Kakek 75 Tahun Pergi Haji Berjalan Kaki 3 Bulan

KISAH seorang kakek asal Yaman yang berusia 75 tahun pergi haji dengan berjalan kaki selama tiga bulan, layak diambil pelajaran setiap musim penyelanggaraan haji.

Kecintaannya terhadap Allah Swt, Muhammad Ali al-Mirfa, mampu melasanakan ibadah hajinya tersebut.

Ia berjalan kaki dari rumahnya menuju Baitullah di al-Haram, Mekah, untuk menunaikan ibadah haji. Perjalanan spiritual itu ia tempuh hampir tiga bulan mulai dari rumahnya di Yaman pada hari ketiga Idul Fitri.

Ia menceritakan bahwa perjalanannya sangat melelahkan tapi tekadnya untuk bertamu ke Rumah Allah membuat rasa lelahnya tak berarti. “Aku sudah bertekad untuk menempuh perjalanan ini dan mengabaikan setiap kesulitan yang kutemui”, Katanya.

Sebelum berangkat, ia telah meminta izin (pamit) kepada istri, 12 anaknya, dan juga kerabat-kerabatnya. Perjalanan hidup-mati itu pun dimulai.

Kemiskinan bukanlah penghalang bagi kakek ini. Ia mengubah kemiskinan menjadi sebuah pemikiran positif. Biasanya orang-orang mengatakan, “Saya miskin tak akan mampu berangkat haji” tapi Muhammad Ali al-Mirfa berpandangan berbeda, “Saya miskin, tidaka ada sesuatu yang membuat saya khawatir untuk saya tinggalkan”.

Motivasi terkuat yang membantunya dalam perjalanan ini adalah tekad yang kuat dan cita-cita yang telah ia simpan bertahun-tahun namun belum berhasil diwujudkan. Berangkat menuju Tanah Suci Mekah.

Pada 29 September 2014, kakek tangguh ini pun tiba di tanah suci. Saat diwawancarai ia sedang makan roti dan menikmati secangkir teh yang disediakan petugas kebersihan. Ia berkata, “Ini sarapanku. Aku benar-benar bahagia bisa menginjakkan kaki di tempat suci ini”, katanya.

Saat itu, ia tidak berpikir bagaimana ia akan tinggal di Mina, Mekah, dan Arafah. Sampai ke tanah suci pun telah membuatnya bahagia. Padahal tubuhnya yang tua akan berhadapan dengan dinginnya udara malam di luar ruangan dan teriknya matahari di kala siang.

Ia juga tidak menceritakan bagaimana nanti ia bisa pulang. Rasa rindu tak tertahan telah menundanya untuk berpikir panjang. Yang hanya ia pikirkan adalah menghadapi satu per satu rintangan di hadapannya dan menyelesaikan itu semua.

Inilah jiwa yang telah diselimuti rasa cinta yang bergejolak. Cinta terkadang tidak membuat orang memikirkan “Nanti bagaimana?” Ia hanya mengajarkan menghadapi permasalahan yang ada di hadapannya satu per satu untuk diselesaikan. [saudigazette.com.sa]

INILAH MOZAIK

Berhaji Bawa Barang Harus Hati-hati

Jeddah (PHU)—Rerupa barang bawaan Jemaah haji menjadi perhatian PPIH Arab Saudi Daker Airport. Setelah pada gelombang satu beberapa Jemaah dibongkar kopernya oleh petugas bea cukai Arab Saudi karena kedapatan membawa barang terlarang, kini kejadian serupa kembali terulang. Bukan rokok, obat-obatan, jamu atau sejenisnya.

Jemaah haji gelombang dua yang mendarat di Jeddah meski berurusan dengan bea cukai karena membawa walky talky (HT), senter kejut, dan SIM Card dalam jumlah banyak. Senin (6/8/2018) malam salah satu Jemaah asal JKS-65 terpaksa menjalani pemeriksaan ketat bea cukai. Di dalam tasnya terdapat HT yang menurutnya titipan dari Jemaah lain.

Kepala Daker Airport Arsyad Hidayat menyayangkan Jemaah haji yang masih suka membawa barang-barang yang tidak diperlukan.

“Jemaah harus berhati-hati membawa barang saat berhaji. Bila barang yang tidak ada kaitannya dengan ibadah tidak perlu dibawa. Sudah ada tiga Jemaah yang kedapatan membawa HT dan semuanya disita petugas bea cukai,” ujar Arsyad, Senin (6/8) malam di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.

Setelah melalui proses negosisasi cukup alot akhirnya Jemaah dapat keluar dari bea cukai, namun HT tetap disita oleh petugas Arab Saudi. Ht tersebut dapat diminta kembali oleh Jemaah saat hendak kembali ke tanah air.

Pada hari yang sama juga dilakukan penggeledahan koper petugas kloter SOC-69. Menurut hasil scan x-ray di dalam kopernya terdapat ratusan kartu ponsel. Meskipun SIM-Card tersebut untuk provider Arab Saudi tapi karena membawa dalam jumlah yang tidak wajar, petugas tetap diinterogasi untuk kepentingan kepabeaan. Meskipun akhirnya dapat melenggang, mestinya Jemaah haji tetap harus waspada dengan barang yang akan dibawa maupun titipan orang lain kalau tidak ingin berurusan dengan petugas bea cukai Arab Saudi.

3 Agustus lalu, Jemaah haji BTH-15 yang membawa senter kejut juga sempat ditahan cukup lama di bea cukai. Menurut otoritas Saudi, senter yang dibawa Jemaah dapat membahayakan orang lain dan dilarang dibawa.

“Setelah diproses dengan didampingi Petugas KJRI, senter boleh diambil kembali dg catatan aktivasinya dimatikan/dirusak dan Jemaah harus membuat surat pernyataan. Setelah itu senter dikembalikan,” ujar Maspilu petugas Perlindungan Jemaah Daker Airport.

Sementara Fauzi, seorang petugas mukimin yang cukup berpengalaman menangani masalah Jemaah di bandara mengingatkan agar para Jemaah haji khusus berhati-hati pula dengan barang bawaannya.
“Biasanya mereka membawa alat seperti earphone yang dipakai semua Jemaah. Sebaiknya alat tersebut langsung dipakai masing-masing jangan dikumpulkan ke petugas travelnya,” ujar Fauzi. (ab/ab).

 

Kemenag RI

Hindari Penipuan, Jemaah Haji Indonesia Wajib Kenali Seragam Petugas

Makkah (PHU)–Semakin padatnya jemaah haji di Masjidil Haram, membuat jemaah haji seringkali tersesat dari rombongan. Untuk mengantisipasi hal itu, Jemaah diimbau untuk mengenal petugas haji yang ada berjaga 24 Jam diseputaran Masjidil Haram.

Jemaah haji Indonesia yang tersesat atau membutuhkan pertolongan saat di Masjidil Haram diminta agar tidak segan-segan untuk meminta bantuan kepada petugas haji Indonesia yang menggunakan seragam petugas.

Lalu bagaimana mengenali patugas haji Indonesia yang resmi tersebut?

Petugas haji Indonesia dapat dikenali dengan melihat pakaian yang dikenakannya, dengan seragam berwarna putih berlengan panjang atau pendek, disertai emblem nama petugas di dada kanan, emblem tulisan arab di sebelah kiri, kemudian Bendera Merah Putih di lengan Kanan dibalut rompi hitam dan topi hitan bertuliskan “Petugas Haji Indonesia Tahun 2018” tidak lupa tanda pengenal.

Di Masjidil Haram biasanya jemaah haji yang baru pertama kali datang akan merasa kebingungan, karena ada puluhan pintu yang hampir serupa. Pihak Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengimbau kepada jemaah agar meminta pertolongan kepada petugas haji yang memiliki atribut lengkap yang 24 jam berjaga di sekitaran Masjidil Haram.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka, mengakui, kasus tersesat tidak hanya dialami oleh jemaah yang lanjut usia saja, tapi bisa terjadi pada siapa saja.

“Kita sendiri pun bisa tersesat tergantung dengan orientasi kita pada saat itu yaitu orientasi waktu dan tempat. Biasanya kalau orang sehat dan bugar dan mengalami dehidrasi bisa mengalami kondisi kurang stabil dan mengalami kelupaan sehingga menyebabkan tersesat,” jelas Eka di Madinah melalui keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu.

Untuk mengatasinya, Eka memberikan tips sederhana yaitu jemaah jangan keluar pemondokan sendiri. Kalau tertinggal di Masjidil Haram, cari petugas haji Indonesia.(mch/ha)

 

Kemenag RI

Gendong Jemaah Sakit, Petugas P3JH Dapat Acungan Jempol Negara lain

Makkah (PHU)—Menjadi petugas Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH) memang harus multi tasking (serba bisa), dari melayani kesehatan sampai mengantarkan jemaah tersesat di seputaran Masjidil Haram.

Kejadian ini dialami Petugas P3JH Agus Pribowo, saat berpatroli di Masjidil Haram dirinya menemukan jemaah kloter 17 asal Jayapura Papua (UPG-17), jemaah tersebut adalah Syamsiah (76). Syamsiyah ditemukan Agus setelah kelelahan usai melaksanakan tawaf.

Pemilik Paspor B8512560 itu diakuinya terpisah dari rombongannya. Setelah melalui pemeriksaan medis diketahui Syamsiyah mengalami Osteoatritis (Suatu kondisi yang menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak) sehingga akan merasakan nyeri saat jalan.

“Saya berikan obat penghilang rasa sakit, kemudian mengontak pos kontainer syeb amir untuk antar kursi roda,” kata Agus melalui pesan singkatnya. Rabu (08/08) di Makkah.

Namun harapan Agus untuk meminjam kursi roda di pos kandas, setelah kursi roda yang ia harapkan tidak kunjung datang. Khawatir jemaah makin sakit meskipun telah diberi obat nyeri, akhirnya dirinya segera menggendong jemaah tersebut untuk diantar ke hotelnya melalui terminal Syeb Amir diikuti suami Syamsyiah.

“Khawatir jemaah makin kesakitan meskipun sudah di beri obat nyeri. Menunggu Kursi roda tak kunjung datang. Apa boleh buat segera di gendong untuk antar ke terminal syeb amir antar sampai ke hotelnya,” tutur Agus.

Ada perasaan bangga saat dirinya menggendong jemaah, disepanjang jalan beberapa jemaah dari Negara lain seperti orang-orang Arab, Afrika, India, Cina, serta Malaysia mengacungi jempol kepadanya.

“Sampe-sampe ada jamaah dari cina ngerekam video saya gendong jamaah itu, jadi tambah semangat mas,” ujarnya.

Dirinya mengakui, menggendong jemaah adalah sesuatu yang sudah biasa dilakukannya, sama seperti memanggul ransel dan memanggul korban luka tembak.

“Biasa mas, di TNI manggul ransel sama manggul korban luka tembak saya mah udah biasa,” tandasnya.(mch/ha)

 

Kemenag RI

Buka Tutup Pintu Masjidil Haram Makin Ketat, Jemaah Jangan Tersesat

Seiring dengan semakin banyaknya jemaah haji dari berbagai dunia, protap buka tutup pintu di Masjidil Haram semakin ketat. Jemaah haji jangan sampai tersesat. Begini caranya..

Strategi buka tutup pintu itu diberlakukan sejak beberapa hari terakhir. Hal ini untuk mengantisipasi kepadatan karena semakin banyaknya jemaah haji di Mekah menjelang wukuf Arafah.

Di waktu-waktu menjelang salat, jemaah tak lagi bisa mengaplikasikan cara masuk dan keluar di pintu yang sama. Askar atau tim pengamanan Masjidil Haram menggunakan pintu-pintu tertentu untuk khusus keluar saja atau sebaliknya.

Kondisi ini membuat jemaah rawan tersesat saat akan berjalan pulang ke pemondokan. Pintu keluar yang berbeda dengan pintu masuk rawan bikin jemaah bingung.

Untuk mengantisipasinya, jemaah haji disarankan untuk mengingat betul terminal bus Shalawat yang digunakan untuk mengakses pemondokan. Begitu juga dengan nomor bus. Untuk itu kartu-kartu penunjuk alamat pemondokan harus dibawa.

Abraj Albait atau yang biasa dikenal jemaah Indonesia sebagai Zamzam Tower juga bisa menjadi pembantu untuk mengenali arah. Tower dengan setinggi 494 meter itu bisa dilihat dari sisi manapun.

Misal bagi jemaah haji yang mengakses terminal Ajyad, terminal ini lokasinya di belakang samping Zamzam Tower. Untuk yang menggunakan terminal Syib Amir, terminal terbesar ini lokasinya berada di sisi Masjidil Haram yang berkebalikan dengan Zamzam Tower. Untuk yang menggunakan terminal Bab Ali, tinggal menyesuaikan karena terminal ini memiliki percabangan dengan Syib Amir.

Apabila jemaah masih bingung, jemaah bisa menanyakan atau minta diantar petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang berada di Masjidil Haram. Ada sejumlah satuan tugas yang beroperasi di masjid suci ini di antaranya Sektor Khusus, Tim Gerak Cepat (TGC), Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH).

DETIK

Petugas P3JH Kembali Temukan Jemaah Haji Terkulai di Masjidil Haram

Makkah (PHU)–Para petugas haji yang bertugas di Majidil Haram kembali menemukan jemaah yang lemas tak kuat jalan. Jemaah bernama Endang dari Embarkasi Solo kelompok terbang (kloter) 71 (SOC-71) tersebut ditemukan di area Babussalam.

Ini merupakan temuan kesekian kalinya, karena sebelumnya, Sabtu (04/08) lalu juga ditemukan jemaah asal Lampung lemas tak kuat jalan di lintasan tawaf.

“Ibu ini ditemukan dalam kondisi lemas, gemetar dan berkeringat dingin. Kami temukan di area Babussalam,” ujar petugas haji yang tergabung dalam Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH) dr Pradipta Suarsyaf, melalui pesan singkatnya di Mekkah, Rabu (08/08).

Kemudian, jemaah tersebut diperiksa oleh dr. Raden Muhammad Tanri Arrizasyifaa, petugas kesehatan yang ada di Masjidil Haram.

“Nadi jemaah tersebut masih terasa kuat,” katanya.

Pradipta menerangkan, kejadian yang menimpa jemaah tersebut merupakan rangkaian gejala khas dari hipoglikemia. Yakni turunnya kadar gula darah mendadak yang justru sering mengenai para pengidap kencing manis atau DM.

“Pemicunya adalah pasien minum obat DM (penurunan kadar gula) tetapi tidak makan setelahnya,” kata Pradipta.

Selanjutnya, oleh dokter yang menangani jemaah tersebut diberi pertolongan darurat berupa nuggets gula yang sesaat kemudian membuatnya lebih segar.

“Ibu tersebut mengaku bila ia terakhir makan kemarin sore. Sedangkan malam dan paginya tidak makan, tapi tetap mengonsumsi obat DM,” tutur Pradipta.

Pradipta mengimbau bagi jemaah agar tetap memperhatikan kesehatan dengan teratur makan dan minum yang cukup. Bagi yang memiliki penyakit dan mengonsumsi obat rutin, harap tetap menjaga agar konsumsi obatnya tidak terlewat. (mch/ha)

 

Kemenag RI

Manfaatnya Mengalir untuk Jemaah Aceh, Ini Aset Wakaf Habib Bugak

Mekah – Manfaat dari tanah wakaf Habib Bugak Al Asyi dan kawan-kawan 200 tahun silam di Mekah dirasakan oleh jemaah haji asal Aceh sampai sekarang. Aset dari wakaf itu kini menjelma menjadi 5 bangunan yang berada titik-titik strategis di Mekah.

Ikrar wakaf dilakukan Habib Bugak di depan mahkamah syariah pada tahun 1800-an. Habib Bugak — yang namanya diajukan sebagai penanggung jawab wakaf — mewakili ratusan tokoh yang ikut mengumpulkan dana tersebut.

Dalam ikrarnya di depan mahkamah, Habib Bugak menyatakan tanah wakaf dan manfaatnya hanya ditujukan kepada jemaah haji asal Aceh atau warga Arab Saudi keturunan Aceh atau warga Aceh yang menjadi mukimin di Arab Saudi.

Oleh nazdir (pengelola) wakaf Arab Saudi, tanah wakaf yang lokasinya di samping Masjidil Haram tersebut dikelola. Awalnya di atas tanah itu didirikan bangunan untuk menampung jemaah haji asal Aceh. Lalu ketika ada proyek perluasan Masjidil Haram, tanah tersebut dialihkan menjadi aset-aset yang kini berbentuk bangunan hotel.

“Jadi nadzir melakukan pengelolaan investasi di lima titik,” ujar koordinator Wakaf Baitul Asyi Jamaluddin Affan di Mekah, Selasa (7/8/2018).

1. Hotel Ramada Ajyad

Jamal mengatakan hotel ini dibangun oleh investor dari Arab Saudi yang bekerja sama dengan pengelola wakaf. Hotel bintang lima ini berada sangat dekat dengan Masjidil Haram.

Namun karena lokasinya yang berdekatan itu, hotel dengan 1.800 kamar ini masuk dalam zona yang terkena penggusuran perluasan terbaru Masjidil Haram. Sudah 4 tahun hotel ini tak aktif.

“Dan sampai sekarang belum dilakukan pembayaran dikarenakan ada sedikit kendala,” ujar Jamal.

2. Hotel Elaf Al Mashaer

Hotel ini juga terletak di kawasan Ajyad, Mekah namun tak masuk dalam zona perluasan Masjidil Haram. Hotel ini berada di ujung terminal Ajyad yang dilewati oleh bus Shalawat.

“Hotel Elaf Mashaer ini dikelola investor dengan jangka waktu 22 tahun. Selama kurun waktu itu hak mutlak kepada investor, cuma 10 persen yang dikembalikan ke wakaf. Setelah 22 tahun akan dikembalikan sepenuhnya ke wakaf,” ujar Jamal.

3. Hotel di Aziziyah

Hotel di kawasan Aziziyah ini dibangun pada tahun 2006. Ada 200 kamar dalam gedung ini.

Hotel ini dibangun langsung oleh pengelola wakaf tanpa bekerja sama dengan investor. Jaraknya dengan Masjidil Haram 3,5 Km.

“Hotel Wakaf Habib Bugak Asyi selama ini disewakan ke jemaah dari Pakistan. Luas tanahnya 750 meter,” ujar Jamal.

4. Hunian di Saukiyah

Jamal mengatakan aset keempat ini dibeli seharga 6 juta SAR pada tahun lalu. Gedung ini tidak digunakan untuk memutar uang namun murni untuk memberi akomodasi kepada warga Saudi keturunan Aceh atau mukimin dari Aceh di Mekah.

“Seperti mukimin seperti saya ini ditempatkan di sana,” ujar Jamal.

5. Kantor di Aziziyah

Sama seperti dengan gedung pemondokan di Saukiyah, gedung di Aziziyah ini dibangun bukan untuk pemutaran uang.

“Yang di Aziziyah sebagai kantor dan rumah yang ditempati orang-orang Aceh yang jadi warga Saudi atau mukimin. Tapi yang di sini kebanyakan warga Saudi,” kata Jamal.

DETIK

 

 

Alhamdulillah, aplikasi cek porsi haji sudah aktif kembali. Cek informasi akomodasi haji tahun ini. Install dari HP Android Anda. Download dan Instal!

 

Cek Pajak Motor dan Mobil Anda.Sangat membantu, ada alamat, nama pemilik nosin, noka,thn pembuatan jenis kendaraan, rincian total yg harus di bayar.Silakan gunakan aplikasi Android ini. Download dan Instal!

Tips untuk Jamaah Haji Gunakan Bus Salawat secara Efektif

Kepala Bidang Transportasi PPIH Arab Saudi, Subhan Cholid, mengeluarkan maklumat resmi yang berisi imbauan penggunaan bus salawat. Imbaun itu secara garis besar berisi empat hal. Pertama, tips menghindari kepadatan antrean di terminal; kedua, pemanfaatan bus salawat untuk umrah qudum; ketiga, penggunaan transportasi saat hari Jumat; dan keempat, keselamatan transportasi.

“Mengindari penumpukan jamaah yang antre di halte, di dalam bus, maupun terminal, jamaah sebaiknya berangkat ke masjid antara 1 sampai 2 jam sebelum azan. Begitu pula saat kembali dari masjid sebaiknya lebih lambat sampai dengan 1,5 jam,” ujar Subhan melalui sambungan pesan singkat Whatsapp, sebagaimana Okezone kutip dari situs resmi Kementerian Agama, Kamis 2 Agustus 2018.

Sedangkan bagi jamaah yang baru tiba di Makkah dan akan melaksanakan umrah qudum supaya membagi kloter dalam beberapa rombongan saat keberangkatan. Terlebih lagi saat ini jamaah yang sudah berada di Makkah mencapai 80.000 orang.

“Yang akan umrah wajib jangan berangkat bareng satu kloter supaya tidak terlalu sesak di dalam bus. Sebaiknya keberangkatan umrah dibagi dalam kelompok-kelompok agar lebih nyaman,” lanjutnya.

Khusus waktu Salat Jumat, Subhan juga meminta jamaah haji berangkat pukul 10.00 waktu Arab Saudi dan kembali setelah pukul 15.00 karena memang antara waktu tersebut Terminal Syib Amir ditutup. Dia pun berpesan, demi menjaga keselataman dan kelancaran ibadah jamaah haji diminta tertib dan tidak berebut saat naik bus.

Selain maklumat tertulis melalui selebaran yang dibagikan ke jamaah melalui petugas transportasi, Subhan menyarankan jamaah memanfaatkan bus salawat di luar waktu salat fardu.

“Jamaah juga bisa memanfaatkan waktu-waktu di luar jam salat untuk ke Masjidil Haram. Seperti waktu duha dan waktu tahajud, karena bus beroperasi 24 jam. Kalau bus hanya dipakai waktu salat (fardu) saja kan sayang,” jelasnya.

OKEZONE

8 Tempat Paling Mustajab untuk Berdoa di Tanah Haram

Umat muslim dunia menjadikan haji dan umrah sebagai momentum untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dan juga untuk berdoa. Disarankan hendaknya bersungguh-sungguh berdoa di tempat-tempat yang diyakini Allah SWT tidak akan menolak doa umatnya tersebut.

Konsultan Pembimbing Ibadah Haji, Akmad Kartono, mengimbau agar berdoalah di tempat ini niscaya Allah SWT akan mendengar doa umatnya itu. “Tentu syaratnya harus bersungguh-sungguh dan harus bebas dari sifat syirik dan murofat,” kata Akhmad Kartono.

Inilah tempat-tempat paling mustajab tersebut yang disebutkan Akhmad Kartono dan dikutip dari berbagai sumber:

1. Multazam

Multazam, tempat atau jarak antara sudut Hajar Aswad dan pintu Kakbah. Multazam merupakan tempat paling utama. Cucurkanlah air mata seraya memohon ampunan kepada Allah SWT. Jika memungkinkan, pegang pintu Kakbah. Mintah kebaikan dan kebahagiaan duniawi maupun ukhrawi.

2. Hijir Ismail

Di bawah Mizab (pancuran Kakbah). Talang air ini terletak di arah Hijir Ismail. Pancuran ini belum ada di zaman Nabi Ibrahim as. Talang ini dibuat suku Quraisy bersamaan dengan dibuatnya atap Kakbah. Di bagian depannya tertulis lafal Bismillahi ar-Rahman ar-Rahim, sedangkan pada sisi kirinya tertulis kalimat dalam bahasa Arab yang artinya, ‘talang ini diperbaharui pelayan dua tanah suci, Fahd bin Abdul aziz Al Sa’ud, Raja Arab Saudi’. Usai berthawaf, jemaah haji atau umrah biasanya menyempatkan diri berlama-lama memanjatkan doa di sini.

3. Rukun Yamani

Rukun Yamani dan Hajar Aswad (Makkah) Rukun adalah sandi atau tiang, yakni 4 sudut Kakbah yang diberi nama Rukun Aswad, Rukun Iraqi, Rukun Syami, dan Rukun Yamani. Rukun Aswad dikenal dengan Hajar Aswad merupakan posisi “batu hitam” yang menurut sebagian riwayat adalah batu dari yang menggantung setinggi 1,5 meter dari atas tanah. Saat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mendapat perintah dari Allah untuk meninggikan pondasi Kakbah, Hajar Aswad dijadikan salah satu fondasi.

4. Dalam Kakbah

Di dalam Kakbah, tentu sulit masuk ke dalam Kakbah. Namun Rasullah SAW pernah membawa Aisyah ra ke Hijir Ismail saat Aisyah meminta izin salat di dalam Kakbah. Saat itu, Rasullah SAW bersabda, “salatlah di sini kalau ingin salat di dalam Kakbah, karena ini termasuk bagian dari Kakbah”. Karena itu tidak dibenarkan seseorang berthawaf dalam area Hijir Ismail, karena Hijir Ismail merupakan bagian dari Kakbah. Saat haji dan umrah, jemaah harus antre masuk ke dalam Hijir Ismail yang tidak terlalu luas. Usai salat sunah mutlak, mereka biasanya memuaskan diri berdoa di sini.

5. Sa’i antara Sofa dan Marwah

Sa’i adalah berjalan sebanyak 7 kali putaran antara bukit Shafa dan Marwah. Prosesnya dilakukan setelah thawaf, dimulai dari bukit Shafa dan diakhiri di bukit Marwah. Tidak ada bacaan wajib. Namun disarankan berdoa sesuai kemampuan, dan beristigfar.

6. Belakang Makam Ibrahim

Di belakang Makam Ibrahim. Jika berhaji atau umrah, sesudah melaksanakan thawaf tujuh putaran dan berdoa sejenak di Multazam, umat Islam disunatkan salat di belakang makam Ibrahim. Makam Ibrahim sendiri lokasinya masih di dekat Ka’bah, tidak jauh dari Multazam.

7. Muzdalifah dan Mina

Muzdalifah, kawasan antara Mina dan Arafah. Lokasinya sekitar 10 km dari Makkah. Muzdalifah panjangnya kurang dari 4 km, berada pada satu wilayah sempit antara dua gunung yang berdekatan setelah Arafah.

Mina, kawasan berbukit panjangnya 3-5 km, letaknya antara Mekah dan Muzdalifah. Jaraknya dari Mekah sekitar 7 km. Di Mina terdapat jamarat.

8.Raudhah (Madinah)

Di Masjid Nabawi terdapat Raudah yaitu tempat antara mimbar dan kediaman Rasulullah Muhammad SAW semasa beliau hidup yang menjadi salah satu tempat istimewa bagi masyarakat muslim. Doa yang dipanjatkan di Raudhah akan dikabulkan Allah SWT.

Untuk mencapai Raudah yang menjadi dambaan umat Islam harus berebutan sebelum masuk ke tempat itu untuk shalat, berzikir, berdoa dan membaca Al Qur’an.

 

OKEZONE

Jabal Rahmah, Tak Sekadar Tugu tapi Saksi Peristiwa Dahsyat 3 Nabi

Jika dilihat secara kasat mata, Jabal Rahmah hanyalah tugu beton persegi empat setinggi 8 meter. Namun, lebih dari itu, di bukit setinggi sekira 70 meter ini telah terjadi 3 persitiwa maha dahsyat.

Bukit Kasih Sayang, demikian biasa orang menyebutnya, menjadi saksi 3 peristiwa penting bagi peradaban Islam. Saat Okezone berbincang dengan Konsultan Bimbingan Ibadah Haji Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Prof Aswadi di Puncak Jabal Rahmah, dikisahkan bahwa tugu tersebut menjadi momentum pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa, Keyakinan Nabi Ibrahim dan wahyu terakhir Nabi Muhammad SAW.

Selain itu apa saja? Berikut ini rinciannya, seperti dirangkum Okezone, Senin (25/9/2017).

1. Pertemuan Nabi Adam dan Siti Hawa

Nabi Adam dan Siti Hawa kembali berjumpa, yang membawa berkah kepada seluruh umat manusia. Menurutnya, manusia selayaknya bersyukur atas upaya Nabi Adam dengan kesadarannya memohon kepada Allah SWT mengaku dirinya melakukan kedzoliman terhadap dirinya sendiri.

“Nabi dengan doa, Ya Tuhanku sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari sesuatu yang aku tidak mengetahui hakekatnya, dan sekiranya tidak Engkau ampuni dan belas kasih niscaya aku termasuk orang – orang yang merugi. Karena diberikan ampunan maka dengan ampunan itu manusia bisa mengabdi dengan kesungguhan di hadapan Allah SWT,” ujarnya.

Guru Besar Universitas Sunan Ampel adalah puncak kesadaran siapapun yang melakukan pelanggaran itu adalah atas kehendak nafusnya bukan karena Allah SWT. Oleh sebab itu manusia harus berupaya untuk kembali kepada kepada Allah SWT untuk mengakui berbagai kesalahan yang telah dilakukan. “Itu yang harus ditanamkan seluruh manusia,” ujarnya.

2. Mimpi Nabi Ibrahim

Di balik perintah berqurban, ada sebuah kisah Nabi Ibrahim yang membuktikan kegelisahaan Nabi Ibrahim. Beliau beberapa kali bermimpi sebelumnya menyembelih anaknya Nabi Ismail.

“Kala itu dia masih mencari tahu apakah mimpi itu godaan atau tidak. Nah sadarnya kalau itu betul mimpi dari Allah SWT ya di Jabal Rahma,” ujarnya.

Kemudian Nabi Ibrahim digoda setan di Jamarat, yang kini menjadi tempat pelemparan batu.

3. Wahyu Terakhir

Di Jabal Rahma, Nabi Muhammad SAW pernah memberikan dakwah yang menjelaskan kesempurnaan agama. Kabar tersebut disambut gembira oleh kaum muslimin. Namun tidak dengan Umar bin Khattab dan Sayyidina Abu Bakar. Keduanya justru menangis, karena berfirasat akan ditinggalkan oleh Rasulullah.

Kala itu, Nabi Muhammad menyampaikan surah Al Nashr. Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.

Secara umum pesan Rasulullah, lanjut Prof Aswadi, hal yang perlu dilakukan pertama kali oleh manusia adalah bertasbih, meminta pengampunan atas dosa dan kekurangan karena manusia sudah diberikan nikmat tetapi baru sedikit yang disyukuri. “Manusia wajib minta ampun kepada Allah SWT,” ujarnya.

OKEZONE