Nasionalisme Orang Kampung, Nasionalisme Original

SEMALAM saya menyusuri jalan-jalan kampung di Kabupaten Lamongan. Jalannya tak lebar, khas kampung. Lampu-lampu hias berkelap kelip menyambut HUT Kemerdekaan RI. Bendera merah putih berbagai ukuran berkibar melambaikan makna selamat. Saya lewat sambil berpikir tentang hebatnya nasionalisme orang-orang kampung.

Lampu rumah mereka tak semeriah lampu hias itu. Lampu rumah mereka tak 24 jam dihidupkan demi penghematan. Sementara lampu hias itu hidup terus demi hidupnya nuansa ke-Indonesiaan. Baju mereka tak sebaru bendera merah putih. Mungkin mereka tak mampu selalu membeli baju, namun selalu mampu bersama membeli bendera merah putih. Demi Indonesia.

Begitu murninya nasionalisme mereka, nasionalisme penuh kebanggaan dan kesyukuran, bukan nasionalisme pura-pura yang menjadi tempat bersembunyinya kepentingan politik golongan dan ketamakan ekonomi pribadi. Saya sungguh salut pada nasionalisme orang kampung.

Orang kota tak perlu protes tulisan ini. Saya tahu bahwa masih ada orang kota yang terus berteriak lantang untuk negeri ini. Namun saya ngeri mendengar dan membaca berita akhir-akhir ini tentang siapa dapat apa, bukan siapa berbuat apa. Diskusi dan perdebatan yang viral di media massa dan media sosial sepertinya mempertontonkan kerakusan tanpa kendali dan arogansi tanpa batas. Lalu di manakah Pancasila dan Merah Putih bertempat?

Di kampung, di warung dan pematang sawah, di pasar tradisional dan tengah tambak, diskusi masyarakat adalah tentang mensyukuri yang ada. Di kota, di mall dan tempat kerja, di jalan raya dan di toko-toko, orang sibuk berdebat tentang yang belum ada dengan semangat menggapainya tanpa kenal aturan dan etika. Salam untuk orang-orang kampung dan orang-orang kota yang nasionalisme seirama dengan orang kampung, nasionalisme yang original.

 

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi

INILAH MOZAIK

Membelah Dada yang Berisi “Laa Ilaha Illallah”

Para sahabat sangat rindu dan butuh akan nasihat Nabi Muhammad SAW. Contohnya adalah sebagaimana yang dikisahkan oleh Usamah bin Zaid.

Dia berkata, “Rasulullah SAW mengutus kami dalam sebuah pasukan perang untuk menyerang orang-orang kafir Huraqah, bagian dari suku Juhainah. Kami menyerang mereka pada waktu pagi, dan kami mengalahkan mereka. Aku dan seorang shahabat Anshar mengejar seorang anggota Bani Huraqah yang melarikan diri. Ketika kami mengepungnya, tiba-tiba ia mengucapkan ‘La Ilaha Illallah’ (Tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah). Sahabat Anshar itu pun menahan dirinya. Adapun aku menusuk orang tersebut dengan tombakku sampai aku menewaskannya.”

Usamah bin Zaid m melanjutkan ceritanya, “Ketika kami tiba di Madinah, berita tersebut sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Maka beliau bertanya kepadaku, ‘Wahai Usamah, apakah Engkau tetap membunuhnya setelah ia mengucapkan ‘La Ilaha Illallah’?’

Aku (Usamah) menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengucapkannya sekadar untuk melindungi dirinya.”

Namun beliau tetap bertanya, “Apakah Engkau tetap mcmbunuhnya setelah ia mengucapkan ‘La Ilaha Illallah’?’

Saya ( Usamah) berkata, “Beliau SAW masih terus mengulang-ulang pertanyaan itu, sehingga aku berangan-angan, andai saja aku belum masuk Islam sebelum hari itu.

Dalam riwayat Muslim, Rasulullah SAW. bertanya kepada Usamah bin Zaid, “Apakah ia sudah mengucapkan ‘La Ilaha Illallah’, namun engkau tetap saja membunuhnya?”

Maka Usamah bin Zaid menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengucapkannya karena takut kepada senjata kami.”

Namun Rasulullah SAW bersabda, “Kenapa Engkau tidak membelah dadanya, sehingga engkau mengetahui apakah hatinya mengucapkan ‘La ilaha illallah’ karena ikhlas ataukah karena alasan lainnya?”

Usamah berkata, “Beliau terus-menerus mengulang pertanyaan itu kepadaku, sehingga, aku berharap andai saja aku baru masuk Islam pada hari itu.” Dikarenakan Islam akan menghapus dosa yang telah lalu.

Wallahua’lam.

BERSAMA DAKWAH

Ridho pada Setiap Keadaan

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Tiada yang wajib disembah selain Allah, dan tiada yang kuasa menghendaki suatu kejadian kecuali hanya Allah Swt. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, salah satu sebab kita tidak bahagia dalam hidup adalah karena ketidaksiapan menghadapi kenyataan. Kita siap menghadapi kenyataan yang sesuai keinginan kita. Tapi, belum tentu kita siap menghadapi kenyataan yang tidak sesuai keinginan kita. Padahal tidak mungkin setiap keinginan kita terpenuhi. Apa jadinya jika setiap orang ingin jadi presiden dan semuanya terkabulkan, tentu kacau hidup ini.

Allah Swt telah mengingatkan bahwa tidak setiap keinginan kita itu baik untuk kita. Karena keinginan kita lebih banyak didorong oleh hawa nafsu. Sedangkan Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi setiap makhluk-Nya. Dan, Allah juga Maha Mengetahui setiap kebutuhan makhluk-Nya.

Allah Swt berfirman, “..Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqoroh [2]: 216)

Yang penting kita lakukan adalah bersikap ridho pada setiap ketetapan Allah Swt atas diri kita. Boleh jadi kita mengusahakan sesuatu, tapi hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan, tidak mengapa. Karena kewajiban kita hanyalah berusaha, berikhtiar. Ikhtiar inilah yang menjadi amal sholeh kita, menjadi ibadah kita. Adapun hasilnya, serahkan kepada Allah Swt.

Jika Allah Swt telah mentakdirkan sesuatu bagi hamba-Nya, maka takdir tersebut pasti kebaikan. Agar kita terlatih bersikap ridho, maka perlu kita selalu yakin bahwa tiada satu kejadian sekecil apapun, kecuali pasti Allah mengetahuinya. Allah Swt berfirman, “..Maka sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Ahzab [33] : 54).

Kita harus yakin bahwa setiap kejadian itu ada dalam pengetahuan dan keuasaan Allah Swt. Dan, Allah Maha Mengetahui setiap jalan keluar dari setiap masalah yang dihadapi oleh hamba-hamba-Nya. Sehingga tiada tempat untuk mengadu dan memohon pertolongan selain Allah Swt.

Menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan kita itu mungkin memang tidak enak. Tapi, rasa tidak enak itu akan lebih menjadi-jadi jikalau tidak ada ridho di dalam hati kita. Bersikap ridho atas apa yang telah terjadi akan membuat hati kita jauh lebih tenang dan bahagia. InsyaaAllah. [smstauhiid]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

 

INILAH MOZAIK

Vince Focarelli Kepala Geng Motor Australia yang Bersyahadat

Pria kelahiran Italia ini awalnya menolak menceritakan kisah pribadinya, terutama terkait perubahan mendasar dalam kehidupan spiritualnya. Akan tetapi, pendiriannya tersebut akhirnya berubah juga setelah Adelaide, media Australia memublikasikan perjalanannya tersentuh hidayah Islam.

Masa lalu Focarelli tergolong kelam. Dia pernah bergabung dengan geng motor paling terkenal di Australia Selatan, yakni Comanchero. Pria yang kini usianya menginjak 43 tahun itu pernah menduduki sebagai pemimpin tertinggi Comanchero. Kehidupannya berubah 100 persen selama dia mendekam di penjara.

Focarelli menuturkan perjalanan kelam hidupnya selama menjadi ketua geng motor. Banyak masalah yang meng hampi rinya. Beberapa kali dia harus menghadapi per cobaan pembunuhan. Dan dia tetap bertahan meski telah ditembak enam kali. Insiden tersebut terjadi pada 2012, ketika itu ramai diberitakan media Australia. Dalam insiden penembakan anggota geng motor, dia selamat, tapi anak tirinya Giovanni harus meregang nyawa dalam insiden yang sama.

Tak hanya harus menghadapi jurang ke matian berkali-kali, dia juga meng hadapi berbagai masalah. Dia pernah menghabiskan 14 bulan di penjara karena kepemilikan senjata api tak berizin dan kepemi likan narkoba. Focarelli dibebaskan dari penjara secara bersyarat Apri 2013 lalu. Januari 2017, Focarelli mengisahkan, dia harus dideportasi dan berakhir di lembaga pemasyarakatan karena tindakan kriminal di masa lalunya. Khawatir dia akan dideportasi dari Australia, dia memilih meninggalkan Australia.

Dia meninggalkan Australia dan kembali ke Italia Maret 2017, namun tak lama. Dia kembali ke Italia, terakhir kali dia berada di negara itu ketika berusia 12 tahun. Setelah itu dia pindah ke Malaysia dan memutuskan memulai hidup baru. Kini dia menetap di Malaysia.

Di Kuala Lumpur, Focarelli men jalani kehidupan yang baru. Dia sangat ingin menjadikan tempat ini rumah keduanya setelah meninggalkan kehidupannya yang suram di masa lalu.

“Jika saya bertahan dan me nunggu mereka, ada kemungkinan saya bisa dibawa ke pusat pena han an. Setelah aku tenang, istri dan anak perempuanku akan ikut, katanya Tak lama setelah tiba di Malaysia, dia pun memboyong ibunya pindah bersamanya. Ibunya ketika itu sedang menderita kanker stadium akhir. Agustus 2017 ibunya datang, tetapi istri dan anak perempuan tirinya masih berada di Australia.

Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan melihatnya lagi, tetapi Allah memberi saya berkat ini. Sekarang giliranku merawatnya.  Focarelli juga berbagi tentang kehidupannya di Malaysia, dan bagaimana dia menikmati kebebasan yang dia miliki serta pengalaman yang dia terima. Saya tidak pernah mengalami budaya yang seindah ini. Saya merasa bebas dan saya tidur nyenyak di malam hari.

Ibunya membangunkan Focarelli beberapa kali setiap malam. Namun, dia merasa bebas karena dapat menemaninya. Sedangkan ayah Focarelli meninggal hanya beberapa hari sebelum dia dibebaskan bersyarat pada 2013.

“Adelaide adalah rumah saya dan hati saya masih di sana. Saya merindukannya. Saya kehilangan dua orang. Saya kehi langan istri dan anak tiri saya. Ketika mereka di sini, saya akan lengkap,” kata Focarelli, seperti dilansir the Advertiser. Setelah tinggal di Malaysia dia ingin membuka kem bali restoran lamanya yang pernah dikelolanya di Australia yaitu La’Fig Cucin.

Pendakwah

Hidup baru bagi Focarelli tak hanya tinggal di lingkungan yang berbeda. Pemilik nama Islam Imran Abdul Salam ini be nar-benar meninggalkan kehidupan lamanya. Kini lelaki sangar tersebut berubah menjadi seorang pendakwah. Dia berbagi kisah religinya kekhalayak tentang nikmatnya menjadi Muslim. Dia berkeliling dari satu pertemuan ke pertemuan lain dari satu masjid ke masjid lain.

Dia berharap dari kisah hidupnya, jamaah yang mendengarnya dapat meme tik pelajaran darinya. Dia bercerita kisah hidupnya yang menjadi gengster kemudian benar-benar memeluk Islam. Sejak menjadi mualaf, banyak undangan yang dia terima. Dia pun bertemu dengan seorang mufti. Mufti di Malaysia menyambutnya dengan tangan terbuka.

Kisah perjalanan Focarelli mengenal Islam banyak diminati anak-anak dan remaja. Salah satu warganet, Zulkifli misalnya, dia menulis komentarnya di media sosial tentang Focarelli sebagai berikut: “Mendengar bagaimana dia (Focarelli) me nerima bimbingan untuk memeluk Islam sudah cukup mengingatkan kita akan ke hebatan Allah. Memang benar bahwa bim bingan itu milik Allah SWT sendiri,” ujar dia.

Kendati Focarelli benar-benar telah meninggalkan kehidupan lamanya, sepak terjangnya masih cukup ditakuti dan dibenci, terutama bagi warga Adelaide. Padahal, kini dia merupakan orang yang berbeda.

Sebagai bentuk pengabdiannya kepada masyarakat, Focarelli aktif di bidang sosial. Dia memberikan ceramah motivasi dan inspiratif tentang perjalanannya menemukan Islam. Selain itu, juga terlibat di lembaga kemanusiaan. Dia banyak bekerja untuk mendistribusikan makanan bagi pengungsi Yaman.

Sebelumnya dia memiliki usaha restoran Italia halal La Fig Cucina di Adelaide. Dia berharap restoran ini tetap ada dan berkembang hingga seluruh dunia. Tak hanya mengembangkan bisnis restoran ini, dia juga memberikan sebagian keuntungannya untuk kaum dhuafa. Setiap pekan, dia bersedekah untuk gelandangan dan komunitas Muslim lokal di Adelaide. Perbuatan baiknya ini, menjadi alasan banyak orang memeluk Islam dan teman-temannya yang Muslim bertambah lebih taat.

Selain berkeliling untuk berdakwah kini dia didaulat sebagai brand ambassador dan direktur dari mata uang kripto yang sesuai syariah, Bayan Token. Menurut dia, keberadaan mata uang kripto ini memiliki manfaat positif. Bagi Abdul Salam, upayanya tersebut bagian dari perbuatan baik. “Saya percaya ketika anda berbuat baik, maka kebaikan akan kembali kepada Anda,” ujar dia.

Allah telah memutuskan bahwa perbuatan baik harus dilakukan dengan niat baik. Menurut Abdul Salam, mata uang kripto ini dibuat sesuai dengan syariah Islam. Tujuannya pun untuk mendanai proyek yang bermanfaat bagi jutaan orang sesuai dengan ajaran Islam. Dia berharap manfaat uang kripto ini dapat dirasakan terlebih dahulu oleh masyarakat Asia Tenggara.

Berdasarkan situs Bayan Token, hasil penjualannya dipastikan untuk mendanai beberapa proyek sehingga nilai token ini akan sangat menguntungkan. Bayan Token bukan hanya token utilitas tetapi juga mendukung proyek nyata yang menguntungkan dan mendukung kehidupan sekitar. Proyek sosial ini di antaranya adalah mendukung pengembangan 100 hingga seribu gerai halal di Malaysia, Singapura, Brunei, dan Indonesia.

Dengan mata uang ini Abdul Salam yakin biaya hidup jutaan Muslim yang tinggal di seluruh Asia Tenggara akan menurun. Proyek lainnya adalah, mengembangkan produksi ekstrak daun Basella alba alami. Bahan alami ini diklaim menurunkan tingkat kolesterol pada manusia dan kebanyakan hewan tanpa kerusakan otot, hati, rhabdomyolysis, dan gagal ginjal akut disebabkan perawatan sintetis.

 

REPUBLIKA

Tips agar Jamaah Haji Nyaman di Masjidil Haram

MAKKAH — Menjelang puncak ibadah haji, Masjidil Haram sudah mulai dipadati jamaah dari seluruh penjuru dunia. Biasanya kepadatan terjadi pada waktu menjelang salat fardu.

Kepala Seksi Transportasi Daerah Kerja Makkah Asep Subhana mengimbau jamaah haji Indonesia yang akan beribadah ke Masjidil Haram harus pintar-pintar memanfaatkan waktu.

“Saat berangkat ke Masjidil Haram, jamaah sebaiknya datang lebih awal 1–2 jam sebelum azan,” kata Asep melalui pesan singkat, sebagaimana Okezone kutip dari situs resmi Kementerian Agama, Senin (6/8/2018).

Begitupun saat pulang, Asep menyarankan jamaah haji dapat menahan diri dulu untuk keluar dari Masjidil Haram, karena jamaah kerap berdesak-desakan untuk keluar dari masjid.

“Saat pulang. Jamaah juga harus bersabar dan dapat menahan diri di dalam masjid 1–1,5 jam agar terhindar dari desak-desakkan dengan jamaah lain,” imbaunya.

Waktu lain yang harus diantisipasi jamaah haji adalah saat melaksanakan Salat Jumat. Jamaah yang hendak Salat Jumat di Masjidil Haram agar berangkat sebelum jam 10.00 dan pulang setelah pukul 15.00 waktu Arab Saudi.

“Karena pada pukul 10.00 sampai 15.00 WAS terminal ditutup,” jelas Asep.

OKEZONE

Menag: Pemerintah Bukannya Tak Mau Fasilitasi Jemaah untuk Tarwiyah

Mekah – Pemerintah Indonesia melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) tidak memfasilitasi jemaah haji untuk melaksanakan tarwiyah sebelum ke Arafah. Menag Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pemerintah bukannya tidak mau memfasilitasi, tapi terkendala masalah teknis operasional di Arab Saudi.

Tarwiyah adalah melakukan napak tilas perjalanan yang pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW. Jemaah tarwiyah akan melakukan perjalanan dari Mekah ke Mina sejauh 14 kilometer menjelang tanggal 8 Zulhijah. Lalu, setelah itu perjalanan berlanjut keesokan harinya dari Mina ke Arafah untuk bergabung dengan jemaah lainnya yang berangkat dari Mekah, langsung ke Arafah untuk menjalani wukuf pada 9 Zulhijah.

Ada jemaah haji yang menempuh perjalanan tarwiyah dari Mekah-Mina itu dengan jalan kaki. Ada pula yang naik bus.

Lukman mengatakan praktik tarwiyah tersebut tidak memungkinkan untuk dijembatani naqabah atau otoritas yang membawahi seluruh bus di Arab Saudi. Jumlah jemaah haji Indonesia 221 ribu, terlalu besar untuk dibawa melakukan perjalanan ke Mina sebelum ke Arafah.

“Tidak memungkinkan bagi naqabah membawa seluruh jemaah haji Indonesia dengan rute seperti tadi itu. Dari Mekah ke Mina, baru ke Arafah,” ujar Lukman di kantor Daker Mekah, Senin (13/8/2018).

Kerajaan Arab Saudi juga sudah menetapkan tahapan keberangkatan untuk pelaksanaan puncak haji. Dalam jadwal dari pemerintah Arab Saudi itu, tidak ada tahapan untuk melaksanakan tarwiyah lebih dulu.

“Yang diberlakukan naqabah adalah membawa 221 ribu jemaah kita dari hotel di Mekah, lalu kemudian langsung ke Arafah. Itu pun dilakukan dalam tiga fase pada tanggal 8 Zulhijah,” tutur Lukman.

Tiga fase itu diawali fase pertama, yakni rombongan jemaah diberangkatkan pukul 8 pagi, lalu siang hari, kemudian sore hari.

“Jadi bukan pemerintah tidak mau memfasilitasi jemaah kita yang melaksanakan tarwiyah, tapi karena keterbatasan teknis operasionalisasi dari pergerakan jemaah kita. Sebagaimana ketentuan tarwiyah itu. Bagaimanapun, kita harus tunduk kepada pemerintah Saudi Arabia karena ini kan bukan kewenangan kita, tergantung dengan mobilitas jemaah haji kita,” jelas Lukman.

Namun, Lukman menggarisbawahi, pemerintah tidak melarang jemaah melakukan tarwiyah. Jemaah yang mau melaksanakan tarwiyah diwajibkan melapor agar bisa didata.

“Syaratnya, mereka harus melapor kepada ketua regu masing-masing, ketua rombongan, ketua kloter, dan kepala sektornya, agar dicatat. Siapa saja yang tarwiyah dengan konsekuensi mereka bertanggung jawab terhadap transportasi, konsumsi selama jemaah berada di Mina pada malam dan pagi. Dan tentu keselamatannya,” tutur Lukman.

“Karena itu, KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) harus betul-betul beertanggung jawab kalau ingin menempuh tarwiyah ini. Karena pemerintah tidak memfasilitasi. Bukan karena tidak mau, tapi karena tidak memungkinkan melayani 200 ribu jemaah kita dengan pola tarwiyah. Karena naqabah perusahaan bus tidak memungkinkan untuk itu,” sambungnya.
(fjp/idh)

DETIKcom

Cerita Mbah Sutar yang di Mudahkan Sentuh dan Cium Ka’bah

Menunaikan ibadah haji saat berumur lanjut usia memang harus membutuhkan stamina fisik yang kuat, karena haji merupakan ibadah fisik. Hal ini tidak menghalangi Sutar (78), jemaah haji asal Tulungagung Jawa Timur ini begitu semangat saat di tanya kesannya saat berada di Tanah Suci.

Mbah Sutar begitu ia disapa, merasa bahagia dan bersyukur bisa menunaikan ibadah haji, apalagi bisa beribadah di Masjidil Haram. Saat ditanya kesannya pertama kali melihat Ka’bah, dirinya mengaku biasa saja, tapi setelah shalat di Hijr Ismail dirinya baru meneteskan air mata.

Melakukan salat sunah di Hijir Ismail. Bagi khalayak awam, mungkin masih cita-cita karena butuh proses tenaga ekstra untuk menembus ratusan jemaah yang berkeliling melakukan tawaf.

Di usia 78 tahun, Mbah Sutar mampu melakukan itu. Mbah Sutar merasa dirinya mendapat dorongan kuat untuk menyentuh Ka’bah dan salat di Hijir Ismail.

Saat memasuki Hijr Ismail pun, dirinya dimudahkan bahkan orang-orang sekitar memberi ruang dan melindunginya. Selain salat sunnah di Hijr Ismail, mbah Sutar juga berkesempatan memegang Ka’bah dan mencium Hajar Aswad.

“Alhamdulillah sudah pegang Ka’bah dan menciumnya,” ujar Mbah Sutar saat ditemui Media Center Haji (MCH) di Hotel tempatnya menginap. Senin (13/08).

Mbah Sutar sendiri merasa kebingungan saat berada di samping Ka’bah, karena di riuhnya jemaah haji lain yang melihat dirinya. Mbah Sutar saat itu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk berdoa dan salat sunah.

“Saya doa dan salat di Hijir Ismail. Saya juga mencium Hajar Aswad,” ujar Mbah Sutar.

Bagi Mbah Sutar bisa melaksanakan haji adalah berkah hidupnya. Dirinya yang seorang petani dan hanya memiliki sapi, akhirnya bisa mendaftarkan berangkat haji 8 tahun lalu.

“Hasil panen saya jual dan belikan sapi. Sapi sudah kelihatan besar saya jual. Uangnya buat makan dan nabung haji,” ujar Mbah Sutar.

Saat menunggu di lobi hotel, Mbah Sutar juga tidak menyia-nyiakan untuk berfoto dengan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. “Tolong nanti kalau ada Pak Menteri saya di foto ya,” ujarnya lirih.(mch/ha)

 

KEMENAG RI

Ya Rabb, Matikanlah Kami di Atas Islam dan Sunah

DI antara perlindungan yang Allah berikan kepada orang yang beriman, Allah jauhkan mereka sehingga tidak menjumpai kedahsyatan hari kiamat. Sementara mereka yang menjumpai peristiwa kiamat besar, hanya manusia kafir yang kehidupan dan karakternya paling jelek.

Berikut beberapa dalil yang menyebutkan hal itu, Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menceritakan keadaan orang-orang yang beriman hingga akhir zaman. Kemudian beliau bersabda,

Kemudian Allah mengirim angin, seperti semerbak minyak wangi, sangat lembut rasanya seperti menyentuh sutera. Tidak ada satupun jiwa yang di dalam hatinya terselip iman sebesar biji, kecuali angin itu akan mematikannya. Kemudian tinggal tersisa manusia-manusia paling jelek. Di tengah merekalah, kiamat terjadi. (HR. Muslim 1942).

Hadis dari Nawwas bin Saman radhiyallahu anhu, dalam hadis panjang, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menceritakan tentang Dajjal dan turunnya Nabi Isa alaihis salam. Di akhir hadis, beliau bersabda,

Setelah mereka hidup penuh gelimang dunia, Allah mengirim angin lembut. Angin itu melewati ketiak-ketiak mereka, dan membawa ruh setiap mukmin dan setiap muslim. Hingga yang tersisa adalah manusia terjelek. Mereka melakukan hubungan badan layaknya himar (keledai). Di tengah merekalah, kiamat terjadi. (HR. Muslim 2937).

Berdalil dengan keterangan Nabi shallallahu alaihi wa sallam di atas, sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhuma pernah mengatakan, “Kiamat hanya akan terjadi pada manusia yang paling jelek. Mereka lebih jelek dibandingkan orang jahiliyah. Setiap doa yang mereka panjatkan, pasti Allah tolak doanya.” (HR. Muslim 1924 dan Ibnu Hibban 6836).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat, hingga tidak ada lagi orang yang di muka bumi ini menyebut: Allah Allah..” (HR. Ahmad 12043, Muslim 148, Turmudzi 2207, dan yang lainnya).

Ya Rabb, matikanlah kami di atas islam dan sunah. [ustaz Ammi Nur Baits]

 

INILAH MOZAIK

Haji dan Umrah Hilangkan Kefakiran dan Hapus Dosa

KITA dengar juga cerita ada sebagian wanita Indonesia yang tatkala sampai di Saudi mereka langsung sujud syukur, begitu luar biasa bahkan banyak yang bercita-cita ingin meninggal tatkala haji, ingin meninggal di tanah suci dan terlalu banyak cerita yang menjelaskan tentang bagaimana luar biasanya kerinduan kaum Muslimin terhadap ibadah haji.

Dan pantas bagi mereka untuk merindukan ibadah yang satu ini (ibadah yang sangat luar biasa) terlalu banyak keutamaan yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan Allah janjikan bagi orang-orang yang berhaji dengan haji yang mabrur.

Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan menyebutkan sebagian hadis (dalil-dalil) yang menyebutkan akan keutamaan berhaji diantaranya Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya umrah yang satu hingga umrah yang berikutnya merupakan penebus dosa-dosa yang ada di antara kedua umrah tersebut, dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya yang setimpal kecuali surga.” (HR Imam Al Bukhari nomor 1773 dan Imam Muslim nomor 1349 dari hadis Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu)

Ini dalil bahwasanya haji yang mabrur (orang yang melakukan haji mabrur) maka dia tidak ada balasan yang setimpal kecuali surga. Tidak ada balasan yang pas bagi dia yang setimpal kecuali surga.

Berbeda dengan umrah, di sini Rasulullah membedakan antara umrah dengan haji, kalau umrah yang satu dengan umrah yang lainnya maka menghapuskan dosa-dosa di antara kedua umrah tersebut. Rasul menyebutkan adapun haji yang mabrur (ini berarti beda antara pahala haji dengan pahala umrah) karena haji yang mabrur tidak ada balasan yang setimpal kecuali surga.

Rasulullah bersabda, “Ikutilah kembali haji dan umrah” yaitu hajilah engkau, umrahlah lagi, hajilah lagi dalam hadis ini jelas Rasulullah menyuruh kita untuk mengulang-ulang haji dan umrah bagi orang yang mampu tentunya. Kenapa?

“Karena haji dan umrah itu bisa menghilangkan kefakiran dan juga bisa menghilangkan dosa-dosa” ucap Rasul.

Di sini beliau menyebutkan keutamaan haji dan umrah bukan cuma berkaitan dengan masalah akhirat, bukan cuma menghilangkan dosa-dosa bahkan juga menghilangkan kefakiran. Jadi kalau orang ingin agar kesejahteraan ekonominya bertahan maka hendaknya dia berhaji dan umrah, karena itu akan menghilangkan (menafikan) menghilangkan kefakiran dari dirinya.

“Sebagaimana alat yang digunakan oleh pandai besi untuk meniup (bisa digunakan untuk menghilangkan kotoran besi/karat besi demikian juga untuk menghilangkan kotoran emas dan perak).”

Kemudian Rasulullah bersabda, “Dan tidak ada balasan yang setimpal bagi haji yang mabrur kecuali surga.”

Ini dalil bahwasanya anjuran Nabi untuk mengulang-ulang haji dan umrah dan ini ada faedahnya diantaranya menghilangkan dosa-dosa dan untuk menghilangkan kefakiran. Dan ini membantah pendapat sebagian orang yang memberi kesan seakan-akan kalau orang mengulang-ulangi haji atau umrah disebut dengan haji setan, umrah setan, dan ini tidak benar.

Kita amati bagaimana para salaf dari dahulu sehingga para ulama zaman sekarang mereka senantiasa semangat untuk mengulang-ulangi umrah dan haji. Kalau seseorang mampu, memiliki kelebihan harta, dia sudah bersedekah, dia sudah berinfak, dia sudah bayar zakat, dia juga memberikan bantuan kepada fakir miskin, memberi bantuan kepada anak yatim, kepada masjid, kemudian dia berhaji dan umrah kenapa kita larang?

Justru dia dengan berhaji dan berumrah tersebut Allah akan memberikan rejeki kepada dia, dan masalah rejeki adalah masalah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kita dapati banyak orang seperti itu, saya memiliki banyak teman yang Alhamdulillah bersedekah lancar, membayar zakat juga lancar, umrah dan haji juga lancar.

Maka jangan kita menuduh mereka-mereka ini seakan-akan melakukan kesalahan, setiap orang rindu ingin haji, rindu ingin melihat ka’bah, rindu ingin berdoa di padang Arafah, rindu ingin dosa-dosanya dihapuskan, maka masa kita larang orang seperti ini, ingin datang ke tanah suci kecuali kalau orang tersebut dia haji, dia umrah tapi pelit sama tetangga, zakat tidak bayar, tidak sedekah, tidak memperhatikan fakir miskin, mungkin ini lain ceritanya.

Tapi kita berbicara tentang orang yang menunaikan kewajibannya dan dia masih memiliki kelebihan harta maka kenapa kita larang dia untuk berhaji dan berumrah sementara banyak orang mereka yang tatkala banyak kelebihan harta mereka berfoya-foya kemudian mereka berlibur ke luar negeri, bersenang-senang.

Alhamdulillah bila ada orang yang meluangkan hartanya untuk haji lagi, umrah lagi maka silahkan saja dan ini sabda Nabi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang menganjurkan untuk mengulang-ulang haji dan umrah. Oleh karenanya merupakan sunah seseorang mengulang-ulang haji dan mengulang-ulang umrah jika tentunya dia telah menjalankan kewajibannya.

[Ustaz Firanda Andirja, MA]

 

INILAH MOZAIK

Menggugat Puasa Tarwiyah Sebelum Puasa Arafah

ADA kaum Muslim yang berpuasa selama dua hari pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijah. Pada tanggal 8 Dzulhijah disebut puasa Tarwiyah, dan tanggal 9 Dzulhijah disebut puasa Arafah. bagaimana hukumnya?

Tentang puasa Arafah tentu sudah dengan jelas kita ketahui bersama bahwa hukumnya sunah muakkad. Ada dalil-dalil sahih yang menguatkan, ditambah dengan keutamaannya yang amat besar.

Namun tidak demikian dengan puasa Tarwiyah (8 Dzulhijah). Mari kita simak beberapa penjelasan berikut.

Tentang puasa Tarwiyah, tidak ada satu hadis pun yang ‘jelas dan tegas’ menyatakan disunahkan berpuasa pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijah). Dengan demikian, tidak ada dalil yang sah untuk melakukan puasa Tarwiyah.

Dikatakan, ada hadis yang menyatakan, “Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”.

Namun dikatakan bahwa hadis ini dhoif alias lemah. Namun, setelah diteliti sesuai “dirooyah” (cabang dari ‘Ulumul Hadits yang mengkaji analisa perawi dan sanad) maka ulama menyimpulkan bahwa hadis ini sampai pada tingkatan maudhu, atau tertolak alias palsu.

Berkaitan dengan hadis dhoif (bukan maudhu) terdapat dua pendapat:

1. Boleh diamalkan/digunakan sebagai dalil jika itu HANYA TERKAIT FADHILAH AMAL yang tidak menyangkut aqidah dan hukum halal haram (pendapat ini lebih kuat).

2. Tetap tidak boleh diamalkan/digunakan.

Nah, sedangkan hadis maudhu’ adalah jenis hadis dhoif dengan tingkatan terendah sehingga banyak ulama juga membagi dalam tingkatan hadis tersendiri di bawah dhoif, artinya hadis terburuk (karena sebenarnya sama sekali bukan hadis, yaitu berasal dari perawi dusta). Wallahu alam.

 

INILAH MOZAIK