Jemaah Calon Haji Gelombang Kedua Diminta Lakukan Ini di Saudi

Tim Promotif Preventif (TPP) terus melakukan penyuluhan kesehatan kepada para jemaah calon haji yang telah tiba di Tanah Suci. Tim yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan itu memastikan jemaah calon haji Indonesia tidak mengalami masalah kesehatan selama beribadah.

“Pagi tadi teman-teman kita melakukan penyuluhan edukasi masalah kesehatan terhadap jemaah haji LOP 10 –Lombok,” ujar Kabid Kesehatan Arab Saudi, Melzan Dharmayuli di Makkah, Jumat (3/8/2018).

Pada penyuluhan di gelombang kedua kloter LOP-10 itu juga dihadiri oleh tim Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Mereka memantau dan ikut memberikan penyuluhan kepada jemaah calon haji Indonesia.

“Hal yang menarik, apa yang disuluhkan Kemenkes Arab Saudi juga sama dengan yang sedang kita suluhkan. Jadi perhatian kita kepada jemaah juga sama. Sesuatu hal yang sederhana yang sudah bisa dilakukan. Jemaah di sini diingatkan kembali tentang kesehatan oleh kita juga Kemenkes Arab Saudi,” terang Melzan.

Materi penyuluhan itu antara lain jemaah harus gunakan penutup kepala, seperti payung, topi, atau sorban untuk mengurangi paparan sinar matahari dan memakai masker saat beraktivitas di luar pondokan.

Selain itu, jemaah calon haji juga diimbau banyak minum, rajin makan buah dan sayur, dan menggunakan alas kaki. Jemaah juga diingatkan untuk rajin mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta dari toilet, juga diingatkan untuk tidak jajan sembarangan.

“Semua jemaah antusias mendengarkan penyuluhan dari Kemenkes Indonesia dan dari Kementerian Kesehatan Arab Saudi,” kata Melzan.

LIPUTAN6

Mitos Sesat dan Foto-foto Bertebaran di Jabal Rahmah

Mekah – Jabal Rahmah, bukit kecil di tengah padang Arafah selalu menyita perhatian sebagian jemaah haji maupun umrah. Beredar mitos sesat seputar bukit ini sampai-sampai pemerintah Arab Saudi membuat plang besar khusus sebagai bentuk pelurusan.

Jabal Rahmah diyakini sebagai tempat pertemuan pertama kali Nabi Adam dan Hawa setelah terpisah ratusan tahun di dunia. Jabal Rahmah yang berupa bukit kecil setinggi kurang lebih 70 meter, memudahkan keduanya bertemu karena tampak menjulang di tengah padang Arafah.

Jabal Rahmah masa kini sudah mendapatkan sentuhan zaman modern. Dikunjungi detikcom pada Minggu (29/7), tampak ada anak tangga yang menghubungkan dasar bukit sampai bagian puncak. Di sekeliling bukit ini dibeton untuk keperluan lahan parkir.

Posisi Jabal Rahmah di padang Arafah juga tidak semenonjol di masa kuno di mana Arafah murni berupa padang gurun. Kini terdapat banyak pohon — di antaranya pohon Soekarno — yang ditanam dalam jarak yang teratur oleh Kerajaan Arab Saudi sehingga padang Arafah tak tampak sepenuhnya lagi seperti padang lepas.

Kembali ke Jabal Rahmah, entah karena sebab apa, kemudian beredar mitos-mitos tanpa dasar mengenai bukit ini. Banyak sekali jemaah sampai memaksakan diri mendatangi bukit batu ini saat wukuf di Arafah.

Tak hanya itu, ada jemaah-jemaah haji yang mengharuskan dirinya sendiri untuk mengusap sesuatu di puncak bukit. Bahkan ada pula yang sampai menuliskan sesuatu karena anggapan dapat mengabulkan doa.

Kerajaan Arab Saudi pun turun tangan dan membuat plang pengumuman besar di bawah bukit. Pada intinya, Kerajaan Saudi meminta jemaah untuk tidak mengkultuskan Jabal Rahmah saat wukuf. Karena wukuf itu bisa dilakukan di seluruh titik yang ada di Padang Arafah. Isi pesan disampaikan dalam bahasa Arab, Indonesia dan Turki.

Begini bunyinya:

Nabi Anda tercinta Mohammed SAW tidak datang ke sini kecuali Arafah dan beliau tidak naik ke gunung. Beliau bersabda ‘Arafah semuanya tempat untuk wukuf’. Begitu pula nabi SAW tidak memerintahkan untuk mengusap sesuatu yang ada di gunung atau pohon-pohon, atau mengikatnya. Dan beliau tidak memerintahkan sholat di atas gunung, menulis di batu, atau membangun sesuatu di atas gunung. Wahai saudaraku jemaah haji, ikutilah sunnah nabimu SAW bersabda: Ikutilah cara ibadah haji kamu dari aku. Semoga Allah menerima haji kita semuanya.

Pesan-pesan serupa juga dipasang di tugu yang ada di puncak Jabal Rahmah. Bedanya di puncak bukit, kerajaan Saudi menyertakan keterangan gambar.

Ada hal menarik yang dijumpai di puncak Jabal Rahmah. Sangat banyak foto-foto bertebaran di sana-sini.

Sebagian besar foto berukuran 4 x 6 meski ada pula yang menaruh foto berukuran lain. Ada pula yang meletakkan dua foto dalam satu kantong plastik transparan.

Jemaah haji Indonesia tentunya juga diingatkan untuk tidak perlu ke Jabal Rahmah saat wukuf di Arafah. Kondisi yang desak-desakan dan berjubel akan membahayakan jemaah.

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mengimbau agar jemaah tetap berada di dalam tenda selama wukuf. Suhu pada hari H tanggal 20 Agustus 2018 yang bisa mendapat 53 derajat celcius, membuat jemaah rawan terkena dehidrasi saat terpapar matahari langsung.
DETIK

Berangkat Melalui Jalur Ilegal, 116 WNI Calon Haji Ditangkap Pihak Keamanan Arab Saudi

Sebanyak 116 warga negara Indonesia dipulangkan bertahap ke Tanah Air, setelah mencoba berangkat haji melalui jalur illegal.

Dilansir Banjarmasinpost.co.id, Konsul Jenderal RI di Jeddah Arab Saudi, Mohammad Henry mengatakan 116 WNI yang berhaji secara illegal itu, ditangkap otoritas keamanan Arab Saudi di hotel yang ada di kawasan Misfalah, Mekkah, Jumat (27/7/2018).

“Beberapa sedang menunggu penerbangan, 32 sudah dideportasi dan 72 akan dipulangkan besok. Lainnya berangsur hingga Sabtu besok supaya sudah selesai semua,” kata Henry di ruang Media Center Haji di Mekkah, Kamis (2/8/2018).

Sebagian besar WNI itu tergolong muda karena tahun kelahiran 1970-an dan 1980-an.

Adapun asal WNI tersebut, menurut Mohammad Henry, terbanyak dari Lombok, Madura, Banjar, dan Jawa Barat.

116 WNI yang ditangkap keamanan Arab Saudi itu berupaya berhaji secara ilegal dengan memanfaatkan visa nonhaji, yaitu visa kerja, visa umrah, visa ziarah, visa bisnis, dan visa kunjungan keluarga.

Padahal untuk melakukan ibadah haji dibutuhkan visa khusus yakni visa haji.

Kementerian Agama mengusut kemungkinan adanya keterlibatan travel umrah resmi dalam pemberangkatan 116 WNI tersebut.

“Jika terbukti ada WNI yang menggunakan visa umrah dan dia overstay, maka kita lacak hal tersebut kesalahan PPIU atau jemaah,” ujar Nizar Ali di Kantor Daerah Kerja (Daker) baru Makkah di kawasan Syisyah, Makkah.

“Kalau kesalahan PPIU akan kita cabut izin operasionalnya,” sambung Nizar didampingi Kabiro Humas Data dan Informasi Mastuki.

WNI yang berhaji melalui jalur illegal bukan pertama kali, sebelumnya pada 3 Oktober 2016 lalu, sebanyak 106 anggota jemaah haji asal Indonesia terdiri atas 27 pria dan 79 wanita juga tertangkap di Filipina, dilansir TribunWow.com dari Kompas.com (6/10/2016).

Mereka melakukan memalsukan identitas dengan paspor Filipina, karena terbatasnya kuota haji di Indonesia.

Retno Marsudi, selaku Menteri Luar Negeri Indonesia mengungkapkan proses pemulangan WNI yang berada di Filipina selesai pada 10 Oktober 2016 lalu. (TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)

TRIBUN NEWS

 

Pelaku Kejahatan Sasar Jemaah Haji Lansia, Ini Tips Mencegahnya

Mekah – Tiap tahun penyelenggaraan ibadah haji, ada saja laporan mengenai jemaah yang menjadi korban kejahatan. Ada tips pencegahan efektif secara kolektif agar penjahat tak memiliki ruang gerak.

Kabid Perlindungan Jemaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Jaitul Muchlis mengatakan dari sekian banyak kejadian terhadap jemaah, ada pola khusus. Pelaku menyasar jemaah usia lansia.

“Jadi gini, orang yang menjadi sasaran kriminal, pertama dilihat dari usia. Coba lihat, lansia, lumayan berumur. Kemampuan fisik sudah tidak prima, dan pasti berkecenderungan terpisah dari rombongan,” ujar Jaitul di kantor Daker Mekah, Minggu (5/8/2018).

Jaitul mengatakan, rombongan pasti memiliki kecenderungan berjalan lebih cepat daripada jemaah lansia. Dari sini peluang jemaah lansia itu tertinggal dan kemudian menjadi sasaran penjahat terbuka.

“Rombongan besarnya berjalan cepat. Satu menit bisa 10 langkah, sedangkan yang tua hanya dua sampai tiga langkah. Kan beda,” ujar Jaitul.

Jaitul meminta anggota rombongan jemaah yang lain untuk memperlambat langkah. Dengan begitu jemaah lansia tetap berada dalam rombongan.

“Cobalah yang masih sehat dan prima tadi mengalah. Langkah kakinya diperlambat, sehingga bisa mengimbangi langkah mereka yang sudah tua,” ujar Jaitul.

“Egoisme jemaah juga harus dilunturkan. Mereka beribadah bukan semata-mata melakukan ritual, tapi juga membantu jemaah. bahkan bisa jadi kemabruran mereka berasal dari kepedulian terhadap jemaah sekitarnya yang membutuhkan bantuan,” pungkasnya.

DETIK

Ikhlaskan Niat di Tanah Suci

Beribadah haji merupakan impian setiap Muslim di seluruh dunia. Tak sedikit orang yang diberikan kelebihan dalam materi ataupun kesehatan sehingga mampu menunaikan ibadah haji.

Tak sedikit pula yang harus menabung puluhan tahun untuk mewujudkan impian pergi ke Tanah Suci. Namun, tak jarang pula mereka yang mampu, tapi tidak mendapatkan peningkatan keimanan meski telah menunaikan haji lebih dari sekali.

Ahli Hadis dan Tafsir KH Ahsin Sakho menjelaskan, haji mabrur hanya dapat diraih oleh mereka yang mampu melaksanakan kewajiban- kewajiban haji dan menjauhkan segala larangan. Dia menjelaskan, sejatinya mabrur berasal dari kata al-birr yang artinya baik atau bagus.

Haji mabrur adalah haji yang dilaksanakan dengan baik dan bagus dan mampu menjalankan kewajiban- kewajiban ibadah haji dan menjauhkan dari se gala larang annya, jelas Kiai Ahsin Sakho saat dihubungi Republika.co.id, belum lama ini.

Kiai Ahsin Sakho menjelaskan, haji dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebelum haji, saat proses haji berlangsung, dan setelah haji. Sebelum haji, calon jamaah haji sebaiknya mengisi kegiatan dengan persiapan dari sisi spiritual, yaitu niat yang ikhlas dan lurus karena Allah SWT.

Kiai Ahsin menegaskan, agar niat calon jamaah dapat terhindar dari rasa riya karena riya mampu merusak pahala ibadah. Yang paling penting itu niatnya ikhlas untuk memenuhi panggilan Allah SWT, kata dia.

Tanda-tanda haji mabrur, lanjut Kiai Ahsin, dapat dilihat dari persiapan yang baik dan khusyuk. Begitu pula saat menjalankan ibadah haji. Menurut dia, jika seorang mampu menghindar dari perbuatan buruk, seperti bertengkar, berkata kasar, atau perbuatan buruk yang berujung dosa, serta mampu menghayati setiap ibadah yang dilaksanakannya, hal itu dapat dikatakan sebagai tanda ha ji nya mabrur.

Menurut dia, seorang yang telah mendapat gelar mabrur akan menganggap ibadah bukan sebagai beban, melainkan justru menjadi sebuah kebutuhan.

“Tanda-tanda lain, setelah ibadah haji maka ibadahnya semakin bagus hubungan bermasyarakat juga semakin bagus, orientasi hidupnya juga lebih meng arah pada akhirat,” lanjut Kiai Ahsin.

Sedangkan, haji mardud atau haji yang ditolak adalah seorang yang berangkat haji menggunakan rezeki yang haram. Orang tersebut, kata Kiai Ahsin, dipastikan tidak akan diterima segala dosanya.

Selain itu, orang tersebut juga tidak menunjukkan perubahan positif dalam kehidupannya setelah pergi haji. Ibadah hajinya tidak memberikan dampak apapun dalam hidupnya bah kan ada yang justru ibadahnya jadi menurun, tambah dia.

REPUBLIKA

116 WNI Terjaring Razia Haji Ilegal di Makkah

Sebanyak 116 warga negara Indonesia (WNI) terjaring razia pihak keamanan Arab Saudi di sebuah penampungan yang terletak di kawasan Misfalah, Makkah. Ratusan WNI ini diketahui akan melaksanakan ibadah haji secara ilegal.

Keterangan pers dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah yang dikirim ke Jakarta, Rabu (1/8) dinihari menyebutkan, hasil pemeriksaan berita acara (BAP) oleh Tim Petugas KJRI Jeddah di Tarhil (Pusat Detensi Imigrasi) menyebutkan 116 WNI yang terjaring ini sebagian besar memegang visa kerja, sisanya masuk ke Arab Saudi dengan visa umrah dan visa ziarah.

Disebutkan staf informasi dan kebudayaan KJRI Jeddah, Fauzy Chusny, penggerebekan tersebut berlangsung pada Jumat (27/7) tengah malam. Sebagian besar para WNI yang terjaring razia ini berdomisili di Makkah, sebagian lagi berasal dari luar Mekkah namun menyeberang melalui perbatasan masuk ke Kota Makkah untuk melaksanakan ibadah haji.

Menurut Koordinator Pelayanan dan Perlindungan Warga (KPW), Safaat Ghofur, para WNI yang digerebek tersebut sebagian besar berasal dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Saat dilakukan BAP, mereka mengaku berniat ingin melaksanakan ibadah haji.

Kepada pihak penampung, menurut Safaat, mereka membayar sewa kamar dengan biaya bervariasi, dari 150 hingga 400 riyal per kepala. Mereka menyewa beberapa syuggah (rumah) dalam satu imarah (gedung) melalui orang Bangladesh yang berlaku sebagai calo, di mana rumah-rumah tersebut dihuni 10 sampai 23 orang, bercampur antara laki-laki dan perempuan.

Salah seorang yang ditangkap mengaku berangkat dengan visa umrah dan masuk ke Arab Saudi sebelum bulan Ramadhan dan ada juga yang datang pada saat Ramadhan. WNI tersebut mengaku juga berniat melaksanakan haji dan usai haji, akan langsung pulang ke Indonesia melalui Tarhil.

Sayangnya, sebelum mewujudkan niatnya, ia terlanjur terjaring razia, padahal jamaah tersebut telah membayar ke travel Rp 50 juta hingga Rp 60 juta. Sesampainya di Makkah mereka juga harus membayar uang tambahan sebesar 500 riyal untuk menebus paspor ke pemandunya.

“Setelah di Makkah, mereka bebas mau ke mana saja dan tidak ada urusan lagi dengan travel,” tutur Tolabul Amal, Staf KJRI yang bertugas di Tarhil.

Tolab juga menyayangkan karena mereka mengaku tidak ingat nama biro tavel yang memberangkatkan. Namun demikian, KJRI menyayangkan, jamaah yang memiliki dokumen resmi juga ikut diamankan petugas karena tinggal dengan WNI lainnya yang ilegal.

Cerita lainnya menyebut, adanya seorang yang berangkat dengan visa kunjungan pribadi (ziarah syakhshiah) yang visanya diurus oleh anaknya dengan membayar hingga Rp90 juta, karena berharap visanya bisa diperpanjang hingga bulan haji.

Sebagian dari pengguna visa ziarah ini enggan dimintai keterangan oleh Tim Petugas dari KJRI saat melakukan BAP. Mereka berdalih telah melakukan perpanjangan visa dan ada pihak yang sedang berupaya membebaskan mereka.

Dua tahun lalu KJRI mengurus sedikitnya 52 orang yang tertahan kepulangannya hingga 50 hari, karena berhaji dengan visa bisnis, kunjungan dan jenis visa lainnya. “Dari mereka ada juga dari kalangan media. Mereka harus membayar 15 ribu riyal per orang, baru bisa pulang,” ujar Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin.

Karena itu, Konjen Hery mengimbau masyarakat agar menunaikan ibadah haji sesuai prosedur yang telah diatur Pemerintah Arab Saudi. “Tidak baik juga beribadah tapi dengan melanggar hukum negara setempat,” kata Konjen.

 

REPUBLIKA

Slamet Budiono Rela Gendong Jamaah Haji untuk Ibadah di Masjidil Haram Sampai Antar ke Hotel

Menjadi petugas haji bagi Slamet Budiono merupakan pekerjaan yang mulia. Tahun ini merupakan yang kelima kalinya Slamet dipercaya menjadi petugas haji setelah Kementerian Agama mendapuknya kembali menjadi Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram.

“Menjadi petugas haji kali ini adalah tahun kelima saya menjadi petugas haji,” kata Slamet usai ditemui di Hotel Al Wihdah Tower, wilayah Jarwal Makkah, sebagaimana Okezone kutip dari situs resmi resmi Kementerian Agama, Selasa (31/7/2018).

Slamet bangga dengan kepercayaan yang diberikan pemerintah kepadanya. Suka dan duka pasti dirasakan petugas haji yang bertugas di Tanah Suci. Namun, Slamet selalu merasa bahagia dan senang melayani jamaah haji.

“Apalagi memegang komando di Sektor Khusus Masjidil Haram yang langsung berhubungan dengan jamaah haji,” ucap Slamet.

Menjadi petugas haji sudah barang tentu mempunyai kenangan tersendiri bagi Slamet. Dirinya masih teringat sosok nenek yang digendongnya selama beribadah di Masjidil Haram sampai kembali ke hotel tempat menginap.

“Saya menggendong nenek itu di Masjidil Haram dan sampai balik lagi ke hotel. Saya gendong nenek itu seperti saya gendong ibu saya. Saya tuntun Beliau membaca talbiyah lalu saya menangis,” ucap Slamet sambil meneteskan air mata.

Slamet mengungkapkan, usia nenek tersebut sekira 85 tahun, dan nenek yang didampingi suaminya hanya bisa mendoakannya agar selalu sehat.

“Sang nenek langsung memegang kepala saya. Sehat-sehat ya, nak,” begitu doa sang nenek kepada Slamet.

Slamet mengaku selama melakukan tugasnya sebagai petugas haji tak pernah merasa lelah. Dirinya juga merasa selalu prima kalau melayani jamaah haji.

“Saya juga bingung merasa prima sekali kalau bekerja di sini,” ucap Slamet.

Slamet adalah bagian dari 800 petugas haji yang bertugas di musim haji tahun ini. Dia berharap petugas haji lainnya bisa menjalankan tugasnya dengan baik melayani jamaah. (Han)

OKEZONE

Jemaah Haji, Jangan Sentuh dan Selfie dengan Unta

Madinah – Badan Layanan Haji (Mutawif) untuk Asia Tenggara mengeluarkan larangan keberadaan unta dan larangan menjual susu unta di Mekah, Masyair, dan sekitarnya, selama musim haji. Ini penjelasannya.

Konjen RI Jeddah, M Hery Saripuddin, mengatakan imbauan yang beredar itu menyangkut higienitas dan keamanan jemaah haji. Sebab, unta dikenal menjadi inang dari virus MERS-CoV.

“Imbauan dari pemerintah agar yang untuk yang beribadah, jangan deket-dekat lah dengan unta. Jangan minum susu unta menyangkut kebersihannya,” ujar Hery dihubungi melalui sambungan telepon beberapa hari lalu.

Hery menilai jemaah harus menahan diri untuk tidak menyentuh unta. Meski, hewan khas padang pasir yang menjadi ikon Negeri Petro Dollar ini tidak dapat ditemui di Indonesia.

“Kalau nggak penting-penting amat ngapain sih,” ujar dia.

Hery menambahkan memegang unta bukan merupakan rukun ibadah haji. “Tidak mengganggu kemabruran seseorang jika tak menyentuh unta,” ucap dia.

Imbauan untuk menjauhi unta telah disosialisasikan kepada jemaah haji. Selain mendekati, jemaah diimbau agar tak berswafoto dengan unta.

“TKHI harus memantau jangan ada yang selfie dengan unta karena kami masih cukup harus waspada. Saya harap datang 392 dan pulang 392 juga, sehat dan insyaallah ibadah hajinya mabrur,” kata Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dr. Kuwat Hudoyo, Rabu, (18/7/2018)

DETIK

Jemaah Haji, Barang Berharga Simpan Saja di Safety Box Hotel

Mekah – Untuk menghindari kerawanan selama di luar hotel, jemaah haji diminta untuk membawa uang seperlunya saja. Jemaah haji bisa memanfaatkan safety box yang ada di tiap-tiap kamar hotel.

“Setiap kamar ada safety box. Ada. Satu kamar satu. Jadi dipakai bersama,” ujar Direktur Layanan Luar Negeri Kemenag, Sri Ilham Lubis, dalam perbincangan di wilayah Syisyah, Mekah, Selasa (31/7/2018).

Safety box dalam kamar hotel tersebut merupakan bagian dari fasilitas yang disediakan hotel ke jemaah haji. Jemaah haji bisa berkoordinasi atau janjian dengan jemaah lainnya yang tinggal sekamar mengenai penggunaan safety box tersebut, termasuk nomor pin yang digunakan.

Begitu juga dengan saat di pelaksanaan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina. Jemaah tak perlu membawa uang dan barang berharga agar bisa fokus melaksanakan ibadah.

“Atau untuk di Mekah kalau tidak mau menyimpan di safety box, bisa ke maktab. Jadi kami anjurkan kalau ada uang barang Arafah, nggak usah dibawa ke Arafah dan Armina, barang berharga titipkan ke Maktab pakai tanda terima. Ini paling aman,” kata Sri.

Jemaah haji memang selalu diimbau untuk bisa menjaga diri. Di Madinah, call center Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menerima aduan ada dua jemaah haji Indonesia yang menjadi korban penjambretan. Namun dua perempuan yang di dalam aduan itu disebut sebagai korban, belum memberikan laporan resmi.

DETIK

Sepekan Kedepan, Tanah Suci Diperkirakan Dilanda Hujan Disertai Petir, Jamaah Diimbau Waspada

MADINAH – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Arab Saudi memprediksi pada 27 Juli hingga sepekan ke depan, tanah suci akan diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.

Staf Informasi, Sosial, dan Budaya Fauzi Husni, mengatakan menurut prediksi hujan disertai petir akan melanda kawasan tanah suci baik di Makkah dan Madinah.

Karena itu, ia meminta kepada jamaah Indonesia agar berhati-hati dan mewaspadai perubahan cuaca selama beribadah.

“Mohon waspada, biasanya ramalan BMKG Arab Saudi akurat,” ujar Fauzi Husni dalam pesan singkat kepada wartawan di Madinah

Sementara, Koordinator Tim Promotif/Preventif Tim Kesehatan KKHI Madinah Dian Shinta mengatakan, terkait potensi badai dan hujan deras beberapa hari mendatang, diimbau agar jamaah tetap menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yg meliputi payung, sandal, kantong/plastik sandal, kacamata, masker, dan botol spray berfungsi ganda dengan lengkap saat keluar dari pondokan.

“Perubahan cuaca, suhu, maupun kelembaban ekstrim seringkali berdampak pada kekebalan tubuh Kita. Oleh karena itu jemaah diimbau agar makan tepat waktu dan mengatur waktu istirahat,” ujarnya.(muf)

OKEZONE