Jangan Bersedih, Ini Amalan yang Pahalanya Sama dengan Haji atau Umrah

Mungkin, sebagian kita, masyarakat Indonesia, dan mungkin juga di dunia, merasa sedih karena tidak bisa berangkat haji di tahun ini akibat keputusan Pemerintah Indonesia untuk tidak melaksanakan haji dulu di tahun ini akibat pandemi Covid-19. Khususnya, tentu mereka yang kemungkinan dipastikan berangkat di tahun ini, karena seperti diketahui keberangkatan haji di Indonesia daftar antrinya lumayan panjang. Bahkan ada yang sampai belasan tahun. Meskipun ini tidak berarti akan terus berhenti sekian tahun kedepan. Harapan semua masyarakat dunia, tentunya pandemi Covid-19 ini segera berakhir, dan umat Muslim bisa melaksanakan ibadahnya yang membutuhkan bepergian jauh, seperti haji dan umrah.

Tapi sebenarnya tidak perlu bersedih. Justru kita harusnya bersyukur, karena Nabi Saw. justru sudah pernah menjelaskan persoalan tidak bisa berhaji ini dengan jawaban ada amalan yang pahalanya setimpal dengan pahala haji atau umrah. Berikut ini sekian riwayat, baik yang bersumber dari hadis Nabi Saw., sahabat Nabi, dan para tabi’in tentang amalan yang pahalanya sama dengan haji atau umrah.

  1. Zikir Sesudah Shalat (Tasbih, Tahmid, Takbir)

Ini bersumber dari hadis riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anha. Satu ketika pernah orang-orang fakir curhat kepada Nabi Saw. kalau orang kaya bisa dengan mudah melaksanakan berbagai ibadah sementara mereka tidak bisa, misalnya mereka bisa haji umrah, sedekah, hingga jihad.

جاء الفقراء إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم فقالوا: ذهب الدثور من الأموال بالدرجات العلى والنعيم المقيم يصلون كما نصلي ويصومون كما نصوم ولهم فضل أموال يحجون بها ويعتمرون ويجاهدون ويتصدقون؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “ألا أحدثكم بمال لو أخذتم به لحقتم من سبقكم، ولم يدرككم أحد بعدكم، وكنتم خير من أنتم بين ظهرانيه إلا من عمل مثله: تسبحون وتحمدون وتكبرون خلف كل صلاة ثلاثا وثلاثين”. رواه البخاري.

Sekelompok orang fakir bertemu Rasulullah lalu berkata: “harta yang banyak membuat orang kaya mencapai tingkat dan nikmat yang lebih tinggi dan tetap. Mereka shalat, kami pun shalat. Mereka puasa, kami pun puasa. (Namun) mereka punya harta berlebih lalu menggunakannya untuk haji, umrah, jihad dan sedekah.” Rasulullah Saw. lalu menjawab: “Hei, maukah kalian aku beritahu dengan kekayaan, yang kalau kalian ambil ini, kalian bisa menyusul orang-orang mendahului kalian. Tidak ada seorangpun yang bisa menyusul kalian. Dan kalian menjadi yang terbaik diantara mereka, kecuali mereka melakukan hal yang sama dengan kalian. (Kekayaan itu) adalah kalian menyucikan Allah (tasbih), memuji-Nya (tahmid), menyatakan kebesaran-Nya (takbir) setiap selesai shalat masing-masing 33 kali

  1. Umrah di Bulan Ramadhan

Dasarnya adalah kisah sebagian perempuan yang kehilangan kesempatan berhaji di satu waktu, lalu mereka bertanya apa ibadah yang setara dengan haji? Rasulullah menjawab: “umrahlah di bulan Ramadan, sesungguhnya ia sama dengan sekali haji atau berhaji bersama aku.”

Aisyah di lain kesempatan pernah bertanya kepada Nabi Saw. soal pria yang punya kesempatan berjihad sementara perempuan tidak. Rasulullah menjawab:

جهادكن الحج والعمرة

“Jihad kalian itu haji dan umrah.”

  1. Shalat Subuh Berjamaah dan Berzikir sampai Terbit Matahari

Kisah ini diantaranya disebutkan di dalam Sunan At-Tirmidzi,

من صلى الصبح في جماعة ثم جلس في مصلاه يذكر الله حتى تطلع الشمس ثم صلى ركعتين كان له مثل أجر حجة وعمرة تامة

Siapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian duduk di tempat shalatnya, berzikir kepada Allah sampai terbit matahari, lalu shalat dua rakaat, maka baginya setara dengan pahala haji dan umrah yang benar-benar sempurna (disebutkan dalam riwayat at-Tirmidzi, kata taaamah yang berarti sempurna diulang sampai tiga kali).

  1. Keluar ke Masjid untuk Menunaikan Shalat Fardhu

Kisahnya diriwayatkan dalam hadis riwayat Abu Dawud dalam kitab Sunan-nya,

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: “من تطهر في بيته ثم خرج إلى المسجد لأداء صلاة مكتوبة فأجره مثل أجر الحاج المحرم ومن خرج لصلاة الضحى كان له مثل أجر المعتمر

Dari Nabi Saw. beliau bersabda: “siapa yang bersuci dari rumahnya, lalu keluar ke masjid untuk menunaikan shalat fardhu, maka pahalanya setara dengan pahala haji, dan yang keluar ke masjid untuk menunaikan shalat dhuha, pahalanya setara dengan pahala umrah.”

  1. Berbakti Kepada Orang Tua

عن أنس أن النبي صلى الله عليه وسلم وصى رجلاً ببر أمه وقال له “أنت حاج ومعتمر ومجاهد” ويعني: إذا برها

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anha, bahwasanya Nabi Saw. berwasiat kepada laki-laki yang berbakti kepada ibunya dengan sabda: “engkau (sama dengan) orang berhaji, umrah, dan mujahid”, maksudnya: ketika berbakti kepada sang ibunda

  1. Shalat Isya Berjamaah

Ada satu riwayat yang disebutkan oleh Imam Ahmad, bahwa Abu Hurairah radhiyallahu ‘anha pernah mengatakan kepada Rasulullah Saw.,

بكورك إلى المسجد أحب إلي من غزوتنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم

bersegera kamu ke masjid lebih saya sukai dibanding peperangan kita bersama Rasulullah Saw.

Akhir kata, itu semua bisa lakukan. Memang tidak berarti apabila kita melakukan itu semua, kita terbebas dari kewajiban haji, apalagi jika kita dianugerahi kemampuan baik fisik (istitha’ah) dan harta finansial (zaad).

BINCANG SYARIAH

Kemenag: Kontrak Layanan Jamaah Haji di Arab Saudi Hampir Selesai

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memastikan kontrak pengadaan layanan akomodasi dan transportasi di Arab Saudi sudah selesai. Kontrak layanan konsumsi di Madinah juga sudah selesai, sedangkan untuk di Makkah masih ada yang dalam proses finalisasi.

Kepastian ini diperoleh Menag setelah menggelar rapat koordinasi di Kantor Urusan Haji (KUH) Makkah. Hadir Konjen RI di Jeddah Eko Hartono, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Dua Staf Khusus Menteri Agama Abdul Rohman dan Abdul Qodir, Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid, Tenaga Ahli Menag Hasan Basri Sagala, Kepala KUH Nasrullah Jasam beserta jajarannya, serta Sesmen Sidik Sisdiyanto.

“Alhamdulillah, saya sudah mendapat konfirmasi proses pengadaan layanan akomodasi, transportasi bagi jamaah haji sudah selesai. Untuk konsumsi, masih ada proses finalisasi di Makkah. Saya harap bisa selesai dalam waktu dekat. Saya juga minta tim Ditjen PHU dan KUH KJRI Jeddah untuk mengawal kualitas layanannya pada saat jamaah tiba di Tanah Suci,” kata Menag Yaqut di Makkah, Kamis (19/5/2022).

Menurut Menag, dalam rapat terbatas yang berlangsung di Istana Bogor pada 17 April 2022, presiden secara khusus memberikan pesan pemerintah harus memberikan pelayanan terbaik dalam pelaksanaan haji tahun ini. Presiden juga kembali mengingatkan tentang pentingnya menggunakan produk dalam negeri dalam penyiapan layanan bagi jamaah haji.

“Presiden minta tidak ada keterlambatan dalam distribusi konsumsi jamaah. Lakukan upaya maksimal agar bisa memanfaatkan produk dalam negeri,” ujar Menag.

Ia mengatakan, kualitas transportasi juga harus bagus, pastikan pendingin atau AC berjalan dengan baik. Fasilitas hotel jamaah harus sesuai standar, ada mushala, tempat makan, dispenser, mesin cuci, dan lainnya. Sebagai langkah mitigasi, tetap siapkan hotel untuk isolasi.

Sebelumnya, Kepala KUH KJRI Jeddah Nasrullah Jasam melaporkan pengadaan akomodasi di Makkah sudah kontrak 100 persen. Hotel jamaah ini tersebar di lima wilayah, yaitu Mahbas Jin, Syisyah, Raudhah, Jarwal, dan Misfalah.

“Total ada 40 hotel, dengan jumlah 26.647 kamar. Hotel terdekat dari Masjidil Haram berjarak 850 meter dan hotel terjatuh berjarak 4.220 meter. Akomodasi Madinah juga sudah kontrak 100 persen. Ada 29 hotel dengan total 24.315 kamar. Semuanya di kawasan Markaziah,” ujarnya.

Kontrak layanan konsumsi di Madinah, lanjut Nasrullah, juga sudah selesai 100 persen. Ada 13 perusahaan penyedia katering di Madinah. Untuk Makkah, sudah selesai kontrak dengan 19 perusahaan dari 31 penyedia katering (61 persen).

“Kami target kontrak katering di Makkah selesai pada 25 Mei 2022. Total layanan konsumsi yang diterima jamaah haji 75 kali di Makkah, 27 kali Madinah, dan 16 kali Armina,” jelasnya.

Terkait layanan transportasi, Nasrullah menjelaskan seluruh kontrak pengadaannya juga sudah selesai, baik untuk bus shalawat maupun bus antarkota. Nasrullah juga melaporkan sudah merekrut 768 tenaga pendukung Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi atau yang sering disebut sebagai tenaga musiman (Temus) haji. Mereka terdiri atas mukimin (warga Indonesia yang mukim di Saudi), pegawai kantor teknis haji KJRI dan KBRI, serta mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Timur Tengah.

IHRAM

Waspada Kasus Jamaah Haji Meninggalkan Sholat Tanpa Merasa Bersalah

Masih banyak jamaah haji belum bisa melaksanakan ibadah sholat dengan baik, menjadi problem tersendiri dalam penyelenggaraan haji. Hal itu disampaikan Direktur Pascasarjana Prof Dr Akhyak saat menyampaikan tausiyahnya subuhnya pada peserta bimbingan teknis (Bimtel) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, di Masjid Al-Mambrur Asrama Haji Pondok Gede, Rabu (18/5/2022).

“Problemnya jamaah haji kita itu banyak yang punya uang. Namun ilmu ibadah syariahnya itu masih banyak yang kurang. Jadi banyak jamaah haji yang belum bisa sholat, ini menyedihkan,” katanya.

Prof Akhyak menuturkan, begitu minimnya pengetahuan sholat jamaah secara praktik maupun ilmu, sehingga banyak jamaah tinggal sholat lima waktu tanpa beban. Padahal menjaga sholat lima waktu wajib bagai umat Islam sebagai rukun Islam nomor 2.

“Saya tanya bahkan sholat lima waktunya itu kadang sholat kadang tidak, inikan repot. Tapi dia bisa haji karena dia punya uang,” katanya.

Menurutnya, hal ini menjadi problem tersendiri dan tantangan bagi para petugas haji Indonesia, bagaimana bisa memberikan bimbingan tentang ilmu syariat kepada para jamaah haji. Sesuai amanah undang-undang pemerintah melalui petugas penyelenggara ibadah haji memberi pelayanan bimbingan dan perlindungan kepada jamaah. 

“Ini problem tersendiri tantangan bagi kita semua,” katanya.

Pada kesempatan subuh ini, dia juga mendoakan agar Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima semua amal ibadah kita yang dikerjakan pada hari ini. Terutama ibadah sholat subuh berjamaah di masjid. 

“Semoga sholat kita diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Allahumma taqobbal sholatana,” 

Dia juga mendoakan, semoga kita ditakdirkan menjadi muslim yang selalu taat kepada Allah. Salah satunya dapat menjaga shalat lima waktu kapan pun dan di mana pun.

“Berbahagialah bagi orang yang malam ini melakukan sholat tahaju, berbahagialah bagi teman-teman yang malam ini bisa melakukan sholat sunah-sunah di mana saja. Apakah di masjid maupun di maktab, atau di ruangnya masing-masing,” katanya. 

Karena hal itu kata dia sesungguhnya yang harus dijaga oleh umat Islam, khususnya petugas ibadah haji. Kerena, sebagai petugas harus juga memberikan bimbangan agar jamaah dapat mengerjakan ibadah dengan baik. 

“Jadi itu modal utama menjadi petugas, menurut saya sholat menjadi modal utama kita. Dan kita akan menemukan jamaah haji yang belum tentu dapat melaksanakan ibadah sholat dengan baik,” katanya.

IHRAM

Rangkaian Persiapan Kesehatan Haji 2022

Pusat Kesehatan Haji telah membuat project planning atau persiapan kesehatan haji tahun 1443H/2022M. Rencana ini dibuat setelah Arab Saudi pada 9 April lalu resmi mengumumkan siap menyelenggarakan ibadah haji tahun ini dengan 1 juta kuota.

“Bayangkan betapa hectic nya kita. Tidak mudah menyiapkan persiapan kesehatan haji dalam waktu yang sangat singkat ini,” Kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana pada Republika setelah penutupan pembekalan PPIH Arab Saudi gelombang pertama belum lama ini.

Budi bersyukur meski sangat singkat, Pusat Kesehatan Haji telah berhasil melakukan persiapan. Dengan sudah dilakukan persiapan sebelumnya, Pusat Kesehatan Haji tahu apa yang harus dilakukan ketika ada kepastian penyelenggaraan ibadah haji dari Arab Saudi.

“Alhamdulillah meski waktu persiapan sangat singkat kita sudah memetakan apa yang akan kita lakukan di sana,” ujarnya.

Berdasarkan Flyer Project Planning Operasional Kesehatan Haji 2022 yang sudah diterbitkan di media sosial Pusat Kesehatan Haji. Project pertama dimulai pada 25-26 April dengan agenda Integrasi renops ke dalam materi pelatihan integrasi, pada 26- 27 April membuat SK Lab PCR jamaah haji reguler dan Juknis PCR,  tanggal 27 dilakukan training technical meeting dengan Lakespra. 

Setelah itu,  pada tanggal 29 April sampai tanggal 9 Mei dibuat logistik preparedness dan konsolidasi internal, tanggal 10-13 Mei dilakukan training PPIH kesehatan angkatan I, tanggal 13-15 Mei training PPIH kesehatan angkatan II, tanggal 13-14 Mei dilakukan pencatatan dan pelaporan obat perbekes.

Pada tanggal 16-22 Mei training integrasi PPIH, tanggal 16-17 Mei dilakukan vaksinasi meningitis PPIH, tanggal 23-25 Mei training PPIH Kesehatan Angkatan lll, tanggal 16-30 Mei training integrasi kloter (TKH) dan pengurusan dokumen penugasan, tanggal 26 Mei pemberangkatan tim advanced, tanggal 30 Mei pemberangkatan PPIH Madinah, Tim Mobile Bandara dan Tim Promosi Kesehatan.

Dihubungi terpisah, anggota panitia penyelenggara ibadah haji Arab Saudi dari Pusat Kesehatan Haji Dian Septika Sari mengatakan, tim advance yang berangkat pada tanggal 26 mei ini di antaranya Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana didampingi para koordinator tim.

“Di tim advance ini ada Pak Kapus Budi Sylvana dan para Koordinator tim. Setelah itu tanggal 30 Mei tim PPIH Madinah, Tim Mobile Bandara dan Tim Promosi Kesehatan diberangkatkan dan menyusul pada 8 Juni tim PPIH Makkah berangkat,” katanya.

Dian Septika mengatakan ada tujuh tim dalam penyelenggaraan haji tahun ini yang telah dibentuk Budi Sylvana. Di antaranya:

1. Tim Surveilans. 

Tim ini bertugas menyediakan hasil analisis terhadap data pelayanan kesehatan dan memberikan informasi tentang hasil pelayanan kesehatan jemaah haji baik tingkat kloter, sektor, daerah kerja dan Arab Saudi.

2. Emergency Medical Team (EMT).

Tim ini bertugas memperkuat penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan deteksi dini kegawatdaruratan, emergency response, evakuasi dan rujukan jamaah, dan pencatatan pelaporan.

3. Tim Promosi Kesehatan (Promkes).

Tim ini bertugas memberikan pelayanan dalam bentuk promosi kesehatan(Health Promotion), Perlindungan khusus (Spesific Protection), Diagnosa dini dan Pengobatan yang cepat dan tepat (Early diagnostic & Prompt treatment).

4. Tim Mobile Bandara (TMB). 

Tim ini bertugas melakukan inspeksi, intervensi dan rekomendasi kesehatan lingkungan di Daker Makkah, Madinah dan Bandara.

5. Tim Sanitasi dan Food Security.

Tim ini bertugas menjamin ketersediaan logistik dari tingkat kloter, sektor, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Daerah Kerja (Daker) Jeddah, Makkah dan Madinah.

6. Tim logistik dan bekal kesehatan.

Tim ini bertugas menyediakan pelayanan deteksi dini kegawatdaruratan, tatalaksana kegawatdaruratan, mempercepat proses rujukan dan evakuasi terhadap jemaah yang mengalami gangguan kesehatan di bandara serta melaksanakan promotive preventif pada Jemaah Haji yang baru tiba di Arab Saudi pada fase pra armuzna dan yang akan meninggalkan Arab Saudi pada fase pasca Armuzna , pada fase Armuzna TMB memberikan pelayanan emergensi, rujukan dan evakuasi di pos kesehatan Arafah.

7.Tim Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

Tim ini bertugas memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu,  menyeluruh dan berkesinambungan yang didukung oleh manajerial, medical service dan medical support.

Dian mengatakan, PPIH Madinah itu terdiri dari tim KKHI Madinah, tim EMT Madinah,Tim Sanitasi dan Food and Security Madinah, Tim Surveilans Madinah dan Tim logistik dan Bekal Keesehatan Madinah. Sementara PPIH Makkah itu terdiri dari Tim KKHI Makkah, Tim EMT Makkah,Tim Sanitasi dan Food and Security Makkah, Tim Surveilans Makkah dan Tim logistik dan Bekal Kesehatan Makkah. 

“Berapa jumlah personil masing-masing tim di Makkah dan Madinah masih menunggu SK,” katanya.

Sesuai draft rencana operasional (Renops) penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2022 yang diterbitkan Pusat Kesehatan Haji, masing-masing tim memiliki rencan oprasional di lapangan. Semisal rencana operasional surveilans di lapangan.

Konsep operasional kerja tim surveilans adalah memperkuat penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji dengan menyediakan hasil analisis terhadap data pelayanan kesehatan dan memberikan informasi tentang hasil pelayanan kesehatan jamaah haji.  Pemberian informask ini dilakukan baik tingkat kloter, sektor, daerah kerja dan Arab Saudi secara menyeluruh.

Kegiatan Surveilans dilakukan melalui proses pengumpulan data, pengolahan data dan penyebaran informasi terkait upaya promotif, preventif, pelayanan kuratif rehabilitatif, upaya emergency, penyelenggaraan sanitasi, pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan, dan penanggulangan penyakit menular. 

Jejaring kerja dalam bentuk koordinasi dan teknis pelaporan kegiatan dengan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter, Emergency Medical Team (EMT), Tim Promosi Kesehatan, Tim Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Tim Mobile Bandara, Tim Sanitasi dan Food Security, serta PPIH Arab Saudi dari Kementerian Agama.

Hasil pengolahan data dan analisis surveilans didokumentasikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik, dan/atau gambar. Selanjutnya digunakan sebagai laporan untuk dijadikan bahan pertimbangan tindak lanjut dalam penyelenggaraan kesehatan haji.

Agar rencana operasional dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka dilaksanakan tahapan kegiatan sebagai berikut. 

1. Tahap perencanaan.

a. Membuat rencana operasional surveilans berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan kesehatan haji tahun sebelumnya. 

 b. Menjelaskan kepada petugas tentang rencana kerja operasional (RKO) yang telah dipersiapkan sejak di Indonesia pada saat pelatihan Kompetensi dan pembekalan Integrasi. 

2. Tahap persiapan: 

a. Gelar rencana operasional kegiatan surveilans sesuai dengan kebijakan pimpinan. 

b. Menyiapkan alat pengolah data, sistem pencatatan dan pelaporan elektronik melalui Siskohatkes, jaringan internet, media komunikasi, mesin cetak, alat tulis dan formulir pencatatan dan pelaporan manual sesuai kebutuhan serta pembagian personil per daerah kerja sesuai penugasan.

c. Mempelajari data dukung regulasi dan kondisi terkini penyakit yang sedang berjangkit, faktor internal dan eksternal Arab saudi yang akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian. 

d. Membuat peta lokasi pemukiman jemaah dan peta kegiatan.

3. Tahap Pelaksanaan.

a. Melakukan pengamatan terus menerus terhadap masalah kesehatan Jemaah Haji; b. Melakukan pengumpulan data secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan data Kesehatan dari sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan (siskohatkes), pengolahan, analisa, interpretasi data, dan rekomendasi.

c. Melakukan diseminasi informasi data.

d. Melakukan verifikasi rumor masalah kesehatan.

e. Membuat laporan kejadian khusus, seperti peningkatan kasus masalah kesehatan.

f. Membuat laporan harian penyelenggaraan kesehatan haji, yang setidaknya meliputi jumlah jemaah haji sakit, jenis penyakit, jumlah jemaah wafat dan penyebab wafat. 

4. Tahap pengakhiran.

a. Evaluasi penyelenggaraan surveilans.

b. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan surveilans 

Tujuan dan sasaran operasional:

a. Menurunkan angka kesakitan (morbiditas) Jemaah haji pada penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2022 M/1443 H. 

b. Menurunkan angka kematian (mortalitas) Jemaah haji pada penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2022 M/1443 H.

IHRAM

Lengkapi dengan Puasa, Sempurnakan dengan Haji

Puasa dan haji adalah salah satu rukun Islam, dan amalan yang sangat mulia

SETELAH kita berikrar syahadat, lalu menjaga hubungan dengan Rabb Semesta Alam lewat shalat lima waktu, serta mengasah kepedulian sosial lewat zakat, maka kita masih perlu melengkapi tiga rukun tersebut dengan satu rukun lagi agar kita bisa pulang kembali ke kampung halaman kita di Surga. Satu rukun tersebut adalah berpuasa di bulan Ramadhan.

Abu Hurairah RA menjelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa suatu hari seorang Arab badui datang kepada Rasulullah ﷺ dan berkata, “Tunjukkanlah kepadaku amalan yang jika aku kerjakan, maka aku akan masuk surga.”

Rasulullah ﷺ menjawab, “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu (apa pun), mendirikan shalat yang wajib, menunaikan zakat yang wajib, dan berpuasa di bulan Ramadhan.”

Mendengar hal tersebut, orang Arab badui itu berkata lagi, “Demi Allah yang jiwaku (berada) di Tangan-Nya, aku tidak (akan) menambah sedikit pun dan tidak mengurangi (nya).”

Ketika orang itu telah pergi, Rasulullah ﷺ berkata kepada para sahabatnya, “Barang siapa ingin melihat salah seorang penghuni surga, maka lihatlah orang ini.”

Kewajiban berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan, sebagaimana kita jalani pada pekan-pekan lalu, dengan menahan makan, minum, dan berhubungan suami istri, serta hal-hal lain yang bisa membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenam matahari telah dengan jelas disebutkan oleh Allah Ta’ala dalam al-Qur’an suar al-Baqarah [2] ayat 183 hingga 185.

Adapun faedah puasa Ramadhan, tentu banyak. Salah satunya, sebagaimana diterangkan Rasulullah ﷺ dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, “Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena beriman dengan kewajibannya dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” (Muttafaqun ‘Alaihi).

Dalam Hadits lain, Rasulullah ﷺ menjelaskan, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu yang disebut dengan pintu Ar Rayyan. Hanya orang-orang yang sering berpuasa yang akan memasuki pintu tersebut. Mereka dipanggil, ‘Mana orang-orang yang berpuasa?’ Kemudian mereka masuk ke dalamnya dan orang-orang selain mereka tidak bisa masuk. Jika mereka sudah masuk, maka tertutup pintu tersebut dan tidak ada lagi yang masuk selain mereka.” (Muttafaqun ‘alaihi)

Itulah empat kewajiban yang menjadi pilar Islam. Sebagai penyempurna dari 4 kewajiban tersebut, ada satu kewajiban lagi yang harus ditunaikan bagi mereka yang berkesanggupan. Yakni, menunaikan haji ke Padang  Arafah.

Berhaji, bagi mereka yang tak memiliki iman, jelas akan terasa berat. Tak akan ada orang yang suka menghabiskan uang begitu besar, waktu begitu banyak, berpisah berhari-hari dengan anak dan isteri, menuju suatu tempat yang gersang dan panas, untuk berpayah-payah melaksanakan ritual yang menguras habis tenaga.

Tapi dengan iman, perjalanan haji yang amat melelahkan, akan terasa nikmat. Segala kelelahan akan terbayar dengan janji Allah Ta’ala lewat lisan Rasul-Nya, sebagaimana diriwayatkan oleh Thabrani.

“Keluarnya kamu dari rumah menuju Baitul Haram, maka setiap tanah yang diinjak kendaraanmu, Allah akan menuliskan untukmu sebuah kebaikan dan menghapuskan dosamu. Adapun wukufmu di Arafah, maka Allah turun ke langit dunia dan membanggakan manusia di hadapan malaikat seraya berfirman, ‘Mereka adalah hamba-hamba-Ku. Mereka mendatangi-Ku dalam keadaan kusut dan berdebu dari segenap penjuru yang jauh. Mereka mengharapkan rahmat-Ku dan takut akan azab-Ku, padahal mereka tidak melihat-Ku. Lalu bagaimana bila mereka melihat-Ku?’.”

“Seandainya engkau mempunyai dosa sebanyak pasir yang menggunung, sejumlah hari-hari umur dunia, atau pun tetesan hujan, maka Allah akan menyucikannya darimu. Adapun lemparan jumrahmu, maka dia disimpan untukmu. Begitupun pemotongan rambutmu, setiap helai rambut yang jatuh adalah bernilai satu kebaikan. Lalu jika engkau telah bertawaf di Baitullah, maka engkau telah terbebas dari dosa-dosamu seperti saat engkau dilahirkan ibumu,” jelas Rasulullah ﷺ lagi.

Inilah tiket manusia menuju surga. Semua itu tak akan terasa sulit jika kita hiasi hati dengan iman, dan amal dengan ilmu. *

HIDAYATULLAH

Tips Bagi Jamah Haji Kala Menghadapi Hujan Turun di Tanah Suci

Hujan di tanah suci memang jarang terjadi. Namun ketika hujan turun bisa menyebabkan banjir. Masjidil Harampun kini dibagian jalan masuk depan kerap tergenang banjir sampai lutut kaki. Ka’bah pada zaman Rasulullah SAW bahkan pernah terendam banjir sampai 4 meter. Ini karena posisi Ka’bah layaknya di tengah dasar mangkuk karena dikelilingi kawasan perbukitan.

Hal itu makin masuk akal sebab kala itu Masjidil Haram belum punya drainase yang baik. Berbeda dengan sekarang yang sudah punya jaringan pembuangan air yang mumpuni. Jadi kalau pun di bagian jalan masuk depan kerap tergenang, sifatnya hanya sebentar saja.

Persoalan drainase di Arab Saudi memang masalah serius. Jalanan tidak dilengkapi tempat menampung air. Saluran air lumayan ada di Madinah. Di beberapa daerah lahan pertanian tampak ada saluran drainase hingga penampungan air.

Akibat adanya hujan turun yang deras — biasanya disertai tipuan angin hingga menyebabkan badai gurun hingga petir yang keras — mau tidak mau membuat jamaah haji waspada. Tipsnya adalah ketika menghadapai hujkan turun saat di tempat terbuka, coba carilah tempat yang lebih tinggi. Hindari terus-terusan berada di dalam bus atau angkutan yang berada di jalan. Ingat kala itu, jalanan akan segera berubah jadi semacam sungai yang beralir deras. Tak hanya bus atau mobil, truk angkutan pun akan bisa dibawa air.

Ketika hujan turun jangan berteduh di dalam terowongan yang memang banyak di Makkah. Maka segeralah ke luar dari terowongan. Segera cari tempat bangunan yang lebih tinggi dan menjauh dari jalanan. Terowongan nanti bisa jadi tempat jalannya penampungan air, atau semacam sungai yang masuk ke dalam bukit. Berbahaya sekali bila tetap berada di terowongan kala sudah menjadi tempat  saluran pembuangan air. Peristiwa banjir bandang di Jeddah beberapa waktu lalu mengajarkan terowongan sama sekali bukan tempat yang tepat untuk berlindung di kala hujan turun.

Sedangkan bila tengah wukuf di Arafah dan melempar jumrah di Mina, ketika hujan turun jamaah harus tetap berada di dalam tenda. Jangan pergi ke luar sebab berbahaya. Bisa kena sambaran petir atau air bah. Tetap tenang di dalam tenda. Ikuti dan taati instruksi petugas haji yang berjaga di tempat itu.

Terkahir, jamaah haji kala hujan turun jangan nekad ‘hujan-hujanan’. Cuaca yang pas dan polusi kerap membuat air hujan berpolusi. Sekali lagi lebih baik di dalam tenda saja.

IHRAM

Cara Cek Nomor Porsi Haji Untuk Keberangkatan Haji 2022

Cara cek nomor porsi haji untuk keberangkatan haji 2022 bisa dilakukan melalui link https://haji.kemenag.go.id/v4/.

Atau download aplikasi androidnya di sini!

Dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah menetapkan kuota Haji Indonesia Tahun 1443 H/2022 melalui Keputusan Menag (KMA) Nomor 405 Tahun 2022 tentang Kuota Haji Indonesia Tahun 1443 H/2022 M.

Atau, bisa juga dengan mendownload dan instal apliaksi Android Cek Porsi Haji, klik di sini!

Dalam aturan ditetapkan bahwa kuota haji Indonesia tahun 1443 H/2022 M berjumlah 100.051, terdiri atas 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus.

“Baik haji reguler maupun haji khusus, kuota 1443 H/2022 M diperuntukkan bagi jemaah yang telah melunasi biaya Perjalanan Ibadah Haji 1441 H/2020 M, dan berusia paling tinggi 65 tahun per tanggal 8 Juli 2022 sesuai dengan urutan nomor porsi,” ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.

Menag menyampaikan, jemaah haji yang telah melunasi biaya haji namun tidak masuk alokasi kuota dan/atau menunda keberangkatan pada tahun ini akan diprioritaskan menjadi jemaah haji pada penyelenggaraan tahun depan. Nah, lantas bagaimana cara cek nomor porsi haji untuk keberangkatan haji 2022?

Dirangkum dari laman Indonesia Baik, pengecekan perkiraan keberangkatan dapat dilakukan dengan cek nomor porsi haji Anda. Nomor porsi haji tersebut tertera dalam bukti setoran awal yang anda dapatkan saat mendaftar haji di bank.

Bukti setoran awal tersebut merupakan bukti anda telah terdaftar sebagai peserta calon haji. Nomor porsi haji terdiri dari 10 digit dan nomor porsi yang tertera di bukti setoran awal di bank.

Jadi, setelah calon jemaah haji melakukan pembayaran setoran awal haji sebesar 25 juta ke BPS (bank), calon jemaah haji akan mendapatkan bukti setoran awal BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) yang mencantumkan nomor porsi haji.

Terbaru, Inilah Daftar Kuota Tiap Provinsi Berikut cara cek nomor porsi haji 2022: Buka laman https://haji.kemenag.go.id/v4/ Scroll ke bawah hingga menemukan kolom Perkiraan Keberangkatan.

Di kolom NOMOR PORSI, silahkan masukan nomor porsi dan tekan tombol CARI. Dengan mendapat nomor porsi berarti Anda adalah jamaah haji kuota Depag Resmi (Haji non-kuota tidak ada nomor porsi).

Jika Anda tidak bisa melihat estimasi pemberangkatan calon haji, bisa jadi situs Kementerian Agama sedang dalam maintenance server atau server sedang overload. Anda bisa melakukan cek porsi haji, nanti atau keesokan harinya. Jika Anda jamaah haji plus, mintalah bantuan travel haji plus tempat Anda mendaftar, bila Anda belum dapat nomor porsi sebagai bukti legal, anda adalah jamaah yang terdaftar di Kementerian Agama.

Jadi, seperti itulah cara cek nomor porsi untuk keberangkatan haji 2022. Baca Juga: Harga Paket Umroh Melonjak, Operator Tour Gandakan Tarif di Akhir Ramadan

Atau, bisa juga dengan mendownload dan instal aplikasi Android Cek Porsi Haji, klik di sini!

Daftar kuota haji 2022 tiap provinsi di Indonesia

Berikut sebaran daftar kuota haji reguler per provinsi tahun 1443 H/ 2022 M:

Aceh: 1.999

Sumatra Utara: 3.802

Sumatra Barat: 2.106

Riau: 2.304

Kepulauan Riau: 589

Jambi: 1.328

Sumatra Selatan: 3.201

Kepulauan Bangka Belitung: 486

Bengkulu: 747

Lampung: 3.219

DKI Jakarta: 3.619

Banten: 4.319

Jawa Barat: 17.679

Jawa Tengah: 13.868

Daerah Istimewa Yogyakarta: 1.437

Jawa Timur: 16.048

Bali: 319

Nusa Tenggara Barat: 2.054

Nusa Tenggara Timur: 305

Kalimantan Barat: 1.150

Kalimantan Tengah: 736

Kalimantan Selatan: 1.743

Kalimantan Timur: 1.181

Kalimantan Utara: 190

Sulawesi Utara: 326

Gorontalo: 447

Sulawesi Tengah: 910

Sulawesi Barat: 663

Sulawesi Selatan: 3.320

Sulawesi Tenggara: 922

Maluku: 496

Maluku Utara: 491

Papua Barat: 330

Papua: 491

Itulah informasi mengenai kuota haji 2022 dan cara cek nomor porsi haji untuk keberangkatan haji 2022.

KONTAN

Kemenag dan Garuda Sepakat Terbangkan Jemaah Haji dari 9 Embarkasi

Kementerian Agama dan PT Garuda Indonesia telah menandatangani perjanjian pengangkutan udara jemaah haji reguler 1443 H/2022 M. Perjanjian ini ditandatangani oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief dan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra.

Kedua belah pihak sepakat terkait pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji Indonesia dari sembilan embarkasi. “Garuda akan menerbangkan jemaah haji Indonesia dari 9 embarkasi, yaitu: Aceh, Medan, Padang, sebagian Jakarta-Pondok Gede, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar dan Lombok,” terang Hilman Latief usai penandatanganan perjanjian di Jakarta, Rabu (11/5/2022).

“Saya juga berharap Garuda dapat berperan dalam mendorong ekonomi haji, khususnya kaitannya dalam hal pengiriman produk-produk dalam negeri,” sambungnya. Hal ini mendapat respon positif dari Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Dia berkomitmen untuk mendukung akselerasi pengiriman komoditas tertentu dari Indonesia untuk mendukung kebutuhan jemaah di Tanah Suci.

Pada masa operasional haji tahun 1443 H/2022 M, Pemerintah Indonesia akan memberangkatkan 93.781 jemaah haji reguler dan petugas kloternya. Petugas kloter (kelompok terbang) adalah mereka yang menyertai jemaah selama penyelenggaraan haji. Setiap kloter ada empat petugas, terdiri atas: Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah, dan dua petugas kesehatan.

Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Saiful Mujab menjelaskan, penerbangan jemaah haji dan petugas kloter Indonesia akan dilakukan dengan dua maskapai. PT. Garuda Indonesia akan membawa 47.915 jemaah haji dan petugas kloternya (51%). Lainnya, 45.866 jemaah haji dan petugas kloter (49%) akan dibawa Saudi Arabian Airlines dari 5 embarkasi haji, yaitu Batam, Palembang, sebagain Jakarta-Pondok Gede, Jakarta-Bekasi dan Surabaya. Penandatanganan kerjasama dengan Saudi Arabian Airlines akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

“Pemberangkatan jemaah haji akan dilaksanakan selama 30 hari masa operasi penerbangan. Kloter pertama berangkat 4 Juni 2022 dengan tujuan Bandara Madinah, kloter terakhir berangkat 3 Juli 2022 dengan tujuan Bandara Jeddah,” jelas Mujab, panggilan akrabnya.

“Pemulangan jemaah haji juga berlangsung selama 30 hari. Kloter pertama pulang dari Bandara Jeddah menuju Tanah Air pada 15 Juli 2022. Kloter terakhir pulang dari Bandara Madinah menuju Tanah Air pada 13 Agustus 2022,” sambungnya.

Saiful Mujab menambahkan, tahun ini, Pemerintah Arab Saudi kembali memberikan layanan fast track kepada jemaah haji Indonesia. Layanan fast track tersebut akan diberikan untuk 29.126 orang (31%) yang dibawa oleh PT. Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines dari Embarkasi Haji Jakarta.

Berikut tipe pesawat yang akan dioperasikan di masing-masing embarkasi haji:

a. Embarkasi Aceh, Boeing 777-300 kapasitas 393 kursi

b. Embarkasi Medan, Boeing 777-300 kapasitas 393 kursi

c. Embarkasi Batam, Boeing 747-400 kapasitas 450 kursi

d. Embarkasi Padang, Boeing 777-300 kapasitas 393 kursi

e. Embarkasi Palembang, Boeing 747-400 kapasitas 450 kursi

f. Embarkasi Jakarta-Pondok Gede, Boeing 777-300 kapasitas 393 dan 410 kursi

g. Embarkasi Jakarta-Bekasi, Boeing 777-300 kapasitas 410 kursi

h. Embarkasi Solo, Airbus 330-300 dan Airbus 330-900 kapasitas 360 kursi

i. Embarkasi Surabaya, Boeing 747-400 kapasitas 450 kursi

j. Embarkasi Banjarmasin, Airbus 330-300 dan Airbus 330-900 kapasitas 360 kursi

k. Embarkasi Balikpapan, Airbus 330-300 dan Airbus 330-900 kapasitas 360 kursi

l. Embarkasi Makassar, Boeing 777-300 kapasitas 393 kursi

m. Embarkasi Lombok, Boeing 777-300 kapasitas 393 kursi

IHRAM

Menikah atau Naik Haji Dahulu, Mana Lebih Utama?

Di antara yang sering ditanyakan nitizen adalah menikah atau naik haji dahulu, mana yang lebih utama? Simak penjelasan ulama berikut ini. (Baca juga: Pelaksanaan Ibadah Haji Sebelum Islam Datang).

Nikah dan haji, keduanya merupakan ibadah dalam syariat agama Islam yang tujuannya sama-sama baik. Pernikahan dilakukan dengan tujuan keberlangsungan keturunan dalam menciptkan keluarga sakinahmawaddahwar rahmah, sementara naik haji dilaksanakan dalam rangka penyempurna rukun Islam kita.

Dalam tatanan praktiknya di negara tercinta kita ini, antara pernikahan maupun haji, keduanya sama-sama membutuhkan biaya yang terbilang cukup banyak. Seorang pria yang hendak meminang perempuan idamannya, ia harus mempersiapkan biaya untuk mahar, walimah, dan tentu yang paling penting adalah kemampuan memberikan nafkah baik berupa makanan, pakaian dan tempat tinggal. Jika kita taksir, biayanya hampir sama dengan Ongkos Naik Haji (ONH).

Problemnya adalah, jika seseorang sudah baligh dan hanya memiliki harta yang bisa menunjang salah satunya saja antara ongkos nikah atau ongkos haji, maka manakah yang lebih diprioritaskan, menikah dahulu atau naik haji dahulu? Mari kita simak ulasannya:

Imam Abu Ishaq As-Syirazi dalam kitabnya Al-Muhadzdzab menyatakan,

وان احتاج إلى النكاح وهو يخاف العنت قدم النكاح لان الحاجة الي ذلك علي الفور والحج ليس علي الفور

Artinya: Jika seseorang butuh menikah dan dia takut zina, maka didahulukan nikah, karena kebutuhan untuk nikah dalam hal ini lebih mendesak, sementara haji bukanlah ibadah yang sifatnya mendesak.

Pernyataan Imam Abu Ishaq As-Syirazi di atas kemudian dijelaskan oleh Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarh Al-Muhazzab,  juz 7, hal: 49 bahwa sebaliknya jika tidak ditakutkan adanya perzinahan, maka penggunaan harta untuk membayar Ongkos Naik Haji (ONH) lebih diutamakan.

Pernyataan Imam Asy-Syirazi dan Imam Nawawi dilandaskankan pada kenyataan bahwa hukum menikah yang bisa berubah-ubah tergantung pada kondisi, seperti misalnya nikah menjadi wajib jika ditakutkan adanya fitnah jika tidak disegerakan, sedangkan di sisi lain kewajiban haji sifatnya bukanlah kewajiban fauriyyah (segera) namun bersifat at-taraakhi (boleh ditunda).

Oleh karena itu, pada persoalan ini, tinggal melihat pada kondisi yang bersangkutan, apabila ia memang sudah ingin sekali untuk menikah, maka segerakan menikah dengan menggunakan uang yang ada, sebaliknya jika tidak terlalu ingin menikah, maka uang tersebut digunakan untuk mendaftar haji.

BINCANG SYARIAH

Kemenag Bantah Narasi Menag Minta Dana Haji untuk IKN: Hoaks dan Fitnah

Beredar tangkapan layar berita yang berasal dari media daring dengan judul yang menarasikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas minta masyarakat ikhlaskan dana haji dipakai pemerintah untuk IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara. Kementerian Agama menyampaikan bantahannya terkait narasi tersebut.

“Itu fitnah dan menyesatkan. Narasi Menag minta dana haji untuk IKN itu hoaks,” tegas Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi (HDI) Kemenag Ahmad Fauzin di Jakarta, Ahad (08/05/2022) melalui siaran pers Kemenag kepada hidayatullah.com dan wartawan lain.

Menurutnya, Menag tidak pernah mengeluarkan pernyataan terkait penggunaan dana haji di luar untuk keperluan penyelenggaraan Ibadah Haji. Sebab, hal itu bukan kewenangan Menag.

“Sejak 2018, Kementerian Agama tidak lagi menjadi pihak yang bertanggung jawab dalam tata kelola dana haji,” jelas Fauzin.

Undang-Undang No 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji yang terbit pada akhir masa pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mengamanatkan dana haji dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Untuk itu, dibentuklah BPKH dan secara bertahap kewenangan pengelolaan dana haji diserahkan ke BPKH sesuai amanat UU 34/2014.

Pada 13 Februari 2018, lanjut Fauzin, Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2018. Peraturan ini mengatur tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji. Sejak saat itu, dana haji telah dialihkan sepenuhnya ke BPKH.

“Per-bulan Februari 2018, dana haji yang saat itu berjumlah Rp103 Triliun, semuanya sudah menjadi wewenang BPKH,” terang Fauzin.

Kemenag, sambung Fauzin, sekarang sudah tidak mempunyai Tupoksi untuk mengelola, apalagi mengembangkan dana haji dalam bentuk apapun. “Saya kira masyarakat sudah semakin cerdas, sudah bisa mengetahui info atau berita semacam ini tidak benar dan fitnah,” ujarnya.

“Bagi pihak-pihak yang menyebarkan berita hoaks dan fitnah ini kami akan pertimbangkan mengambil langkah hukum,” tandas Fauzin.*

HIDAYATULLAH