Mau Rezeki Melimpah? Perbanyaklah Istigfar

PERBANYAK istigfar. Coba sahabatku buka surah Nuh ayat 10 -13, dengan banyak istigfar, Allah bukakan “biamwaalin” rezeki yang melimpah. Rasulullah bersabda, “Barang siapa membiasakan istigfar, maka Allah mudahkan saat sulit, Allah tunjukkan jalan keluar dari masalahnya, dan Allah beri rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka,” (HR Ibnu Majah dan Abu Dawud).

Dosa itu membuat masalah, gelisah, dan sial, “Kemalangan kemalangan kalian karena dosa-dosa kalian” (QS Yasin 19), kalaupun sukses karena dosa itu “istidraaj” kesenangan sesaat dan semu, kemudian akhirnya bala juga (QS Hud 15-16).

Dengan istigfar, Allah angkat dosa. Dengan terangkat dosa, terangkatlah masalah, gelisah, dan kesialan. Saatnya bagi sahabatku untuk selalu beristigfar saat berdiri, duduk, berbaring, di rumah, di kendaraan, di kantor, di pasar, di mana saja dan setiap selesai salat Fardu untuk tidak buru buru beranjak, beristigfar lebih dulu, dan terutama beristigfar di keheningan malam.

Seperti dalam firman-Nya: “Hamba-hamba Allah yang beriman itu sedikit sekali rehatnya di waktu malam karena banyaknya mohon ampunan Allah,” (QS Azh Zhaariyaat 17-18).

Rasulullah bersabda, “Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar dan bertobat kepada Allah lebih dari 70 kali dalam sehari,” (HR Bukhari).

Sahabat salehku, Arifin yang banyak dosa ini berazam minimal sehari 1000 X, dan bukan seribu selesai tetapi terus dan terus Istigfar sehingga ketenangan dan energi taat terus bersama kita.

“Do it right now, you find it insya Allah sahabatku. Aamiin”. [Ustaz Arifin Ilham]

Amalan untuk Bertemu Rasulullah

BERJUMPA dan berbicara dengan Rasulullah adalah keinginan hampir setiap muslim di dunia. Siapa yang tidak ingin berjumpa dengan manusia paling mulia sepanjang sejarah manusia?

Namun hal itu sepertinya mustahil dilakukan mengingat Rasulullah SAW telah wafat berabab-abad yang lalu. Yang dimaksud dengan melihat di sini tentu saja dalam mimpi. Namun demikian, walaupun dalam mimpi, orang dalam mimpi tersebut adalah benar Rasulullah SAW. Hal ini bisa dipastikan karena tidak ada satu pun makhluk yang mampu menyerupai Rasulullah SAW.

Untuk bisa bertemu dengan Rasulullah dalam mimpi, ada amalan-amalan yang bisa dilakukan. Imam Al Ghazali dalam kitabnya arifillah mengatakan bahwa barang siapa yang Istiqamah membaca salawat (di bawah) ini sehari semalam sebanyak lima ratus kali, ia takkan mati sebelum bertemu Nabi Saw dalam keadaan terjaga. Iya, walaupun antara Rasulullah SAW dan umatnya telah berbeda alam (barzah dan dunia), tapi Imam Ghazali mengatakan umatnya bisa saja bertemu Rasulullah dalam keadaan terjaga.

Bacaan salat yang dimaksud adalah sebagai berikut:

“Dalam kitab yang lain, Bustanul Fuqaraa, Imam Al Ghazali juga mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang berselawat atasku pada hari Jumat sebanyak seribu kali
maka dia akan melihat Tuhannya pada waktu malam atau nabinya atau tempat tinggalnya dalam surga. Jika tidak terlihat, maka hendaklah dia berbuat yang demikian dalam dua Jumat atau tiga atau hingga lima kali Jumat.”

Selain kedua macam selawat di atas, ada juga amalan lain seperti disebutkan oleh Syeikh Abdul Qadir al Jailani dalam kitabnya Al Ghaniyah. Beliau mengatakan bahwa dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa salat dua rakaat pada malam Jumat, dalam setiap rakaat membaca al-Fatihah dan ayat kursi satu kali dan lima belas kali, kemudian pada akhir salat bershalawat seribu kali: Maka ia akan melihatku dalam mimpi sebelum datang Jumat yang lain. Dan barang siapa yang melihatku maka dia akan masuk surga dan diampuni segala dosanya yang telah lewat dan yang akan menyusul.”

Itulah beberapa amalan yang bisa menjadi wasilah bertemunya kita dengan Rasulullah SAW. [Fimadani]

INILAH MOZAIK

Jejak Mukjizat Sumur Ji’ronah

Sumur Ji’ronah yang menjadi bukti mukjizat Rasulullah Muhammad SAW. Saat ini sulit ditemukan bekas-bekasnya setelah otoritas Arab Saudi menutup sumber mata air itu.

Saat datang ke Ji’ronah, pinggiran Kota Makkah, Rabu (5/9), sudah tidak ada tengara yang menunjukkan letak sumur Ji’ronah. Penanda kawasan itu saat ini hanya ada Masjid Ji’ronah yang menjadi titik mula (miqat) umrah oleh umat Islam, terutama mereka yang mengisi kegiatan ibadah di sela-sela berhaji.

Jarak Ji’ronah dengan Makkah menurut pengukuran aplikasi peta telepon seluler sekitar 28 kilometer. Kendaraan yang hendak ke masjid tersebut bisa melalui Jalan King Faisal baik salah satunya dengan mengambil rute 4630.

Begitu tiba di parkiran, peziarah akan melihat bentang Masjid Ji’ronah yang memiliki nilai sejarah tinggi bagi umat Islam karena Rasulullah SAW beberapa kali menjadikannya sebagai miqat dengan mengenakan kain ihram dan mulai berniat sebelum umrah atau haji.

Nasrullah, yang merupakan jamaah asal Sulawesi Selatan mengatakan sedikit kecewa tidak bisa melihat tengara sumur Ji’ronah. Dia datang bersama jamaah haji Indonesia lainnya untuk melakukan umrah sebelum pulang ke Tanah Air.

“Harusnya ada penandanya karena kita bisa menapaktilasi jejak-jejak perjuangan Rasulullah SAW, tidak hanya berumrah,” kata dia.

Berdasarkan sejarah, Sumur Ji’ronah muncul dari mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Rasul bersama sahabat usai menjalani Perang Hunain berada di Ji’ronah dan kehausan karena perbekalan air habis.

Atas izin Allah SWT, Nabi Muhammad SAW memukul tongkatnya ke bumi dan keluarlah air dan dalam kurun waktu berikutnya dibuat menjadi sumur. Di masa kini, Sumur Ji’ronah diyakini berada di belakang Masjid Ji’ronah, tetapi saat ini tidak ada tanda-tanda bekas sumur dengan air yang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

REPUBLIKA

Kisah Pilu Jamaah Haji Palestina

Jamaah haji asal Palestina bersyukur bisa menjalankan rukun Islam yang kelima di Tanah Suci. Mereka berterima kasih atas sambutan pihak berwenang Arab Saudi terhadap jamaah Palestina.

Jamaah haji Palestina bernama Salih Yassin membagikan kisah memilukan yang dialami di Tanah Airnya. “Jalur Gaza hanya penjara sepanjang 64 kilometer persegi,” kata dia.

Pria berusia 69 tahun itu mengatakan salah satu jalan keluar dari Gaza adalah melalui persimpangan Mesir. Ia menyebut keberhasilannya sampai ke Tanah Suci adalah takdir karena usaha yang tak pernah menyerah.

Yassin mengatakan mendapat ujian memilukan dari Tuhan. Sebab, ketiga putranya harus berpulang terlebih dahulu karena bentrokan di Palestina.

Yassin mengisahkan, kematian pertama putranya berawal dari serangan Israel ke Gaza sebelum Januari 2009. Seminggu setelah agresi itu, Yassin sedang sarapan dengan istrinya di rumah.

Sementara putra-putranya berada di rumah tetangga. Saat itu, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang mengguncang kawasan rumahnya.

Istri Yasin mencoba melihat situasi di luar rumah. Namun, istrinya malah menemukan tubuh salah satu putranya yang bernama Abdurrahman hancur.

“Tubuhnya hancur berkeping-keping, tersebar di mana-mana,” kata Yasin dengan berurai air mata.

Setahun kemudian, pada Hari Raya Idul Adha, iman keluarga Yassin kembali diuji. Hari itu dia kehilangan dua anaknya sekaligus dalam sebuah serangan, Islam (35 tahun) dan Mohammed (20). Islam merupakan ayah tiga putra dan dua putri. Sementara Mohammed belum berkeluarga.

“Di pagi hari, seluruh keluarga berdandan. Islam dan Mohammed tampak seperti laki-laki sejati,” ujar Yassin.

Namun, berita buruk datang beberapa menit usai adzan Maghrib. Kabar mengatakan mobil yang ditumpangi kedua anaknya itu diledakkan oleh roket Israel di Jalan Al-Nafaq di Gaza.

Yassin langsung pergi ke Rumah Sakit Al-Shifaa, tempat anak-anaknya dirawat. Namun, ia sangat terkejut mengetahui anaknya Mohammed sudah meninggal dunia.

“Ketika kami sampai di rumah sakit, Islam masih bernafas, hanya beberapa menit sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya,” kata dia.

Meskipun berduka, sebagai seorang Muslim, Yassin menerima cobaan dari Allah itu dengan lapang dada. Dia yakin ketiga putranya meninggal di jalan Allah SWT.

“Allah telah berfirman: ‘Dan jangan pernah berpikir mereka yang telah terbunuh di jalan Allah telah mati. Mereka hidup, menerima rezeki dari Tuhan’,” ujar dia.

Yassin meyakini Allah SWT akan menyatukan keluarganya di surga-Nya. Yassin merasa bahagia bisa datang ke Tanah Suci untuk berhaji, dan memuji layanan pemerintah Saudi.

“Saya beruntung tahun ini bisa bergabung dengan program Raja Salman untuk melakukan ritual haji,” kata dia.

Ia memuji layanan khusus Raja Salman untuk berhaji. Menurut dia, Amerika dan negara lain di dunia tidak dapat menyediakan layanan yang sebanding dengan ibadah haji. Yassin mengatakan pernah berhaji pada 1974. Karena itu, dia merasa takjub dengan peningkatan besar di Saudi.

“Situs-situs suci telah sepenuhnya berubah. Proyek-proyek besar, termasuk tenda Mina, jembatan Jamarat, bangunan, kebersihan dan kereta, semuanya membanggakan,” ujar dia.

Jamaah lainnya, Yusuf Abu Tair (62) menceritakan istrinya dibunuh oleh seorang tentara Israel pada 2016. “Dia sedang berdiri di pintu untuk masuk ke rumah. Kemudian seorang tentara Yahudi memanggilnya, tetapi dia mengacuhkan. Saat tak ada respons, mereka menembak dia,” kata AbuTair.

AbuTair menganggap layanan yang disediakan pemerintah Saudi melampaui harapannya. “Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk semua layanan dan bantuan yang mereka tawarkan kepada kami,” ujar dia.

REPUBLIKA

Hujan Besar di Makkah, Badai Debu Landa Jeddah

Setelah kota Makkah dikabarkan hujan besar pada Rabu (5/9/2018) malam, badai debu kini melanda kota Jeddah, termasuk kawasan Bandara King Abdul Aziz (KAA). Debu pekat berwarna kecoklatan cukup mengganggu pandangan dan pernafasan.

Di jalanan kota Jeddah jarak pandang mulai berkurang. Akibat debu, nyala lampu penerangan jalan yang biasanya terang benderang, kini terkihat cukup redup. Laju kendaraan juga harus berkurang karena jarak pandang.

Kepala Daerah Kerja Airport Arsyad Hidayat memberikan beberapa pesan khusus atas cuaca terkini di Jeddah.

“Kepada jmh haji yang baru tiba di bandara Jeddah dan akan meninggalkan Arab Saudi harus tetap waspada terhadap badai debu yang menyerang kota Jeddah dengan selalu memakai masker,” kata Asryad di Bandara KAA Jeddah, Rabu (5/9) jelang tengah malam.

Arsyad juga meminta jemaah memeriksakan diri ke Pos Pelayanan Kesehatan bandara jika terjadi gangguan kesehatan.

“Bila jemaah merasakan keluhan seperti gangguan pernapasan dan lain-lain segera minta perawatan,” imbuhnya.

Karena faktor cuaca sangat gelap dan jarak pandang sangat pendek, Arsyad meminta para pengemudi bus tetap berhati-hati dalam mengendarai kendaraannya.

“Harus lebih hati-hati supaya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” pinta Arsyad.

Dia juga meminta para petugas Daker Airport membantu membagikan masker kepada jemaah yang baru tiba. Selain itu para petugas juga tetap diminta menjaga kondisi fisik agar tetap bisa bertugas sampai akhir.

“Semua harus menjaga kebugaran, masa tugas kita masih 21 hari lagi,” pungkasnya. (ab/ab).

 

KEMENAG RI

Ketika Rasulullah Kesiangan Salat Subuh

“Sesungguhnya salat itu kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. 4:103)”

Dengan demikian, seorang muslim harus melaksanakan salat tepat pada waktunya. Lalu bagaimana dengan orang yang bangun tidur kesiangan, sehingga matahari telah terbit?

Bagi orang yang tertidur, tidak bangun di waktu subuh hingga matahari terbit, maka tatkala bangun ia harus segera melaksanakan salat subuh. Dalam hal ini, ia tidak berdosa. Sebab, keterlambatannya untuk melaksanakan salat bahkan hingga keluar waktunya bukan karena unsur kesengajaan.

Hal ini pernah terjadi pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang dalam perjalanan. Ketika malam, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat tertidur hingga matahari terbit.

Seketika itu, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan Bilal untuk azan dan iqamah. Akhirnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat salat subuh di kala matahari telah terbit.

Wallahu a’lam. [Ustazah Novria Flaherti]

 

INILAH MOZAIK

Kegalauan Jemaah Haji Khusus: Antara Harapan dan Realita

Keputusan untuk mendaftar haji khusus, dulu kerap disebut Ongkos Naik Haji (ONH) Plus, masih terbayang kuat di benak Sugiyanto, warga Bantul, DIY. Pada 2013, ia dan istrinya, Endang, mendaftar melalui sebuah agen travel. Yang ada di benaknya cuma satu: ia ingin bersegera mungkin naik haji mengingat kondisi sang istri kerap sakit.

Alhasil, keberangkatan tahun ini, kendati merogoh kocek cukup dalam Rp 137 juta/orang, sungguh ia syukuri. “Jika mendaftar reguler sangat lama waiting list-nya,” ujarnya, Kamis (30/08) siang, saat ditemui di apartemen transit. Lokasi apartemen yang dihuni bersama ratusan jemaah lainnya merupakan wilayah perumahan di kawasan Khalidiyah, berjarak sekira lima kilometer dari Masjidil Haram.

Dugaan Pelanggaran

Kepada tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja Makkah, Sugiyanto pun berbagi kisah. “Kami tinggal di sini (apartemen transit) sudah sepuluh hari,” katanya. Baru sampai bagian ini saja, agaknya Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang memberangkatkannya melanggar aturan main.

Berdasar Standar Pelayanan Minimal (SPM) PIHK yang diatur dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 22 Tahun 2011, Pasal 14 ayat (2) menegaskan bahwa akomodasi berupa apartemen transit di Makkah digunakan maksimal 5 (lima) hari. Itu pun terbatas maksimal sampai tanggal 15 Dzulhijjah atau tahun ini bertepatan dengan tanggal 26 Agustus 2018. “Akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan paling lama 5 (lima) hari antara tanggal 3 sampai dengan 15 Dzulhijjah,” begitu klausul lengkapnya.

Pelanggaran kedua, Pasal 14 ayat (3) menyebutkan akomodasi transit harus memiliki akses yang mudah ke Masjidil Haram. Fakta di lapangan, kawasan Khalidiyah yang digunakan untuk akomodasi transit relatif sepi. Tak ada sarana angkutan umum, bahkan taksi jarang terlihat. Berbeda misalnya dengan kawasan Syisyah—di mana 21 hotel digunakan jemaah reguler—yang selain bus salat lima waktu (salawat) juga taksi kerap berlalu lalang.

Pelanggaran ketiga, Pasal 14 ayat (4): setiap kamar diisi paling banyak 4 (empat) orang. “Kami kemarin berenam, kini tinggal 4 karena satu meninggal, satu pindah kamar,” terang Sugiyanto. Yang mengagetkan, jemaah meninggal di kamar mandi kamar tersebut. Teman sekamar Sugiyanto bahkan sempat memfoto jenazah ditemukan dalam kondisi duduk terkulai lemas. “Kami menunggu di depan kamar mandi, dan terpaksa didobrak oleh petugas apartemen,” terang Sugiyanto.

Dokter PIHK ikut tercengang saat menemukan jemaah dalam kondisi tak bernyawa. Semakin ironis, masih menurut penuturan Sugiyanto, jenazah digeletakkan begitu saja di atas lantai dengan ditutupi selimut seadanya dari pukul 14.00 hingga 20.00 WAS.

“Baru kemudian datang direktur agen travel dan membawa jenazah untuk dimakamkan,” tuturnya. Tim MCH yang mendapat Certificate of Death(COD) menyebutkan jika penyebab kematian jemaah berusia 75 tahun itu adalah Endocrine, nutritional and metabolic diseases.

Sugiyanto juga mengeluhkan hanya ada 1 dokter yang menangani seluruh jemaah. Padahal, menurut Pasal 17 ayat (3) pelayanan kesehatan haji khusus dilakukan dengan menyediakan satu orang tenaga dokter untuk paling banyak 90 jemaah.

Pelanggaraan keempat, kualitas akomodasi transit yang jauh dari level bintang 4 sebagaimana klausul Pasal 14 ayat (5). Tim MCH yang melongok ke dalam kamar, mendapati fasilitas tempat tidur yang kurang layak. “Memang springbed, tapi ya seperti ini,” ungkap Sugiyanto. Tim melihat sendiri kondisi kasur yang sudah mulai melengkung, tanda keusangan.

Pelanggaran kelima, jumlah jemaah. Menurut penuturan Sugiyanto, ia berangkat bersama sedikitnya 350 orang. Padahal, Pasal 6 ayat (1) regulasi di atas menyebutkan, “Setiap PIHK dapat memberangkatkan jemaah haji khusus paling sedikit 45 (empat puluh lima) jemaah dan paling banyak 200 (dua ratus) jemaah.” Klausul ini diperjelas pada ayat (3) pasal yang sama, “Dalam hal jumlah jemaah haji khusus yang dapat diberangkatkan lebih dari 200 (dua ratus) sebagaimana dimaksud ayat (1), PIHK dapat melimpahkan kelebihannya kepada PIHK lain.”

Mencermati Daftar Riil Jemaah PIHK yang salinannya diterima MCH dari Seksi Pengawas PIHK Daker Makkah, perusahaan yang memberangkatkan Sugiyanto membawa 359 jemaah.

Fasilitas yang Didapat

Namun di sisi lain, Sugiyanto juga mengakui, ia dan istri merasakan fasilitas haji khusus. “Makanan berlimpah termasuk buah-buahan, disajikan prasmanan,” ujarnya.

Saat tinggal di fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), kata Sugiyanto, jemaah tinggal di tenda yang cukup longgar. Usai melontar jumrah tidak perlu jalan jauh seperti jemaah reguler. Sugiyanto dan jemaah haji khusus cukup ke maktab 114 yang jaraknya relatif dekat dengan Jamarat.

Begitu tiba dari Madinah, tutur Sugiyanto, ia juga tinggal di Hotel Safwa yang masuk di komplek Masjidil Haram. “Tinggal turun sudah di pelataran masjid,” kata Endang sang istri. Namun kenyamanan menginap di hotel yang tinggal turun langsung Masjidil Haram ini hanya 5 hari. Selebihnya mereka tinggal di apartemen transit tanpa pernah merasakan city tour Makkah atau semacamnya.

Pengawasan PIHK

Berdasarkan data Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag RI, jumlah PIHK yang diberangkatkan pada tahun ini sebanyak 254 PIHK, yang tergabung dalam 158 konsorsium PIHK. Sementara jumlah jemaah yang berangkat 16.840 orang.

Kepala Bidang Pengawasan PIHK Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Mulyo Widodo, menjelaskan pihaknya telah melakukan survei langsung ke sejumlah apartemen transit haji khusus. “Dari pantauan kami mendapati ada penempatan di apartemen transit lebih dari lima hari,” terangnya.

Dari sisi jamuan makan tetap dilakukan secara prasmanan. “Kami menemukan pula satu kamar dihuni enam orang, tetapi memang ruangannya besar,” ungkapnya kepada MCH, Kamis (30/08) malam. Keluhan lain jemaah, sambungnya, adalah lift yang terbatas.

“Jika ada unsur pelanggaran yang ditemukan, kami akan melakukan klarifikasi dan tindakan, dengan dasar aduan jemaah dan fakta di lapangan,” imbuh Widodo. Minimnya pengawasan menurutnya disebabkan jumlah personil yang terbatas.

Keterbatasan ini pula yang diungkap Sholihin, pelaksana Seksi Pengawasan PIHK Daker Makkah. Menurutnya, pihaknya mesti berbagi mobil dengan Seksi Pelayanan dan Kepulangan. “Pernah kami survei apartemen transit dari pagi sampai malam hanya dapat empat lokasi,” tandasnya. Pihaknya juga mengakui tim pengawasan minim sehingga belum mampu menjangkau seluruh permasalahan yang ada.

“Jika ada jemaah haji khusus yang mendapat fasilitas tidak memadai bisa adukan ke kami di Kantor Daker Makkah, akan kami tindaklanjuti,” janji Sholihin. Namun apabila jemaah sudah kembali ke Tanah Air, pihaknya siap mengklarifikasi langsung ke PIHK bersangkutan.

Sementara Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Arfi Hatim menjelaskan, beberapa PIHK memilih apartemen transit cenderung dekat dengan Armuzna ketimbang Masjidil Haram. “Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan jemaah secara fisik menghadapi kondisi Armuzna yang berat, serta mengendalikan jemaah agar tidak bolak-balik ke Haram,” ungkap Arfi, Sabtu (01/09) sore.

“Beberapa PIHK memberikan opsi kepada jemaah, jika menghendaki beribadah di Haram misalnya salat jumat, disediakan alat transportasi meski tidak selalu standby di hotel,” ujarnya. Terkait jemaah yang wafat, pihaknya akan menanyakan ke PIHK mengapa penanganan terlalu lama.

“Ada beberapa hal yang memang menjadi penyempurnaan SPM antara lain kriteria dan masa tinggal di apartemen transit serta jumlah hunian tiap kamar,” pungkasnya.

Saat melepas jemaah haji khusus di Bandara Sekarno-Hatta akhir Juli lalu, Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Nizar Ali mengingatkan bahwa haji khusus menjadi tanggung jawab PIHK. “Tak seperti haji reguler, penyelenggaraan ibadah haji khusus bukan menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan PIHK,” ungkapnya.

Menurut Dirjen, setiap jemaah memiliki hak untuk memperoleh pelayanan sesuai dengan kontrak yang telah dibuat dengan pihak PIHK. Oleh karena itu Nizar mengharapkan komitmen dari PIHK untuk dapat memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah. “Kementerian Agama akan bertindak tegas kepada PIHK apabila tidak memberikan layanan sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan minimal,” tandas Nizar.

Klarifikasi PIHK

Berbekal nomor kontak yang diberikan Pengawas PIHK, MCH berhasil menghubungi dua petugas agen travel bersangkutan. Agus, petugas pertama yang dihubungi, malah meminta MCH untuk mengontak ke Ustadz Chudlori yang menjadi Ketua Rombongan. Pesan MCH yang dikirim sejak Jumat (31/08) hingga kini belum dibalas.

Sementara petugas kedua, Muhammad Fandi Abdillah, saat dimintai klarifikasi, Jumat (31/08) menyebut jika lamanya waktu di apartemen transit dikarenakan ketersediaan tiket kepulangan yang ada. “Untuk sekamar dihuni 6 orang karena memang komposisi kamar dapat diisi 6 orang dengan kamar mandi dalam dan di luar,” ujarnya.

Saat didesak kenapa memilih lokasi apartemen transit yang cukup jauh dari Masjidil Haram, Fandi menjelaskan hal ini merupakan wewenang kantornya. “Pihak kantor yang menentukan lokasi, silahkan menghubungi pihak kantor saja,” katanya. MCH pun menghubungi nomor yang dimaksud. Sayang, hingga berita ini ditulis belum ada konfirmasi jawaban lagi.

Dilema jemaah haji khusus tampaknya belum segera berakhir. Antara asa dan realita kadang terbentang jarak yang tak pernah diduga sebelumnya. Seperti yang dikatakan Sugiyanto, “Sebenarnya banyak yang ingin kami keluhkan tapi kami menganggap haji adalah ibadah sehingga apapun yang kami terima ya harus disyukuri.” (mch/ha)

KEMENAG RI

Salat dengan Bekas Air Mani Mengering di Baju

DARI Aisyah berkata:

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah mencuci mani, kemudian keluar menuju salat dengan memakai baju tersebut, dan aku melihat bekas cuciannya.” (Muttafaqun alaih)

Dalam riwayat Muslim: “Aku mengeriknya dari baju Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu beliau salat memakainya.”

Dan dalaam lafadz Muslim juga: “Aku mengerik (mani) yang telah kering di bajunya dengan kukuku.”

Fawaid hadis:

1. Sucinya air mani, karena Aisyah tidak mencucinya, tapi hanya mengeriknya.

2. Adapun hadis yang menyebutkan mencuci mani, tidak menunjukkan kenajisan mani, karena sama dengan ingus, bila kena ingus, kita cuci bukan karena najisnya, tapi karena menjijikan. Dan ini hanya menunjukkan sunah saja.

3. Istri yang salihat adalah yang melayani suaminya dengan baik.

4. Ibnul Mulaqqin berkata: “Hadis ini dijadikan dalil oleh sebagian ulama bahwa cairan lembab dari kemaluan wanita (keputihan) tidak najis.”

[Ust. Badrusalam Lc]

 

INILAH MOZAIK

Mengapa Allah Menciptakan Setan?

Allah memerintahkan agar kita patuh dan taat kepada-Nya. Allah juga memerintahkan agar kita jangan tergoda untuk meninggalkan perintah-perintah itu.

Perintah patuh dan taat dibarengi dengan godaan. Sebab kalau tidak ada godaan, sikap taat dan patuh menjadi persoalan biasa. Taat dan patuh yang sejati yaitu apabila ada rayuan dan dorogan untuk berbuat maksiat, tetapi orang tersebut mampu menahan.

Allah menghendaki agar ketaatan dan kepatuhan seseorang timbul karena rasa takut kepada-Nya. Ini adalah ibadah.

Ibadah hanya karena Allah semata, bukan untuk siapa-siapa, walaupun besar godaan setan kepada kita mengalihkan tujuan ibadah itu.

Allah menciptakan setan adalah hikmah. Seperti hikmahnya Allah menciptakan kejahatan, maksiat, atan munkar.

Setan menurut Al-Quran adalah makhluk yang kerjanya mengajak kepada perbuatan jahat dan keji serta berbohong.

Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah: 169)

Setan adalah musuh manusia. Allah SWT telah menegaskan bahwa setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS Al-Baqarah: 208)

Manusia diuji, apakah kuat imannya menolak ajakan dan godaan setan. Karenanya manusia diberi alat, sarana, dan kemampuan oleh Allah untuk menjauhi kejahatan itu.

Bila sadar dan mengerti ajakan (dakwah) amar ma’ruf nahi munkar, setan dan kejahatan tidak akan berhasil memperdaya manusia. Wallahua’lam.

BersamaDakwah

Direktur Ahda Barori Bicara Soal Asuransi Haji

Jemaah haji yang wafat akan mendapatkan asuransi jiwa. Besaran asuransi yang diterima jemaah haji berbeda antara kematian biasa, kecelakaan, dan wafat di dalam pesawat.

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri, Ahda Barori menjelaskan klausul pemberian asuransi jemaah wafat tahun ini.

“Jemaah wafat menerima asuransi sebesar Rp 18.500.000,00 (delapan belas juta lima ratus ribu rupiah),” terang Ahda, Senin (3/9/2018) kemarin.

Nilai asuransi berbeda dengan jemaah haji yang wafat akibat kecelakaan. “Jemaah yang wafat akibat kecelakaan menerima asuransi dan santunan yang totalnya Rp 37 juta,” lanjut Direktur yang akan mengakhiri masa tugasnya di tahun 2018 ini.

Sedangkan bagi jemaah yang wafat di dalam pesawat akan menerima asuransi yang lebih besar lagi. Pihak maskapai penerbangan ikut memberikan asuransi sebesar Rp 125 juta kepada jemaah haji yang wafat di dalam pesawat baik saat keberangkatan atau pun kepulangan haji.

“Selain asuransi haji, jemaah yang wafat sejak boarding di bandara hingga mendarat di bandara tujuan (baik keberangkatan maupun pemulangan) juga mendapat asuransi dari maskapai penerbangan yang biasa disebut dengan extra cover,” jelas Ahda.

Asuransi extra cover dari pihak maskapai sebesar Rp125 juta. Alhasil, total asuransi yang diterima jemaah yang wafat di pesawat sebesar Rp 143.500.000,00.

Menurut Ahda, klaim asuransi jemaah yang wafat sedang berlangsung. “Klaim asuransi jemaah sedang berlangsung. Jumlahnya sudah sekitar seratusan klaim jemaah yang cair. Kami yang mengurus klaim ke pihak asuransi bukan ahli waris karena akan merepotkan keluarga,” jelas Ahda.

Sementara itu, pencairan asuransi penerbangan, lanjutnya, menunggu masa pemulangan haji selesai. “Tidak lama setelah musim haji selesai. Nanti ada seremonial serah terima asuransi extra cover di tiap embarkasi,” katanya.

Ahda menambahkan bahwa premi asuransi jiwa jemaah pada tahun ini sebesar Rp49 ribu. Pembayaran premi asuransi jiwa jamaah haji diambil dari uang optimalisasi dana haji.

”Dana itu sekarang dikelola BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji,” katanya.

Perusahaan yang menangani asuransi jemaah haji tahun ini adalah Asuransi Takaful. “Perusahaan asuransi bisa berbeda setiap tahun karena ada proses lelangnya. Bagi yang berani di bawah pagu Rp 50 ribu/jemaah itu yang menang,” tutur Ahda.

Pengiriman dananya, kata Ahda, bisa ke rekening jemaah yang wafat asal rekeningnya masih aktif. Jika tidak, lanjutnya,  asuransi dikirim ke rekening ahli waris yang telah disepakati pihak keluarga. “Proses klaimnya maksimal 5 hari kerja,” ungkapnya.

Ahda mengakui masih ada kendala dalam pencairan klaim. “Banyak rekening (jemaah) yang sudah tidak aktif. Menunggu agak lama untuk mengirim rekening yang aktif. Belum lagi rumahnya jauh dari kantor Kemenag kab/kota untuk dihubungi,” ungkapnya.

Jumlah jemaah haji yang wafat pada musim haji tahun lalu sebanyak 657 jemaah. Jumlah sebesar itu, kata Ahda, proses pencairannya memakan waktu 2,5 bulan. Adapun jemaah haji yang wafat tahun ini hingga Selasa (4/9) pagi, tercatat sebanyak 259 orang. Sedangkan dalam rentang yang sama tahun lalu, hari ke-8 pemulangan gelombang satu, jemaah haji wafat telah mencapai 508 orang.  (mch/ab).

KEMENAG RI