Tips Bagi Jamah Haji Kala Menghadapi Hujan Turun di Tanah Suci

Hujan di tanah suci memang jarang terjadi. Namun ketika hujan turun bisa menyebabkan banjir. Masjidil Harampun kini dibagian jalan masuk depan kerap tergenang banjir sampai lutut kaki. Ka’bah pada zaman Rasulullah SAW bahkan pernah terendam banjir sampai 4 meter. Ini karena posisi Ka’bah layaknya di tengah dasar mangkuk karena dikelilingi kawasan perbukitan.

Hal itu makin masuk akal sebab kala itu Masjidil Haram belum punya drainase yang baik. Berbeda dengan sekarang yang sudah punya jaringan pembuangan air yang mumpuni. Jadi kalau pun di bagian jalan masuk depan kerap tergenang, sifatnya hanya sebentar saja.

Persoalan drainase di Arab Saudi memang masalah serius. Jalanan tidak dilengkapi tempat menampung air. Saluran air lumayan ada di Madinah. Di beberapa daerah lahan pertanian tampak ada saluran drainase hingga penampungan air.

Akibat adanya hujan turun yang deras — biasanya disertai tipuan angin hingga menyebabkan badai gurun hingga petir yang keras — mau tidak mau membuat jamaah haji waspada. Tipsnya adalah ketika menghadapai hujkan turun saat di tempat terbuka, coba carilah tempat yang lebih tinggi. Hindari terus-terusan berada di dalam bus atau angkutan yang berada di jalan. Ingat kala itu, jalanan akan segera berubah jadi semacam sungai yang beralir deras. Tak hanya bus atau mobil, truk angkutan pun akan bisa dibawa air.

Ketika hujan turun jangan berteduh di dalam terowongan yang memang banyak di Makkah. Maka segeralah ke luar dari terowongan. Segera cari tempat bangunan yang lebih tinggi dan menjauh dari jalanan. Terowongan nanti bisa jadi tempat jalannya penampungan air, atau semacam sungai yang masuk ke dalam bukit. Berbahaya sekali bila tetap berada di terowongan kala sudah menjadi tempat  saluran pembuangan air. Peristiwa banjir bandang di Jeddah beberapa waktu lalu mengajarkan terowongan sama sekali bukan tempat yang tepat untuk berlindung di kala hujan turun.

Sedangkan bila tengah wukuf di Arafah dan melempar jumrah di Mina, ketika hujan turun jamaah harus tetap berada di dalam tenda. Jangan pergi ke luar sebab berbahaya. Bisa kena sambaran petir atau air bah. Tetap tenang di dalam tenda. Ikuti dan taati instruksi petugas haji yang berjaga di tempat itu.

Terkahir, jamaah haji kala hujan turun jangan nekad ‘hujan-hujanan’. Cuaca yang pas dan polusi kerap membuat air hujan berpolusi. Sekali lagi lebih baik di dalam tenda saja.

IHRAM

Cara Cek Nomor Porsi Haji Untuk Keberangkatan Haji 2022

Cara cek nomor porsi haji untuk keberangkatan haji 2022 bisa dilakukan melalui link https://haji.kemenag.go.id/v4/.

Atau download aplikasi androidnya di sini!

Dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah menetapkan kuota Haji Indonesia Tahun 1443 H/2022 melalui Keputusan Menag (KMA) Nomor 405 Tahun 2022 tentang Kuota Haji Indonesia Tahun 1443 H/2022 M.

Atau, bisa juga dengan mendownload dan instal apliaksi Android Cek Porsi Haji, klik di sini!

Dalam aturan ditetapkan bahwa kuota haji Indonesia tahun 1443 H/2022 M berjumlah 100.051, terdiri atas 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus.

“Baik haji reguler maupun haji khusus, kuota 1443 H/2022 M diperuntukkan bagi jemaah yang telah melunasi biaya Perjalanan Ibadah Haji 1441 H/2020 M, dan berusia paling tinggi 65 tahun per tanggal 8 Juli 2022 sesuai dengan urutan nomor porsi,” ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Menag menyampaikan, jemaah haji yang telah melunasi biaya haji namun tidak masuk alokasi kuota dan/atau menunda keberangkatan pada tahun ini akan diprioritaskan menjadi jemaah haji pada penyelenggaraan tahun depan. Nah, lantas bagaimana cara cek nomor porsi haji untuk keberangkatan haji 2022?

Dirangkum dari laman Indonesia Baik, pengecekan perkiraan keberangkatan dapat dilakukan dengan cek nomor porsi haji Anda. Nomor porsi haji tersebut tertera dalam bukti setoran awal yang anda dapatkan saat mendaftar haji di bank.

Bukti setoran awal tersebut merupakan bukti anda telah terdaftar sebagai peserta calon haji. Nomor porsi haji terdiri dari 10 digit dan nomor porsi yang tertera di bukti setoran awal di bank.

Jadi, setelah calon jemaah haji melakukan pembayaran setoran awal haji sebesar 25 juta ke BPS (bank), calon jemaah haji akan mendapatkan bukti setoran awal BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) yang mencantumkan nomor porsi haji.

Terbaru, Inilah Daftar Kuota Tiap Provinsi Berikut cara cek nomor porsi haji 2022: Buka laman https://haji.kemenag.go.id/v4/ Scroll ke bawah hingga menemukan kolom Perkiraan Keberangkatan.

Di kolom NOMOR PORSI, silahkan masukan nomor porsi dan tekan tombol CARI. Dengan mendapat nomor porsi berarti Anda adalah jamaah haji kuota Depag Resmi (Haji non-kuota tidak ada nomor porsi).

Jika Anda tidak bisa melihat estimasi pemberangkatan calon haji, bisa jadi situs Kementerian Agama sedang dalam maintenance server atau server sedang overload. Anda bisa melakukan cek porsi haji, nanti atau keesokan harinya. Jika Anda jamaah haji plus, mintalah bantuan travel haji plus tempat Anda mendaftar, bila Anda belum dapat nomor porsi sebagai bukti legal, anda adalah jamaah yang terdaftar di Kementerian Agama.

Jadi, seperti itulah cara cek nomor porsi untuk keberangkatan haji 2022. Baca Juga: Harga Paket Umroh Melonjak, Operator Tour Gandakan Tarif di Akhir Ramadan

Atau, bisa juga dengan mendownload dan instal aplikasi Android Cek Porsi Haji, klik di sini!

Daftar kuota haji 2022 tiap provinsi di Indonesia

Berikut sebaran daftar kuota haji reguler per provinsi tahun 1443 H/ 2022 M:

Aceh: 1.999

Sumatra Utara: 3.802

Sumatra Barat: 2.106

Riau: 2.304

Kepulauan Riau: 589

Jambi: 1.328

Sumatra Selatan: 3.201

Kepulauan Bangka Belitung: 486

Bengkulu: 747

Lampung: 3.219

DKI Jakarta: 3.619

Banten: 4.319

Jawa Barat: 17.679

Jawa Tengah: 13.868

Daerah Istimewa Yogyakarta: 1.437

Jawa Timur: 16.048

Bali: 319

Nusa Tenggara Barat: 2.054

Nusa Tenggara Timur: 305

Kalimantan Barat: 1.150

Kalimantan Tengah: 736

Kalimantan Selatan: 1.743

Kalimantan Timur: 1.181

Kalimantan Utara: 190

Sulawesi Utara: 326

Gorontalo: 447

Sulawesi Tengah: 910

Sulawesi Barat: 663

Sulawesi Selatan: 3.320

Sulawesi Tenggara: 922

Maluku: 496

Maluku Utara: 491

Papua Barat: 330

Papua: 491

Itulah informasi mengenai kuota haji 2022 dan cara cek nomor porsi haji untuk keberangkatan haji 2022.

KONTAN

Calhaj Dapat Jatah Makan 119 Kali

Jamaah calon haji reguler Indonesia mendapat jatah atau hak makan sebanyak 119 kali per orang mulai dari pemberangkatan, di Tanah Suci Mekah sampai kembali ke Tanah Air.

Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umroh Kemenag Bangka Suparhun mengatakan hak makan jamaah calon haji reguler sebanyak 119 kali itu sudah termasuk 75 kali makan di Tanah Suci Mekah.”Hak makan masing-masing jamaah sebanyak tiga kali sehari terhitung mulai dari di asrama haji maupun di pemondokan Arab Saudi,” jelasnya.

Dia cukup yakin, makan yang diperuntukkan jamaah haji tentu mengandung gizi yang memadai dan disesuaikan dengan makanan pokok masyarakat Indonesia.”Saya sarankan seluruh jamaah calon haji agar tidak membawa barang yang kurang penting karena jangan sampai mengganggu di perjalanan selain itu juga barang bawaan dibatasi kapasitasnya,” kata dia.

Tercatat sebanyak 112 orang jamaah calon haji reguler asal Kabupaten Bangka yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci Mekah melalui embarkasi Palembang Sumatera Selatan.Ratusan jamaah calon haji itu berasal dari tujuh wilayah kecamatan yakni, Kecamatan Sungaliat sebanyak 57 calon haji, Pemali dua orang, Puding Besar sembilan orang, Bakam empat orang, Belinyu lima orang, Mendo Barat 18 orang, serta Merawang 17 orang.

“Saya ingatkan seluruh jamaah calon haji sebelum berangkat agar mempersiapkan segala kebutuhan yang penting dan tetap menjaga kesehatan,” katanya.*

IHRAM

Garuda Siapkan Diri Layani Jamaah Haji Indonesia 2022

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia sedang melakukan persiapan untuk pelaksanaan haji 2022. Dia pun memastikan pada waktunya nanti semua layanan telah siap.

“Kita tanggung jawab di penerbangan. Semua sedang disiapkan dan insya Allah siap pada waktunya,” kata Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (12/5/2022). 

Pada pelaksanaan haji 2019, Garuda menyiapkan menyiapkan 14 unit pesawat haji. Mereka terdiri atas tiga pesawat Boeing B747-400, lima pesawat Boeing B777-300ER, serta enam pesawat Airbus A330-300/200. 

Sementara untuk ibadah haji tahun ini, Garuda diberi tanggung jawab untuk membawa jamaah haji dan petugas dari sembilan embarkasi. Irfan menyebut penerbangan nantinya akan menggunakan Boeing 777 dan Airbus. 

Dalam pembahan perjanjian bersama Kementerian Agama (Kemenag), sempat disebutkan harapan agar Garuda juga membantu pengiriman komoditas tertentu dari Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung kebutuhan jamaah di Tanah Suci. 

Terkait hal tersebut, Dia pun memberikan respons positif. “Iya (dibahas). Kita tunggu dari Departemen Agama (Depag),” lanjut dia. 

Garuda Indonesia diketahui akan menerbangkan jamaah haji Indonesia dari sembilan embarkasi, yaitu Aceh, Medan, Padang, sebagian Jakarta-Pondok Gede, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok. Maskapai plat merah Indonesia ini akan membawa sekitar 47.915 jamaah dan 51 persen petugas kelompok terbang (kloter). 

Penerbangan jamaah lainnya akan menggunakan maskapai Saudi Arabian Airlines. Kementerian Agama menyebut penandatanganan kerjasama dengan maskapai tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat. 

Direktur Layanan Haji Dalam Negeri, Saiful Mujab, menyampaikan pemberangkatan jemaah haji akan dilaksanakan selama 30 hari masa operasi penerbangan. Kloter pertama berangkat pada 4 Juni 2022 dengan tujuan Bandara Madinah, sementara kloter terakhir berangkat 3 Juli 2022 dengan tujuan Bandara Jeddah. 

“Pemulangan jamaah haji juga berlangsung selama 30 hari. Kloter pertama pulang dari Bandara Jeddah menuju Tanah Air pada 15 Juli 2022. Kloter terakhir pulang dari Bandara Madinah menuju Tanah Air pada 13 Agustus 2022,” ujar dia. 

Lebih lanjut, dia menyampaikan Pemerintah Arab Saudi kembali memberikan layanan fast track kepada jamaah haji Indonesia. Layanan tersebut akan diberikan untuk 29.126 orang (31%) yang dibawa PT Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines dari Embarkasi Haji Jakarta.   

IHRAM

Kemenag dan Garuda Sepakat Terbangkan Jemaah Haji dari 9 Embarkasi

Kementerian Agama dan PT Garuda Indonesia telah menandatangani perjanjian pengangkutan udara jemaah haji reguler 1443 H/2022 M. Perjanjian ini ditandatangani oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief dan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Kedua belah pihak sepakat terkait pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji Indonesia dari sembilan embarkasi. “Garuda akan menerbangkan jemaah haji Indonesia dari 9 embarkasi, yaitu: Aceh, Medan, Padang, sebagian Jakarta-Pondok Gede, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar dan Lombok,” terang Hilman Latief usai penandatanganan perjanjian di Jakarta, Rabu (11/5/2022).

“Saya juga berharap Garuda dapat berperan dalam mendorong ekonomi haji, khususnya kaitannya dalam hal pengiriman produk-produk dalam negeri,” sambungnya. Hal ini mendapat respon positif dari Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Dia berkomitmen untuk mendukung akselerasi pengiriman komoditas tertentu dari Indonesia untuk mendukung kebutuhan jemaah di Tanah Suci.

Pada masa operasional haji tahun 1443 H/2022 M, Pemerintah Indonesia akan memberangkatkan 93.781 jemaah haji reguler dan petugas kloternya. Petugas kloter (kelompok terbang) adalah mereka yang menyertai jemaah selama penyelenggaraan haji. Setiap kloter ada empat petugas, terdiri atas: Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah, dan dua petugas kesehatan.

Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab menjelaskan, penerbangan jemaah haji dan petugas kloter Indonesia akan dilakukan dengan dua maskapai. PT. Garuda Indonesia akan membawa 47.915 jemaah haji dan petugas kloternya (51%). Lainnya, 45.866 jemaah haji dan petugas kloter (49%) akan dibawa Saudi Arabian Airlines dari 5 embarkasi haji, yaitu Batam, Palembang, sebagain Jakarta-Pondok Gede, Jakarta-Bekasi dan Surabaya. Penandatanganan kerjasama dengan Saudi Arabian Airlines akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

“Pemberangkatan jemaah haji akan dilaksanakan selama 30 hari masa operasi penerbangan. Kloter pertama berangkat 4 Juni 2022 dengan tujuan Bandara Madinah, kloter terakhir berangkat 3 Juli 2022 dengan tujuan Bandara Jeddah,” jelas Mujab, panggilan akrabnya.

“Pemulangan jemaah haji juga berlangsung selama 30 hari. Kloter pertama pulang dari Bandara Jeddah menuju Tanah Air pada 15 Juli 2022. Kloter terakhir pulang dari Bandara Madinah menuju Tanah Air pada 13 Agustus 2022,” sambungnya.

Saiful Mujab menambahkan, tahun ini, Pemerintah Arab Saudi kembali memberikan layanan fast track kepada jemaah haji Indonesia. Layanan fast track tersebut akan diberikan untuk 29.126 orang (31%) yang dibawa oleh PT. Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines dari Embarkasi Haji Jakarta.

Berikut tipe pesawat yang akan dioperasikan di masing-masing embarkasi haji:

a. Embarkasi Aceh, Boeing 777-300 kapasitas 393 kursi

b. Embarkasi Medan, Boeing 777-300 kapasitas 393 kursi

c. Embarkasi Batam, Boeing 747-400 kapasitas 450 kursi

d. Embarkasi Padang, Boeing 777-300 kapasitas 393 kursi

e. Embarkasi Palembang, Boeing 747-400 kapasitas 450 kursi

f. Embarkasi Jakarta-Pondok Gede, Boeing 777-300 kapasitas 393 dan 410 kursi

g. Embarkasi Jakarta-Bekasi, Boeing 777-300 kapasitas 410 kursi

h. Embarkasi Solo, Airbus 330-300 dan Airbus 330-900 kapasitas 360 kursi

i. Embarkasi Surabaya, Boeing 747-400 kapasitas 450 kursi

j. Embarkasi Banjarmasin, Airbus 330-300 dan Airbus 330-900 kapasitas 360 kursi

k. Embarkasi Balikpapan, Airbus 330-300 dan Airbus 330-900 kapasitas 360 kursi

l. Embarkasi Makassar, Boeing 777-300 kapasitas 393 kursi

m. Embarkasi Lombok, Boeing 777-300 kapasitas 393 kursi

IHRAM

Kemenag: Persiapan Haji Indonesia di Saudi Sedang Berjalan

Kementerian Agama (Kemenag) sedang menyiapkan penyelenggaraan haji tahun 1443 Hijriyah/ 2022 M di dalam negeri dan luar negeri. Konsul Haji Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Nasrullah Jassam, menyampaikan bahwa proses persiapan haji Indonesia di Arab Saudi sedang berjalan.

Nasrullah mengatakan, semua persiapan haji di Arab Saudi sedang dalam proses. Kontrak pemondokan sedang berjalan, baik di Makkah maupun di Madinah. “Layanan yang sifatnya mandatori untuk persyaratan sebagai penerbitan visa juga sudah jalan,” kata Nasrullah saat dihubungi Republika, Rabu (11/5/2022).

Ia mengatakan, komunikasi dengan pihak Arab Saudi terkait dengan layanan-layanan seperti fast track, masyair dan armina sudah berjalan. Pembantu staf teknis haji (STH) juga sedang tanda tangan kontrak dengan beberapa pemilik hotel.

Ia menegaskan, prinsipnya di waktu yang mepet ini pemerintah Indonesia bisa terus intens komunikasi dengan pihak-pihak Arab Saudi. Untuk menyelesaikan hal-hal yang sifatnya mandatori.

“Saya sendiri dapat update setiap hari dari teman-teman, seperti hari ini mereka sudah bertemu dengan muassasah yang ada di Madinah,” ujar Nasrullah.

Nasrullah menambahkan, besok malam akan berangkat ke Jeddah. Nanti akan memberikan informasi terbaru terkait persiapan haji.

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) dan PT Garuda Indonesia hari ini menandatangani perjanjian pengangkutan udara jamaah haji reguler 1443 H/ 2022 M. Perjanjian ini ditandatangani oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Hilman Latief dan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Kedua belah pihak sepakat terkait pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji Indonesia dari sembilan embarkasi.

“Garuda akan menerbangkan jamaah haji Indonesia dari sembilan embarkasi, yaitu: Aceh, Medan, Padang, sebagian Jakarta-Pondok Gede, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar dan Lombok,” kata Hilman melalui pesan tertulis kepada Rabu (11/5/2022).

IHRAM

Menikah atau Naik Haji Dahulu, Mana Lebih Utama?

Di antara yang sering ditanyakan nitizen adalah menikah atau naik haji dahulu, mana yang lebih utama? Simak penjelasan ulama berikut ini. (Baca juga: Pelaksanaan Ibadah Haji Sebelum Islam Datang).

Nikah dan haji, keduanya merupakan ibadah dalam syariat agama Islam yang tujuannya sama-sama baik. Pernikahan dilakukan dengan tujuan keberlangsungan keturunan dalam menciptkan keluarga sakinahmawaddahwar rahmah, sementara naik haji dilaksanakan dalam rangka penyempurna rukun Islam kita.

Dalam tatanan praktiknya di negara tercinta kita ini, antara pernikahan maupun haji, keduanya sama-sama membutuhkan biaya yang terbilang cukup banyak. Seorang pria yang hendak meminang perempuan idamannya, ia harus mempersiapkan biaya untuk mahar, walimah, dan tentu yang paling penting adalah kemampuan memberikan nafkah baik berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal. Jika kita taksir, biayanya hampir sama dengan Ongkos Naik Haji (ONH).

Problemnya adalah, jika seseorang sudah baligh dan hanya memiliki harta yang bisa menunjang salah satunya saja antara ongkos nikah atau ongkos haji, maka manakah yang lebih diprioritaskan, menikah dahulu atau naik haji dahulu? Mari kita simak ulasannya:

Imam Abu Ishaq As-Syirazi dalam kitabnya Al-Muhadzdzab menyatakan,

وان احتاج إلى النكاح وهو يخاف العنت قدم النكاح لان الحاجة الي ذلك علي الفور والحج ليس علي الفور

Artinya: Jika seseorang butuh menikah dan dia takut zina, maka didahulukan nikah, karena kebutuhan untuk nikah dalam hal ini lebih mendesak, sementara haji bukanlah ibadah yang sifatnya mendesak.

Pernyataan Imam Abu Ishaq As-Syirazi di atas kemudian dijelaskan oleh Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarh Al-Muhazzab,  juz 7, hal: 49 bahwa sebaliknya jika tidak ditakutkan adanya perzinahan, maka penggunaan harta untuk membayar Ongkos Naik Haji (ONH) lebih diutamakan.

Pernyataan Imam Asy-Syirazi dan Imam Nawawi dilandaskankan pada kenyataan bahwa hukum menikah yang bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi, seperti misalnya nikah menjadi wajib jika ditakutkan adanya fitnah jika tidak disegerakan, sedangkan di sisi lain kewajiban haji sifatnya bukanlah kewajiban fauriyyah (segera) namun bersifat at-taraakhi (boleh ditunda).

Oleh karena itu, pada persoalan ini, tinggal melihat pada kondisi yang bersangkutan, apabila ia memang sudah ingin sekali untuk menikah, maka segerakan menikah dengan menggunakan uang yang ada, sebaliknya jika tidak terlalu ingin menikah, maka uang tersebut digunakan untuk mendaftar haji.

BINCANG SYARIAH

Pengorbanan dalam Ibadah Haji

Haji adalah merupakan rangkaian ibadah yang sarat pengorbanan, di samping merupakan ibadah rohaniah, badaniah, dan maliyah (jiwa, raga, dan harta). Haji juga ibadah yang sarat akan nilai-nilai luhur, pengorbanan, pemberian, dan kesungguhan.

“Mereka yang telah melakukan perjalanan haji pasti mengerti makna pengorbanan, makna pemberian, dan makna kesungguhan yang terbingkai indah dalam rasa syukur kepada Allah Ta’ala,” kata Rustam Koly Lc, MA dalam bukunya “Haji dan Pengorbanan”.

Sehingga yang tampak darinya adalah kesungguhan dalam menempa diri ke arah yang lebih baik. Betapa tidak, harta, keluarga, dan handai tolan serta kampung halaman ia tinggalkan demi mendekatkan diri kepada Allah serta mengharapkan karuniaNya, di saat banyak dari manusia tidak mendapatkannya. 

Mengapa Harus Berkorban? Pengorbanan adalah bumbu utama kehidupan, tanpanya hidup ini hambar tanpa rasa, sama halnya dengan cinta. Maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pengorbanan adalah bukti cinta dan cinta membutuhkan pengorbanan. 

“Pengorbanan yang tulus memberikan nuansa kebahagiaan tersendiri, yang tidak dapat diukur dengan nilai materi, terlebih demi seseorang yang spesial dan istimewa dalam hidup yang hanya sekali,” katanya.

Melalui pengorbanan manusia mengikis sifat kikir dan egois dalam diri yang hanya akan menyesakkan dada karena bertentangan dengan fitrah nurani. Oleh sebab ini Allah mengukur kadar cinta manusia terhadapNya melalui pengorbanan, sejak umat Nabi Adam hingga umat Nabi Muhammad SAW.

“Pada sejarah panjang perjalanan manusia, pengorbanan dan penebusan diri merupakan karakter tertinggi manusia-manusia pilihan. Bahkan ia tergolong sifat terpuji yang dikhususkan oleh Allah bagi hamba-hamba pilihanNya,” katanya.

Rustam Koly mengatakan, ada tiga macam bentuk pengorbanan:

Pertama, pengorbanan jiwa dan raga, kedua, pengorbanan harta, ketiga pengorbanan keluarga. Banyak ayat dalam Alquran yang membaha tentang pengorbanan.

Di antaranya surah At-Taubah ayat 111 Allah SWT berfirman yang artinya. 

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh.”

Dalam surah Ali Imran ayat 92 Allah SWT juga berfirman. 

“Kamu sekali-kali tidak akan mendapatkan kebajikan yang sempurna sehingga kamu menafkahkan dari sesuatu yang kamu cintai, sesungguhnya Allah pasti mengetahuinya.”

Dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya. Katakanlah: “Jika ayah, anak, saudara, istri, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah, RasulNya, dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya.” Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”. 

IHRAM

Kapuskes Haji Minta Calon Petugas Agar Ingatkan Jamaah Jangan Forsir Ibadah

Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana meminta petugas penyelanggara ibadah haji Arab Saudi bidang kesehatan mengantisipasi jamaah haji melakukan aktivitas berlebihan.

Peringatan itu disampaikan Budi saat  memberikan pengarahan kepada 98 peserta latih petugas penyelanggara ibadah haji Arab Saudi di Lakespra, Selasa (10/5/2022).  

“Tolong antisipasi dari sini kita sudah mulai beredukasi,” kata Budi Sylvana saat memulai memberikan pengarahan. 

Budi mengatakan, pihaknya telah mendapatkan informasi bahwa ada jamaah haji melakukan umroh sampai berkali-kali. 

Aktivitas berlebihan ini tidak direkomendasikan karena bisa membuat jamaah haji kelelahan sehingga mudah sakit dan bisa sampai meninggal.  

“Bahwa ada informasi jamaah kita ada yang sebelum Armuzna mereka melakukan umroh satu hari 11 kali,” ujarnya. 

Pada kesempatan tersebut, Budi menceritakan pengalaman umrohnya selama lima hari saat awal Ramadhan kemarin. Saat hari pertama sampai ketiga kondisi baik-baik saja sehingga bisa melaksanakan sholat lima waktu di masjid. 

“Saya kebetulan dari Arab Saudi umroh lima hari di sana.  Hari pertama oke, hari kedua oke, hari ketiga oke masih semangat bahkan sampai sholat Subuh, sholat Isya semuanya di masjid,” katanya. 

Namun apa yang terjadi dari aktivitas yang berlebihan itu? Ternyata kondisi tubuh tidak bisa mengikuti aktivitas selanjutnya karena sudah kelelahan. Pada akhirnya tidak bisa lagi melaksanakan sholat lima waktu di masjid. 

“Begitu kita umroh pulang kondisi teman-teman sudah drop, termasuk saya. Besoknya Subuh ke masjid lewat, Zuhur ke masjid lewat, Ashar Magrib di masjid lewat,” katanya. 

Budi mengatakan tubuhnya yang dinyatakan paling bugar di Kementerian Kesehatan ketika melakukan aktivitas berlebihan, pada akhirnya kondisi fisiknya menurun alias drop. Apalagi jamaah haji melaksanakan umrah umrah berkali-kali, pasti akan kelelahan yang amat sangat. “Kalau kita paksain pasti akan kelalahan. Karena kita sudah test ombak,” katanya. 

Untuk itu Budi meminta petugas kesehatan haji selalu memberikan edukasi agar jamaah haji dapat mengatur aktivitasnya. Jangan sampai tiba pada saatnya jamaah haji tidak bisa melaksanakan rukun dan wajib haji karena sakit. 

“Kita membawa jamaah sehat ke Arab Saudi bukan membawa jamaah sakit. Kita ke Arab Saudi membawa jamaah dalam kondisi sehat  intinya pulangnya dalam kondisi sehat,” katanya. 

IHRAM

Belajar dari Rasulullah yang Pernah Gagal Berhaji

Calon jamaah haji di atas 65 tahun tak bisa berangkat tahun ini.

Sedihnya hati (sebut saja) bude, tetangga saya yang sudah berusia 67 tahun di tahun ini begitu mendengar informasi Arab Saudi sudah mengizinkan pengiriman jamaah haji dari seluruh dunia, tapi tidak bagi yang berusia di atas 65 tahun. Dia yang sudah mendaftar haji sejak tahun 2012 dan seharusnya berangkat pada 2020 kemarin, harus kembali bersabar untuk bisa menyempurnakan rukun Islam-nya.

Seperti diketahui, pada awal April ini,  Arab Saudi memberikan kuota haji untuk Indonesia pada tahun ini sebanyak 100.051 orang.  Namun, dari jumlah yang kurang dari separuh kuota haji di masa normal itu, masih ada aturan yang mensyaratkan calon jamaah haji usianya tidak boleh lebih dari 65 tahun per 8 Juli 2022.

Berdasarkan data dari Puskes Haji Kemenkes, dari 221 ribu kuota jamaah tahun 2020, yang berusia kurang 65 tahun sebanyak 164.541 orang, dan usia di atas 65 tahun berjumlah 50.636 orang. Artinya 50.636 jamaah usia diatas 65 tahun tidak bisa diberangkatkan dengan alasan usia.

Tentu kita wajib syukuri dengan pemberian kuota haji dari Arab Saudi dengan jumlah yang sedikit itu. Apalagi, sejak dua tahun terakhir kita belum pernah lagi mengirimkan jamaah haji akibat pandemi.

Namun, bagi kondisi calon jamaah haji yang berusia di atas 65 tahun tak bisa berangkat, tentu kita prihatin. Dan, kita harap mereka bersabar dan kita doakan tahun depannya untuk bisa berangkat.

Dan  kita perlu ingat, kegagalan keberangkatan haji bukan hanya dialami oleh kita baru-baru ini saja. Namun, juga pernah dialami oleh Nabi Muhammad.

Seperti dikisahkan, pada tahun kedelapan Hijriyah negeri Makkah berhasil ditaklukkan, meski orang Quraisy sendiri yang memungkiri perjanjian Hudaibiyah. Di waktu menaklukkan Makkah itu, secara langsung beliau perintahkan menghancurkan dan meruntuhkan berhala-berhala itu.

“Dan beliau perintahkan Sayidina Bilal azan kepuncak Kabah,” kata Prof Hamka dalam tafsirnya Al-Azhar.

Lalu, pada tahun kesembilan beliau perintahkan Abu Bakar as-Shiddiq menjadi Amirul-Hajj. Kemudian beliau usulkan dengan memerintahkan Ali bin AbuThalib membacakan Surat Baraah (at-Taubah), meyampaikan beberapa perintah.

“Di antaranya ialah bahwa tahun depan tidak boleh lagi ada orang yang tawaf keliling Ka’bah dengan bertelanjang,” katanya.

Menurut informasinya kata Buya Hamka, karena beliau tidak mau melihat orang telanjang bertawaf itulah maka beliau tidak naik haji tahun itu. Dan akhirnya memerintahkan Abu Bakar memimpin haji.

“Baru tahun depannya, di tahun kesepuluh beliau memimpin sendiri naik haji, setelah Ka’bah benar-benar bersih,” katanya.

Dan haji beliau yang terakhir itulah yang dinamai Haji Wada’ Haji Selamat Tinggal atau haji perpisahan. Setelah beberapa bulan dari itu Rasulullah wafat.

Jadi, sekali lagi kita harapkan calon jamaah haji yang belum bisa berangkat, jangan terlalu larut dalam kesedihan karena tidak jadi berangkat. Insya Allah, niat haji kita sudah sampai dan kita mendapatkan pahala.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, disebutkan “Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.”

Sementara,Sa’id bin Al Musayyib, seorang ulama yang termasuk golongan tabi’in berkata, “Barangsiapa bertekad melaksanakan sholat, puasa, haji, umroh atau berjihad, lantas ia terhalangi melakukannya, maka Allah akan mencatat apa yang ia niatkan.”

Oleh : Muhammad Hafil, Jurnalis Republika.co.id

IHRAM