Bulan Muharram

Muharram adalah bulan pertama dalam penanggalan Hijriyah. Dalam Bahasa Arab muharram berasal dari akar kata harramayang artinya mengharamkan. Sedangkan makna muharram adalah: ‘yang diharamkan’. Orang Arab menamakan bulan ini dengan Muharram (yang diharamkan) karena di bulan ini mereka melarang terjadinya peperangan.

Jauhari berkata, “Dalam penanggalan Arab terdapat empat bulan hurum yang orang Arab tidak memperkenankan perang di dalamnya kecuali dua kampung (yang membolehkan) yaitu Jats’am dan Thayyi’, sebagaimana ditulis Ibnul Mandzūr dalam kitab Lisānul ‘Arab.

Asyhurul hurum atau bulan-bulan yang terlarang ada empat; tiga diantaranya berurutan dan satu tidak. Yang berurutan adalah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram. Yang terpisah adalah bulan Rajab.

Sebagaimana firman Allah ta’ala;

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّہُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَہۡرً۬ا فِى ڪِتَـٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡہَآ أَرۡبَعَةٌ حُرُمٌ۬‌ۚ   (٣٦

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” [QS At Taubah:9 (36)]

Dahulu masyarakat Arab juga menamakan bulan-bulan haram dengan munshilul asinnah(Pencabut mata tombak atau panah). Karena ketika datang bulan tersebut mereka melepaskan mata-mata panah dan kepala-kepala tombak agar menghindari perang dan menghilangkan sebab-sebab fitnah (kekacauan) karenanya.

Keutamaan Bulan Muharram

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata, “Puasa paling utama setelah bulan Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah yaitu Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim, begitu juga Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasai)

Dari Ibnu ‘Abbas RA, ia berkata bahwa Rasulullah berkata, “Barang siapa berpuasa sehari pada bulan Muharram, baginya setiap hari setara tiga puluh hari.” (HR Thabrani)

Hadist tersebut menjadi dalil atas kesunnahan puasa Muharram. Sekaligus memberikan kesimpulan bahwa Puasa Muharram adalah puasa paling utama setelah Ramadhan. Namun, seakan ada kontradiksi, dalam hadist yang lain dikatakan bahwa Puasa Sya’ban adalah puasa paling utama setelah Ramadhan.

Dalam masalah ini ulama berbeda pendapat. Imam as-Shon’ani dalam Kitab Subūlussalāmmenjelaskan bahwa kedua hadist tersebut benar dan tidak kontradiktif. Karena hanya berbeda sudut pandang saja. Beliau berpendapat hadist yang menunjukkan keutamaan puasa bulan Muharram adalah jika dilihat dari sisi bulan-bulan yang diharamkan. Sedangkan keutamaan puasa bulan Sya’ban adalah keutamaan yang mutlak. Wallahu a’lam.*/Auliya El Haq

 

HIDAYATULlAH

Masuk Surga Meski Ia Berzina dan Mencuri

DIRIWAYATKAN oleh Imam Al Bukhari dan Muslim dalam Shahih mereka berdua, dari Abu Dzar al- Ghifari radhiyallahu anhu ia berkata, “Ketika aku berjalan bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam di jalan kota Madinah menuju Uhud beliau bersabda, “Wahai Abu Dzar!”

Labbaika, ya Rasulullah.” Jawabku. Nabi bersabda, “Aku tidak senang sekiranya aku memiliki emas sebesar gunung Uhud lalu setelah tiga hari masih tertinggal satu dinar padaku selain untuk membayar hutang. Aku pasti membagi-bagikannya kepada hamba-hamba Allah seperti ini.” Beliau membentangkan tangannya ke kanan dan ke kiri, kemudian ke belakang. Kemudian beliau berjalan dan bersabda, “Ingatlah, orang yang banyak harta itu yang paling sedikit pahalanya di akhirat, kecuali yang menyedekahkan hartanya ke kanan, ke kiri, ke muka, dan ke belakang. Tapi sedikit sekali orang berharta yang mau seperti ini.”

Kemudian beliau berpesan kepadaku, “Tetaplah di tempatmu, jangan pergi kemana-mana hingga aku kembali.” Kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pergi di kegelapan malam hingga lenyap dari pandangan. Sepeninggal Rasulullah shallallahu alaihi wasallam aku mendengar gemuruh dari arah beliau pergi. Aku khawatir jika ada bahaya yang menghadang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ingin rasanya aku menyusul beliau! Tapi aku ingat pesan beliau, “Tetaplah di tempatmu, jangan pergi kemana-mana!”

Akhirnya beliau kembali. Aku menceritakan tentang suara gemuruh yang kudengar dan kekhawatiranku terhadap keselamatan beliau. Aku menceritakan semuanya kepada beliau. Lalu beliau bersabda, “Itu adalah malaikat Jibril alaihissalam. Ia menyampaikan kepadaku, “Barang siapa di antara umatmu yang mati dengan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu sesuatupun, maka ia pasti akan masuk surga.”

Aku bertanya, “Meskipun ia berzina dan mencuri?”
“Meskipun ia berzina dan mencuri!” Jawab Beliau. (HR. Muttafaqun Alaih)

 

[Sumber: Majalah Al-Ibar, edisi III]

MOZAIK

Astagfirullah, Zina Mata Dosa Paling Besar

DOSA zina mata adalah dosa terbesar di antara dosa-dosa kecil. Barangsiapa tidak mampu mengendalikan matanya, maka dia tidak dapat menyelamatkan anggota tubuhnya.

Nabi ‘Isa As mengatakan, “Jagalah mata kalian karena ia menaburkan benih nafsu syahwat ke dalam hati kalian dan itu sudah cukup untuk menimbulkan bahaya.” Nabi Yahya As ditanya, “Apakah sumber zina?” jawabnya, “Pandangan mata dan berangan-angan.”

Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw bersabda, “Pandangan mata ibarat panah beracun yang keluar dari busur panah iblis. Allah Ta’ala menganugerahkan kepada seseorang yang meninggalkannya [zina mata] karena takut kepada Allah berupa iman yang memberikan kelezatan kepada hati.”

Beliau juga telah bersabda, “Tidak ada fitnah yang lebih besar bagi umatku setelah kematianku selain wanita.” Dalam hadis lainnya beliau bersabda, “Takutlah kalian pada fitnah dunia dan wanita. Fitnah pertama yang dialami oleh Bani Israil disebabkan oleh wanita.”

Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah kepada kaum laki-laki beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan memerlihara kehormatannya, yang demikian itu lebih suci bagi mereka.” (Qs an_Nur [24]: 30).

Sabda Nabi Saw, “Setiap (anggota tubuh) Bani Adam mempunyai bahagian ada zina. Kedua matanya berzina dengan penglihatannya. Kedua tangannya berzina dengan rabaannya. Kedua kakinya berzina dengan berjalannya. Mulutnya berzina dengan ciumannya. Hatinya berzina dengan angan-angannya. Kemaluannya berzina dengan membenarkan [angan-angan] ke dalam perbuatan.”

Istri Rasulullah Ummu Salamah Ra berkata, “Ketika Ibn Ummi Maktum yang buta meminta izin bertemu dengan Rasulullah, aku dan Maimunah [istri beliau lainnya] ada di situ. Rasulullah Saw pun bersabda, “Tutuplah dengan hijab.” Kami bertanya, “Bukankah dia buta, tidak melihat kami ya Rasulullah?” Lalu kata beliau, “Memang dia tidak melihat kalian, tetapi kalian melihatnya.”

Ada sebagian orang menyangi anak belia yang belum berjenggot karena syahwatnya, sesuatu yang sebenarnya lebih berbahaya, dan karena itu, hukumnya haram. Seorang saleh berkata, “Di dalam umat ini akan ada tiga golongan manusia, yaitu orang yang suka berpegangan tangan dengan anak pria belia, orang yang suka memandang dengan syahwat, dan orang yang suka melakukan perbuatan yang tidak senonoh dengan anak priba belia. Maka ini semua adalah bahaya akibat pandangan dan penglihatan mata.” Semoga kita semua terhidar dari zina mata.

 

MOZAIK

 

Rohingya adalah Kita

a, di era modern ini, cukuplah jika kita merasa manusia, untuk dapat berempati pada penderitaan Rohingya.  Terlebih bagi Muslim, kepedulian pada Rohingya niscaya menjadi keharusan. Sebab mereka adalah saudara seiman.

Rohingya adalah etnis Muslim di Myanmar yang sudah berabad-abad tinggal menetap di negara bagian Arakan, Myanmar. Islam di Rohingya berkembang dengan kedatangan para juru dakwah sejak abad ke-8 Masehi.

Shah Barid Khandalam bukunya yang berjudul “Mohammad Hanifa O Khaira Pari” (yang ditulis sekitar tahun 1517-1550), mencatat, kafilah yang dipimpin putra Ali bin Abi Thalib ra yaitu Muhammad Abu Abdullah atau yang lebih dikenal sebagai Muhammad Al Hanafiah, pernah datang ke Arakan. Bahkan ia kemudian menikahi Ratu Kaiyapuri, dan tinggal di daerah Mayu Range (sekitar sungai Naf di perbatasan dengan Bangladesh).

Pribumi dan keturunan asimilasi Kafilah Muhammad Al Hanafiah itulah yang merupakan masyarakat Muslim Rohingya di Arakan. Jumlah Muslim Rohingya terus berkembang seiring dengan pesatnya dakwah di sana, terutama pada masa Kekuasaan Dinasti Mrauk-U (1430-1784).

Nama “Arakan”, menurut Ulama Rohingya, berasal dari kata“أركان “ yang merupakan bentuk jamak dari “al-rukun”, yang artinya pilar, prinsip, sendi, atau asas. Namun pada masa kekuasaan pemerintahan Myanmar (1948-sekarang), nama Arakan diganti menjadi Rakhine State. Ibukota Arakan yang semula adalah Akyab juga diganti menjadi Sittwe. Dan kini, Muslim Rohingya menjadi manusia paling teraniaya di muka bumi, menurut Tomas Ojea Quintana, Utusan Khusus PBB untuk Myanmar.

Padahal Rohingya adalah kita (Al Quran Surah Al-Hujuraat ayat 10). “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan, makan sekujur badan akan merasakan panas dan demam” (HR Muslim).

“Siapa yang menyelesaikan problem seorang mukmin di dunia, maka Allah SWT akan menyelesaikan problemnya di akhirat, siapa yang memudahkan orang yang kesulitan, maka Allah SWT akan memberikan kemudahan padanya di dunia dan di akhirat…  dan Allah SWT senantiasa akan menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya” (HR Muslim).

PPPA Daarul Qur’an saat ini tengah mempersiapkan perizinan untuk bisa masuk ke tempat-tempat pengungsian di Bangladesh. Insya Allah akhir September tim akan bergerak dengan membawa bantuan dari Masyarakat Indonesia.

Saat ini masyarakat Rohingya masih membutuhkan bantuan dari kita di Indonesia dan masyarakat Indonesia, #KitaBersamaRohingya.Untuk donasi dapat disalurkan melalui Rekening Kemanusiaan atas nama Yayasan Daarul Quran sebagai berikut: BCA 603-030-8059, CIMB Niaga Syariah 520-01-00384-006 dan Mandiri 101-00999-19993 atau klik https://s.id/BANTUROHINGYA

 

REPUBLIKA

Bingkisan untuk Penghafal Alquran

Rena Puspita Dewi (12 tahun) tak kuasa menahan tangis saat mengingat ayahnya yang meninggal enam tahun lalu.  Bersama ibu dan dua saudaranya, ia menjalani kehidupan apa adanya bahkan lebih sering kekurangan.

Sejak kepergian ayahnya, praktis ibu Rena bertumpu pada bantuan keluarga besar untuk keperluan sehari-hari. Tak ingin menjadi beban hidup sang ibu, Rena pun akhirnya mencari-cari beasiswa untuk melanjutkan sekolah, ia yakin pendidikan akan mengubah masa depannya.

Ikhtiar Rena berujung dengan tawaran dari Rumah Tahfizh As Salam tempatnya belajar mengaji untuk melanjutkan belajar Qur’an diPesantren Tahfizh Takhassus Daarul Qur’an Cikarang. Semangatnya makin membulat ingin menjadi hafizh Qur’an, alhasil Rena hafal 30 juz dalam waktu delapan bulan.

Padahal saat masuk ke pondok pesantren full beasiswa ini, Rena belum lancar membaca huruf hijaiyah hingga harus mengulang dari Iqra 1. “Sempat minder dan ingin pulang aja pada bulan pertama karena melihat kawan-kawan lain sudah memiliki hafalan yang banyak” kenang Rena.

Namun tekad untuk memakaikan mahkota di surga untuk kedua orang tuanya membuat Rena mengurungkan niat dan ia menjadi santri dengan hafalan tercepat. Selain itu rena juga bermimpi untuk mendakwahkan Quran ke berbagai penjuru dunia. “Insya Allah saya juga ingin memberangkatkan Ibu ke tanah suci” mimpi Rena lainnya.

Untuk berbagi kebahagiaan bersama Yatim dan Dhuafa di bulan Muharam ini, PPPA Daarul Qur’an menggulirkan program bingkisan untuk yatim dan dhuafa. Rencana program bingkisan senilai Rp 197 ribu ini akan diberikan kepada 50ribu santri penghafal Alquran di rumah tahfizh dan pesantren tahfizh binaan PPPA Daarul Qur’an di berbagai daerah di Indonesia.

Mari bantu mereka dengan menjadi bagian penting perjalanan mereka dalam meraih cita-cita. Kepedulian kita mengantar generasi muda hafizh Alquran menjadi calon-calon pemimpin masa depan.

Untuk sedekah Bingkisan untuk Yatim dan Dhuafa Santri Penghafal Alquran dapat melalui rekening Rek BCA 6030308041 atau klik http://s.id/bingkisanuntukyatim

 

REPUBLIKA

‘Konser’ Batuk di Masjid Nabawi

Ada keriuhan berbeda di Masjid Nabawi satu pekan belakangan. Bukan soal kajian agama yang selalu digelar bakda shalat Subuh. Bukan pula soal anak-anak yang kerap menangis ketika ibu mereka khusyuk menunaikan shalat.

Kali ini sebuah konser tersaji tiap shalat Subuh. Konser batuk tepatnya. Suara batuk terdengar bersahut-sahutan. Suara jamaah yang terbatuk-batuk berpadu kompak dengan suara hidung yang berusaha sekuat tenaga menjaga lendir tidak jatuh layaknya sebuah kor. Suara itu makin jelas terdengar ketika ruku dan sujud.

Jamaah embarkasi BDJ 12 Kafsah (47 tahun) menjadi salah satu pelaku paduan suara itu. Jamaah gelombang dua ini mengalami batuk dan pilek sejak berada di Makkah.

Flu, batuk dan pilek jamak ditemukan pada jamaah haji gelombang dua. Penyakit ini bahkan sudah biasa hinggap pada jamaah, terutama setelah puncak haji selesai. “Ini (batuk) sejak dari Mina,” kata jamaah asal Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah tersebut kepada Republika.co.id di halaman Masjid Nabawi, Jumat siang (22/9).

Agar tak berlarut-larut, Kafsah telah memeriksakan diri kepada dokter kloter. Dokter memberinya obat batuk sirup, obat pilek dan obat radang dalam bentuk tablet.

Kafsah tak ambil pusing dengan penyakitnya. Baginya batuk dan flu adalah penyakit biasa. “Biar cepat sembuh saya usahakan cukup istirahat, cukup makan dan banyak minum, makanya selalu bawa air minum kemana pun,” ujar dia.

Kafsah juga mengenakan masker setiap saat. Dia selalu mengganti maskernya tiap waktu shalat.

Dokter Penghubung Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah Nafi Mahfudz mengatakan rata-rata jamaah haji gelombang dua mengalami flu dan pilek. Kelelahan, makanan dan lingkungan adalah di antara faktor risiko yang menjadi pemicu munculnya batuk dan pilek. Apalagi pada jamaah dengan usia di atas 60 tahun. “Faktor risiko ini menurunkan status kekebalan tubuh atau imunitas sehingga jamaah mudah sakit dan lama sembuhnya,” katanya.

Jamaah yang sudah letih karena melaksanakan puncak haji, setelah tiba di Madinah masih melaksanakan shalat Arbain dan ziarah ke berbagai tempat. Kerumunan orang di hotel, di masjid, debu jalanan dan kebiasaan merokok pada sebagian jamaah turut memperberat status imunitas tersebut. “Ketika sudah mau sembuh tapi lingkungannya sakit, jadi seperti lingkaran setan. Banyak yang tertular dan sakit,” katanya.

Nafi mengimbau jamaah menghindari faktor risiko tersebut. Jamaah sebaiknya menggunakan masker, menutup mulut saat batuk, tidak meludah sembarangan, makan bergizi, istirahat cukup dan menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.

Dia mengatakan biasanya dokter memberikan obat antiradang, antibiotik sesuai penyakitnya dan obat batuk. Namun, Nafi meminta jamaah tidak hanya mengandalkan obat dokter.

Jamaah harus menghindari gorengan, es dan makanan manis karena secara tidak langsung memicu radang di tenggorokan. Pendingin udara di ruangan juga jangan terlalu dingin dan anginnya jangan langsung terkena tubuh.

Jamaah juga diminta banyak minum agar dahak mudah keluar. Dengan menjalankan gaya hidup sehat dan minum obat teratur, penyakit akan membaik dalam tiga sampai empat hari.

 

IHRAM

Tiga Bentuk Rezeki

ALHAMDULILLAH. Puji dan syukur hanya kepada Allah Swt, Dzat Yang Maha Pemberi Rezeki kepada seluruh makhluk. Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada kekasih Allah, baginda Nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, kita yakin Allah Maha Pemberi Rezeki. Jika kita mentafakuri bagaimana Allah mencukupi rezeki kita, maka rezeki bisa kita klasifikasikan kepada tiga.

Pertama,rezeki yang dijamin oleh Allah Swt. Misalnya adalah rezeki penguat tubuh. Rumusnya, ada nafas ada rezeki. Jadi sepanjang kita masih bernafas, maka sepanjang itu pula rezeki kita terjamin. Minimal adalah udara. Sewaktu kita masih berada di dalam rahim ibu, rezeki kita terjamin. Rezeki yang mendatangi kita, bukan sebaliknya.Maasyaa Allah!

Setelah kita dewasa, rezeki itu tersebar di berbagai tepat di bumi ini. Tinggal kita memilih, mau yang halal atau yang haram. Mau memilih susu atau memilih minuman keras. Mau memilih daging sapi atau daging babi.Insyaa Allah,kita adalah orang-orang yang hanya memilih yang halal sebagaimana petunjuk Allah Swt.

Kedua,rezeki yang digantungkan. Rezeki Allah itu sudah pasti ada, tinggal kita ikhtiar menjemputnya. Nah, kalau ikhtiar kita sesuai dengan jalan Allah, maka Allah akan memberi petunjuk untuk sampai kepadanya. Dalam ikhtiar kita, Allah akan berikan rasa tenang dan semua proses yang kita jalani menjadi amal sholeh.

Sedangkan ikhtiar yang menyalahi jalan Allah, seperti mencuri atau menipu, maka sejak prosesnya sudah diliputi dengan kegelisahan, tidak menjadi amal sholeh, dan jika bertemu dengan rezeki maka jatuhnya menjadi haram. Oleh karena itu, tinggal kita memilih apakah mau mengambil cara yang halal atau cara yang haram.

Ketiga,rezeki yang dijanjikan. Ada orang yang khawatir jika rezekinya sedikit. Tidak apa-apa rezeki sedikit, yang terpenting adalah berkah dan senantiasa dicukupkan oleh Allah Swt, tidak pernah kekurangan, bahkan masih bisa berbagi kepada sesama. Inilah rezeki orang yang pandai bersyukur. Allah Swt menjanjikan bahwa rezeki orang yang bersyukur akan dilipatgandakan, sebagai mana firman-Nya,“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..”(QS. Ibrohim [14] : 7)

Ketika mendapatkan rezeki, ada rasa senang. Disisihkan sebagian untuk bersedekah. Mungkin rumah tidak besar, harta tidak banyak, tapi membantu orang lain tidak pernah berhenti. Inilah yang membuat rezeki yang sedikit namun mengalir terus beserta manfaat dan keberkahannya. Karena rezeki itu ada tiga; yang dimakan menjadi kotoran, yang dipakai menjadi usang, dan yang disedekahkan di jalan Allah Swt.

Demikianlah, Allah Swt. melimpahkan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur atas setiap rezeki yang kita peroleh.Aamiin yaa Robbal aalamin.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

MOZAIK

Perbedaan Kisah Adam-Hawa di Islam dan di Kristen

Kisah Adam dan Hawa terdapat pada tiga agama yakni Islam, Kristen dan Yahudi. Adam dan Hawa diberikan tempat yang mulia yaitu surga Adn. Kemudian, mereka diperdaya oleh Iblis sehingga terusir dari tempat indah itu. Adam dan Hawa disuruh turun ke bumi untuk hidup, berketurunan hingga meninggal.

Di dalam ajaran Kristen, dalam Kitab Kejadian (Perjanjian Lama) Pasal III dijelaskan bahwa iblis yang memperdaya Adam dan Hawa menumpang di dalam mulut ular dan dikatakan bahwa ular adalah binatang yang cerdik dan penipu. Dikatakan pula bahwasanya yang tertipu lebih dahulu ialah si istri karena perempuan adalah jenis manusia yang lemah dan lekas terpedaya.

“Maka, dilihat oleh perempuan itu bahwa buah pohon itu baik akan dimakan dan sedap kepada pemandangan mata yaitu sebatang pokok asyik akan mendatangkan budi, maka diambilnya daripada buah, lalu dimakannya serta diberikannya pula pada lakinya, maka ia pun makanlah.” (Kejadian 3:6)

“Dan jawab Adam seketika Tuhan bertanya mengapa dia bertelanjang apakah telah dimakannya buah itu?

Maka sahut Adam, ‘Adapun perempuan yang telah Tuhan karuniakan kepadaku itu, ia itu memberikan daku buah itu lalu dimakan.”(Kejadian 3:12)

Di dalam Perjanjian Baru ditegaskan pula bahwa Adam tidak bersalah, yang salah ialah perempuan itu sebab dia yang terlebih dahulu terpedaya.

Hal tersebut yang dijadikan dasar dalam ajaran Kristen yang dinamai dasar pertama bahwasanya manusia dilahirkan dalam dosa sehingga mereka diusir ke dalam dunia ini. Yang menjadi pangkal timbulnya dosa ialah karena perempuan tersebut yang lebih dahulu terpedaya oleh setan iblis dan perempuan tersebut turut pula memakan buah terlarang.

Perhatikan susunan ayat dalam Kitab Kejadian tersebut tampaklah lemahnya laki-laki yang mudah saja diperdaya oleh perempuan dan perempuan dapat diperdaya oleh lilitan ular iblis. Saat Tuhan bertanya, Adam dengan segera menyatakan diri bahwa dia tidak bersalah, yang salah ialah istrinya sebab dia yang merayu. Lantaran itu, terhimpunlah segala kutukan kepada perempuan.

Lalu, bagaimana kata Alquran tentang kejadian ini? Apakah Alquran menimpakan kesalahan pada perempuan? Apakah Alquran mengatakan bahwa laki-laki berlepas diri?

1. Di dalam surat al-Baqarah ayat 36 jelas benar dinyatakan bahwa keduanya sama-sama digelincirkan oleh setan sehingga keduanya sama-sama dikeluarkan dari surga.

2. Di dalam surat al-A’raaf ayat 20 dijelaskan bahwa yang diperdaya dan diberi waswas oleh setan sehingga memakan buah yang terlarang itu ialah keduanya, artinya sama-sama bertanggung jawab dan sama-sama bersalah.

Di dalam surat Thaahaa lebih dijelaskan lagi bahwa orang pertama di antara keduanya, yang bertanggung jawab atas kesalahannya ialah Adam, tegasnya adalah laki-laki.

Pada ayat 15 surat Thaahaa disebutkan, “Dan sungguh, telah kami pesankan kepada Adam dahulu, tetapi dia lupa dan Kami tidak dapati kemauan kuat padanya.”

Dalam ayat tersebut jelas terlihat tanggung jawab seorang laki-laki dan kepada orang yang bertanggung jawab tersebut dijatuhkan perintah dan diambil janji bahwa tidak akan dimakannya buah yang terlarang. Namun dia lupa akan tersebut. Lalai.

Lalu, datang lagi ayat 120 yang demikian bunyinya, “Kemudian setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya dengan berkata, ‘Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?’”

Dilanjutkan oleh ayat 21, “Lalu keduanya memakannya, lalu tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun yang ada di surga dan telah durhakalah Adam kepada Tuhannya dan sesatlah dia.”

Lanjut di ayat 122, “Kemudian Tuhannya memilih dia, maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.”

Dari kedua susunan ayat tersebut yaitu terdapat pada Kitab Kejadian (Perjanjian Lama) pegangan orang Yahudi dan Kristen, serta di dalam Surat Thaahaa, dapat kita bandingkan dua gambaran watak pribadi dari seorang yang tengah dikisahkan. Pribadi yang bernama Adam, yang tersebut dalam Kitab Kejadian ialah sosok yang lemah, lekas jatuh dirayu istri. Akan tetapi, ketika ditanya tentang mengapa apa sebab dia salah, dilemparkan tanggung jawab kepada istrinya, yang dituduh memperdayainya. Tampaklah di situ bahwa ketika istri merayu, ia tidak berusaha membela sama sekali.

Dalam Alquran memperlihatkan pribadi dari seorang laki-laki berakal yang telah menerima janji atau mengikat janji dengan Allah SWT, yang karena tipu daya hawa nafsu dan keinginan yang dirayu oleh setan dia lupa akan janjinya. Ia menjadi lemah, tak kuat bertahan ketika menghadapi tipu muslihat.

Dijelaskan pada ayat 120 bahwa yang memperdaya adalah setan sendiri, langsung dari setan bukan dari rayuan istri. Di ayat tersebut tegas disebutkan seruan setan, “Ya Adam!”

Setelah suami terpesona, istri pun menurut, keduanya sama-sama melakukan kesalahan. Pada ayat 121 dijelaskan bahwa keduanya sama-sama memakan buah tersebut dan keduanya sama-sama terbuka kemaluannya, sama-sama tanggal pakaian surganya dan sama-sama terpaksa mencari daun kayu alam surga untuk menutupi auratnya.

Jalan keluar pun ditunjukkan Allah SWT sebab di samping menghukum siapa yang bersalah, Allah pun kasih sayang kepada hambaNya. Allah pun menunjukkan jalan keluar dari kemurungan perasaan merasa bersalah. Hal itu diabadikan dalam al-Baqarah ayat 37, “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya lalu Dia pun menerima taubatnya. Sungguh Allah Maha Penerima Taubat, Maha Penyayang.

Ayat 122 surat Thaahaa dijelaskan bahwa setelah Adam terlanjur bersalah lalu taubat, Allah menerima taubatnya. Lalu diturunkan insan atau basyar yang menerima tugas berat yakni menjadi wakil Allah dan Khalifatullah di muka bumi.

Dari perbandingan ayat-ayat dalam Bible dan Alquran dapat dipahami bahwa bagaimana penghargaan Kristen perempuan dan bagaimana pula dalam kacamata Islam. Wallahu A’lam.

 

BERSAMA DAKWAH

Mualaf Center Indonesia tak Tahu Kabar John Kei Masuk Islam

Kabar masuk Islam seorang narapidana, John Kei, masih harus dipastikan lagi kebenarannya. Pasalnya, pihak Mualaf Center Indonesia sendiri belum mendengar kabar tersebut, serta tidak mengetahui apakah kabar tersebut benar.

Ketua Mualaf Center Indonesia, Steven Indra Wibowo menyatakan, tidak tahu-menahu mengenai kabar masuk Islam-nya John Kei seperti yang viral di media sosial. “Kami tidak tahu dan kami tidak terafiliasi dengan Mualaf Center Masjid Darussalam Cibubur,” ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, via telepon, Senin (18/9) sore.

Sebelumnya, narapidana kelas kakap itu dikabarkan berniat masuk Islam. John Kei merupakan tersangka dalam perkara pembunuhan Tan Harry Tantono, Direktur Sanex Steel, yang ditemukan tewas di Swis-Belhotel Jakarta akhir Januari 2012 lalu.

Terkait kabar itu, pihak Mualaf Center Indonesia pun tidak bisa membenarkan apakah itu hoax atau bukan, tetapi yang mereka jelaskan, tidak ada kabar yang mereka dapat dengan tegas mengatakan John Kei masuk Islam.

 

REPUBLIKA

 

———————————————

Dapatkan artikel keislaman tiap hari dr HP Android Anda, undu Aplikasi Porsi Haji ini!  Anda juga dapat cek porsi haji/umrah.

Hijrah, Momentum Persatuan dan Sirit Peradaban

Dominasi kaum Yahudi yang menyingkirkan bangsa Arab secara politik dan ekonomi di Yastrib, menimbulkan pertikaian di sana. Klan Aus dan Khazraj, sebagai penduduk pribumi Yatsrib mencari sosok pemimpin Arab yang mampu mengangkat martabat dan membebaskan mereka dari belenggu penindasan Yahudi.

Memang sudah lama ada desas desus di kalangan Yahudi, berdasarkan informasi dalam Kitab Taurat, bahwa akan datang seorang mesias dan Nabi akhir zaman yang akan memimpin dan menyelamatkan umat manusia dengan ciri-ciri yang juga disebutkan dalam Taurat. Namun kalangan Yahudi kecewa, karena sosok tersebut adalah seorang Arab, bukan Yahudi dan tinggal di Makkah. Informasi ini kemudian disimpan rapat-rapat oleh kalangan Yahudi.

Tapi, Informasi tersebut bocor juga kepada kaum Arab Yatsrib. Mereka mendengar di Makkah ada sosok yang ciri-cirinya persis yang digambarkan oleh Taurat. Sosok itu bernama Muhammad putera Abdullah dari klan Hasyim.

Berangkatlah perwakilan Aus dan Khazraj ke Makkah. Sesampainya di Makkah, mereka memohon kepada Muhammad SAW agar berkenan menjadi pemimpin mereka, serta bersumpah setia untuk mematuhi dan membelanya. Peristiwa ini dikenal dengan Bai’at Aqabah I. Setelah itu datanglah lagi gelombang kedua dari Yatsrib dengan jumlah yang lebih besar. Peristiwa ini dikenal dengan Bai’at Aqabah II.

Muhammad SAW kemudian hijrah menuju Yatsrib bersama pengikut-pengikutnya. Beliau berangkat paling akhir bersama Abu Bakar pada malam hari. Kedatangan Muhammad SAW disambut gegap gempita oleh penduduk Yatsrib.

Langkah pertama yang dilakukan Muhammad SAW adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin yang datang dari Makkah dan Kaum Ansor penduduk asli Yatsrib. Kedua, mengganti nama Yatsrib menjadi Madinah Al Munawwarah yang bermakna Kota yang terang benderang. Ketiga membentuk konstitusi Madinah dengan kesepakatan seluruh suku-suku di Madinah, yakni Suku Quraisy, Aus, Khazraj, dan empat suku Yahudi: Bani Nadhir, Musthaliq, Quraizhah, dan Qainuqa. Perjanjian ini dikenal dengan Piagam Madinah. Sebuah konstitusi pertama yang terbentuk dari masyarakat yang plural.

Di antara isi Piagam Madinah adalah:

1. Kaum Yahudi bersama kaum muslimin wajib turut serta dalam peperangan.
2. Kaum Yahudi dari Bani Auf diperlakukan sama kaum muslimin.
3. Kaum Yahudi tetap dengan Agama Yahudi mereka, dan demikian pula dengan kaum muslimin.
4. Semua kaum Yahudi dari semua suku dan kabilah di Madinah diberlakukan sama dengan kaum Yahudi Bani Auf.

5. Kaum Yahudi dan muslimin harus saling tolong menolong dalam memerangi atau menhadapi musuh.
6. Kaum Yahudi dan muslimin harus senantiasa saling berbuat kebajikan dan saling mengingatkan ketika terjadi penganiayaan atau kedhaliman.
7. Kota Madinah dipertahankan bersama dari serangan pihak luar.
8. Semua penduduk Madinah dijamin keselamatanya kecuali bagi yang berbuat jahat.

Dari perjanjian ini tampak bahwa Rasulullah SAW tidaklah mendirikan negara Islam, melainkan sebuah negara yang berdasarkan kesepakatan unsur-unsur yang menghuni negara Madinah. Dari sinilah kemudian lahir istilah masyarakat madani. Masyarakat yang berperadaban.

*****

1.300 tahun tahun kemudian di Jakarta, tepatnya tanggal 18 Agustus 1945, panitia 9 yang terdiri dari: Ir Sukarno, Drs Muhammad Hatta, KH Wahid Hasyim, H Agus Salim, Abdul Kahar Muzakir, AA Maramis, Abikusno Cokrosuyoso, Mr Ahmad Subarjo, Mr Muhammad Yamin menyepakati dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara serta menetapkan UUD 1945.

Memang, sempat ada ketegangan perihal sila pertama dalam piagam Jakarta. Pihak Indonesia Timur yang diwakili oleh AA Maramis menuntut penghapusan 7 kata pada sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluknya” hanya menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa” saja. Jika tidak dihapus, maka Indonesia Timur akan memisahkan diri dari republik yang baru saja kemerdekaannya diproklamasikan itu. Namun, pada akhirnya pihak Islam, demi persatuan, lapang dada untuk menerima penghapusan 7 kata tersebut.

Toh secara dalam pandangan para ulama, walaupun tidak dituliskan 7 kata tersebut, kenyataannya umat Islam tetap wajib menjalankan syariat Islam. Meski dalam beberapa hukum tertentu seperti hudud dan jinayat tidak bisa diterapkan oleh negara, namun hal ini mengikuti kaidah fiqh yang berbunyi “menolak kerusakan lebih diutamakan daripada mengambil kebaikan”. Implementasinya, persatuan lebih diutamakan daripada perpecahan. Selain itu, pada saat itu bangsa yang baru saja merdeka ini, masih terancam oleh keinginan Belanda untuk menguasai Indonesia kembali.

Apakah hari ini kaidah itu masih berlaku? Menurut saya jelas masih berlaku. Karena hingga kini, bayang-bayang perpecahan bangsa masih menghantui. Ingat, sepanjang sejarah bangsa ini masih banyak terjadi konflik yang berlatarbekalang agama. Apalagi akhir-akhir ini jurang perpecahan semakin menganga akibat perbedaan pandangan politik dan pemahaman ekstrem dan radikal.

Pancasila adalah konsensus nasional para pendiri bangsa ini, yang setengahnya adalah para ulama. Lalu ketika ada kelompok yang ingin mengganti dasar negara ini dengan ideologi lain, maka hal itu merupakan pengkhianatan terhadap bapak-bapak bangsa kita. Pengkhiatan kepada para ulama dan santri serta para pejuang yang telah memerdekakan bangsa ini.

*****

Walhasil hijrah merupakan momentum persatuan, sebagaimana Rasulullah saw mempersatukan masyarakat Madinah yang berbeda etnik dan agama dalam sebuah konsensus yang disebut Piagam Madinah. Rasul SAW berhasil membangun masyarakat Madinah yang berbeda-beda dalam sebuah negara untuk mencapai tujuan yang sama. Dalam bahasa kita kini: Bhineka Tunggal Ika.

Semangat hijrah juga merupakan semangat membangun peradaban. Peradaban dalam bahasa Arab diungkapkan dengan “tamaddun”, “madaniyah”. Istilah ini berasal dari kata madinah. Ketika Rasulullah SAW mengganti nama Yatsrib dengan Madinah, tentu beliau memiliki maksud, yakni bahwa Rasulullah SAW ingin membangun sebuah peradaban.

Dalam sebuah peradaban pasti tidak akan dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban. Ketiga faktor tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem ekonomi, dan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Dan Rasulullah SAW telah memulai itu. Di Madinah Beliau SAW meletakkan dasar-dasar pemerintahan, sistem ekonomi, dan ilmu pengetahuan melalui ajaran Islam yang dibawa Beliau SAW. Dari sinilah Islam kemudian menyebar ke Afrika, Asia, dan Eropa.

Islam adalah agama peradaban. Artinya agama yang membangun peradaban. Islam berkembang dan tersebar luas bukan oleh ekspedisi militer, bukan juga oleh gerakan politik. Islam maju dan berkembang karena Islam membangun peradaban. Karena itulah hijrah dijadikan sebagai awal dari kalender Islam.

Perdaban barat yang maju hingga menemukan bentuknya seperti saat ini karena bersentuhan dengan peradaban Islam dalam perang salib. Jika tak ada perang salib, mustahil barat mampu mencapai kemajuan seperti saat ini.

Selamat tahun baru Hijriah 1439 H.
Mari jadikan hijrah sebagai momentum persatuan dan spirit membangun peradaban.

 

Oleh: M Imaduddin, Wakil Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU

 

REPUBLIKA