Ini Kisah Nuryadin, Tukang Gali Kubur Naik Haji

Nuryadin (59 tahun) menangis saat hendak mengawali ceritanya. Ia mengucap syukur, atas nikmat yang diberikan padanya. Ia bisa berangkat haji tahun ini.

“Saya ingat perjuangannya, setiap hari berdoa terus berdoa semoga bisa naik haji. Alhamdulillah terkabul,” ungkap Nuryadin saat dijumpai Republika usai mengikuti pembekalan ibadah haji yang diselenggarakan Kementrian Agama Surakarta di Dana Hotel, akhir Juli lalu.

Penuh lika-liku, Nuryadin berjuang mewujudkan mimpinya pergi ke Tanah Suci. Nurdin bukan berasal dari keluarga kaya. Hidupnya pun sederhana. Namun tekadnya untuk menunaikan rukun Islam ke lima begitu kuat.

Bertahun-tahun, ayah dua anak itu memendam keinginannya bisa beribadah haji. Ia tahu tak sedikit biaya yang harus dikeluarkan untuk bisa datang ke Baitullah. Sementara penghasilan yang diperoleh, boleh dibilang hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Sehari-harinya Nuryadin berprofesi sebagai petugas kebersihan dan jasa gali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Benoloyo, Banjarsari. Pemakaman itu berjarak tak jauh dari tempat tinggalnya di Banyuanyar RT 1/5 Banjarsari, Surakarta.

Penghasilannya tak menentu, tergantung pada keikhlasan keluarga jenazah yang memberi upah usai menggunakan jasanya menggali kuburan. Terkadang ia diberi upah Rp 50 ribu, 25 ribu, kadang pula Rp 10 ribu.

“Kalau tidak ada yang meninggal, ya tidak bawa uang ke rumah, nanti saya usaha lain bantu-bantu kalau disuruh-suruh warga apa saja,” katanya menerangkan.

Sementara, istrinya Sri Maryani (45 tahun) hanya sebagai ibu rumah tangga. Sri berjualan tabung gas 3 kilogram, meski hanya 10 buah saja. Keluarga Nuryadin ingin hidup sederhana. Urusan makan, kata dia, yang terpenting cukup ada nasi dengan lauk seadanya.

Beberapa tahun lalu, Nuryadin memang bekerja di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surakarta. Dulu pun ia bertugas menjaga kebersihan di TPU Benoloyo. Namun kini ia sudah pensiun.

Uang pensiunannya digunakan untuk membiayai sekolah dua anak laki-lakinya yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Setelah pensiun, ia pun terus melakoni profesinya itu. Ia mengaku telah jatuh hati dengan pekerjaannya.

Meski begitu niatnya untuk pergi ke Tanah Suci terus ia jaga, semakin hari bahkan semakin kuat. Terlebih jika melihat tetangganya menunaikan haji atau umrah.

Ia paling getol menjadi pendamping jamaah, mengantar hingga ke asrama haji Dono Hudan Surakarta. Bagi dia hal itu menjadi sebuah keyakinan, suatu saat ia akan diantar warga lainnya saat akan melaksanakan ibadah haji.

Bukan sebatas mimpi. Nuryadin pun mencoba mewujudkannya dengan menyisihkan Rupiah demi Rupiah, hasil dari kerja kerasnya tiap hari. “Ada lebih seribu saya tabung, berapapun saya paksakan bisa sisihkan,” ungkapnya menjelaskan.

Makin lama, tabungan hajinya semakin banyak. Meski belum cukup untuk mendaftarkan dirinya sebagai calon jamaah haji. Kata dia biaya untuk daftar haji per orang sebesar Rp 34,6 juta.

Hingga, warga mengajak Nuryadin untuk menggunakan uang tabungannnya itu mengikuti arisan haji. Sebuah kesempatan, ia pun mencobanya. Separuh tabungannya digunakan Nuryadin untuk arisan putaran pertama, separuhnya ia infaqkan ke masjid.

Alhamdulillah, saya bersyukur saya ada kesempatan,” Entah, Nuryadin tiba-tiba teringat istrinya. Ia ingin istrinya merasakan kebahagiaan yang sama, bisa berangkat haji.

“Saya tidak boleh sebut namanya, tapi orang itu bantu, berangkatkan kami ke Tanah Suci,” ucap Nuryadin teringat sosok yang ikhlas memberikan bantuan cuma-cuma agar istrinya bisa mendampinginya beribadah haji. “Ia cuma ingatkan saya rajin sedekah,” tambahnya.

Nuryadin dan Sri Maryani akhirnya bisa mendaptarkan diri sebagai calon jamaah haji pada 2011. Ia sempat dikabarkan berangkat haji 2015 namun mundur hingga terlaksana tahun ini. Mereka menjadi sepasang suami isti yang akan diberangkatkan bersama 405 calon jamaah haji lainnya asal Surakarta.

Nuryadin dan istrinya akan terbang pada 15 Agustus. Selama 40 hari mereka akan berada di Arab Saudi. Sementara itu, menurut Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Surakarta, Rosyid Ali Safitri, untuk kesiapan Jamaah pihaknya telah memberi pembekalan materi-materi seputar Ibadah haji baik ditingkat kecamatan dan kota.

Selain itu agar tetap prima dalam beribadah ia meminta agar calon jamaah setiap harinya rutin melakukan olah raga. Jamaah akan kembali dites kesehatan pada 14 Agustus atau sehari sebelum pemberangkatan.

“Secara keseluruhan semuanya sehat, satu orang meninggal karena sakit, satu orang lagi sedang dirawat. Sehingga total kloter 16 ini sebanyak 407 orang. Kami berharap jamaah yang sakit bisa segera sembuh dan melanjutkan persiapan,” tuturnya.

Kloter 16  calon jamaah asal Surakarta yang akan diberangkatkan itu, kata dia, akan didampingi petugas bimbingan ibadah, petugas medis, dan petugas daerah. Sementara untuk pemberangkatan tahap dua, kata dia, jamaah haji asal surakarta sebanyak 51 orang.

Mereka akan bergabung dengan jamaah asal daerah lainnya seperti Banjarnegara 27 orang, Sukoharjo 96 orang, Wonogiri 50 orang dan Boyolali 131 orang. Pemberangkatan tahap dua ini akan berlangsung pada 29 Agustus. ”Semoga Nuryadin dan jamaah haji lainnya menjadi haji mabrur,” ujar Rosyid Ali Safitri mendoakan.

 

sumber: Republika ONline

SISKOPPIH Untuk Respon Cepat Petugas Terhadap Aduan

Makkah (Pinmas) — Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membangun sistem informasi dan komunikasi yang disebut SISKOPPIH. Ketua PPIH Arab Saudi Ahmad Dumyati Basori mengatakan bahwa sistem ini didesain agar bisa memberikan respon cepat terhadap pengaduan jemaah haji Indonesia.

“Dengan SISKOPPIH ini, pengaduan jemaah yang dijaring via SMS, whatsapp, call center atau bravo, bisa didistribusikan kepada petugas secara cepat dan bisa dimonitor dengan laporannya,” terang pria yang juga akrab disapa Dumyati, Kamis (18/08).

“SISKOPPIH juga dapat melakukan tracking keberadaan petugas sehingga bisa diketahui apakah si A benar-benar bergerak atau hanya diam di tempat. Tracking ini bisa terkirim 20 menit secara otomatis ke server,” tambahnya.

Aplikasi ini, lanjut Dumyati, dapat memonitor keberadaan petugas sepanjang waktu sehingga diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawab mereka. “Aplikasi ini masih harus terus dikembangkan. Praktiknya juga masih terkendala petugas yang belum semuanya update nomer dan atau belum mempunyai nomer,” katanya.

Untuk musim haji tahun ini, Kantor Urusan Haji (KUH) mentarget para temus sudah memanfaatkan aplikasi ini. Untuk tahun depan baru akan diberlakukan bagi semua.

“Para temus sudah kita instalkan aplikasi ini dengan harapan bisa menjadikan SISKOPPIH ini sebagai alternatif sistem komunikasi efektif dalam memberikan layanan kepada jemaah yang diterima dari media SMS/wa center atau call center,” terangnya. (mkd/mkd)

 

Kemenag RI

Khatib Jumat Masjidil Haram Ajak Umat Islam Bersatu

Imam besar Masjidil Haram Abdurrahman As-Sudais mengajak umat Islam dari seluruh penjuru dunia untuk bersatu. Pesan ini dikatakan As-Sudais saat menyampaikan khutbah Salat Jumat (19/08).

Menurutnya, haji merupakan pertemuan akbar umat Islam dari seluruh dunia yang juga sekaligus menjadi momentum persatuan. Momentum ini ditunggu umat Islam sedunia dalam setiap tahunnya. Karenanya, As Sudais berharap penyelenggaran ibadah haji berjalan sebagaimana mestinya dan terbebas dari persoalan politik.

Sebelumnya, mengawali khutbahnya, As Sudais mengucapkan selamat datang kepada seluruh jemaah haji di Kota Makkah Al Mukarramah. Dia menjelaskan bahwa kota kelahiran Nabi Muhammad Saw. ini adalah wilayah yang aman sebagaimana doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim AS. Masjidil Haram juga tempat yang mustajabah di mana doa dan harapan yang dilangitkan akan dikabulkan.

Kepada para jemaah haji, As Sudais mengingatkan bahwa tujuan utama penyelenggaraan ibadah haji adalah mengesakan Allah Swt. atau tauhid. Karenanya, Sudais mengajak umat Islam bersatu dalam tauhid. “Berpegang teguhlah kalian kepada tali agama allah, dan janganlah kamu bercerai berai,”terang As-Sudais membacakan QS Ali Imran ayat 103.

Selama berhaji, Sudais mengingatkan para jamaah untuk tidak menyia-nyiakan waktu dengan berdebat. Sebaliknya, sesama umat Islam saling menyayangi dan menguatkan. Menurutnya, tidak ada dakwah kecuali karena Allah, tidak ada syiar kecuali talbiyah atau panggilan Allah.

Labbaikallahumma labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik. Innal hamda wan nimata laka wal mulk. Laa syariika lak,” pekiknya.

Man hajja hadzal baita wa lam yarfus wa lam yafsuq, kharaja ka yaumi waladathu ummuhu (barangsiapa berhaji di Baitullah ini, serta tidak berkata kotor/keji dan tidak berbuat fasik, maka dia akan keluar seperti hari ketika dia dilahirkan ibunya/diampuni dosanya),” tambahnya.

Mengakhiri khutbahnya, As Sudais mengajak umat Islam untuk mendoakan kebaikan bagi Palestina, Masjid al Aqsha, Yaman, Burma, dan seluruh umat Islam. (mkd/mkd)

 

Kemenag RI

Wahai Kesedihan, Aku Punya Tuhan Yang Maha Kuasa

KETIKA tertimpa musibah, ujian, derita, kesedihan dan lainnya yang semakna, seringkali kita berucap sambil mengangkat tangan ke langit: “Yaa Rabbi, aku punya kesedihan besar.” Tidak salah dan bahkan bagus mengadukan masalah langsung kepada Tuhan Yang maha Kuasa.

Namun cobalah suatu waktu berucap dengan redaksi berbeda. Katakan pada segala sesuatu yang membuat kita sedih dan menderita: “Wahai kesedihan, aku punya Tuhan Yang Maha Besar.”

Kalimat pertama mengandung rasa pengagungan kita kepada Allah sebagai Tuhan dan pengakuan lemah kita sebagai hamba. Sementara kalimat kedua memiliki rasa pengecilan akan masalah ketika dibandingkan dengan kebesaran Allah plus percaya diri yang tinggi bahwa kita diciptakan lebih tinggi ketimbang masalah kita.

Setiap masalah yang dibiarkan secara bebas menghantam bangunan kehidupan sangat berpotensi untuk merubuhkan setiap tiang penyangganya. Cepatlah sebut nama Allah, cepatlah laporkan kepada Allah dan cepatlah kembali kepada Allah. Kemudian biasakan Allah selalu ada dalam setiap tarik lepas nafas kita, maka Allah akan selalu bimbing hidup kita menuju akhir yang benar, baik dan indah.

Indah nian mengingat kata Sang Guru: “Kun ma’a Allah, Fa laa tubaalii.” (Beradalah engkau selalu bersama Allah, tak usah lagi peduli dengan apa yang terjadi). Maknanya adalah bahwa ketika kita bersama Allah, maka Allah akan menjadi CEO kita, pengatur kehidupan kita.

Sedih tak akan berakhir sedih, melainkan diatur menuju senang. Derita tak akan tetap berasa derita, melainkan dituntun menuju bahagia. Tinggal kita yang harus mengatur hati untuk senantiasa yakin akan janji-janjiNya. Salam, AIM. [*]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2314274/wahai-kesedihan-aku-punya-tuhan-yang-maha-kuasa#sthash.NCclzi0d.dpuf

Cemburu itu Pintu Perceraian, Berhiaslah

ADA ulama terkenal di bidang gramatika bahasa Arab, namanya Abu al-Aswad al-Du’ali. Setiap pengkaji ilmu nahwu biasanya kenal dengan nama ini, bahkan kenal dengan personalitinya. Orangnya sopan, penuh hikmah kalau bicara, tak mau menyela-nyela omongan orang lain dan pintar menempatkan diri dalam setiap momen yang dihadiri.

Pintar menempatkan diri memang menjadi salah satu kunci dasar menjadi orang yang terhormat dan dihargai. Kata para kakek jaman dulu: “Bersekolahlah pada kehidupan kalau Anda ingin mulia. Mulailah dari TK (tahu kondisi), SD (sadar diri), SMP (sadar menganai posisi) dan SMA (sadar mengenai akibat)”. Nasehat ini sederhana sekali, tapi tokcer sekali untuk menjadi tips penjagaan martabat diri.

Ada nasehat baik dari Syekh Abu al-Aswad kepada puterinya yang ingin saya share saat ini. Lain waktu akan saya share nasehat beliau kepada kaum putera. Kepada puterinya beliau berkata: Janganlah engkau cemburu. Cemburu itu pintu perceraian. Berhiaslah, dan ketahuilah bahwa paling baiknya adalah celak mata. Berharum-harumlah, dan ketahuilah bahwa sebaik-baiknya parfum adalah air wudlu’ yang sempurna.

Apa makna beliau tentang celak mata? Mungkin saja adalah celak yang biasa dipakai itu. Bisa jadi juga yang dimaksud adalah pandangan penuh cinta yang membahagiakan suami. Apa yang dimaksud dengan wudlu’ sebagai parfum? Biasakan taat kepada Allah SWT. Niatkan semua ketaatan kepada suami sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasulullah. Salam, AIM. [*]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2317371/cemburu-itu-pintu-perceraian-berhiaslah#sthash.CfZC293j.dpuf

Fakta Malaikat Maut Menziarahi Kita Tiap 21 Menit

BETAPA sering malaikat maut melihat dan menatap wajah seseorang, yaitu dalam waktu 24 jam sebanyak 70 kali. Seandainya manusia sadar hakikat tersebut, niscaya dia tidak akan lupa untuk mengingat mati.

Tetapi oleh karena malaikat maut adalah makhluk gaib, manusia tidak melihat kehadirannya, sebab itu manusia tidak menyadari apa yang dilakukan oleh Malaikatul maut.

Coba kita lihat 1 hari=24 jam=1440 menit. 1440 menit/70 kali malaikat melihat kita=20.571 menit, itu berarti Sang pencabut nyawa menziarahi kita setiap 21 menit.

Hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas bahwa Rasulullah bersabda:

“Bahwa malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenungi wajah seseorang, didapati orang itu sedang bergelak-ketawa. Maka berkata Izrail: Alangkah herannya aku melihat orang ini, padahal aku diutus oleh Allah untuk mencabut nyawanya kapan saja, tetapi dia masih terlihat bodoh dan bergelak ketawa.”

Seorang sahabat pernah bertanya: “Wahai Rasululloh, Siapakah orang mukmin yang paling cerdas?” Rasulullah menjawab: “Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling: baik dalam mempersiapkan kematian tersebut, itulah orang yang paling cerdas.” {HR. Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsamiy)

Semoga bisa menjadi asbab hidayah. [AllAboutIslam]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2317230/fakta-malaikat-maut-menziarahi-kita-tiap-21-menit#sthash.9mPeoyyu.dpuf

Menyedihkan, anak-anak Suriah hidup hanya untuk menunggu giliran dibunuh

Seperempat juta anak di daerah yang terkepung di Suriah sangat kekurangan makanan, obat-obatan dasar, dan air bersih, menurut sebuah laporan baru oleh Save the Children.

Dalam laporan yang dinamai “Childhood Under Siege”, kelompok bantuan internasioal juga mengecam dampak psikologis perang pada anak-anak di daerah yang terkepung, yang disebut penjara terbuka.

“Dalam setiap kelompok yang diwawancarai, anak-anak mengatakan mereka hidup dalam ketakutan serangan, dan orang tua mengatakan perilaku anak-anak mereka telah berubah -menjadi lebih menarik diri, agresif, atau tertekan,” kata laporan tersebut.

Petugas kesehatan juga dilaporkan beroperasi hanya dengan cahaya lilin. Mereka kehabisan obat dan bayi sakit menjadi sekarat di pos pemeriksaan karena keterlambatan dalam mencapai perawatan medis.

“Ketakutan telah menguasai. Anak-anak sekarang menunggu giliran mereka untuk dibunuh. Bahkan orang dewasa hidup hanya untuk menunggu giliran mereka untuk mati. Kapan giliran saya akan datang?” ujar Rihab, seorang ibu di Ghouta Timur, dalam laporan tersebut, sebagaimana dilansir Anadolu Agency (9/3/2016).

Dalam laporan tersebut, anak-anak terpaksa makan daun rebus dan pakan ternak untuk satu kali makan sehari-hari mereka.

“Anak-anak meninggal akibat kekurangan makanan dan obat-obatan di bagian Suriah hanya beberapa kilometer dari gudang yang dipenuhi dengan bantuan. Mereka ‘membayar’ kelambanan dunia,” kata Tanya Steele, CEO Save the Children. (fath/arrahmah.com)

By: arrahmah.com/Fath/Kamis, 30 Jumadil Awwal 1437 H / 10 Maret 2016

(nahimunkar.com)

Video Anak Suriah Ini Bikin Netizen Berurai Air Mata

Perang selalu membawa kesedihan dan penderitaan bagi siapapun. Salah satu pihak yang paling merasa sengsara karena perang adalah anak-anak. Di saat anak-anak di bagian dunia lain bisa merasakan kenyamanan hidup, anak-anak Suriah harus mengenyam pahitnya hidup karena mengungsi untuk menghindari perang yang melanda negeri mereka.

Anak-anak Suriah terpaksa harus ikut mengungsi bersama keluarganya ke negara lain untuk menghindari bom dan peluru yang bisa mengancam nyawa sepanjang siang dan malam.

Keadaan anak-anak yang berada di pengungsian terlihat menyedihkan. Mereka bangun di pagi hari dengan kekurangan susu dan bahan makanan. Realita ini sangat berbeda dengan kehidupan anak-anak di dunia barat yang merasakan nyamannya hidup dimana mereka mengawali hari dengan susu dan sarapan yang berlimpah.

Perbedaan tersebut dituangkan dalam sebuah video yang dibagikan melalui oleh akun Facebook Tribun Medan yang dilansir dari Huffington Post. Video tersebut mengabadikan kisah memilukan nasib anak-anak Suriah saat bangun di pagi hari di pengungsian mereka tanpa susu dan sarapan yang memadai.

Video yang berjudul “Anak Suriah” tersebut menjadi viral di internet. Netizen merasa sangat terharu bahkan sebagian mengaku meneteskan airmata melihat video yang diunggah pada Senin (4/4) itu. Sampai saat ini video tersebut sudah ditonton ratusan ribu netizen.

Memulai harinya dengan nyaman, kehidupan anak dari negara barat digambarkan jauh menyenangkan dengan nasib anak suriah yang harus bersedih dengan penderitaan setiap harinya. Video tersebut dibuat oleh lembaga kemanusiaan dan dimaksudkan untuk menggalang dana bagi anak-anak Suriah yang menjadi korban perang.

Videonya,klik di sini!

 

 

sumber:Bersama Islam

Ini Manfaat Pernikahan Diketahui Umum

NABI Muhammad saw telah mendorong umatnya untuk menyebarluaskan pernikahan dengan menyelenggarakan walimatul ursy. Anjuran untuk melakukan walimah, walaupun tidak sampai berhukum wajib akan tetapi nabi sangat menganjurkan (sunnah muakkadah). Nabi saw bersabda;

“Adakah walimah walaupun dengan seekor kambing”.[HR. Imam Bukhari dan Muslim]

Banyak hal-hal positif yang dapat diraih seseorang dari penyiaran pernikahan; di antaranya adalah ; (1) untuk mencegah munculnya fitnah di tengah-tengah masyarakat; (2) memudahkan masyarakat untuk memberikan kesaksiannya, jika kelak ada persoalan-persoalan yang menyangkut kedua mempelai; (3) memudahkan untuk mengidentifikasi apakah seseorang sudah menikah atau belum.

Hal semacam ini tentunya berbeda dengan pernikahan yang tidak disiarkan, atau dirahasiakan (siri). Selain akan menyebabkan munculnya fitnah; misalnya jika perempuan yang dinikahi siri hamil, maka akan muncul dugaan-dugaan negatif dari masyarakat terhadap perempuan tersebut; pernikahan siri juga akan menyulitkan pelakunya ketika dimintai persaksian mengenai pernikahannya. Jika ia tidak memiliki dokumen resmi, maka dalam semua kasus yang membutuhkan persaksian, ia harus menghadirkan saksi-saksi pernikahan sirinya; dan hal ini tentunya akan sangat menyulitkan dirinya. Atas dasar itu, anjuran untuk mencatatkan pernikahan di lembaga pencatatan negara menjadi relevan, demi mewujudkan kemudahan-kemudahan bagi suami isteri dan masyarakat serta untuk mencegah adanya fitnah.

Bahaya terselubung surat nikah

Walaupun pencatatan pernikahan bisa memberikan implikasi-implikasi positif bagi masyarakat, hanya saja keberadaan surat nikah acapkali juga membuka ruang bagi munculnya praktek-praktek menyimpang di tengah masyarakat. Lebih-lebih lagi, pengetahuan masyarakat tentang aturan-aturan Islam dalam hal pernikahan, talak, dan hukum-hukum ijtimaaiy sangatlah rendah, bahwa mayoritas tidak mengetahui sama sekali. Diantara praktek-praktek menyimpang dengan mengatasnamakan surat nikah adalah;

Pertama, ada seorang suami mentalak isterinya sebanyak tiga kali, namun tidak melaporkan kasus perceraiannya kepada pengadilan agama, sehingga keduanya masih memegang surat nikah. Ketika terjadi sengketa waris atau anak, atau sengketa-sengketa lain, salah satu pihak mengklaim masih memiliki ikatan pernikahan yang sah, dengan menyodorkan bukti surat nikah. Padahal, keduanya secara syariy benar-benar sudah tidak lagi menjadi suami isteri.

Kedua, surat nikah kadang-kadang dijadikan alat untuk melegalkan perzinaan atau hubungan tidak syariy antara suami isteri yang sudah bercerai. Kasus ini terjadi ketika suami isteri telah bercerai, namun tidak melaporkan perceraiannya kepada pengadilan agama, sehingga masih memegang surat nikah. Ketika suami isteri itu merajut kembali hubungan suami isteri padahal mereka sudah bercerai, maka mereka akan terus merasa aman dengan perbuatan keji mereka dengan berlindung kepada surat nikah. Sewaktu-waktu jika ia tertangkap tangan sedang melakukan perbuatan keji, keduanya bisa berdalih bahwa mereka masih memiliki hubungan suami isteri dengan menunjukkan surat nikah.

Inilah beberapa bahaya terselubung di balik surat nikah. Oleh karena itu, penguasa tidak cukup menghimbau masyarakat untuk mencatatkan pernikahannya pada lembaga pencatatan sipil negara, akan tetapi juga berkewajiban mendidik masyarakat dengan hukum syariat agar masyarakat semakin memahami hukum syariat, dan mengawasi dengan ketat penggunaan dan peredaran surat nikah di tengah-tengah masyarakat, agar surat nikah tidak justru disalahgunakan.

Selain itu, penguasa juga harus memecahkan persoalan perceraian yang tidak dilaporkan di pengadilan agama, agar status hubungan suami isteri yang telah bercerai menjadi jelas. Wallahu alam bi al-shawab. []

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2317197/ini-manfaat-pernikahan-diketahui-umum#sthash.7Rbhka5T.dpuf

Kisah Kiai Jawa Bertemu Mualaf Eropa di Jabal Rahmah

Jabal Rahmah, sebuah bukit di padang Arafah yang menjadi saksi pertemuan Adam dan Hawa kembali mempertemukan dua anak manusia. Pada 9 Dzulhijjah  1366 Hijriyah atau 1947 Masehi,  seorang Kiai asal Jawa, Abdussalam, bertemu dengan seorang Eropa yang baru berganti nama.

Sesudah bersalaman, dia memperkenalkan diri sebagai Abdusyukur. “Saya mualaf. Baru lima bulan menganut agama Islam,”kata Abdusyukur seperti dituliskan Abdussalam dalam memoarnya di dalam buku Naik Haji di Masa Silam 1482-1964 karya Henri Chambert Loir.

Abdusyukur berkisah, sudah lama dia berkelana mencari Tuhan. Dia mendalami berbagai agama yang tak juga memuaskan hatinya. “Enam bulan berselang, saya tengah berjalan-jalan di Kota Paris yang permai itu. Terdengar oleh saya azan di menara masjid di kota itu. Bagaikan ada perintah halus ke dalam hati saya untuk menjadi orang Islam. Saya jumpai imam masjid itu. Di tangannyalah saya menjadi umat Islam. Sekarang ini, saudara..”katanya sambil menangis tersedu-sedu.

Pada awal abad ke-19, Islam bukan hal baru di Eropa, termasuk Prancis. Setelah Perang Dunia I, sebuah masjid raya didirikan di Paris sebagai rasa terima kasih kepadatirailleurs Muslim, sebutan bagi pasukan infrantri Prancis pada masa Napoleon Bonaparte berkuasa. Mereka direkrut dari wilayah-wilayah jajahan Prancis, salah satunya Aljazair. Negeri nenek moyang pelatih Real Madrid dan bekas pemain sepak bola terbaik dunia, Zinedine Zidane. Lewat masjid, pemerintah hendak memberi penghargaan kepada para 100 ribu tirailleurs yang tewas saat bertempur melawan Jerman.

Pada 1944, tercatat ada 550 ribu tentara Afrika-Prancis. Banyak di antara mereka direkrut, baik terpaksa maupun sukarela, dari koloni-koloni Prancis. Dari jumlah itu, sebanyak 134 ribu dari Aljazair, 73 ribu dari Maroko, 26 ribu asal Tunisia, dan 92 ribu dari koloni lain di Afrika.  Selain bertempur pada Perang Dunia 1, tentara multiras itu diterjunkan dalam pertempuran di Italia pada 1943 untuk mengusir Jerman dari Monte Cassino.

Masjid itu berdiri pada 1926. Mengikuti gaya Mudejar yang mewarisi arsitektur Andalusia, masjid ini memiliki sebuah menara setinggi 33 meter. Selama Perang Dunia ke-2, saat Prancis dicaplok Nazi, Jerman, imam masjid Si Kaddour Benghabrit pernah menjadikan masjid itu untuk melindungi pengungsi Aljazair dan Yahudi Eropa. Benghabrit menjamin akan menyediakan kamar, perjalanan yang aman hingga sertifikat kelahiran Muslim palsu untuk melindungi mereka dari eksekusi Jerman.

Meski demikian, Prancis tetaplah Prancis. Negara yang trauma dengan adanya kekuasaan di tangan kaum borjouis dan pemuka agama. Revolusi Prancis pada 1789 menghancurkan dominasi Gereja Katolik. Hingga sekarang, Prancis memberi contoh kepada banyak negara demokrasi di Eropa tentang praktik pemisahan kekuasaan antar agama dan negara alias sekularisme.

Hanya, sekularisme di negeri Menara Eifel tak berarti menutup hidayah bagi pencari Tuhan seperti Abdusyukur. Seperti dikisahkan oleh Abdussalam, Abdusyukur malah memeluk Islam usai mendengar lantunan azan di Paris. Hingga, mualaf itu pun berkesempatan untuk menunaikan rukun Islam kelima untuk berangkat haji.

Saat menjalankan wukuf di Arafah, Abdusyukur melihat ratusan ribu Muslim dibalut pakaian putih. Suara-suara zikir manusia bergema dari bukit tandus itu. Mereka menengadahkan tangan untuk menjadi sebenar-benarnya hamba.

“Kami memuji Allah yang Ia telah menjadikan kami umat kekasih-Nya Muhammad SAW. Dan dengan nikmat yang satu ini sudah padalah (cukuplah) bagi kami. Benar saudara, katanya. Biar saya tak mempunyai kapal udara, tidak punya mobil, tidak punya gedung yang permai, dengan kurnia-Nya saya menjadi umat Islam ini, sudah lebih dari dunia dengan isinya.”

 

sumber: Republika Online