Pasutri Jemaah Haji di Imbau Tidak Bercampur Dalam Satu kamar

Makkah (PHU)—Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi meminta pasangan suami istri jemaah haji untuk tidak bergabung satu kamar hotel. Pasutri itu harus menempati kamar-kamar yang sudah ditentukan PPIH Arab Saudi.

Imbauan itu disampaikan Kepala Seksi Akomodasi PPIH Daerah Kerja Makkah Ihsan Faisal saat ditemui di Daker Syisyah pada Kamis (09/08).

“Jamaah haji dilarang bercampur dengan lain jenis di kamar pemondokan. Mereka harus menempati kamar-kamar yang sudah ditentukan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi,” tegas Ihsan.

Kebijakan ini, kata ihsan bukan dibuat oleh pemerintah Indonesia saja, tapi juga termasuk dalam Ta’limatul Haj (peraturan) dari Pemerintah Arab Saudi. Ihsan juga meminta kepada seluruh jemaah haji mengindahkan peraturan tersebut.

“Kebijakan itu bukan hanya dari pemerintah Indonesia, tapi juga Pemerintah Saudi. Ta’limatul Hajj mengatakan demikian,” katanya.

Pihaknya sampai saat ini belum mendapatkan laporan jemaah lelaki dan perempuan yang bercampur dalam satu kamar. Jika jemaah melanggarnya, maka petugas haji akan memberikan teguran dan mengarahkan mereka ke kamar masing-masing. Hal sama juga dilakukan pengawas haji dari Pemerintah Arab Saudi dan Muassasah ketika meninjau hotel jemaah.

Larangan bercampur ini dimaksudkan untuk menjaga muruah (harga diri) jemaah haji selama berada di Tanah Suci. Lagi pula, kata Ihsan, satu kamar terdiri dari empat sampai enam orang. PPIH tidak mungkin menempatkan enam orang berbeda jenis kelamin dalam satu kamar.

Keterbatasan tempat juga menjadi alasan lainnya. Banyak jamaah haji dari berbagai negara berdatangan ke Tanah Suci. Mereka tinggal di berbagai hotel dengan menaati taklimatul hajj yang dikeluarkan Pemerintah Saudi.

“Taklimatul hajj menjadi rujukan penyelenggara haji dari berbagai negara. Pemerintah Saudi membuatnya untuk kemaslahatan dan kelancaran pelaksanaan haji di Tanah Suci,” imbuhnya.

Meski dilarang bercampur, jemaah tak kehilangan akal. Ada sepasang jamaah haji yang izin kepada petugas sektor untuk menginap di sejumlah hotel mewah dekat Masjid al-Haram. Di sana mereka beristirahat beberapa malam. Setelah itu kembali ke hotel yang sudah ditentukan PPIH untuk bersiap menghadapi puncak haji.

Kementerian Agama (Kemenag) telah menyiapkan 165 hotel dengan 54 ribu kamar bagi jamaah Indonesia selama di Makkah pada musim haji 1439H/2018M. Semuanya tersebar di tujuh wilayah: Jarwal, Misfalah, Raudhah, Mahbas Jin, Syisyah, Aziziah, Rei Bakhsy. Jarak terjauh mencapai 4.390 meter dan yang terdekat 900 meter.

Sebanyak 16 hotel di antaranya disewa secara tahun jamak (multiyears) selama tiga tahun. Tidak banyak pemilik yang menawarkan hotel untuk disewa multi years. Sebab, mereka ingin mendapat keuntungan lebih.(mch/ha)

Tips Menyiasati Cuaca Panas di Tanah Suci

Kepala Bidang Kesehatan Arab Saudi Melzan Dharmayuli menyatakan cuaca panas di Arab Saudi dapat menimbulkan masalah kesehatan. Selain dehidrasi, jamaah juga bisa mengalami gangguan lainnya.

“Masalah yang biasa dialami jamaah akibat cuaca panas adalah bibir pecah-pecah, mimisan, tenggorokan kering dan batuk, kulit kering dan gatal serta kaki melepuh,” kata Melzan di Syisyah, Selasa (7/8).

Untuk mencegah masalah ini, mereka bisa mengendalikannya sendiri dengan cara yang mudah dan sederhana. Untuk mencegah bibir pecah-pecah, jamaah dianjurkan gunakan pelembab bibir sesering mungkin, konsumsi buah dan sayur yang cukup, dan sering membasahi bibir dengan air minum.

Untuk mencegah mimisan, jamaah agar sering-sering membasahi masker dan menyemprotkan air dengan semprotan ke area wajah. Bila ingin terhindar dari tenggorokan kering dan batuk, bisa dengan sering-sering membasahi tenggorokan kita dengan air minum.

Untuk mencegah kulit kering dan gatal dilakukan dengan menyemprotkan air di daerah yang terkena panas sesering mungkin dan gunakan pelembab kulit. Adapun untuk mencegah kaki melepuh, jamaah harus selalu memakai alas kaki dan membawa kantung untuk menyimpannya. Bawa sendiri dan tidak ditinggalkan di luar masjid atau dititipkan ke teman.

Oleh: Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

 

REPUBLIKA

Manfaatnya Mengalir untuk Jemaah Aceh, Ini Aset Wakaf Habib Bugak

Mekah – Manfaat dari tanah wakaf Habib Bugak Al Asyi dan kawan-kawan 200 tahun silam di Mekah dirasakan oleh jemaah haji asal Aceh sampai sekarang. Aset dari wakaf itu kini menjelma menjadi 5 bangunan yang berada titik-titik strategis di Mekah.

Ikrar wakaf dilakukan Habib Bugak di depan mahkamah syariah pada tahun 1800-an. Habib Bugak — yang namanya diajukan sebagai penanggung jawab wakaf — mewakili ratusan tokoh yang ikut mengumpulkan dana tersebut.

Dalam ikrarnya di depan mahkamah, Habib Bugak menyatakan tanah wakaf dan manfaatnya hanya ditujukan kepada jemaah haji asal Aceh atau warga Arab Saudi keturunan Aceh atau warga Aceh yang menjadi mukimin di Arab Saudi.

Oleh nazdir (pengelola) wakaf Arab Saudi, tanah wakaf yang lokasinya di samping Masjidil Haram tersebut dikelola. Awalnya di atas tanah itu didirikan bangunan untuk menampung jemaah haji asal Aceh. Lalu ketika ada proyek perluasan Masjidil Haram, tanah tersebut dialihkan menjadi aset-aset yang kini berbentuk bangunan hotel.

“Jadi nadzir melakukan pengelolaan investasi di lima titik,” ujar koordinator Wakaf Baitul Asyi Jamaluddin Affan di Mekah, Selasa (7/8/2018).

1. Hotel Ramada Ajyad

Jamal mengatakan hotel ini dibangun oleh investor dari Arab Saudi yang bekerja sama dengan pengelola wakaf. Hotel bintang lima ini berada sangat dekat dengan Masjidil Haram.

Namun karena lokasinya yang berdekatan itu, hotel dengan 1.800 kamar ini masuk dalam zona yang terkena penggusuran perluasan terbaru Masjidil Haram. Sudah 4 tahun hotel ini tak aktif.

“Dan sampai sekarang belum dilakukan pembayaran dikarenakan ada sedikit kendala,” ujar Jamal.

2. Hotel Elaf Al Mashaer

Hotel ini juga terletak di kawasan Ajyad, Mekah namun tak masuk dalam zona perluasan Masjidil Haram. Hotel ini berada di ujung terminal Ajyad yang dilewati oleh bus Shalawat.

“Hotel Elaf Mashaer ini dikelola investor dengan jangka waktu 22 tahun. Selama kurun waktu itu hak mutlak kepada investor, cuma 10 persen yang dikembalikan ke wakaf. Setelah 22 tahun akan dikembalikan sepenuhnya ke wakaf,” ujar Jamal.

3. Hotel di Aziziyah

Hotel di kawasan Aziziyah ini dibangun pada tahun 2006. Ada 200 kamar dalam gedung ini.

Hotel ini dibangun langsung oleh pengelola wakaf tanpa bekerja sama dengan investor. Jaraknya dengan Masjidil Haram 3,5 Km.

“Hotel Wakaf Habib Bugak Asyi selama ini disewakan ke jemaah dari Pakistan. Luas tanahnya 750 meter,” ujar Jamal.

4. Hunian di Saukiyah

Jamal mengatakan aset keempat ini dibeli seharga 6 juta SAR pada tahun lalu. Gedung ini tidak digunakan untuk memutar uang namun murni untuk memberi akomodasi kepada warga Saudi keturunan Aceh atau mukimin dari Aceh di Mekah.

“Seperti mukimin seperti saya ini ditempatkan di sana,” ujar Jamal.

5. Kantor di Aziziyah

Sama seperti dengan gedung pemondokan di Saukiyah, gedung di Aziziyah ini dibangun bukan untuk pemutaran uang.

“Yang di Aziziyah sebagai kantor dan rumah yang ditempati orang-orang Aceh yang jadi warga Saudi atau mukimin. Tapi yang di sini kebanyakan warga Saudi,” kata Jamal.

DETIK

 

 

Alhamdulillah, aplikasi cek porsi haji sudah aktif kembali. Cek informasi akomodasi haji tahun ini. Install dari HP Android Anda. Download dan Instal!

 

Cek Pajak Motor dan Mobil Anda.Sangat membantu, ada alamat, nama pemilik nosin, noka,thn pembuatan jenis kendaraan, rincian total yg harus di bayar.Silakan gunakan aplikasi Android ini. Download dan Instal!

8 Tempat Paling Mustajab untuk Berdoa di Tanah Haram

Umat muslim dunia menjadikan haji dan umrah sebagai momentum untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan juga untuk berdoa. Disarankan hendaknya bersungguh-sungguh berdoa di tempat-tempat yang diyakini Allah SWT tidak akan menolak doa umatnya tersebut.

Konsultan Pembimbing Ibadah Haji, Akmad Kartono, mengimbau agar berdoalah di tempat ini niscaya Allah SWT akan mendengar doa umatnya itu. “Tentu syaratnya harus bersungguh-sungguh dan harus bebas dari sifat syirik dan murofat,” kata Akhmad Kartono.

Inilah tempat-tempat paling mustajab tersebut yang disebutkan Akhmad Kartono dan dikutip dari berbagai sumber:

1. Multazam

Multazam, tempat atau jarak antara sudut Hajar Aswad dan pintu Kakbah. Multazam merupakan tempat paling utama. Cucurkanlah air mata seraya memohon ampunan kepada Allah SWT. Jika memungkinkan, pegang pintu Kakbah. Mintah kebaikan dan kebahagiaan duniawi maupun ukhrawi.

2. Hijir Ismail

Di bawah Mizab (pancuran Kakbah). Talang air ini terletak di arah Hijir Ismail. Pancuran ini belum ada di zaman Nabi Ibrahim as. Talang ini dibuat suku Quraisy bersamaan dengan dibuatnya atap Kakbah. Di bagian depannya tertulis lafal Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim, sedangkan pada sisi kirinya tertulis kalimat dalam bahasa Arab yang artinya, ‘talang ini diperbaharui pelayan dua tanah suci, Fahd bin Abdul aziz Al Sa’ud, Raja Arab Saudi’. Usai berthawaf, jemaah haji atau umrah biasanya menyempatkan diri berlama-lama memanjatkan doa di sini.

3. Rukun Yamani

Rukun Yamani dan Hajar Aswad (Makkah) Rukun adalah sandi atau tiang, yakni 4 sudut Kakbah yang diberi nama Rukun Aswad, Rukun Iraqi, Rukun Syami, dan Rukun Yamani. Rukun Aswad dikenal dengan Hajar Aswad merupakan posisi “batu hitam” yang menurut sebagian riwayat adalah batu dari yang menggantung setinggi 1,5 meter dari atas tanah. Saat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mendapat perintah dari Allah untuk meninggikan pondasi Kakbah, Hajar Aswad dijadikan salah satu fondasi.

4. Dalam Kakbah

Di dalam Kakbah, tentu sulit masuk ke dalam Kakbah. Namun Rasullah SAW pernah membawa Aisyah ra ke Hijir Ismail saat Aisyah meminta izin salat di dalam Kakbah. Saat itu, Rasullah SAW bersabda, “salatlah di sini kalau ingin salat di dalam Kakbah, karena ini termasuk bagian dari Kakbah”. Karena itu tidak dibenarkan seseorang berthawaf dalam area Hijir Ismail, karena Hijir Ismail merupakan bagian dari Kakbah. Saat haji dan umrah, jemaah harus antre masuk ke dalam Hijir Ismail yang tidak terlalu luas. Usai salat sunah mutlak, mereka biasanya memuaskan diri berdoa di sini.

5. Sa’i antara Sofa dan Marwah

Sa’i adalah berjalan sebanyak 7 kali putaran antara bukit Shafa dan Marwah. Prosesnya dilakukan setelah thawaf, dimulai dari bukit Shafa dan diakhiri di bukit Marwah. Tidak ada bacaan wajib. Namun disarankan berdoa sesuai kemampuan, dan beristigfar.

6. Belakang Makam Ibrahim

Di belakang Makam Ibrahim. Jika berhaji atau umrah, sesudah melaksanakan thawaf tujuh putaran dan berdoa sejenak di Multazam, umat Islam disunatkan salat di belakang makam Ibrahim. Makam Ibrahim sendiri lokasinya masih di dekat Ka’bah, tidak jauh dari Multazam.

7. Muzdalifah dan Mina

Muzdalifah, kawasan antara Mina dan Arafah. Lokasinya sekitar 10 km dari Makkah. Muzdalifah panjangnya kurang dari 4 km, berada pada satu wilayah sempit antara dua gunung yang berdekatan setelah Arafah.

Mina, kawasan berbukit panjangnya 3-5 km, letaknya antara Mekah dan Muzdalifah. Jaraknya dari Mekah sekitar 7 km. Di Mina terdapat jamarat.

8.Raudhah (Madinah)

Di Masjid Nabawi terdapat Raudah yaitu tempat antara mimbar dan kediaman Rasulullah Muhammad SAW semasa beliau hidup yang menjadi salah satu tempat istimewa bagi masyarakat muslim. Doa yang dipanjatkan di Raudhah akan dikabulkan Allah SWT.

Untuk mencapai Raudah yang menjadi dambaan umat Islam harus berebutan sebelum masuk ke tempat itu untuk shalat, berzikir, berdoa dan membaca Al Qur’an.

 

OKEZONE

Jabal Rahmah, Tak Sekadar Tugu tapi Saksi Peristiwa Dahsyat 3 Nabi

Jika dilihat secara kasat mata, Jabal Rahmah hanyalah tugu beton persegi empat setinggi 8 meter. Namun, lebih dari itu, di bukit setinggi sekira 70 meter ini telah terjadi 3 persitiwa maha dahsyat.

Bukit Kasih Sayang, demikian biasa orang menyebutnya, menjadi saksi 3 peristiwa penting bagi peradaban Islam. Saat Okezone berbincang dengan Konsultan Bimbingan Ibadah Haji Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Prof Aswadi di Puncak Jabal Rahmah, dikisahkan bahwa tugu tersebut menjadi momentum pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa, Keyakinan Nabi Ibrahim dan wahyu terakhir Nabi Muhammad SAW.

Selain itu apa saja? Berikut ini rinciannya, seperti dirangkum Okezone, Senin (25/9/2017).

1. Pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa

Nabi Adam dan Siti Hawa kembali berjumpa, yang membawa berkah kepada seluruh umat manusia. Menurutnya, manusia selayaknya bersyukur atas upaya Nabi Adam dengan kesadarannya memohon kepada Allah SWT mengaku dirinya melakukan kedzoliman terhadap dirinya sendiri.

“Nabi dengan doa, Ya Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari sesuatu yang aku tidak mengetahui hakekatnya, dan sekiranya tidak Engkau ampuni dan belas kasih niscaya aku termasuk orang – orang yang merugi. Karena diberikan ampunan maka dengan ampunan itu manusia bisa mengabdi dengan kesungguhan di hadapan Allah SWT,” ujarnya.

Guru Besar Universitas Sunan Ampel adalah puncak kesadaran siapapun yang melakukan pelanggaran itu adalah atas kehendak nafusnya bukan karena Allah SWT. Oleh sebab itu manusia harus berupaya untuk kembali kepada kepada Allah SWT untuk mengakui berbagai kesalahan yang telah dilakukan. “Itu yang harus ditanamkan seluruh manusia,” ujarnya.

2. Mimpi Nabi Ibrahim

Di balik perintah berqurban, ada sebuah kisah Nabi Ibrahim yang membuktikan kegelisahaan Nabi Ibrahim. Beliau beberapa kali bermimpi sebelumnya menyembelih anaknya Nabi Ismail.

“Kala itu dia masih mencari tahu apakah mimpi itu godaan atau tidak. Nah sadarnya kalau itu betul mimpi dari Allah SWT ya di Jabal Rahma,” ujarnya.

Kemudian Nabi Ibrahim digoda setan di Jamarat, yang kini menjadi tempat pelemparan batu.

3. Wahyu Terakhir

Di Jabal Rahma, Nabi Muhammad SAW pernah memberikan dakwah yang menjelaskan kesempurnaan agama. Kabar tersebut disambut gembira oleh kaum muslimin. Namun tidak dengan Umar bin Khattab dan Sayyidina Abu Bakar. Keduanya justru menangis, karena berfirasat akan ditinggalkan oleh Rasulullah.

Kala itu, Nabi Muhammad menyampaikan surah Al Nashr. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.

Secara umum pesan Rasulullah, lanjut Prof Aswadi, hal yang perlu dilakukan pertama kali oleh manusia adalah bertasbih, meminta pengampunan atas dosa dan kekurangan karena manusia sudah diberikan nikmat tetapi baru sedikit yang disyukuri. “Manusia wajib minta ampun kepada Allah SWT,” ujarnya.

OKEZONE

1 dari 5 Keistimewaan Kakbah, Letaknya Persis di Atas Titik Sentral Bumi

Pergi ke Tanah Suci, baik Makkah atau Madinah, merupakan impian umat Muslim. Selain menunaikan ibadah di sana, jamaah bisa melakukan ziarah ke tempat-tempat yang tertuang dalam ayat suci Al-Quran.

Salah satu yang memiliki magnitude terbesar adalah Kakbah. Bagi umat Islam, Kakbah bukanlah sekedar bangunan kubus yang berselimutkan “kiswah” hitam lengkat dengan tenunan ayat-ayat Al-Quran keemasan.

Seperti dikutip Okezone dari buku ‘Haji dan Umrah Mabrur Itu Mudah dan Indah’ karya Dr Muhammad Syafii Antonio, M.Ec, Kakbah adalah bangunan bersejarah tinggi dan memiliki makna spiritual yang mendalam.

Ia begitu istimewa, yang keistimewaannya, antara lain

1. Sebagai bangunan tempat ibadah pertama di dunia

Allah menegaskan dalam Al-Quran , yang artinya “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan diberi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Ali Imran [3]: 96).

2. Sebagai pusat peribadatan pertama dan urusan dunia bagi manusia.

Dalam Al-Quran dijelaskan yang artinya:

Allah telah menjadikan Kakbah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusi, dan (demikian pula) bulan Haram, had-nya, qalaid (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di hui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Maidah [5]: 97)

Dahulu Kakbah terkenal dengan nama Baitulal-Uqaishir, Bait Dzial-Khulshah, Bait Aradha, Bait Najran(Ahmad Ibrahim Syarif, Makkah waal-Madinahfial-Jahiliyah). Mereka menganggap bahwa rumah ini adalah tempat suci bagi penduduk Syam dan Yaman, serta kabilah-kabilah lainnya. Kakbah juga sebagai tempat suci bagi penyimpanan patung sesembahan mereka. Apabila beribadah haji di Kakbah, mereka akan memotong rambutnya di sana. Ketika Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah) Rasulullah SAW memerintahkan untuk menghancurkan semua berhala yang berada di Kakbah.

3. Memiliki nama-nama mulia sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran.

Kakbah memiliki nama-nama lain yang memuliakannya, seperti: Al-Bait (Rumah), Baitullah (Rumah Allah SWT), Al-Baital-Haram (Rumah Suci), Al-Baital-‘Atiq (Rumah Pustaka), dan Qiblat.

4. Dilindungi Allah SWT dari upaya penghancuran pasukan bergajah.

Kakbah aman dari serangan pasukan gajah. Dahulu, Abrahah, seorang penguasa Yaman yang saat itu tunduk kepada Habasyah, pernah memimpin pasukan bergajah yang besar dan kuat untuk menghancurkan Kakbah. Dia tidak sudi melihat Kakbah yang banyak dikunjungi orang-orang dari berbagai bangsa untuk beribadah di sana, sedangkan gereja yang dibangun tidak menarik perhatian banyak orang.

Setelah Raja Abrahah melewati perlawanan yang tak berarti dari penduduk Makkah, akhirnya Kakbah sudah di depan mata untuk dihancurkan. Tiba-tiba turunlah sekelompok burung yang menutupi cahaya matahari dan menyerupai awan yang tebal. Burung ababil itu menghujani pasukan dengan batu dari sijjil, yaitu batu ang sama yang pernah dihujankan kepada kaum Nabi Luth AS.

Abraham dan para tentaranya binasa. Kejadian ini diabadikan Allah SWT dalam Al-Quran .

 

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara gajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Kakbah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung-burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun yang dimakan (ulat).” (QS. Al-Fil [105]: 1-5).

Allah SWT sebagai Pelindung Kakbah memeliharanya karena adanya hikmah yang tinggi. Allah SWT ingin melindunginya agar tempat itu menjadi tempat yang damai bagi manusia dan supaya tempat itu menjadi pusat dari akidah yang baru dan menjadi tanah bebas yang aman. Tidak lama setelah peristiwa tersebut, pada dini hari, Senin hari ke duabelas dari bulan Rabiul Awal, Muhammad SAW lahir. Mengacu pada peristiwa tersebut, tahun itu dikenal sebagai Tahun Gajah.

5. Letaknya di atas titik sentral bumi

Dr. Husein Kamaluddin mengamati bahwa Kota Makkah terletak di puncak jantung dunia yang melintas semua tepian benua. Temuan ini diperoleh ketika dia mempersiapkan penelitian penetapan arah-arah yang akurat ke kiblat dari beberapa kota utama di seluruh dunia dengan menggunakan komputer. Beliau menemukan bahwa;

Wilayah di sekitar Makkah dibagi secara rapi dan teratur. Kota ini dianggap sebagai pusat bumi sehingga menjadi salah satu sebab pengalihan kiblat dari Baitul Maqdis ke Makkah.

Garis bujur yang melintas Kota Makkah seharusnya menjadi garis dasar penetapan waktu. Seorang ilmuwan bernama Arnold Keysrling, mengatakan, garis bujur kota Makkah seharusnya menjadi garis penentuan waktu internasional sebagai ganti Greenwich.

Dua kali dalam setahun, matahari berada tepat secara vertikal di atas Kakbah. Pada waktu itu, bayangan segala sesuatu mengarahkan ke arah kiblat. Keajaiban mengenai posisi Kakbah ini sebenarnya tersirat dalam Al-Quran yang artinya:

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan diberi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran [3]: 96-97).

Seandainya Maqam Ibrahim termasuk tanda-tanda nyata di Masjidil Haram, maka tanda nyata terpenting di Masjidil Haram adalah Kakbah sebagai kiblat bagi seluruh kaum Muslimin di belahan timur dan barat bumi.

Setelah mengukur sudut-sudut kemiringan Kakbah pada 1410H, seorang insinyur Arab Saudi, Muhammad Al-Mu’tazz, menyimpulkan poros bangunan Kakbah yang menyambungkan antara Rukun Iraqi dengan Rukun Yamani menunjuk ke arah utara magnet, disertai sedikit kemiringan pada arah timur yang diperkirakan sekitar 3,5 derajat.

Condongnya Rukun Iraqi ke arah utara, tepatnya ke arah Madinah. Keberadaan Kakbah di tengah-tengah bumi menjadikannya sebagai kompas yang menuntun seluruh alam dalam derajat keimanan sekaligus materi. Rukun Iraqi yang menunjuk ke arah utara merupakan pembenaran terhadap firman Allah SAW pada ayat terdahulu. (rhs)

OKEZONE

‘Saudi Minta Jamaah Muda Angkat Koper Sendiri’

Percepatan proses kedatangan jamaah haji Indonesia oleh pihak Arab Saudi membawa konsekuensi sebagian jamaah harus mengangkat koper dari pemeriksaan bea cukai ke bus. Seturut keluhan jamaah atas hal itu, Kementerian Haji dan Umrah Saudi (Wizarah) menjanjikan memerintahkan lembaga pengurus barang-barang dan paspor jamaah (wukala) untuk membantu jamaah Indonesia berusia lanjut.

Wizarah juga meminta petugas haji Indonesia untuk menyampaikan kepada jamaah haji yang muda dan kuat untuk tetap membawa barang bawaanya secara mandiri. “Jamaah yang masih kuat dan muda diminta tetap mendorong tas koper serta tas jinjing dengan trolley dari bea cukai ke plaza. Sedangkan pengangkutan dari plaza sampai ke bus akan diangkut ‘umal dari wukala,” ujar Kepala Daker Bandara PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat di Bandara Jeddah, kemarin.

Keluhan jamaah terkait pendorongan koper mandiri itu muncul pada gelombang kedua kedatangan jamaah haji Indonesia di Bandara King Abdulaziz Jeddah. Tak seperti di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, koper jamaah tak langsung dibawa tenaga pengangkut alias ‘umal ke dalam bus.

Di Bandara Jeddah, koper-koper jamaah yang selesai dipindai di bea cukai langsung ditumpuk di troli pendorong dan didorong sendiri oleh jamaah ke paviliun. Kerap satu jamaah mendorongkan troli berisi beberapa koper sebelum troli tersebut diambil alih oleh ‘umal di plaza menjelang sampai di bus.

Terkait keluhan itu, Arsyad Hidayat menemui pihak Kementerian Haji dan Umrah serta pihak wukala. Dalam pertemuan yang digelar pada Ahad (5/8/) siang itu, Arsyad mengungkapkan pihak Saudi berkilah kebijakan pendorongan mandiri oleh jamaah tersebut telah melewati kajian panjang oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

“Kebijakan pengangkutan koper dari paviliun ke plaza merupakan bagian dari kebijakan percepatan pelayanan kedatangan jamaah di Bandara Jeddah. Kebijakan ini dibuat berdasarkan hasil kajian di mana pola lama dianggap cukup memakan waktu,” kata Arsyad.

Sehingga, menurut Arsyad, diberlakukan sistem baru dengan jamaah haji diminta mendorong barang bawaannya dari paviliun ke plaza. Sedangkan koper dari plaza ke bus akan diangkut ‘umal dari wukala.

Menurut Arsyad, kebijakan yang sama diterapkan untuk semua negara. Kendati demikian, atas keluhan yang disampaikan oleh jamaah haji Indonesia Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi (wizarah) memberikan solusi untuk meringankan jamaah haji Indonesia.

Wizarah meminta wukala menyiapkan ‘umal beserta kereta dorongannya di dekat konter bea cukai khusus untuk jamaah lansia dan sakit untuk mengangkut koper dari counter bea cukai sampai dengan bus,” kata Arsyad.

Wizarah juga meminta petugas haji Indonesia untuk menyampaikan kepada jamaah haji yang muda dan kuat untuk tetap membawa barang bawaanya secara mandiri. Ia juga segera meminta PPIH di embarkasi mensosialisasikan kebijakan baru Arab Saudi tentang penanganan koper di bandara kepada jamaah haji.

Selain itu, para petugas haji juga secara masif akan menyampaikan kebijakan ini kepada jamaah saat mereka tiba di bandara KAA Jeddah. “Kami akan minta PPIH Embarkasi sampaikan kepada jamaah yang akan berangkat. Termasuk teman-teman KBIH juga diharapkan menyampaikan informasi ini,” kata dia.

 

REPUBLIKA

Jamaah Wajib Tahu Cara Pembayaran Dam, Ini Prosesnya

MADINAH – Kementerian Agama (Kemenag) segera mensosialisasikan sistem informasi proses pembayaran dam. Dengan demikian mereka tidak salah ketika menentukan lokasi yang disediakan pemerintah Arab Saudi.

Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Siskohat Ramadhan, Harisman di Sysisyah mengatakan, upaya ini dilakukan mengingat mulai banyaknya jamaah yang menanyakan sistem pembayaran dam.

“Kepala sektor atau kepala rombongan nanti akan mempertegas hal ini kepada jamaah,” kata Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Siskohat, Ramadhan Harisman di Sysisyah, Makkah, Sabtu (4/8/2018).

Pada musim haji tahun lalu, pemerintah Arab Saudi mengarahkan pembayaran dam ke gerai yang dikelola Bank ar-Rajhi. Tetapi, tahun ini, selain bank tersebut pembayaran juga dapat dilakukan melalui kantor pos.

Islamic Development Bank juga menyediakan program Adhahi yang memfasilitasi penyembelihan hewan dam. Lokasi program itu berada di Mina.

Program ini sementara baru dilakukan jamaah haji khusus dengan sistem kolektif. Sebagian hewan dam yang disembelih akan dikirim ke Indonesia.

“Biaya pengiriman dam ini dikoordinasikan dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH),” kata Ramadhan.

Proses pembayaran dam kolektif ini akan menjadi acuan pembayaran dam jamaah haji reguler tahun depan.

Nantinya akan ada penilaian, evaluasi, dan uji kelayakan. Jika cocok, sistem itu akan diterapkan untuk jamaah haji reguler.

Meski begitu, salah satu kesulitan yang dialami jamaah haji Indonesia ialah tak semua jamaah haji menjalankan haji tamattu.

Ada juga yang berani melaksanakan haji ifrad meskipun tidak banyak. Selain itu, dam tidak hanya berupa pemotongan hewan. Ada juga yang berpuasa. “Nah ini nanti akan kita atur,” kata dia.

OKEZONE

Berhaji tidak Sah Jika Ilegal

Ibadah haji seharusnya dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan syariah yang berlaku. Seperti, memenuhi syarat istitha’ah atau kemampuan. Mulai dari mampu secara fisik, mental hingga finansial.

Sekretaris Komisi Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Asrorun Ni’am menyampaikan syarat-syarat wajib tersebut harus terpenuhi. Jika memang belum masuk daftar pemerintah dan belum ada jalan yang absah ke Saudi berarti belum berkewajiban. “Kalau melakukan ikhtiar dengan jalan tidak benar itu melanggar aturan, tidak dibenarkan secara syar’i dan kenegaraan,” katanya pada Republika.co.id, Kamis (2/8).

Pembimbing ibadah haji dan umrah dari Wahana Travel, Syafiuddin Fadlillah mengatakan calon jamaah haji yang tidak memenuhi syarat tersebut, maka kewajiban berhajinya telah gugur. Ia menegaskan hal tersebut adalah hal pertama yang harus diperhatikan.

“Jangan sampai gara-gara ingin mencapai keinginan haji akhirnya syarat-syarat yang sudah ditentukan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW tidak dijalankan,” kata dia.

Syarat kemampuan ini bukan tanpa tujuan. Saat seseorang memaksakan diri berhaji padahal tidak mampu, maka ia hanya akan mendzalimi diri sendiri dan orang lain. Termasuk jamaah yang berhaji tapi ilegal.

Sebelumnya, Sebanyak 116 warga negara Indonesia (WNI) digerebek petugas keamanan Arab Saudi di sebuah penampungan pada Jumat (27/7). Di antara mereka ada yang mengaku berangkat ke Arab Saudi sebelum bulan Ramadhan dengan visa umrah.

Kemudian juga ada yang mengaku datang ke Arab Saudi saat bulan Ramadhan. Menurut kabar, mereka juga akan melaksanakan ibadah haji meski tidak memiliki visa haji.

Ustaz Syaff mengatakan sarana prasarana Arafah dan Mina saat ini di Arab Saudi terbatas. Sehingga pemerintah perlu pembatasan jamaah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Maka dari itu, izin berupa visa sangat penting untuk memantau jumlah jamaah yang ikut serta dalam pelaksanaan haji. “Jika semua diizinkan, 10 juta orang, 20 juta orang berkumpul di sana maka yang akan terjadi adalah kemudharatan,” kata pria yang akrab disapa Ustaz Syaff.

 

Syarat kemampuan juga berlaku bagi penyelenggara perjalanan haji. Jangan sampai demi uang maka kepercayaan jamaah dikorbankan. Jamaah ditipu bahwa mereka seperti mendapatkan izin ke Saudi padahal menggunakan visa selain haji.

Selain itu, Menurut Ustaz Syaff, fatwa Arab Saudi pun telah memperjelas hukum haji ilegal tersebut. Ulama-ulama seluruh dunia juga sepakat bahwa tidak sah haji seseorang yang melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan.

Pemerintah Saudi berulang kali kampanye pentingnya izin haji sebagai aturan syarat sah. Hal itu demi menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan. Kepadatan berlebih hanya akan membawa keburukan dan bencana. “Maka benar, haji tidak sah jika mengabaikan ketentuan-ketentuan yang sudah dibuat,” katanya.

REPUBLKA

Banyak Calhaj Dirawat karena Malas Minum

Terdapat banyak calon haji yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Mekkah karena malas minum air sehingga mengalami kendala kesehatan. “Mayoritas yang dirawat adalah karena sesak nafas, kurang minum dan malas makan. Ketika datang ke UGD, jamaah dalam keadaan lemah dan kami tangani,” kata Direktur KKHI Makkah Nirwan Satria, Kamis (2/8).

Dia mengatakan calhaj Indonesia banyak yang berisiko kesehatan tinggi (risti) sehingga harus bisa menjaga kesehatannya. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan rajin minum, makan tepat waktu dan mengurangi aktivitas yang tidak penting.

Khusus untuk minum, dia mengatakan calhaj membutuhkan banyak cairan karena di Arab Saudi memiliki cuaca yang panas dan kering sehingga hidrasi diri menjadi penting. Dengan kebugaran yang baik, kata dia, calhaj bisa mempersiapkan fisik untuk amalan ibadah haji berdiam diri atau wukuf di Arafah.

Amalan tersebut tergolong berat karena JCH harus tinggal di tenda dengan bentang alam padang tandus yang panas dan kering. “Karena haji itu wukuf di Padang Arafah maka kita siapkan fisik untuk menyambut wukuf pada saatnya nanti,” kata dia.

Suhu yang tergolong ekstrim di Saudi, Nirwan mengingatkan jamaah untuk juga menggunakan alat pelindung diri (APD) standar. “Siang hari bisa 46 derajat Celcius. Sehingga kita melindungi jamaah dengan membagikan alat pelindung diri.

“Tim promotif preventif (TPP) kita ada di garda depan untuk mengingatkan jamaah gunakan alat-alat seperti masker, payung, semprotan wajah sehingga jamaah kita tidak kekurangan cairan,” katanya.

Temperatur panas, kata dia, bisa memicu jamaah terkena dehidrasi sehingga bisa mengalami kejang panas atau heatstroke, kesadaran berkurang, berbicara sendiri bahkan kehilangan kesadaran.

Untuk menangani itu, Nirwan mengatakan rekan calhaj lain bisa membantu penderita membaringkan jamaah, melonggarkan pakaian dan menyiram tubuh korban dengan air dingin sebanyak-banyaknya. Penting juga untuk menghindarkan calhaj bersangkutan dari sengatan matahari secara langsung dan membawanya ke tempat teduh.

IHRAM