Biografi Ringkas Nabi Ibrahim, Ismail, dan Ishaq

Mau tahu biografi tiga nabi besar ini? Coba baca ringkasannya.

Biografi ringkas Nabi Ibrahim

Hidup sekitar tahun: 1997 – 1870 sebelum Masehi (127 tahun)

Dingkat jadi Nabi pada tahun: 1900 sebelum Masehi (97 tahun)

Diutus pada kaum: Al-Kaldaniyun

Tempat diutus: Madinah Aur Al-‘Iraqiyyah

Penyebutan dalam Al-Qur’an: 69 kali

Jumlah keturunan: 13

Mukjizat dan kelebihan beliau:

  • Khalilullah (kekasih Allah) dan bapak dari para nabi
  • Selamat dari pembakaran api oleh kaumnya
  • Membangun Kabah bersama anaknya
  • Diberi 10 shuhuf (lembaran wahyu)

Tempat wafatnya: Al-Khalil

Biografi ringkas Nabi Ismail bin Ibrahim

Hidup sekitar tahun: 1911 – 1774 sebelum Masehi (137 tahun)

Dingkat jadi Nabi pada tahun: 1850 sebelum Masehi (usia 61 tahun)

Diutus pada kaum: kaum ‘Ad

Tempat diutus: Makkah Al-Mukarramah

Penyebutan dalam Al-Qur’an: 12 kali

Jumlah keturunan: 12 anak laki-laki

Mukjizat dan kelebihan beliau:

  • Allah memuliakannya ketika kecil dengan perantaraan keluarnya air zamzam yang penuh berkah dari kedua kakinya. Kisahnya panjang lebar ada di sini.
  • Ismail itu pemberani dan penyabar, dan membenarkan janji.

Dalam ayat disebutkan tentang Nabi Ismail:

وَٱذْكُرْ فِى ٱلْكِتَٰبِ إِسْمَٰعِيلَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صَادِقَ ٱلْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَّبِيًّا

وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُۥ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱلزَّكَوٰةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِۦ مَرْضِيًّا

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” (QS. Maryam: 54-55)

Tempat wafatnya: Makkah Al-Mukarramah

Biografi ringkas Nabi Ishaq bin Ibrahim

Hidup sekitar tahun: 1892 – 1717 sebelum Masehi (175 tahun)

Dingkat jadi Nabi pada tahun: 1800 sebelum Masehi (usia 92 tahun)

Diutus pada kaum: Al-Kan’aniyyun

Tempat diutus: Al-Khalil

Penyebutan dalam Al-Qur’an: 17 kali

Jumlah keturunan: 2

Mukjizat dan kelebihan beliau:

  • Ketika Ibrahim mencapai usia 100 tahun, lahir dari istri beliau Sarah yaitu Ishaq bin Ibrahim padahal ia sudah sepuh (berusia lanjut) dan divonis mandul.
  • Ishaq itu saleh, jujur, dan bawa berkah.
  • Ishaq itu lembah lembut dan penuh kasih sayang.

Tempat wafatnya: Al-Khalil

Referensi:

Athlas Tarikh Al-Anbiya wa Ar-Rusul. Cetakan ketiga belas, 1438 H. Sami bin ‘Abdullah bin Ahmad Al-Malghuts. Penerbit Obekan.

Muhammad Abduh Tuasikal

Patungan Qurban Sapi Tidak Sama, Apakah Sah?

Bagaimana jika patungan qurban yang boleh urunan dari tujuh orang tidak sama antara tujuh orang yang ada?

Misalnya, harga sapi 21 juta rupiah. Lima orang patungan tiga juta rupiah, sedangkan orang keenam patungan 3,5 juta rupiah. Yang ketujuh memberikan sokongan hanya 2,5 juta rupiah.

Bolehkah seperti di atas?

Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid hafizhahullah ditanya, “Bolehkah salah satu dari yang ikut dalam patungan qurban memberikan patungan kurang dari 1/7 untuk qurban sapi? Apakah itu berpengaruh pada shahibul qurban lainnya yang ikut patungan?”

Jawaban Syaikh hafizhahullah, “Boleh berserikat dalam sapi atau unta sebagai qurban dari tujuh orang. Tidak boleh salah satu dari yang ikut patungan tersebut kurang dari 1/7. Ini jika tujuannya berqurban. Kalau maksudnya cuma untuk menikmati daging (bukan untuk berqurban), maka boleh patungan semau yang berserikat.

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah dalam risalah Ahkam Al-Udhiyyah memberikan keterangan, “Kambing itu sah untuk satu orang. Sedangkan untuk sapi dan unta boleh urunan tujuh orang. Jika kambing jadinya berserikat dua orang atau lebih dalam kepemilikannya untuk dijadikan qurban, maka tidaklah sah. Tidak sah berserikat kecuali pada unta dan sapi untuk patungan tujuh orang saja. Karena ingatlah udhiyyah (qurban) adalah suatu bentuk ibadah dan qurbah (pendekatan diri) kepada Allah. Karena qurban adalah ibadah, maka hendaknya dijalani dengan cara yang disyariatkan yaitu mengikuti waktu, jumlah, dan cara yang ditetapkan syariat. Diringkas dari Rasail Fiqhiyyah, hlm. 58, 59.

Jika salah seorang dari yang patungan tujuh sapi atau unta kurang dari 1/7, maka tidaklah sah sebagai qurban. Namun hal ini tidak berpengaruh pada shahibul qurban yang lain yang dalam satu kelompok. Karena tidaklah masalah jika dalam patungan sapi, sebagian berniat untuk qurban, dan sebagian lagi cuma menginginkan dagingnya saja (artinya: niat tiap peserta tidak sama).” (Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab, no. 111887)

Imam Nawawi rahimahullah dalam Al-Majmu’ (8:372) berkata, “Boleh berserikat dalam tujuh untuk qurban unta atau sapi. Bisa jadi yang berserikat adalah satu rumah atau berbeda rumah. Bisa juga dalam perserikatan tersebut ada sebagian yang berniat untuk mencari daging saja. Maka yang berniat untuk dijadikan qurban tetap sah, walau lainnya berniat untuk memperoleh dagingnya saja. Begitu pula termasuk jika niatannya untuk nadzar atau qurban sunnah. Inilah pendapat dalam madzhab kami (madzhab Syafi’i) dan juga pendapat dari Imam Ahmad serta jumhur (mayoritas) ulama.”

Imam Ibnu Qudamah rahimahullah dalam Al-Mughni (13:363) menyatakan tentang ada yang berniat qurban dan ada yang cuma cari dagingnya saja,

لِأَنَّ كُلَّ إِنْسَانٍ مِنْهُمْ إِنَّمَا يُجْزِئُ عَنْهُ نَصِيْبُهُ , فَلاَ تَضُرُّهُ نِيَّةُ غَيْرِهِ

“Setiap orang dari mereka dianggap mendapat bagian yang ia niatkan dan tidak memudaratkan niat yang lain.”

Kesimpulan:

Kembali ke masalah patungan qurban sapi yang tidak sama, maka tidak termasuk qurban karena akhirnya jatah satu orang kurang dari 1/7. Hal ini bisa diatasi dengan cara shahibul qurban yang beri patungan lebih memberi kepada yang kurang (tambal sulam) atas keridhaannya.

Semoga Allah beri pemahaman.

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/21059-patungan-qurban-sapi-tidak-sama-apakah-sah.html

Reisa Tekankan Terapkan Protokol Kesehatan Saat Beribadah

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro menyampaikan, perwakilan organisasi keagamaan Indonesia sepakat untuk mengedepankan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan ibadah. Pelaksanaan ibadah pun akan dilakukan dengan hati-hati agar Covid-19 tak semakin meluas.

“Misalnya Konferensi Waligereja Indonesia atau KWI masih mempersiapkan secara teliti dan ketat penyelenggaraan ibadah di gereja. Begitu juga dengan persekutuan gereja-gereja di Indonesia dan organisasi umat Nasrani lainnya. Perwakilan umat Budha Indonesia atau Walubi masih melaksanakan ibadah secara daring,” kata Reisa saat konferensi pers, Ahad (21/6).

Hal ini disampaikan perwakilan organisasi keagamaan Indonesia saat bertemu dengan Ketua Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid19 Doni Monardo. Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut setelah pertemuan antara Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin dengan delapan tokoh lintas agama di Istana Merdeka pada Selasa (2/6) lalu.

Pemerintah pun telah mengizinkan kembali masyarakat di zona aman untuk melaksanakan ibadah di rumah ibadah, namun tetap menjalankan protokol kesehatan yang dianjurkan. Sebab, hingga kini pandemi masih berlangsung. “Semua pimpinan agama tersebut mengatakan bahwa tingkat disiplin masyarakat perlu mendapatkan perhatian,” ujarnya.

Reisa menyebut Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Perseketuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) juga menyampaikan, masjid dan gereja harus menjadi pusat edukasi dan literasi mengenai pentingnya menjalankan protokol kesehatan. Sementara itu, Ketua DMI Jusuf Kalla mengatakan protokol kesehatan wajib dilakukan di rumah-rumah ibadah, yakni menjaga jarak minimal satu meter antarjamaah, mengenakan masker, menyediakan fasilitas cuci tangan, dan edukasi agar jamaah membawa alat ibadah sendiri dari rumah.

“Gereja Katolik melalui KWI menyatakan kegiatan keagamaan ataupun tempat ibadah harus menjadi contoh dalam penerapan disiplin protokol kesehatan, persiapan tempat ibadah, edukasi umat, sarana prasarana, protokol internal pengelola dan protokol ibadah dan lainnya,” ucap dia.

Kementerian Agama pun telah mengeluarkan Surat Edaran No 15/2020 tentang panduan penyelenggaraan kegiatan rumah ibadah dalam mewujudkan masyarakat produktif dan aman covid di masa pandemi. “Gugus Tugas memahami bahwa kegiatan ibadah merupakan hak asasi manusia, untuk itu kita harus menunjukan semangat gotong royong yang kuat. Maka dari itu SE Kemenag bertujuan semakin menguatkan komunikasi dan koordinasi antara tim gugus tugas covid lokal dengan pengelola rumah ibadah,” jelas Reisa.

IHRAM

Jihad yang Paling Utama

Mari berjihad menyelamatkan akidah saudara-saudara kita  dengan harta kita. 

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya. niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS. 61:10-12)

(yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya.” (QS. 61:11)

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Na’im, “Kemiskinan itu dekat kepada kekufuran.”

Keadaan seseorang yang serba kekurangan dapat menggodanya untuk melakukan kemaksiatan guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.

Dalam masyarakat, bisa saja terjadi seorang suami yang miskin melakukan perampokan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Bisa pula terjadi, seorang ibu yang miskin karena tekanan ekonomi menjual diri demi menghidupi anak-anaknya.

Demikian pula seorang pemuda yang miskin, bisa saja nekat melakukan pencurian karena didorong keinginannya untuk meniru gaya hidup teman-temannya yang anak orang kaya.

Ada banyak orang miskin yang karena ketidakberdayaannya secara ekonomi tidak pernah mengenal Tuhan. Mereka tidak pernah pergi ke masjid untuk shalat sebagaimana mereka tidak pernah berpuasa.

Banyak orang seperti ini akhirnya berpindah ke agama lain alias murtad karena adanya bantuan-bantuan ekonomi dari kelompok tertentu yang mampu menyejahterakan hidupnya.

Ayo saudaraku, jangan sampai  kita kecolongan oleh mereka yang membuat saudara-saudara  kita menjadi murtad.

Mari kita berjihad menyelamatkan akidah mereka dengan harta kita.Betapa besar ganjarannya di  sisi Allah SWT. Karena, dengan membebaskan mereka dari kemiskinan sehingga mereka kembali kepada Allah dengan tetap  istiqamah beribadah kepada-Nya, maka kitapun akan mendapatkan  semua pahala ibadah mereka tanpa mengurangi pahala mereka yang mengerjakannya.

Semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah kita. Aamiin.

Oleh  Hasan Yazid Al-Palimbangy

KHAZANAH REPUBLIKA

3 Pria Rakus yang Dituturkan Nabi Isa Sebagai Pelajaran

Nabi Isa AS menunturkan kisah 3 pria rakus yang saling niat jahat.

Kita harus berhati-hati agar tidak tergelincir oleh fatamorgana dunia sebagaimana kisah tersebut di atas.

Menurut Imam Al-Ghazali, dunia ini tak ubahnya jalan yang dilalui seorang musafir, yang dengannya manusia dapat mengambil bekal dari dunia ini untuk menjadi teman dan pendampingnya kelak di alam kubur dan dapat berjumpa Allah dengan membawa iman yang sempurna. 

وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ

” … dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)… .” (QS  Al Hasyr: 18).

Jadi, dunia hendaknya dipandang bukan sebagai tujuan melainkan sarana mempersiapkan bekal untuk kehidupan selanjutnya. Sabda Rasulullah saw, ”Orang yang paling kuat daya pikirnya ialah orang yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik persiapannya untuk menggapai kemuliaan dunia dan akhirat.”  

Di zaman Nabi Isa as, terdapat tiga pejalan kaki yang menemukan timbunan harta. Karena lapar, mereka sepakat menyuruh salah seorang dari mereka membeli makanan. 

Di tengah perjalanan, terpikir oleh orang yang disuruh ke pasar itu untuk membunuh kedua rekannya dengan menaruh racun pada makanan. Dengan begitu, ia dapat lebih leluasa mengambil timbunan kekayaan itu hanya untuk dirinya sendiri. 

Niat jahat itu kemudian ia kerjakan. Sementara itu, dua rekan yang lain pun sepakat untuk membunuh rekan yang diperintah membeli makanan, dengan harapan timbunan kekayaan itu hanya mereka bagi berdua.

Setelah rekan yang membeli makanan sampai di tempat, kedua rekannya langsung menerkam dan membunuhnya, setelah itu mereka menyantap makanan beracun yang dibawa korban kejahatan mereka. Apa hendak dikata, kedua lelaki ini tewas.

Konon, Nabi Isa AS sempat mengunjungi tempat kejadian itu. Kepada pendukungnya yang setia, al-Hawariyun, ia berkata, ”Lihat, inilah dunia. Bagaimana ia telah membunuh ketiga orang itu. Setelah mereka, tentu akan banyak lagi korban-korban berguguran dari para pemburu dan pencinta dunia.”

Kisah ini memperlihatkan bagaimana dunia telah memperdaya ketiga pejalan kaki itu. Keserakahan, iri hati, dan dengki telah merasuk dalam diri mereka sehingga tak seorang pun mendapat timbunan harta yang mereka temukan.

KHAZANAH REPUBLIKA

Inilah Lima Sikap Muslim di Era New Normal

SEJUMLAH Provinsi dan Kabuten/Kota di Tanah Air tengah memasuki kenormalan baru. Sebagai orang beriman, kita isi kehidupan normal yang baru dengan nilai-nilai spiritual dan sosial sehingga setiap langkah kehidupan bernilai pahala serta bermanfaat bagi orang lain. Hal prinsip yang harus kita terapkan di era kenormalan baru itu adalah meyakini seyakin-yakinnya bahwa musibah ini adalah ujian dari Allah SWT. Yakin kepada Allah membuat kita menyadari bahwa tidak ada satu kejadian kecuali atas izin Allah SWT.

Dengan keyakinan seperti ini, kita semakin bergantung kepada Allah bukan kepada selain-Nya. Dikisahkan oleh Alwi Alatas dalam bukunya Whatever Your Problem, Smile, ada seorang mualaf yang saat hendak masuk Islam ingin melihat sesuatu yang ajaib atau hal yang luar biasa dari Allah. Ia ingin mendapat motivasi spiritual sebagai penguat alasan mengapa ia memeluk Islam.

Dalam doanya ia berkata, “Ya Allah, inilah saatnya, inilah waktunya saya akan masuk Islam. Berilah aku satu saja tanda kebesaranMu. Mugkin berupa kilatan halilintar atau apa saja yang menunjukkan kebesaranMu.”

Setelah berdoa, ia menunggu adanya hal yang menakjubkan sebagai bukti bahwa Allah itu ada, bahwa Allah itu Maha Besar. Sekian lama menunggu tak kunjung muncul tanda yang ia harapkan. Ia menunggu lagi. Cukup lama ia menanti tanda itu. Ia merasa gelisah dan terbesit perasaan kecewa. Pikirnya, mengapa Tuhan tidak menunjukkan kebesaranNya kepadanya. Padahal ia ingin masuk Islam dan butuh bukti.

Di depan Si Mualaf ada al-Quran. Dia buka lembaran mushaf. Ayat pertama yang ia buka dan baca adalah ayat tentang tanda-tanda kekuasaan Allah yang bertebaran di alam. Tepatnya pada ayat 37 dan 39 Surat Fushshilat. “Bukankah Kami sudah memperlihatkan tanda-tanda, lihatlah keadaan di sekelilingmu, lihatlah bintang-bintang, dan perhatikan matahari. Semua ini adalah tanda-tanda bagi orang yang berakal,” demikian kurang lebih artinya.

Pelajaran moral dari kisah di atas adalah;

Pertama, kekuasaan Allah, bisa kita lihat dari keadaan di sekitar kehidupan kita sehari-hari.

Kita perhatikan bagaimana makhluk Allah yang super kecil bernama corona menggulung segala tempat kemaksiatan yang selama ini berdiri tegak di tengah-tengah kita. Kantong-kantong kemaksiatan itu ‘dibubaran’ bukan oleh negara, aparat keamanan, atau Satpol PP, tapi oleh mahkluk yang tidak terlihat.

Bukankah ini tanda kekuasaan Allah yang menakjubkan, yang seharusnya semakin mempertebal keyakinan kita kepada Allah. Oleh karena itu, setiap kali kita melihat benda-benda di sekeliling kita, sadarilah di balik itu semua ada peran dan kekuasaan dari Yang Maha Menentukan.

Kedua, di era New Normal yang harus kita laksanakan adalah bekerja sama. Dengan kerja sama yang sinergis antar semua elemen akan membuahkan persatuan dan semangat kekuatan dalam mengatasi beragam persoalan. Jauh lebih mudah mengatasi problematika keummatan jika kita bersatu melangkah dan berjalan dengan tujuan yang sama.

Al-Quran menyinggung perintah untuk saling bahu membahu dalam membantu sesama.

وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, serta dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Imam Qurtubi, seorang ahli hukum dan pakar tafsir, menyebutkan sejumlah makna dari kata kebajikan (al-Birr) dan takwa (at-Taqwa). Kebajikan adalah segala pelaksanaan hal yang bersifat wajib dan sunnah . Sementara takwa adalah sebuah sikap dalam menjaga kebajikan.

Dalam pandangan Imam Mawardi, Allah menganjurkan bekerja sama dalam kebajikan lalu mengaitkannya dengan takwa, sebab ridhaNya tersimpan dalam ketakwaan kepadaNya. Sementara keridhaan manusia terkandung dalam perbuatan bijak. “Siapa yang menggabungkan antara kerelaan Allah dan manusia, sempurnalah kebahagiaannya dan kenikmatannya.”

Ibnu Khuwaiz menyebut bahwa sikap saling menolong memiliki beberapa sudut pandang. “Jika ia orang berilmu maka wajib baginya untuk menolong umat manusia lewat ilmu yang ia miliki dengan mengajarkannya. Orang yang kaya membantu dengan hartanya, orang yang pemberani menolong agama dengan keberaniannya di jalan Allah, dan sesama umat Islam saling mendukung dalam satu derap langkah untuk melakukan kebaikan.”

Sinergi antara elemen umat Islam tampak kentara di musim wabah. Beberapa waktu lalu sejumlah relawan terlibat dalam gerakan penyemprotan Pasar Besar Malang. Relawan itu datang dari PMI, Ansor NU Klojen Malang, FPI. Ini merupakan sikap kerja sama yang patut kita jadikan contoh sinergi antar elemen masyarakat.

Ketiga, memiliki kepedulian. Islam tidak melulu membahas tentang ritual perseorangan. Islam juga memberikan perhatian tentang sikap empati kepada sesama, tanpa memandang latar belakang agama. Tidak heran jika sejak pertengahan Maret hingga saat ini kepedulian itu masih dan semoga tetap terpelihara.

Peduli kepada sesama merupakan amanat ajaran Islam. Kepada tetangga, kita dianjurkan untuk berbuat baik, tidak menyakiti bahkan kita ulurkan bantun jika mereka membutuhkannya. Kepada orang-orang yang kurang beruntung, terdapat ajaran tentang zakat, sedekah dan kebaikan sosial lainnya kepada mereka.

Anjuran berbuat baik sebagai bentuk kepedulian banyak disebutkan oleh Imam Abdullah bin Alwi al-Haddad. Dalam bukunya an-Nashaih ad-Diniyyah terlampir sejumlah hadits yang berisi tentang menunaikan hak seorang muslim. Nabi Muhammad ﷺ  bersabda: “Siapa yang tidak memikirkan urusan umat Islam berarti ia bukan dari golongan mereka.” (HR. Baihaqi)

Dalam kesempatan lain, Nabi ﷺ bersabda: “Siapa yang mengurus kepentingan saudaranya, niscaya Allah akan mengurus kepentingannya.” (HR. Bukhari-Muslim).

Nabi ﷺ  juga bersabda di waktu lain: “Siapa yang membebaskan seorang mukmin dari kesusahan di dunia, pasti Allah akan membebaskannya dari kesusahan di hari Kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang kesulitan, pasti Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR: Muslim).

Sejumlah Ormas Islam di Tanah Air ikut ambil bagian meringankan beban penderitaan warga yang terdampak wabah Covid-19. Pada 6 Juni 2020 silam Satgas Covid-19 Ranting Nahdlatul Ulama (NU) Jumputrejo melakukan aksi kemanusiaan. Sasarannya adalah para warga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Mereka membagikan puluhan paket pangan kepada warga yang membutuhkan.

Muhammadiyah tidak mau ketinggalan. Lazismu bersama Muhammadiyah Covid-19 Command Centre (MCCC) menyalurkan bantuan bantuan tahap kedua secara serentak. Nilai bantuannya mencapai Rp 18.053 miliar dari hasil penghimpunan Rp 21.179 miliar (19/5/20)

Keempat, rendah hati. Sikap yang satu menggambarkan perilaku bahwa diri kita tidak ada apa-apanya di hadapan Allah. Kita hanya sekumpulan makhluk yang lemah, tidak ada daya dan upaya jika bukan karena anugerah dan nikmat dari Allah. Sikap rendah hati menjadi sebab kita diberi derajat yang mulia. Sebaliknya sikap angkuh, jumawah, dan sombong menyebabkan kita berada pada kedudukan yang rendah dan hina.

Kaum shalihin adalah orang-orang yang kehidupannya ramai dengan hiasan tawadhu (rendah hati). Seorang Khalifah Umar bin Abdul Aziz pernah kedatangan tamu di waktu malam. Ketika selesai shalat isyak, beliau menulis sesuatu di sisi sang tamu yang datang berkunjung. Saat tengah menulis lampu minyaknya nyaris padam. Bergegaslah sang tamu berdiri untuk menyalakan kembali. Ia hendak memperbaiki lampu tersebut.

Wahai Amirul Mukminin, biarkan aku memperbaiki lampu minyak itu.” Umar menolak. Beliau berkata “Tidak termasuk dari kehormatan seseorang ketika ia memanfaatkan tamunya.” “Apa perlu aku panggilkan pelayanmu,” kata si tamu.

Jangan. Ia sudah terlelap tidur.” Kemudian Umar mengambil minyak dalam sebuah botol, ia tuangkan ke dalam lampu minyak. “Wahai Amirul Mukmin, apakah pantas engkau melakukannya sendiri seperti ini?” tanya kembali Si Tamu.

Umar bin Abdul Aziz menjawab, “Aku tetap seorang Umar saat aku keluar dan kembali pulang. Maka sebaik-baik manusia di sisi Allah adalah manusia yang bersikap rendah hati.”

Kelima, dispilin. Jika kita kembali mengambil pelajaran dari salat akan kita temukan keteraturan dalam membagi waktu di dalam kehidupan.  Ada lima waktu pelaksanaan shalat yang mengajarkan sikap disiplin dalam kehidupan kaum beriman.

Seperti itulah sikap disiplin dalam berbagai situasi dan kondisi yang tengah kita hadapi. Era New Normal jangan kita maknai sebagai sikap bebas melakukan aktifitas dengan mengindahkan protokol kesehatan. Sikap acuh dan tidak disiplin ini bisa menjadi tabungan bencana dan musibah untuk kedua kalinya.

Oleh karena itu, kita harus tetap disiplin dalam menanamkan keyakinan kepada Allah, disiplin dalam bekerja sama, berempati, bersikap rendah hati, dan menjaga kebersihan. Tanpa adanya kedisiplinan niscaya era New Normal bisa berubah menjadi new musibah yang tentu tidak pernah kita harapkan, bukan?

Lima sikap pada kenormalan baru bukan sikap yang baru dalam kehidupan beragama. Sebab kapan saja kita harus memegang teguh keimanan hingga ajal datang menjemput. Bekerja sama dalam melakukan kebaikan, memiliki sikap filantropis, bersikap rendah hati dan displin dalam mewujudkannya, bukanlah barang baru. Namun ajaran-ajaran itu perlu sekali untuk kembali kita angkat agar menjadi pengamalan di sepanjang zaman.*

Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil

Pengasuh Majlis Taklim Ar-Rahmah, Sawojajar, Malang

HIDATATULLAH

Renungan Bagi Atheis, Semoga Anda Mendapatkan Hidayah Islam

Bagi mereka yang menyatakan bahwasanya Allah itu tidak ada atau tidak ada Tuhan yang menciptakan alam semesta ini, mari kita renungkan sedikit saja. Renungan singkat yang menyatakan bahwasanya allah itu ada dan ini merupakan fitrah manusia dan sebenarnya adalah hati nurani manusia. Manusia secara fitrah butuh terhadap Allah yang Maha Menciptakan

Allah telah menciptakan manusia dengan fitrah ini, Allah berfirman,

فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا

“(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.” [Ar-Rum: 30]

Syaikh Abdurrahman As-Sa’diy menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dengan fitrah ini dan bahkan cinta terhadap fitrah ini. Beliau berkata,

فإن جميع أحكام الشرع الظاهرة والباطنة قد وضع اللّه في قلوب الخلق كلهم، الميل إليها، فوضع في قلوبهم محبة الحق

“Semua hukum syariat secara dzahir dan batin, telah Allah letakkan ke dalam hati manusia dan hati mereka akan cenderang pada fitrah ini. Allah memasukkan rasa cinta akan kebenaran.”[Lihat Tafsir As-Sa’diy]

Kami kisahkan sedikit bahwa ada seseorang yang pernah bercerita kepada kami, ada kejadian bahwa ia pernah menaiki sebuah pesawat, di pesawat tersebut duduk di sebelah kirinya seseorang yang beragama nasrani dan duduk di sebelah kanannya seorang atheis. Suatu ketika pesawat tersebu berguncang dengan dahsyat. Pilot pun menggumumkan bahwa cuaca sedang buruk dan ada kemungkinan pesawat akan melakukan pendaratan darurat.  Orang ini beragama islam berdoa ikhlas kepada allah dan ia melihat temannya di sebelah yang beragama nasrani pun berdoa. Ia pun melihat teman sebelahnya lagi yang atheis hanya bisa pasrah dan terlihat binggung. 

Setelah sekian lama pesawat kembali tenang dan cuaca kembali baik. Orang atheis itu berkata, “aku melihat kalian berdoa dan kalian bisa merasa tenang sedikit sedangkan aku bingung berdoa kepada siapa aku tidak tahu kepada siapa aku berharap di saat-saat seperti ini “

Mari renungkanlah kisah ini bahwasanya fitrah kita manusia kita butuh kepada Penguasa semesta alam. Ada saat-saat tertentu manusia tidak kuasa lagi, manusia sudah tidak bisa saling mengandalkan. Sebagaimana ketika terjadi gempa bumi yang dahsyat, saat itu siapa pun akan butuh kepada yang Maha Kuasa. Ketika tanah bergoyang dahsyat, siapapun saat itu langsung mengingat Allah, bahkan yang tidak pernah mengenal allah sebelumnya semisal jarang salat, saat terjadi gempa, mereka tiba-tiba langsung ingat Allah dan keluar dari lisan mereka “astagfirullah, subhanallah”. Mereka kembali ke fitrahnya 

Sebenarnya masih banyak dalil-dalil yang lainnya secara logika dan nash yang menunjukkan adanya Allah. Apabila ada pertanyaan, 

“Siapakah yang menciptakan Allah?”

Jawaban secara logika adalah pertanyaan ini adalah pertanyaan yang salah. Sebagaimana pertanyaan, “Kapan ayahmu melahirkan?”

Tentu ini pertanyaan yang salah karena tidak ada ayah yang melahirkan. Demikian juga pertanyaan siapa yang menciptakan pencipta, ini pertanyaannya salah dan tidak akan ada jawabannya, karena yang namanya pencipta itu menciptakan, ia tidak diciptakan. 

Jika ada jawaban siapa yang menciptakan pencipta, maka  pertanyaan akan muncul terus dan tidak ada ujungnya,

“Siapa yang menciptakan pencipta tadi?”

Demikian juga di alam semesta ini, pasti ada yang menciptakan dengan pengaturan yang luar biasa. Apakah semuanya kebetulan? Dan kebetulan ini adalah dalil dari orang-orang athesi, semua serba kebetulan. 

Perhatikan hadits berikut juga, dari Abu Hurairah,

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ : ﻗَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ : ﻳَﺄْﺗِﻲ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﻣَﻦْ ﺧَﻠَﻖَ ﻛَﺬَﺍ؟ ﻣَﻦْ ﺧَﻠَﻖَ ﻛَﺬَﺍ؟ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﻘُﻮﻝَ : ﻣَﻦْ ﺧَﻠَﻖَ ﺭَﺑَّﻚَ؟ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺑَﻠَﻐَﻪُ ﻓَﻠْﻴَﺴْﺘَﻌِﺬْ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﻟْﻴَﻨْﺘَﻪِ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setan akan mendatangi salah seorang di antara kalian dan berkata, ‘Siapa yang menciptakan ini? Siapa yang menciptakan itu?’ Hingga ia bertanya, ‘Siapa yang menciptakan Rabbmu?’

Apabila setan telah sampai pada pertanyaan ini, mohonlah perlindungan kepada Allah, dan berhentilah.”[HR. Bukhari]

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/57136-renungan-bagi-atheis-semoga-anda-mendapatkan-hidayah-islam.html

Peluang Arab Saudi Gelar Haji Diprediksi Semakin Kecil

Arab Saudi sedang menghadapi gelombang kedua wabah Covid-19. Oleh sebab itu, pelaksanaan ibadah haji tahun ini semakin tak mungkin dilaksanakan.

Arab Saudi sebenarnya berhasil menurunkan angka penularan pada akhir Mei lalu. Kasus baru harian berhasil turun setengahnya, yakni menjadi 1.500 kasus. Setelah itu, otoritas memperlonggar pembatasan, mulai dari mengizinkan sholat jamaah, penerbangan domestik, hingga aktivitas bisnis.

Namun, sejak 1 Juni jumlah kasus kembali melonjak dan menjadi pertanda gelombang kedua tiba. Kementerian Kesehatan Arab Saudi melaporkan, pada hari Rabu (17/6) saja terdapat 4.919 kasus baru Covid-19. Itu adalah rekor tertinggi kasus harian di Arab Saudi sejak pandemi melanda.

Adapun total pasien meninggal karena Covid-19 telah mencapai 1.090 orang. Sedangkan total kasus positif sebanyak 141.000. Hal ini membuat Saudi menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak di antara negara-negara arab lainnya.

Melansir CBS News, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Mohammed al-Abd al-Ali, pada Senin (15/6), mengatakan, kembali melonjaknya jumlah kasus positif dikarenakan masih banyak masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Kendati demikian, Pemerintah Arab Saudi saat ini belum memutuskan soal pelaksanaan ibadah Haji tahun ini. Tapi, dengan gelombang kedua yang jumlah kasus hariannya lebih besar, pelaksanaan ibadah tahunan itu hampir tak mungkin dilaksanakan.

Ibadah haji tahun ini yang dijadwalkan akhir Juli. Hanya sekitar 1,5 bulan lagi. Setiap tahunnya, terdapat 2,5 juta jamaah yang melaksanakan ibadah Haji di Kota Makkah. Jika pembatalan benar dilakukan, itu akan menjadi kali pertama dalam sejarah modern kerjaan Saudi.

Sebelumya otoritas pemerintah Saudi yang bertanggung jawab atas ibadah Haji telah mendesak negara-negara Muslim untuk menunda rencana ibadah haji tahun ini. Sejauh ini telah ada empat negara yang membatalkan, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Negara lain masih dalam proses penentuan keputusan akhir.

IHRAM

Gerhana Matahari, Kemenag Imbau Daerah Aman Covid Gelar Salat Kusuf

Jakarta (Kemenag) — Fenomena alam berupa gerhana matahari diperkirakan kembali terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Berdasarkan data astronomis, ada 31 provinsi di Indonesia yang dapat mengamati  Gerhana Matahari Sebagian pada Minggu, 21 Juni 2020 bertepatan 29 Syawal 1441H. 

“Ada 31 Provinsi yang secara astronomis dapat mengamati gerhana matahari ini,” terang Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin di Jakarta, Sabtu (20/06).

Kementerian Agama, lanjut Kamaruddin Amin, mengimbau umat Islam yang daerahnya mengalami gerhana dan aman Covid-19 untuk menggelar Salat Gerhana Matahari atau Salat Kusuf. “Kami imbau kaum muslim pada daerah yang mengalami gerhana dan aman Covid-19, untuk menggelar shalat sunnah gerhana sesuai tuntunan syariah. Tapi tetap memperhatikan protokol kesehatan,” tuturnya.

Salat Kusuf atau Salat Gerhana Matahari dilakukan dua rakaat dengan rangkaian sebagai berikut: 1) Berniat di dalam hati (Misalnya, _Usalli sunnatan likusuufis-syamsi ma’muuman/imaaman lillaahi ta’aala_); 2) Takbiratul ihram seperti shalat biasa; 3) Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang dengan di-jahr-kan (perdengarkan) suaranya. 

4) Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya;  5) Bangkit dari ruku’ (i’tidal); 6) Setelah I’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (berdiri yang kedua lebih singkat dari pertama).

7) Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya; 8) Bangkit dari ruku’ (i’tidal); 9)  Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali; 10) Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama (bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya); 11) Tasyahud; dan 12) Salam.

“Setelah salat, Imam lalu menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan hal baik lainnya,” jelas Kamaruddin. 

“Masyarakat juga dianjurkan membaca takbir, memperbanyak zikir, istighfar, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya. Jangan lupa berdo`a agar wabah Covid-19  segera berakhir dan juga doa untuk keselamatan bangsa dan Negara,” sambungnya.

“Salat gerhana sunah dilakukan di masjid secara berjamaah. akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri,” kata Kamarudddin mengutip Kitab Al-Mughni, karya Ibnu Qudamah.

Menurut Kamaruddin, pelaksanaan Salat Kusuf menyesuaikan waktu gerhana matahari di wilayah masing-masing. Berdasarkan data astronomis,  berikut data terjadinya Gerhana Matahari Sebagian pada 31 Provinsi di Indonesia: 

1. Aceh, mulai 13.16 WIB, puncak gerhana 14.40 WIB, dan gerhana  berakhir  15.48 WIB. 
2. Sumatera Utara, mulai 13.37 WIB, puncak gerhana 14.48 WIB, dan gerhana berakhir 15.48 WIB. 
3. Sumatera Barat, mulai 14.03 WIB, puncak gerhana 14.54 WIB, dan gerhana berakhir 15.37 WIB.
4. Riau, mulai 13.53 WIB, puncak gerhana 14.57 WIB, dan gerhana berakhir 15.50 WIB.
5. Bengkulu, mulai 14.29 WIB, puncak gerhana 14.59 WIB, dan gerhana berakhir 15.21 WIB.

6. Jambi, mulai 14.16 WIB, puncak gerhana 15.00 WIB, dan gerhana berakhir 15.44 WIB.
7. Kepulauan Riau, mulai 14.00 WIB, puncak gerhana 15.06 WIB, dan gerhana berakhir 16.12 WIB.
8. Sumatera Selatan, mulai 14.31 WIB, puncak gerhana 15.04 WIB, dan gerhana berakhir 15.36 WIB.
9. Lampung, mulai 14.41 WIB, puncak gerhana 15.07 WIB, dan gerhana berakhir 15.33 WIB.
10. Bangka Belitung, mulai 14.25 WIB, puncak gerhana 15.10 WIB, dan gerhana berakhir 15.51 WIB.

11. Indramayu Jawa Barat,  mulai 15.11 WIB, puncak gerhana 15.14 WIB, dan gerhana berakhir 15.16 WIB. 
12. Jawa Tengah, mulai 14.59 WIB, puncak gerhana 15.18 WIB, dan gerhana berakhir 15.38 WIB.
13. Jawa Timur, mulai 14.57 WIB, puncak gerhana 15.21 WIB, dan gerhana berakhir 15.48 WIB.
14. Kalimantan Barat,  mulai 14.13 WIB, puncak gerhana 15.17 WIB, dan gerhana berakhir 16.14 WIB.
15. Kalimantan Tengah,  mulai  14.26 WIB, puncak gerhana  15.22 WIB, dan gerhana berakhir  16.14 WIB.

16. Kalimantan Selatan,  mulai  15.32 WITA, puncak gerhana  16.25 WITA, dan gerhana  berakhir  17.11 WITA.
17. Kalimantan Timur,  mulai  15.20 WITA, puncak gerhana  16.26 WITA, dan gerhana  berakhir  17.23 WITA.
18. Kalimantan Utara,  mulai  15.15 WITA, puncak gerhana  16.25 WITA, dan gerhana  berakhir  17.25 WITA. 
19. Bali,  mulai  16.03 WITA, puncak gerhana  16.24 WITA, dan gerhana  berakhir 16.44 WITA.
20. Nusa Tenggara Barat,  mulai  15.59 WITA, puncak gerhana  16.27 WITA,  gerhana  berakhir  16.56 WITA.

21. Nusa Tenggara Timur,  mulai  15.53 WITA, puncak gerhana  16.27 WITA, dan gerhana  berakhir  17.10 WITA.
22. Sulawesi Barat,  mulai  15.31 WITA, puncak gerhana  16.29 WITA, dan gerhana berakhir  17.20 WITA.
23. Sulawesi Selatan,  mulai  15.35 WITA, puncak gerhana  16.30 WITA, dan gerhana  berakhir  17.19 WITA.
24. Sulawesi Tengah,  mulai  15.26 WITA, puncak gerhana  16.30 WITA, dan gerhana  berakhir  17.25 WITA.
25. Sulawesi Tenggara,  mulai  15.38 WITA, puncak gerhana  16.32 WITA, dan gerhana  berakhir  17.18 WITA.

26. Gorontalo,  mulai  15.28 WITA, puncak gerhana  16.31 WITA, dan gerhana  berakhir  17.26 WITA.
27. Sulawesi Utara,  mulai  15.24 WITA, puncak gerhana  16.32 WITA, dan gerhana  berakhir  17.31 WITA.
28. Maluku Utara,  mulai  16.29 WIT, puncak gerhana  17.34 WIT, dan gerhana  berakhir  18.30 WIT.
29. Maluku,  mulai  16.39 WIT, puncak gerhana  17.35 WIT, dan gerhana  berakhir 18.26 WIT.
30. Papua Barat,  mulai 16.34 WIT,  puncak gerhana  17.36 WIT. 
31. Papua,  mulai  16.36 WIT,  puncak gerhana  17.37 WIT. 

Humas Kemenag RI

Umar bin Khattab Ungkap Doa Datangkan Pertolongan Allah SWT

Umar bin Khattab menekankan manfaat doa yang bisa mendatangkan pertolongan.

Kekuatan doa begitu dahsyat. Doa dalam islam bahkan disebut sebagai inti atau otak dari ibadah itu sendiri. 

Pemahaman tentang keutamaan doa itu juga dipahami dengan baik oleh para generasi salaf, tak terkecuali generasi sahabat. 

Dahulu Umar bin Khattab RA memohon pertolongan atas musuhnya dengan doa. Bahkan dia menganggap doa sebagai tentara yang terhebat.

Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Beliau berkata kepada para sahabatnya: 

“Kalian tidak mendapatkan pertolongan dengan jumlah kalian yang banyak, tetapi kalian mendapatkan pertolongan dari langit.”

Umar juga berkata, “Sesungguhnya yang aku pentingkan bukan pengabulan, tetapi doa atau permohonan itu sendiri. Apabila kalian berdoa, maka pengabulan akan ada bersamanya”.

Barang siapa yang diberi ilham untuk berdoa maka sesungguhnya Allah SWT hendak mengabulkan permohonannya.

Allah SWT berfirman: ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ  “…Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu…” (QS Al Mu’minun ayat 60).

Dalam Sunan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak meminta kepada Allah niscaya Dia akan murka kepadanya”.

Hal ini menunjukkan bahwa ridha-Nya terletak pada permohonan dan ketaatan kepada-Nya. Jika Allah ridha, maka seluruh kebaikan akan berada dalam ridha-Nya, sebagaimana setiap bencana dan musibah itu terjadi karena kemaksiatan kepada Allah dan murka-Nya.

KHAZANAH REPUBLIKA