Memuliakan Akhlak dengan Membaca Alquran

SYEKH Abdul Aziz bin Baz mengatakan, di antara prasyarat yang mengantarkan pada akhlak Islami adalah memperbanyak membaca Alquran serta mentadabburi maknanya.

Setelah itu bersungguh-sungguh untuk berperilaku dengan akhlak yang sebagaimana Allah Ta’ala sebutkan dalam Alquran mengenai sifat-sifat para hamba-Nya yang saleh. Hal ini dapat mengantarkan kita pada akhlak yang mulia.

Demikian juga hendaknya memperbanyak duduk bersama orang-orang baik dan berakrab-akrab dengan mereka. Juga dengan memperbanyak membaca hadis-hadis saheh dari Nabi Shallallahualaihi Wasallam yang menunjukkan tentang akhlak mulia.

Demikian juga hendaknya banyak membaca kisah-kisah orang terdahulu dalam kitab-kitab sirah nabawiyyah dan sejarah Islam, yaitu membaca bagaimana sifat dan akhlak orang-orang saleh di masa itu. Semua hal ini dapat mengantarkan kita pada akhlak yang mulia dan beristiqamah di atasnya.

Namun sebab yang paling besar adalah Alquran. Dengan banyak membacanya serta mentadaburi maknanya dengan benar-benar menghadirkan hati yang penuh keinginan tulus untuk berakhlak mulia ketika membaca Alquran dan mentadaburi-nya. Inilah hal terbesar yang bisa mengantarkan kepada akhlak mulia, dengan juga memberi perhatian yang serius terhadap hadis-hadis saheh dari Nabi Shallallahualaihi Wasallam tentang akhlak mulia. []

 

 

Hati-hatilah dengan Sifat Pelit dan Akhlak Tercela

AGAMA Islam mengajarkan kepada umatnya agar berhati-hati dengan pelit dan menjadi dermawan. Janganlah pelit dan memiliki akhlak yang tercela.

Tidaklah berkumpul kedua (sifat) ini bersama keimanan yang benar. Jadilah orang yang dermawan dengan harta dan bersikap lemah lembutlah.

Arti dari bait kalimat di atas adalah berhati-hatilah apabila berkumpul dalam dirimu sifat pelit dan akhlak yang tercela. Karena kedua sifat itu tidak mungkin berkumpul di dalam diri seseorang yang beriman. Dengan kata lain, iman tidak mungkin ada dalam diri seseorang apabila kedua sifat [pelit dan akhlak tercela] itu ada di dalam dirinya.

Karena pelit itu lahir dari prasangka buruk (su’udzan) kepada Allah dan tidak yakin kepada jaminan Allah atas orang-orang yang dermawan. Sedangkan akhlak yang tercela lahir dari hati yang sempit.

Dalil al Qur’an tentang sifat pelit, Allah berfirman:
“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki llah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya (hatinya) sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (al-Anaam 125)

Dalil dari hadits Nabi Muhammad tentang hubungan pelit, akhlak tercela dan seorang mukmin, yang artinya: “Dua perkara yang tidak berkumpul dalam hati seorang mukmin: pelit dan akhlak yang tercela.” (HR. Tirmidzi)

Hadits ini mengandung peringatan yang keras atas dua perkara yang tercela tersebut. Karena kedua perkara pelit dan akhlak tercela dapat menghilangkan kesempurnaan iman dalam diri seseorang, yang selanjutnya dapat mencabut iman dari diri seseorang dan berakhir dengan mati dalam keadaan su’u al-khatimah. Semoga Allah memberikan kita ampunan dan melindungi kita dari kedua perkara tercela tersebut.

Alquran memuji sifat dermawan

Mengenai pujian atas kedermawanan dan celaan atas sifat pelit telah dijelaskan dalam Alquran: Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa. (al-Lail [92]:5-ll)

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada hari ketika seorang hamba memasuki waktu pagi kecuali kedua malaikat berdoa. Salah satunya berdoa, ‘Ya Allah berilah kepada orang yang berinfak gantinya.’ Dan malaikat yang satu berdoa, ‘Ya Allah berikan kepada orang yang pelit kehancuran.”‘ (HR. Bukhari- Muslim)

Diriwayatkan oleh Abu Umamah, Rasulullah saw bersabda, “Wahai anak Adam, sesungguhnya apabila kamu menginfakkan harta yang lebih milikmu itu baik bagimu dan apabila kamu pelit atasnya itu buruk bagimu, dan tidaklah tercela bagi orang-orang yang memiliki harta sebatas yang dibutuhkan.” (HR. Muslim)

Diriwayatkan oleh Ibn Masud, Rasulullah bersabda, “Allah menghidupkan dua hamba dari hamba-hambaNya setelah keduanya meninggal dunia. Keduanya adalah orang yang memiliki harta dan anak yang banyak. Allah berkata kepada salah satu dari kedua orang itu, ‘Apa yang kamu lakukan atas apa yang telah Aku berikan kepadamu?’ orang itu berkata, ‘Aku meninggalkannya untuk anak-anakku karena aku takut mereka menjadi miskin.’ Allah berkata kepadanya, ‘Apakah kamu tidak yakin dengan kemurahanku. Sesungguhnya apa yang kamu takutkan atas mereka telah Aku turunkan kepada mereka (kemiskinan).’ Lalu Allah berkata kepada yang satunya, ‘Apa yang kamu lakukan atas apa yang telah Aku berikan kepadamu?’ orang itu berkata, ‘Aku infaqkan dalam ketaatan kepadaMu, dan aku yakin dengan nasib anak-anakku sebab kemurahanMu.’ Allah berkata, ‘Apa ang telah kamu yakini atas mereka, sungguh telah aku berikan kepada mereka (kekayaan).'” (Thabrani).

Imam Ghazali berkata: Ketahuilah! Sesungguhnya sifat pelit itu akan membawa kepada kerusakan yang sangat besar. Dasar dari sifat pelit adalah cinta kepada harta, baik atas harta miliknya atau milik orang lain yang ingin dimilikinya.

Ketahuilah! Memiliki harta itu bukanlah hal yang tercela. Karena setiap orang untuk menuju Allah memerlukan kendaraan yaitu tubuhnya. Dan, tubuh itu memerlukan makanan, pakaian dan tempat tinggal. Akan tetapi orang yang memahami tujuan dari harta itu, dia tidak akan mengambilnya kecuali sebatas apa yang diperlukan. Apabila berlebihan, maka seperti seorang musafir yang membawa bekal terlalu banyak sehingga memberatkan dirinya sendiri dan dia dapat celaka dengan barang bawaannya sendiri.

Begitu pula, memiliki harta yang lebih dari apa yang diperlukan dapat membawa kerusakan, karena ia dapat membawa hawa nafsunya dalam kemaksiatan. Hal itu disebabkan dia dapat melakukan apa saja dengan harta yang dimilikinya. Sedangkan untuk menjaga dirinya dia tidak mampu, karena sabar atas apa yang dia mampu lakukan sangatlah erat. Selain itu, harta yang berlebih dapat memalingkan dirinya dari kikir dan beribadah kepada Allah, yang merupakan inti dari kebahagian yang abadi. Dan, bagi yang menyia-nyiakan keduanya (dzikir dan ibadah) akan mengalami kerugian yang sangat besar.

Allah berfirman, Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (al-munaafiquun [63]:9)

Hal itu dapat terjadi, ketika hati disibukkan dengan urusan perusahaan seperti pengaturan manajemen, mencari solusi dalam pertengkaran di antara karyawan atau manajemen keuangan. Semua itu akan menyibukkan hati dan raganya dari ibadah kepada Allah, bahkan akan membuatnya cinta kepada dunia dan kebencian akan kematian. Yang berarti dia benci bertemu dengan Allah dan orang yang benci bertemu dengan Allah maka Allah benci bertemu dengannya.

Selanjutnya dia akan melakukan hal-hal yang dimurkai Allah, seperti mencari muka dihadapan manusia, riya (pamer), munafik dan mengatas namakan agama untuk kepentingan duniawi. Bukan hanya itu saja, akan timbul permusuhan dan pertengkaran untuk meraih itu semua. Dan, masih banyak lagi hal-hal negatif yang ditimbulkan darinya. []

Lari Saat Gempa, Muslimah Sempatkan Ambil Kerudung

MUSLIMAH, sebut saja nama wanita itu, sudah bersiap-siap berwudhu. Sebentar lagi ia akan menunaikan shalat fardhu. Adzan maghrib yang terdengar dari pengeras suara masjid di samping rumahnya sudah mau selesai.

“Laa ilaha illallah…”

Namun, begitu adzan berakhir, Muslimah bukannya mengambil air wudhu, tapi malah bergegas untuk melarikan diri. Niatnya berwudhu dan shalat terpaksa diurungkan. Sebab, tiba-tiba suara dan goyangan keras mengguncang tempatnya berpijak.

Itulah detik-detik terjadinya gempa dahsyat berkekuatan 7,4 skalar richter yang kemudian disusul tsunami yang menghantam dan memporak-porandakan Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan sekitarnya di Sulawesi Tengah, Jumat, 28 September 2018.

Sore itu, suasana senja yang tenang di pantai Tondo, Palu, tempat dimana Muslimah tinggal, berubah seketika. Kepanikan terjadi dimana-mana.

Beruntung Muslimah masih berpikir agak tenang. Meski suasana mencekam, ia masih sempat memikirkan kehormatan dirinya dan keselamatan keluarganya. Ia menyempatkan diri mengambil hijab penutup auratnya.

“Saya matikan kompor, saya masuk cari (dan ambil) kerudung, tarik HP karena saya juga untuk komunikasi, saya gendong anak yang umur 3 tahun, (sama) yang satunya yang kelas 3, saya lari saya, enda noleh-noleh ke belakang,” tuturnya ditemui koresponden hidayatullah.com di sela-sela reruntuhan bangunan di Kampus Pesantren Hidayatullah Palu di Kelurahan Tondo, Kecamatan Palu Barat, 3 Oktober lalu.

Kampus pesantren ini terletak hanya selemparan batu di bibir pantai. Saat kejadian, sebagian kampus porak-poranda, mulai rumah warga sampai gedung asrama. Meski begitu, atas kehendak Allah, semua penghuni pesantren berhasil menyelamatkan diri dan mengungsi.

Termasuk Muslimah yang selamat dari amukan tsunami setelah berhasil melarikan diri saat gempa terjadi. Ia juga terbantu dengan peringatan dari warga yang berteriak bahwa tsunami akan datang.

“Naik air,” teriakan itu ditirukannya kembali.

Saking paniknya saat melarikan diri, ia tak sempat lagi beralas kaki. “Cuma baju di badan (termasuk hijab), enda pakai sendal apa, enda ada sudah, anak saja kita bawa,” ungkapnya dengan logat khas orang Sulawesi.

Suaminya sedang tidak di rumah saat kejadian. “Saya sendiri dengan anak saya di sini, saya lari ke atas (gunung),” tutur wanita bercadar dan berjilbab besar ini.

Sekarang kondisinya sangat trauma akibat kejadian tersebut. Ia kini tinggal di pengungsian pesantren bersama keluarga.* Hamim/SKR

HIDAYATULLAH

Khabib, Petarung UFC yang tak Rela Agamanya Diolok-olok

Duel Khabib Nurmagomedov versus Conor McGregor pada perebutan gelar juara dunia kelas ringan Ultimate Fighting Championship (UFC) ke-229 di T-Mobile Arena, Las Vegas, Ahad (7/10), sudah usai. Meskipun akhirnya berhasil mempertahankan gelarnya, tindakan Khabib yang melompat keluar ring dan membuat keributan cukup disayangkan. Ia melompat hendak ‘menghajar’ teman McGregor, Dillon Danis.

Beberapa jam setelah kejadian ini, Khabib akhirnya muncul ke media dan meminta maaf. Ia mengakui tindakannya tak pantas, tetapi punya alasan kuat untuk berbuat itu. Ia mengatakan, McGregor sudah melanggar batasan dengan mengejek ayahnya, negara asalnya, dan yang terpenting agamanya.

McGregor menawarinya minuman beralkohol saat konferensi pers yang ditolak Khabib secara baik-baik. Pria Irlandia itu pernah memanggil manajer Khabib, Ali Abdelaziz, seorang teroris. Provokasi berlanjut saat sesi foto bersama. Belum lagi tindakan McGregor yang menyerang bus Khabib dan rombongannya membuat beberapa awak timnya terluka pada April 2018 lalu. Akumulasi berbagai hal itu membuatnya marah.

“Ini bukan olahraga sampah. Aku sudah memberi tahu kalian sebelumnya, aku ingin mengubah olahraga ini. Aku tidak ingin orang-orang berbicara tentang lawan, atau berbicara tentang ayahnya, seperti agama. Anda tidak dapat berbicara agama, Anda tidak dapat berbicara tentang bangsa–Anda tidak dapat berbicara tentang hal ini, ini sangat penting bagiku,” katanya dalam konferensi pers seusai pertarungan, dikutip dari Talksports, Senin (8/10).

“Terima kasih banyak, terima kasih sudah menungguku. Aku tahu ayahku akan menghajarku ketika aku pulang ke rumah,” lanjutnya.

Khabib adalah seorang Muslim yang cukup taat. Berasal dari Dagestan, Rusia, ia dibesarkan dalam keluarga Islam. Khabib lahir di desa terpencil Sildi, di Distrik Tsumadinsky, yang sekarang menjadi Dagestan modern. Menurut survei 2012 Proyek Arena, 83 persen responden dari Dagestan diidentifikasi sebagai Muslim.

Pria yang sering mengenakan papakha (topi bulu khas Rusia) tidak pernah lupa untuk mengucapkan “alhamdulillah” dalam berbagai kesempatan wawancara, sebelum atau setelah pertandingan. Ia selalu menekankan bahwa Allah selalu memberikannya kekuatan.

Beberapa tahun yang lalu, Khabib juga pernah melayangkan protesnya pada produsen video games EA Sports 2016 lalu. Dalam game UFC 2, karakter petarung Rusia itu dibuat melakukan selebrasi kemenangan dengan gerakan membentuk salib, yang dicirikan pada agama Kristen. Meskipun hanya dalam permainan, Khabib tetap mengecam kesalahan EA Sports tersebut.

“Saya adalah seorang Muslim dan tidak dibaptis. Tolong EA Sports perbaiki selebrasi setelah pertarungan saya. Saya memiliki banyak penggemar Muslim dan Anda harus menghormatinya,” tulis Khabib melalui akun Twitter miliknya pada 2016 lalu.

EA merespons dengan meminta maaf. Permohonan maaf ini diunggah Khabib di akun Instagram-nya, meyakinkan penggemarnya bahwa masalah tersebut sudah diatasi.

Seorang Muslim Jika Menghina Rasulullah Jadi Kafir

SEORANG penghina Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam., jika ia seorang muslim, maka ia otomatis murtad, kafir. Berhak dihukum mati. Begitu juga seorang non muslim, ia berhak dihukum mati.

Tapi hal itu jika ia hidup di negara Islam, dan kebetulan negara tersebut memakai hukum Islam. Hal itu juga harus diproses dengan pengadilan/hukum yang jelas. Bukan dengan cara anarkis. Dengan logika inilah seharusnya kita memahami perkataan banyak ulama yang disampaikan oleh Ibnu Taymiah dalam bukunya “al-Sharim al-Maslul ala Syatim al-Rasul” (Pedang Terhunus bagi Penghina Rasul).

Adapun kejadian Prancis, bisa saja dibenarkan, jika memang ada suatu perintah langsung dari ulil amri suatu negara Islam yang mana dia sudah menyiapkan diri, jika misalnya Perancis mengumumkan perang karena intervensinya tersebut. Syekh Yusri Rusydi. []

Dua Ayat Agung yang Bikin Rasul Menangis Terisak

SEMOGA Allah Taala melimpahkan salam dan selawat kepada manusia yang paling agung di langit dan bumi-Nya ini. Ialah manusia yang paling sayang dan sangat besar cintanya kepada umatnya, terlebih orang-orang yang mengimani ajarannya yang mulia.

Diriwayatkan dari sahabat mulia Amr bin Ash Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam menundukkan wajah, mengangkat kedua tangannya, lalu berdoa dengan iringan isak tangis, sedih yang memilukan. “Ya Allah, ummatku, ummatku,” ujar sang Nabi.

Melihat dan mengetahui apa yang terjadi pada hamba-Nya yang paling mulia itu, Allah Taala mengutus malaikat Jibril Alaihis salam untuk bertanya. “Wahai Jibril,” Firman-Nya kepada imam para malaikat ini, “Pergilah kepada Muhammad dan tanyakan padanya, apa yang membuatnya menangis?” Dan Allah Taala Maha Mengetahui.

Kepada malaikat yang mengantarkan wahyu itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam mengisahkan sebab tangis pilunya. Ialah dua ayat agung yang baru saja dia baca. Dua ayat yang sangat menyentuh hati imampara Nabi Allah dan Utusan-Nya Taala.

Malaikat Jibril kembali menghadap kepada Allah Taala, lalu memberitahukan jawaban Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa sallam, dan Dia Maha Mengetahui. Mendengar penuturan malaikat Jibril Alaihis salam, Allah Taala berfirman, “Kembalilah kepada Muhammad, sampaikan padanya, Kami akan menjadikanmu ridha kepada umatmu, dan umatmu ridha kepadamu. Kami tidak akan berbuat buruk kepadamu, tidak pula kepada umatmu.”

Mahasuci Allah Taala dengan segala karunia-Nya. Mahabenar Allah Taala dengan segala titah, perintah, dan karunia-Nya. Sungguh, Dia Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah mengutus kepada kita seorang Nabi dan Rasul yang sangat menyayangi umatnya, melebihi sayangnya para umat kepada dirinya.

Dua ayat yang membuat Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam berlinang tangis ialah ayat tentang Nabi Ibrahim Alaihis salam bersama umatnya dan ayat tentang Nabi Isa Alaihis salam yang memohon ampunan untuk umatnya.

“Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, sesungguhnya orang itu termasuk golonganku. Dan barangsiapa yang mendurhakai aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ibrahim [14]: 36)

“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Qs. al-Maidah [5]: 118). []

INILAH MOZAIK

Hoaks Jangan Dianggap Remeh

DALAM sebuah hadis Rasulullah SAW menerangkan bahwa salat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar. Tetapi, ada orang yang salat dia masih melakukan perbuatan keji dan munkar seperti berbohong (hoaks).

Bagaimana hukuman bagi orang yang salat tetapi suka berbohong? Islam mengajarkan agar seorang Muslim selalu dan mampu menjaga lisannya atau perkataannya. Sebab, berbohong adalah termasuk dalam kategori dosa-dosa besar. Namun, yang terjadi sekarang banyak sekali orang bahkan kita sendiri yang suka bermain-main dengan kebohongan.

Tak sedikit yang menganggap bohong merupakan sesuatu yang sepele. Padahal kita tahu sekecil apapun kebohongan tetap saja dianggap sebagai dosa besar.

Allah SWT berfirman di dalam surat An-Naml:

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” [QS. An-Nahl ayat 105]

Bohong atau dusta adalah sifat buruk yang sangat dibenci, dan Allah sendiri mengutuknya. Kebohongan merupakan induk dari berbagai macam perkara buruk yang tidak hanya merugikan diri sendiri tapi juga orang lain.

Berbohong adalah pangkal dari berbagai kejahatan, dan salah satu ciri golongan orang munafik adalah mereka yang suka berkata dusta.

Dari Ibnu Masud bahwa Rasulullah bersabda,

“Berkata benar jadikanlah kebiasaan bagimu, karena benar menurut kebaikan dan mengantarkan ke surga. Seseorang selalu berkata benar (pasti) ditentukan siddiq di sisi Allah. Dan berhati-hatilah kamu pendusta, karena dusta menimbulkan kekejian (kejahatan) dan akibatnya akan menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. Seseorang berdusta akhirnya ditentukan pendusta di sisi Allah”.

Kejujuran merupakan landasan iman bagi seorang Muslim. Bentuk kejujuran itu dapat dibuktikan melalui ucapan maupun perilaku sehari-hari.

Pada saat hari kebangkitan dan hari pembalasan kelak, seorang pendusta akan datang bersama kelompoknya (pendusta) dan datang kepada Allah dengan keadaan yang mengerikan. Sebagaimana firman Allah SWT:

“Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?” [QS. Az-Zumar ayat 60]

Allah juga berfirman:

“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” [QS. Az-Zumar ayat 3]

Seperti yang Allah sudah firmankan dalam ayat di atas, orang yang berbohong pasti akan mendapatkan ancaman siksa neraka. Dan mereka memiliki ciri yaitu dengan muka yang sangat hitam legam.

Perbuatan dusta adalah salah satu perbuatan yang dapat merusak dan melenyapkan amal ibadah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga walaupun ia salat, puasa, walaupun ia mengira bahwa ia menjadi seorang Muslim, yaitu berdusta saat berbicara, jika berjanji dia ingkar, dan berhianat apabila diberi amanat (kepercayaan)”.

Bahkan, lebih parah lagi Allah tidak akan mau melihat dan mensucikan mereka yang berbohong dan Allah akan menyiksa mereka dengan siksa yang pedih.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW;

“Ada tiga golongan di hari kiamat nanti Allah tidak akan melihat dan mensucikan mereka bahkan akan ditimpakan siksaan yang pedih yaitu, orangtua yang berzina, raja yang berdusta, dan fakir yang sombong.” [HR. Muslim]

Dusta adalah perbuatan yang dilarang Islam, dan Allah akan mencatat dosa sekecil apapun dan akan tetap membalasnya. []

 

 

Dakwah Garang di Gelanggang Olahraga

“Tuhan telah memberi saya segalanya. Alhamdulillah. Saya tahu kalian tidak suka ini. Alhamdulillah. Besok malam saya akan menghancurkan jagoan kalian.”

Kalimat bernada ketegasan itu disampaikan oleh atlet Khabib Nurmagomedov di hadapan fans garis kerasnya McGregor.

McGragor dikenal sebagai pria bermulut lancang. Sebab kebiadaban McGragor sebelum ini memang menyakitkan hati, dari mengucapkan “assalamualaikum” sambil mengulurkan wisky kepada Khabib penuh angkuh karena melakukan provokasi agama hingga memanggil Khabib sebagai “terroris”. Ya, teroris hanya karena ia seorang muslim.

Khabib melakukan kuncian yang sukses membuat Conor McGregor melakukan tap out saat ronde keempat menyisakan 2 menit 3 detik.

Khabib Nurmagomedov berhak mempertahankan sabuk juara kelas ringan UFC dan memperbaiki rekor tandingnya menjadi 27 menang tanpa sekali pun kalah.

Janji Khabib bukan tong kosong berbunyi norak. Di ajang Ultimate Fighting Championship (UFC) ia mampu menumbangkan McGregor “Sang Penista Agama”.

Tak Hanya Khabib

Selain Khabib, kita juga mengenal pesepakbola Moh Salah.
Saat mencetak gol, Salah tidak malu-malu kucing menunjukkan jati dirinya sebagai seorang Muslim, dimana saat ini ia berkarir di Negara yang mayoritas penduduknya beragama Non Islam itu.

Saat selebrasi gol, Salah kerap melakukan Sujud dan mengacungkan jari telunjuknya ke atas langit sebagai lambang tauhid, seraya bersyukur kepada Allah SWT.

Laku yang unik itu nyatanya bikin media massa luar yang mempertanyakan mengenai itu.

Dakwah yang dilakukan Salah lewat selebrasi sederhananya itu, banyak fans Liverpool yang tertarik untuk masuk Islam. Konon, ada ada salah satu fans yang akan masuk Islam jika Salah berhasil mencetak gol bagi Liverpool.

Di Indonesia, kita kerap melihat atlet melakukan selebrasi sujud saat berkompetisi. Satu di antaranya atlet lari Lalu Muhammad Zohri.

Peraih medali emas nomor bergengsi lari 100 meter di Kejuaraan Dunia Atletlik U-20 di Finlandia, pada Juli lalu itu melakukan selebrasi dengan sujud syukur.

Pun saat Asian Games 2018, dia minta ditangguhkan wawancara dengan media massa. Dia bilang, “Saya mau sholat Maghrib dulu.”

Khabib, Salah dan Zohri kita memiliki pandangan baru atau minimal pandangan lama untuk diingatkan kembali bahwa apapun profesi kita, profesi utama adalah pendakwah. Apapun medan juangnya.

Dari Khabib juga, kita belajar bahwa dakwah tak hanya dengan sarung, tapi juga bisa menggunakan sarung tinju.

BersamaDakwah

Virus Kebohongan

IMAM Al-Ghazali dalam kitab “Ihyā’ Ulūm al-Dīn” (III/133) mencatat beberapa penyakit atau virus yang berbahaya bagi lisan. Di antara yang beliau sebut –virus keempat belas–  adalah kebohongan dalam ucapan dan sumpah.

Kebohongan, kata beliau, merupakan bagian dari dosa-dosa yang sangat buruk dan aib yang keji. Isma’il bin Wasith pernah mendengar Abu Bakar berkhutbah pasca meninggalnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Aku pernah dinasihati Rasulullah di tempat ini: ‘Jauhilah olehmu kebohongan karena kebohongan membawa pada keburukan, dan keduanya di dalam Neraka.” (HR. Ibnu Majah)

Orang yang terbiasa berbohong, maka akan dicatat sebagai tukang bohong. Sabda Nabi, “Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu berdusta sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim)

Bayangkan! Dicap sebagai pembohong oleh menusia saja begitu menyesakkan, apalagi yang mengecapnya adalah Allah Subhanahu wata’ala. Hadits ini menunjukkan dengan sangat tegas bahaya kebohongan.

Selain itu, bahaya kebohongan yang lain adalah membuat orang masuk dalam kategori munafik. Sabda Nabi, ada tiga ciri orang munafik: jika berjanji ia menyalahinya, jika diberi amanah, ia berkhianat dan jika berkata, dia berbohong. Hadits ini bisa dilihat dalam Shahih Bukhari dan Muslim.

Dalam sejarah, bisa dibaca, musuh terbesar dari kalangan umat Islam adalah orang-orang munafik. Mereka sudah terbiasa menyembunyikan apa yang ada dibenak mereka. Secara lahiriah seolah membela Islam, namun kenyataannya, mereka amat membenci Islam. Kebohongan dalam berinteraksi social, adalah ciri khas mereka. Maka tak berlebihan jika kelak, neraka yang ditempati mereka –sebagaimana surah An-Nisa ayat 145—adalah yang paling bawah.

Tak hanya itu, kebohongan juga menyulut murka Allah. Orang yang memiliki perangai seperti ini, kelak di akhirat tidak akan diajak berbicara dengan Allah Subhanhahu wata’ala. Dalam hadits riwayat Muslim disebutkan bahwa ada tiga  orang yang tak akan diajak berbicara oleh Allah, salah satunya adalah yang bersumpah dengan kebohongan.

Menurut riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi kebohongan itu terlarang, walau hanya sekadar untuk membuat orang lain tertawa. Nabi sendiri juga pernah bercanda dan membuat sahabatnya tertawa, tapi beliau menjauhi dagelan dusta yang dimaksudkan untuk membuat orang lain tertawa.

Menukil riwayat Tirmidzi, Imam Ghazali juga mengemukakan sabda nabi bahwa orang yang bohong yang bohong sejatinya berbau busuk. Begitu busuknya sehingga, malaikat pun menjauhinya dalam jarak satu mil.

Meski pada dasarnya hukum berbohong itu haram, namun ada tiga kondisi yang menjadi pengecualian. Imam Tirmidzi Rahimahullah dalam Sunan-nya, meriwayatkan sabda nabi, “Tidak boleh berdusta (berbohong), kecuali dalam tiga hal: seorang suami yang berbicara terhadap isterinya agar ia rida padanya; kedustaan pada peperangan; dan kedustaan yang dilakukan dalam rangka untuk mendamaikan (sesama) manusia.”

Pada kasus yang lagi viral terkait tokoh yang berinisial RS, ketiga kebohongan itu sama sekali tidak tercermin. Bahkan, dirinya sendiri dengan blak-blakan melalui siaran pers mengakui kebohongannya. Sebuah tindakan yang bukan saja merugikan diri sendiri tapi juga orang lain yang di sekitarnya.

Kebohongan sejak masa lalu memang senantiasa ada. Namun, jika kebohongan sudah dilakukan oleh publik figur atau tokoh politik, maka akan berdampak buruk bagi kehidupan sosial. Akibat yang paling nyata adalah krisis kepercayaan di ranah sosial.

Kita jadi merindukan politisi-politisi yang jujur dan tak suka berbohong sebagaimana politisi-politisi di masa lalu. Sebut saja misalnya, Mohammad Natsir. Di samping kesantunan, kesederhanaan dan karakter luhur lainnya, beliau dikenal sebagai orang yang jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan.

Jakoeb Oetama, dalam buku “100 tahun Mohammad Natsir: Berdamai dengan Sejarah” (2008: 40) mengakui kejujuran beliau, “Mohammad Natsir juga memiliki kualifikasi lain yang mengesankan. la sebagai politikus dan pemimpin partai, ia jujur. Dan masa itu, kejujuran termasuk tidak menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang merupakan ciri yang menonjol.”

Bahkan kejujuran itu sudah mejadi karakter luhurnya sejak kecil. Kata Hamdi, yang mendapat cerita dari Siti Zahara (neneknya), “Semasa kanak-kanak Natsir orangnya lugu, jujur, dan sudah kelihatan akan jadi pemimpin,” (Tempo, Natsir Politik Santun di Antara dua Rezim, 10).

Kita berharap, ke depan kejujuran yang menjadi punggawa bagi perpolitikan dan interaksi kita sebagai bangsa; bukan kebohongan. Sekelumit cerita dari Natsir paling tidak memberi inspirasi, bahwa menjadi politisi sukses tak harus diraih dengan kebohongan.

Sabda Nabi ﷺ mengenai hal ini senantiasa relevan untuk direnungi:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً, وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كذاباً

Kalian wajib berlaku jujut, karena sesungguhnya jujur itu menunjukkan (pelakunya) kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada Surga. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur sehingga ia ditulis di sisi Allah sebagai orang yang sangat jujur. Dan jauhilah oleh kalian sifat bohong, karena sesungguhnya bohong itu menunjukkan pelakunya kepada keburukan, dan keburukan itu menunjukkan kepada api Neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan berusaha untuk selalu berdusta sehingga ia ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta.” (HR. Muslim).*/Mahmud Budi Setiawan

HIDAYATULLAH

Saudi Terbitkan Lebih dari 282 Ribu Visa Umrah

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi (KSA) sudah mengeluarkan 282.124 visa umrah tahun ini. Berdasarkan data Kementerian Haji dan Umrah Saudi, sebanyak 96.038 jamaah umrah telah tiba di Kerajaan Arab Saudi.

Dilansir di Arab News pada Ahad (7/10), saat ini ada 87.232 jamaah berada di KSA. Perinciannya, 65.967 jamaah di Makkah dan 21.265 jamaah di Madinah.

Mayoritas jamaah umrah atau sebanyak 89.990 datang ke KSA melalui jalur udara. Sebanyak 6.048 jamaah masuk melalui jalur darat. KSA mengatakan belum ada jamaah umrah yang masuk melalui jalur laut.

Jumlah jamaah umrah terbesar berasal dari Pakistan dengan 46.202 orang. Kemudian disusul India dengan 25.580 orang, Indonesia 5.853 orang, Sri Lanka 2.663 orang, dan Yordania dengan 2.585 orang.

Rencana reformasi Visi Saudi 2030 bertujuan menarik lebih dari 30 juta jamaah umrah masuk ke KSA. Selain itu, pemerintah berkomitmen memberi jamaah layanan terbaik dan pengalaman yang luar biasa selama berada di Saudi. Tahun lalu, total ada 19.079.306 umat Islam dari luar negeri tercatat melakukan ibadah umrah.

Direktur Jenderal Bandara Jeddah, Essam Fouad menargetkan lebih dari 10 juta jamaah umrah datang melalui bandara. Bandara adalah fasilitas terbesar dan pertama di Arab Saudi yang melayani jamaah melalui jalur udara.

Jamaah umrah mewakili 40 persen pergerakan jumlah penumpang di KSA. Manajemen bandara telah menerapkan sejumlah proyek pembangunan di terminal utara dan selatan untuk meningkatkan efisiensi operasional serta memberikan layanan yang lebih baik kepada penumpang.

REPUBLIKA

 

MAU cek Visa Umrah? Download aplikasinya, di sini!
Share Aplikasi Android ini ke Sahabat dan keluarga Anda lainnya
agar mereka juga mendapatkan manfaat!