Kupas Tuntas Problematika Pelunasan dan Pembatalan Haji

Malang (PHU)—Pelayanan pendaftaran, pembatalan, dan pelunasan haji reguler selama ini telah berjalan sesuai regulasi. Para pegawai Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah di semua wilayah diminta tetap memberikan pelayanan dengan berpedoman pada regulasi pemerintah. Sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler, Noer Alya Fitra.

“Pelayanan yang selama kita lakukan sudah sesuai regulasi. Kalau ada usulan dan wacana baru bisa dilakukan asalkan sudah ada regulasi baru,” kata Noer Alya Fitra yang biasa dipanggil Nafit di hotel Harris Malang, Kamis (25/10/2018).

Saat pelunasan para petugas harus teliti dalam poses penggabungan mahram, pendampingan lansia, dan pelimpahan nomor porsi jemaah wafat. Proses verifikasi harus benar-benar dilakukan secara objektif.

“Disinyalir ada pemalsuan dokumen pendukung dalam proses penggabungan mahram, pendampingan lansia, dan pelimpahan nomor porsi,” ujar Nafit menambahkan.

Dia mengakui saat ini pihaknya hanya bisa memeriksa hubungan keluarga dalam proses penggabungan mahram dan lainnya itu melalui dokumen yang dilampirkan. Melalui kerjasama sharing data kependudukan dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil), Nafit berharap verifikasi data lebih akurat.

“Semoga mulai tahun 2019 kerjasama data kependudukan dengan Dukcapil dapat terealisasi, sehingga kasus-kasus data jemaah bisa terdeteksi,” kata Nafit.

Dalam Evaluasi Pendaftaran, Pembatalan, dan Pelunasan Haji Reguler 2018 Nafit mengoreksi dan mengupas berbagai permasalahan di berbagai provinsi. Secara interaktif, Nafit bersama peserta membahas istitha’ah kesehatan, problematika pelunasan, TPHD, proses pembatalan serta pengembalian dana BPIH batal. (ab/ab).

Tingkatkan Layanan, Saudi Digitalisasi Sistem Haji-Umrah

Arab Saudi menandatangani dua kesepakatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan layanan digital berkaitan dengan haji dan umrah.

Langkah itu dilakukan agar pengalaman jamaah saat menunaikan ibadah lebih mudah dan menyenangkan.

Dilansir di Arab News, Kamis (25/10), kesepakatan itu ditandatangani di sela-sela acara pertemuan Inisiatif Investasi Masa Depan di Riyadh, Arab Saudi.

Kesepakatan yang pertama ialah dengan teknologi multinasional Eropa berbasis di Jerman, SAP, untuk mengembangkan teknologi media inovatif untuk mengubah operasi yang diperlukan guna menampung jutaan jamaah setiap tahunnya.

Kesepakatan bersama (MoU) itu ditandatangani Menteri Haji dan Umrah Saudi Dr Mohammad Saleh bin Taher Benten dan Presiden EMEA South SAP Steve Tzikakis.

Di acara terpisah, Benten juga menandatangani MoU dengan direktur pelaksana Cisco Arab Saudi Salan Faqeeh. Kesepakatan dilakukan untuk membantu meningkatkan infrastruktur dan layanan digital di kementerian.

Berdasarkan perjanjian tersebut, Kementerian Haji dan Umrah Saudi akan mengeksplorasi penggunaan platform digital berbasis cloud (awan) untuk menyatukan semua data jamaah.

Dengan menggunakan teknologi yang bekerja sama dengan ratusan agen perjalanan di seluruh dunia itu, Kementerian akan dapat memperoleh pembaruan dan wawasan real-time (waktu nyata) ke dalam pengalaman perjalanan haji.

Dengan demikian, teknologi itu akan memungkinkan meningkatkan layanan manajemen jamaah, transportasi dan logistik, serta menjamin kesehatan dan keselamatan jamaah.

“Transformasi digital Departemen Haji dan Umrah sejalan dengan visi kami untuk membuat perjalanan seorang jamaah mudah dan dapat terprediksi, dalam lingkungan yang damai dan tenang,” kata Benten.

Karena jumlah jamaah haji dan umrah semakin bertambah, Benten mengatakan Saudi dapat dengan mudah meningkatkan penggunaan media internet (cloud) guna meningkatkan operasinya.

Menurut dia, hal ini membantu meningkatkan efektivitas staf dan infrastruktur Saudi untuk mengoptimalkan pengalaman perjalanan bagi semua pihak.

Direktur Pelaksana SAP Arab Saudi Khaled Alsaleh mengatakan, pemindahan operasi manual ke operasi digital ini, menghemar antara 25 dan 50 persen biaya.

Hal itu berkat pengurangan biaya perangkat keras dan eksploitasi sinergi dengan layanan berbasis cloud yang ada. Dengan menggunakan analisa real-time dan solusi internet dalam teknologi awan (cloud), ia mengatakan Kementerian Haji dan Umrah dapat meningkatkan proses perjalanan, mengoptimalkan rute transportasi, dan membantu pembayaran digital untuk lebih dari 2 juta jamaah dari 168 negara yang tiba di Makkah setiap tahun.

“Kami senang memainkan peran penting dalam mendukung Kementerian Haji dan Umrah dalam menyediakan perjalanan yang damai, lebih menyenangkan dan aman,” kata Alsaleh.

Pengumuman ini menyusul komitmen SAP tahun ini untuk menginvestasikan 285 juta riyal (76 juta dolar AS) selama empat tahun ke depan. Hal itu bertujuan untuk menciptakan transformasi digital di Kementerian.

Investasi tersebut berada di bawah bendera inisiatif “Investasi Saudi” yang baru. Inisiatif tersebut merupakan rencana pemerintah Saudi untuk menarik dan mempromosikan investasi yang semakin cepat.

Inisiatif, yang merupakan bagian dari Rencana Transformasi Nasional, itu bertujuan untuk mengkonsolidasikan upaya untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan memasarkan peluang luas di banyak sektor yang dapat Arab Saudi tawarkan di level investor multinasional, regional, dan lokal.

Ternyata Ada 161 Penerima Pelimpahan Nomor Porsi Telah Berangkat Haji

Jakarta (PHU)—Salah satu perubahan regulasi pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2018 adalah pelimpahan nomor porsi jemaah wafat. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 174 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pelimpahan Nomor Porsi Jemaah Haji yang Meninggal Dunia, jemaah yang meninggal dunia setelah diumumkan sebagai jemaah yang berhak melunasi BPIH tahun 2018 dapat melimpahkan nomor porsi untuk anggota keluarganya.

Menurut Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhajirin Yanis, regulasi ini sangat diapresiasi masyarakat.

“Pelimpahan nomor porsi ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat karena dianggap memenuhi rasa keadilan bagi jemaah yang sudah lama menunggu dan wafat saat menjelang keberangkatan ,” kata Muhajirin Yanis beberapa waktu lalu saat menjadi narasumber pada kegiatan Rapat Teknis Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler di Bogor.

Sejak sebelum keberangkatan jemaah haji pada tahun ini sudah banyak jemaah yang mengurus pelimpahan nomor porsi di Kementerian Agama. Proses pelimpahan nomor porsi bagi jemaah haji wafat sampai dengan saat ini berjumlah 474 orang.

Proses tersebut masih akan terus bertambah seiring dengan pengajuan adanya jemaah yang wafat yang belum dilaporkan Kemenag. Hal itu seperti disampaikan oleh Kepala Sub Direktorat Pendaftaran dan Pembatalan Haji Reguler, Noer Alya Fitra.

“Dari 474 jemaah yang menerima pelimpahan nomor porsi, 161 orang diantaranya sudah berangkat haji tahun ini. Proses pelimpahan nomor porsi mengedepankan aspek kemudahan dalam pelayanan dan tidak dipungut biaya apapun,” ujar pria yang biasa disapa Nafit di ruang kerjanya, Jakarta, Senin (22/10/2018).

Proses pengajuan pelimpahan nomor porsi jemaah wafat, memang cukup mudah. Pihak keluarga hanya perlu melayangkan surat pengajuan secara tertulis kepada Kankemenag Kabupaten/Kota. Menurut Nafit, dasar pengajuannya dari daftar nama sudah diumumkan berhak berangkat tahun 2018, namun wafat antara tanggal 12 Maret sampai dengan 15 Agustus 2018.

“Penerima pelimpahan nomor porsi jemaah wafat dapat suami atau istri atau anak kandung atau menantu dari jemaah yang wafat. Sesuai hasil musyawarah yang dituangkan dalam berita acara pelimpahan,” imbuh Nafit.

Pihak keluarga mengirimkan surat permohonan dilampiri berkas-berkasi berupa berita acara pelimpahan nomor porsi, surat pernyataan tanggung jawab mutlak, bukti identitas yang relevan dengan jemaah wafat, surat rekomendasi dari Kankemenag Kabupaten/Kota dan Kanwil Kemenag Provinsi.

“Berkas tersebut akan diverifikasi oleh Kankemenag Kab/Kota, Kanwil, dan Direktorat Jenderal PHU. Proses pengambilan foto dan sidik jari di Direktorat Jenderal PHU,” kata Nafit menjelaskan.

Sedangkan keberangkatan jemaah yang menerima pelimpahan dapat pada tahun berjalan atau tahun berikutnya, bergantung pada ketercukupan waktu penyelesaian dokumen. Namun Nafit menandaskan bahwa pelimpahan nomor porsi hanya berlaku satu kali. (ab/ab).

Nama-Nama Pintu Masjid Al-Haram

Masjid Al-Haram merupakan salah satu dari tiga masjid suci. Di masjid al-haram terdapat kabah, yang merupakan kitab suci umat Islam.

Masjidil Haram memiliki banyak pintu. Sedikitnya ada empat pintu utama dan 45 pintu biasa. Masing-masing pintu memiliki nama. Karena banyaknya jumlah pintu tersebut, tak heran jika banyak jamaah yang tersesat ketika keluar dari Masjidil Haram.

Adapun nama-nama pintu (bab) Masjidil Haram itu adalah:

  • Bab Shafa
  • Bab Darul Arqam
  • Bab Ali
  • Bab Abbas
  • Bab Nabi
  • Bab Babussalam
  • Bab Bani Syaibah
  • Bab Huju
  • Bab Mudda’a
  • Bab Ma’ala
  • Bab Marwat
  • Bab Quraisy
  • Bab Afqodisiyah
  • Bab Aziz Thuwa
  • Bab Umar Abdul Aziz
  • Bab Murod
  • Bab Hudaibiyah
  • Bab Babussalam Jahid
  • Bab Ghararah
  • Bab Al-Fatah
  • Bab Faruq Umar
  • Bab Nadwah
  • Bab Syamsiyah
  • Bab Al-Qudus
  • Bab Umrah
  • Bab Madinah Munawarah
  • Bab Abu Bakar Shiddiq
  • Bab Hijrah
  • Bab Umi Hani
  • Bab Ibrahim
  • Bab Wada
  • Bab Malik Abdul Aziz
  • Bab Alyad
  • Bab Bilal
  • Bab Ismail

REPUBLIKA

Rakernas Evaluasi Haji Hasilkan Puluhan Rekomendasi

Jakarta (PHU)—Rapat Kerja Nasional Evaluasi Penyelenggaraan Haji telah selesai dengan menghasilkan beberapa rekomendasi. Ketua Panitia Muhajirin Yanis melaporkan rekomendasi yang dihasilkan dalam pembahasan masing-masing Komisi kepada Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

“Sidang Komisi A-D berjalan baik sejak pagi hingga sore hari. Tiap komisi telah menghasilkan rekomendasi dan rencana aksi 2019 serta telah dibahas dalam Sidang Pleno,” kata Muhajirin Yanis dalam laporannya, Jakarta, Kamis (4/10/2018).

Rekomendasi yang dihasilkan oleh seluruh Komisi lebih dari 50 butir. Muhajirin Yanis menyebutkan akan dibentuk tim penyelaras untuk menyusun rumusan hasil Rakernas Evaluasi Penyelenggaraan Haji yang akan diserahkan kepada Menteri Agama.

“Setelah berdiskusi cukup panjang dalam Komisi dan Sidang Pleno, secara umum peserta mengaku penyelenggaraan haji tahun 2018 berjalan lebih baik dari tahun sebelumnya,” imbuh Yanis dalam laporannya.

Rekomendasi yang paling mengemuka terkait pelimpahan nomor porsi bagi jemaah wafat dan percepatan pemberangkatan jemaah haji lanjut usia (lansia). Prosesnya dapat dilakukan setelah dilakukan perubahan regulasi.

“Penguatan regulasi mutlak dilakukan. Usulan pelimpahan nomor porsi agar diperluas tidka hanya bagi jemaah wafat sudah masuk dalam usulan revisi. Selain itu juga bagaimana agar regulasi dapat mengatur percepatan keberangkatan bagi jemaah lansia,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal PHU ini.

Terkait dengan hasil survey Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) 2018, Yanis menuturkan bahwa IKJHI masih belum dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Inspektorat Jenderal Kementerian Agama pada tahun 208 juga melakukan survey kepuasan jemaah haji atas layanan yang diberikan. Hasil survey Itjen sebagaimana telah disampaikan oleh Inspektur Jenderal, Nur Kholis Setiawan dalam kegiatan yang sama. (ab/ab).

KEMENAG RI

Serba-serbi Haji (25): Sinergi Harapan dan Doa

TAMU yang ziarah haji ke Haji Mat Kelor tak putus-putus. Sudah dua sapi disembelih untuk dihidangkan kepada para tamu. Tak hanya tetangga dekat yang datang berkunjung. Orang jauh yang belum dikenalpun banyak yang berziarah. Ingin mengenal lebih dekat Mat Kelor, kata mereka. Mereka setia mengikuti tulisan serba-serbi haji yang saya tulis.

Ada banyak yang bertanya rahasia sukses Mat Kelor, dari posisi sebagai orang terpinggirkan sampai menjadi orang terpandang, dari posisi ‘zero’ sampai menjadi ‘hero,” dari orang miskin menjadi orang kaya. Dengan santai Mat Kelor berpantun: Anak ayam turun delapan// Mati satu tinggal lah tujuh// Hidup harus penuh harapan//Jadikan itu jalan yang dituju. “Kalian harus memupuk harapan, jangan putus asa.” Para tamu manggut-manggut.

Ternyata, sesederhana apapun kalimat, kalau diucapkan orang kaya, banyak orang yang terpukau dan percaya. Seindah apapun kalimat kalau diucapkan orang miskin maka hanya dianggap angin lalu, minimum dianggap sebagai copy paste atau dianggap sebagai riwayat palsu. Itulah fakta kebanyakan manusia. Nasib Mat Kelor memang lagi mujur.

Mat Kelor berkisah masa lalunya yang kelam dan melarat. Kata dia, perpaduan antara harapan, doa dan usaha adalah kuncinya. Upayakan porsi doa adalah lebih besar dari usaha, maka akan hadir keajaiban. Naik haji plus terasa tidak mungkin akan menjadi takdir Mat Kelor dan istri. Harapan, doa dan usahalah yang menjadikannya sebagai kenyataan. Diceritakanlah panjang lebar. Lalu, wajah Mat Kelor menunduk dan meneteskan air mata. Semua pengunjung terdiam.

“Ada yang belum menjadi nyata, masih menjadi harapan dan doa, puteri saya belum dapat jodoh semenjak putus dengan tunangannya 5 tahun yang lalu.” Semua kaget bagaimana mungkin ada yang berani menolak puteri Mat Kelor yang terkenal itu. Mat Kelor menjelaskan bahwa penyebabnya adalah partai. Lalu ramailah perbincangan tentang efek politik yang selalu saja mampu merusak cinta dan persahabatan. Namun ada yang bertanya-tanya apa Mat Kelor aktif di partai?

“Pak Haji Mat Kelor partai apa dan yang menolak dari partai apa? Sungguh tidak akan saya pilih dalam pemilu yang akan datang.” Mat Kelor menjawab: “Gara-gara partai besar dan partai kecil. Tapi bukan partai politik. Calon besan itu pedagang partai grosiran sementara saya waktu itu adalah pedagang partai eceran. Gara-gara itu saja.” Hahaaa, hidup partai Mat Kelor. Salam, AIM. [*]

KH AHMAD IMAM MAWARDI

INILAH MOZAIK

Menag Lepas Kloter Terakhir di Bandara Madinah

Madinah (PHU) — Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin hari ini, Selasa, (25/09) secara resmi melepas kloter akhir jemaah haji Indonesia. Sebanyak 4 ribuan dari 63 kloter embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, Arab Saudi.

Kloter 63 JKG tersebut akan mengangkut sebanyak 381 penumpang yang terdiri dari jemaah dan lima petugas pendamping kloter. Rombongan tersebut didorong dari hotel pada tengah hari dan tiba di Bandara Madinah sekitar pukul 16.00 waktu setempat.

Di bandara, mereka mengikuti seremonial pelepasan yang langsung dipimpin Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pukul 17.00 waktu Saudi, sebelum diarahkan ke dalam bandara untuk menjalani pemeriksaan keimigrasian dan pemindaian barang bawaan, untuk selanjutnya diterbangkan ke Tanah Air pada malam hari.

Menag dalam sambutannya mengatakan, patut disyukuri pelaksanaan haji tahun ini berjalan lancar. Dia pun menyampaikan permohonan maaf dihadapan jamaah Indonesia, bila dalam pelayanan yang kurang berkenan.

“Kami hanya manusia biasa, dan semoga kedepan ini bisa menjadi landasan bagi kami petugas untuk melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan di masa yang akan datang,” ujar Menag saat melepas jemaah terakhir di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah.

Sementara, Nasihin salah seorang jamaah mengaku puas dan mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada petugas PPIH.

“Semuanya terlayani dengan baik, terutama pada saat di Armina semuanya lancar. Mudah-mudahan ke depan pelayanan pemerintah bisa ditingkatkan lagi. Semoga petugas mendapatkan ganjaran pahala dan keberkahan dari Allah,” ucap Nasihin dari JKG 63 Banten.

Seperti diketahui, jamaah Indonesia tiba di Tanah Suci pada 17 Juli lalu. Gelombang kedatangan pertama dimulai di Bandara Madinah kemudian dilanjutkan di Bandara King Abdulaziz Jeddah.

Sementara gelombang pertama pemulangan dari Bandara Jeddah dimulai pada 27 Agustus hingga 9 September lalu. Sebanyak 218 kloter yang mengangkut 88.944 penumpang dipulangkan pada gelombang pertama tersebut. Rinciannya, jamaah haji sebanyak 87.853 orang dan petugas kloter 1.091 orang.

Pada dua hari terakhir pemulangan gelombang, menurut Kepala Seksi Siskohat PPIH Arab Saudi, Nurhanuddin, masih ada 23 kloter yang tersisa. “Garuda masih 17 kloter dan Saudi Air masih 6 kloter,” kata Nurhan di Jeddah.

Informasi tersebut sesuai dengan pendataan Bagian Siskohat pukul 10.00 waktu Arab Saudi. Debarkasi yang menyisakan 1 kloter adalah Banjarmasin (BDJ), Balikpapan (BPN), Lombok (LOP), Medan (MES), Padang (PDG), dan Makassar (UPG). Sedangkan debarkasi Aceh (BTJ), Batam (BTH), Jakarta-Bekasi (JKS), dan Surabaya (SUB). Sementara debarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) tersisa 4 kloter dan Solo (SOC) menyisakan 5 kloter.

Sejak pemulangan gelombang dua dari Bandara Madinah pada 9 September lalu, telah 488 kloter kembali ke Tanah Air. Sebanyak 195.884 jamaah bersama 2.439 petugas yang menyertai jemaah sehingga total keseluruhan telah kembali 198.323 orang.(mch/ha)

Berita Kemenag RI

 

Sekilas Sejarah Perjalanan Bus Shalawat

Makkah (PHU)—Bus Slhalawat merupakan kendaraan pengangkut jemaah haji Indonesia yang terdapat di Makkah yang mempunyai rute hotel-Masjidil Haram pulang pergi (taradudi). Saat ini bus tersebut melayani 12 rute yang menjangkau setiap hotel jemaah. Tahun ini sebanyak 394 bus siap melayani jamaah haji Indonesia selama 24 jam.

Kedua belas rute di seluruh Makkah menjadi jalur utamanya, nantinya masing-masing bus akan datang menjemput di halte yang telah disediakan tiap lima menit.

Namun bagaimanakah kisah perjalanan bus yang identik dengan warna merah dan hijau ini melayani jemaah haji?

Bus Shalawat memulai perjalanannya kali pertama pada tahun 2008, pada tahun tersebut hotel jemaah haji Indonesia jaraknya lebih dari 10 km dari Masjidil Haram, berada di wilayah Aziziyah, Hijrah, Mukhathat Bank, Bakhutmah, Kholidiyah, Syauqiyah, Rushaifah, Awali serta Ka’kiyah dan itu merupakan sudah paling bagus untuk ditempati jemaah haji Indonesia.

Di tahun yang sama, Menteri Agama saat itu Maftuh Basyuni melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi untuk melihat persiapan musim haji, Menag Maftuh tidak kuasa menangis karena tidak menyangka pemondokan jemaah sampai sejauh ini. Pemilihan pemondokan ini akibat dari perluasan besar-besaran Masjidil Haram oleh pemerintah Arab Saudi yang mengakibatkan harga-harga pemondokan di seputaran Masjidil Haram melambung tinggi harganya.

Melihat kondisi seperti itu, akhirnya Menag Maftuh Basyuni memerintahkan untuk menyediakan bus untuk mengantarkan jemaah ke Masjidil Haram pulang dan pergi. Singkat cerita akhirnya pemerintah menyewa 600 bus dengan konsekuensi yang terbilang apa adanya, tidak punya sistem, dan tidak punya petugas.

“Sampai akhirnya Pak Maftuh memerintahkan untuk menyediakan bus, gak punya sistem, gak punya petugas dan gak punya gambaran apapun lah, pokoknya asal nyewa aja, perintah itu sebelum jemaah datang, begitu jemaah datang sewa bis lah 600 bus,” kata Kepala Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid saat bercerita mengenang perjalanan Bus Shalawat.

Kerana belum ada sistem, kata Subhan, ini berdampak pada jemaahnya sendiri, tidak ada sistem yang mengharuskan jemaah naik dan turun disuatu tempat pemberhentian yang telah ditetapkan. Terkadang belum sampai tujuan, jemaah sudah diturunkan di tanah kosong, yang lebih parahnya lagi saat mereka mau pulang ke pemondokan setelah beribadah di Masjidil Haram, tempat mereka diturunkan tadi sudah ditutup polisi.

“Karena gak ada sistemnya, pengendaliannya seperti apa?naikkan jemaah dimana, nurunkan jemaah dimana, dijalan-jalan pada naik, di Haram pun diturunkannya bukan diterminal tapi ditanah kosong aja disitu, begitu jemaah mau pulang itu lapangannya udah ditutup sama polisi,” kenang Subhan.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, akhirnya pada tahun 2009 pemerintah Indonesia mulai menjajaki kerjasama dengan Muasassah (Organisasi yang bertugas dan bertanggung jawab melayani akomodasi, transportasi bimbingan ibadah haji dan pelayanan umum dalam musim haji dan umrah) untuk layanan angkutan jemaah haji. Dari kerjasama dengan Muasassah ini jemaah Indonesia mendapatkan penyewaan bus dari Syarikah Abu Sarhad. Abu Sarhad merupakan salah satu Syarikah (perusahaan bus) yang mempunyai banyak armada bus, dan saat itu Indonesia mendapatkan jumlah yang banyak. Karena saat itu memang tidak tersedianya anggaran untuk menyewa bus setara Saptco, Rawahil, Dalah dan sebagainya.

“Abu Sarhad ini busnya tua-tua dan gak berkualitas tapi armadanya banyak kita dapatnya juga banyak, walaupun sebenarnya waktu itu sudah ada Saptco, Rawahil dll, tapi anggarannya belum ada untuk menyewa bus tsb,” tuturnya.

Untuk mendapatkan pengalaman dan ilmu, Kementerian Agama Tahun 2010 mulai melibatkan Kementerian Perhubungan RI. Sebagai instansi yang bertanggungjawab pada sektor transportasi publik, Kemenhub dapat membagi ilmunya untuk membuat suatu sistem pengendalian transportasi dalam dan luar kota yang akan diterapkan di Arab Saudi. Dari kerjasama itu dirintislah suatu sistem untuk membuat rute sederhana sampai dengan tahun 2012.

“Dari Kerjasama dengan Kemenhub, maka didapatlah ilmu tentang sistem pengendalian angkutan dalam dan luar kota, mulai dari situ diruntis untuk membuat rute yang masih sederhana smapai 2012,” kata Subhan yang juga menjabat sebagai Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Transportasi Darat Kemenag ini.

Setelah mempunyai suatu sistem pengendalian, Tahun 2013 mulai dibentuk tim transportasi secara mandiri yang diketuai oleh Arsyad Hidayat (Kadaker Bandara saat ini) dan selanjutnya pada tahun 2014 diketuai oleh Subhan Cholid. Menurutnya saat ini secara sistem mulai dari pengendalian dan pengawasannya sudah sangat mapan. Saat ini yang menjadi tantangan baginya adalah memenuhi kenyamanan jemaah dalam arti yang diinginkan jemaah itu agak sulit karena dalam satu waktu seluruh jemaah ingin kesatu tujuan secara bersama-sama.

“Kalau kita bikin rasio diperkecil dari 450 jemaah ke 250 jemaah itu malah gak bisa jalan karena semakin banyak bus dijalan kan semakin macet yang kedua juga gak bisa nampung,” katanya.

Untuk Pembagian terminal itu juga ada aturannya, jemaah yang tinggal diwilayah tertentu disesuaikan dengan terminalnya dan semuanya sudah diatur dalam pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi. Begitu juga dengan rasio pembagian busnya. Sedangkan untuk menentukan syarikah busnya yang dilakukan sebelum pelaksanaan musim haji, pemerintah Indonesia yang dalam hal ini Kementerian Agama menerjunkan tim transportasi ke Arab Saudi untuk membuka tender penyediaan transportasi jemaah haji antara lain angkutan dalam dan luar kota, angkutan sahalawat serta angkutan masyair (Arafah-Muzdalifah-Mina).

“Jadi ada aturannya itu ada pedomannnya, kita sewa juga gak sembarangan sudah diatur juga rasio pembagian busnya, untuk menentukan syarikah busnya kita membuka tender, silahkan mendaftar nanti kita pilih, kita bikin persyaratannya,” jelas Subhan.

Khusus bus shalawat berikut rute yang akan dilayani bus shalawat antara lain :
1. Aziziah Janubiah-Jamarat
2. Aziziah Syimaliah 1-Jamarat
3. Aziziah Syimaliah 2-Jamarat
4. Jamarat-Mahbas Jin-Bab Ali
5. Syisyah-Syib Amir
6. Syisyah-Raudhah-Syib Amir
7. Syisyah 1-Syib Amir
8. Syisyah 2-Syib Amir
9. Raudhah-Syib Amir
10. Biban/Jarwal-Syib Amir
11. Misfalah-Jiad
12. Rea Bakhsy-Jiad

Jemaah yang mendapatkan layanan bus shalawat adalah jemaah haji yang menempati pemondokan pada wilayah dengan jarak diatas 1.500 m dari Masjidil Haram kemudian ada juga wilayah dengan jarak dibawah 1.500 m yang mendapatkan layanan angkutan shalawat antara lain Jarwal (1 Hotel), Misfalah (3 Hotel) serta Rea Bakhsy (11 Hotel).(mch/ha)

KEMENAG RI

Serba-serbi Haji (23): Mat ‘Robot’ Kelor Mendarat

TEPAT saat pesawat yang kami tumpangi mendarat menyapa tanah air Indonesia, air mata Mat Kelor deras mengalir. Awalnya dia sesenggukan pelan, kemudian semakin menderu.

Saya memeluknya, dia berkata: “Saya ini anak orang tak punya, saya diperkenankan haji. Allaaah.” Saya cuma berbisik untuk selalu bersyukur. Baju yang dikenakannya semenjak dari Madinah, yakni 5 lapis baju tetap dikenakannya. Entah sumuk atau tidak, nyaman atau tidak. Namun bahagia hati mampu menepis semua ketaknyamanan sebagaimana hati yang gelisah tak kan mampu menikmati kenyamanan.

Saya berusaha membuatnya tersenyum biar wajahnya menjadi berseri. Saya ceritakan kepada Mat Kelor sebuah kisah lucu di pemeriksaan X-Ray bandara Madinah. Seorang nenek 83 tahun membuat bingung polisi bandara gara-gara setiap memasuki gerbang pemeriksaan selalu saja berbunyi tanda ada barang yang dilarang terbawa olehnya. Padahal sabuk, sandal, gelang, cincin dan semua yang mengandung besi tembaga sudah dicopotnya. Polisi curiga dan marah-marah dalam bahasa Arab. Nenek itu diam karena tak paham. Diam dan kemudian memanggil saya sambil menangis sampai mulutnya menganga lebar.

Dari situ saya baru tahu penyebabnya mengapa nenek itu tak lolos-lolos pemeriksaan. Lalu saya sampaikan ke polisi. Tahu apa sebabnya? Ternyata gigi-gigi nenek itu hampir semua berlapis emas dan tembaga, khas orang kaya jaman dulu. Tak mungkin dicopot sebelum masuk gerbang. Polisi itu tertawa ngakak sampai guling-guling. Di Arab tidak ada model begini kata mereka. Mendengar cerita ini, Mat Kelor tertawa sambil menghapus air matanya.

Ketika antri pengambilan bagasi, Mat Kelor bersedih kembali. Saya heran mengapa Mat Kelor yang lucu, periang dan ekstrovert menjadi melow. Rupanya satu bagasi yang full oleh-oleh tak ada. Di dalamnya ada cermin, kurma dan minyak wangi. “Yang kusedihkan adalah gagalnya diriku untuk membahagiakan orang-orangku di kampung,” ucapnya.

Orang-orang sudah mulai meninggalkan lokasi pengambilan bagasi. Mat Kelor kumat-kamit membaca “mantra” berbahasa Madura, mantra yang hanya boleh dibaca saat kepepet, katanya. Tiba-tiba, kardus oleh-oleh itu terlihat ada bersama istrinya, tertutupi kakinya yang diangkat ke atas kardus itu karena ngilu asam uratnya naik. Mat Kelor tersenyum.

Nenek dengan gigi emas tadi ketemu lagi dengan saya dan saya kenalkan dengan Mat Kelor. Mat Kelor berbincang agak serius dengan nenek itu. Entah tentang apa. Lalu dia memuji kesungguhan semangat ibadah nenek itu. Nenek itu menjawab singkat: “Syukran.” Mat Kelor membalas: “Hambali.”

Nenek itu sebelum berpisah berkata dengan nada sedih menahan rasa: “Nak, sekarang aku siap mati, aku ridla dipanggil Allah. Aku sudah sowan ke rumahNya. Kemaren-kemaren aku tidak siap. Masak saya tinggal di bumiNya gratis sekian lama tapi tak mau bertamu ke rumahNya padahal saya mampu.” Kami terharu dengan kata-kata nenek itu. Mat Kelor kembali meneteskan air mata. Tiba-tiba nenek itu pingsan, dan sekarang masih dirawat di klinik bandara.

“Semoga cepat sembuh nenek. Semoga semua orang yang sudah mampu berhaji segera berhaji seperti nenek.” Kami melanjutkan terbang ke Surabaya. Mat Kelor berkata bahwa dalam waktu tak lama akan sowan ke rumah nenek mau membiayai total pemeriksaan dan pengobatan nenek. Saya belum tahu alasannya mengapa Mat Kelor sayang sekali pada nenek padahal baru pertama berjumpa. Memang ada beberapa kesamaan wajah sih di antara keduanya. Sepertinya ada yang ada yang misteri. Besok saya akan tanya Mat Kelor. Selamat datang di Juanda ya Pak Haji Mat Kelor. Salam, AIM. [*]

 

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi

INILAH MOZAIK

Penyerbuan Masjid Al-Haram 40 Tahun Lalu

Sudah 40 tahun sejak Arab Saudi pertama kali mengalami serangan teror. Serangan yang mengejutkan semua Muslim di seluruh dunia karena terjadi di tempat paling suci bagi Muslim.

Dilansir di Arab News pada Rabu (12/9), munculnya ekstremisme di Kerajaan Arab Saudi (KSA) dimulai pada 1 Muharram 1400 H atau 20 November 1979. Sebuah kelompok menyimpang menyerbu Masjid Suci di Makkah. Insiden itu berlangsung selama dua pekan. Lebih dari 100 nyawa meninggal.

Saat itu, bertepatan dengan hari pertama di bulan pertama kalender Islam, ratusan jamaah sedang mengitari Ka’bah. Ada yang bersiap melakukan shalat Subuh.

Waktu menunjukkan hampir pukul 05.25 waktu setempat. Tiba-tiba, jamaah mendengar suara peluru. Suara yang mengubah tempat paling damai menjadi panggung para pembunuh. Nahas, serangan itu langsung menyasar orang-orang sipil dan keamanan.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan, ekstremisme dimulai setelah 1979. Dia berjanji mengubah Saudi menjadi negara moderat.

“Kami kembali pada jati diri sebelumnya, sebuah negara Islam moderat yang terbuka untuk semua agama dan dunia,” kata dia.

Ia memastikan, Saudi tidak ingin menghabiskan waktu 30 tahun mendatang dengan hal yang berhubungan dengan ide-ide merusak. Ia juga menegaskan Saudi berkomitmen memberantas ekstremisme.

Saat serangan terjadi, pemerintah mengirim peringatan melalui megafon pada pelaku. Mereka mengingatkan tindakan yang dilakukan para penyerang, menyimpang dari ajaran Islam.

“Barang siapa yang berniat menyimpang di Masjid Suci, dalam agama, atau melakukan kesalahan, kami akan membuat mereka merasakan hukuman menyakitkan,” kata otoritas Saudi saat itu.

Semua seruan yang disuarakan KSA tidak membuahkan hasil. Malah, dari menara masjid suci yang tinggi, para penembak jitu menembaki orang-orang di luar Masjid al-Haram.

Saat itu, Raja Khaled mengumpulkan ulama senior mendiskusikan masalah itu. Mereka sepakat, agresor dari sudut pandang Islam dianggap murtad. Sebab, seorang Muslim tidak pernah membunuh orang yang tidak bersalah. Terlebih, melakukan serangan di dalam Masjid Suci, itu adalah hal yang lebih mengerikan.

Para ulama mengeluarkan fatwa untuk membunuh penyerang sesuai instruksi Syariah Islam. Raja Khaled memerintahkan pasukan menangkap penyerang, jika memungkinkan.

Seorang saksi, Hizam al-Mastouri (75 tahun), mengatakan, dia adalah seorang prajurit yang berpartisipasi dalam operasi melawan para penyerang itu. “Kami memasuki Masjid al-Haram ketika keluar dari kendaraan militer di wilayah Masa’a, dekat Gunung al-Marwa. Serangan tembak mengarah dari segala penjuru. Mereka bisa melihat kami, sementara kami tidak dapat melihat mereka. Kemudian, pimpinan mengubah strategi sesuai dengan situasi,” kata al-Mastouri.

Mantan pemimpin redaksi Arab News, Khaled Almaeena, mengisahkan, pagi itu dia hendak mengunjungi kerabatnya di Makkah. Dia melihat kerumunan orang berkumpul dan ada banyak keributan.

“Desas-desus mengatakan, Ka’bah disita orang asing. Ada yang menceritakan kisah yang berbeda. Saya kembali ke Jeddah dan menonton saluran Saudi Television, satu-satunya yang dapat kami lihat pada masa itu,” ujar Almaeena.

Pada pagi keempat, kelima, dan keenam pascaserangan, dia menuju Makkah. Dia memarkirkan mobil cukup jauh, sembari mengamati Masjid Suci. “Itu adalah pemandangan yang menyedihkan melihat tempat suci kosong. Tidak ada pengunjung. Bahkan, ada tembakan dari menara-menara. Saya bisa melihat kepulan asap dari menara-menara. Ada bau mesiu dan asap,” kisahnya.

Almaeena mengatakan, helikopter sesekali melintas di langit. Ia mengatakan, serangan di Masjid al-Haram itu mengejutkan banyak orang. Butuh waktu bagi Saudi, termasuk pasukan keamanan untuk mengetahui situasi yang mengkhawatirkan itu. Hari-hari berlalu tanpa ada kumandang azan.

Mantan kepala pasukan keamanan khusus, Mayor Jenderal Mohammed al-Nufaie, menceritakan, Pangeran Saud al-Faisal pernah menanyakan kepada otak penyerangan, Juhaiman al-Otaibi, alasan tindakannya. Kemudian, Juhaiman menjawab, “Itu setan”.

”Sebanyak 117 anggota kelompok bersenjata yang dipimpin Juhaiman al-Otaibi terbunuh dalam pertemuan itu. Sebanyak 69 lainnya dieksekusi kurang dari sebulan. Kemudian, sebanyak 19 lainnya menerima hukuman penjara.

 

REPUBLIKA