H-5 Closing Date 448 Kloter Mendarat, 57 Jemaah Wafat

Jeddah (PHU)—Jumlah kedatangan jemaah haji pada 12 Agustus telah sampai dengan pukul 10.00 WAS sebanyak 11 kloter. Jemaah yang tergabung dalam kloter-kloter tersebut sebanyak 4.439 orang terdiri dari jemaah haji sebanyak 4.383 orang dan petugas kloter 56 orang.

Total kloter yang tiba di Arab Saudi melalui airport Madinah dan Jeddah Arab sebanyak 448 kloter. Rincian dari 182.547 penumpang terdiri dari jemaah haji 180.306 orang dan petugas kloter 2.241 orang. Sedangkan jemaah gelombang dua yang landing di airport Jeddah sampai dengan hari ini sebanyak 230 kloter. Terdapat 93.594 orang tiba di Jeddah yang berasal dari unsur jemaah haji 92.443 orang dan petugas kloter 1.151 orang.

Sedangkan jumlah jemaah wafat sampai dengan Ahad (12/8) telah mencapai 57 orang dari hari sebelumnya dilaporkan 52 jemaah wafat. Berikut daftar nama 5 jemaah yang wafat dari Sabtu (11/8) sampai dengan Ahad (12/8) pukul 11.30 waktu Arab Saudi.

1. Mariso Bakri Mat Busri (56), kloter BPN 07, wafat pada Sabtu (11/8).

2. Aty Yuliana Kasmidi (62), kloter UPG 14, wafat pada Sabtu (11/8).

3. Sara Basiru Duke (70), kloter UPG 39, wafat pada Ahad (12/8).

4. Manyuzar Young Mansyur (69), kloter MES 10, wafat pada Ahad (12/8).

5. Utin Risnarti Idris (55), kloter BTH 26, wafat pada Ahad (12/8).

 

KEMENAG RI

Inilah Kisah Menyentuh 3 Tukang Becak Naik Haji

Bisa mengunjungi Tanah Suci Mekah tentu merupakan harapan terbesar bagi seluruh umat Muslim di dunia. Tak terkecuali bagi 3 tukang becak yang kisahnya ada di bawah ini.

Biaya naik haji yang mencapai puluhan juta rupiah, jika dipikir-pikir memang cukup berat dan nyaris mustahil dicapai dengan penghasilan sehari-hari mereka.

Namun, Tuhan selalu merawat doa-doa umatnya yang dipanjatkan dengan niat tulus dan membantu agar harapan mereka terkabul.

1. Maksum, penghasilan sehari Rp 20 ribu dan menabung 21 tahun untuk biaya naik haji

“Mustahil”, begitu yang dipikirkan Maksum saat terlintas keinginannya menunaikan ibadah haji. Apalagi penghasilannya hanya berkisar Rp 20 ribu per hari.

Tukang becak yang kerap mangkal di depan ITC Surabaya itu awalnya tidak yakin keinginannya akan terwujud.

Namun pada tahun 1996, setelah istrinya meninggal, Maksum bertekad harus mulai menabung untuk naik haji. Dan sejak saat itu, Maksum mengayuh becaknya lebih rajin dari sebelumnya.

Setoran pertamanya ke bank kala itu Rp 800 ribu dan dia selalu menabung setiap bulan.

Baru tahun 2010, Maksum membuka rekening Ongkos Naik Haji (ONH) dan mulai mendaftarkan namanya sebagai jemaah haji Indonesia.

“Tidak hanya bekerja saja, tapi juga berdoa,” ungkap Maksum. Selama belasan tahun, Maksum menyisihkan pendapatan kecilnya ke rekening tabungan haji.

Niat tulusnya terjawab saat dia akhirnya berhasil terdaftar sebagai anggota kloter 6 jamaah haji yang diberangkatkan melalui Surabaya tahun 2017 lalu.

Maksum tak henti-hentinya bersyukur karena di usianya yang kala itu 79 tahun, dia berhasil mewujudkan mimpinya.

 

2. Mashuri, menabung selama 40 tahun untuk biaya naik haji

Pasangan suami istri asal Grobogan, Jawa Tengah, Mashuri (62 tahun) dan Siti Patimah (59 tahun) menyisihkan uang hasil menarik becak selama 40 tahun.

Sejak masih muda, mereka memang punya cita-cita harus bisa pergi ke Tanah Suci untuk beribadah haji. Mashuri berusaha mewujudkan janji serta mimpinya bersama istri tercinta.

Mashuri sadar, sebagai tukang becak, dia tak punya banyak uang untuk biaya naik haji berdua. Mashuri mencari cara agar uangnya bisa bertambah dengan cepat.

Bapak 4 anak ini awalnya menabung uang hasil menarik becak, lalu digunakan untuk beternak sapi.

Mashuri dan Siti merawat sapi-sapinya dengan penuh perhatian dan memperlakukan hewan ternaknya dengan baik.

Setelah beranak pinak, Mashuri menjual 6 ekor sapinya untuk ongkos haji bersama istri.

Mashuri dan Siti Patimah akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya. Mereka akan berangkat ke Mekah pada 7 Agustus 2018 ini melalui Embarkasi Donohudan, Solo.

 

3. Santuso, menabung selama 10 tahun untuk biaya haji

Santuso (55 tahun), warga Gili Ketapang, Probolinggo ini tak pernah menyangka dia akan bisa melaksanakan ibadah haji tahun 2018 ini.

Sehari-hari, kerjanya hanya sebagai tukang becak yang mengangkut ikan dari dermaga ke rumah nelayan di Gili Ketapang.

Pendapatan hariannya berkisar Rp 100 – 150 ribu saja, itu juga harus dikurangi lagi untuk biaya makan dan kebutuhan keluarga sehari-hari.

Sisanya tak banyak, paling Santuso hanya bisa menyisihkan Rp 500 -1.000 saja untuk tabungan hajinya.

Selama 10 tahun Santuso menabung sedikit demi sedikit dan disertai pula dengan doa yang tak henti.

“Selain bekerja keras, saya juga selalu sholat. Sholat tahajud juga tidak pernah ketinggalan,” kata Santuso.

Doanya kini terkabul, tahun 2018 ini Santuso akan berangkat haji meski tak ditemani sang istri.

“Sebenarnya saya juga ingin pergi bersama istri. Tapi uangnya tidak cukup. Disyukuri saja, istri saya juga ikhlas,” lanjutnya.

Belajar dari kisah 3 tukang becak yang berhasil mewujudkan mimpinya pergi ke Tanah Suci, kita akan sadar bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha. (*)

 

TRIBUN JATENG

Berhaji Bawa Barang Harus Hati-hati

Jeddah (PHU)—Rerupa barang bawaan Jemaah haji menjadi perhatian PPIH Arab Saudi Daker Airport. Setelah pada gelombang satu beberapa Jemaah dibongkar kopernya oleh petugas bea cukai Arab Saudi karena kedapatan membawa barang terlarang, kini kejadian serupa kembali terulang. Bukan rokok, obat-obatan, jamu atau sejenisnya.

Jemaah haji gelombang dua yang mendarat di Jeddah meski berurusan dengan bea cukai karena membawa walky talky (HT), senter kejut, dan SIM Card dalam jumlah banyak. Senin (6/8/2018) malam salah satu Jemaah asal JKS-65 terpaksa menjalani pemeriksaan ketat bea cukai. Di dalam tasnya terdapat HT yang menurutnya titipan dari Jemaah lain.

Kepala Daker Airport Arsyad Hidayat menyayangkan Jemaah haji yang masih suka membawa barang-barang yang tidak diperlukan.

“Jemaah harus berhati-hati membawa barang saat berhaji. Bila barang yang tidak ada kaitannya dengan ibadah tidak perlu dibawa. Sudah ada tiga Jemaah yang kedapatan membawa HT dan semuanya disita petugas bea cukai,” ujar Arsyad, Senin (6/8) malam di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.

Setelah melalui proses negosisasi cukup alot akhirnya Jemaah dapat keluar dari bea cukai, namun HT tetap disita oleh petugas Arab Saudi. Ht tersebut dapat diminta kembali oleh Jemaah saat hendak kembali ke tanah air.

Pada hari yang sama juga dilakukan penggeledahan koper petugas kloter SOC-69. Menurut hasil scan x-ray di dalam kopernya terdapat ratusan kartu ponsel. Meskipun SIM-Card tersebut untuk provider Arab Saudi tapi karena membawa dalam jumlah yang tidak wajar, petugas tetap diinterogasi untuk kepentingan kepabeaan. Meskipun akhirnya dapat melenggang, mestinya Jemaah haji tetap harus waspada dengan barang yang akan dibawa maupun titipan orang lain kalau tidak ingin berurusan dengan petugas bea cukai Arab Saudi.

3 Agustus lalu, Jemaah haji BTH-15 yang membawa senter kejut juga sempat ditahan cukup lama di bea cukai. Menurut otoritas Saudi, senter yang dibawa Jemaah dapat membahayakan orang lain dan dilarang dibawa.

“Setelah diproses dengan didampingi Petugas KJRI, senter boleh diambil kembali dg catatan aktivasinya dimatikan/dirusak dan Jemaah harus membuat surat pernyataan. Setelah itu senter dikembalikan,” ujar Maspilu petugas Perlindungan Jemaah Daker Airport.

Sementara Fauzi, seorang petugas mukimin yang cukup berpengalaman menangani masalah Jemaah di bandara mengingatkan agar para Jemaah haji khusus berhati-hati pula dengan barang bawaannya.
“Biasanya mereka membawa alat seperti earphone yang dipakai semua Jemaah. Sebaiknya alat tersebut langsung dipakai masing-masing jangan dikumpulkan ke petugas travelnya,” ujar Fauzi. (ab/ab).

 

Kemenag RI

Hindari Penipuan, Jemaah Haji Indonesia Wajib Kenali Seragam Petugas

Makkah (PHU)–Semakin padatnya jemaah haji di Masjidil Haram, membuat jemaah haji seringkali tersesat dari rombongan. Untuk mengantisipasi hal itu, Jemaah diimbau untuk mengenal petugas haji yang ada berjaga 24 Jam diseputaran Masjidil Haram.

Jemaah haji Indonesia yang tersesat atau membutuhkan pertolongan saat di Masjidil Haram diminta agar tidak segan-segan untuk meminta bantuan kepada petugas haji Indonesia yang menggunakan seragam petugas.

Lalu bagaimana mengenali patugas haji Indonesia yang resmi tersebut?

Petugas haji Indonesia dapat dikenali dengan melihat pakaian yang dikenakannya, dengan seragam berwarna putih berlengan panjang atau pendek, disertai emblem nama petugas di dada kanan, emblem tulisan arab di sebelah kiri, kemudian Bendera Merah Putih di lengan Kanan dibalut rompi hitam dan topi hitan bertuliskan “Petugas Haji Indonesia Tahun 2018” tidak lupa tanda pengenal.

Di Masjidil Haram biasanya jemaah haji yang baru pertama kali datang akan merasa kebingungan, karena ada puluhan pintu yang hampir serupa. Pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengimbau kepada jemaah agar meminta pertolongan kepada petugas haji yang memiliki atribut lengkap yang 24 jam berjaga di sekitaran Masjidil Haram.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka, mengakui, kasus tersesat tidak hanya dialami oleh jemaah yang lanjut usia saja, tapi bisa terjadi pada siapa saja.

“Kita sendiri pun bisa tersesat tergantung dengan orientasi kita pada saat itu yaitu orientasi waktu dan tempat. Biasanya kalau orang sehat dan bugar dan mengalami dehidrasi bisa mengalami kondisi kurang stabil dan mengalami kelupaan sehingga menyebabkan tersesat,” jelas Eka di Madinah melalui keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.

Untuk mengatasinya, Eka memberikan tips sederhana yaitu jemaah jangan keluar pemondokan sendiri. Kalau tertinggal di Masjidil Haram, cari petugas haji Indonesia.(mch/ha)

 

Kemenag RI

Buka Tutup Pintu Masjidil Haram Makin Ketat, Jemaah Jangan Tersesat

Seiring dengan semakin banyaknya jemaah haji dari berbagai dunia, protap buka tutup pintu di Masjidil Haram semakin ketat. Jemaah haji jangan sampai tersesat. Begini caranya..

Strategi buka tutup pintu itu diberlakukan sejak beberapa hari terakhir. Hal ini untuk mengantisipasi kepadatan karena semakin banyaknya jemaah haji di Mekah menjelang wukuf Arafah.

Di waktu-waktu menjelang salat, jemaah tak lagi bisa mengaplikasikan cara masuk dan keluar di pintu yang sama. Askar atau tim pengamanan Masjidil Haram menggunakan pintu-pintu tertentu untuk khusus keluar saja atau sebaliknya.

Kondisi ini membuat jemaah rawan tersesat saat akan berjalan pulang ke pemondokan. Pintu keluar yang berbeda dengan pintu masuk rawan bikin jemaah bingung.

Untuk mengantisipasinya, jemaah haji disarankan untuk mengingat betul terminal bus Shalawat yang digunakan untuk mengakses pemondokan. Begitu juga dengan nomor bus. Untuk itu kartu-kartu penunjuk alamat pemondokan harus dibawa.

Abraj Albait atau yang biasa dikenal jemaah Indonesia sebagai Zamzam Tower juga bisa menjadi pembantu untuk mengenali arah. Tower dengan setinggi 494 meter itu bisa dilihat dari sisi manapun.

Misal bagi jemaah haji yang mengakses terminal Ajyad, terminal ini lokasinya di belakang samping Zamzam Tower. Untuk yang menggunakan terminal Syib Amir, terminal terbesar ini lokasinya berada di sisi Masjidil Haram yang berkebalikan dengan Zamzam Tower. Untuk yang menggunakan terminal Bab Ali, tinggal menyesuaikan karena terminal ini memiliki percabangan dengan Syib Amir.

Apabila jemaah masih bingung, jemaah bisa menanyakan atau minta diantar petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang berada di Masjidil Haram. Ada sejumlah satuan tugas yang beroperasi di masjid suci ini di antaranya Sektor Khusus, Tim Gerak Cepat (TGC), Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH).

DETIK

Petugas P3JH Kembali Temukan Jemaah Haji Terkulai di Masjidil Haram

Makkah (PHU)–Para petugas haji yang bertugas di Majidil Haram kembali menemukan jemaah yang lemas tak kuat jalan. Jemaah bernama Endang dari Embarkasi Solo kelompok terbang (kloter) 71 (SOC-71) tersebut ditemukan di area Babussalam.

Ini merupakan temuan kesekian kalinya, karena sebelumnya, Sabtu (04/08) lalu juga ditemukan jemaah asal Lampung lemas tak kuat jalan di lintasan tawaf.

“Ibu ini ditemukan dalam kondisi lemas, gemetar dan berkeringat dingin. Kami temukan di area Babussalam,” ujar petugas haji yang tergabung dalam Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH) dr Pradipta Suarsyaf, melalui pesan singkatnya di Mekkah, Rabu (08/08).

Kemudian, jemaah tersebut diperiksa oleh dr. Raden Muhammad Tanri Arrizasyifaa, petugas kesehatan yang ada di Masjidil Haram.

“Nadi jemaah tersebut masih terasa kuat,” katanya.

Pradipta menerangkan, kejadian yang menimpa jemaah tersebut merupakan rangkaian gejala khas dari hipoglikemia. Yakni turunnya kadar gula darah mendadak yang justru sering mengenai para pengidap kencing manis atau DM.

“Pemicunya adalah pasien minum obat DM (penurunan kadar gula) tetapi tidak makan setelahnya,” kata Pradipta.

Selanjutnya, oleh dokter yang menangani jemaah tersebut diberi pertolongan darurat berupa nuggets gula yang sesaat kemudian membuatnya lebih segar.

“Ibu tersebut mengaku bila ia terakhir makan kemarin sore. Sedangkan malam dan paginya tidak makan, tapi tetap mengonsumsi obat DM,” tutur Pradipta.

Pradipta mengimbau bagi jemaah agar tetap memperhatikan kesehatan dengan teratur makan dan minum yang cukup. Bagi yang memiliki penyakit dan mengonsumsi obat rutin, harap tetap menjaga agar konsumsi obatnya tidak terlewat. (mch/ha)

 

Kemenag RI

Tips untuk Jamaah Haji Gunakan Bus Salawat secara Efektif

Kepala Bidang Transportasi PPIH Arab Saudi, Subhan Cholid, mengeluarkan maklumat resmi yang berisi imbauan penggunaan bus salawat. Imbaun itu secara garis besar berisi empat hal. Pertama, tips menghindari kepadatan antrean di terminal; kedua, pemanfaatan bus salawat untuk umrah qudum; ketiga, penggunaan transportasi saat hari Jumat; dan keempat, keselamatan transportasi.

“Mengindari penumpukan jamaah yang antre di halte, di dalam bus, maupun terminal, jamaah sebaiknya berangkat ke masjid antara 1 sampai 2 jam sebelum azan. Begitu pula saat kembali dari masjid sebaiknya lebih lambat sampai dengan 1,5 jam,” ujar Subhan melalui sambungan pesan singkat Whatsapp, sebagaimana Okezone kutip dari situs resmi Kementerian Agama, Kamis 2 Agustus 2018.

Sedangkan bagi jamaah yang baru tiba di Makkah dan akan melaksanakan umrah qudum supaya membagi kloter dalam beberapa rombongan saat keberangkatan. Terlebih lagi saat ini jamaah yang sudah berada di Makkah mencapai 80.000 orang.

“Yang akan umrah wajib jangan berangkat bareng satu kloter supaya tidak terlalu sesak di dalam bus. Sebaiknya keberangkatan umrah dibagi dalam kelompok-kelompok agar lebih nyaman,” lanjutnya.

Khusus waktu Salat Jumat, Subhan juga meminta jamaah haji berangkat pukul 10.00 waktu Arab Saudi dan kembali setelah pukul 15.00 karena memang antara waktu tersebut Terminal Syib Amir ditutup. Dia pun berpesan, demi menjaga keselataman dan kelancaran ibadah jamaah haji diminta tertib dan tidak berebut saat naik bus.

Selain maklumat tertulis melalui selebaran yang dibagikan ke jamaah melalui petugas transportasi, Subhan menyarankan jamaah memanfaatkan bus salawat di luar waktu salat fardu.

“Jamaah juga bisa memanfaatkan waktu-waktu di luar jam salat untuk ke Masjidil Haram. Seperti waktu duha dan waktu tahajud, karena bus beroperasi 24 jam. Kalau bus hanya dipakai waktu salat (fardu) saja kan sayang,” jelasnya.

OKEZONE

Kiswah Kabah Siap Dipasang

Presidensi General Saudi Arabia untuk Urusan Masjid al-Haram dan Masjid Nabawi mengungkapkan kiswah telah siap untuk dipasang di Ka’bah. Kain hitam dengan sulam emas ini akan menutupi Kabah pada pagi hari Arafah yang diprediksi jatuh pada 20 Agustus.

Dilansir di Al Arabiya, Direktur jenderal Raja Abdul Aziz Complex untuk Ka’bah, Ahmad bin Mohammed Al-Mansouri mengatakan Presidensi telah mengikuti rencana untuk musim haji tahun ini, termasuk mengganti kiswah Kabah.

Ia menambahkan tim spesialis dan teknisi bekerja dengan hati-hati untuk memastikan kebersihan dan keamanan kiswah. Kaligrafi yang ditulis dengan benang emas dibuat khusus untuk musim haji.

Kiswah tersebut ditenun dari sutra murni dan dihiasi dengan benang berlapis emas yang menggambarkan ayat-ayat suci dari Alquran. Kiswah tersebut diklasifikasikan sebagai karya seni Islam yang diproduksi oleh pengrajin yang ahli.

Pemasangan penutup Ka’bah ini menandakan dimulainya pelaksanaan haji. Ka’bah membutuhkan perhatian dan perawatan yang intens sepanjang tahun. Perawatan ini dilakukan oleh Kepresidenan Penjaga Dua Masjid Suci dan diwakili oleh Raja Abdulaziz Complex untuk Ka’bah Kiswah.

REPUBLIKA

1 dari 5 Keistimewaan Kakbah, Letaknya Persis di Atas Titik Sentral Bumi

Pergi ke Tanah Suci, baik Makkah atau Madinah, merupakan impian umat Muslim. Selain menunaikan ibadah di sana, jamaah bisa melakukan ziarah ke tempat-tempat yang tertuang dalam ayat suci Al-Quran.

Salah satu yang memiliki magnitude terbesar adalah Kakbah. Bagi umat Islam, Kakbah bukanlah sekedar bangunan kubus yang berselimutkan “kiswah” hitam lengkat dengan tenunan ayat-ayat Al-Quran keemasan.

Seperti dikutip Okezone dari buku ‘Haji dan Umrah Mabrur Itu Mudah dan Indah’ karya Dr Muhammad Syafii Antonio, M.Ec, Kakbah adalah bangunan bersejarah tinggi dan memiliki makna spiritual yang mendalam.

Ia begitu istimewa, yang keistimewaannya, antara lain

1. Sebagai bangunan tempat ibadah pertama di dunia

Allah menegaskan dalam Al-Quran , yang artinya “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia ialah Baitullah di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan diberi petunjuk bagi semua manusia.” (QS. Ali Imran [3]: 96).

2. Sebagai pusat peribadatan pertama dan urusan dunia bagi manusia.

Dalam Al-Quran dijelaskan yang artinya:

Allah telah menjadikan Kakbah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusi, dan (demikian pula) bulan Haram, had-nya, qalaid (Allah menjadikan yang) demikian itu agar kamu tahu bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di hui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan bahwa sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Maidah [5]: 97)

Dahulu Kakbah terkenal dengan nama Baitulal-Uqaishir, Bait Dzial-Khulshah, Bait Aradha, Bait Najran(Ahmad Ibrahim Syarif, Makkah waal-Madinahfial-Jahiliyah). Mereka menganggap bahwa rumah ini adalah tempat suci bagi penduduk Syam dan Yaman, serta kabilah-kabilah lainnya. Kakbah juga sebagai tempat suci bagi penyimpanan patung sesembahan mereka. Apabila beribadah haji di Kakbah, mereka akan memotong rambutnya di sana. Ketika Fathu Makkah (penaklukan kota Makkah) Rasulullah SAW memerintahkan untuk menghancurkan semua berhala yang berada di Kakbah.

3. Memiliki nama-nama mulia sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran.

Kakbah memiliki nama-nama lain yang memuliakannya, seperti: Al-Bait (Rumah), Baitullah (Rumah Allah SWT), Al-Baital-Haram (Rumah Suci), Al-Baital-‘Atiq (Rumah Pustaka), dan Qiblat.

4. Dilindungi Allah SWT dari upaya penghancuran pasukan bergajah.

Kakbah aman dari serangan pasukan gajah. Dahulu, Abrahah, seorang penguasa Yaman yang saat itu tunduk kepada Habasyah, pernah memimpin pasukan bergajah yang besar dan kuat untuk menghancurkan Kakbah. Dia tidak sudi melihat Kakbah yang banyak dikunjungi orang-orang dari berbagai bangsa untuk beribadah di sana, sedangkan gereja yang dibangun tidak menarik perhatian banyak orang.

Setelah Raja Abrahah melewati perlawanan yang tak berarti dari penduduk Makkah, akhirnya Kakbah sudah di depan mata untuk dihancurkan. Tiba-tiba turunlah sekelompok burung yang menutupi cahaya matahari dan menyerupai awan yang tebal. Burung ababil itu menghujani pasukan dengan batu dari sijjil, yaitu batu ang sama yang pernah dihujankan kepada kaum Nabi Luth AS.

Abraham dan para tentaranya binasa. Kejadian ini diabadikan Allah SWT dalam Al-Quran .

 

Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara gajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Kakbah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung-burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun yang dimakan (ulat).” (QS. Al-Fil [105]: 1-5).

Allah SWT sebagai Pelindung Kakbah memeliharanya karena adanya hikmah yang tinggi. Allah SWT ingin melindunginya agar tempat itu menjadi tempat yang damai bagi manusia dan supaya tempat itu menjadi pusat dari akidah yang baru dan menjadi tanah bebas yang aman. Tidak lama setelah peristiwa tersebut, pada dini hari, Senin hari ke duabelas dari bulan Rabiul Awal, Muhammad SAW lahir. Mengacu pada peristiwa tersebut, tahun itu dikenal sebagai Tahun Gajah.

5. Letaknya di atas titik sentral bumi

Dr. Husein Kamaluddin mengamati bahwa Kota Makkah terletak di puncak jantung dunia yang melintas semua tepian benua. Temuan ini diperoleh ketika dia mempersiapkan penelitian penetapan arah-arah yang akurat ke kiblat dari beberapa kota utama di seluruh dunia dengan menggunakan komputer. Beliau menemukan bahwa;

Wilayah di sekitar Makkah dibagi secara rapi dan teratur. Kota ini dianggap sebagai pusat bumi sehingga menjadi salah satu sebab pengalihan kiblat dari Baitul Maqdis ke Makkah.

Garis bujur yang melintas Kota Makkah seharusnya menjadi garis dasar penetapan waktu. Seorang ilmuwan bernama Arnold Keysrling, mengatakan, garis bujur kota Makkah seharusnya menjadi garis penentuan waktu internasional sebagai ganti Greenwich.

Dua kali dalam setahun, matahari berada tepat secara vertikal di atas Kakbah. Pada waktu itu, bayangan segala sesuatu mengarahkan ke arah kiblat. Keajaiban mengenai posisi Kakbah ini sebenarnya tersirat dalam Al-Quran yang artinya:

Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan diberi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya (Baitullah) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran [3]: 96-97).

Seandainya Maqam Ibrahim termasuk tanda-tanda nyata di Masjidil Haram, maka tanda nyata terpenting di Masjidil Haram adalah Kakbah sebagai kiblat bagi seluruh kaum Muslimin di belahan timur dan barat bumi.

Setelah mengukur sudut-sudut kemiringan Kakbah pada 1410H, seorang insinyur Arab Saudi, Muhammad Al-Mu’tazz, menyimpulkan poros bangunan Kakbah yang menyambungkan antara Rukun Iraqi dengan Rukun Yamani menunjuk ke arah utara magnet, disertai sedikit kemiringan pada arah timur yang diperkirakan sekitar 3,5 derajat.

Condongnya Rukun Iraqi ke arah utara, tepatnya ke arah Madinah. Keberadaan Kakbah di tengah-tengah bumi menjadikannya sebagai kompas yang menuntun seluruh alam dalam derajat keimanan sekaligus materi. Rukun Iraqi yang menunjuk ke arah utara merupakan pembenaran terhadap firman Allah SAW pada ayat terdahulu. (rhs)

OKEZONE

‘Saudi Minta Jamaah Muda Angkat Koper Sendiri’

Percepatan proses kedatangan jamaah haji Indonesia oleh pihak Arab Saudi membawa konsekuensi sebagian jamaah harus mengangkat koper dari pemeriksaan bea cukai ke bus. Seturut keluhan jamaah atas hal itu, Kementerian Haji dan Umrah Saudi (Wizarah) menjanjikan memerintahkan lembaga pengurus barang-barang dan paspor jamaah (wukala) untuk membantu jamaah Indonesia berusia lanjut.

Wizarah juga meminta petugas haji Indonesia untuk menyampaikan kepada jamaah haji yang muda dan kuat untuk tetap membawa barang bawaanya secara mandiri. “Jamaah yang masih kuat dan muda diminta tetap mendorong tas koper serta tas jinjing dengan trolley dari bea cukai ke plaza. Sedangkan pengangkutan dari plaza sampai ke bus akan diangkut ‘umal dari wukala,” ujar Kepala Daker Bandara PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat di Bandara Jeddah, kemarin.

Keluhan jamaah terkait pendorongan koper mandiri itu muncul pada gelombang kedua kedatangan jamaah haji Indonesia di Bandara King Abdulaziz Jeddah. Tak seperti di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, koper jamaah tak langsung dibawa tenaga pengangkut alias ‘umal ke dalam bus.

Di Bandara Jeddah, koper-koper jamaah yang selesai dipindai di bea cukai langsung ditumpuk di troli pendorong dan didorong sendiri oleh jamaah ke paviliun. Kerap satu jamaah mendorongkan troli berisi beberapa koper sebelum troli tersebut diambil alih oleh ‘umal di plaza menjelang sampai di bus.

Terkait keluhan itu, Arsyad Hidayat menemui pihak Kementerian Haji dan Umrah serta pihak wukala. Dalam pertemuan yang digelar pada Ahad (5/8/) siang itu, Arsyad mengungkapkan pihak Saudi berkilah kebijakan pendorongan mandiri oleh jamaah tersebut telah melewati kajian panjang oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.

“Kebijakan pengangkutan koper dari paviliun ke plaza merupakan bagian dari kebijakan percepatan pelayanan kedatangan jamaah di Bandara Jeddah. Kebijakan ini dibuat berdasarkan hasil kajian di mana pola lama dianggap cukup memakan waktu,” kata Arsyad.

Sehingga, menurut Arsyad, diberlakukan sistem baru dengan jamaah haji diminta mendorong barang bawaannya dari paviliun ke plaza. Sedangkan koper dari plaza ke bus akan diangkut ‘umal dari wukala.

Menurut Arsyad, kebijakan yang sama diterapkan untuk semua negara. Kendati demikian, atas keluhan yang disampaikan oleh jamaah haji Indonesia Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi (wizarah) memberikan solusi untuk meringankan jamaah haji Indonesia.

Wizarah meminta wukala menyiapkan ‘umal beserta kereta dorongannya di dekat konter bea cukai khusus untuk jamaah lansia dan sakit untuk mengangkut koper dari counter bea cukai sampai dengan bus,” kata Arsyad.

Wizarah juga meminta petugas haji Indonesia untuk menyampaikan kepada jamaah haji yang muda dan kuat untuk tetap membawa barang bawaanya secara mandiri. Ia juga segera meminta PPIH di embarkasi mensosialisasikan kebijakan baru Arab Saudi tentang penanganan koper di bandara kepada jamaah haji.

Selain itu, para petugas haji juga secara masif akan menyampaikan kebijakan ini kepada jamaah saat mereka tiba di bandara KAA Jeddah. “Kami akan minta PPIH Embarkasi sampaikan kepada jamaah yang akan berangkat. Termasuk teman-teman KBIH juga diharapkan menyampaikan informasi ini,” kata dia.

 

REPUBLIKA