Ingatlah Nasihat, Lupakan Pujian yang Menjatuhkan

SELALULAH ingat orang yang pernah menolongmu, lupakan orang yang pernah engkau tolong. Selalulah ingat dosa-dosa yang telah kau lakukan, lupakan menghitung pahala yang telah kau kumpulkan. Selalulah ingat nikmat surga saat kau dapati keletihan dan beratnya menjaga iman dan amal, lupakan lezat dan keindahan maksiat berbanding dengan pedihnya azab akhirat.

Selalulah ingat orang yang pernah engkau sakiti, lupakan orang yang pernah menyakitimu. Selalulah ingat, nikmat-nikmat yang pernah kau dapatkan, lupakan duka dan luka yang pernah kau rasakan. Selalulah ingat orang-orang yang pernah mengajarimu, lupakan orang-orang yang pernah engkau ajari.

Selalulah ingat harta yang belum engkau sedekahkan, lupakan harta yang telah engkau infakkan. Selalulah ingat orang-orang yang kekurangan dan ditimpa nestapa, lupakan khayalan-khayalanmu tentang orang-orang yang diberi kelebihan dunia.

Selalulah ingat ilmu yang belum kau amalkan, lupakan amal dari ilmumu yang telah engkau laksanakan. Selalulah ingat akhirat yang kian dekat mendatangimu, lupakan dunia yang telah pergi meninggalkanmu. Selalulah ingat istri/suamimu yang halal bagimu dan setia mendampingimu, lupakan laki-laki/wanita yang haram bagimu dan berupaya merayumu serta memikat hatimu.

Selalulah ingat bayang-bayang keberhasilan dari kerja kerasmu, lupakan bayang-bayang kegagalan yang pernah menghampirimu. Selalu ingatlah nasihat dan kritik membangun untukmu, lupakan pujian sanjungan yang dapat menjatuhkanmu. Wallahu A’lam.

 

[Ust. Abdullah Haidir Lc.]

INILAH MOZAIK

 

 

——————————————-

Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini! 

Menjadikan Kegagalan Sebagai Kesuksesan

ALHAMDULILLAH. Semoga Allah Yang Maha Baik, senantiasa melimpahkan hidayah kepada kita. Karena hanya orang-orang yang mendapat hidayah-Nyalah yang tidak akan tersesat dan akan selamat di dunia dan akhirat. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, dalam hidup ini tidak setiap keinginan kita menjadi kenyataan. Tidak setiap rencana kita mencapai hasil sesuai harapan. Ada kalanya usaha kita tidak membuahkan hasil. Ada kalanya rencana kita tidak mencapai apa-apa. Semua kondisi ini seringkali disebut sebagai kegagalan.

Namun, apakah kegagalan itu berbahaya? Tidak. Yang berbahaya adalah jikalau kegagalan itu membuat kita malah semakin jauh dari Allah Swt. Yang berbahaya itu adalah jikalau putus asa, berburuk sangka dan tidak yakin pada pertolongan Allah.

Betapa rugi jika ini terjadi pada kita, sudah gagal malah makin tenggelam dalam kegelapan karena menjauh dari Allah.

Setiap kegagalan itu tidak berbahaya, dan malah akan menjadi kesuksesan jikalau dengan kegagalan itu kita menjadi lebih dekat dengan Allah. Gagal menikah, tidak perlu galau dan berlama-lama dalam kepedihan, segera mendekat pada Allah dan jadikan kejadian itu sebagai bahan tafakur bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Dikeluarkan dari perusahaan (PHK), tidak perlu putus asa, karena hanya Allah Yang Maha Menjamin rezeki seluruh makhluk-Nya.

Jika setiap kejadian yang tidak kita inginkan terjadi pada diri kita, namun bisa membuat kita malah semakin dekat kepada Allah, semakin yakin kepada-Nya, maka itu adalah kesuksesan.

Allah Swt berfirman,”Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu.

Dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu. Allah Mengetahui, sedangkan kamu tidak tahu.”(QS. Al Baqoroh [2] : 216)

Semoga setiap kejadian yang menimpa diri kita, baik kita sukai ataupun tidak kita sukai, bisa menjadi sarana untuk semakin dekat dan semakin yakin kepada Allah.

Karena inilah orang yang mendapat kesuksesan dalam hidupnya.Aamiin yaa Robbal aalamin.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

 

——————————————–

Artikel keislaman di atas bisa Anda nikmati setiap hari melalui smartphone Android Anda. Download aplikasinya, di sini!

Ayat Kursi

Dalam kitab Khawashul Quran karya al-Ghazali disebutkan, Ibnu Qutaibah menuturkan bahwa seorang laki-laki bani Ka’ab pernah memasuki Kota Basrah untuk menjual kurma tetapi belum juga menemukan tempat untuk berjualan. Lama mencari, akhirnya ia menemukan sebuah rumah yang sudah lusuh dan dipenuhi sarang laba-laba.

Laki-laki itu kemudian bertanya kepada orang di sekitarnya, “Apakah rumah ini ada pemiliknya?” Orang yang ditanya itu menjawab, “Ya, ada.” Orang itu lalu menunjukkan si pemilik rumah tersebut. Laki-laki itu pun bergegas menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah si pemilik rumah tadi, laki-laki itu bertanya, “Maukah engkau menyewakan rumah tersebut kepadaku?” Si pemilik rumah menjawab, “Boleh, tetapi berhati-hatilah. Rumah itu dihuni jin Ifrit jahat. Setiap orang yang masuk ke dalamnya selalu mengalami nasib buruk dan celaka.”

Laki-laki itu pun berkata, “Sewakanlah kepadaku, aku siap menempati rumah itu bersamanya. Semoga Allah menolong dan melindungiku dari kejahatannya.” Dengan perasaan khawatir, si pemilik rumah itu pun mengizinkannya menempati rumah itu. Laki-laki itu pun masuk ke dalam rumah tadi lalu membersihkannya.

Saat malam tiba, ada sesosok makhluk hitam legam dengan sorot mata merah menyala seperti obor melihatnya tajam. Laki-laki itu pun membaca ayat Kursi. Namun, setiap kali ia membaca ayat Kursi itu, makhluk tersebut juga mengikutinya. Laki-laki itu terus membaca ayat Kursi hingga makhluk itu menghilang.

Selanjutnya, ia pun bisa tidur dengan tenang. Pagi harinya, ia menemukan bekas terbakar dan abu di tempat kejadian semalam. Ia pun menanyakan kepada orang di sekitarnya.

Mereka menanggapi, “Engkau telah membakar jin Ifrit! Dengan apa engkau melakukannya?” Laki-laki itu pun menceritakan kejadian semalam. Dalam kisah lain, Abu Hurairah pernah ditugasi Nabi menjaga gudang harta zakat fitrah. Tiga malam berturut-turut ia kedatangan pencuri yang mengambil sesuatu dari gudang itu.

Abu Hurairah melaporkan kepada Nabi perihal pencuri tadi dan menceritakan saran pencuri tersebut perihal ayat Kursi. Beliau kemudian berkata, “Apa yang disarankannya itu benar. Namun, tahukah kamu siapa sesungguhnya pencuri itu? Ia adalah setan yang menyerupai manusia. Ia sejatinya makhluk pendusta besar.” (HR al-Bukhari)

Dengan membaca ayat Kursi pada malam hari, seseorang akan terhindar dari hal buruk. Sebab, pada ayat itu dikatakan bahwa Allah Mahahidup, terus mengurus makhluk-Nya, serta tidak pernah mengantuk apalagi tidur. Dia juga mengetahui semua hal di dunia ini. Dia sama sekali tidak berat menjaga ciptaan-Nya. Ayat ini menegaskan keberadaan-Nya Yang Mahakuat tak tertandingi. Dialah yang layak dimohonkan perlindungan.

 

Oleh: Nur Farida

REPUBLIKA

Jangan Mengundang Madharat

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt, Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Langit, bumi, dan segala isinya mutlak adalah ciptaan-Nya. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Allah Swt berfirman,“Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemadharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”(QS. An Nisaa [4] : 111)

Saudaraku, siapakah yang menyebabkan datangnya keburukan kepada diri kita? Jawabannya tiada lain adalah perbuatan buruk diri kita sendiri. Yang membuat hidup kita sengsara adalah karena perbuatan kita sendiri. Yang membuat diri kita hina adalah karena perbuatan hina diri kita sendiri.

Mungkin ada pertanyaan, mengapa kita sudah berusaha untuk bersikap baik, hidup lurus, berbuat dengan tulus, tapi tetap saja ada orang yang menghina dan memfitnah kita? Maka, orang yang terus berupaya memperbaiki diri, hidup lurus dan menjaga kebersihan hati akan tetap tenang hatinya meski sebesar apapun orang lain menghinanya.

Jadi, kalau kepahitan atau keburukan diundang oleh keburukan diri kita sendiri, maka yang akan hadir dalam diri kita adalah kegelisahan, hidup tidak tenang, terasa sempit. Sedangkan kalau kita selalu berupaya menjauhi keburukan, menjauhi perbuatan hina dan senantiasa berupaya menjaga kebersihan hati, maka kepahitan yang datang dari luar tidak akan menggoyahkan ketenangan hati kita. Jika kita senantiasa menjaga kedekatan dengan Allah, senantiasa mengingat-Nya, maka Allah akan karuniakan ketenangan di hati kita.

Keburukan datang karena diundang oleh keburukan diri kita sendiri. Marilah kita terus memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Agar jika datang keburukan dari luar sebagai ujian, maka hati kita akan tetap tenang, menghadapinya menjadi bernilai ibadah, dan berakhir dengan kebaikan.WAllahualambishowab.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Empat Sayap Shalat Ashar

“Semoga Allah merahmati orang yang shalat 4 rakaat sebelum ashar.” (HR. Ahmad 5980, Abu Daud 1271, Turmudzi 430, dan dihasankan Al-Albani).

Lewat Hadist, kita dapat mengetahui perkataan, perbuatan hingga kebiasaan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW melalui perawinya. Ya, Nabi Muhammad SAW, manusia terbaik di alam semesta ini, yang menjadi pedoman hidup setiap muslim.

Tidak ada satu hal pun dari Rasulullah kecuali hanya untuk kebaikan Islam dan Ummatnya. Maka, tidak heran, Allah membebaskan Nabi Muhammad dari dosa-dosanya di masa lalu, hingga yang akan datang. Sehingga, suurgapun menjadi jaminan untuknya.

Dari secuil hadist di atas, dijelaskan, Sang Rasul mendoakan siapapun yang melaksanakan shalat sunnah empat rakaat sebelum Ashar. Siapakah yang tidak ingin didoakan manusia yang setiap lisannya mengandung hikmah, setiap doanya Allah ijabah?

Pertanyaan selanjutnya, siapa yang tak mau disayang oleh Allah SWT? Al-Khaliq, Sang Pencipta seluruh makhluk hidup di alam semesta ini. Gampang, kuncinya hanya taat kepada-Nya.

Ternyata, amalan luar biasa yang jika dikerjakan banyak kita abaikan. Yaitu, shalat Qabliyah Ashar. shalat sunnah ini mempunyai empat rakaat, InsyaAllah, dari amalan ini Allah akan semakin sayang kepada kita.

Jika disayang bos, isteri, suami, pokoknya manusia saja sudah rasanya beres semua urusan. Nah, kali ini disayang oleh Dzat yang menciptakan rasa sayang, MaaysaaAllah.

Tak perlu banyak-banyak rapat, presentasi, akhirnya malah menjadi puyeng. Cukup ilmu ini saja, amalkan setiap hari. Terlebih lagi, dapat mengajarkan kepada orang lain. Nanti, biarkan Allah yang kirimkan semua hajat kita.

Ummi Habibah rodhiyallahu ‘anha pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Allah SWT pasti membangun sebuah istana di surga bagi orang yang shalat sunnah tulus karena Allah-sebanyak dua belas rakaat setiap hari.” (HR. Muslim)

Maka, siapa yang tak ingin menjadi kekasih Allah seperti Sang Rasul kita SAW? Ayo, bersama ramaikan masjid, khusyukkan segala ibadah kita di masjid.

Oleh : KH. Yusuf Mansur

REPUBLIKA

 

Mengapa Kita Berpaling dari Sunah Rasul?

MELIHAT fenomena saat ini ketika banyak orang-orang yang memiliki pemikiran sekuler dan liberal maka banyak pula saat ini sunah yang menjadi fitnah.

Tidak hanya fitnah teroris saja, namun banyak contohnya orang yang tidak meyakini sunah atau adab Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallaam itu membawa manfaat baik bagi diri kita sendiri dan orang lain.

Seperti di saat makan, selain dengan makan tidak berlebihan itu bisa menjaga ‘iffah (kesucian/kehormatan) kita, hal ini pun bermanfaat bagi kesehatan kita. Rasulullah bersabda:

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihinya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga lagi untuk bernapas.”

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan, “Karena kekenyangan membuat badan menjadi berat, hati menjadi keras, menghilangkan kecerdasan, membuat sering tidur dan lemah untuk beribadah.”

Bahkan kekenyangan hukumnya bisa haram, Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan:

“Larangan kekenyangan dimaksudkan pada kekenyangan yang membuat penuh perut dan membuat orangnya berat untuk melaksanakan ibadah dan membuat angkuh, bernafsu, banyak tidur dan malas. Bisa jadi hukumnya berubah dari makruh menjadi haram sesuai dengan dampak buruk yang ditimbulkan (misalnya membahayakan kesehatan, pent)”

Tetapi semua ini ditanggapi orang banyak sangat lemah, dan tidak terlalu mempedulikannya, bahkan banyak yang tidak mengetahuinya, namun ketika penelitian yang berbicara di era modern ini, seperti:

Sebuah studi yang dilakukan Mount Sinai School of Medicine menemukan penjelasan tentang alasan makan berlebih bisa menyebabkan diabetes dan obesitas. Orang yang makan tanpa mengontrol jumlah yang dikonsumsinya, dapat mengalami gangguan fungsi pada sinyal insulin. Akibat dari gangguan ini, insulin tidak mampu melakukan pemecahan lemak dalam jaringan adiposa.

Barulah semua orang percaya dan menjaga komsumsi makanannya, contoh lain seperti kita makan atau minum dilarang sambil berdiri karena Rasulullah menganjurkan makan atau minum sambil duduk, tidak ada yang percaya, namun ketika penelitian berbicara bahwa ketika kita berdiri, ada selaput di dalam perut akan terbuka dan ketika duduk selaput akan tertutup baru kita memercayainya.

Ataupun seperti salat qiyamul lail yang dilaksanakan pada sepertiga malam, yang Rasulullah anjurkan, dan ketika ada penelitian bahwa di malam hari sistem kerja otak dan semua sistem aliran darah bekerja untuk memulihkan atau membuang toksin dalam tubuh baru kita percaya dan orang melakukan meditasi atau yoga di sepertiga malam.

Padahal jauh sebelum penelitian itu muncul kita sudah bisa mendapatkan manfaatnya dari semua itu. Mengapa kita harus menunggu penelitian, mengapa kita harus percaya bukti konkret. Terlalu lama. Dimana kiranya iman kita? Mengapa kita berpaling dari sunah Rasul bahkan malah dijadikan bahan olok-olokan, tidakkah kita berpikir bahwa umat muslim diwajibkan berpuasa satu bulan penuh? Bukankah kita kini mengetahui manfaat dari berpuasa itu sendiri?

Seperti kasus lainnya, Rasulullah dan sahabat melarang riba dan wajib menggunakan sistem perekonomian syariah, agar sistem ekonomi berjalan dinamis dan saling menguntungkan tanpa ada pihak yang dirugikan. Buktinya saat ini banyak negara-negara maju yang menggunakan sistem perekonomian umum yang pada akhirnya bangkrut, seperti di negara-negara Eropa sana, bisa kita teliti info lebih lanjut negara mana saja yang perekonomiannya limbung, bahkan Romawi menyarankan agar menteri perekonomiannya memelajari sistem ekonomi syariah.

Contoh lain dimana sunah Rasulullah shalallaah ‘alaihi wasallam ketika sunah malam jumat dijadikan olok-olokan dan bahan perbuatan yang tidak sepantasnya apalagi oleh para pasangan yang belum halal, naudzubillah himindzalik, apalagi jaman sekarang orang berpacaran agar alih-alih menjadi pasangan yang barokah, maka mereka shalat berjamaah pun berdua dengan yang bukan mahramnya.

“Sungguh tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepi (berduaan) dengan seorang wanita, kecuali yang ketiga dari keduanya adalah syaitan” (HR. At-Tirmidzi)

Contoh lain lagi ketika di dunia pendidikan, bahwasanya siswa dan siswi (remaja yang sudah baligh) itu tidak diperbolehkan berada di dalam satu kelas secara bersamaan, karena disamping bukan mahram, dari segi pemikiran, sifat dan perbuatan pun jauh berbeda, namun hal ini lagi-lagi tidak ditanggapi oleh pihak-pihak yang merendahkan sunnah Rasulullah.

Buktinya kini di negara paman sam menurut penelitian yang mereka dapatkan pada akhirnya mereka menyadari bahwa siswa dan siswi (remaja) harus dipisahkan tidak dalam satu kelas. Karena banyak pertimbangan yang buruk dan ketidak efektifan dalam belajar jika siswa dan siswi dipersatukan dalam satu kelas kembali. Bukti penelitiannya tersebut dapat dilihat disini. [Kutipan Ust.Budi Ashari,Lc]

 

INILAH MOZAIK

Inilah 12 Makanan Favorit Nabi Muhammad

Nabi Muhammad SAW, memiliki beberapa makanan kesukaan, misalnya kurma. Alasan Rasulullah menyukai makanan tersebut baik karena rasanya yang nikmat juga karena manfaat dan kunggulannya.

Tak heran jika kemudian beliau menyarankan umat Muslim untuk mengonsumsi juga makanan tersebut. Simak daftar makanan kesukaan Nabi Muhammad SAW, berikut manfaatnya:

 

1. Barley
Menurut sunnah Nabi Muhammad, barley baik untuk mengatasi demam jika dimasak dalam bentuk sup.

2. Kurma
Menurut sunnah, sebuah rumah tanpa kurma sama seperti rumah tanpa makanan. Kurma juga bermanfaat bagi wanita melahirkan.

3. Buah ara
Nabi mengatakan, buah ara adalah buah dari surga, penyembuh bagi wasir.

4. Anggur
Anggur memurnikan darah, memberi tenaga dan kekuatan pada ginjal serta membersihkannya.
1 dari 2 halaman

5. Madu
Madu, masker alami untuk rambut. Jika dicampur dengan air hangat, madu adalah obat terbaik bagi diare. Madu juga bisa mengatasi penyakit lainnya.

6. Melon
Nabi Muhammad mengatakan, tak ada wanita yang ketika hamil memakan melon lalu tak melahirkan anak yang berkarakter baik.

7. Susu
Tak hanya untuk tubuh, ternyata susu memiliki manfaat yang sangat baik untuk kulit wanita. Menurut Rasul, susu menyingkirkan panas dari hati, serupa mengusap keringat dari alis. Susu memperbarui energi untuk otak dan membuat ingatan jadi lebih baik.

8. Jamur
Jamur merupakan penyembuh terbaik untuk gangguan mata. Jamur juga bisa dijadikan pengontrol kehamilan (kontrasepsi).

9. Delima
Selain bermanfaat bagi kesehatan, buah delima yang mengandung vitamin A, C, dan E memiliki sifat anti-mikroba, anti-inflamasi, anti penuaan.

Nabi Muhammad mengatakan, delima bisa membersihkan jiwa dari pengaruh buruk dan setan selama 40 hari.

10. Minyak zaitun
Minyak zaitun baik untuk kulit dan rambut, bermanfaat menunda penuaan dan meredakan sensasi terbakar dalam perut.

11. Cuka
Nabi Muhammad biasa mencampur minyak zaitun dengan cuka. Uniknya, campuran tersebut kini populer sebagai salah satu bumbu di restoran Italia.

12. Air
Nabi Muhammad pernah mengatakan, saat haus, minumlah air dalam sedikit tegukan, jangan menelan dalam jumlah banyak. Meminum air langsung dalam jumlah banyak bisa berdampak buruk bagi lever.

 

HEALTH LIPUTAN6

 

Ini Alasan Rasul Suka Makan Paha Kambing

TERDAPAT beberapa hadis yang menunjukkan kesukaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Diantaranya, Abu Hurairah radhiyallahu anhu, beliau bercerita, “Kami pernah bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah undangan. Kemudian dibawakanlah paha kambing, dan beliau menyukainya. Kemudian beliau menggigitnya satu gigitan.” (HR. Bukhari 3340 & Muslim 501)

Apakah hadis ini menunjukkan bahwa makan kambing statusnya sunnah? Kita berikan beberapa catatan. Pertama, informasi bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyukai daging kambing, bukan semua bagian kambing. Tapi hanya bagian pahanya. Dan berbeda antara menyukai daging kambing dengan menyukai bagian paha kambing. Seperti misalnya ada orang yang menyukai bagian kepala ikan. Belum tentu dia menyukai seluruh bagian ikan.

Kedua, ada pertimbangan masalah selera, mengapa Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyukai bagian paha kambing. An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menukil keterangan al-Qadhi Iyadh, Al-Qadhi Iyadh rahimahullah mengatakan, Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyukai paha kambing, karena mudah masak dan mudah dicerna, disamping lebih lezat dan lebih steril dari resiko penyakit. (Syarh Shahih Muslim, an-Nawawi, 3/65)

Kemudian an-Nawawi menyebutkan riwayat dari Aisyah radhiyallahu anha, beliau mengatakan, “Tidaklah Paha kambing disukai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam selain karena beliau jarang mendapatkan daging. Sehingga beliau ketika mendapatkannya, ingin segera memakannya, sebab paha adalah daging yang paling cepat masak.” (HR. Turmudzi 1954 dan dinilai dhaif oleh sebagian ulama).

Berdasarkan keterangan beliau, bisa kita pahami bahwa minat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam terhadap daging kambing, murni karena pertimbangan selera. Artinya, beliau lakukan itu bukan dalam rangka mengajarkan kepada umatnya agar mereka menyukai paha kambing. Karena selera masing-masing orang berbeda.

Dr. Muhammad Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya, Afal ar-Rasul shallallahu alaihi wa sallam (Memahami Perbuatan Rasul shallallahu alaihi wa sallam) menyebutkan, “Kita harus membedakan perkara-perkara yang disukai dan yang tidak disukai Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan berikut masing-masing hukumnya. Yang pertama, perkara disukai dan yang tidak disukai yang muncul karena dorongan ingin membiasakan diri agar sesuai syariat. Dengan menyukai apa yang diajarkan syariat atau tidak menyukai yang dilarang syariat. Dua perbuatan ini menunjukkan hukum. Dan selayaknya untuk diikuti.

Kemudian beliau menyebutkan contohnya, Perkara disukai dan yang tidak disukai pada jenis pertama ini, yang menunjukkan hukum dan selayaknya beliau shallallahu alaihi wa sallam diikuti, seperti pernyataan Aisyah radhiyallahu anha, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam suka mendahulukan bagian yang kanan semampu beliau, ketika bersuci, memakai sandal, menyisir, dan dalam semua urusan beliau. (HR. Nasai 5257), dan beliau mencintai dua manusia diantara sahabatnya yaitu Abu Bakr dan Umar.

Kemudian beliau melanjutkan jenis kedua, Yang kedua, suka dan tidak suka karena bawaan tabiat, seperti menyukai yang enak dimakan dan menghindari yang tidak enak dimakan. Dan kecintaan semacam ini tidak ada tuntunan untuk ditiru, karena ini di luar kendali kehendak (dorongan dari dalam). Kemudian Dr. Muhammad Sulaiman al-Asyqar menyebutkan contohnya, Diantara contoh perkara disukai dan yang tidak disukai pada jenis kedua ini adalah keterangan dari Aisyah radhiyallahu anha bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyukai makanan manis dan madu (Bukhari & Muslim). Beliau juga menyukai labu (Ahmad & Nasai). Minuman yang beliau sukai yang manis dan dingin (Muttafaq alaih). Dan roti atau adonan yang beliau sukai adalah tsarid (Abu Daud & Hakim). Beliau tidak menyukai aroma daun pacar (Ahamd & Abu Daud). Yang semacam ini tidak dianjurkan untuk ditiru.

Termasuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak mau makan daging dhab karena tidak suka. Beliau mengatakan, Saya agak jijik, namun ini tidak diikuti oleh sahabat. Sehingga Khalid bin Walid tetap memakan hidangan daging dhab di hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. (Afal ar-Rasul shallallahu alaihi wa sallam, 1/221-222). Berdasarkan keterangan di atas, kami memahami bahwa memakan kambing masuk dalam perkara mubah dan bukan termasuk sunah. Sehingga bagi yang tidak doyan kambing, tidak harus memaksakan diri untuk menyukai kambing. Demikian, Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

MOZAIK

Kisah Paha Kambing Beracun untuk Rasulullah

DIKISAHKAN bahwa seorang wanita Yahudi bernama Zainab binti Al-Harts, istri Salam bin Misykam menghadiahi beliau seekor kambing bakar yang telah diberi racun.

Ketika tahu bahwa yang disukai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah bagian paha, maka ia memperbanyak racun di bagian itu. Setelah Rasulullah menggigit dagingnya, tulang kambing itu memberitahu beliau bahwa ia telah diberi racun, maka beliau memuntahkan daging yang ada di mulutnya.

Rasulullah kemudian mengumpulkan orang-orang Yahudi, lalu berkata, “Apakah kalian akan menjawab jujur jika aku bertanya kepada kalian?” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau berkata, “Apa yang menjadikan kalian melakukannya?”

Mereka menjawab, “Kami ingin mengetahui, jika kamu seorang pembohong maka kami dapat terbebas dari kebohonganmu. Dan jika kamu seorang nabi, tentunya racun itu tidak akan membahayakanmu.”

Lalu wanita yang memberi racunpun dipanggil. Ia berkata, “Aku ingin membunuhmu.” Rasulullah berkata, “Allah tidak mengizinkanmu memperdayaku.” Kaum muslimin berkata, “Tidakkah kami membunuhnya?” Rasul menjawab, “Tidak.” Beliau tidak memberi hukuman apapun kepadanya.

Akan tetapi ketika Bisyr bin Bara’ bin Ma’rur yang ikut makan daging itu meninggal dunia, maka wanita itu dibunuh.

 

MOZAIK

Langkah Keenam Setan Sesatkan Manusia

BAGAIMANA tahapan setan dalam menyesatkan manusia? Ada enam langkah yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam kitabnya Badaiul Fawaid, 2:799-801.

Langkah keenam: Disibukkan dalam amalan yang kurang afdhal, padahal ada amalan yang lebih afdhal.

Jika ia sudah menjaga waktu dengan baik, setan akan menggoda manusia supaya ia luput dari pahala amalan yang lebih utama dan ia terus tersibukkan dengan yang kurang afdhal. Contoh, sibuk dengan ibadah, enggan mau menimba ilmu agama sehingga beribadah asal-asalan. Contoh lagi, sibuk dengan berdakwah di negeri yang jauh hingga lupa untuk menambah ilmu untuk dirinya sendiri.

Moga kita dimudahkan oleh Allah dari enam perkara yang menjadi incaran setan: Syirik dan kekafiran; Bidah, amalan yang tidak ada tuntunan; Dosa besar (al-kabair); Dosa kecil (ash-shaghair); Sibuk dengan perkara yang mubah, sehingga waktu habis sia-sia; Sibuk dengan hal yang kurang utama padahal ada hal yang lebih utama.

 

[Muhammad Abduh Tuasikal]

MOZAIK