Hikmah Agung Ibadah Wudu

Setiap ibadah pasti mengandung hikmah, temasuk dalam ibadah wudu yang rutin kita kerjakan. Berikut di antara sebagian hikmah agung yang ada dalam ibadah wudu.

Wudu menghapus dosa-dosa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya tentang keutamaan wudu oleh salah seorang sahabat, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab,

 مَا مِنْكُمْ رَجُلٌ يُقَرِّبُ وَضُوءَهُ فَيَتَمَضْمَضُ، وَيَسْتَنْشِقُ فَيَنْتَثِرُ إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ، وَفِيهِ وَخَيَاشِيمِهِ، ثُمَّ إِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ كَمَا أَمَرَهُ اللهُ، إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا وَجْهِهِ مِنْ أَطْرَافِ لِحْيَتِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ، إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا يَدَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَمْسَحُ رَأْسَهُ، إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا رَأْسِهِ مِنْ أَطْرَافِ شَعْرِهِ مَعَ الْمَاءِ، ثُمَّ يَغْسِلُ قَدَمَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ، إِلَّا خَرَّتْ خَطَايَا رِجْلَيْهِ مِنْ أَنَامِلِهِ مَعَ الْمَاءِ، فَإِنْ هُوَ قَامَ فَصَلَّى، فَحَمِدَ اللهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَمَجَّدَهُ بِالَّذِي هُوَ لَهُ أَهْلٌ، وَفَرَّغَ قَلْبَهُ لِلَّهِ، إِلَّا انْصَرَفَ مِنْ خَطِيئَتِهِ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Tidak ada seorang pun yang mendekatkan air wudunya lalu dia berkumur, kemudian memasukkan air ke hidungnya lalu mengeluarkannya, kecuali akan berjatuhan kesalahan-kesalahan wajahnya, kesalahan-kesalahan mulutnya, dan kesalahan-kesalahan hidungnya. Jika dia mencuci wajahnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah, maka kesalahan-kesalahan wajahnya akan berjatuhan bersama tetesan air dari ujung jenggotnya. Kemudian jika dia mencuci kedua tangannya sampai siku, maka kesalahan-kesalahan tangannya akan berjatuhan bersama air lewat jari-jemarinya. Kemudian jika ia mengusap kepala, maka kesalahan-kesalahan kepalanya akan berjatuhan melalui ujung rambutnya bersama air. Kemudian jika dia mencuci kakinya sampai mata kaki, maka kesalahan kedua kakinya akan berjatuhan melalui jari-jari kakinya bersama tetesan air. Jika ia berdiri lalu salat, kemudian dia memuji Allah, menyanjung, dan mengagungkan-Nya dengan pujian dan sanjungan yang menjadi hak-Nya serta mengosongkan hatinya hanya untuk Allah, maka dia akan terlepas dari kesalahan-kesalahannya seperti pada hari ia dilahirkan dari perut ibunya.“ (Muttafaqun ’alaihi)

Ada empat anggota tubuh yang harus terkena air saat wudu: (1)wajah (termasuk mata dan mulut), (2) kepala (termasuk telinga), (3) tangan, dan (4) kaki. Apa hikmahnya dikhususkan empat anggota tubuh tersebut ? Karena keempatnya adalah anggota badan yang paling banyak bergerak dan melakukan perbuatan dosa. Maka, membersihkannya ketika wudu menjadi peringatan untuk senantiasa membersihkan hati kita. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan bahwa jika seorang muslim berwudu, maka gugurlah kesalahan yang disebabkan karena anggota badannya. Dihapus kesalahannya bersama dengan setiap tetesan air wudu yang menetes.

Baca Juga: Hukum Menyentuh Mushaf Tanpa Berwudhu

Wudu menyucikan badan dan sekaligus menyucikan hati

Nabi memberi petunjuk bahwa setelah selesai membersihkan anggota wudu, untuk memperbarui iman dengan mengucap dua kalimat syahadat. Ini sebagai isyarat untuk menggabungkan antara dua bentuk penyucian, yaitu menyucikan badan dan juga menyucikan hati sekaligus.

Menyucikan badan adalah dengan air yang telah Allah jelaskan caranya dalam Al-Qur’an yaitu dengan berwudu. Sedangkan menyucikan hati adalah dengan mengucapkan dua kalimat syahadat yang makna dari ucapan tersebut akan membersihkan hati dari berbagai bentuk kesyirikan.

Kesempurnaan nikmat Allah dengan terhapusnya dosa saat berwudu

Allah Ta’ala berfirman dalam ayat terakhir mengenai perintah wudu,

مَا يُرِيدُ اللّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَـكِن يُرِيدُ لِيُطَهَّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.“ (QS. Al Maidah: 6)

Demikianlah Allah memerintahkan syariat wudu kepada kalian untuk membersihkan dosa-dosa kalian dan untuk menyempurnakan nikmatnya kepada kalian dengan bersihnya dosa-dosa tersebut.

Berwudu adalah sifat orang yang beriman

Renungkanlah awal pembuka ayat perintah wudu, ketika Allah memanggil hamba-Nya dengan panggilan yang penuh kemuliaan (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ). Allah menujukan panggilannya secara khusus kepada orang-orang yang memiliki sifat iman, karena hanya merekalah yang akan mendengar perintah Allah serta mengamalkannya dan mengambil manfaat darinya.

Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لا يحافظ على الوضوء إلا مؤمن

Tidaklah seseorang menjaga wudu, kecuali dia seorang mukmin.” (H.R Ibnu Hibban dan Ibnu Majah, shahih)

Inilah sebagian di antara hikmah dalam ibadah wudu. Semoga bermanfaat.

*****

Penyusun: Adika Mianoki

© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/75750-hikmah-agung-ibadah-wudhu.html

Halalkah Makan dari Piring Non Muslim?

Pertanyaan :

ass.wr. wb.

Ustazyangdi rahmati Allah.

saya ingin bertanya, saya bekerja dilingkungan non muslim, dan yang mengganjal di diri saya adalah, saya sering diundang pada acara-acara tertentu yang akhirnya disuguhi makanan. sering saya tidak datang, tapi kalau di gedung dan nasinya nasi box dari rumah makan padang, biasanya saya baru akan makan.

Mereka selalu bilang, tenang bu.. ga ada babinya kok. sajianbabi di pisah sama ayam koq. ih.saya sudah bergidik mendengarnya. saya pernah baca, barang-barang yang pernah kena najis besar seperti anjing dan babi, jika belum disama’ tetap saja bernajis.

Tidak hanya itu, saya juga bingung, menempatkan fikih atau akhlak toleransi, karena setiap hari teman dikantor sering bawa makanan yang dimasak dirumahnya (teman saya non-Islam), sering berbagai alasan saya tolak tetapi beberapa kali saya makan juga karena sungkan selalu menolak.

Sepertinya saya tidak konsekuen, mereka tahu babi dan anjing haram buat kita muslim, tetapi apakah makanan yang mereka masak juga jadi haram semuanya. Mereka malah membuat kesimpulan, bahwa makanan yang dimasak oleh orang kristen adalah haram bagi orang Islam.

Bagaimana ustaz. tolong jelaskan.


Jawaban:

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kalau teman-teman non muslim anda menawarkan makanan kepada Anda, itu berarti mereka adalah kawan anda. Buktinya, mereka sampai mau berbagi dalam masalah makanan.

Dan yang namanya kawan pasti tidak mau menjerumuskan, atau tidak akan melecehkan diri anda. Termasuk tidak ingin menghalangi anda dari menjalankan agama anda dengan baik. Dan rasanya, hampir tidak ada orang non muslim yang tidak tahu, bahwa babi dan anjing itu hukumnya haram dimakan oleh muslim. Demikian juga dengan khamar.

Kita tidak boleh memperlaukan seorang non muslim seolah sebagai orang yang ingin menjerumuskan, menjebak atau menelikung kita. Memang ada kalangan non muslim yang demikian, namun tidak semuanya.Wadah Makanan Bekas Najis

Yang anda khawatirkan barangkali kalau-kalau teman non muslim itu pernah memasak dan memakan makanan yang termasuk najis. Sebenarnya najis itu ada tiga macam, mulai dari yang ringan, sedang dan berat.

Najis yang ringan sering dicontohkan dengan air kencing bayi laki-laki yang belum minum atau makan apapun kecuali air susu ibunya. Di tengah-tengahnya ada najis sedang seperti darah, nanah, bangkai dan lainnya. Cara mensucikannya cukup dengan dicuci pakai air hingga hilang warna, rasa dan aroma najisnya.

Adapun najis yang terakhir adalah najis yang berat (mughalladzhah). Najis seperti ini memang tidak bisa menjadi suci hanya dengan dicuci pakai air saja. Sucinya dengan mencucinya 7 kali salah satunya dengan air.

Ritual ini mengacu kepada sabda Rasulullah SAW ketika menyebutkan cara mencuci wadah yang berisi air namun sempat diminum atau dimasuki moncong anjing.

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bila anjing minum dari wadah air milikmu, harus dicuci tujuh kali.(HR Bukhari dan Muslim).

Rasulullah SAW bersabda, “Sucinya wadah minummu yang telah diminum anjing adalah dengan mencucinya tujuh kali dan salah satunya dengan tanah.(HR Muslim dan Ahmad)

Oleh para ulama, ketentuan pensucian najis air liur anjing ini disamakan dengan pensucian babi yang keduanya dikelompokkan sebagai najis berat.

Maka bila kita mengacu kepada pengelompokan najis, piring milik saudara kita yang non muslim itu belum tentu semuanya harus dicuci dengan air 7 kali dan salah satunya dengan tanah. Karena tidak selalu mereka memasak anjing atau babi.

Mungkin saja mereka hanya memakan bangkai hewan yang tidak disembelih sesuai dengan syariah. Hukumnya buka najis berat tapi najis sedang, jadi najisnya akan hilang saat piring-piring itu dicuci biasa.

Adapun bila kita hanya berpraduga secara umum, misalnya kita bilang, ‘jangan-jangan piring ini pernah digunakan untuk wadah daging anjing atau babi’, sebetulnya dugaan itu belum mengubah status hukum.

Karena sebuah status hukum itu harus didasarkan pada sesuatu yang nyata dan terbukti, tidak cukup hanya dengan dugaan. Kalau kita pernah lihat langsung, atau si non muslim itu jujur mengatakan bahwa piring itu pernah dipakai untuk wadah anjing atau babi, barulah saat itu status hukumnya menjadi pasti. Dan barulah saat itu kita diharamkan menggunakan piring itu sebelum kita sucikan sesuai syariah.

Namun selama kita masih menduga-duga, apalagi bahkan si pemilik piring pun menampik bahwa piring itu pernah digunakan untuk wadah anjing atau babi, maka status hukum piring itu masih sesuai asalnya, yaitu tidak najis. Atau minimal sesuai dengan keadaan pisik yang anda lihat, bersih dan suci.

Kita tidak akan dimintai pertanggung-jawaban dari Allah SWT atas segala hal yang di luar yang nyata di hadapan kita. Kalau secara lahiriyah piring itu suci, maka hukumnya suci. Seandainya diam-diam teman kita yang non muslim itu secara sengaja berbohong untuk menjebak kita, insya Allah kita terbebas dari dosa.

Kesimpulan jawaban ini bisa kita ringkas dalam sebuah kaidah: nahnu nahkumu didzdzhawahir wallahu yatawallas-sarair. Kita menetapkan hukum berdasarkan lahiriyah, sedangkan yang tersembunyi menjadi urusan Allah.

Wallahu a’lam bishshwab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

RUMAH FIQIH

Hadis Nabi, Di Akhir Zaman Islam Tinggal Nama Saja

Islam adalah agama yang sempurna nan abadi. Hal ini lantaran Islam adalah agama yang diakui oleh Allah. Kesempurnaan-kesempurnaan agama Islam ini bisa dilihat dari banyak hadis-hadis dan ayat-ayat Al-Quran yang sangat kontekstual dengan kemajuan dan perkembangan zaman. Namun demikian, ada sebuah hadis nabi yang menyatakan bahwa di akhir zaman Islam tinggal nama saja. Apakah hal ini ada benar?

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad bersabda

يُوشِكُ أَنْ يَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لا يَبْقَى مِنَ الإِسْلامِ إِلا اسْمُهُ , وَلا يَبْقَى مِنَ الْقُرْآنِ إِلا رَسْمُهُ , مَسَاجِدُهُمْ يَوْمَئِذٍ عَامِرَةٌ , وَهِيَ خَرَابٌ مِنَ الْهُدَى , عُلَمَاؤُهُمْ شَرُّ مَنْ تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ , مِنْ عِنْدِهِمْ تَخْرُجُ الْفِتْنَةُ , وَفِيهِمْ تَعُودُ

Artinya: “Akan datang suatu Zaman pada manusia, di mana pada waktu itu tidak tinggal Islam kecuali namanya saja, Dan tidak tinggal Al-Quran melainkan tulisannya saja, Masjid-masjid dibangun megah namun kosong dari petunjuk, Dan ulama mereka adalah makhluk yang terjelek yang berada di kolong langit, dari mulut-mulut mereka keluar fitnah dan (sungguh, fitnah) itu akan kembali kepada mereka.” [HR. Al-Baihaqi]

Dari hadis ini, bisa diketahui bahwa memang ada sebuah hadis yang menyatakan bahwa di akhir zaman Islam tinggal nama saja. Maksudnya hadis ini adalah bahwa ajaran Islam tetap sempurna nan abadi namun ajaran Islam ini jarang dipraktikkan dan hanya di monopoli saja namanya. Banyak orang mengatasnamakan Islam untuk mencari keuntungan. Dan banyak orang mengatasnamakan Islam untuk kepentingan politik yang sebenarnya jauh sekali jauh dari nilai-nilai Islam.

Tanda – Tanda Agama Islam Tinggal Nama Saja

Untuk lebih jelasnya mengenai pemahaman hadis Islam tinggal nama saja, perhatikan sabda Nabi yang menyatakan bahwa ada enam keasingan umat Islam di akhir zaman. Enam keasingan itu adalah

Pertama, masjid menjadi bangunan yang aneh. Bangunan masjid berdiri megah, dibangun dengan susah payah, dan berada di tengah-tengah perkampungan yang padat penduduknya. Namun, orang-orang di perkampungan itu enggan melaksanakan ibadah sholat di masjid.

Kedua, mushaf Al-Quran menjadi perkara aneh. Orang-orang berlomba-lomba mengoleksi Alquran di rumahnya. Mereka membeli Alquran model terbaru dengan harga mahal. Namun, setelah berada di rumah, Alquran hanya menjadi simbol kebanggaan. Kitab suci ini dipajang di rak dan jarang sekali dibaca, apalagi dihayati makna dan kandungannya.

Ketiga, banyak orang berlomba-lomba menghafal Alquran. Namun, sedikit sekali orang yang berlomba-lomba mengamalkan isi dan kandungannya.

Keempat, aneh sekali, banyak wanita salihah yang bersuami laki-laki yang tidak taat dalam melaksanakan ajaran agama. Kelima, aneh sekali, banyak laki-laki saleh yang beristri wanita yang tidak taat beragama.

Keenam, aneh sekali, orang alim (yang memahami ilmu agama) berada di tengah-tengah masyarakat, tetapi masyarakat sudah enggan lagi mendengar fatwa-fatwanya. Petuah-petuahnya hanya dijadikan tontonan, bukan dijadikan tuntunan.

Islam memang agama yang sempurna dan abadi, namun demikian janganlah kita menjadikan Islam sebagai agama yang tinggal nama saja karena mengaku Islam tapi tidak menjalankan agama Islam. Wallahu A’lam Bishowab.

HARAKATUNA

Dalil Qurban dalam Al-Qur’an dan Sunnah

Terdapat pelbagai dalil qurban dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Berdasarkan dalil qurban yang ada dalam Al-Qur’an dan sunnah atau hadis-hadis Nabi Saw, para ulama telah sepakat bahwa berkurban dengan menyembelih hewan ternak di hari Idul Adha dan hari-hari tasyriq merupakan perkara yang disyariatkan dalam Islam.

Dalil Qurban dalam Al-Qur’an

Di dalam kitab Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu, Syaikh Wahbah Al-Zuhaili menyebutkan dalil-dalil Al-Quran dan hadis-hadis Nabi Saw yang menjadi dasar pensyariatan kurban. Adapun yang berdasarkan Al-Quran, beliau menyebutkan dua ayat sebagai dalil. Yaitu surah Al-Kautsar ayat 2 berikut;

Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah).

Kemudian surah Al-Hajj ayat 36 berikut;

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ

Dan telah kami jadikan untuk kalian unta-unta itu sebagian dari syiar Allah.

Dalil Qurban dalam Sunnah

Adapun mengenai dalil yang bersumber dari hadis-hadis Nabi Saw, beliau menyebutkan dua hadis Nabi Saw. Hadis pertama bersumber dari Sayidah Aisyah, Nabi Saw bersabda;

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهُ لَيَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلاَفِهَا، وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنَ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا

Tidak ada amalan yang dilakukan oleh manusia pada hari Nahr yang lebih dicintai oleh Allah selain daripada mengucurkan darah (hewan kurban). Sesungguhnya, ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya.

Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi. Maka, bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban.

Juga hadis riwayat Imam Al-Bukhari dari Anas bin Malik, dia berkata;

ضَحَّى النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بكَبْشينِ أمْلَحَيْنِ أقْرَنَيْنِ، ذَبَحَهُما بيَدِهِ، وسَمَّى وكَبَّرَ، ووَضَعَ رِجْلَهُ علَى صِفَاحِهِمَا

Nabi Saw berkurban dengan dua kambing gemuk dan bertanduk. Beliau menyembelih sendiri kedua kambing itu. Beliau membaca basmalah, bertakbir, dan meletakkan kakinya di atas pundak kedua kambing itu.

Selain kedua hadis di atas, terdapat pula hadis-hadis lain yang menjadi dasar pensyariatan kurban. Di antaranya adalah hadis riwayat Imam Muslim dari Ummu Salamah, Nabi Saw bersabda;

إِذَا رَأَيْتُمْ هِلاَلَ ذِى الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّىَ فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ

Jika kalian telah menyaksikan hilal Dzul Hijjah (maksudnya telah memasuki satu Dzul Hijjah) dan salah satu dari kalian ingin berkurban, maka hendaklah  membiarkan rambut dan kukunya.

Juga hadis riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah, Nabi Saw. bersabda;

مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلا يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا

Barangsiapa mendapatkan kelapangan tetapi tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat salat kami.

Berdasarkan dalil Al-Qur’an dan hadis-hadis di atas, para ulama telah sepakat bahwa berkurban di hari Idul Adha atau hari-hari tasyriq merupakan syariat Islam. Telah terjadi ijma’ di antara para ulama mengenai pensyariatan kurban ini sehingga tidak ada seorang pun yang boleh mengingkarinya.

Demikian penjelasan dalil qurban dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Semoga dalil yang dikemukan tentang qurban dalam Al-Qur’an dan Sunnah. 

BINCANG SYARIAH

Fauzan Tempuh Perjalanan 5.000 Km dengan Sepeda dari Magelang ke Makkah untuk Berhaji

Bagi Muhammad Fauzan, perjalanan spiritual haji seumur hidup adalah perjalanan yang sulit. Sepeda miliknya ia kayuh selama hampir 5.000 kilometer, dalam perjalanannya dari Indonesia ke Arab Saudi yang memakan waktu lebih dari tujuh setengah bulan.

“Niat saya adalah melakukan haji dan mengunjungi Tiga Masjid Suci dalam Islam, Masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Aqsha di Yerusalem. Setelah menunaikan haji, saya berencana melanjutkan perjalanan dengan sepeda ke Palestina untuk mengunjungi Masjidil Aqsha dan juga mengunjungi negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC) lainnya,” katanya dikutip di Saudi Gazette, Senin (13/6).

Dalam wawancaranya, Fauzan mengatakan ziarah dengan sepedanya adalah contoh terbaik bagaimana Tuhan Yang Maha Esa membuat hal-hal yang orang biasa anggap mustahil menjadi mungkin.

Ia menyebut, hampir semua orang yang ditemui mengatakan tidak mungkin ia menyelesaikan misi sulit tersebut. Tapi, ia berhasil menunjukkan bahwa Allah SWT membuka jalan dan memungkinkan rencananya.

“Pesan saya juga, segala sesuatu yang mungkin kita pikir tidak mungkin bisa terjadi jika memiliki niat baik dan doa yang sungguh-sungguh kepada Tuhan ditambah dengan kerja keras yang tak kenal lelah untuk mencapai tujuan,” ujar dia.

Fauzan merupakan pemegang gelar master dan fasih berbahasa Arab. Ia mengatakan pernah berpikir jika ini adalah cara terbaik untuk menunaikan haji tanpa menunggu bertahun-tahun.

Umat Muslim Indonesia saat ini harus menunggu sekitar 40 tahun untuk mendapat giliran menunaikan haji setelah melakukan registrasi. Tapi, dirinya merasa sudah tidak sabar untuk mengunjungi tempat-tempat suci Islam dan menunaikan ibadah haji, sehingga memulai persiapan dengan menabung dari gaji sebagai guru.

Pria tersebut berprofesi sebagai guru agama dan penghafal Alquran setelah memperoleh gelar sarjana bahasa Arab dan studi Islam dari Universitas Makassar di provinsi Sulawisi Selatan.

Ia menyebut niat utama yang ia miliki adalah menunaikan haji dan mendoakan orang tua yang masih hidup serta keluarga dan kerabat. Fauzan sendiri memiliki istri dan dua anak, yang lahir setelah ia memulai perjalanannya.

Berbicara tentang pengalaman selama perjalanannya, ia berangkat dari kampung halaman setelah menghadiri upacara wisuda memperoleh gelar master dari Universitas Islam Malang.

Perjalanan dimulai dengan menabung sebesar Rp 10 juta. Ia juga mendapat tambahan uang untuk menutupi biaya perjalanannya dengan menjual jamu tradisional yang dibawanya dari Indonesia, selain melakukan usaha bekam di masjid-masjid sepanjang perjalanannya dari Magelang.

“Tujuan pertama saya adalah Jakarta, yang jaraknya hampir 500 km dari tempat asal. Saya perjalanan dari Jakarta ke Banda, dari sana saya naik feri ke Pulau Sumatera. Setelah melewati provinsi Jambi, saya sampai di Pulau Batang lalu naik feri untuk sampai ke Singapura,” lanjut dia.

Meski merasa lelah selama perjalanan, Fauzan tetap menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan dan berbuka puasa di masjid-masjid di sepanjang rutenya di Singapura dan Malaysia. Ia bahkan sempat mengikuti perayaan Idul Fitri di Malaysia.

Fauzan lantas mengenang sambutan hangat yang diberikan kepadanya di Kedutaan Besar Indonesia di Singapura dan Malaysia. Saat mengikuti kegiatan di Kuala Lumpur, Dubes RI untuk Malaysia Hermono disebut ikut bersepeda untuk menyampaikan solidaritasnya dengan misi tersebut.

Perjalanannya sebagian besar melalui hutan dan bertemu langsung dengan beberapa hewan, terutama monyet. Ia tidak melengkapi diri dengan peralatan yang bisa melindungi, namun ia berkeyakinan untuk menyelesaikan misinya.

Selama perjalanan tersebut, ia kerap bertemu dengan cuaca dan iklim yang agak keras, bahkan terkena hujan di beberapa daerah. Ia pun memilih beristirahat dan tidur lebih banyak di siang hari setelah mendirikan tenda di pinggir jalan.

Perjalanan yang ia lakukan sebagian besar terjadi pada malam hari. Dia menyiapkan teh dan makanan ringan di tenda dan biasa membeli makan siang dari restoran.

Fauzan berharap mendapatkan izin untuk menunaikan haji dalam waktu dekat. Misi Haji Indonesia di Jeddah telah memulai prosedur yang diperlukan terkait hal tersebut. Pria berusia 28 tahun itu mengatakan akan segera bersepeda ke Madinah untuk mengunjungi Masjid Nabawi.

Mengacu pada rencananya setelah melaksanakan ibadah haji, Fauzan mengatakan prioritasnya adalah mengunjungi Masjidil Aqsha, tempat suci ketiga umat Islam. Ia juga berencana mengunjungi negara-negara GCC selain Palestina sebelum terbang kembali ke Jakarta.

Terakhir, Fauzan menceritakan kesulitan yang ia temui untuk mendapatkan izin perjalanan ke Myanmar setelah bersepeda melalui jalur panjang melalui Thailand.

“Semua upaya saya untuk mendapatkan visa ke Myanmar sia-sia dan karenanya, saya terpaksa menghentikan perjalanan bersepeda di Thailand setelah melintasi hampir 4.000 km dengan sepeda dan karenanya terbang dari Bangkok ke Riyadh pada 26 Mei,” ucapnya.

Setibanya di Riyadh, ia diterima oleh Dubes RI Abdul Aziz Ahmad dan Wakil Kepala Misi dan Kuasa Usaha Arief Hidayat. Butuh waktu satu minggu untuk mencapai Makkah dari Riyadh, bersepeda hampir 900 km dan dari sana bersepeda ke Jeddah dan mengunjungi KJRI dimana ia disambut oleh KJRI Eko Hartono dan pejabat KJRI lainnya.  

https://saudigazette.com.sa/article/621679/SAUDI-ARABIA/Young-Indonesian-travels-5000-km-on-bicycle-in-his-pilgrimage-to-Three-Holy-Mosques

IHRAM

Mungkinkah Allah Mengampuniku?

Para pembaca yang semoga dirahmati Alloh, mungkin ada yang bertanya, “Aku ingin bertaubat, namun dosaku terlalu banyak. Tidak ada satu macam perbuatan keji pun melainkan telah kukerjakan. Tidak ada satu bentuk dosa pun melainkan aku telah terjerumus ke dalamnya. Mungkinkah Alloh mengampuni dosa-dosaku?!!”

Bagi siapa saja yang merasa dosanya sulit diampuni maka perhatikanlah kisah berikut ini.
Kisah Taubat Pembunuh 100 Jiwa

Kisah ini diriwayatkan dari Abu Sa’id Sa’ad bin Malik bin Sinaan Al Khudri rodhiyallohu ‘anhu, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dahulu pada masa sebelum kalian ada seseorang yang membunuh 99 jiwa, lalu ia bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, maka ia ditunjukkan kepada seorang rahib (ahli ibadah), lalu ia mendatangi rahib tersebut dan berkata, ‘Jika ada orang yang membunuh 99 jiwa, apa taubatnya bisa diterima?’ Rahib pun menjawab, ‘Tidak.’ Lalu orang tersebut membunuh rahib itu sehingga genap sudah dia membunuh 100 nyawa. Kemudian ia kembali bertanya tentang orang yang paling alim di muka bumi, lalu ia ditunjukkan kepada seorang yang ‘alim, lalu dia berkata, ‘Jika ada orang telah membunuh 100 jiwa, apakah masih ada pintu taubat untuknya?’ Orang alim itu pun menjawab, ‘Ya Siapakah yang menghalangi nya untuk bertaubat? Pergilah ke daerah ini karena di sana terdapat sekelompok orang yang menyembah Alloh Ta’ala, maka sembahlah Alloh bersama mereka dan janganlah kembali ke daerahmu yang dulu karena daerah tersebut adalah daerah yang jelek.’ Laki-laki ini lantas pergi menuju tempat yang ditunjukkan oleh orang alim tersebut. Ketika sampai di tengah perjalanan, maut menjemputnya. Maka terjadilah perselisihan antara malaikat rahmat dan malaikat azab.

Malaikat rahmat berkata, ‘Orang ini pergi untuk bertaubat dengan menghadapkan hatinya kepada Alloh’. Sedangkan malaikat azab berkata, ‘Sesungguhnya orang ini belum pernah melakukan kebaikan sedikit pun’. Lalu datanglah malaikat lain dalam bentuk manusia, mereka pun sepakat untuk menjadikan malaikat ini sebagai juru damai. Malaikat ini berkata, ‘Ukurlah jarak kedua tempat tersebut (jarak antara tempat jelek yang dia tinggalkan dengan tempat yang baik yang ia tuju), daerah yang jaraknya lebih dekat, maka daerah tersebut yang berhak atas orang ini.’ Mereka pun mengukur jarak kedua tempat tersebut dan teryata orang ini lebih dekat dengan tempat yang ia tuju, Oleh karena itu ruhnya dibawa oleh malaikat rahmat.” (HR. Bukhori & Muslim)

Wahai saudaraku, siapakah yang dapat menghalangi dari pintu taubat? Laki-laki ini telah membunuh 100 nyawa dan dia telah Alloh ampuni. Jika demikian mengapa Anda berputus asa dari rohmat Alloh dan ampunan-Nya yang begitu luas ??!
Pesan yang Terkandung Dalam Kisah di Atas

Pertama; Pembunuh masih memiliki kesempatan untuk bertaubat. Dalilnya adalah firman Alloh yang artinya, “Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni dosa syirik, namun Dia mengampuni dosa-dosa di bawah syirik, bagi siapa yang Dia kehendaki.” (An Nisaa’: 48). Yaitu Alloh mengampuni dosa-dosa di bawah syirik, apabila Dia menghendaki. Ini merupakan pendapat mayoritas para ulama. Ayat ini juga menunjukkan tentang keutamaan ikhlas dan ikhlas merupakan sebab dosa terampuni.

Kedua; Hati ahli maksiat lebih mudah tergugah untuk bertaubat kepada Alloh daripada ahli bid’ah karena dia merasa berbuat salah.

Ketiga; Orang yang berilmu lebih utama daripada ahli ibadah karena ahli ibadah yang jahil (bodoh) terkadang dengan kejahilannya bertindak ‘ngawur’ sekalipun menurut dia hal itu baik. Bertitik tolak dari hal ini dapat diketahui bahwa orang yang terjun berdakwah, harus memiliki ilmu agar tidak membuat kerusakan yang lebih besar.

Keeempat; Orang yang bertaubat hendaknya berpindah dari lingkungan yang jelek ke lingkungan yang baik. Karena bergaul dengan orang-orang sholeh merupakan penyebab iman menjadi kuat dan tipu daya syaithon makin lemah.
Luasnya Ampunan Alloh

Pembaca yang semoga dirahmati Alloh, perhatikanlah hadits qudsi berikut yang menceritakan luasnya ampunan Alloh Subhanahu wa Ta’ala!!

Dari Anas rodhiyallohu ‘anhu, “Saya mendengar Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, Alloh Ta’ala berfirman, ‘…Hai anak Adam, sungguh seandainya kamu datang menghadapKu dengan membawa dosa sepenuh bumi, dan kau datang tanpa menyekutukan-Ku dengan sesuatupun. Sungguh Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula’.” (HR. Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani di Shohihul Jaami’)

Semoga Alloh menerima taubat dan membersihkan dosa-dosa kita. Amiin.


Penulis: Abu Isma’il M. Abduh Tuasikal

© 2022 muslim.or.id
Sumber : https://muslim.or.id/130-mungkinkah-allah-mengampuniku.html
Barakallahu fiikum

Zikir Pembuka Rezeki dan Dipermudah Segala Urusan beserta Doanya

Dalam kehidupan seorang muslim, ada begitu banyak amalan yang dapat dikerjakan di sepanjang hari. Salah satu amalan ringan yang paling mudah dikerjakan adalah zikir. Meski ringan, namun amalan ini termasuk yang berat timbangannya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat dalam timbangan (amalan) dan dicintai oleh Ar-Rahman, yaitu subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil ‘azhim (Maha Suci Allah, segala pujian untuk-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Mulia).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Allah SWT juga memerintahkan umatnya untuk senantiasa berzikir kepada-Nya dalam salah satu firman-Nya.

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab : 41-42).

Berzikir bukan sekadar amalan untuk mengingat dan menyebut Sang Pencipta. Namun, amalan ini juga berguna dalam setiap kehidupan kita. Allah SWT juga telah berfirman bahwa,

Maka ingatlah pada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian.” (QS. Al Baqarah: 152).

Salah satu keutamaan dari berzikir pada Allah SWT adalah dimudahkannya rezeki serta segala urusannya. Namun, tetap harus ada usaha dan doa yang mengiringi agar apa yang kita inginkan dapat tercapai. Berikut ini kami akan menyampaikan zikir pembuka rezeki dan dipermudah segala urusan beserta doa yang bisa diamalkan.

Zikir Pembuka Rezeki dan Dipermudah Segala Urusan

Dilansir dari NU Online, kiai keturunan Sunan Drajat, KH Abdul Ghofur, menyampaikan amalan untuk memperlancar rezeki. Bacaan zikir pembuka rezeki dan dipermudah segala urusan ini dapat dilafalkan sebagai pengiring doa.

Melafalkan zikir pembuka rezeki dan dipermudah segala urusan juga dinilai membawa kebaikan. Sebagian orang juga percaya, bahwa dengan berzikir akan membantu memudahkan doa mencapai langit.

Berikut adalah bacaan zikir pembuka rezeki dan dipermudah segala urusan yang disampaikan beliau:

Subhanallahi wabihamdihi, Subhanallahil ‘adzim, Astaghfirullah 100 X

Zikir tersebut sebaiknya dilafalkan sebelum atau usai salat subuh. Kemudian ada lagi bacaan zikir pembuka rezeki dan dipermudah segala urusan lain yang dapat Anda amalkan setelah salat maghrib. Berikut bacaannya,

Subhanallahi wabihamdihi, Subhanallahil ‘adzim 100 X

Sedangkan zikir untuk dipermudah segala urusan, bisa melafalkan bacaan berikut:

Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin Abadan.

Artinya:

“Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).”

Dzikir ini dibaca sebanyak satu kali. Disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan zikir ini pada Fathimah agar diamalkan pada pagi dan petang.

Doa Pembuka Pintu Rezeki

Selain dengan berzikir, ada beberapa doa yang bisa menjadi pembuka pintu rezeki. Doa-doa ini juga cukup mudah untuk dihafal dan diamalkan. Dilansir dari rumaysho.com, doa ini dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah salam ketika melakukan sholat Shubuh,

Allahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyibaa, wa ‘amalan mutaqobbalaa.

Artinya:

Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad).

Kemudian ada pula doa dari hadis ‘Ali, di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengajarkan doa berikut,

Allahumak-finii bi halaalika ‘an haroomik, wa agh-niniy bi fadhlika ‘amman siwaak.

Artinya:

Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.” (HR. Tirmidzi).

Doa Meminta Kemudahan di Segala Urusan

Selain zikir pembuka rezeki dan dipermudah segala urusan, juga dianjurkan untuk berdoa. Ketika memohon kepada Allah SWT untuk diberi kemudahan dalam setiap urusan, ada doa terkenal yang berasal dari kisah Nabi Musa ‘alaihis salam yang bisa Anda lafalkan. Doa ini terdapat dalam firman Allah yaitu,

Musa berkata, ‘ROBBIS ROHLII SHODRII, WA YASSIRLII AMRII, WAHLUL ‘UQDATAM MIL LISAANI YAFQOHU QOULII’ [Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku” (QS. Thoha : 25-28).

Selain itu, ada doa lain yang berisi permohonan agar diberi kemudahan dalam segala urusan. Doa ini berasal dari Anas bin Malik, di mana beliau berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa” (artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah). (HR. Ibnu Hibban). [ank]

MERDEKA

Kerakusan Menyebabkan Kehinaan dan Kerusakan Agama

Salah satu sifat buruk yang harus dihindari atau bahkan jangan sampai dipunyai seseorang adalah rakus. Sesungguhnya kerakusan sifatnya kontradiktif dengan keimanan.Sebab orang yang rakus, ia akan mengejar dunia. Sedangkan orang beriman, ia akan berada dikoridor agama, tak berlebih-lebihan dan percaya takdir. Ibnu Athaillah dalam kitab Hikam berkata:

مَا بَسَقَتْ أَغْصَانُ ذِلٍّ الاَّ عَلَى بَذْرِ طَمَعٍ

“Tidak akan berkembang biak cabang kehinaan kecuali di atas bibit kerakusan”

Seseorang yang rakus akan membuat dirinya tidak tenang dalam kehidupan sehari-hari. Ia akan selalu kurang jika belum atau bahkan sudah mendapatkan sesuatu. Ingin lebih dari pada yang lain. Akibatnya, ia berpotensi bisa melakukan cara-cara yang tak terpuji dalam mendapatkan apa yang ia inginkan.

Kerakusan atau ketamakan dalam Bahasa Arab pun dapat merusak ibadah tiap orang yang memiliki sifat itu. Sebab kerakusan akan menjadikan seseorang menjadi sombong dan tak ingat Allah. Ia akan bergantung pada hawa nafsunya dan meredupkan cahaya keimanan. Oleh sebab itu, ibadah yang ia kerjakan akan rusak pula oleh sifat tercela tersebut.

Rasulullah SAW pun sudah memperingatkan umatnya untuk tidak memiliki sifat rakus. Beliau bersabda, “Seandainya manusia telah memiliki dua bukti harta, maka niscaya ia akan mencari yang ketiga. Hanya tanah yang dapat memasukkan perut manusia. Namun Allah SWT tetap akan menerima taubat bagi orang yang bertaubat.”. (HR: Anas RA)

Ada banyak sekali kisah ketamakan seseorang yang sebenarnya bisa menjadi pelajaran hidup bagi yang mengetahuinya. Yang paling masyhur adalah Qarun. Orang kaya raya pada zaman nabi Musa AS yang memiliki sifat rakus lagi sombong. Ia padahal sudah banyak sekali memiliki harta tapi ia tetap mengejar lainnya seperti tak ada cukup-cukupnya.

Di tambah Qarun berlaku sombong sampai-sampai ia tak mau dinasehati dan mengira bahwa apa yang ia dapat hasil jeripayahnya sendiri. Berarti ia menolak kebenaran bahwa semua yang ia punyai hanyalah titipan Allah belaka dan harus digunakan sebagaimana mestinya. Namun pada akhirnya diketahui, ia dilenyapkan Allah di dalam tanah dengan semua hartanya. Naudzubillahi min dzalik.

Di kehidupan sekeliling kita pun mungkin banyak Qarun-qarun kecil yang memiliki sifat seperti dia. Atau jangan-jangan kita juga termasuk golongan Qarun itu? Kendati tak seperti Qarun yang hartanya melimpah, tapi sifat rakus itulah biang yang nanti bisa menyebabkan kehinaan dan kerusakan pada diri tiap orang yang seperti itu. Orang-orang yang semacam inilah yang kata nabi SAW harus cepat-cepat bertaubat. Karena Allah tetap akan memaafkannya.

Ibnu Athoilah pernah menceritakan pengalaman gurunya mengenai sifat rakus. Ia berkata; “ Aku pernah mendengar guru kami Abu Abbas al Mursi mengatakan “Dahulu di masa saya mengawali suluk, ketika saya pergi ke seseorang yang saya kenal, kemudian saya pun membeli darinya barang senilai setengah dirham. Saat itu terbesit di hatiku kata “mungkin ia nanti bisa menggratiskan untukku”. Tetiba ada suara tanpa rupa “Keselamatan agama seseorang itu dengan meninggalkan ketamakan.”

Adapula pelajaran berharga datang dari cerita seorang ahlu bait bernama al-Habib Husain bin Muhammad al Haddad Jombang. Beliaupun diyakini sebagai waliyullah. Sebagaimana mestinya ulama dan ahlu bait, beliau pun dikenal oleh masyarakat Jombang. Namun bijaknya, beliau tak memanfaatkan symbol-simbol agama atau ketenarannya untuk kerakusan.

Jadi ketika beliau belanja ke pasar untuk membeli sesuatu, maka ia  bertanya  kepada penjual yang ia akan beli “Berapa harga ini?”, penjual menjawab “Sepuluh ribu Bib”, “Ini harga untuk saya saja ataukah untuk harga orang lain juga?” penjual menjawab “Untuk sampean saja Bib, kalau untuk orang lain harganya dua belas ribu”, kemudian Habib menjawab “Saya ingin harga sama dengan orang lain”.

Salah satu cara agar terhindar dari sifat rakus adalah Wara’. Wara’ artinya menahan diri, menjaga diri dan hati-hati agar terhindar dari kehinaan. Sifat wara’ dulu pernah jadi salah satu kriteria seorang diperbolehkan menjadi guru atau penceramah pada kekhalifahan Ali RA. Kalau sekarang viral dengan istilah sertifikasi mubaligh. Jadi khalifah Ali RA pernah bertanya kepada Hasan al-Bashri, salah satu kandidat yang ikut ‘sertifikasi mubaligh’ kala itu; “Apakah yang dapat mengukuhkan agama? ” Jawab al Hasan al Bashri: “ Wara’ ” . kemudian bertanya lagi: “Apakah yang bisa merusak agama?”, dijawab “Rakus”. Setelah itu Sayyidina Ali berkata padanya “Engkau boleh tetap mengajar di sini, orang yang seperti engkaulah yang dapat memberi ceramah kepada orang-orang”.

ISLAM KAFFAH

Selain Menghina Nabi Muhammad, Inilah 10 Aksi dan Ujaran Kebencian Politikus Hindu terhadap Umat Islam

Di tengah kecaman internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyusul pernyataan Islamofobia juru bicara partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jinda, pemerintah India telah berusaha keras untuk menjauhkan diri dari kontroversi tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis segera setelah serangan balasan meledak di Arab, jubir Kedubes India di Qatar mengatakan pihaknya telah mengklarifikasi bahwa pernyataan itu dibuat oleh “elemen tidak mainstream” dan tidak mewakili sikap pemerintah.

Sementara dalam pernyataan resminya sendiri, BJP tampaknya berniat mengendalikan kerusakan dan bukan menyangkal niat anti-Muslim.

Partai penguasa India itu juga berusaha menjauhkan diri dari sentimen tersebut tanpa pertanggungjawaban yang sah atas fakta bahwa anggotanya terjangkit Islamofobia – bagaimana bisa jubir resmi partai berkuasa dapat disebut elemen “tidak mainstream”?

Rilis resmi itu bahkan tidak menyebutkan pernyataan Sharma dan Jindal sama sekali.

Namun, pernyataan pemerintah telah membuka pembicaraan ganda dalam menghadapi tekanan internasional. Sentimen anti-Muslim dan anti-Islam tidak hanya dilakukan oleh Sharma dan Jindal, tetapi secara konsisten telah dilakukan oleh anggota tinggi BJP dan pemerintah dengan impunitas.

Berikut 10 aksi dan ujaran kebencian yang dilakukan anggota BJP terhadap umat Islam selama setahun terakhir:

Pertama, Yogi Adityanath: Ratusan ‘dog whistle’ terhadap Muslim

Menjelang dua pemilu dewan Uttar Pradesh terakhir, salah satu kampanye utama ketua menteri Yogi Adityanath adalah dengan memicu kebencian dan perpecahan anti-Muslim.

The Wire melakukan analisis mendalam terhadap 34 pidatonya yang tersedia untuk umum dan menghitung ujaran kebencian yang dibuatnya terhadap Islam.

Selain “dog whistle” atau lolongan anjing – mengacu pada Muslim sebagai mereka yang mengatakan ‘abba jaan’ serta menghina mereka, menggunakan singkatan seperti (apradhiyon) penjahat, mafia dan perusuh – ia juga secara konsisten menganggap umat Islam sebagai teroris.

Menyebut Muslim sebagai “Taliban” (kata yang sangat familiar bukan?), dia berkata “Lekin Talibanikaran qatayi hum sweekar nahi hone denge aur jo bhi Taliban ka samarthan UP ki dharti par karega sakhti ke saath ussey nipatne ka karye bhi sarkar karegi (Tapi kami tidak akan membiarkan Taliban didirikan, dan siapapun yang mendukung Taliban, pemerintah akan menghentikannya dengan kekuatan).

Kedua, anggota BJP menganiaya seseorang yang dikiranya Muslim

Pada bulan Mei, seorang pria 65 tahun dengan gangguan kognitif bernama Bhawarlal Jain dari Madhya Pradesh, pulang ke rumahnya setelah menghadiri pernikahan. Namun, dia kehilangan arah. Tiga hari kemudian, dia ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.

Sementara itu, di sosial media viral sebuah video yang memperlihatkan seorang anggota BJP bernama Dinesh Kushawa, menganiaya pria tersebut sambil menanyakan namanya.

Dalam video tersebut, anggota BJP itu berkaja, “Tera naam kya hai? ‘Mohammed‘ naam hai tera?… Kartu Aadhaar dikha… (Siapa namamu? Mohammed? Tunjukkan Kartu Aadhaarmu).”

Dalam video berdurasi satu menit itu, Kushwaha terlihat tak henti-hentinya memukuli Jain. Keesokan paginya Jain ditemukan tewas.

Pejabat BJP dari distrik Neemuch mengkonfirmasi bahwa Kushwaha adalah anggotanya dan polisi menambahkan bahwa istrinya adalah mantan korporator BJP.

Ketiga, ‘Muslim harus dibakar’

Kurang dari sebulan lalu, seorang anggota legislatif BJP bernama Haribhushan Thakur Bachaul mengatakan bahwa Muslim harus dibakar seperti halnya pengikut Hindu membakar patung Rahwana dalam festival Dussehra.

Sebelumnya, pada Februari 2022, dia juga mengatakan bahwa Muslim yang tinggal di India harus dicabut hak pilihnya atau tidak boleh “nyoblos” dan diperlakukan sebagai warga negara kelas dua.

Keempat, teriakan slogan ‘Muslim harus dibunuh’

Pada 10 Agustus 2022, pemimpin BJP dan hakim Mahkamah Agung bernama Ashwini Upadhyay ditangkap karena berperan dalam sebuah demonstrasi di Jantar Mantar. Demonstrasi tersebut dipenuhi oleh teriakan slogan-slogan anti-Muslim.

Diantaranya adalah slogan “Muslim harus dibunuh”. Upadhyay bersikeras bahwa dia telah dijebak dan dia tidak ada hubungannya dengan slogan-slogan tersebut.

Namun, pada November 2021, dia tampil dalam sebuah diskusi terkait “thook jihad”. Dalam diskusi itu dia mengatakan, “In thook jihadiyon ko ya toh maa baap sikha rahe hai ya koi school mein jaa rahe hai (Para jihadis thook ini diajarkan semua ini oleh orang tua mereka atau di sekolah mereka)”.

Dia bahkan memberi kesan bahwa penjual Muslim mungkin mengotori makanan yang mereka siapkan dengan cairan tubuh mereka, Newslaundry melaporkan.

Satu bulan kemudian pada Desember 2021, dia menjadi narasumber utama dalam pertemuan Dharma Shansad.

Dharma Sansad adalah pertemuan Hindu yang kemudian menjadi ajang penyebaran kebencian terhadap umat Islam.

Di mana dalam acara itu, muncul ujaran kebencian terhadap Islam seperti genosida Muslim India ala Rohingya Myanmar serta ajakan eksplisit untuk membantai umat Islam.

Pooja Shakun Pandey berkata, “Bahkan jika 100 dari kita siap untuk membunuh 20 lakh dari mereka (Muslim), maka kita akan menang, dan masuk penjara.”

Acara diakhiri dengan pengambilan sumpah yang menyerukan “perlindungan” agama Hindu terhadap semua orang yang mungkin mengancamnya ‘dengan cara apapun yang diperlukan’.

Lima, seruan untuk Menyerang Muslim oleh Mahila Morcha (Front Perempuan) BJP

Pemimpin Mahila Morcha, Udita Tyagi, juga hadir di Dharma Sansad di mana seruan genosida dilakukan, tetapi ini bukan pertama kalinya dia berafiliasi dengan hal yang sama.

Dalam sebuah wawancara dengan saluran yang disebut ‘DO Politik’, dia hadir dan secara konsisten menawarkan afirmasi yang mendukung kepada pendeta Hindu radikal Yati Narsinghanand.

Percakapan tersebut menampilkan sejumlah ujaran kebencian dan sentimen negatif terhadap umat Islam, di antaranya adalah bahwa komunitas Hindu perlu dimobilisasi melawan komunitas Muslim untuk perlindungan mereka dan bahkan untuk melukai.

Percakapan itu menyerukan untuk mengangkat senjata melawan komunitas Muslim, dan Narsinghanand berbicara dalam istilah fundamentalis tentang perang agama yang akan membutuhkan pengorbanan, di mana dia akan rela mengorbankan hidupnya.

Enam, ancaman mencabut jenggot

Menjelang pemilu, seorang pemimpin BJP dari Uttar Pradesh berpidato mengancam akan melukai umat Islam hanya karena umat Islam eksis.

“Jika umat Hindu di Hindustan bangkit, janggut akan ditarik dan dibuat menjadi choti (kepang yang dikencangkan). Jika kalian tinggal di Hindustan, kalian harus mengatakan ‘Radhe Radhe’, jika tidak seperti mereka yang pergi ke Pakistan selama partisi, kalian juga bisa pergi … kalian tidak ada gunanya di sini,” katanya dalam video.

Tujuh, kehadiran Politisi BJP di ‘Kamp Pelatihan Senjata’ milisi nasionalis Hindu

Pada tanggal 5 Mei, sebuah ‘kamp pelatihan’ yang diselenggarakan oleh Bajrang Dal di distrik Kodagu di Karnataka menjadi viral di media sosial yang menunjukkan para pemuda, yang tampaknya masih di bawah umur, membawa senapan angin, trisula, dan senjata lainnya.

Bajrang Dal adalah sebuah milisi sayap kanan Hindu yang berhubungan dengan partai BJP dan berusaha menyebarkan paham Hindutva.

Pemimpin BJP K.G. Bopaiah, Appachuranjan dan Suja Kushalappa didakwa setelah Partai Sosial Demokrat India mengajukan pengaduan terhadap mereka.

Namun, petugas yang didakwa menyelidiki kasus tersebut kemudian dikenai ‘hukuman’, dipindahkan ke Karnataka Lokayukta – tidak dianggap sebagai posisi yang menguntungkan di lingkungan kepolisian negara bagian.

Delapan, mengancam dan Menghina Muslim di Siaran Televisi

Raghvendra Pratap Singh, anggota BJP lain, menjadi viral setelah videonya mengancam Muslim dan menuduh semua umat Hindu yang tidak memilih dia sebagai Muslim menuai kecaman.

Dia berkata, “Setiap orang Hindu yang tidak memilih saya memiliki darah Miyan di nadinya. Dia adalah seorang pengkhianat. Dia adalah putra Jaichand yang b***sat. Dia adalah putra ayahnya yang berdosa… Kali ini saya peringatkan… pengkhianat agama Hindu akan dihancurkan.”

Dia juga melanjutkan untuk mengancam umat Islam dengan mengatakan, “Dengarkan umat Islam, jika ada orang Hindu yang dihina dan jika Anda menatap gadis Hindu mana pun, maka saya akan membuat Anda dipukuli dan dipotong begitu banyak…itu…”. Bagian terakhir peringatannya tenggelam di tengah nyanyian ‘Jai Shri Ram’.

Dalam panel 15 Februari di TV India, dia menyela seorang panelis Muslim untuk melontarkan hinaan dan pelecehan agama terhadapnya, mengancam akan memberi susu babi (menghina Muslim) kepada panelis, yang dia gambarkan sebagai “anjing b***sat dan anak haram orang Hindu”.

Sembilan, ancaman bolduser

Seorang pejabat BJP, bernama T. Raja Singh, telah membangun sejarah sebagai penyebar kebencian terhadap Muslim. Pada pidato terbarunya, dia mengancam akan menghancurkan rumah mereka yang tidak memilih Yogi Adityanath (biksu Hindu radikal yang juga politikus BJP).

Dia mengatakan para penghianat (sebutan mereka untuk Muslim) akan menghadapi buldoser ‘yang maha tahu’.

Sepuluh, penutupan properti Muslim

Seorang anggota legislatif BJP, Nand Kishor Gurjar, secara terbuka mendukung penutupan toko daging di Loni. Toko daging sebagian besar dimiliki umat Islam.*

Sementara pada tahun 2020, Gurjar mengatakan kepada umat Islam untuk “mengorbankan anak-anak mereka alih-alih hewan yang tidak bersalah” pada Idul Adha. Dia mengatakan daging mengakibatkan penyebaran virus corona.

Ini bukan daftar lengkap dari setiap ujaran kebencian atau seruan untuk melakukan kekerasan yang dilakukan oleh mereka yang terkait dengan BJP kepada Islam, atau dorongan buta dan implisit yang ditawarkan partai tersebut kepada para anggota yang terlibat dalam ujaran kebencian, dan insiden kejahatan kebencian.

Itu tidak memperhitungkan penerimaan individu seperti Pragya Thakur, yang dituduh terorisme dalam kasus ledakan Malegoan 2008. Ini tidak memperhitungkan pembongkaran Masjid Babri (digambarkan oleh Mahkamah Agung sebagai kejahatan yang “mengguncang struktur sekuler India”) dan papan politik yang dibangun di belakangnya, dengan para pemimpin BJP bahkan hari ini dengan bangga mengakuinya.

Elemen tidak mainstream?

Maka patut dipertanyakan, apakah Nupur Sharma adalah elemen “tidak mainstream” yang menemukan dirinya berada di dalam tembok rumah BJP, apakah dia penyusup, atau dia diundang?

Hanya seminggu yang lalu dia membual tentang dukungan dari anggota senior partai. Jika pernyataannya, seperti yang dikatakan pemerintah Persatuan, adalah pernyataan yang tidak masuk akal, BJP dapat mendamaikan dirinya dengan fakta bahwa sekarang adalah pihak yang mewakili, memungkinkan, dan memperkuat pinggiran ini.

BJP adalah partai yang tanpa ampun mendukung politik dan retorika anti-Muslim – sekarang ia harus menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa dunia akan memperlakukannya seperti itu.*

HIDAYATULLAH