Jangan Sembarang Naik Taksi

Mau memanfaatkan transportasi di Arab Saudi ketika musim haji. Nah, baca dulu tips berikut:


Pertama, hapalkan baik-baik nama tempat tinggal dan tujuan Anda, dalam bahasa setempat. Keduanya penting karena meski nama-nama termpat memiliki versi Inggrisnya, tak semua pengemudi tahu. Saat kami bertanya “King Fahd Road” kepada polisi, mereka hanya menggelenggelengkan kepala.

Kedua, jangan sembarang naik taksi. Di sekitar Makkah, misalnya, taksi tidak me miliki argo. Alhasil, kelihaian tawar-menawar dengan bahasa isyarat pun jadi andalan. Saat harga sudah disepakati, jangan lupa pastikan, apakah hari itu untuk keseluruhan penumpang atau per kepala?

Enam orang teman sepakat bertaksi ria dengan ongkos 50 riyal Saudi (SAR). Saat turun, mereka baru tahu bahwa jika itu ada lah tarif per kepala, jadi enam orang tarifnya menjadi 300 SAR untuk jarak tempuh sekitar empat kilometer dalam kondisi lancar. Yah, naik taksi di Saudi memang tak ubah naik ang kutan kota (angkot) saja.

Ketiga, naik bus menjadi andalan juga jika Anda mulai percaya diri. Ongkosnya 10 SAR untuk jarak tempuh sekitar satu kilo meter di Kota Makkah. Asalkan jangan lupa, pastikan daerah tujuan Anda agar tak salah jurusan.

Empat, tak semua anggapan miring terhadap polisi Saudi itu benar. Jika Anda bisa berbahasa Arab, mereka akan senang hati membantu Anda menunjukkan arah. Bahkan, menurut cerita sejumlah warga Indonesia yang tersesat di tengah siang terik, polisi itu mendatangi dan mengangsurkan air minum kemasan. Ah, segarnya.

 

Republika Online

Tips Umrah saat Pertama Tiba di Makkah

Jamaah haji Indonesia kloter pertama telah tiba di Makkah, Arab Saudi, Kamis (18/8) dinihari waktu Arab Saudi. Ada yang langsung ingin melakukan umrah meski mereka baru saja menjejakkan kaki di Tanah Suci.

Kepala Daker Makkah, Arsyad Hidayat, memberikan tips bagaimana umrah bagi jamaah yang tiba di Makkah dalam gelombang kedatangan pertama.

Pertama, kata Arsyad, setibanya di Kota Makkah, jamaah sebaiknya beristirahat sebelum berangkat umrah ke Masjidil Haram. Jamaah minimal istirahat dua sampai tiga jam untuk mempersiapkan kondisi fisik.

Jamaah tidak perlu terburu-buru karena bus salawat sudah stand by untuk mengantarkan jamaah ke Masjidil Haram. Pihak maktab juga menyiapkan pembimbingan ibadah.

Kedua, perhatikan dan kenali nama hotel yang dihuni. Ini agar jamaah tahu jalan pulang saat mereka tersesat. “PDG 01 misalnya, menempati rumah 101. Jangan lupa kalau diberi petugas berupa nomor maktab, nomor bus, atau  gelang maktab, itu dipegang betul,” pesan Arsyad.

Ketiga, jamaah jangan lupa membawa kartu identitas berupa kartu pengenal yang bisa disimpan di tas. “Masukan juga di situ kartu maktab dan kartu bus,” katanya.

Kartu identitas, lanjut Arsyad, menjadi salah satu pengaman saat jamaah kesasar atau tidak tahu jalan. Kartu identitas itu bisa ditunjukan kepada petugas sehingga memudahkannya untuk mengetahui arah pulang.

Keempat,  jamaah harap catat nomor telepon ketua regu, ketua tombongan, dan ketua kloter. Hal itu dimaksudkan agar lebih mudah menghubungi seseorang saat dalam keadaan kesasar.

Kelima, selalu bersama-sama dalam berihram. Menurut Arsyad, minimal bersama satu regu atau 10 orang. Kalau bisa satu rombongan itu lebih baik.

Cuaca Sangat Panas, Jamaah Diminta Banyak Minum Air Putih

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Muchtaruddin Mansyur meminta jamaah haji yang berangkat untuk senantiasa menjaga kesehatannya selama di Tanah Suci. Ini penting dilakukan supaya tetap sehat dan dapat melaksanakan ibadah secara maksimal.

“Jamaah haji harus selalu menjaga kebersihan, cukup minum air putih, gunakan alas kaki karena cuaca di sana sangat panas. Dengan kesehatan optimal, ibadah juga akan maksimal,” kata Muchtar dalam siaran persnya, Kamis, (18/8).

Sampai dengan Senin (15/8) sebanyak 41.926 jamaah dari 12 embarkasi telah masuk asrama haji. Sementara berdasarkan data terakhir, Ahad (14/8) jumlah kumulatif  jamaah termasuk dengan petugas yang tiba di Madinah berjumlah 34.280 orang.

Pusat Kesehatan Haji Kemenkes mencatat jumlah dan proporsi jamaah haji dengan risiko tinggi (risti) yang telah terlaporkan dalam sistem Siskohatkes sebanyak 21.710 orang. Rincian risti dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan penggunaan warna gelang antara lain; pemakai gelang berwarna merah, yaitu bagi jamaah yang berumur lebih dari 60 tahun dengan risiko penyakit 7.632 jamaah (22,2%); pemakai gelang berwarna kuning yaitu bagi jamaah risti penyakit 11.576 jamaah (34,2%); dan pemakai gelang berwarna hijau yang berumur lebih dari 60 tahun tanpa risiko penyakit sebesar 17.766 jamaah (43,6%).

PPIH juga melaporkan jumlah jamaah haji yang mendapatkan pelayanan kesehatan di Arab Saudi dengan rincian 2569 jamaah dilakukan rawat jalan; 50 jamaah telah dilakukan rawat inap; dan 63 jamaah dilakukan rujukan. Untuk penderita rawat jalan telah dilakukan analisis data di Kloter menunjukkan proporsi 3 tiga penyakit terbanyak yang diderita oleh jamaah adalah hipertensi (35%), myalgia (17%), headache (10%) dan acute nasopharingithis (9%).

Sementara itu data terakhir tanggal 14 Agustus 2016 hingga pukul 20.00 Waktu Arab Saudi terdapat 3 jamaah haji yang wafat dengan rincian 2 jamaah meninggal akibat cardiovascular diseases dan 1 jamaah meninggal akibat infeksi dan parasitic diseases.

 

Republika Online

Usia 101 Tahun Tak Surutkan Semangat Nenek Mian Menjadi Tamu Tuhan

Madinah (Pinmas) — Sekira penerbangan sembilan jam dilalui Siti Mian Sarean hingga dia mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Jumat (19/08), waktu menunjukan pukul 02.07 ketika roda pesawat Garuda Indonesia menyentuh landasan bandara.

Bersama jemaah lainnya, kehadiran Nenek Mian di Kota Nabi disambut para petugas haji Daker Airport Jeddah Madinah. Tentu lelah, namun senyum Nenek Mian yang duduk di kursi roda terus mengembang menyambut kehangatan para petugas yang menyapanya.

Kerut wajah mungkin memberi pesan bahwa nenek Mian sudah lansia. Usianya saat ini memang sudah 101 tahun, karena dia terlahir di Jakarta, 6 Desember 1915. Namun, hal itu tidak mensurutkan semangat Nenek Mian untuk hadir memenuhi panggilan Tuhan.

Labbaikallahumma labbaik. Labbaika laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan-nikmata laka wal mulka laa syarika laka. “Iya ini pertama kalinya bisa mendapatkan panggilan untuk menunaikan ibadah haji. Alhamdulillah Allah SWT kasih umur yang panjang dan kesehatan yang prima sehingga bisa jalani rangkaian ibadah haji,” tuturnya bahadia saat disapa di Bandara AMAA, Jumat (19/08).

Nenek Mian tiba di Bandara AMAA Madinah dengan menggunakan penerbangan GA 7269. Dia berangkat haji bersama anak dan menantunya yang tergabung dalam Kloter JKG 16. Bersama 393 jemaah lainnya, selama di Madinah, Nenek Mian akan menempati Hotel Wefadah Al Zahra yang berada di wilayah markaziah gharbiah.

Nenek Mian akan berada di Madinah selama sembilan hari untuk menjalani ibadah Arbain, salat wajib berjamaah secara berturut-turut selama 40 waktu.

Kepada para petugas, Nenek Mian yang saat ini tinggal di Cilandak Jaksel, berbagi tips kesehatan berupa pola makan teratur dan tidak berlebihan, gaya hidup sederhana, tidak suka mengeluh, serta mensyukuri nikmat dan ikhlas dalam berbuat.
Selamat beribadah haji Siti Mian Sarean! Hajjan mabruran wa sayan masykuran! Amiin. (nurul/mkd/mkd)

 

Kemenag RI

177 WNI Disebut Gunakan Paspor Filipina

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH — Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, Abdul Djamil, mengatakan permasalahan 177 warga negara Indonesia (WNI) yang menggunakan paspor Filipina untuk berhaji bukanlah ranah Kementerian Agama. Abdul Djamil mengimbau masyarakat sebaiknya mengikuti regulasi jika ingin menunaikan ibadah rukun Islam kelima tersebut di Tanah Suci Makkah.

“Saya mengimbau supaya masyarakat jangan menggunakan modus-modus seperti itu. Apalagi, mereka meminta visa di negara lain. Itu konsekuensinya tentu mereka harus memiliki paspor dari negara yang bersangkutan,’’ kata Abdul Djamil usai memimpin rapat koordinasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1437H/2016M di Jeddah, Arab Saudi, Sabtu (20/8) waktu setempat.

Sebanyak 177 WNI menggunakan paspor Filipina agar bisa berangkat haji ke Tanah Suci Makkah. Kini mereka masih tertahan di Filipina dan akan segera dideportasi. WNI tersebut diduga memiliki paspor ganda yakni Filipina dan Indonesia.

Abdul Djamil mengatakan persoalan tersebut sebenarnya bukanlah ranah Kementerian Agama. Namun demikian, Abdul Djamil hanya mengimbau masyarakat yang ingin menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci itu mengikuti jalur resmi sehingga terjamin dari aspek keberangkatan, perlindungan, bimbingan dan pelayanan ibadah hajinya.

“Kalau mau berhaji, masyarakat sebaiknya daftar resmi,’’ katanya. ‘’Meski memang kuota dan permintaan haji memang masih belum berimbang.’’

Kuota haji Indonesia dan permintaan memang masih belum imbang sehingga menyebabkan daftar tunggu yang terbilang panjang. Daftar tunggu haji di Sulawesi Selatan mencapai 31 tahun, sementara Kalimantan Selatan mencapai 28 tahun. Meski demikian, kata Abdul Djalil, fenomena daftar tunggu haji juga terjadi di negara lain.

Hal tersebut tidak bisa dihindari karena terkait kapasitas Tanah Suci, Armina, dan Masjidil Haram yang terbatas. ‘’Jika Masjidil Haram kini bisa diperluas, namun permasalahannya adalah Mina yang tidak bisa diperluas karena batas-batasnya sudah ditentukan sejak zaman Rasulullah,’’ katanya.

Suhu Makkah Sudah 44 Derajat Celcius, Ratusan Jamaah Rawat Jalan

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Suhu udara di Makkah, Arab Saudi, mulai merangkak naik. Cuaca Makkah pada Ahad (21/8) ini diperkirakan mencapai suhu maksimal 44 derajat Celcius.

Berdasarkan data Accuweather.com, suhu rata-rata mencapai 29 derajat Celcius dengan kelembaban 43 persen. Suhu minimal mencapai 31 derajat Celcius dan suhu maksimal 44 derajat Celcius.

Suhu udara Makkah mengalami peningkatan dibandingkan beberapa hari lalu. Pada dua atau tiga hari kemarin, suhu udara maksimal di Makkah berkisar pada angka 41-42 derajat Celcius.

Sementara, data Siskohat Kesehatan per 20 Agustus menyebutkan jumlah rawat jalan di Makkah sebanyak 227 jamaah. Jumlah rawat inap sebanyak 5 jamaah dan jumlah rujukan sebanyak 12 jamaah.

Satu anggota jamaah dikabarkan meninggal dunia di Makkah atas nama Abdullah bin Umar Gamyah. Abdullah wafat dalam usia 68 tahun akibat gangguan jantung. Jamaah kloter BTJ-001 ini menghembuskan nafas terakhir di pemondokan pada Sabtu (20/8) pukul 03.15 waktu Arab Saudi.

Abdullah merupakan jamaah pertama yang meninggal dunia di Makkah. Total ada 14 jamaah yang meninggal hingga 11 hari penyelenggaran pelayanan haji di Arab Saudi.

Di Mana Saja Lokasi Miqat?

Suara pramugari Garuda Indonesia tujuan Jakarta-Jeddah yang terdengar melalui pengeras suara mengabarkan bahwa pesawat segera melintas di atas Yalamlam. Yalamlam berjarak sekitar 125 kilometer dari Kota Makkah, Arab Saudi, dan merupakan lokasi miqat bagi jamaah haji yang berasal dari Yaman maupun negara-negara di sebelah timur Makkah.

Sejumlah orang terlihat mengantre di toilet pesawat untuk memulai ihram. Sebagian lainnya sudah mengenakan ihram sejak dari tanah air. Namun, ada lebih banyak orang yang memilih melakukan miqat di Bandara Internasional
King Abdul Aziz Jeddah.

Bandara Jeddah memiliki terminal khusus untuk menerima jamaah haji dan umrah. Terminal ini dilengkapi berbagai fasilitas seperti kamar mandi dan mushala yang dapat digunakan oleh 80 ribu peziarah pada waktu bersamaan.
Bahkan pada musim haji, otoritas setempat sudah mengatur area untuk setiap negara pengirim jamaah haji di terminal ini.

Begitu pesawat mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, jamaah atau petugas akan diantarkan ke area yang memang diperuntukan bagi negara asal. Jamaah atau petugas asal Indonesia akan menuju Plasa Indonesia. Kesibukan di bandara ini pun tidak hanya sekadar mengantre bagasi atau mengangkut koper, namun juga orang-orang yang sedang mengambil miqat.

Miqat berarti batas. Orang yang melintasi miqat yang telah ditentukan maka wajib untuk mengenakan pakaian ihram dan berniat ihram. Hal ini berlaku tanpa terkecuali bagi setiap jamaah haji dan umrah yang datang dari seluruh penjuru dunia.

Ada dua miqat. Pertama, miqat zamany atau batas berdasarkan waktu. Miqat zamany terkait dengan pelaksanaan ibadah haji. Miqat zamany terdiri atas tiga bulan, mulai dari Syawal hingga Dzulhijah. Kedua, miqat makany atau batas berdasarkan tempat.

Miqat berdasarkan tempat ini biasanya digunakan tidak hanya untuk berhaji, namun juga umrah. Selain Yalamlam, ada empat tempat miqat yang dikenal oleh jamaah asal Indonesia. Yaitu, Masjid Dzul Hulaifah atau Bir Ali yang menjadi miqat penduduk Madinah, Masjid Tan’im atau dikenal juga sebagai Masjid Aisyah, Ji’ranah, dan Masjid Al Hudaibiyah

 

 

sumber: Republika Online

SISKOPPIH Untuk Respon Cepat Petugas Terhadap Aduan

Makkah (Pinmas) — Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membangun sistem informasi dan komunikasi yang disebut SISKOPPIH. Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyati Basori mengatakan bahwa sistem ini didesain agar bisa memberikan respon cepat terhadap pengaduan jemaah haji Indonesia.

“Dengan SISKOPPIH ini, pengaduan jemaah yang dijaring via SMS, whatsapp, call center atau bravo, bisa didistribusikan kepada petugas secara cepat dan bisa dimonitor dengan laporannya,” terang pria yang juga akrab disapa Dumyati, Kamis (18/08).

“SISKOPPIH juga dapat melakukan tracking keberadaan petugas sehingga bisa diketahui apakah si A benar-benar bergerak atau hanya diam di tempat. Tracking ini bisa terkirim 20 menit secara otomatis ke server,” tambahnya.

Aplikasi ini, lanjut Dumyati, dapat memonitor keberadaan petugas sepanjang waktu sehingga diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawab mereka. “Aplikasi ini masih harus terus dikembangkan. Praktiknya juga masih terkendala petugas yang belum semuanya update nomer dan atau belum mempunyai nomer,” katanya.

Untuk musim haji tahun ini, Kantor Urusan Haji (KUH) mentarget para temus sudah memanfaatkan aplikasi ini. Untuk tahun depan baru akan diberlakukan bagi semua.

“Para temus sudah kita instalkan aplikasi ini dengan harapan bisa menjadikan SISKOPPIH ini sebagai alternatif sistem komunikasi efektif dalam memberikan layanan kepada jemaah yang diterima dari media SMS/wa center atau call center,” terangnya. (mkd/mkd)

 

Kemenag RI

Masuk Musim Haji, Pemerintah Madinah Tingkatkan Fasilitas

Menyambut kedatangan calon jamaah haji, Madihan sudah mulai bersiap memberikan fasilitas. Walikota Madinah Mohammed Al-Amri mengatakan sumber daya manusia dan fasilitas terbaik akan diberikan.

Program tersebut mencakup berbagai bidang, termasuk kesehatan lingkungan, pasar, kebersihan umum, kontrol kesehatan, lampu jalan, dan pengawasan 24 jam di jalanan kota sepanjang musim Haji.

Rencana peningkatan fasilitas pun akan didukung oleh Gubernur Madinah Pangeran Faisal bin Salman dan Menteri Urusan Kota dan Pedesaan Abdul Lateef Al-Asheikh, dikutip dari Arabnews, Senin (15/8).

Peningkatan fasilitas yang dilakukan berguna untuk menjamin keselamatan calon jamaah Haji selama berada di lingkungan Madinah. rencana tersebut juga tidak akan mengganggu aktivitas warga lokal dalam beraktivitas, termasuk peningkatan aktivitas bisnis.

Diharapkan peningkatan fasilitasa akan membuat jalanan kota dan daerah bersih dan menghindari hal-hal buruk yang dapat merugikan Tamu Allah. para pengawas pun akan diberikan pedoman umum untuk menyikapi pemberlakukan keadaan khusus tersebut.

Untuk permasalahan sampah pun menjadi perhatian, beberapa unit khusus disiapkan untuk mengurus masalah libah yang dihasilkan, Termasuk memastikan beberapa pemilik usaha mengalokasikan khusus agar membuang limbah sesuai dengan ketentuan.

 

 

sumber: Republika Online

Visa Telat di Tiga Provinsi

Penundaan keberangkatan ke Tanah Suci masih dialami ratusan calon jamaah haji di berbagai daerah.

Akibat belum mengantongi visa haji, pada Sabtu (13/8), ratusan calon jamaah haji asal Sukabumi, Jawa Barat, terpaksa batal diberangkatkan ke asrama haji di Bekasi. Kejadian ini membuat mereka tak jadi terbang ke Arab Saudi sesuai jadwal, yakni Ahad (14/8).

Komisi VIII DPR bahkan mengungkapkan, keterlambatan visa tak hanya terjadi di Provinsi Jawa Barat, tapi juga Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Sekitar 178 calhaj yang seharusnya berangkat 13 Agustus 2016 akhirnya diundur keberangkatannya,” ujar Kabag Keagamaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi Ali Iskandar kepada Republika, Ahad (14/8).

Ali menjelaskan, hingga tenggat tiga hari sebelum jadwal berangkat ke Asrama Haji, pengurusan visa calon jamaah haji kelompok terbang (kloter) 13 itu belum ada tanda-

tanda selesai. Hingga akhirnya, keberangkatan para calhaj itu mengalami penjadwalan ulang. Mereka baru berangkat 19 Agustus 2016, digabung dengan kloter 30.

Kursi 178 calhaj yang tertunda keberangkatannya diisi jamaah kloter 30 dan 62 yang juga berasal dari Sukabumi. Berdasarkan jadwal Kementerian Agama (Kemenag), kloter 30 berangkat 19 Agustus, sedangkan kloter 62 tanggal 1 September.

“Calhaj yang dimajukan jadwal keberangkatannya ada yang tidak jadi walimatus safar,” ungkap Ali. Sebab, sebelumnya mereka tak menduga kepergiannya ke Tanah Suci dimajukan. Bahkan, ada calhaj yang belum cuti kerja akhirnya meminta jadwal cutinya dipercepat.

Ia mengungkapkan, Pemkab Sukabumi belum mengetahui secara pasti penyebab keterlambatan pembuatan visa itu. Hal yang pasti ia ketahui adalah wewenang pembuatan visa berada di tangan Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.

Pelaksana Tugas Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Sukabumi Abdul Manan hingga kemarin belum bisa dihubungi terkait tertundanya keberangkatan 178 calhaj karena belum memperoleh visa.

 

sumber: Republika ONline