duka seorang kekasih untuk yang dicintainya.”

Zaid tercatat sebagai prajurit yang pertama kali syahid di negeri asing.

 

RIMANEWS

Hizbut Tahrir di Negara Lain Dilarang? Ini Penjelasan MUI

Ormas Islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) terancam dibubarkan setelah sejumlah Ormas dan Mabes Polri memunculkan wacana pembubaran tersebut. Pasalnya, HTI dinilai dapat mengancam keutuhan NKRI dan tidak sesuai dengan Ideologi Pancasila.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri, KH Muhyiddin Junaidi mengatakan bahwa sejatinya Hizbut Tahrir (HT) telah dilarang di sejumlah negara lain. Pasalnya, kata dia, visi HT tidak sesuai dengan Undang-Undang di beberapa negara tersebut.

“Betul di negara-negara lain itu di-black list, di-ban, dilarang, di Rusia, kemudian di negara timur tengah tidak boleh ada HT, di Saudi Arabiyah, di Libia tidak boleh ada HT,” ujarnya saat saat berbincang dengan Republika.co.id.

Menurut dia, beberapa negara yang melarang HT tersebut sudah ada daftarnya. Bahkan, kata dia, orang yang akan mendirikan HT di Rusia akan langsung ditangkap lantaran HT tidak sesuai dengan undang-undang Rusia.

Sementara, sudah selama ini HTI dibiarkan berkembang di Indonesia. Pasalnya, menurut dia, Indonesia mempunyai undang-undang yang berbeda dengan undang-undang negara yang melarang HT itu.

“Ya kan Indonesia mempunyai hukum sendiri, kita punya undang-undang sendiri, kita punya cara sendiri untuk menyelesaikan kasus seperti ini. Selama namanya saja Hizbut Tahrir, selama mereka mengakui Pancasila sebagai dasar falsafah bernegara, selama dia mengakui NKRI no problem,” ucapnya.

Namun, kata dia, jika HTI diketahui bertentangan dengan ideologi Pancasila dan ingin mendirikan sistem khilafah maka semuanya akan berbeda. Indonesia dapat melarang organisasi tersebut.

“Yang masalahnya menjadi lain kalau dia sudah tidak menganggap itu (Pancasila) sebagai landasan dan falsafah bernegara,” kata Muhyiddin.

 

REPUBLIKA ONLINE

Hukum Pejamkan Mata Ketika Salat, Zikir dan Doa

TERKADANG seseorang lupa bahwa di antara prinsip dalam beragama Islam adalah sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

“Tidaklah tertinggal sesuatu pun yang mendekatkan ke surga dan menjauhkan dari neraka melainkan telah dijelaskan semuanya kepada kalian” (HR. At-Thabrani, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah). [1]

Dan di sisi yang lain, terkadang seseorang ketika beribadah juga lupa bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda,

“Sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam” (HR. Muslim dalam shahihnya dari Jabir bin Abdillah radhiallahu anhuma). [2]

Terkadang tanpa terasa, setelah menunaikan salat, seseorang melanjutkan berzikir dengan memejamkan mata, kita lakukan itu tanpa kesengajaan. Demikian pula, sebagian manusia ada yang berdoa sambil memejamkan matanya, dengan tujuan agar bisa berdoa dengan khusyu. Apakah kedua perkara itu dibenarkan?

Berikut Fatwa-Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizhahullah (no. 223681) menjelaskan hal itu. Alhamdulillah, tidak dikenal di dalam sunah bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam dahulu memejamkan kedua matanya dalam bentuk ibadah apapun juga, baik itu salat, baca Alquran, zikir, doa, khutbah, atau selain itu.

Telah berlalu jawaban atas pertanyaan no. 22174 yang menjelaskan bahwa memejamkan kedua mata dalam salat itu hukumnya makruh kecuali jika ada keperluan, yaitu adanya perkara yang menyibukkan seseorang dalam salatnya, berupa ukiran, hiasan, ornamen, gambar, lewatnya wanita, atau semisal itu. Namun jika tidak ada keperluan, tidaklah disayariatkan seseorang memejamkan kedua mata.

(Berdasarkan dalil di atas) maka jika didapatkan sebab yang diperlukan untuk memejamkan kedua mata (saat berdoa dan berzikir), maka boleh (memejamkan mata), seperti ketika didapatkan sesuatu yang menyibukkan orang yang berdoa atau berzikir.

Adapun jika tidak didapatkan sebab yang diperlukan, maka meneladani Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam -tanpa diragukan lagi- adalah lebih utama (afdal).

Terkadang sebagian manusia memejamkan kedua matanya dengan alasan supaya khusyu. Ini adalah perkara yang tidak disyariatkan dan ulama telah mengingkarinya.

Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah pernah ditanya, “Apa hukum memejamkan kedua mata di dalam salat saat membaca Alquran dan ketika doa Qunut supaya bisa khusyu dalam salat?” Beliau menjawab, “Ulama telah menyebutkan bahwa hukum memejamkan kedua mata di dalam salat adalah makruh, kecuali jika ada sebab semisal di hadapan seseorang yang sedang salat ada sesuatu yang menyibukkannya atau cahaya yang terang, sangat menyilaukan kedua matanya dalam keadaan itu boleh ia memejamkan kedua matanya untuk menghindari bahaya tersebut. Adapun sangkaan sebagian manusia bahwa jika memejamkan kedua matanya bisa lebih khusyu baginya di dalam salatnya, saya khawatir ini termasuk tipu daya setan untuk menjerumuskannya dalam perkara yang makruh, sedangkan ia tidak merasa. Dan apabila ia membiasakan dirinya baru bisa khusyu jika memejamkan kedua matanya, maka inilah biang keladi yang menjadikan dirinya merasa lebih khusyu jika memejamkan kedua mata dibandingkan jika membuka kedua matanya” (Majmu Fatawa wa Rasail Al-Utsaimin 13/299).

Namun terkadang, tanpa disengaja, seseorang memejamkan mata begitu saja saat berdoa dan berzikir, maka hal ini tidaklah mengapa. Lagian kita yang tahu bagaimana usaha kita untuk khusyu. Wallahu Taala Alam. [muslim.or.id]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2376740/hukum-pejamkan-mata-ketika-salat-zikir-dan-doa#sthash.ebeVFfge.dpuf

 

Baca juga: 3 Adab berdoa

Kesan Pertama Mark Shaffer Saat Kunjungi Baitullah

Mark Shaffer memutuskan menjadi Muslim sekitar delapan tahun lalu atau tepatnya pada 17 Oktober 2009. Ia berikrar syahadat saat berada di Arab Saudi.

Ketika itu, Mark sedang menghabiskan waktu liburan di negara petro dolar itu selama 10 hari dengan mengunjungi beberapa kota, seperti Riyadh, Abha, dan Jeddah. Selama kunjungan ini, ia tertarik dengan Islam dan mempelajarinya.

Mark adalah seorang jutawan terkenal sekaligus seorang pengacara di Los Angeles. Spesialisasi kasus yang ia tangani adalah seputar kasus di hukum perdata. Ia merupakan pemilik firma hukum The Shaffer Law Firm. Kasus besar terakhir  yang ia tangani adalah kasus penyanyi pop terkenal Amerika, Michael Jackson, sepekan sebelum ia meninggal.

Perkenalan Mark tidak terlepas dari sentuhan pemandu wisata yang menemaninya selama di Arab Saudi. Dhawi Ben Nashir namanya.

Menurut Nashir, sejak menginjakkan kaki pertama kali di Arab Saudi dan tinggal di Riyadh selama dua hari, Mark sudah mulai mengajukan pertanyaan soal Islam dan shalat. Dari hari ke hari selama perjalanan wisata, ketertarikan Mark kepada Islam semakin besar, terutama saat ia mengunjungi padang gurun pasir.

Saat berada di gurun gersang itu, Mark kagum melihat tiga pemuda Saudi yang melaksanakan shalat di atas bentangan padang pasir yang sangat luas. Baginya, hal tersebut merupakan pemandangan yang begitu fantastis.

Setelah dua hari di Al-Ula, Mark dan rombongan mengunjungi al-Juf. Saat tiba di al-Juf, Mark mulai berburu buku-buku Islam. Ia meminta Nashir memberikan beberapa buku Islam yang ia butuhkan.

Dengan penuh semangat, Mark membaca semua buku yang diberikan kepadanya. Keesokan paginya, Mark meminta kepada Nashir mengajarinya melakukan gerakan shalat. Nashir mengajari Mark bagaimana berdoa dan mengambil wudhu. Kemudian, ia mengikuti gerakan shalat Nashir.

Setelah shalat, Mark merasakan kedamaian dalam jiwanya. Kamis sore, Mark dan rombongan meninggalkan al-Ula untuk mengunjungi Jeddah. Dalam perjalanan menuju Jeddah, Mark semakin tampak serius membaca buku-buku Islam.

Saat tiba di Jeddah, Mark mengunjungi kota tua Jeddah. Karena perjalanan bertepatan dengan hari Jumat, Nashir pemandu wisata Mark mohon izin  melaksanakan shalat Jumat. Mark meminta Nashir kembali mengajaknya melaksanakan ibadah shalat. Mark ingin tahu bagaimana shalat Jumat dilaksanakan.

Kekaguman Mark kepada Islam semakin besar saat ia ikut serta dalam pelaksanaan shalat Jumat, yang diadakan di masjid dekat hotel ia menginap. Mark begitu kagum dengan banyaknya jamaah yang hadir hingga keluar masjid.

Ditambah lagi setelah shalat selesai dilaksanakan, masing-masing orang saling berjabat tangan dan berpelukan dengan wajah ramah. Baginya ini adalah hal yang begitu indah.

Selesai melaksanakan shalat Jumat, Mark kembali ke hotel. Tiba-tiba ia mengatakan kepada Nashir bahwa ia ingin menjadi seorang Muslim.

Tanpa ragu, Nashir mengarahkan Mark. Ia meminta Mark bersuci terlebih dahulu sebelum membimbingnya mengucapkan ikrar syahadat. Akhirnya, Mark resmi menjadi Muslim.

Mark memutuskan mendeklarasikan keislamannya kepada media Arab Saudi, yakni kepada surat kabar al-Riyadh. Dalam keterangannya kepada media, Mark mengaku tidak bisa mengungkapkan perasaannya.

Ia merasa seperti dilahirkan kembali dan memulai kehidupan baru. “Saya sangat senang. Kebahagiaan ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, terutama ketika saya mengunjungi Masjid al-Haram dan Ka’bah,” katanya.

Sebelum menjadi Muslim, ia mengaku sudah memiliki informasi tentang Islam, tapi sangat terbatas. Ketika mengunjungi Arab Saudi dan menyaksikan langsung Muslimin di sana, ia merasa memiliki dorongan yang kuat untuk tahu lebih banyak tentang Islam.

Informasi yang benar terkait Islam yang ia terima, membuatnya yakin bahwa risalah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini adalah agama yang benar.

Mark mengatakan, tidak akan pernah puas dan terhenti mendalami Islam. Ia justru semakin termotivasi belajar agama. Ia sadar masih terlalu banyak yang mesti ia pelajari tentang risalah yang damai ini.

Mark meninggalkan Arab Saudi pada Ahad pagi, 18 Oktober 2009 setelah menyelesaikan perjalanan wisatanya. Sebelum meninggalkan Jeddah, saat mengisi formulir keimigrasian, dengan bangga Mark mencantumkan Islam sebagai agamanya.

 

Setelah memeluk Islam, Mark mengungkapkan keinginannya untuk mengunjungi Masjid al-Haram di Makkah dan shalat di sana sebelum meninggalkan Arab Saudi.

Untuk memenuhi keinginan Mark, Nashir mengajaknya pergi ke kantor Dakwah dan Irsyad di kawasan Al-Hamro’, Jeddah, untuk mendapatkan bukti formal bahwa Mark telah memeluk Islam.

Bukti ini diperlukan agar Mark dapat  diizinkan memasuki Kota Makkah dan Masjid al-Haram. Mark akhirnya memperoleh sertifikat sementara sebagai bukti ia seorang Muslim.

Dalam kunjungannya ke Masjid al-Haram, Mark ditemani Ustaz Muhammad Turkistani karena Nashir harus mengantar rombongan lainnya kembali ke bandara.

Sesampainya di Masjid al-Haram, Mark tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Kebahagiaannya semakin bertambah saat memasuki masjid dan menyaksikan secara langsung Ka’bah. Ustaz Muhammad Turkistani yang mendampingi Mark mengaku  tidak bisa mengungkapkan apa yang ia saksikan dengan kata-kata.

Setelah melakukan tawaf di sekitar Ka’bah, Mark melaksanakan shalat sunah dan pergi keluar dari Masjid al-Haram. Sejujurnya, ia merasa enggan  meninggalkan Masjid al-Haram. Ia berharap suatu saat dapat kembali melaksanakan shalat di Masjid al-Haram.

REUBLIKA ONLINE

Clarence Jack Ellis: Iman yang Saya Yakini Sekarang adalah Islam

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, ”Tidak ada agama tanpa akal.” Hadis ini secara tersirat menegaskan bahwa suatu agama, terlebih agama Islam, harus dipahami inti sari ajarannya dengan cara berpikir. Segala sesuatu yang ada di alam ini merupakan buah karya Allah SWT, sang pencipta alam semesta. Keberadaan alam ini pun adalah wujud dari keberadaan-Nya.

Tak salah bila kemudian banyak orang yang berusaha mempelajari agama dengan sungguh-sungguh karena mereka akan menemukan hakikat jati dirinya dan Tuhan sang Pencipta. Ini pulalah yang dialami dan dilakukan mantan wali kota Macon, sebuah negara bagian di Georgia, Amerika Serikat, Clarence Jack Ellis. Ia menemukan jati diri yang sesungguhnya setelah benar-benar mempelajari agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

“Mengapa seseorang beragama Kristen? Itu karena Anda merasa melakukan sesuatu yang benar. Bagi saya, hal itu bukan persoalan besar. Namun, banyak orang yang ingin tahu apa yang Anda yakini. Bagi saya, Islam adalah agama yang cocok buat saya. Saya seperti kembali ke akar saya setelah bertahun-tahun melakukan perenungan,” kata Ellis kepada surat kabar Boston Herald saat ditanya mengapa ia memilih pindah ke agama Islam, sebagaimana dikutip Islamonline.

Ellis mengatakan, ia mempelajari Alquran selama bertahun-tahun. Dan, ia menemukan tujuan hidupnya dalam Islam. Terlebih lagi setelah ia berkunjung ke Senegal. Menurut Ellis, nenek-nenek moyangnya sudah memeluk agama Islam sebelum mereka dibawa ke Amerika Utara sebagai budak. Ellis mengaku jiwanya terasa tenteram dan damai setelah masuk Islam. Ia juga merasa tidak perlu menyembunyikan keislamannya dari publik yang telah memilihnya sebagai wali kota Macon walaupun keputusan memeluk Islam adalah keputusan yang sangat pribadi sifatnya.

Pria kelahiran Macon, 6 Januari 1946, ini masuk Islam pada Desember 2007 lalu. Sebagai seorang pejabat negara, keislaman Ellis mengundang perha tian publik Amerika. Namun demikian, ia sudah bulat pada keputusannya.

”Ini adalah keputusan yang sangat personal, tapi saya juga memahami bahwa saya seorang publik figur. Sebagai wali kota, saya pikir masyarakat berhak tahu apa yang saya yakini sebagai orang yang beriman. Iman yang saya yakini sekarang adalah Islam,” kata Ellis.

Bersyahadat

Ellis yang semula menganut agama Kristen hijrah menjadi seorang Muslim menjelang akhir kepemim pinannya. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat dalam sebuah upacara kecil di Senegal, Afrika Barat. Setelah masuk Islam, Ellis mengurus status hukum perubahan namanya dari Clarence Jack Ellis menjadi Hakim Mansour Ellis. Ia tetap menggunakan nama keluarganya atas permintaan kedua putrinya. Keislaman Ellis menghiasi berbagai media massa di AS dan sejumlah media internasional.

Tak heran bila keputusannya itu menjadi buah bibir. Karena, sejak memutuskan masuk Islam, ia masih menjabat sebagai wali kota Macon. Setelah menjadi seorang Muslim, ayah dari lima anak itu mulai membiasakan diri untuk menunaikan shalat lima waktu dan secara rutin berkunjung ke Islamic Center di Bloomfield Road.

Ellis mengaku bangga dengan kebebasan beragama di AS. ”Kami meyakini Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, seperti kami meyakini Musa sebagai seorang nabi,” ujar Ellis.

Karier Peraih gelar sarjana muda di bidang sastra dari Saint Leo College di Florida, AS, ini menjabat sebagai wali kota Macon selama dua periode, sejak 14 Desember 1999 hingga Desember 2003. Kemudian, ia terpilih kembali dan menjabat hingga Desember 2007. Ia tidak bisa menjabat lagi sebagai wali kota karena sudah terpilih sebanyak dua kali masa jabatan yang lamanya empat tahun.

Ellis adalah warga kulit hitam pertama yang terpi lih sebagai wali kota Macon sepanjang 176 tahun sejarah kota itu. Ia menjadi wali kota Macon ke-40 yang berhasil terpilih dua kali berturut-turut. Selama menjabat sebagai wali kota Macon, Ellis dikenal sebagai sosok yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan kota itu. Ia menggunakan bantuan dari negara bagian dan Federal untuk membantu latihan kerja bagi anak-anak muda, membuat program pengarahan, penyuluhan, program usai sekolah, dan program untuk mengurangi jumlah kriminalitas di kota itu.

Dengan dana bantuan tersebut, ia juga mencanangkan program perumahan rakyat. Pada saat ia memerintah, telah dibangun lebih dari 200 unit rumah baru dengan harga terjangkau dan lebih dari 100 rumah susun di pusat kota Macon. Pada masa pemerintahannya, Macon ditetapkan sebagai kota unggulan oleh Asosiasi Kotamadya Georgia serta dianuegrahi The City Livability Award oleh Konferensi Wali Kota se-AS. Bahkan, mantan ibu negara Laura Bush menunjuk Macon sebagai cagar komunitas Amerika.

”Saya tetap berbagi dengan keluarga besar saya, komunitas Macon yang mendukung saya ketika saya masih menjadi seorang Kristiani dan masih memercayai saya hingga kini. Saya masih orang yang sama meski saya mengganti nama saya,” kata Ellis.

Sepanjang kariernya, sebagai mana tercatat dalam situs pribadi nya, Macon tercatat pernah bertugas di dinas kemiliteran AS selama dua tahun dan ikut dikirim ke Perang Vietnam dalam Divisi ke-101 Angkatan Udara AS dengan pangkat sersan. Atas jasa-jasanya di kemiliteran, Ellis menda patkan sejumlah penghargaan, antara lain tiga penghargaan Bronze Star, medali Army Commendation for Valor and Heroism, serta penghargaan Purple Heart karena luka-luka yang dialaminya dalam perang Vietnam.

Duta Uganda

Kiprah Clarence Jack Ellis saat menjabat sebagai wali kota tidak hanya sebatas urusan yang terkait dengan kota yang dipimpinnya, tetapi juga sampai ke tataran internasional. Saat memerintah, Ellis membina hubungan dengan beberapa kota internasional di Rusia, Afrika, dan Korea. Hubungan yang dibina antara Macon dan kota-kota dunia tersebut mengarah kepada bentuk kerja sama sister city. Dengan mengatasnamakan Konferensi Wali Kota se-AS, Konferensi Nasional Wali Kota Kulit Hitam, dan Konferensi Wali Kota sedunia, Ellis memimpin beberapa delegasi ke sejumlah negara Afrika, termasuk Ethiopia, Afrika Selatan, Ghana, Senegal, Uganda, dan Kamerun.

Lawatan-lawatan yang kerap ia lakukan ke sejumlah ne ga ra Afrika ini ternyata menarik perhatian Pemerintah Ugan da. Karena itu, tak mengherankan jika ia kemudian diangkat menjadi duta kehormatan bagi Uganda pada April 2007 lalu. Posisi sebagai duta kehormatan ini akan dijalan kannya setelah masa jabatannya sebagai wali kota Macon berakhir. Ellis berharap bisa menggunakan posisi kehormatan itu untuk mempromosikan Uganda di wilayah tenggara Ame ri ka Serikat. Seorang duta kehormatan biasanya mengemban tugas untuk membantu warga negara dari negara yang mereka wakili dalam menyelesaikan semua bentuk persoal an yang dihadapi mereka di negara di mana mereka tinggal.

Dukung Hugo Chavez Pada saat menjabat, Ellis juga pernah mendapat sorotan tajam publik Amerika menyusul sikapnya yang dengan te rang-terangan mendukung pemerintahan Presiden Vene zuela Hugo Chavez. Atas sikapnya ini, Ellis tidak hanya didemo oleh warga kota Macon, tetapi juga mendapat kecaman dari para pemimpin lokal lainnya di Negeri Paman Sam. Mantan calon wali kota saat itu, David Corr, mengata kan, pernyataan wali kota merupakan sebuah bentuk kemarahan. ”Kita harus mengutuk Chavez sebagai musuh kebebasan.”

Sementara itu, seorang anggota senat Partai Republik dari wilayah pemilihan Macon, Allen Peake, menilai bahwa tindakan yang dilakukan Ellis sebagai tindakan yang mencemarkan nama kota Macon. ”Saya pikir, itu negatif bagi kami,” ujarnya kepada The Macon Telegraph. ”Kita perlu melakukan hal-hal yang bisa mengembalikan citra positif Macon,” tambahnya. Peristiwa tersebut terjadi pada pertengahan Agustus 2007 silam.

Sebagaimana pemberitaan yang dilansir situs foxnews, wali kota Jack Ellis telah mengirimkan surat dukungan yang disampaikan melalui kurir kepada Presiden Chavez. Dalam suratnya, Ellis menuliskan pesan bahwa para pemimpin lokal di AS dapat berdiri bersamasama pemimpin Venezuela meskipun perbedaan pendapat terjadi di tingkat pemerintah pusat. Ia tak peduli tudingan miring yang ditujukan padanya. Baginya, sebuah kebenaran harus ditegakkan, apa pun risikonya.

 

Benarkah Sedang Haid Dilarang Baca Quran?

MASALAH wanita haid membaca Alquran, di situ ada detil perbedaan pendapat di antara para fukaha. Banyak dari fukaha mengatakan hal itu haram. Diantara mereka ada yang memperbolehkannya dengan rincian-rincian dan syarat-syarat

Yang saya rajihkan bahwa tidak boleh bagi wanita haid membaca Alquran. Hal itu karena sabda Rasulullah saw:

“Janganlah seseorang yang sedang haid dan jangan pula seseorang yang sedang junub membaca sesuatupun dari Alquran” (HR at-Tirmidzi)

Hadis ini meski ada kritik tentangnya, namun banyak fukaha mengambilnya. Meski demikian, telah dinyatakan di dalam hadis sahih pengharaman membaca Alquran bagi orang yang sedang junub. Dan orang yang sedang haid seperti orang yang sedang junub pada masalah ini. Abu Dawud dan an-Nasai telah mengeluarkan, dan dalam riwayat Ibn Majah semacam itu, dari Ali ra., ia berkata:

“Nabi saw keluar dari kamar kecil lalu beliau membacakan Alquran kepada kami dan makan daging bersama kami, tidak menghijab beliau tidak menghalangi beliau – dari Alquran sesuatupun selain junub.”

Jelas dari hadis tersebut bahwa junub menghalangi membaca Alquran, artinya membaca Alquran haram bagi orang yang junub. Dan orang yang haid seperti orang yang junub, maka haram baginya membaca Alquran sebagaimana haram bagi orang yang junub membaca Alquran.

Saudaramu. Atha bin Khalil Abu ar-Rasytah. []

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2376921/benarkah-sedang-haid-dilarang-baca-quran#sthash.obObhi2r.dpufwanita

 

 

Baca Juga: Membaca AlQuran saat haid