Jangan Anggap Sepele, Minum Air Putih Diharuskan Selama Ibadah Haji

Direktur Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah dr. Muhammad Yanuar, Sp.P mengatakan di KKHI ada pasien psikiatri akibat dehidrasi yang seolah-olah mengalami gangguan jiwa, sebenarnya ia mengalami dehidrasi. Karena itu, ia mengimbau jemaah haji Indonesia agar perbanyak minum air.

Yanuar mengatakan Tim Gerak Cepat menemukan jemaah tersebut sedang mengamuk di jalan. Kemudian tim TGC membawa ke KKHI. Setelah diinfus dan diberi obat, diketahui jemaah tersebut mengalami dehidrasi.

“Ini ciri khas orang yang mengalami dehidrasi. Seolah-olah mengalami gangguan jiwa, padahal karena kekurangan minum,” terang Yanuar.

Untuk itu, guna terhindar dari dehidrasi, Yanuar mengimbau jemaah untuk banyak minum.

“Orang Indonesia biasanya takut banyak minum karena takut buang air kecil. Padahal di masjid Nabawi banyak toilet dan jarak ke hotel pun dekat. Kecuali kita punya penyakit tertentu yang tidak boleh banyak minum,” ungkapnya.

Bila menemukan jemaah seperti ini, Yanuar menganjurkan agar jemaah dibawa ke KKHI atau ke RS Arab Saudi Al Anshor, yang jaraknya lebih dekat dari masjid Nabawi.

Untuk pasien yang dibawa ke RS Arab Saudi cukup menunjukkan gelang sebagai identias. Untuk itu Yanuar meminta agar jemaah jangan sampai bertukar gelang untuk kenang-kenangan.

“Identitas kita adalah gelang. Jangan sampai jamaah haji gelangnya ditukar, nanti bisa repot. Karena di gelang ada nama dan Kloternya. Ada jemaah yang saling bertukar gelang hanya karena ingin menyampaikan kenang-kenangan,” kata Yanuar.

Jangan Lepas Sandal

Sejak dibuka tanggal 17 Juli 2018 lalu, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah telah merawat 9 pasien, 5 di antaranya sudah kembali ke Kloter masing-masing. Salah satu pasien yang dirawat adalah jemaah yang mengalami luka melepuh pada kaki karena tidak pakai sandal saat keluar pondokan dan jemaah yang dirawat di ruang psikiatri.

Yanuar menyebutkan bahwa jemaah ini sandalnya dititipkan ke temannya saat ibadah di masjid Nabawi. Kemudian pada saat pulang yang bersangkutan tidak ketemu dengan temannya dan pulang ke pondokan tanpa alas kaki.

“Jemaah ini nyeker (tidak beralas kaki), sehingga kakinya melepuh,” terang Yanuar.

Yanuar berpesan agar jemaah jangan menitipkan sendalnya ke teman. “Ini bisa jadi masalah. Jalan ke hotel tanpa alas kaki walaupun jaraknya dekat tapi itu sangat panas. Kaki bisa melepuh apalagi dengan kondisi pasien yang memiliki penyakit gula yang kakinya tidak merasakan panas namun ternyata kakinya melepuh,” tambahnya.

Jemaah pun diimbau agar membawa sandalnya ke dalam masjid dengan menggunakan kantong plastik.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id.(D2)

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat

drg. Widyawati, MKM

 

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Maktab Siapkan Batu Lempar Jumrah untuk Jamaah Indonesia

MAKKAH — Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin mengatakan batu untuk amalan melempar batu atau jamrah sudah disediakan unit pengelola fasilitas jamaah dari Arab Saudi (maktab). Jamaah haji tidak perlu mencarinya secara swadaya.

“Batu kami carikan demi keselamatan jamaah,” kata Lukman usai meninjau kawasan Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), Kamis (16/8).

Dia mengatakan jika batu jamrah tidak disediakan maktab, maka jamaah sudah tentu mencari sendiri. Dengan begitu, saat tahapan haji memasuki fase menginap sementara (mabit) di Muzdalifah jamaah akan berkeliling mencari batu.

Pada proses pencarian itu, kata dia, jamaah kadang lupa dengan keselamatannya sendiri saat harus menyeberang jalan raya. Lalu lintas di Saudi menggunakan sistem lajur kanan yang berbeda dengan di Indonesia.

Di Indonesia, kata dia, menggunakan sistem lajur kiri karena umumnya mobil menggunakan setir kanan. “Beda kiri kanan jalan ini beda, sehingga bahaya,” kata dia.

Perbedaan lajur jalan raya membuat orang Indonesia terkadang gagap saat menyeberang jalan di Saudi. Dalam beberapa kasus, terdapat jamaah yang mengalami kecelakaan tertabrak kendaraan. Selain itu, mobil di Saudi umumnya dipacu kencang oleh pengemudinya.

“Sehingga maktab cari kerikil untuk jamaah daripada malah membahayakan keselamatan,” katanya.

Selain alasan itu, Lukman mengatakan jamaah bisa fokus untuk amalan haji lainnya jika batu untuk jamrah sudah dicarikan oleh maktab.

 

REPUBLIKA

Tips agar Jamaah Haji Nyaman di Masjidil Haram

MAKKAH — Menjelang puncak ibadah haji, Masjidil Haram sudah mulai dipadati jamaah dari seluruh penjuru dunia. Biasanya kepadatan terjadi pada waktu menjelang salat fardu.

Kepala Seksi Transportasi Daerah Kerja Makkah Asep Subhana mengimbau jamaah haji Indonesia yang akan beribadah ke Masjidil Haram harus pintar-pintar memanfaatkan waktu.

“Saat berangkat ke Masjidil Haram, jamaah sebaiknya datang lebih awal 1–2 jam sebelum azan,” kata Asep melalui pesan singkat, sebagaimana Okezone kutip dari situs resmi Kementerian Agama, Senin (6/8/2018).

Begitupun saat pulang, Asep menyarankan jamaah haji dapat menahan diri dulu untuk keluar dari Masjidil Haram, karena jamaah kerap berdesak-desakan untuk keluar dari masjid.

“Saat pulang. Jamaah juga harus bersabar dan dapat menahan diri di dalam masjid 1–1,5 jam agar terhindar dari desak-desakkan dengan jamaah lain,” imbaunya.

Waktu lain yang harus diantisipasi jamaah haji adalah saat melaksanakan Salat Jumat. Jamaah yang hendak Salat Jumat di Masjidil Haram agar berangkat sebelum jam 10.00 dan pulang setelah pukul 15.00 waktu Arab Saudi.

“Karena pada pukul 10.00 sampai 15.00 WAS terminal ditutup,” jelas Asep.

OKEZONE

10 Tips Sehat Jamaah Haji Jelang Wukuf di Arafah

Dua pekan lagi, jamaah haji akan melaksanakan wukuf di Arafah. Karena menguras tenaga, tentunya Anda harus menjaga kesehatan fisik mulai sekarang. Ketika menghadapi puncak ibadah haji, semua orang pasti akan mengalami banyak rintangan dari segala hal. Termasuk menjaga kesehatan fisiknya, apalagi bagi kaum lansia.

Pastinya setiap hari Anda diingatkan oleh para petugas kesehatan untuk melakukan kebiasaan baik, supaya tubuh tetap bugar. Mulai dari makan sehat, sering minum air putih, melakukan aktivitas fisik ringan di waktu senggang, dan sebagainya.

Agar kesehatan jamaah haji tidak terganggu selama ibadah di Tanah Suci, khususnya saat wukuf nanti, Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf berbagi 10 tips bagi Anda. Simak ulasannya, dirangkum Okezone berikut ini.

1. Makan teratur agar tubuh bertenaga dan tidak mudah sakit

Sayangnya, setiap orang cenderung malas makan saking semangatnya ibadah. Apalagi kalau menu makanannya kurang menggoda. Sebaiknya jangan, sebaiknya Anda tetap makan teratur dengan nutrisi seimbang, yang disajikan oleh panitia haji.

2. Sering minum, jangan menunggu haus

Ketika wukuf, kegiatan Anda banyak dihaluskan di luar ruangan. Pastinya risiko dehidrasi pun besar. Anda harus sering minum air putih, jangan menunggu haus. Waspadai risiko kekurangan cairan dan heat stroke saat di Tanah Suci.

3. Gunakan masker untuk menghindari debu

Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker sangat penting digunakan. Terutama saat keluar pondokan atau tenda termasuk, atau saat antre di toilet di Armina. Debu ada di mana saja, yang bisa memicu infeksi saluran pernapasan.

4. Kurangi aktivitas fisik yang tidak perlu

Simpan tenaga untuk menyelesaikan wukuf. Jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan, mungkin seperti belanja atau pergi ke tempat lain yang bikin Anda penasaran. Perbanyak istirahat jelang wukuf agar tenaga tidak terkuras sia-sia.

5. Peduli serta saling menjaga antar jamaah

Setiap regu harus mematuhi aturan dari panitia. Saat wukuf pastikan Anda pergi dan pulang bersama-sama dengan teman. Jangan memudahkan diri karena bisa mengganggu aktivitas ibadah Anda yang seharusnya khusyuk.

6. Jangan pinjam pisau cukur

Saat wukuf Anda dianjurkan untuk mencukur rambut dan sebagainya. Jangan pinjam pisau cukur orang lain, karena mungkin saja bisa menularkan penyakit.

7. Hati-hati saat wukuf di atas tebing

Ketika di area Armina nanti jangan naik ke atas bukit, tebing atau bebatuan. Jangan pula berbaring di jalan atau dikolong kendaraan yang terparkir.

8. Pilih rute melempar jamarat yang aman

Biasanya petugas haji akan merekomendasikan rute yang aman. Rutenya akan melalui tenda-tenda jamaah Indonesia dan masuk melalui terowongan. Di jalur tersebut tersebar petugas dan pos kesehatan. Sedangkan jalur lainnya tidak ada perlindungan petugas atau pos kesehatan, sehingga berbahaya jika dilewati jamaah Indonesia.

9. Tidak memaksakan diri melempar jumrah saat sakit dan ikuti aturan

Melontar jumrah harus mengikuti waktu yang sudah ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi. Untuk jamaah Indonesia waktu melontar yang disarankan untuk tanggal 10 Zulhijah yaitu setelah ashar atau setelah maghrib dan pada tanggal 11 Zulhijah setelah Subuh. Jika melontar di waktu selain itu akan berisiko terpapar suhu yang sangat panas dan berdesakan dengan jemaah dari negara lain yang postur tubuhnya lebih besar dari jemaah Indonesia.

10. Gunakan pakaian dan alas kaki yang nyaman

Sangat penting sekali Anda mengenakan pakaian dengan bahan nyaman. Meski sudah diwajibkan menggunakan pakaian sejenis, tapi pilih bahan yang menyerap keringat. Lalu, pakaian harus pas di badan, jangan kebesaran. Pakai alas kakinya pun demikian. Pakailah sandal atau sepatu yang nyaman agar tidak terinjak dengan orang lain. (ren)

 

OKEZONE

Tips Menyiasati Cuaca Panas di Tanah Suci

Kepala Bidang Kesehatan Arab Saudi Melzan Dharmayuli menyatakan cuaca panas di Arab Saudi dapat menimbulkan masalah kesehatan. Selain dehidrasi, jamaah juga bisa mengalami gangguan lainnya.

“Masalah yang biasa dialami jamaah akibat cuaca panas adalah bibir pecah-pecah, mimisan, tenggorokan kering dan batuk, kulit kering dan gatal serta kaki melepuh,” kata Melzan di Syisyah, Selasa (7/8).

Untuk mencegah masalah ini, mereka bisa mengendalikannya sendiri dengan cara yang mudah dan sederhana. Untuk mencegah bibir pecah-pecah, jamaah dianjurkan gunakan pelembab bibir sesering mungkin, konsumsi buah dan sayur yang cukup, dan sering membasahi bibir dengan air minum.

Untuk mencegah mimisan, jamaah agar sering-sering membasahi masker dan menyemprotkan air dengan semprotan ke area wajah. Bila ingin terhindar dari tenggorokan kering dan batuk, bisa dengan sering-sering membasahi tenggorokan kita dengan air minum.

Untuk mencegah kulit kering dan gatal dilakukan dengan menyemprotkan air di daerah yang terkena panas sesering mungkin dan gunakan pelembab kulit. Adapun untuk mencegah kaki melepuh, jamaah harus selalu memakai alas kaki dan membawa kantung untuk menyimpannya. Bawa sendiri dan tidak ditinggalkan di luar masjid atau dititipkan ke teman.

Oleh: Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

 

REPUBLIKA

Sandal Bukan Sembarang Sandal, Kalau Berhaji Perlu Pakai Sandal Khusus

Musim haji telah tiba, berbagai orang dari penjuru negeri datang termasuk dari Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pun mengimbau untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, salah satunya soal sandal.

Sandal bukan sembarang sandal, melainkan sendal yang memang memenuhi kriteria yang mampu melindungi kaki jemaah dari jari-jari yang melepuh. Kemenkes pun telah menyiapkan 20.400 pasang sandal untuk digunakan saat keluar dari pondokan.

“Sendal yang disediakan sesuai dengan rekomendasi medis, dan bukan sendal jepit,” kata dr Eka Jusup Singka, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes seperti yang tertulis dalam rilis yang diterima detikHealth.

Lebih lanjut, Koordinator Tim Promotif Preventif Dian Shinta mengatakan bahwa penggunaan sandal jepit dapat menyebabkan lecet.

“Dikhawatirkan sela-sela jari kaki jamaah akan mudah terluka karena gesekan. Terutama bagi jemaah yang memiliki riwayat penyakit diabetes atau kencing manis sama sekali tidak diperkenankan menggunakan sendal jepit,” kata Dian.

Dian mengingatkan agar jemaah membawa sendiri sandalnya ke dalam masjid dan tidak dititpkan ke jemaah lain.

Selain sandal, alat perlindungan diri (APD) lain yang disiapkan oleh Kemenkes adalah payung, kacamata, masker, dan semprotan air.

 

DETIK

Tips untuk Jamaah Haji Gunakan Bus Salawat secara Efektif

Kepala Bidang Transportasi PPIH Arab Saudi, Subhan Cholid, mengeluarkan maklumat resmi yang berisi imbauan penggunaan bus salawat. Imbaun itu secara garis besar berisi empat hal. Pertama, tips menghindari kepadatan antrean di terminal; kedua, pemanfaatan bus salawat untuk umrah qudum; ketiga, penggunaan transportasi saat hari Jumat; dan keempat, keselamatan transportasi.

“Mengindari penumpukan jamaah yang antre di halte, di dalam bus, maupun terminal, jamaah sebaiknya berangkat ke masjid antara 1 sampai 2 jam sebelum azan. Begitu pula saat kembali dari masjid sebaiknya lebih lambat sampai dengan 1,5 jam,” ujar Subhan melalui sambungan pesan singkat Whatsapp, sebagaimana Okezone kutip dari situs resmi Kementerian Agama, Kamis 2 Agustus 2018.

Sedangkan bagi jamaah yang baru tiba di Makkah dan akan melaksanakan umrah qudum supaya membagi kloter dalam beberapa rombongan saat keberangkatan. Terlebih lagi saat ini jamaah yang sudah berada di Makkah mencapai 80.000 orang.

“Yang akan umrah wajib jangan berangkat bareng satu kloter supaya tidak terlalu sesak di dalam bus. Sebaiknya keberangkatan umrah dibagi dalam kelompok-kelompok agar lebih nyaman,” lanjutnya.

Khusus waktu Salat Jumat, Subhan juga meminta jamaah haji berangkat pukul 10.00 waktu Arab Saudi dan kembali setelah pukul 15.00 karena memang antara waktu tersebut Terminal Syib Amir ditutup. Dia pun berpesan, demi menjaga keselataman dan kelancaran ibadah jamaah haji diminta tertib dan tidak berebut saat naik bus.

Selain maklumat tertulis melalui selebaran yang dibagikan ke jamaah melalui petugas transportasi, Subhan menyarankan jamaah memanfaatkan bus salawat di luar waktu salat fardu.

“Jamaah juga bisa memanfaatkan waktu-waktu di luar jam salat untuk ke Masjidil Haram. Seperti waktu duha dan waktu tahajud, karena bus beroperasi 24 jam. Kalau bus hanya dipakai waktu salat (fardu) saja kan sayang,” jelasnya.

OKEZONE

‘Saudi Minta Jamaah Muda Angkat Koper Sendiri’

Percepatan proses kedatangan jamaah haji Indonesia oleh pihak Arab Saudi membawa konsekuensi sebagian jamaah harus mengangkat koper dari pemeriksaan bea cukai ke bus. Seturut keluhan jamaah atas hal itu, Kementerian Haji dan Umrah Saudi (Wizarah) menjanjikan memerintahkan lembaga pengurus barang-barang dan paspor jamaah (wukala) untuk membantu jamaah Indonesia berusia lanjut.

Wizarah juga meminta petugas haji Indonesia untuk menyampaikan kepada jamaah haji yang muda dan kuat untuk tetap membawa barang bawaanya secara mandiri. “Jamaah yang masih kuat dan muda diminta tetap mendorong tas koper serta tas jinjing dengan trolley dari bea cukai ke plaza. Sedangkan pengangkutan dari plaza sampai ke bus akan diangkut ‘umal dari wukala,” ujar Kepala Daker Bandara PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat di Bandara Jeddah, kemarin.

Keluhan jamaah terkait pendorongan koper mandiri itu muncul pada gelombang kedua kedatangan jamaah haji Indonesia di Bandara King Abdulaziz Jeddah. Tak seperti di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, koper jamaah tak langsung dibawa tenaga pengangkut alias ‘umal ke dalam bus.

Di Bandara Jeddah, koper-koper jamaah yang selesai dipindai di bea cukai langsung ditumpuk di troli pendorong dan didorong sendiri oleh jamaah ke paviliun. Kerap satu jamaah mendorongkan troli berisi beberapa koper sebelum troli tersebut diambil alih oleh ‘umal di plaza menjelang sampai di bus.

Terkait keluhan itu, Arsyad Hidayat menemui pihak Kementerian Haji dan Umrah serta pihak wukala. Dalam pertemuan yang digelar pada Ahad (5/8/) siang itu, Arsyad mengungkapkan pihak Saudi berkilah kebijakan pendorongan mandiri oleh jamaah tersebut telah melewati kajian panjang oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

“Kebijakan pengangkutan koper dari paviliun ke plaza merupakan bagian dari kebijakan percepatan pelayanan kedatangan jamaah di Bandara Jeddah. Kebijakan ini dibuat berdasarkan hasil kajian di mana pola lama dianggap cukup memakan waktu,” kata Arsyad.

Sehingga, menurut Arsyad, diberlakukan sistem baru dengan jamaah haji diminta mendorong barang bawaannya dari paviliun ke plaza. Sedangkan koper dari plaza ke bus akan diangkut ‘umal dari wukala.

Menurut Arsyad, kebijakan yang sama diterapkan untuk semua negara. Kendati demikian, atas keluhan yang disampaikan oleh jamaah haji Indonesia Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi (wizarah) memberikan solusi untuk meringankan jamaah haji Indonesia.

Wizarah meminta wukala menyiapkan ‘umal beserta kereta dorongannya di dekat konter bea cukai khusus untuk jamaah lansia dan sakit untuk mengangkut koper dari counter bea cukai sampai dengan bus,” kata Arsyad.

Wizarah juga meminta petugas haji Indonesia untuk menyampaikan kepada jamaah haji yang muda dan kuat untuk tetap membawa barang bawaanya secara mandiri. Ia juga segera meminta PPIH di embarkasi mensosialisasikan kebijakan baru Arab Saudi tentang penanganan koper di bandara kepada jamaah haji.

Selain itu, para petugas haji juga secara masif akan menyampaikan kebijakan ini kepada jamaah saat mereka tiba di bandara KAA Jeddah. “Kami akan minta PPIH Embarkasi sampaikan kepada jamaah yang akan berangkat. Termasuk teman-teman KBIH juga diharapkan menyampaikan informasi ini,” kata dia.

 

REPUBLIKA

Jamaah Wajib Tahu Cara Pembayaran Dam, Ini Prosesnya

MADINAH – Kementerian Agama (Kemenag) segera mensosialisasikan sistem informasi proses pembayaran dam. Dengan demikian mereka tidak salah ketika menentukan lokasi yang disediakan pemerintah Arab Saudi.

Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Siskohat Ramadhan, Harisman di Sysisyah mengatakan, upaya ini dilakukan mengingat mulai banyaknya jamaah yang menanyakan sistem pembayaran dam.

“Kepala sektor atau kepala rombongan nanti akan mempertegas hal ini kepada jamaah,” kata Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Siskohat, Ramadhan Harisman di Sysisyah, Makkah, Sabtu (4/8/2018).

Pada musim haji tahun lalu, pemerintah Arab Saudi mengarahkan pembayaran dam ke gerai yang dikelola Bank ar-Rajhi. Tetapi, tahun ini, selain bank tersebut pembayaran juga dapat dilakukan melalui kantor pos.

Islamic Development Bank juga menyediakan program Adhahi yang memfasilitasi penyembelihan hewan dam. Lokasi program itu berada di Mina.

Program ini sementara baru dilakukan jamaah haji khusus dengan sistem kolektif. Sebagian hewan dam yang disembelih akan dikirim ke Indonesia.

“Biaya pengiriman dam ini dikoordinasikan dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH),” kata Ramadhan.

Proses pembayaran dam kolektif ini akan menjadi acuan pembayaran dam jamaah haji reguler tahun depan.

Nantinya akan ada penilaian, evaluasi, dan uji kelayakan. Jika cocok, sistem itu akan diterapkan untuk jamaah haji reguler.

Meski begitu, salah satu kesulitan yang dialami jamaah haji Indonesia ialah tak semua jamaah haji menjalankan haji tamattu.

Ada juga yang berani melaksanakan haji ifrad meskipun tidak banyak. Selain itu, dam tidak hanya berupa pemotongan hewan. Ada juga yang berpuasa. “Nah ini nanti akan kita atur,” kata dia.

OKEZONE

Pelaku Kejahatan Sasar Jemaah Haji Lansia, Ini Tips Mencegahnya

Mekah – Tiap tahun penyelenggaraan ibadah haji, ada saja laporan mengenai jemaah yang menjadi korban kejahatan. Ada tips pencegahan efektif secara kolektif agar penjahat tak memiliki ruang gerak.

Kabid Perlindungan Jemaah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Jaitul Muchlis mengatakan dari sekian banyak kejadian terhadap jemaah, ada pola khusus. Pelaku menyasar jemaah usia lansia.

“Jadi gini, orang yang menjadi sasaran kriminal, pertama dilihat dari usia. Coba lihat, lansia, lumayan berumur. Kemampuan fisik sudah tidak prima, dan pasti berkecenderungan terpisah dari rombongan,” ujar Jaitul di kantor Daker Mekah, Minggu (5/8/2018).

Jaitul mengatakan, rombongan pasti memiliki kecenderungan berjalan lebih cepat daripada jemaah lansia. Dari sini peluang jemaah lansia itu tertinggal dan kemudian menjadi sasaran penjahat terbuka.

“Rombongan besarnya berjalan cepat. Satu menit bisa 10 langkah, sedangkan yang tua hanya dua sampai tiga langkah. Kan beda,” ujar Jaitul.

Jaitul meminta anggota rombongan jemaah yang lain untuk memperlambat langkah. Dengan begitu jemaah lansia tetap berada dalam rombongan.

“Cobalah yang masih sehat dan prima tadi mengalah. Langkah kakinya diperlambat, sehingga bisa mengimbangi langkah mereka yang sudah tua,” ujar Jaitul.

“Egoisme jemaah juga harus dilunturkan. Mereka beribadah bukan semata-mata melakukan ritual, tapi juga membantu jemaah. bahkan bisa jadi kemabruran mereka berasal dari kepedulian terhadap jemaah sekitarnya yang membutuhkan bantuan,” pungkasnya.

DETIK