Menteri Agama: Jangan Tergiur Iming-iming Haji Singkat

Pemerintah melalui Kementerian Agama sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Arab Saudi maupun negara tetangga seperti Filipina, agar kasus dokumen palsu menggunakan visa negara lain tidak terjadi lagi saat musim haji 1438M/2017H.

Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, koordinasi penting dilakukan karena sesuai amanat undang-undang, Indonesia tidak mengenal Dwi Kewarganegaraan.

“Brunei, Malaysia sudah pasti kuota hajinya juga habis. Berdasarkan pengalaman tahun lalu kita sudah berkoordinasi dengan pemerintah Arab Saudi, maupun Filipina untuk tidak mengeluarkan paspor bagi jemaah haji Indonesia,” ungkap Lukman Hakim Saifuddin di sela pembekalan Media Centre Haji di kantor Kementrian Agama RI, Senin, 17 Juli 2017.

Dalam hal ini Lukman menekankan kejujuruan, sebab ibadah baginya harus sesuai ketentuan dan aturan. Karena itu sosialisasi terus dilakukan terkait hal ini.

“Kita ingin menekankan ibadah haji itu harus sesuai ketentuan. Kita terus melakukan sosialisasi, agar jangan mau ditipu oknum yang memanfaatkan keterbatasan informasi dengan iming-iming berangkat haji secara singkat,” katanya.

 

VIVA

Manusia, Makhluk yang tak Pernah Puas

MANUSIA adalah makhluk yang tidak pernah puas. Ia tidak akan puas dengan keinginannya yang sudah terwujud, karena masih banyak keinginan lain yang ingin dimilikinya.

Keinginan yang ada dalam diri manusia sebenarnya adalah hal yang baik. Coba bayangkan jika seseorang kehilangan keinginannya untuk makan dan mencari nafkah misalnya. Tentu tak lama lagi ia akan mati. Namun keinginan itu juga dapat menghancurkan hidup seseorang.

Keinginan yang belum terwujud dapat menimbulkan penyakit iri dan dengki.

Allah Berfirman,

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah Dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS.An-Nisa: 32)

 

 

Pelajaran yang dapat kita ambil dari ayat ini adalah:

1. Jika kita ingin menikmati kenikmatan yang telah Allah berikan kepada kita maka jangan sibuk menghitung-hitung apa yang dimiliki orang lain. Karena hasilnya kita akan selalu merasa gelisah dan tak sempat menikmati kenikmatan yang telah kita miliki. Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah Dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.

2. Sejak awal, Islam terus berusaha mengangkat kehormatan setiap wanita. Baik lelaki maupun wanita mempunyai hak milik masing-masing. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan.

3. Perasaan iri dengan apa yang dimiliki orang lain hanya akan membuat hidup kita menjadi sempit dan susah. Pikiran kita dipenuhi dengan amarah dan kebencian. Hasilnya kita hanya bisa menyalahkan diri sendiri, orang lain bahkan menyalahkan tuhan.

Solusinya, buang perasaan dengki itu dan mintalah kepada Allah yang Maha Memberi kelebihan. Karena rasa iri, hasud dan dengki hanya akan merugikan diri sendiri. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.

4. Salah satu kaidah dalam tafsir adalah bahwa kita harus memperhatikan Nama Allah yang digunakan di akhir ayat. Karena nama-nama itu adalah kunci untuk memahami keseluruhan ayat. Dan pada ayat ini, Allah Mengakhiri Firman-Nya dengan kalimat,”Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Akhir ayat ini akan menjelaskan semuanya. Sungguh Allah swt Maha Mengetahui kepada siapa Dia akan memberi kelebihan, berapa banyak yang akan Dia berikan dan untuk apa Dia memberi kelebihan. Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya.

Jika belum diberi, mungkin kita belum layak.  Jika diberi sedikit, mungkin itu lebih baik untuk kita

Jika orang lain diberi, mungkin mereka sudah layak. Jika orang lain memiliki, mungkin itu adalah ujian dari Allah

Intinya, jangan pernah sibuk untuk membanding-bandingkan apa yang dimiliki orang lain dengan apa yang kita miliki. Karena hal itu hanya akan membuat hidup kita terasa sempit dan gelisah. Mintalah sebanyak apapun kepada Dzat yang Maha Memberi kelebihan kemudian pasrahkan semua kepada-Nya.

Mungkin kita akan bertanya, kenapa Allah memberi kelebihan pada sebagian orang saja? Kenapa tidak memberi sama rata? Dalam Kitab-Nya,

Allah berfirman,

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhan-mu? Kami-lah yang Menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah Meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat memanfaatkan sebagian yang lain.

Dan rahmat Tuhan-mu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS.Az-Zukhruf 32). Allah ingin Menciptakan keseimbangan dalam kehidupan dunia. Dia Memberi kelebihan kepada sebagian orang agar mereka dapat saling membantu kepada sesama.

Semoga kita terhindar dari penyakit iri dan dengki hingga bisa menikmati kenikmatan yang telah Dikaruniakan Allah kepada kita.[]

 

MOZAIK

Inikah 10 Dosa Penghalang Rezeki Anda?

SETIAP manusia bahkan setiap makhluk melata di muka bumi ini pasti diberi rezeki oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Firman Allah SWT, “Dan tak ada satupun makhluk melata di bumi kecuali Allah-lah yang memberikan rezekinya.”(QS. Hud: 11)

Namun ada kalanya seorang muslim seret rezekinya. Misalnya bertahun-tahun tidak mendapat penghasilan padahal telah berusaha. Mencari pekerjaan nggak dapat-dapat. Buka usaha selalu rugi.

Bisa jadi itu ujian, namun jika pernah melakukan salah satu dari 10 dosa ini, menurut Al-Ustadz Yusuf Mansur itu adalah hukuman yang harus bertobat dulu kepada Allah Subhanahu wa Taala.

Berikut ini adalah 10 dosa yang menghalangi rezeki:

  1. Syirik kepada Allah, menyekutukan Allah
  2. Meninggalkan atau melalaikan shalat
  3. Berbuat zina
  4. Durhaka kepada orangtua
  5. Memakan uang haram
  6. Berjudi
  7. Minum khamr atau minuman keras
  8. Memutuskan silaturahim
  9. Suka ghibah
  10. Kikir alias pelit

Jika 10 dosa itu tidak pernah dilakukan tetapi rezekinya terkesan sulit alias seret, insya Allah itu adalah ujian dari Allah sebagaimana anak yang tak pernah melakukan kesalahan ia mengikuti ujian untuk naik kelas. Dari kelas 4 ke kelas 5, dari kelas 5 ke kelas 6, dari kelas 6 lulus SD menuju SMP.

Jika ujian, maka solusinya hanya sabar. Namun jika pernah melakukan salah satu dari 10 dosa penghalang rezeki tersebut, langkah pertama adalah bertobat. Tobat nasuha. Tobat sungguh-sungguh terlebih dahulu, menyesal dan tidak akan mengulanginya. Setelah itu baru sabar. Insya Allah dengan demikian rezeki kembali lancar.

 

[Bersamadakwah]

Zikir-zikir Paling Dicintai Allah SWT

ZIKIR adalah kunci ketenangan dan kebahagiaan hidup di dunia serta kesejahteraan di akhirat kelak.

Saking pentingnya zikir, tujuan utama dari perintah shalat adalah mengingat Allah Taala ketika berdiri, rukuk, duduk, sujud, dan dalam kehidupan selepas salam. Sedangkan shalat merupakan amal yang pertama dihisab di akhirat kelak.

Berdizikir hendaknya menjadi kebiasaan seorang hamba yang beriman. Jangan lalai apalagi enggan. Upayakan. Prioritaskan. Tak ada yang lebih penting di dunia ini selain mengabdi kepada Allah Taala, salah satunya dengan selalu mengingat nama-Nya di setiap jenak kehidupan.

Ada begitu banyak kalimat zikir yang disunahkan. Namun, ada di antaranya yang menjadi kalimat-kalimat yang paling disukai Allah Taala.

Dua Kalimat

Sebagaimana disebutkan dalam al-Adzkar, Imam an-Nawawi mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada Abu Dzarr al-Ghifari, “Maukah engkau kuberitahu kalimat yang paling dicintai Allah Taala?”

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya ucapan yang paling disukai Allah Taala adalah “Subhanallahi wa bihamdihi” (Mahasuci Allah dan segala puji hanya bagi-Nya).”

Empat Kalimat

Empat kalimat ini amat masyhur di kalangan kaum Muslimin pecinta dzikir. Bisa diucapkan dalam satu kalimat utuh, dipisah-pisah, dan bisa dibaca sesuai kondisi seseorang.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Samurah bin Jundab, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Kalimat yang paling dicintai Allah Taala ada empat.”

Ialah; “Subhanallah” (Mahasuci Allah), “Alhamdulillah” (Segala puji bagi Allah), “Laa ilaha ilallah” (Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), “Allahu akbar” (Allah Mahabesar).

Di akhir riwayat yang dikutip oleh Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memberikan petunjuk, “Tidak ada salahnya bagimu untuk memulai (membacanya)nya dari kalimat yang mana.”

Paling Utama

Diriwayatkan secara hasan oleh Imam at-Tirmidzi, Jabir bin Abdillah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, zikir yang paling utama adalah “Laa ilaha ilallah” (Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah).”

Ya Allah, bantulah kami untuk senantiasa mengingat nama-Mu, mudahkan dan istiqamahkan kami untuk mensyukuri semua nikmat-Mu, dan kuatkan kamu untuk membaguskan kualitas ibadah kepada-Mu. [bersamadakwah]

 

MOZAIK

Adab Berzikir Bagi Para Perindu Allah

BERZIKIR mempunyai adab-adab tertentu, baik sebagai pengantar, sesudah, atau ketika pelaksanaannya. Ada adab yang bersifat lahiriah dan ada pula yang bersifat batiniah.

Adab Pengantar

Sebelum melaksanakan zikir, sebaiknya sang salik terlebih dulu bertobat, membersihkan jiwa dengan riyadhoh (olah) rohani, melembutkan sirr (batin) dengan menjauhkan dan dengan kaitan hati dengan makhluk, memutuskan segala penghalang, memahami ilmu-ilmu agama, dan mempelajari syarat rukun dalam fardlu ‘ain, mempertegas tujuan-tujuuan luhur sebagai spirit tahapan utamanya, yang bersifat syar’i. Ia juga harus memilih zikir yang sesuai dengan kondisi batinnya.

Setelah itu, barulah ia berzikir dengan tekun dan terus menerus.

Di antara adab yang perlu diperhatikan yaitu hendaknya ia memakai pakaian yang halal, suci, dan wangi. Kesucian batin bisa terwujud dengan memakan makanan yang halal. Zikir waiau pun bisa melenyapkan bagian-bagian yang berasal dari makanan haram, tetapi manakaia batinnya sudah kosong dari yang haram atau syubhat, maka zikir tersebut akan lebih mencerahkan kalbu.

Namun, jika dalam batinnya masih terdapat sesuatu yang haram, ia terlebih dahulu akan dicuci dan dibersihkan oleh zikir. Pada kondisi tersebut, fungsi zikir sebagai penerang kalbu menjadi sifatnya lebih lemah. Ibarat air yang dipergunakan untuk mencuci sesuatu yang terkena najis, najisnya akan hilang. Tetapi, pada saat yang sama ia tak bisa membuat benda yang terkena najis tadi menjadi lebih bersih.

Oleh karena itu, sebaiknya ia dicuci uiang sehingga ketika benda yang dicuci itu telah bersih dari najis, ia akan bertambah cemerlang dan bersinar ketimbang saat dicuci pertama kali. Demikian puia saat zikir turun ke dalam kalbu. Kalau kalbu tersebut gelap, zikir akan membuatnya terang. Tetapi, kalau kalbu tersebut sudah terang, zikir akan membuatnya jauh lebih terang.

Adab Penyerta

Ketika zikir dilaksanakan hendaknya disertai niat ikhlas. Majelis tempat zikirnya diberi aroma wewangian. Ketika duduk hendaknya bersila menghadap kiblat, bila berzikir sendirian. Tetapi, kalau bersama-sama, hendaknya ia berzikir dalam lingkungan majelis. Selanjutnya telapak tangannya diletakkan di atas paha dan matanya dipejamkan seraya terus menghadap ke depan.

Sebagian ulama berpandangan, jika ia berada di bawah bimbingan seorang syekh (Mursyid), ia membayangkan sang syekh sedang berada di hadapannya. Sebab, ia adalah pendamping dan pembimbing dalam meniti jalan rohani. Selain itu, hendaknya kalbu dan zikirnya itu dikaitkan dengan orientasi sang syekh disertai keyakinan bahwa semua itu bersambung dan bersumber dari Nabi saw. Sebab, syekhnya itu merupakan wakil Nabi saw.

(Namun sejumlah Ulama Thariqah Sufi melarang membayangkan wajah syeikh, karena apa pun seorang syeikh atau Mursyid kategorinya tetap makhluk. Di dalam Alquran disebutkan, “Kemana pun engkau menghadap, maka disanalah wajah Allah.” Bukan wajah makhluk. Dikawatirkan pula, jika di akhir hayat seseorang, yang tercetak dalam bayangannya adalah wajah makhluk, para Ulama Sufi mempertanyakan, apakah ia secara hakiki husnul khotimah atau su’ul khotimah? Pent.)

Ketika membaca La Ilaaha Illalloh dengan penuh kekuatan disertai pengagungan. Ia naikkan kalimat tersebut dari atas pusar perut. Lalu, dengan membaca Laa Ilaaha hendaknya ia berniat melenyapkan segala sesuatu selain Allah swt, dari kalbu. Dan ketika membaca Illalloh, hendaknya ia menghujamkan ke arah jantung, agar Illalloh tertanam dalam kalbu, kemudian mengalirkan ke seluruh tubuh serta menghadirkan zikir dalam qalbunya setiap saat.

Menurut sebagian ulama mengatakan, “Pengulangan zikir tidak benar, kecuali dengan refleksi makna, selain makna yang pertama.”

Dan tingkatan zikir yang minimal adalah setiap kali seseorang membaca Laa Ilaaha Illalloh, kalbunya harus bersih dari segala sesuatu selain Allah swt. Jika masih ada, ia harus segera melenyapkannya. Jika ketika berzikir kalbunya masih menoleh pada sesuatu selain Allah swt, berarti ia telah menempatkan berhala bagi dirinya.

Allah swt, berfirman, “Tahukah kamu orang yang mempertuhankan hawa nafsunya.” (Q.S. al-Furqan: 43) `Janganiah kamu membuat Tuhan selain Allah .” (Q.S. al-Isra’: 22). “Bukankah Aku teiah memerintahkan kepadamu wahai Bani Adam agar kamu tidak menyembah setan.” (Q.S. Yasin : 60).

Dalam hadis, Rasul saw juga bersabda, “Sungguh rugi hamba dinar dan sungguh rugi hamba dirham.” Dinar dan dirham tidak disembah dengan cara rukuk dan sujud kepadanya, tetapi dengan adanya perhatian kalbu kepada keduanya.

La Ilaaha Illalloh, tidak benar diucapkan kecuali dengan penapian segala hal selain Allah dari diri dan kalbunya. Manakala dalam dirinya masih ada gambaran inderawi, walau seribu kali diucapkan, maka maknanya tidak membekas di kalbu.

Namun, bila kalbu tersebut telah kosong dari hal-hal selain Allah swt, meskipun hanya membaca kata Allah, satu kali saja, ia akan menemukan kelezatan yang tak bisa diungkapkan.

Syeikh Abdurrahman al-Qana’y mengatakan, “Suatu kali aku mengucapkan La Ilaaha Illalloh, dan tak pernah kembali lagi padaku.”

Di kalangan Bani Israel ada seorang budak hitam yang setiap kali ia membaca La Ilaaha Illalloh, tubuhnya dari kepala hingga kaki-berubah warna putih. Demikianlah, ketika seorang hamba mewujudkan kalimat La Ilaaha Illalloh, sebagai kondisi kalbunya, lisan tak bisa mengaksentuasikan.

Meskipun La Ilaaha Illalloh adalah segala muara orientasi, ia adalah kunci pembuka hakikat kalbu.

Ada yang memilih untuk membaca zikir di atas dengan cara disambung sehingga seolah-olah menjadi satu kata tanpa tersusupi oleh sesuatu dari luar ataupun lintasan pikiran dengan maksud agar setan tak sempat masuk. Cara membaca zikir seperti ini dipilih dengan melihat kondisi salik yang masih lemah dalam mendaki jaian spiritual akibat belum terbiasa. Selain terutama karena ia masih tergolong pemula. Menurut para uiama, ini adalah cara tercepat untuk membuka kalbu dan mendekatkan diri pada Allah swt.

Menurut sebagian ulama, memanjangkan bacaan La Ilaaha Illalloh lebih baik dan lebih disukai. Karena, pada saat dipanjangkan, dalam benaknya muncul semua yang kontra Allah, kemudian, semua itu ditiadakan seraya diikuti dengan membaca Illalloh. Dengan demikian, cara ini lebih dekat kepada sikap ikhlas sebab ia tidak mengokohkian sifat Ilahiyah, yaitu walaupun dinafikan dengan Laa Ilaaha secara nyata, sesungguhnya ia telah menetapkan dengan “Illa” keadaannya, namun “Illa” itu sendiri merupakan cahaya yang ditanamkan dalam qalbu yang kemudian mencerahkannya.

Sebagian lagi berpendapat sebaliknya. Menurut mereka, tidak membaca panjang lebih utama. Sebab, bisa jadi kematian datang di saat sedang membaca la ilaha (tidak ada tuhan), sebelum sampai pada kata Illalloh, (kecuali Allah swt,).

Sementara menurut yang iain, biia kalimat tersebut dibaca dengan tujuan untuk berpindah dari wilayah kekufuran menuju iman, maka tidak membaca panjang lebih utama agar ia lebih cepat berpindah kepada iman. Namun, kalau ia berada dalam kondisi iman, membaca secara panjang lebih utama .

Adab berikut

Manakala sang salik terdiam dengan upaya menghadirkan qalbunya, karena bersinggungan dengan anugerah ruhani dibalik zikir berupa kondisi ghaybah (kesirnaan diri) paska zikir, yang juga disebut dengan “kelelapan”, maka jika Allah swt, mengirim angin untuk menebar rahmat-Nya berupa hujan, Allah swt, juga mengirim angin zikir untuk menebar rahmat-Nya yang mulia berupa sesuatu yang bisa menyuburkan kalbu dalam sesaat saja. Padahal, itu tak bisa dicapai meskipun lewat perjuangan ruhani dan riyadhoh tiga puluh tahun lamanya. Adab-adab ini harus dimiliki oleh seorang pezikir yang dalam kondisi sadar dan bisa memilih.

Sedangkan bagi pezikir yang kehilangan pilihan karena tidak sadar bersamaan dengan masuknya limpahan zikir dan rahasia ke dalam dirinya, lisannya bisa jadi mengucapkan kata Allah, Allah, Allah atau Huw, Huw, Huw, Huw, atau La, La, La, atau Aa..Aa..Aa.. atau Ah, Ah, Ah, atau suara yang berbunyi. Adabnya adalah pasrah total pada anugerah Ilahi yang membuatnya tenang dan diam.

Semua adab di atas diperlukan oleh mereka yang akan melakukan zikir lisan. Adapun zikir kalbu tidak membutuhkan adab-adab tersebut.

 

MOZAIK

5 Tips Sehat untuk Calon Jemaah Haji

MUSIM HAJI sudah dekat. Para calon jamah haji perlu mempersiapkan diri secara matang keberangkatannya. Agar bisa menunaikan semua ibadah dan rukun haji, menjaga kesehatan sangat penting dilakukan. Badan yang sehat akan membuat Anda lebih khusyuk dalam menjalani serangkaian ibadah haji.

Berikut ini sejumlah cara sehat untuk Anda para calon jemaah haji.

1. Menjaga Kebersihan
Dilansir situs Kementerian Kesehatan Arab Saudi, menjaga kebersihan dan higienitas sangat penting untuk dilakukan. Beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan antara lain mandi secara rutin, membersihkan tangan dengan air dan sabun, terutama jika Anda setelah bersin dan batuk. Selain itu, penting juga bagi Anda memelihara kebersihan mulut dan gigi.

Menjaga kebersihan dari luar tubuh, seperti berganti pakaian setiap hari juga diperlukan. Tak lupa, perhatikan kebersihan asrama Anda dengan rajin membersihkannya dan membuang sampah pada tempatnya, serta jangan meludah sembarangan karena bisa menjadi sumber infeksi penyakit.

2. Menggunakan Masker
Masker wajah sangat direkomendasikan saat berhaji. Masker ini akan sangat berguna ketika Anda berada di tempat-tempat yang ramai, seperti saat Tawaf dan berjalan dari Safa dan Marwa. Masker sebaiknya diganti secara berkala, yakni setiap 6 jam sekali. Jangan lupa untuk mencuci tangan Anda setelahnya.

3. Hati-hati saat Makan
Dilansir Alarabiya, penyakit saat haji kerap kali diakibatkan karena salah makan. Diare, salah satunya sering disebabkan oleh makanan yang sudah tidak baik. Jika ada rasa yang salah atau Anda berpikir makanan itu sudah terlalu lama, lebih dari dua jam dibiarkan begitu saja, jangan ragu untuk membuangnya.

Jika Anda terkena diare, segera lakukan pencegahan dini. Hindari makanan yang mengandung serat. Selain itu, kurangi makanan yang mengandung lemak dan makanan yang digoreng karena justru akan membuat perut Anda terasa lebih buruk.

4. Cukupkan Minum Air Putih
Selain itu, Anda harus tetap terhidrasi dengan cara minum air putih yang cukup. Banyak melakukan kegiatan selama haji akan membuat Anda banyak mengeluarkan cairan. Minum 8 hingga 10 gelas air putih adalah jumlah ideal untuk Anda yang berada di cuaca panas maupun yang melakukan aktivitas tinggi.

5. Beristirahat yang Cukup
Terakhir, masih dari Alarabiya, jangan sepelekan istirahat. Anda harus mengetahui kapan tubuh Anda memberi sinyal lelah. Jangan berlebihan dan tenangkan diri Anda. Cari tempat teduh dan beristirahat jika Anda mulai lelah saat melakukan aktivitas haji jika dibutuhkan.

 

 

VIVA

Orang-orang yang Celaka dalam Alquran

ADA beberapa kelompok yang disebut celaka dalam Alquran. Beberapa kali Allah menggunakan kata “Celaka !” bagi tipe-tipe manusia tersebut.

Siapa saja mereka?

1.Yahudi

“Maka celakalah orang-orang yang menulis kitab dengan tangan mereka (sendiri), kemudian berkata, “Ini dari Allah,” (dengan maksud) untuk menjualnya dengan harga murah. Maka celakalah mereka, karena tulisan tangan mereka, dan celakalah mereka karena apa yang mereka perbuat.”(Al-Baqarah 79)

2.Musyrik

“Dan celakalah bagi orang-orang yang mempersekutukan-(Nya), (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka ingkar terhadap kehidupan akhirat.”(Fussilat 6-7)

3.Kafir

“Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka. Maka celakalah orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang agung!”(Maryam 37)

4.Pembohong

“Celakalah bagi setiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa.”(Al-Jatsiyah 7)

5.Pendusta Agama

“Maka celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.”(At-Thur 11)

“Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran).”(Al-Mursalat 15, 19,24,28,34,37,40,45,47,49)

*Kata “Celaka bagi mereka yang mendustakan (kebenaran)” disebut 10x dalam surat Al-Mursalat

6.Berhati Keras

“Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.”(Az-Zumar 22)

7.Pengumpat

“Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela.”(Al-Humazah 1)

8.Lalai Terhadap Waktu Salat

“Maka celakalah orang yang salat. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap (waktu) salatnya”(Al-Maun 4)

9.Mengurangi Timbangan

“Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!”(Al-Muthoffifin 1). [khazanahalquran]

 

MOZAIK

Inilah 8 Keutamaan Hari Jumat yang Masih Jarang Diketahui Banyak Orang

Di dalam ajaran Islam, semua hari adalah baik. Namun, ada satu hari yang yang mempunyai kemuliaan dan keutamaan tersendiridi antara 7 hari yang ada dalam satu pekan,karena di hari itu juga memiliki nilai historis dalam sejarah islam.

Ya, hari tersebut adalah hari Jum’at, yang menurut kalender hijriah, jum’at adalah hari yang keenam dalam satu pekan.

Kata Jumat berasal dari Bahasa Arab – Jumu’ah – yang berarti berkumpul, karena pada hari itu semua orang islam yang laki-laki akan berkumpul ketika sholat jum’at.

Hari Jumat mempunyai beberapa keutamaan dibandingkan dengan hari-hari lainnya karena berbagai hal, sedikitnya ada 8 keistimewaannya seperti di bawah ini seperti dikutip dari kabarmakkah.com.

1. Hari Jum’at adalah Sebaik-baik Hari.

Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW beliau bersabda:

“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya (hari cerah) adalah hari Jum’at, (karena) pada hari ini Adam diciptakan, hari ini pula Adam dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan darinya, dan tidaklah akan datang hari kiamat kecuali pada hari Jum’at.” (HR Muslim).


2. Di Hari Jumat Terdapat Waktu Yang Mustajab untuk Berdo’a.

Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda:

Sesungguhnya di hari Jum’at terdapat satu waktu yang mustajab bila seorang hamba muslim melaksanakan shalat dan memohon sesuatu kepada Allah pada waktu itu, niscaya Allah akan mengabulkannya. Rasulullah SAW mengisyaratkan dengan tangannya menggambarkan sedikitnya waktu itu” (HR. Muttafaq Alaih)

Seorang ulama’ ternama, Ibnu Qayyim Al Jauziah mengatakan bahwa waktu yang mustajab itu ada versi, sebagaimana ditunjukan dalam banyak hadits yang shohih, pertama saat duduknya khatib sampai selesainya shalat. Kedua, sesudah Ashar, dan ini adalah pendapat yang terkuat dari dua pendapat tadi” (Zaadul Ma’ad Jilid I/389-390).

3. Shodaqoh Di Hari Jumat Lebih Utama Dibanding Hari Lainnya

Ibnu Qayyim menambahkan: “Sadekah pada hari itu dibandingkan dengan sedekah pada enam hari lainnya ibarat sadekah pada bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.

4. Hari Diturunkannya Ampunan

Salman Al Farisi berkata, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang mandi pada hari Jum’at, bersuci sesuai kemampuan, merapikan rambutnya, mengoleskan parfum, lalu berangkat ke masjid, dan masuk masjid tanpa melangkahi diantara dua orang untuk dilewatinya, kemudian shalat sesuai tuntunan dan diam tatkala imam berkhutbah, niscaya diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum’at”. (HR. Bukhari).

5. Jalannya Orang yang Shalat Jum’at adalah Pahala

Aus bin Aus berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Siapa yang mandi pada hari Jum’at, kemudian bersegera berangkat menuju masjid, dan menempati shof terdepan kemudian dia diam, maka setiap langkah yang dia ayunkan setara dengan pahala puasa dan shalat selama satu tahun, dan itu adalah hal yang mudah bagi Allah”. (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan, dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah).


6. Hari Tatkala Allah SWT Menampakkan Diri Pada hamba-Nya yang Beriman di Surga

Sahabat Anas bin Malik ketika mengomentari ayat: – Dan Kami memiliki pertambahannya – (QS.50:35) mengatakan:

“Allah menampakkan diri pada mereka setiap hari Jum’at”.

7. Hari Besar Islam Yang Berulang Setiap Pekan

Ibnu Abbas berkata, Rasulullah SAW bersabda:

“Hari ini adalah hari besar yang Allah tetapkan bagi umat Islam, maka siapa yang hendak menghadiri shalat Jum\at hendaklah mandi terlebih dahulu.” (HR. Ibnu Majah).

8. Orang Islam Yang Wafat di Malam atau Hari Jum’at Insyaallah Khusnul Khatimah

Diriwayatkan oleh Ibnu Amru, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap muslim yang mati pada siang hari Jum’at atau malamnya, niscaya Allah akan menyelamatkannya dari fitnah kubur”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

 

 

TRIBUN JABAR

Khatib Jumat Diminta Sampaikan Kondisi Miris Masjid Al-Aqsha

Khatib shalat Jumat  diharapkan menyampaikan informasi terbaru kepada jamaah tentang kondisi Masjid Al-Aqsa di Palestina yang hari ini mengalami kondisi yang miris. Sebagaimana diketahui, sejak beberapa hari terakhir Masjid Al-Aqsa telah ditutup oleh penjajah Israel.

Hal tersebut disampaikan Sekjend Pengurus Wilayah Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia (PW Bakomubin) Provinsi  Aceh, Teuku Zulkhairi MA.  Menurut Zulkhairi, Masjid Al-Aqsa merupakan salah satu simbol terpenting peradaban umat Islam. Masjid ini merupakan kiblat pertama umat Islam, juga disebut dalam Alquran sebagai tempat di mana Nabi Muhammad SAW  memulai perjalanan Mi’raj untuk menerima kewajiban shalat sehari semalam lima waktu bagi umat Islam.

“Oleh sebab itu, kata Zulkhairi, sangat layak dan bahkan merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk peduli pada kemuliaan Al-Aqsa,” kata Zulkhairi dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/7).

Sementara hari ini, kata Zulkhairi,  kabar terakhir dari berbagai sumber, kondisinya sangat miris sekali. Bahkan untuk shalat  Jumat  di Al-Aqsa saja umat Islam di Gaza dilarang oleh Israel. Begitu juga azan turut dilarang untuk dikumandangkan. Ini kondisi paling buruk bagi Al-Aqsa sejak puluhan terakhir, yaitu sejak terakhir kali Israel menutup masjid ini pada tahun 1967.

“Ini merupakan penghinaan paling berat Israel kepada umat Islam saat di mana kita menyaksikan dunia Islam sedang berpecah belah sehingga tidak mampu mencegah Israel dari kebiadabannya menghina Masjid Al-Aqsha dan seluruh umat Islam, “ ujar mahasiswa Program Doktor UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.

Dengan penyampaikan informasi tentang Al-Aqsa kepada jamaah, kata Zulkhairi lagi, diharapkan umat Islam sadar dan memahami tanggung jawab besar di pundak mereka untuk membantu keselamatan Masjid Al-Aqsa. “Sebab, kondisi miris Masjid Al-Aqsa hari ini menandakan bahwa umat Islam saat ini berada di puncak kelemahannya,” tuturnya.

Oleh sebab itu, peran khatib untuk menyampaikan kondisi ini kepada umat sangat diharapkan. “Bagi masyarakat biasa membantu dengan cara mendoakan agar penjajah Israel segera hengkang dari bumi Palestina. Sementara bagi pejabat atau politisi dan siapa saja yang memiliki kekuasaan agar melakukan upaya diplomasi-diplomasi untuk meminta dunia internasional agar memaksa Israel menghentikan provokasi mereka di Masjid Al-Aqsa, “ pungkas Zulkhairi.

 

REPUBLIKA

4 Manfaat Berbuat Baik

Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni).

Hadis di atas menunjukkan bahwa Rasullullah SAW menganjurkan umatnya selalu berbuat baik terhadap orang lain dan makhluk lainnya. Berbuat baik adalah indikator seorang Mukmin sebenarnya. Eksistensi manusia ditentukan oleh bagaimana ia bisa memberi manfaat kepada orang lain. Adakah dia berguna bagi orang lain, atau malah sebaliknya, menjadi parasit buat yang lainnya.

Setiap perbuatan yang kita tanam, maka akan kembali kepada orang yang berbuat. Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman, “Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri.” (QS Al-Isra:7)

Manfaat yang dimaksud bukan sekadar manfaat materi, tapi juga bisa berupa antara lain; pertama, baik ilmu agama maupun ilmu umum/dunia. Manusia bisa memberikan kemanfaatan kepada orang lain dengan ilmu yang dimilikinya.

Ilmu syar’i dan umum yang diajarkan kepada orang lain juga merupakan bentuk kemanfaatan tersendiri. Terlebih, jika dengan ilmu itu orang lain mendapatkan life skill (keterampilan hidup), lalu dengan life skill itu, ia mendapatkan nafkah untuk sarana ibadah dan menafkahi keluarganya.

Ilmu yang diajarkan itu kelak akan menjadi amal jariyah. Nabi SAW bersabda, “Jika seseorang meninggal maka terputuslah amalnya, kecuali tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang manfaat, dan anak saleh yang mendoakan orang tuanya.” (HR Muslim).

Kedua, materi (harta/kekayaan). Manusia juga bisa memberikan manfaat kepada sesamanya dengan harta/kekayaan yang ia punya. Bentuknya bisa bermacam-macam. Secara umum, mengeluarkan harta di jalan Allah (infak). Infak yang wajib adalah zakat. Dan yang sunah biasa disebut sedekah. Memberikan kemanfaatan harta juga bisa dengan pemberian hadiah kepada orang lain. Tentu, yang nilai kemanfaatannya lebih besar adalah pemberian kepada orang yang paling membutuhkan.

Ketiga, tenaga/keahlian. Manusia bisa memberikan kemanfaatan kepada orang lain dengan tenaga yang ia miliki. Misalnya, jika ada perbaikan jalan kampung, ia bisa memberikan kemanfaatan dengan ikut bergotong royong. Ketika ada pembangunan masjid, ia bisa membantu dengan tenaganya.

Keempat, sikap yang baik. Sikap yang baik kepada sesama juga termasuk kemanfaatan. Baik kemanfaatan itu terasa langsung ataupun tidak langsung. Maka Rasulullah SAW memasukkan senyum kepada orang lain sebagai sedekah, karena mengandung unsur kemanfaatan. Dengan senyum dan sikap baik kita, kita telah mendukung terciptanya lingkungan yang baik dan kondusif.

Agar hidup kita benar-benar memberi manfaat yang banyak bagi manusia, maka lakukanlah segala kebaikan itu semata-mata hanya karena mengharap ridha Allah.

 

Oleh: Bahron Ansor

REPUBLIKA