Awas Foto Selfie Bikin Ujub ke Hati

RASULULLAH Shallallahu alaihi wa sallam melarang keras seseorang ujub terhadap dirinya. Bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyebutnya sebagai dosa besar yang membinasakan pelakunya.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Tiga dosa pembinasa: sifat pelit yang ditaati, hawa nafsu yang dituruti, dan ujub seseorang terhadap dirinya. (HR. Thabrani dalam al-Ausath 5452 dan dishaihkan al-Albani)

Di saat yang sama, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memotivasi kita untuk menjadi hamba yang berusaha merahasiakan diri kebalikan dari menonjolkan diri. Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, yang berkecukupan, dan yang tidak menonjolkan diri. (HR. Muslim 7621).

Selfie, jeprat-jepret diri sendiri, sangat tidak sejalan dengan prinsip di atas. Terlebih umumnya orang yang melakukan selfie, tidak lepas dari perasaan ujub. Meskipun tidak semua orang yang selfie itu ujub, namun terkadang perasaan lebih sulit dikendalikan.

Karena itu, sebagai mukmin yang menyadari bahaya ujub, tidak selayaknya semacam ini dilakukan. Allahu alam.

 

INILAH MOZAIK

Buah Delima dalam Islam

Delima disebut sebagai buah surga (ar-Rahman: 68) yang tumbuh di bumi sebagai tanda kebesaran Allah, Mahapencipta langit-bumi beserta isinya (al-An’am: 99 dan 141). Buah ini kerap disejajarkan dengan kurma.

Ibnu Kasir dalam tafsirnya menjelaskan, kurma dan delima adalah buah yang lebih unggul dibandingkan lainnya. Tradisi kedokteran Islam dulu juga memanfaatkan delima untuk pengobatan, seperti yang dilakukan ar-Razi (854–925) dan Ibnu Sina (980-1037). Manfaat pengobatan buah ini tersebar luas ke berbagai penjuru dunia, seperti di timur, mediterania, dan Afrika. Delima tercatat dalam obat-obatan yang menyembuhkan 15 penyakit (Levin GM: 2006).

Perpustakaan al-Hambra di Granada memiliki gerbang delima yang dibangun pada 1536. Perancangnya adalah arsitek yang pernah membangun istana Kaisar Romawi Charles V (1500-1558), Pedro Machuca (1490-1550). Bangunan itu berupa batu-batu yang saling menguatkan dengan ukiran kotak-kotak.

Bagian pinggir bawah kiri dan kanan terdapat pintu pejalan kaki. Bagian kanan mengarah ke Menara Crimson, Auditorium Manuel de Falla, dan Villa Martyr. Jalur lainnya adalah jalan menuju bagian selatan tembok al-Hambra. Sedangkan tengahnya adalah gerbang besar untuk dilewati kendaraan. Bagian atasnya berbentuk cekungan khas bangunan tua barat dan Timur.

Atapnya berbentuk segi tiga dengan sepasang pilar besar sebagai kakinya menancap ke tanah. Di bagian atasnya terdapat tiga ornamen delima berwarna putih yang sudah kusam. Ada juga patung burung yang kerap menjadi lambang kerajaan dan pasukan tentara berbagai dinasti.

Oleh: Erdy Nasrul dari Makkah

REPUBLIKA

Perjuangan Menggapai Taman Surga di Raudhah dengan Kursi Roda

MADINAH – Bunyi kursi roda berderit karena terdorong jarak pendek. Tampak wajah Ernaini (70) asal Cirebon tidak lelah mengantre panjang sekira 40 meter. Sepanjang itu pula ratusan kursi roda mengantre berkelok-kelok menuju Raudhah.

Ernaini dibantu tetangganya, Emi, sudah mengantre hingga 1 jam lebih. “Saya di Raudhah ingin baca doa untuk anak cucu saya supaya bisa ke sini, menunaikan ibadah haji dan umrah,” ujarnya dengan wajah berbinar. Selain Ernaini, banyak jamaah lain yang tampak sabar menanti giliran masuk. “Kita sudah dari tadi tapi belum dapat giliran,” keluh jamaah lainnya.

Raudhah adalah salah satu tempat mustajab bagi umat muslim yang terletak di bagian dalam Masjid Nabawi. Berbeda dengan jamaah laki-laki, bagi jamaah wanita untuk bisa masuk ke Raudhah membutuhkan perjuangan ekstra. Apalagi yang menggunakan kursi roda.

Raudhah merupakan area di sekitar mimbar yang biasa digunakan oleh Nabi Muhammad SAW untuk berkhutbah. “Antara rumahku dan mimbarku adalah taman (raudhah) dari taman-taman surga”. Demikian hadist mengisahkan penyataan Rasulullah. Area itu merupakan area mustajab, sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk bisa bermunajat di sana.

Bagi kaum Hawa, dibutuhkan kesabaran. Karena untuk bisa masuk sekaligus ziarah ke makam Rasulullah hanya di waktu-waktu tertentu, yakni setelah Salat Subuh dan setelah Isya. Dengan area yang terbatas sekira 5 x 15 meter, ribuan jamaah wanita harus berdesak-desakan bahkan kerap terjadi adu mulut dengan jamaah berbeda negara dengan postur yang lebih besar dari jamaah Asia Tenggara. Saling langkah dan dorong menjadi pemandangan yang lumrah. Namun pada dasarnya tujuan mereka sama, ingin berada di Raudhah dengan waktu yang lama.

Mengantisipasi terjadi cek-cok, pengurus Masjid Nabawi telah mengaturnya. Pada waktu yang telah ditentukan, jamaah wanita bisa menuju pintu nomor 25. Di sana jamaah wanita tidak bisa langsung masuk. Namun harus mengikuti kelompok berdasarkan negara yang telah ditentukan.

Para Askar akan mengelompokkan dengan membawa tiang berpapan bertuliskan nama negara, antara lain Afrika, Pakistan, Turki dan India. Bagi jamaah Indonesia masuk ke dalam kelompok Melayu. Pengelompokan ini wajib dipatuhi karena Jamaan non Melayu memiliki fisik yang besar, bertenaga kuat dan kebudayaan yang berbeda.

Setelah itu, para Askar akan memberikan aba-aba kelompok mana yang akan dibolehkan masuk. Namun sebelum masuk ke Raudhah, jamaah akan kembali diminta mengantre di sekitar depan rumah Nabi Muhammad SAW. Begitu nama negara disebutkan jamaah sudah saling berlari dan berebut hingga menimbulkan kegelisahan kelompok negara lain.

“Ibu duduk, ibu duduk, sabar.. sabar,” teriak pada Askar wanita yang menggunakan cadar hitam. Setelah dipekikan nama Melayu, semua pun berlari. Namun lagi-lagi jamaah wanita harus sabar. Karena meski Raudhah di depan mata, jamaah harus menunggu Jamaah yang di dalam selesai beribadah.

Bisa dibayangkan bagaimana nasib jamaah kursi roda harus berlomba kecepatan dan saling lomba. Namun, ternyata Masjid Nabawi telah mengantisipasinya, khusus bagi jamaah kursi roda.

Salah satu Askar Melayu Adilla, jamaah bisa masuk jalur khusus sehingga tidak perlu berdesakkan dengan jamaah lainya. “Jamaah tinggal datang dan bilang akan menggunakan kursi roda,” ujarnya.

Nanti jamaah akan ditempatkan pada ruang khusus berwana terpal putih. Di sana jamaah akan diatur secara tertib. “Kami tidak mengenakan biaya untuk masuk jalur khusus ini, tapi jamaah harus membawa kursi rodanya sendiri,” ujar Adilla.

OKEZONE

Bukit Surga dan Torehan Sejarah Gugurnya 70 Sahabat Rasulullah

MADINAH – Siang itu matahari di Kota Madinah begitu terik. Suhunya mencapai 41 derajat celcius. Seperti biasa masyarakat Madinah tidak terlalu menunjukkan aktivitasnya untuk menghindari matahari langsung.

Namun tidak untuk musim haji seperti sekarang ini. Ratusan bahkan ribuan jamaah haji justru memadati salah satu tempat paling bersejarah, yakni Jabal Uhud. Gunung atau bukit yang dikenal sebagai salah satu tempat istimewa dan menonjol di Kota Madinah itu, terletak di bagian utara dari Masjid Nabawi berjarak 4,5 kilometer.

Menurut sejarah, kedudukan gunung Uhud teramat istimewa di hati kaum Muslimin karena namanya terkait pertempuran besar, yakni peperangan Uhud antara kaum muslimin dan musyrikin pada tahun 3 hijriah.

Jabal Uhud adalah gunung yang dijanjikan di Surga. Tak seperti umumnya gunung di Madinah, Jabal Uhud seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung yang lain. Karena itulah penduduk Madinah menyebutnya dengan sebutan Jabal Uhud yang artinya ‘gunung menyendiri’.

“Jika kita ingin melihat gunung yang ada di surga, maka ziarahlah ke gunung Uhud. Nabi SAW bersabda, ‘Gunung Uhud adalah salah satu dari gunung-gunung yang ada di surga’,” demikian hadis yang dirawayatkan HR Bukhari.

Ketika Okezone mengunjungi tempat itu, banyak jamaah haji yang menyempatkan untuk ziarah, diantara jamaah Indonesia yang memadati tempat itu adalah jamaah asal India, Bangladesh, Pakistan, Malaysia dan Afrika.

Jamaah Indonesia dan jamaah lintas benua sangat antusias dan mendalami peristiwa di Jabal Uhud itu. Puluhan bahkan ribuan jamaah selalu menyemut di tempat yang menyimpan torehan tetesan darah dan pengorbanan perjuangan permulaan sejarah Islam.

Jabal Uhud memang menjadi saksi bisu atas peristiwa peperangan yang dahsyat dan tak seimbang pada 15 Syawal Tahun Ke-3 H atau 625 M. Kaum muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW sebanyak 1.000 orang melawan kaum quraisy yang terdiri dari 3.000 pasukan berkuda dan unta.

Kekalahan terjadi menimpa kaum muslimin. Meski kemenangan sebenarnya diperoleh, namun akibat ketidak-patuhan regu pemanah di atas bukit membuat pasukan kaum muslimin dapat didesak mundur oleh pasukan kafir. Dalam perang ini, sekitar 70 kaum muslimin gugur sebagai suhada termasuk paman nabi Hamzah bin Abdul Mutholib.

Saat ini, Jabal Uhud telah menjadi tonggak sejarah yang hidup sepanjang masa di hati umat Islam. Para peziarah dan kaum muslimin seluruh dunia terus mengenang peristiwa yang terjadi di Jabal Uhud. Bagi para peziarah yang datang, mereka tampak khusu’ memberikan doa kepada para suhada yang tewas dalam peperangan di Uhud. Tak jarang dari mereka meneteskan air mata dan merasa terharu atas perjuangan para suhada.

Namun, berdasarkan saksi para peziarah yang telah mengunjungi, Jabal Uhud terus mengalami perubahan. Erosi akibat gugurnya bebatuan membuat Bukit Ar Rumah, ditempatkannya pasukan pemanah semakin rendah. Di bukit Ar Rumah, masih dapat terlihat jelas, pemandangan tempat peperangan termasuk makam para suhada Uhud.

Untuk makam para suhada Uhud, juga sudah dipagari oleh Pemerintah Arab Saudi pada 1383 H dengan ketinggian mencapai 3 meter. Namun peziarah dapat melihat melalui celah pagar jeruji, sekumpulan batu yang menjadi simbol atau nisan makam para suhada.

Di luar pagar kuburan suhada itu, berdiri papan pengumuman ukuran besar, bertuliskan tata cara berziarah, yang intinya sebagai peringatan atau larangan mencari berkah di makam tersebut dan mengusap-usap pagar karena perbuatan bid’ah. Ada sejumlah bahasa yang terpampang, diantaranya bahasa Arab, Inggris, Turki dan Melayu/Indonesia.

Selain itu, perubahan juga terjadi di sekitar bukit Uhud. Selain sudah dicor dengan semen, saat ini juga sudah di penuhi para pedagang. Mereka menjajakan barang dagangannya sebagai oleh-oleh dari tasbih hingga buah kurma dan pakaian. Disampingnya terdapat masjid megah bernama Sayyid al-Syuhada.

Para peziarah umumnya tak melepaskan begitu saja ke Jabal Uhud dengan tangan hampa. Mereka tentu membeli buah tangan atau oleh-oleh. (fid)

OKEZONE

Barang Bawaan Haji ‘Overload’ Diangkut Terpisah

Pemulangan jamaah musim haji 2018 mendekati masa akhir. Namun akibat rombongan kelebihan muatan (overload), sebagian koper jamaah haji asal Debarkasi Surabaya terpaksa diangkut menggunakan pesawat lain yang terpisah dari rombongan.

Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya, Jamal, menyebut ada beberapa kelompok terbang (kloter) yang koper atau barang bawaannya harus dibawa terpisah. Ini karena saat proses pemulangan dari Tanah Suci ke Tanah Air, yaitu kloter 39 dan 40 asal Kabupaten Bojonegoro dan kloter 53 serta 54 asal Kota Kediri dan Surabaya, jamaahnya banyak yang kelebihan muatan.

“Kloter 39 dan 40 asal Bojonegoro tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada 10 September lalu. Namun sebagian koper atau barang bawaannya akan dikirim menyusul karena saat proses pemulangan dinyatakan kelebihan muatan,” kata Jamal, di Surabaya, Ahad lalu (16/9).

Kejadian yang sama, lanjut dia, juga dialami jamaah haji kloter 53 dan 54 asal Kota Kediri dan Surabaya. Mereka tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya pada hari Sabtu kemarin, 15 September 2018 dan juga kelebihan muatan.

“Pemuatan barang jamaah di pesawat lain itu merupakan kebijakan dari maskapai Saudia Arabian Airlines yang melayani penerbangan jamaah haji. Mereka harus menangguhkan barang bawaan setelah mendeteksi adanya kelebihan muatan demi keselamatan jamaah,” ujarnya.

Jamal menjelaskan koper jamaah sebelum masuk ke pesawat sudah ditimbang satu persatu untuk disesuaikan dengan ketentuan penerbangan internasional. “Informasi yang kami terima dari Saudi Arabian Airlaines, saat proses pemulangan rombongan haji kloter 39, 40, 53 dan 54 Debrkasi Surabaya, muatan bagasinya terpaksa dikurangi. Ini dilakukan demi keselamatan penerbangan akibat cuaca yang sangat panas di Madinah,” ucapnya.

Dia memastikan koper jamaah haji yang tidak terangkut pada saat proses pemulangan akan diangkut menyusul menggunakan pesawat lain. Selanjutnya barang tersebut diantar ke daerah asal pemiliknya masing-masing.

“Itu merupakan tanggung jawab Saudi Arabian Airlines. Bila keadaan sudah memungkinkan akan segera mengirim semua barang bawaan dan koper yang tertunda menggunakn pesawat lain. Kemudian kami akan mengantar ke alamat pemiliknya di daerah masing masing,” terangnya.

Ia mencontohkan sebagian bawang bawaan dan koper dari kloter 39 dan 40 asal Kabupaten Bojonegoro yang harus ditangguhkan saat proses pemulangan pada 10 September lalu. Pada saat sekarang barang pun sudah diterima oleh para pemiliknya di rumah masing-masing.

“Jadi kami harap jamaah dari kloter 53 dan 54, atau bisa saja nanti terjadi pada kloter lainnya, yang barang bawaan atau kopernya tidak terangkut karena kelebihan muatan. Namun terjadi maka diharap untuk tenang. Sebab, semua koper yang tertunda bawaannya pasti akan dikirim ke daerahnya masing-masing,” jelasnya.

Dzikir Gerbang Pertolongan Allah

SAHABAT yang baik, hidup akan terasa berat manakala kita tidak mendapat pertolongan Allah SWT. Kalau Allah menolong kita, maka hidup akan terasa ringan dan mudah. Sedangkan kalau Allah SWT tidak menolong kita, maka sesederhana apapun kejadian dalam hidup ini maka akan terasa berat dan besar. Karena sesungguhnya “Laa haulaa walaa quwwata illaa billaah“, makhluk itu tiada daya dan tiada upaya kecuali atas pertolongan Allah SWT.

Salah satu gerbang pertolongan Allah SWT yang memiliki derajat sangat tinggi adalah dzikrulloh. Inilah amalan terbaik, amalan yang paling mensucikan, amalan yang paling meninggikan derajat, amalan yang lebih baik dari menafkahkan emas dan perak, amalan yang lebih baik dari membunuh atau terbunuh dalam jihad di jalan Allah SWT, itu dzikrulloh taala. Karena seluruh perintah dan larangan Allah SWT, muaranya adalah untuk ingat kepada Allah SWT yang berbuah kepatuhan, ketaatan dan kepasrahan kepada-Nya.

Jadi, kualitas seseorang itu tergantung kualitas dzikirnya. Semakin banyak dzikirnya, maka semakin tinggi kedudukannya di hadapan Allah SWT. Karena Allah SWT, berfirman, “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS Al Baqoroh [2] : 152)

Semoga kita termasuk orang-orang yang istiqomah mengamalkan dzikir sehingga mendapatkan derajat yang tinggi di hadapan Allah SWT. dan sangat dekat dengan pertolongan-Nya. Aamiin yaa Robbalaalamiin. [*]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

 

INILAH MOZAIK

Teori Gravitasi: Belajar Santun Walau Berkuasa

TERINGATLAH saya pada pelajaran fisika dasar saat sekolah dasar dahulu setelah mampu membaca “ini budi, ini bapak budi.” Isaac Newton adalah nama yang dikenalkan Pak Guru kepada kami untuk memahami teori gaya tarik bumi.

Saat sekolah di SMP, dikenalkanlah lebih lanjut tentang kaidah teori ini bahwa Gaya=Massa X Percepatan Grafikasi. Saat sekolah SMA, pelajaran teori meningkat sampai pada titik penghitungan angka-angka. Tak lebih dari itu.

Saat sudah menginjak dewasa, guru batin saya meminta saya memperhatikan beberapa jenis bebatuan dari berbagai ukuran yang dilemparkannya ke udara kemudian jatuh kembali ke bumi. Tak ada penjelasan selain senyum dan batuk kecil yang biasa menghiasi wajah kesehariannya. Sebagai santri saya hanya menunggu penjelasan saja, tak berani bertanya karena takut beliau tak berkenan.

Tepat pada malam Jum’at Legi (Jum’at Manis) beliau mengajak saya menemani malam beliau. Duduk saja di teras pondoknya. Beliau berbincang dengan para tamu, tapi tidak dengan saya. Baru saat jam dinding menunjukkan pukul 02.00 WIB, saat tamu-tamu sudah pamit pulang, beliau berkata: “Tahukah kamu pada teori gravitasi Sir Isaac Newton?” Saya tersentak kaget karena guru saya yang tak pernah sekolah selain belajar di langgar/mushalla ini menyebut teori fisika. Saya jawab: “iya.”

Beliau menjelaskan makna teori gravitasi itu dalam perspektif etika spiritual: “Tetaplah santun bagai bumi, bagai tanah. Jangan bangga dan gembira melampai batas sampai melompat tinggi kegirangan dengan penuh kesombongan. Ingatlah bahwa setinggi apapun kah melompat, kau akan menginjakkan kakimu di tanah kembali. Ini makna hakiki teori gravitasi itu. Pahami dan pulanglah.” Sayapun pulang dengan menunduk dan merenung.

Tetap santun, tetap merendah, meski hidup bertabur prestasi bermakna pelakunya itu telah menyesuaikan diri dengan hukum alam, sunnatullah. Orang semacam inilah yang namanya akan diabadikan alam, bahagianya dijaminkan oleh Sang Pencipta alam.

 

INILAH MOZAIK

Jalur Cepat Jamaah Haji akan Diperbanyak

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali mengatakan akan memperbanyak lintasan cepat (fast track) untuk jamaah haji Indonesia sehingga mereka bisa segera menuju hotelnya di Makkah dan Madinah tanpa berlama-lama di bandara tujuan.

Dikutip Media Center Haji di Makkah, Selasa (28/8), Nizar belum dapat memastikan seluruh embarkasi tahun depan akan mendapatkan fasilitas lintasan cepat sebagaimana diterapkan untuk percontohan bagi jamaah penerbangan dari Jakarta dan Surabaya tahun ini.

Fast track itu sendiri merupakan inovasi untuk mempercepat pergerakan jamaah. Skema yang dilakukan adalah pengambilan data rekam biometrik jamaah dilakukan di pemondokan di Indonesia. Saat berada di bandara tujuan jamaah hanya diperiksa sidik jarinya saja sebagai upaya verifikasi data diri.

Setelah itu, jamaah segera bergerak ke bus yang mengangkut mereka ke hotel di Makkah dan Madinah. Inovasi itu membuat waktu tunggu jamaah di bandara tujuan menjadi relatif lebih pendek jika dibanding dengan skema lama ketika mereka harus melakukan verifikasi data biometrik secara lengkap di terminal kedatangan.

Adapun untuk perluasan lintasan cepat, Nizar mengatakan sejatinya sudah bisa dilakukan tahun jika tidak terkendala mepetnya waktu persiapan. “Kita mintanya kemarin seluruh embarkasi, tetapi melihat yang pertama keterbatasan waktu yang tidak memungkinkan karena kita baru deal itu bulan Ramadhan,” kata dia.

Selain itu, kata dia, terdapat kendala ketersediaan sumber daya manusia Arab Saudi yang mengurusi keimigrasian di embarkasi, yaitu belum banyak yang bisa melakukan perekaman biometrik jamaah Indonesia. Dengan begitu, inovasi itu baru bisa dilakukan untuk jamaah Jakarta dan Surabaya.

Persoalan selanjutnya, lintasan cepat terkendala jumlah konter yang tersedia di embarkasi. “Misalnya embarkasi Solo, Solo belum punya konter imigrasi yang sedemikian besar untuk percepatan ini sedikitnya butuh 20 konter, kalau hanya 5-10 itu bakal panjang juga antreannya.”

Nizar mengatakan, dari sisi lain jalur lintasan cepat untuk jamaah juga harus memperhatikan kesiapan hotel. Salah satunya hotel harus disewa dengan sistem musim penuh (full season), bukan blocking time. Dampak dari penyewaan tidak menggunakan sistem musim penuh, saat jamaah cepat datang melalui fast track ternyata hotel terkait belum siap karena belum memasuki waktu check in.

Kemudian dari sisi penempatan kursi jamaah di pesawat juga menjadi persoalan jika tidak diperbaiki di musim haji tahun depan. Terdapat jamaah yang belum mengerti jika harus duduk di kursi pesawat sesuai nomornya. Dengan begitu, beberapa jamaah asal duduk sehingga menjadi kendala saat keluar pesawat kurang cepat. Dampaknya, mereka tidak cepat berbaris antre sesuai urutan kala verifikasi data biometrik di terminal kedatangan.

“Ketika kursi pesawat ini kocar-kacir sehingga tidak sesuai dengan rombongan. Ke depannya seat pesawat harus diatur sesuai dengan urutan rombongan,” kata dia.

Saat turun dari pesawat dan menuju bus, Nizar berharap jamaah yang sudah selesai urusan imigrasinya agar segera menuju bus tanpa perlu berlama-lama di bandara sehingga pergerakan semakin cepat menuju hotel tujuan.

“Di saat pengaturan fast track terjadi itu jamaah tidak boleh berlama-lama di bandara. Pokoknya yang ada di depan langsung masuk bus, mulai dari asrama semua sudah diatur rombongan satu ya pertama kali masuk, dua, tiga dan seterusnya,” katanya.

REPUBLIKA

Taiwan Tawarkan Kuota Haji kepada Indonesia

Taiwan menawarkan kemudahan untuk menunaikan ibadah haji bagi masyarakat di Indonesia, dengan menggunakan jatah kuota haji milik Taiwan. Jack Chen-Huan Hsiao selaku Direktur Divisi Ekonomi Taipei Economic and Trade Office (TETO) di Jakarta, Senin (17/9) memaparkan bahwa Taiwan meskipun memiliki populasi Muslim, namun kebutuhan akan kuota hajinya tidak terlalu signifikan seperti di Indonesia.

“Bagi Muslim Indonesia, untuk pergi haji terdapat pembatasan kuota setiap tahunnya. Di Indonesia mungkin butuh waktu bertahun-tahun untuk berangkat. Sementara di Taiwan, kami juga memiliki banyak populasi Muslim, namun kami tidak memiliki kebutuhan mendesak terhadap hal tersebut. Sehingga masyarakat Indonesia bisa menggunakan kuota kami untuk mendaftar haji melalui Taiwan,” papar Jack Chen-Huan Hsiao.

Hal tersebut, menurut dia, merupakan bagian dari upaya Taiwan untuk menyediakan lingkungan yang ramah bagi kaum Muslim guna mendorong peningkatan jumlah wisatawan dari negara berlatar belakang Muslim. Sebagai informasi, Jessie Tseng selaku Direktur Eksekutif MEET Taiwan menyampaikan bahwa jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Taiwan pada 2017 telah mencapai 190 ribu wisatawan.

Untuk menjaring lebih banyak wisatawan dari Indonesia itulah kemudian Taiwan External Trade and Development Council (TAITRA) memboyong perusahaan konsultan pameran, agen wisata, dan maskapai Taiwan ke Jakarta. Tujuannuya untuk berpameran dan menjalin mitra bisnis dengan pengusaha Indonesia.

“Kami mencoba mengajak perusahaan-perusahaan Indonesia untuk mengadakan Company Gathering dan Annual Meeting di Taiwan. Taiwan memiliki kelebihan sebagai salah satu titik transit penerbangan menuju Amerika. Sehingga posisi Taiwan sangatlah strategis untuk mengembangkan bisnis anda ke Asia Timur maupun Amerika,” ujar Jack Chen-Huan Hsiao.

Dalam sebuah perhelatan bertajuk MEET Taiwan Networking Event di Hotel Borobudur Jakarta, pihaknya hadir di Indonesia untuk yang ketiga kalinya. Acara tersebut digelar di bawah koordinasi dari Bureau of Foreign Trade (BOFT) of the Ministry of Economic Affairs (MOEA) of Taiwan.

MEET Taiwan membawa delegasi-delegasi dari industri konsultan pameran, juga agen wisata maupun industri penerbangan papan atas Taiwan. Di antaranya Lion Travel Service Co., Welcome Travel Service, Kuching Travel Service Co., Ltd., Chung Hsing Travel Service, TAIWAN TOUR, K&A International Co., Ltd., serta China Airlines dan EVA Air.

Posisi Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak urutan keempat dunia, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, membuat Taiwan merasa perlu untuk dapat meyakinkan perusahaan-perusahaan di Indonesia agar memilih Taiwan sebagai destinasi penyelenggaraan pertemuan bisnisnya. “Selain itu juga untuk lebih memperkenalkan lingkungan pameran di Taiwan kepada Indonesia,” katanya.

REPUBLIKA

PIHK Diminta tak Tinggalkan Jamaah Sakit

Meski seluruh rombongan haji khusus yang datang ke Tanah Suci telah dipulangkan, beberapa jamaah masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi. Pihak PPIH Arab Saudi menyoroti ketiadaan perwakilan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang memantau keadaan jamaah yang tengah dirawat tersebut.

Hal tersebut disampaikan saat PPIH Arab Saudi Bidang Pengawasan Haji Khusus mengadakan evaluasi penyelenggaraan ibadah haji khusus yang dilaksanakan oleh PIHK. Kegiatan evaluasi dilakukan di Kantor Daker Madinah akhir pekan lalu.

“Kami mengusulkan agar PIHK memiliki perwakilan di Arab Saudi yang harus memantau perkembangan jamaahnya yang sakit dan mengurus kepulangannya,” kata Kepala Bidang Pengawasan PIHK, Mulyo Widodo di Madinah, Sabtu (22/9). Rapat evaluasi tersebut melibatkan seksi pengawasan PIHK Daker Madinah dan Daker Bandara.

Dalam rapat evaluasi tersebut, dilaporkan perkembangan terakhir jamaah haji khusus yang masih dirawat di RS Ohud, Madinah. Termasuk dengan informasi soal jamaah bernama Daeng Baba Baso dari PIHK PT Penata Rihlah yang wafat.

Dengan kematian tersebut, saat ini terdapat tiga jamaah haji khusus yang masih dirawat di Saudi. Dua orang dirawat di RS Madinah dan seorang di RS Makkah. Sedangkan yang telah kembali ke Tanah Air seluruhnya sebanyak 16.815 orang.

Keberadaan jamaah yang masih tertinggal karena sakit ini menjadi sorotan tersendiri pada evaluasi tersebut. Mengingat seluruh anggota PIHK yang memberangkatkan mereka telah kembali lebih dulu ke Tanah Air.

Rapat evaluasi menyimpulkan perlunya penyempurnaan regulasi tentang Standar Pelayanan Minimum (SPM) Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus mengenai pelayanan kesehatan terhadap jamaah yang tertinggal.

Petugas PIHK tersebut yang nantinya akan berkoordinasi dengan Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia mengenai keberadaan jamaah haji yang sakit ini. Menurut Widodo, perwakilan ini juga dapat diberikan tugas untuk melakukan penanganan jamaah pada saat tiba di Arab Saudi atau kembali ke Indonesia.

Selain mengenai pelayanan kesehatan pasca kepulangan, beberapa poin lainnya yang akan diusulkan dalam penyempurnaan SPM adalah ketentuan-ketentuan mengenai keberadaan, masa tinggal, serta lokasi hotel transit yang digunakan jamaah haji. Secara internal, Widodo mendorong Bidang Pengawasan PIHK untuk melakukan restrukturisasi organisasi, penguatan SDM, sarana dan prasarana dalam menunjang pengawasan PIHK. “Ini untuk lebih optimalnya pengawasan terhadap PIHK dalam rangka memastikan jamaah memperoleh hak-haknya,” kata dia.

Hal itu dianggap mendesak, agar jamaah yang tertinggal setelah PIHK meninggalkan Arab Saudi tetap mendapatkan haknya dalam pelayanan dan perlindungan. Berbeda dengan haji reguler, haji khusus difasilitasi keberangkatan dan ibadahnya di Tanah Suci oleh PIHK. Jamaah haji khusus tersebut membayar biaya lebih dengan imbalan pelayanan tersendiri dan waktu tunggu yang lebih singkat. Meski ditangani PIHK, jamaah khusus yang sakit biasanya tetap ditangani petugas kesehatan PPIH Arab Saudi.

REPUBLIKA