Bagi pondokan jemaah haji Indonesia yang letaknya lebih dari 1,5 kilometer dari Masjidil Haram, akan disediakan transportasi khusus bernama bus shalawat. Bus itu akan melayani jemaah selama 24 jam, terutama di waktu-waktu salat fardlu.
Pada Minggu (14/8/2016), dilakukan uji coba penggunaan bus shalawat yang akan melayani jemaah. Bus tersebut berasal dari perusahaan Rawahl dan berwarna hijau. Hadir dalam uji coba tersebut, Kabid Transportasi Daker Makkah Subhan Cholid, Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat, acting Konjen RI di Jeddah Dicky Yunus, dan staf teknis Perhubungan KJRI Jeddah Nahnudin, serta puluhan petugas transportasi yang akan bertugas di halte-halte bus shlawat.
Total ada 131 petugas yang direkrut dari untuk para petugas transportasi, mereka datang dari petugas Jakarta, mahasiswa Indonesia dari berbagai dan para mukimin di Arab Saudi. Mereka nantinya akan membantu para jemaah di setiap halte, agar bisa pergi dan pulang sesuai tujuannya.
“Pekerjaan kita ringan. Tapi akan berlangsung cukup lama. Jadi jangan jenuh, kalau ada jemaah, dibantu. Insya Allah, pahala membantu orang berhaji akan sama dengan orang yang berhaji,” kata Kepala Bidang Transportasi Daker Makkah, Subhan Cholid, saat memberikan arahan pada para petugas transportasi di terminal Syib Amir.
Tim kemudian berkeliling ke sejumlah halte yang akan dilewati bus shalawat. Mulai dari pemondokan di sektor 6 dan 7 dicek lokasi haltenya. Nanti, di halte-halte tersebut akan ada umbul-umbul dan bendera Indonesia serta Saudi agar mudah dikenali.
Rencananya, akan ada 314 bus shalawat khusus untuk melayani jemaah Indonesia. Bus-bus itu akan dikerahkan secara bertahap sesuai dengan jadwal kedatangan jemaah haji Indonesia. Bus akan mulai beroperasi pada 18 Agustus 2016 ketika jemaah kloter 1 tiba di Makkah.
“Kita akan kerahkan 4 bus nanti pas kloter PDG 01 tiba,” kata Subhan.
Total ada 11 rute bus yang akan dilewati jemaah. Rute tersebut memiliki ciri warna stiker bus tertentu. Berikut daftarnya:
Rute 1: Aziziah Janubiah-Mahbas Jin (biru muda)
Rute 2: Aziziah Syimaliah 1-Mahbas Jin (kuning)
Rute 3: Aziziah Syimaliah 2-Mahbas Jin (merah)
Rute 4: Mahbas jin-Bab Ali (putih)
Rute 6: Stustag Raudhah-Syib Amir (ungu)
Rute 7: Syisyah 1-Syib Amir (hijau)
Rute 8: Syisyah 2-Syib Amir (abu-abu)
Rute 9: Raudhah-Syib Amir (pink)
Rute 10: Bibaan/Jarwal-Rea bakhas/Jiad (hitam)
Rute 11: Misfalah/Nakkasah-Rea bakhas/Jiad (cokelat)
Subhan mengimbau agar para jemaah tidak perlu khawatir ketinggalan bus. Setiap 3-4 menit, bus akan melintas di halte-halte yang sudah ditentukan petugas, terutama pada jam-jam salat fardlu. Jemaah juga diminta bersiap dua-tiga jam sebelum waktu salat untuk berangkat ke Masjidil Haram.
“Kalau waktu salat Dzuhur, silakan bersiap mulai pukul 10.00 waktu sini,” kata Subhan.
Layanan bus shalawat akan dihentikan mulai tanggal 5 Dzulhijjah. Menjelang puncak haji, jemaah bisa ke Masjidil Haram dengan angkutan umum atau istirahat di pondokan untuk mempersiapkan fisik menjelang wukuf di Arafah.
Tidak Melayani Umrah
Yang perlu diperhatikan oleh jemaah, bus shalawat tidak melayani kebutuhan umrah sunah. Bus hanya bisa dipakai oleh jemaah saat umrah wajib, ketika jemaah tiba di Makkah pertama kali.
Lalu, bagaimana bila ada jemaah ingin umrah sunah? Subhan mengatakan, ada sejumlah angkutan yang bisa dipakai untuk mengambil miqat atau tempat niat umrah. Salah satunya adalah angkutan umum di Masjidil Haram yang mengantar ke Tan’im. Tarifnya 2-4 riyal.
“Ada juga untuk rombongan minimal 15 orang mau umrah. Itu biasanya nanti datang ke pondokan-pondokan ada,” tambah Subhan.
(mad/dhn)
sumber: Detik.com