Jangan terlewat, ini 12 amalan bulan Muharram. Islam mengajarkan bahwa Muharram merupakan salah satu diantara empat bulan yang mulia. Sebagaimana dijelaskan dalam Surah At-Taubah [9] : 36
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan suci. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At Taubah [9] : 36)
Kemudian empat bulan suci yang dimaksud adalah (1) Dzulqa’dah; (2) Dzulhijjah; (3) Muharram; (4) Rojab. Lalu kenapa bulan-bulan tersebut disebut bulan haram? Berikut penjelasan ulama mengenai hal ini, Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan,
“Dinamakan bulan haram karena dua makna. Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula sangat diagungkan jika dilakukan pada bulan haram ini.” (Lihat Zadul Maysir, Ibnul Jauziy, tafsir surat At Taubah ayat 36)
Ada 12 Amalan Bulan Muharram dari Para Ulama Muslim
Dari penjelasan di atas maka sudah jelas bahwasannya Muharram merupakan bulan yang penuh keutamaan. Namun, tentunya keutamaan itu harus diisi dengan berbagai amalan-amalan yang berbobot, sehingga momen tersebut benar-benar bernilai, baik secara individual maupun sosial.
Berikut ini klasifikasi jenis-jenis amalan yang hendaknya diperbanyak selama bulan Muharram dari para ulama muslim, kurang lebihnya ada 12:
Melakukan shalat
Berpuasa
Menyambung silaturahim
Bersedekah
Mandi
Memakai celak mata
Berziarah kepada ulama (baik yang hidup maupun yang meninggal)
Menjenguk orang sakit
Menambah nafkah keluarga
Memotong kuku
Mengusap kepala anak yatim
Membaca Surat al-Ikhlas sebanyak 1000 kali.
Nah guna mempermudah ingatan umat muslim, sebagian ulama merangkumnya dalam bentuk nadham, sebagaimana yang dilakukan Syekh Abdul Hamid dalam kitabnya Kanzun Naja was Surur Fi Ad’iyyati Tasyrahus Shudur
“Ada sepuluh amalan di dalam bulan ‘asyura, yang ditambah lagi dua amalan lebih sempurna. Puasalah, sholatlah,sambung silaturrahim, ziarah orang alim, menjenguk orang sakit dan celak mata. Usaplah kepala anak yatim, bersedekah, dan mandi, menambah nafkah keluarga, memotong kuku, membaca surat al-Ikhlas 1000 kali”.
Demikian penjelasan 12 amalan bulan Muharram. Semoga bermanfaat.
Bulan Dzulhijjah akan segera berakhir. Maka tak lama lagi kita akan berjumpa dengan bulan Muharram, yakni bulan pertama di awal Tahun Baru Hijriah. Oleh karenanya ketika memasuki bulan Muharram tersebut, sebagai umat muslim hendaknya memperbanyak dzikir dan doa agar terjaga dari hal-hal yang tidak baik selama setahun ini. Inilah panduan dzikir malam 1 Muharram.
Jika dilihat dalam kalender malam Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah diperingati pada hari Selasa, 18 Juli 2022 setelah Sholat Magrib. Berikut ini panduan amalan dzikir malam 1 Muharram yang dihimpun oleh KH. Abd. Kholiq Hasan, M.HI., Wakil Rais Syuriyah PCNU Jombang dan KH. Abdul Nashir Fattah, Rois Syuriah PCNU Jombang, selengkapnya yakni:
Membaca Surat Yasin
Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda:
قَالَ رَسُوْلُ الله ـ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مَنْ قَرَأَ يٰسۤ فَيْ لَيْلَةٍ أَصْبَحَ مَغْفُوْرًا لَهٗ
Artinya: “Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Barangsiapa membaca Yasin pada malam harinya, maka paginya dia diampuni dosanya,” (HR. Abu Ya’la).
Melihat dari penjelasan ayat tersebut alangkah baiknya jika kita mebaca Surah Yasin tersebut di Malam 1 Muharram dengan harapan segala dosa-dosa kita dilebur habis, dan mendapat pengampunan dari Allah SWT.
Membaca Ayat Kursi yang Dimulai dengan Bacaan Basmalah
Malam awal tahun atau malam 1 Muharram setelah shalat Magrib membaca Ayat Kursi (Al Baqarah ayat 225) sebanyak 360 kali.
Artinya: “Allah, tiada yang layak disembah kecuali Dia yang hidup kekal lagi berdiri sendiri. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberikan syafaat di sisi-Nya kecuali dengan izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka.
Mereka tidak mengetahui sesuatu dari ilmu-Nya kecuali apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat menjaga keduanya. Dia maha tinggi lagi maha agung.”
Allaahumma antal abadiyyul qadiimul awwal. Wa ‘alaa fadhlikal ‘azhiimi wa kariimi juudikal mu’awwal. Haadzaa ‘aamun jadiidun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fiihi minas syaithaani wa auliyaa’ih, wal ‘auna ‘alaa haadzihin nafsil ammaarati bis suu’i, wal isytighâla bimaa yuqarribunii ilaika zulfaa, yaa dzal jalaali wal ikraam.
Artinya: “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”
Pertanyaan ini mungkin jarang sekali kita dengar. Bahkan, bagi banyak orang akan terasa aneh dan terkesan tidak penting. Padahal, mengenal Allah dengan benar (baca: ma’rifatullah) merupakan sumber ketentraman hidup di dunia maupun di akherat. Orang yang tidak mengenal Allah, niscaya tidak akan mengenal kemaslahatan dirinya, melanggar hak-hak orang lain, menzalimi dirinya sendiri, dan menebarkan kerusakan di atas muka bumi tanpa sedikitpun mengenal rasa malu.
Berikut ini, sebagian ciri-ciri atau indikasi dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta keterangan para ulama salaf yang dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam menjawab pertanyaan di atas:
Pertama; Orang Yang Mengenal Allah Merasa Takut Kepada-Nya
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang yang berilmu saja.” (QS. Fathir: 28)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “…Ibnu Mas’ud pernah mengatakan, ‘Cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai bukti keilmuan.’ Kurangnya rasa takut kepada Allah itu muncul akibat kurangnya pengenalan/ma’rifah yang dimiliki seorang hamba kepada-Nya. Oleh sebab itu, orang yang paling mengenal Allah ialah yang paling takut kepada Allah di antara mereka. Barangsiapa yang mengenal Allah, niscaya akan menebal rasa malu kepada-Nya, semakin dalam rasa takut kepada-Nya, dan semakin kuat cinta kepada-Nya. Semakin pengenalan itu bertambah, maka semakin bertambah pula rasa malu, takut dan cinta tersebut….” (Thariq al-Hijratain, dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/97])
Kedua; Orang Yang Mengenal Allah Mencurigai Dirinya Sendiri
Ibnu Abi Mulaikah -salah seorang tabi’in- berkata, “Aku telah bertemu dengan tiga puluhan orang Shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan mereka semua merasa sangat takut kalau-kalau dirinya tertimpa kemunafikan.” (HR. Bukhari secara mu’allaq).
Suatu ketika, ada seseorang yang berkata kepada asy-Sya’bi, “Wahai sang alim/ahli ilmu.” Maka beliau menjawab, “Kami ini bukan ulama. Sebenarnya orang yang alim itu adalah orang yang senantiasa merasa takut kepada Allah.” (dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/98])
Ketiga; Orang Yang Mengenal Allah Mengawasi Gerak-Gerik Hatinya
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “..Begitu pula hati yang telah disibukkan dengan kecintaan kepada selain Allah, keinginan terhadapnya, rindu dan merasa tentram dengannya, maka tidak akan mungkin baginya untuk disibukkan dengan kecintaan kepada Allah, keinginan, rasa cinta dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya kecuali dengan mengosongkan hati tersebut dari ketergantungan terhadap selain-Nya. Lisan juga tidak akan mungkin digerakkan untuk mengingat-Nya dan anggota badan pun tidak akan bisa tunduk berkhidmat kepada-Nya kecuali apabila ia dibersihkan dari mengingat dan berkhidmat kepada selain-Nya. Apabila hati telah terpenuhi dengan kesibukan dengan makhluk atau ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat maka tidak akan tersisa lagi padanya ruang untuk menyibukkan diri dengan Allah serta mengenal nama-nama, sifat-sifat dan hukum-hukum-Nya…” (al-Fawa’id, hal. 31-32)
Keempat; Orang Yang Mengenal Allah Selalu Mengingat Akherat
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, maka akan Kami sempurnakan baginya balasan amalnya di sana dan mereka tak sedikitpun dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak mendapatkan apa-apa di akherat kecuali neraka dan lenyaplah apa yang mereka perbuat serta sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Huud: 15-16)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersegeralah dalam melakukan amal-amal, sebelum datangnya fitnah-fitnah (ujian dan malapetaka) bagaikan potongan-potongan malam yang gelap gulita, sehingga membuat seorang yang di pagi hari beriman namun di sore harinya menjadi kafir, atau sore harinya beriman namun di pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya demi mendapatkan kesenangan duniawi semata.” (HR. Muslim)
Kelima; Orang Yang Mengenal Allah Tidak Tertipu Oleh Harta
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya perbendaharaan dunia. Akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah rasa cukup di dalam hati.” (HR. Bukhari). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya anak Adam itu memiliki dua lembah emas niscaya dia akan mencari yang ketiga. Dan tidak akan mengenyangkan rongga/perut anak Adam selain tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa pun yang mau bertaubat.” (HR. Bukhari)
Keenam; Orang Yang Mengenal Allah Akan Merasakan Manisnya Iman
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga perkara, barangsiapa memilikinya maka dia akan merasakan manisnya iman…” Di antaranya, “Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya daripada segala sesuatu selain keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan bisa merasakan lezatnya iman orang-orang yang ridha kepada Rabbnya, ridha Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim).
Ketujuh; Orang Yang Mengenal Allah Tulus Beribadah Kepada-Nya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu dinilai berdasarkan niatnya. Dan setiap orang hanya akan meraih balasan sebatas apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya [tulus] karena Allah dan Rasul-Nya niscaya hijrahnya itu akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena [perkara] dunia yang ingin dia gapai atau perempuan yang ingin dia nikahi, itu artinya hijrahnya akan dibalas sebatas apa yang dia inginkan saja.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, tidak juga harta kalian. Akan tetapi yang dipandang adalah hati dan amal kalian.” (HR. Muslim). Ibnu Mubarak rahimahullah mengingatkan, “Betapa banyak amalan kecil yang menjadi besar karena niat. Dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil gara-gara niat.” (Jami’ al-’Ulum wal Hikam oleh Ibnu Rajab).
Demikianlah, sebagian ciri-ciri orang yang benar-benar mengenal Allah. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk termasuk dalam golongan mereka. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Berikut ini adalah doa ketika susah tidur dari Rasulullah. Peristiwa tersohor seputar latar belakang doa ketika susah tidur ini berasal dari Sahabat Zaid bin Tsabit ra. Sahabat pencatat wahyu itu mengadukan kegusaran yang menimpanya kepada Nabi Muhammad SAW terkait susah tidur.
Rasulullah SAW pun mengajarkan beliau sebuah doa. Setelah beliau mengamalkan doa tersebut, penyakit susah tidurnya sembuh dengan izin Allah SWT. Begitu diceritakan dalam salah satu riwayat oleh Ibnu Sunni.
Inilah lafadz doa itu:
اللَّهُمَّ غارَتِ النُّجومُ، وهَدأَتِ العُيونُ، وأنت حَيٌّ قيُّومٌ لا تأْخُذُك سِنةٌ ولا نومٌ، يا حَيُّ يا قيُّومُ، أهْدِئْ لَيْلِي، وأنِمْ عَيْنَيَّ
Allahumma Gharati annujumu wahadati al ‘uyuni, wa anta hayyun qayyum la takhuzuka sinatun wa la naum, ya hayyun ya qayyum, ahdi laili, wa anim ‘ainayya
Artinya: “Ya Allah, telah tenggelam segala bintang, telah terlelap dengan tenang segenap mata. Sementara Engkau Maha Hidup dan Maha Perkasa. Engkau tidak dipengaruhi kantuk dan tidur. Wahai Dzat yang Maha Hidup dan Maha Perkasa, tenangkan malamku dan tidurkan kedua bola mataku.”
Kisah lain seputar doa penawar ketika dihinggapi susah tidur, datang dari Sahabat Khalid bin Walid ra. Pahlawan jihad itu juga pernah mengadukan kondisi susah tidur kepada Rasulullah SAW. Kepada beliau, Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa untuk melerai kondisi yang beliau derita. Riwayat ini diceritakan oleh Ibnu Hibban.
Lafaz doa ketika susah tidur yang diajarkan Rasulullah kepada beliau adalah:
‘Audzu bi kalimatillahi at tammati min ghadabihi wa ghadabihi wa ‘iqabihi wa syarri ‘ibadihi, min hazamati asysyaitoni wa an yahdurna
Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemarahan, siksaan dan kejahatan hamba-hamba-Nya, dan dari godaan-godaan setan serta kehadirannya di hadapanku.”
Masih dari sahabat Khalid bin Walid ra, salah satu riwayat menceritakan bahwa beliau diajarkan oleh Rasulullah SAW doa untuk mengatasi kesulitan tidur yang beliau derita. Riwayat ini sebagaimana ditulis oleh Imam Tirmidzi. Lafadz doanya sebagai berikut:
اللَّهمَّ رَبَّ السمواتِ السبعِ وما أظلَّتْ، وربَّ الأرَضينِ وما أقلَّتْ، وربَّ الشياطينِ وما أضلَّتْ، كنْ لي جارًا من شرِّ خلقِكَ كلّهم جميعاً أنْ يَفْرُطَ عليَّ أحدٌ منهم وأنْ يَبْغِيَ عَلَيَّ عَزَّ جَارُكَ وجَلَّ ثَنَاؤُكَ ولَا إلٰهَ غَيْرُكَ وَلَا إلٰهَ إلَّا أنْتَ
Allahumma rabba as samawati as sab’i wa ma azallat, wa rabba ardina wa ma akallat, wa rabba adhallat, kun lu jaran min syarri kholkika kulluhum jamian an yafruta alayya ahadun minhum wa anyabgiya alayya ‘azza jaruka wa jalla tanauka wa la ilaha ghairuka wa la ilaha illa anta
Artinya: “Ya Allah, Tuhan tujuh lapis langit dan apa yang menaunginya, Tuhan tujuh lapis bumi dan apa yang ada di dalamnya, serta Tuhan setan dan apa yang tersesat. Jadikanlah untukku pelindung dari kejahatan seluruh makhluk-Mu, yang ingin melakukan kejahatan kepadaku, serta melakukan makar kepadaku. Sungguh mulia perlindungan-Mu, sungguh agung pujian kepada-Mu, tidak ada tuhan selain Engkau, dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau.”
Itulah doa-doa untuk mengatasi susah tidur atau lazim disebut insomnia, yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Doa-doa tersebut bisa dipraktekkan sekaligus ataupun pilihan. Namun jika insomnianya berasal dari kecemasan berlebihan (overthinking), salah satu doa yang diajarkan kepada sahabat Khalid bin Walid ra itu, tepat jadi pilihan. Sebagaimana rekomendasi ulama lainnya.
Semua doa-doa ini dikutip dari Kitab al-Azkar Imam Nawawi. Sekalipun seluruh doa-doa ini status periwayatannya dha’if, tetapi tetap boleh diamalkan. Karena riwayat-riwayat yang dikutip Imam Nawawi dalam kitabnya tersebut, termasuk doa-doa di atas, merupakan hasil seleksi yang sudah disesuaikan dengan syarat-syarat kebolehan beramal. Sebagaimana diterangkan Imam Nawawi di awal kitab tersebut.
Demikian penjelasan terkait doa ketika susah tidur dari Rasulullah. Semoga bermanfaat.
PRU (Pilihan Raya Umum) ke-15 di Malaysia tahun lalu, mempertontonkan kentalnya isu politik identitas di negara jiran itu. CIJ [The Center for Independent Journalism) Malaysia mencatat; sepanjang tempo masa kampanye sampai beberapa hari setelah PRU (20 Oktober hingga 26 November 2022), terdapat 91.417 postingan berbau politik identitas. Angka-angka itu merupakan kalkulasi dari temuan 66.933 postingan unsur etnis ditambah 24.484 postingan memuat isu agama.
CIJ menghimpun data itu setelah memantau berbagai platform yang dimanfaatkan selama PRU. Pantauan juga dilakukan terhadap media sosial seperti tiktok, facebook, twitter dan tiktok. Sialnya ditemukan; penabur utama tajuk politik identitas di berbagai platform itu adalah para politisi.
Populernya tajuk politik identitas pada PRU 15 itu menegaskan kembali catatan polarisasi masyarakat di Malaysia, setelah sempat mereda pada PRU sebelumnya; tahun 2018. Faktor pengiring bergulirnya kembali bola panas politik identitas pada PRU itu adalah penurunan batas umur pemilih menjadi 18 tahun untuk pertama kali. Faktor itu berjalan seiring dengan terampilnya generasi belia dalam menyetel medsos seperti Tiktok.
Peserta PRU 15 di Malaysia
PRU di Malaysia sama seperti Pemilu (Pemilihan Umum) di Indonesia, instrumen demokrasi yang diserahi mandat menyeleksi wakil rakyat yang akan duduk di Parlemen. Bedanya, PRU di Malaysia menggunakan sistem distrik (single-member constituency), dimana sebuah partai politik atau koalisi partai politik hanya meletakkan satu calon untuk satu daerah pemilihan. Sementara Pemilu di Indonesia menggunakan sistem proporsional (multi-member constituency), partai politik menyerahkan sederet daftar nama calon untuk satu daerah pemilihan.
Dalam sistem sistem pemilihan distrik, rivalitas antar partai politik atau koalisi partai politik mencolok benar. Partai politik menjadi faktor penting pengunci kemenangan. Diatas tajuk-tajuk besar yang diperkenalkan partai politik itulah, masing-masing calon memainkan peranan menyabet dukungan pemilih.
Sejak awal pengumuman PRU, 20 Oktober tahun lalu, tiga koalisi besar partai politik mendominasi lajunya tajuk-tajuk populer masa kampanye di seluruh Malaysia. Gabungan pertama BN (Barisan Nasional), kedua PN (Perikatan Nasional), ketiga PH (Pakatan Harapan). Kecuali itu, Negara Bagian Serawak punya corak politiknya sendiri.
Koalisi partai politik BN merupakan koalisi berbasis etnis. Kita bisa lihat itu dari nama-nama partai politik yang menyertai koalisi ini; UMNO singkatan dari United Malays National Organisation, partai MIC singkatan dari Malaysian Indian Congress, partai MCA singkatan dari Malaysian Chinese Association. Koalisi ini telah memerintah Malaysia selama enam dekade sejak merdeka.
Koalisi partai politik PN merupakan koalisi baru yang dibentuk setelah krisis politik di Malaysia pada tahun 2020. Koalisi ini dipimpin oleh dua partai besar; PAS (Partai Islam Se-Malaysia) dan PPBM (Partai Pribumi Bersatu Malaysia). Koalisi ini berhasil mendudukkan Muhyiddin Yassin menjadi Perdana Menteri Malaysia kedelapan selama 18 bulan (Maret 2020 – Agustus 2021).
Tajuk yang diserakkan oleh simpatisan koalisi itu selama PRU 15 adalah Melayu-Islam. Meskipun di dalam koalisi itu terdapat partai politik yang didominasi etnis China; Partai Gerakan Rakyat Malaysia. Tetapi partai itu terlihat seperti melukut di tepi gantang dalam koalisi tersebut.
Sedangkan koalisi partai politik PH melabeli diri sebagai penggasak politik identitas (populer disebut politik perkauman di Malaysia). Koalisi ini dipelopori tiga partai besar; PKR (Partai Keadilan Rakyat), DAP (Demokratic Action Party), dan PAS (Partai Amanah Negara). Koalisi ini diejek sebagai liberal dalam beberapa rujukan seputar PRU 15.
Politik Identitas dan Golnya
Tajuk kerusuhan 13 Mei 1969, menjadi populer selama PRU 15 di Malaysia. Berdasarkan pantauan media Malaysia AstroAwani.com, tajuk itu sengaja dipromosikan oleh beberapa akun di TikTok. Konten itu berhasil mendulang ratusan ribu pemutaran.
Kerusuhan 13 Mei 1969 merupakan kerusuhan melibatkan etnis Melayu dan China di Kuala Lumpur, Malaysia. Peristiwa itu menelan ratusan korban. Kerusuhan tersebut berakar pada suatu peristiwa politik setelah PRU di masa lalu.
Apapun niat awal konten itu dinaikkan, pada tahap tertentu telah digunakan untuk memantik api politik identitas. Karena kerusuhan 13 Mei 1969 itu, berawal dari keberhasilan pertama partai politik China menggembosi dominasi partai politik UMNO dan koleganya di Parlemen Malaysia. Sekalipun UMNO tetap keluar sebagai pemenang PRU kala itu.
Sentimen tentang kecemasan kejadian itu berulang, diapikan berbarengan dengan sentimen kecemasan hilangnya kekuasaan politik Melayu-Islam di Malaysia. Tujuannya untuk menggasak partai politik yang bekerja sama dengan partai dominasi etnis China. Meskipun masing-masing gabungan, bekerja sama dengan setidaknya satu partai politik dominasi etnis China.
Sasaran yang diserbu sebenarnya para pemilih belia, yang pertama kali menggunakan hak pilihnya, setelah parlemen Malaysia menurunkan batas minimal umur pemilih dari 21 tahun menjadi 18 tahun, pada tahun 2019. Jumlah mereka tercatat sebanyak 4 juta dari 21,1 juta pemilih. Hampir seluruh mereka menggunakan aplikasi TikTok.
Usaha tersebut bekerja dengan baik, PRU 15 itu dilabeli sebagai “PRU TikTok” sebagaimana direkamkan media Malaysianow.com. Meskipun PRU 15 berakhir dengan tidak ada koalisi partai politik yang mendominasi kursi Parlemen Malaysia. Sehingga harus dibentuk sebuah pemerintahan campuran di Malaysia pada penghujung tahun lalu.
Meskipun PRU telah berakhir, hujatan-hujatan berbau agama dan etnis masih terus marak di berbagai media sosial rakyat Malaysia. Jika ketika PRU sengaja diproduksi oleh oknum politisi untuk meloloskan maksudnya, ujaran kebencian itu setelah PRU diproduksi secara natural.
Saya mengikuti secara virtual dua buah live kajian umum di Malaysia lewat kanal Youtube, pada awal tahun ini. Ketika menyimak kuliah umum itu, saya harus menutup kolom komentar. Kolom komentar yang berisi cacian sentimen agama dan etnis tanpa ujung, sangat mengganggu kekhusyukan. Padahal kajian umum itu disampaikan Syekh Ali Jum’ah bersama Habib Umar, satunya lagi Syekh Yusri Jabr al-Hasani. Ulama-ulama ini tidak ada kaitannya dengan PRU 15 itu.
Akhirnya
Pertama; wilayah Indonesia yang luas dan dihuni oleh lebih dari 622 suku-suku besar, memperlambat laju politik identitas berbau etnis. Nyatanya memang tidak ada partai politik nasional yang memperjuangkan kepentingan etnis tertentu.
Tetapi dengan sistem pemilu proporsional terbuka di Indonesia, isu etnis berpeluang menjadi agenda oknum kader partai. Karena kompetitor dalam sistem pemilu proporsional terbuka tidak hanya kader partai lain, kader partai yang sama dalam satu daerah pemilihan adalah kompetitor juga.
Kedua; politik identitas bertajuk agama berpeluang dijadikan agenda terselubung oleh partai politik tertentu, seperti pemilu 2019 lalu. Jika isu di Malaysia adalah ketertindasan Melayu-Islam, di Indonesia isunya ketertindasan orang Islam. Modalnya bisa jadi sentimen kecemasan terhadap kebangkitan komunis, faktor ekonomi yang didominasi non-muslim keturunan Tionghoa.
Ketiga; sentimen politik identitas itu seperti api dalam sekam, pada waktunya kobarannya bisa tidak terkendali. Tentu kita tidak ingin terulang tragedi kerusuhan Mei 1998 yang menyasar etnis Tionghoa sebagai korban. Efek dari sentimen anti-China yang ditabur beberapa tahun sebelum itu.
Keempat; penggunaan media sosial seperti TikTok, Twitter, Youtube dan WhatsApp sebagai alat kampanye telah dimulai. Penyebaran sentimen politik identitas lewat media tersebut, ekonomis dan efisien untuk menjangkau pemilih muda. Kasus PRU 15 di Malaysia harus kita ambil jadi pengajaran di pemilu 2024.
Kelima; yang seharusnya kita dengar dari politisi adalah visi bernegara yang lebih baik, bukan kobaran kecemasan atas nama agama, etnis, ras, atau kelompok. Mengutip Buya Syafii, pragmatisme politik yang tuna moral dan tuna visi adalah lahan subur politik identitas. Ketika pemodal menyerakkan uang pembeli suara rakyat, pada saatnya politisi melarat akan mengapikan sentimen politik identitas.
Seorang dokter asal Spanyol meninggalkan Kristen dan memilih Islam sebagai keyakinan yang ia anut. Dirinya merupakan lulusan Sekolah Yesuit St Stanislaus Koska di Malaga, Spanyol.
Ia adalah dokter bedah lulusan Universitas Complutense de Madrid (1973) serta merupakan seorang pakar di bidang neuropsikologi.
Bisa dikatakan bahwa perkembangan Islam di Spanyol tidak signifikan sebelum orang ini menjadi mualaf. Namun, Islam di Spanyol menjadi luar biasa usai orang ini menjadi bagiannya.
Francisco Escodero Pedati
Setelah masuk Islam dan menjadi mualaf pada tahun 1979, ia mengubah namanya dari Fransisco menjadi Mansur. Setahun kemudian pada 1980, Mansour mendirikan Komunitas Muslim Spanyol yang nantinya berganti menjadi Masyarakat Islam Spanyol.
Pria yang lahir pada 7 November 1947 kemudian menjadi salah satu pendiri Persatuan Institusi Agama di Spanyol, pendiri situs web “Islam” dan berpartisipasi dalam perjanjian kerjasama negara-negara Muslim dengan Asosiasi Islam di negara matador.
Mansur Escudero menjadi satu-satunya tokoh Islam Spanyol dalam “500 Tokoh Islam Paling Berpengaruh di Dunia”.
Istri
Sebelum ikut masuk Islam dan berganti nama menjadi “Sabura”, kami tidak menemukan catatan yang menyebutkan nama asli istri dari Mansur. Sabura turut terlibat dalam membantu perjuangan suaminya mengembangkan komunitas Islam dengan menjadi kepala editor di website Islam.
Pada 28 Oktober 1998, Sabura, istri Mansur Escodero, meninggal secara misterius, setelah ditikam secara brutal oleh pembunuh tak dikenal.
Meski begitu, kematian istrinya tidak membuatnya terintimidasi dan terus menyebarkan Islam tanpa henti.
Masjid Cordoba
Mansur terkenal karena perjuangannya menuntut hak agar umat Islam dapat sholat di masjid Cordoba, hal yang oleh esktrem kanan Spanyol tentang. Masjid Cordoba awalnya adalah sebuah gereja bernama St Vincent. Pada tahun 987 saat Islam mulai masuk ke Spanyol, Emir Abdurrahman membeli gereja tersebut dan mengubahnya menjadi masjid.
Namun, saat Kerajaan Kristen Spanyol menaklukkan Cordoba pada abad 13 mereka merebut dan mengubah masjid tersebut menjadi gereja dan melarang umat Islam beribadah di sana.
Surat ke Vatikan dan Demonstrasi
Mansur bahkan mengirim surat ke ‘Vatikan’ memintanya untuk campur tangan agar mengizinkan umat Islam di kota itu berdoa di masjid bersejarah terbesar di kota itu, yang berubah menjadi gereja setelah jatuhnya kota pada tahun 1236 M/633 Migrasi, tetapi permintaannya ditolak.
Tidak patah arang, Mansur bersama Muslim Spanyol melakukan bermacam cara. Salah satunya adalah aksi demonstrasi dengan menggelar sajadah dan sholat di tengah Masjid Cordoba.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Georgetown American Catholic Research University, di mana Mansur Escodero adalah “satu-satunya Muslim Hispanik” dalam daftar Muslim paling berpengaruh di dunia, menjadi anggota pendiri dan direktur beberapa lembaga Islam, dan upayanya yang berkelanjutan untuk menyebarkan Islam dan mempertahankannya, dan berusaha mendapatkan izin bagi umat Islam untuk berdoa di Masjid Cordoba.
Mansur Escodero wafat saat melaksanakan shalat Subuh pada 3 Oktober 2010 pada usia 63 tahun.
Kami mohon kepada Allah SWT untuk melimpahkan ampunan kepadanya
Semoga Allah memberinya firdaus tertinggi dan membalasnya dengan pahala terbaik atas apa yang telah dia berikan kepada Islam.*
Air zamzam tersebut sudah dikirim melalui Bandara Jeddah.
Jamaah haji Indonesia tak perlu khawatir dengan oleh-oleh air zamzam. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyiapkan 10 liter air zamzam. Lima liter diterima di asrama begitu sampai di Tanah Air, tambahan lima liternya lagi akan diterima di kantor wilayah Kementerian Agama kabupaten/kota.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023 M/1444 H Haryanto mengatakan, untuk penambahan 5 liter air Zamzam tersebut, PPIH sudah mengirim 90 ribu galon ke Indonesia.
“Mulai hari ini sudah kita kirim air Zamzam untuk jamaah gelombang satu. Tentunya ini masih kurang dan akan didistribusikan terus hingga nanti jemaah memiliki 10 liter Zamzam per orang,” kata Haryanto di Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah, Jumat (14/7/2023).
Air Zamzam tersebut sudah dikirim melalui Bandara Jeddah. Untuk pembagiannya di Tanah Air, secara teknis diserahkan kepada embarkasi masing-masing jemaah.
“Tentunya nanti akan diberitahukan kepada jemaah setelah tiba di Tanah Air,” ucapnya.
Untuk pengambilan tambahan 5 liter air zamzam, jamaah atau perwakilannya harus menunjukkan paspor. Air zamzam diambil di kantor wilayah Kemenag kabupaten/kota tempat masing-masing jamaah.
Haryanto meminta jamaah bersabar untuk mendapatkan tambahan 5 liter air zamzam, karena masih dalam proses pendistribusian. Ia menjamin seluruh jamaah akan mendapatkan tambahan 5 liter air zamzam tersebut.
Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat mengungkapkan, jamaah haji gelombang pertama yang sudah tiba di Tanah Air hingga Kamis malam sebanyak 62.615 jamaah dari 165 kloter. Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, hingga Jumat (14/7/2023) pukul 11.37 waktu Arab Saudi, jamaah yang sudah pulang ke Tanah Air sebanyak 65.539 dari 173 kloter. Semuanya merupakan jamaah haji gelombang satu yang pulang dari Bandara Jeddah.
Pemulangan jamaah haji gelombang pertama dari Bandara Jeddah akan berakhir pada 18 Juli 2023. Selanjutnya pemulangan akan berlangsung di Bandara Madinah, untuk jemaah haji gelombang dua.
Adapun total jamaah haji reguler 2023 sebanyak 209.782 orang. Mereka terbagi dalam 558 kloter. Sementara jumlah jemaah yang wafat hingga Jumat 14 Juli pukul 11.37 WAS, sudah bertambah lagi menjadi 616 orang.
”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, supaya kamu mendapatkan keberuntungan.” (QS. Ali ‘Imran: 130)
”Jika kamu tidak mengerjakan (yaitu meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu. Kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al-Baqarah: 279)
Seorang makhluk tidak akan pernah bisa memenangkan peperangan melawan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Hanya terdapat dua dosa yang pelakunya diancam dengan peperangan melawan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu memakan harta riba dan menyakiti wali Allah Ta’ala. [1]
”Orang-orang yang memakan (mengambil) riba, dia tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), ‘Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba.’ Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 275)
Allah Ta’ala mengancam dengan ancaman yang sangat keras, yaitu berada kekal di neraka, kepada seseorang yang kembali lagi memakan harta riba setelah dirinya diberi nasihat tentang haramnya memakan harta riba.
Para ulama berselisih pendapat apa makna firman Allah Ta’ala, ”Orang-orang yang memakan (mengambil) riba, dia tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.”
Di antara para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah orang yang memakan riba itu tidaklah bangkit dari kuburnya pada hari kiamat, kecuali dalam keadaan seperti orang gila. Sebagian lagi berpendapat bahwa maksudnya adalah orang yang memakan riba itu tidaklah melakukan transaksi riba, kecuali seakan-akan mereka itu orang gila yang tidak peduli dengan keadaan dan nasib orang lain karena sifat mereka yang sangat rakus.
Syekh Ibnu Utsaiminrahimahullah menjelaskan bahwa pendapat yang benar, jika satu ayat mengandung dua kemungkinan makna dan dua kemungkinan makna itu tidak saling bertentangan, maka ayat tersebut dimaknai dengan semua kemungkinan makna yang ada. Sehingga di dalam menafsirkan surah Al-Baqarah ayat 275 di atas, beliau membenarkan dua makna yang terdapat di kalangan para ulama tersebut.
Allah Ta’ala menyiksa orang yang berbuat maksiat setelah mereka menolak bertobat dari kemaksiatannya. Hal ini juga berlaku bagi pelaku riba yang diancam dengan peperangan melawan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Barangsiapa yang tetap memakan harta riba, maka mereka akan menjadi penghuni neraka. Inilah hukuman bagi pelaku riba di akhirat kelak.
Sedangkan hukuman baginya di dunia, Allah Ta’ala berfirman,
”Allah Ta’ala hancurkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. Al-Baqarah: 276)
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hancurnya harta riba adalah dengan:
Pertama, penghancuran yang sifatnya konkret.
Contoh penghancuran harta riba secara konkret adalah Allah Ta’ala menimpakan bencana dengan ditimpakan penyakit yang sangat parah kepada pelaku riba. Demikian pula, seluruh anggota keluarganya juga mengalami sakit yang serupa sehingga memerlukan banyak uang untuk membiayai pengobatan. Akhirnya, harta yang didapatkannya dengan riba akan habis dengan cepat. Atau Allah Ta’ala menimpakan kebakaran sehingga menghancurkan dan menghabiskan seluruh harta yang didapatkannya dengan jalan riba.
Kedua, penghancuran yang sifatnya abstrak.
Contoh penghancuran harta riba yang bersifat abstrak adalah seseorang yang mempunyai harta, akan tetapi dia pelit terhadap dirinya sendiri. Hartanya yang melimpah itu hanya disimpan sehingga dirinya bagaikan orang miskin yang tidak mempunyai harta. Keadaan orang ini lebih buruk dari keadaan orang yang benar-benar tidak memiliki harta. Dia tidak bisa merasakan manfaat harta tersebut, sehingga hancurlah hartanya. Contoh yang lain adalah dirinya menderita penyakit tertentu sehingga tidak boleh makan berbagai macam makanan yang lezat dan enak. Sehingga meskipun hartanya melimpah, dia tidak bisa memanfaatkan dan menikmati hartanya tersebut sedikit pun.
Semoga Allah Ta’ala menjaga dan melindungi kita semua. [2]
***
@Rumah Kasongan, 11 Dzulhijjah 1444/ 30 Juni 2023
Penulis: M. Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] Dari sahabat Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa Allah Ta’ala berfirman, ”Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan peperangan kepadanya.” (HR. Bukhari)
[2] Disarikan dari penjelasan Ustaz Dr. Aris Munandar, SS., MPI., ketika membaca kitab Al-Kabair, karya Adz-Dzahabi rahimahullah (dosa ketujuh).
Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka walbahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quw watuka wal qudrata qudratuka wal ‘ishmatta ‘ishmatuk. Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu wa in kaanafil ardhi fa-akhrijhu wa in kaana mu’assaran fayas sirhu wa in kaana haraaman fathahhirhu wa in kaana ba’iidan faqarribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quuwatika wa qudratika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shalihiin.
Artinya:
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu serta penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rizqiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Dzar ra, dari Nabi SAW beliau bersabda: ‘Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat sholat Dhuha mencukupi semuanya itu’,” (HR Muslim).
• Menjadi sholat kaum awwâbîn, yaitu orang-orang yang pulang (bertaubat) kepada Allah ta’ala
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: لَا يُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ. قَالَ: وَهِيَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ. (رواه الحاكم وقال: هذا حديث صحيح على شرط مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah SAW bersabda: ‘Tidak ada yang menjaga sholat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.’
Rasulullah SAW juga pernah bersabda: ‘Sholat Dhuha adalah sholat orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat’,” (HR al-Hakim dan ia berkata: “Ini hadits shahih sesuai syarat Imam Muslim).
• Setiap dua rakaat sholat Dhuha mempunyai keutamaan khusus
Artinya: “Diriwayatkan dari Ismail bin Ubaidillah, dari Abdullah bin Amr, ia berkata: ‘Aku bertemu dengan Abu Dzar radliyallahu ‘anh, lalu berkata: ‘Wahai Paman, beritahukanlah diriku pada suatu kebaikan.’ Lalu ia menjawab: ‘Aku bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana Kamu bertanya kepadaku.
Lalu beliau bersabda: ‘Bila Kamu sholat Dhuha dua rakaat maka tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai; bila Kamu sholat Dhuha empat rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik; bila Kamu sholat Dhuha enam rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat; bila Kamu sholat Dhuha delapan rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung; bila Kamu sholat Dhuha 10 rakaat maka pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu; dan bila Kamu sholat Dhuha 12 rakaat maka akan dibangunkan untukmu sebuah rumah di surga’,” (HR al-Baihaqi).
Dilansir di laman resmi PBNU, ada ketentuan waktu utama melaksanakan sholat dhuha. Waktu sholat Dhuha sebenarnya adalah mulai matahari terbit seukuran satu tombak sampai waktu zawâl sebagaimana telah disebutkan.
Namun, ada waktu yang lebih utama yaitu ketika terik matahari telah terasa panas. Dalam fiqih diistilahkan dengan rumus: ‘setelah melewati seperempat siang’ (dihitung dari awal subuh). Kira-kira mulai sekitar jam 9 pagi
Artinya: “Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam radliyallahu ‘anh, sungguh ia pernah melihat segolongan orang melakukan sholat Dhuha, lalu ia berkata: ‘Tidakkah kalian tahu, bahwa sholat dalam waktu ini lebih utama? Sungguh Rasulullah SAW bersabda: ‘Sholat kaum awwâbîn (sholat Dhuha) adalah saat kaki anak-anak unta merasakan panasnya bumi karena terik matahari’” (HR Muslim; lihat Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarhun Nawawi ‘alâ Shahîh Muslim, [Bairut, Dâr Ihyâ’it Turâtsil ‘Arabi, 1292 H], juz VI: 30).
Hikmah sholat Dhuha pada waktu utama ini adalah agar setiap seperempat siang tidak kosong dari sholat. Seperempat siang pertama ada sholat Shubuh, seperempat siang kedua ada sholat Dhuha, seperempat siang ketiga ada sholat Dhuhur, dan seperempat siang keempat ada sholat Ashar. (Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-în, [Bairut, Dârul Fikr), halaman 102).
Di antara bentuk kelalaian yang terkadang tidak kita disadari adalah ketika dunia telah menyita akal dan pikiran seorang manusia. Kita dapati akal dan pikiran kita, bahkan sejak bangun hingga tidur kembali, seluruhnya untuk memikirkan dunia. Kita selalu berpikir, seberapa besar keuntungan yang akan didapatkan pada hari ini? Seberapa besar kerugian yang mungkin akan dialami pada hari ini?
Seseorang yang seluruh pikirannya untuk dunia, mereka akan berusaha mendapatkan dunia dengan tidak mempedulikan apakah harta yang dia dapatkan itu melalui jalan yang halal atau haram. Dia tidak peduli sama sekali, apakah perniagaan yang dia lakukan itu disertai dengan dusta ataupun dengan menipu. Jika dia menjadi pegawai, maka dia korupsi untuk mendapatkan uang yang seharusnya tidak berhak dia dapatkan.
Budak dinar dan dirham
Dalil yang menunjukkan tercelanya kecintaan terhadap dunia adalah adalah hadis dari Abu Hurairahradhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
”Celakalah budak dinar, budak dirham, budak qathifah (kain yang memiliki beludru, pent.), dan budak khamishah (baju yang terbuat dari sutera atau wool, pent.). Jika diberi, maka dia rida. Dan jika tidak diberi, maka dia marah.” (HR. Bukhari no. 2886)
Apakah kita mengira budak dinar dan dirham merupakan seseorang yang menyembah dinar dan dirham? Tentu saja jawabannya adalah tidak. Yang dimaksud dengan budak dinar dan dirham adalah orang yang hatinya telah dikuasai oleh dinar dan dirham. Sedangkan pada zaman sekarang, “budak qathifah” dan ”budak khamishah” adalah budak mode. Dia selalu memaksakan diri untuk memiliki mode baju yang sedang digandrungi (”nge-trend”) oleh masyarakat pada umumnya.
Mereka tidaklah memikirkan kecuali mempercantik diri. Menurut mereka, hal-hal tersebut lebih penting dari salat. Sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam untuk budak dunia semacam itu,
”Jika diberi nikmat, maka dia rida. Jika tidak diberi nikmat, maka dia akan marah.”
Jika Allah Ta’ala memberikan nikmat kepadanya, maka dia mengatakan bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb yang Maha Pemurah, Mahaagung, dan Mahamulia yang berhak mendapatkan pujian. Akan tetapi, jika Allah Ta’ala menyempitkan rezekinya, maka dia marah kepada Allah Ta’ala. Sama saja halnya jika dia mendapatkan nikmat tersebut melalui perantaraan manusia, dia pun akan menyanjung-nyanjungnya.
Nabi shallallahu ’alaihi wasallam melanjutkan sabdanya tentang pemuja dunia yang jika diberi, dia senang dan jika tidak diberi, maka dia marah,
تَعِسَ وَانْتَكَسَ وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ
”Celakalah dan semoga jatuh tersungkur (kepalanya dulu). Jika ia tertusuk duri, semoga tidak dapat dicabut.” (HR. Bukhari no. 2886)
Artinya, Allah Ta’ala akan mempersulit semua urusannya, sampai-sampai dia tidak mampu mencabut sebuah duri yang menusuk kakinya.
Kemudian, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menceritakan kebalikan orang ini,
”Berbahagialah seorang hamba yang mengambil tali kendali kudanya untuk berjihad di jalan Allah. Rambutnya kusut dan kedua telapak kakinya berdebu. Jika dia ditugaskan di tempat penjagaan, maka dia tetap berjaga di situ. Dan jika dia ditugaskan di posisi pasukan paling belakang, maka dia tetap berada di posisi paling belakang. Dan jika dia minta izin, maka dia tidak diizinkan. Dan jika dia sebagai perantara, maka dia tidak diterima sebagai perantara.” (HR. Bukhari no. 2886)
Maksud dari hamba yang beruntung karena memegang tali kekang kudanya di jalan Allah adalah dia mempunyai kehidupan yang menyenangkan, baik di dunia dan di akhirat. Hamba yang beruntung ini rambutnya acak-acakan (kusut) dan telapak kakinya berdebu, sangat kontras dengan keadaan budak dunia dan budak mode pakaian. Dia tidak peduli dengan keadaan dirinya karena yang paling dipikirkannya adalah beribadah dan mendapatkan rida Allah Ta’ala.
Jika merasa kesulitan, maka dia tetap tegar berada di atas jalan yang sulit tersebut. Dia tidak peduli di tempat mana dia diposisikan, selama diposisikan pada tempat yang dia bisa berjihad di dalamnya, maka dia akan tetap berada di posisi tersebut. Tempat mana pun yang ditugaskan oleh panglima perang, dia menaatinya dengan tetap tegar dan komitmen berada di tempat tersebut, apapun yang akan terjadi. Inilah orang yang beruntung dunia dan akhirat.
Ketika budak dunia mendapatkan musibah dan bencana
Jika orang yang memperbudak dirinya dengan dunia tersebut mendapatkan musibah, maka musibah tersebut bisa menjadikannya murtad, keluar dari agama Islam. Hal ini karena rasa cintanya kepada dunia yang sangat besar. Sehingga dia pun rela keluar dari Islam untuk mendapatkan dunia yang sangat dicintainya.
”Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi. Jika dia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu. Dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS Al Hajj: 11)
Penyakit cinta dunia yang terkena pada seorang muslim merupakan sarana yang dapat menghantarkan kepada kekufuran. Maka Allah Ta’ala mengatakan ada yang ber-Islam di pinggiran. Keislamannya mantap jika dia diberi nikmat dunia. Akan tetapi, jika mendapat bencana, dia pun menjadi murtad. Inilah keadaan oarng-orang yang keislamannya berada di pinggiran jurang.
Saudaraku, lihatlah. Jika dunia telah memenuhi hati kita dan kita tidak mempunyai pikiran lain, kecuali memikirkan dunia, maka ketahuilah bahwa di hati kita terdapat kotoran. Bukti bahwa seseorang telah diperbudak oleh dunia adalah dia mempunyai semangat untuk mendapatkan dunia dan tidak mempedulikan apakah dunia tersebut diperoleh dengan jalan yang halal maupun dengan jalan yang haram. Orang yang benar-benar beribadah kepada Allah Ta’ala, dia tidak mungkin mencari harta dengan cara yang haram. Karena harta yang didapatkan dengan jalan yang haram, akan dimurkai Allah. Sedangkan harta yang dicari dengan jalan yang halal, akan mendapat rida Allah.
***
@Rumah Kasongan, 11 Dzulhijjah 1444/ 30 Juni 2023
Penulis: M. Saifudin Hakim
Catatan kaki:
Disarikan dari penjelasan Ustaz Dr. Aris Munandar, SS., MPI., ketika membaca kitab Al-Kabair, karya Adz-Dzahabi rahimahullah (dosa pertama).