23 Juta Lebih Jamaah Kunjungi Masjidil Haram Selama Ramadhan

Sebanyak 23.164.319 umat Islam mengunjungi Masjidil Haram di bulan suci Ramadhan. 1.463.543 kendaraan digunakan untuk mengangkut peziarah ke Masjidil Haram.

Dilansir dari Arab News, Sabtu (9/7), Kementerian Haji dan Umroh Arab Saudi mengungkapkan kelancaran transportasi merupakan salah satu aspek yang berperan penting. Kelancaran turut disumbangkan kemampuan petugas lalu lintas Makkah dalam mengatur kendaraan-kendaraan.

Hal itu dikarenakan pengaturan lalu lintas kendaraan pengangkut jamaah, bukanlah tugas yang mudah dan perlu perhatian khusus. Pasalnya, kendaraan pengangkut jamaah akan terus berdatangan mendatangkan peziarah dan perlu pengaturan lalu lintas yang tepat.

Para petugas lalu lintas harus mengatur setiap kendaraan lain, terutama yang tidak berkepentingan di sekitar Masjidil Haram. Termasuk para pengendara sepeda motor yang kerap mengganggu pejalan kaki, dan menyebabkan kemacetan di jalan.

Meski begitu, kerja sama yang baik telah ditunjukkan semua intansi, sehingga arus lalu lintas sekitar Masjidil Haram dapat berjalan lancar. Dengan begtu, umat Islam dari seluruh dunia dapat menjalankan ibadah di Masjidil Haram selama Ramadhan dengan baik.

 

sumber: Republika Online

Calon Jamaah Haji Akan Diseleksi Secara Kesehatan

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementrian Kesehatan, Muchtaruddin Mansyur mengungkapkan, pemerintah mulai tahun ini akan memberlakukan aturan baru mengenai batas kemampuan fisik calon jamaah haji.

Persyaratan itu, ungkap Muchtaruddin, akan menyeleksi agar mereka yang sampai di Tanah Suci benar-benar teruji dan layak secara kesehatan.

Meskipun calon jamaah haji mampu membiayai perjalanan ibadahnya, kata dia, rencana pergi ke Tanah Suci bisa saja gagal bila syarat kesehatan tidak tercapai. Dia mencontohkan tolak ukur syarat yang dimaksud.

“Sederhananya begini. Kalau seseorang bisa jalan lima kilometer dalam satu jam, tanpa mengalami kelelahan berarti. Kira-kira begitu gambarannya,” ujar Muchtaruddin di kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (18/5).

Menurut dia, Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat yang akan melakukan ibadah haji tahun ini untuk memperhatikan aspek kesehatan. Sebab, aspek kesehatan sama pentingnya dengan aspek kemampuan ekonomi untuk menunaikan rukun Islam kelima itu.

Salah satu yang harus diwaspadai adalah serangan stroke akibat paparan panas matahari (heat stroke). Penyakit ini bisa menyebabkan kelumpuhan otot dan terganggunya fungsi saraf. Diperkirakan, suhu rata-rata di Mekkah bisa mencapai 50 derajat Celcius di siang hari.

Mansyur mengungkapkan, pada penyelenggaraan haji tahun lalu, sekitar 150 orang jamaah asal Indonesia meninggal dunia di Tanah Suci lantaran menderita heat stroke. Adapun sekitar 70 orang di antaranya sempat dirawat di sejumlah rumah sakit Arab Saudi.

Kemudian, hanya dua pasien heat stroke di antaranya yang berhasil selamat. Satu orang jamaah asal Jawa Timur masih menjalani perawatan instensif di rumah sakit Jeddah, sedangkan satu orang lainnya warga Sumatra Barat atas nama Hajjah Culan sudah kembali ke Tanah Air dan dirawat di Jakarta.

 

sumber: Republika Online

KH Ali Mustafa Yaqub dan Seruan ‘Berhaji Cukup Sekali, Infak Ribuan Kali’

Ratusan santri di Pondok Pesantren Darus-Sunnah, Tangerang Selatan, Banten, tak bisa membendung air mata saat mengantar jenazah mantan Imam Besar Masjid Istiqlal Kiai Ali Mustafa Yaqub ke pemakaman, Kamis siang (28/4/2016) tadi.  Kiai kelahiran Batang, Jawa Tengah, 2 Maret 1952 itu menghembuskan nafas terakhir pada Kamis pagi.

Kiai Ali Mustafa Yaqub dikenal sebagai ulama yang teduh dengan tutur kata lembut. Dia juga konsisten mengajarkan bahwa menunaikan ibadah haji cukup sekali, infak ribuan kali.

Pada Januari 2006 melalui sebuah kolom yang dimuat di Majalah Gatra, Kiai Ali Mustafa mengkritik kebiasaan masyarakat Indonesia yang gemar menunaikan ibadah haji lebih dari sekali. Menurut dia orang yang gemar naik haji berulang-ulang dengan niat tak tulus adalah ‘pengabdi setan’.

Menurut Ali Mustafa tak ada satu pun ayat yang menyuruh umat Islam melaksanakan haji berkali-kali, sementara masih banyak kewajiban agama yang harus dilakukan. Seperti menyantuni anak yatim dan memberi makan fakir miskin.

Kiai Ali Mustafa mengulangi lagi pendapatnya itu saat khutbah Arafah di tenda perkemahan jamaah haji Indonesia dalam pelaksanaan Wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi, pada Kamis 26 November 2009 ba’da salat zuhur. Saat itu Kiai Ali mendapat amanah sebagai Naib Amirul Haj 1430 Hijriah.

Kepada para jemaah, Kiai Ali menjelaskan soal kewajiban haji bagi kaum muslimin. Ibadah haji dan umrah  diwajibkan kepada umat Islam pada tahun 6 Hijriah. Begitulah pendapat yang masyhur di kalangan ulama.

Pada tahun 6 Hijriah, Nabi Muhammad SAW bersama sejumlah sahabat bermaksud melakukan umrah ke Makkah, namun tidak berhasil memasuki kota itu karena masih dikuasai kaum musyrikin.  Berdasarkan perjanjian Hudaibiyah dengan kaum musyrikin, Muhammad diizinkan untuk melakukan umrah pada tahun ke 7 Hijriah.

Baru pada tanggal 12 Ramadhan 8 Hijriah, Muhamamd berhasil membebaskan kota Makkah melalui operasi damai Fath Makkah. Pada bulan Dzulqa’dah di tahun itu, Nabi melakukan ibadah umrah dari Ji’ranah, di luar kota Makkah. Dan selanjutnya pergi ke Madinah tanpa melakukan ibadah haji, padahal waktu itu kota Makkah sudah dikuasai umat Islam.

Nabi Muhammad SAW baru melakukan ibadah haji pada tahun 10 Hijriah. Setahun kemudian Nabi wafat. Walau Muhammad mempunyai kesempatan untuk beribadah haji sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 8, 9, 10 Hijriah, beliau melaksanakan ibadah haji hanya satu kali.

“Sahabat Anas bin Malik menuturkan, bahwa Nabi SAW melakukan ibadah haji hanya satu kali saja, dan melakukan ibadah umrah empat kali, semuanya dilakukan pada bulan Dzulqa’dah, kecuali umrah yang bersama ibadah haji,” kata Kiai Ali Mustafa dalam kotbahnya di Padang Arafah.

Pertanyaan yang muncul sekarang, lanjut Ali, mengapa Muhammad beribadah haji hanya satu kali saja, padahal beliau mempunyai kesempatan untuk beribadah haji tiga kali? Bandingkan dengan selera kaum muslimin sekarang yang, tentu yang punya dana, ingin beribadah haji setiap tahun. Nampaknya, selera seperti ini sudah menjadi gejala bagi sebagian besar umat Islam di mana saja mereka berada.

Ali mengungkapkan ada tiga hal yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW tidak melakukan haji berulang-ulang. Pertama, saat itu Muhammad masih melakukan jihad fi sabilillah melawan kaum musyrikin. Kedua, lebih memperhatikan untuk menyantuni anak yatim dan janda akibat peperangan dengan kaum musyrikin. Bahkan Muhammad menegaskan; penyantun janda dan orang miskin (pahalanya) seperti berjihad fi sabilillah atau seperti orang yang berpuasa di siang hari dan beribadah di malam hari (Hadis Bukhari dan Muslim).

Selebihnya, Muhammad lebih mementingkan syiar Islam kepada para pemuda pengikutnya, serta menjamin makanannya selama belajar. Dari ketiga hal penting itulah yang menyebabkan Muhammad tidak mendahulukan ibadah-ibadah sunnah individual (ibadah qashirah), tetapi justru beliau memprioritaskan ibadah-ibadah sosial (ibadah muta’addiyah).

Karenanya, Muhammad tidak pernah walau sekali beribadah haji sunnah dan tidak pernah beribadah umrah pada bulan Ramadhan. Sementara sebagian umatnya sekarang ingin beribadah haji setiap tahun, ingin beribadah umrah setiap bulan atau setiap minggu. Padahal rata-rata keadaan umat Islam saat ini di segala penjuru dunia sangat memprihatinkan.

“Dalam keadaan umat Islam seperti ini, pantaskah seorang muslim yang kaya setiap tahun pergi ke Makkah untuk melakukan sesuatu yang tidak wajib? Pantaskah mereka bolak-balik umrah ke Makkah? Siapakah gerangan yang menyuruh mereka begitu? Ayat al-Qur’an manakah yang menyuruh agar kita beribadah haji berulang-ulang, sedangkan kondisi umat Islam sedang terpuruk? Hadis manakah yang menyuruh kita bolak-balik umrah, sementara kaum muslimin sedang kelaparan?” tanya Ali lantang.

Ali menegaskan, semua itu tidak ditemukan dalam ayat Al Quran maupun hadis yang menyuruh umat Islam untuk melakukan hal itu. Bila demikian, maka tidak ada lain, yang menyuruh mereka untuk melakukan hal seperti itu adalah hawa nafsu atas bisikan setan.

“Maka haji seperti itu layak disebut sebagai haji pengabdi setan, bukan haji yang mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya. Dan ternyata perilaku Nabi Muhammad adalah berhaji cukup sekali, berinfak ribuan kali. Atau dengan kata lain, Nabi Muhammad lebih mengutamakan ibadah sosial daripada ibadah individual,” pungkasnya.

Kamis siang tadi ratusan santri mengantar kepergian sang kiai ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Selamat jalan Kiai Haji Ali Mustafa Yaqub.

 

sumber: Detik.com

Tips dari Menteri Agama Hindari Penipuan Travel Umrah

Inilah 5 tips dari Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin untuk menghindari biro perjalanan umrah abal-abal.

  1. Pastikan Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) tersebut mendapat izin resmi dari Kemenag, yang bisa dilihat dari situs
  2. Pastikan kapan tanggal dan jam jadwal keberangkatan ke tanah suci dan pastikan apa nama maskapai & nomor penerbangannya.
  3. Pastikan berapa harga paket umrah, dan pastikan apa saja pelayanan yang didapat jamaah dengan harga tersebut.
  4. Pastikan nama dan alamat lokasi hotel yang akan didiami selama jamaah berada di Tanah Suci.
  5. Pastikan visa yg digunakan dalam perjalanan umrah.

 

Perlu diketahui, sebelumnya diberitakan 49 jemaah umrah tidak bisa pulang ke Indonesia karena tertahan di Jeddah, Arab Saudi. Paspor mereka ditahan travel berinisial JMBI lantaran belum melunasi pembayaran akomodasi hotel.

Mereka masih menunggu kepastian untuk dipulangkan ke Indonesia. Harusnya di Arab Saudi 9 hari, tapi hingga hari ke-15 mereka belum juga kembali ke Tanah Air. Ada beberapa jemaah yang sepuh sudah sakit- sakitan.

Paspor jemaah hingga saat ini masih dipegang hotel setempat. Paspor ditahan karena diduga pihak travel belum melunasi seluruh pembayaran akomodasi para jamaah.

Alasan ditahannya (paspor) ini karena masalah utang piutang yang tidak terselesaikan antara hotel Pihak travel terus mengirimkan jamaah untuk umrah, sedangkan biaya akomodasi tidak dikirimkan.

 

sumber: Viva.co.id

Mau Terhindar dari Penipuan Travel Umrah, Baca Tips Berikut

Anggota Komisi VIII DPR, Khatibul Wiranu, meminta masyarakat tidak mudah tertipu dengan biro perjalanan penyelenggara haji dan umroh bodong alias tidak punya izin dari Kementerian Agama.

Sebagai negara dengan umat Islam terbanyak di dunia, hal ini dipandang sangat serius.  “Saat ini, banyak travel haji dan umroh bodong, hampir 2.000-an jumlahnya. Saya minta masyarakat untuk berhati-hati menggunakan travel itu bila ingin pergi haji dan umroh,” kata dia, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (6/1).

Ia memberikan trik agar masyarakat tidak tertipu dengan travel bodong, apalagi menjelang puasa ini, yang merupakan bulan atau waktu untuk berumrah.

“Calon jamaah harus memastikan biro perjalanan itu punya izin atau tidak, jangan percaya dengan sistemMulti Level Marketing (MLM), yang dengan down payment Rp2 juta, lalu dicicil dan berangkat lima tahun kemudian,” kata dia.

“Kalau punya rombongan lebih dari 20 orang yang ingin umrah, tidak perlu daftar ke biro perjalanan tertentu, tapi lapor ke Kementerian Agama, akan difasilitasi,” kata politisi Partai Demokrat itu.

Saat ini, Kementerian Agama hanya memberikan izin kepada 562 biro perjalanan untuk bisa menyelenggarakan haji dan umroh.

Menurut dia, masalahnya ada di Kementerian Agama, karena dirrektorat jenderal yang mengurus PHU itu orangnya tak banyak, sekitar 10 orang dan tidak ada petugas yang bisa mengawasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota,” kata Wiranu.

Karena banyaknya penyelenggara haji dan umroh yang tidak mempunyai izin namun tetap beroperasi, ia meminta Kementerian Agama berkerjasama dengan Kepolisian Indonesia segera melakukan penertiban.

“Dibubarkan, langsung di eksekusi. tidak hanya dengan menempatkan papan nama saja, yang ini sah, yang ini tidak sah. Sebab jamaah umroh sangat banyak dan itu dimanfaatkan oleh penyelenggara haji dan umrah bodong,” katanya.

 

sumber: Republika Online

Kemenag Akan Luncurkan Siskohat Antena

Staf Pelaksana Subbag Pengembangan Database Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag), Henikam membenarkan tentang wacana pemerintah dalam waktu dekat ini akan menerapkan kebijakan ‘Siskohat Antena’.

“Oh soal itu (Siskohat Antena), memang benar. Dalam waktu dekat akan diluncurkan. Peranan Siskohat Antena ini sangat penting. Sebab di Siskohat Antena ada seseorang yang bertanggung jawab penuh terhadap transfer knowledge operasional perangkat Siskohat termasuk juga melakukan pembinaan teknis kepada staf-staf siskohat di kabupaten dan kota di sekitarnya,” ujarnya ketika ditanya Sinhat di Banten, Kamis sore, (14/04/2016).

Ia kembali menambahkan, tidak semua Kantor Wilayah Kementerian Agama dapat ditunjuk sebagai Siskohat Antena.

“Harus memenuhi sejumlah persayaratan yaitu : memili perangkat Siskohat gen 2 dan memiliki perangkat pendukung sistem biometrik. Dan satu lagi sudah mengikuti bimbingan teknis dari Tim Teknis Siskohat Kementerian Agama pusat. Persiapan launching Siskohat Antena ini Insya Allah dijadwalkan akan dilaksanakan pada acara bimbingan teknis Siskohat pada tanggal 28-30 April nanti di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Ini juga sebagai salah satu bagian dari memperkuat pelaksanaan PMA nomor 29 tahun 2015 tentang penyelenggaraan ibadah haji reguler,” ungkap Henikam. (rio/ar)

 

sumber: Kemenag

Kemenag Percepat Pengumuman Calhaj Berangkat 2016

Kementerian Agama mempercepat pengumuman nama calon jamaah haji yang akan berangkat pada musim haji tahun 2016. Ini dilakukan guna mengantisipasi adanya keterlambatan visa jamaah.

Direktur Urusan Haji dalam negeri Kementerian Agama, Ahda Barori mengatakan, rencananya pengumuman nama calon jamaah haji yang akan berangkat dilakukan Januari mendatang.

“Kita melakukan persiapan lebih awal. Terbukti dari evaluasi ini kita lakukan seminggu setelah kepulangan jamaah. Hasil dari evluasi ini akan membuat pedoman untuk bisa mempercepat persiapan haji yang akan datang. Termasuk penertiban passpor jamaah,” ujar Ahda Barori saat ditemui di acara rakernas evaluasi haji 2015 di hotel Mercure Ancol Jakarta, Rabu (4/11).

Ia menjelaskan, kementerian agama juga akan segera mengurus paket layanan yang harus dipenuhi dari pemerintah Arab Saudi untuk selanjutnya dilakukan proses passpor dan pemvisaan. Setelah itu baru akan merapihkan kloter calon jamaah.

Hal serupa disampailan oleh Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama, Abdul Djamil. Ia mengatakan setelah menyusun paket layanan dari pemerintah Arab Saudi, kementerian agama akan menyelesaikan proses pemvisaan seluruh jamaah.

Baru kemudian membagi kloter jamaah. Jangan sampai calon jamaah yang berangkat kloter awal tetapi visanya belum jadi. Atau justru calon jamaah yang berangkat kloter terakhir visanya sudah diurus.

“Kalau visa udah jadi semua kan urus kloter gampang. Tapu itu nanti akan kita follow up rumusan atau pembicaraan yang bersifat teknis dengan tim,” katanya.

 

sumber:Republika Online

Masalah Haji Ini Kompleks

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil menghadiri Focus Group Discussion (FGD) untuk membahas pembukaan program studi atau fakultas haji dan umrah di IAIN Bengkulu, Jumat (8/4). Dalam FGD tersebut Djamil memberikan informasi terkait komponen-komponen yang dibahas dalam haji.

“Kami berharap dapat memberikan informasi mengenai haji agar gagasan untuk mengangkat persoalan haji dan umrah sebagai satu bidang kajian seperti yang diajukan Rektorat IAIN Bengkulu,” jelas dia di Kantor Rektorat IAIN Bengkulu, Jumat (8/4).

Djamil menyarankan agar haji ini tidak berada di bawah Fakultas Dakwah, karena haji tidak hanya membahas masalah fikih dan dakwah saja, tetapi di dalamnya terdapat manajemen, keuangan, dan banyak masalah lainnya. Beberapa kendala yang dapat dijadikan pembahasan dalam mata kuliah di antaranya kasus hukum mabit di Mina.

Beberapa tahun terakhir Mina tak lagi menampung seluruh jamaah haji dunia, maka ada jamaah beberapa negara yang ditempatkan di Mina Jadid, termasuk 20 ribu jamaah haji Indonesia. Aturan hukum fikih soal mabit di luar Mina ini dapat dibahas lebih jauh oleh kajian ilmiah untuk membantu menemukan solusi.

“Masalah haji ini sangat kompleks, berdasarkan perspektif akademik betapa luasnya problem masalah haji yang layak dijadikan objek studi,” jelas dia. Masalah lain adalah mengularnya masa tunggu haji.

Saat ini masa tunggu haji sudah mencapai 24 tahun seperti yang terjadi di Sulawesi Selatan menyusul Kalimantan Selatan dengan masa tunggu 22 tahun. Ini berkaitan dengan usia pendaftar, yang saat ini tak ada batas maksimal usia pendaftaran.

Kemenag memberikan solusi bagi mereka yang lanjut usia diatas 75 tahun dapat didahulukan, asalkan mendaftar minimal 2 tahun sebelumnya. Namun, banyak yang mendaftar berada di usia 50 tahun keatas, karena logikanya mereka telah siap secara materil.

 

sumber:Republika Online

Saudi Selesai Cetak 8.000 Visa Jamaah RI

Sekjen Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (Himpuh) Muharom Ahmad mengatakan, pihaknya telah bertemu dengan Kedutaan Besar Arab Saudi membahas visa yang sempat tertunda pencetakannya. Kedubes Saudi pun telah memastikan bahwa 8.000 visa yang tertunda sudah selesai cetak pada Rabu (6/4) sore.

“Wakil Ketua Himpuh Ali Muhammad Amin telah bertemu kedubes Arab Saudi dan mengatakan seluruh staf lokal bekerja lembur untuk menyelesaikan visa yang tertunda hingga Rabu sore,” ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (6/4).

Muharom mengaku, pihaknya tidak terlalu mengalami kerugian terkait tertundanya visa tersebut. Seluruh travel telah mengantisipasi dengan penjadwalan ulang pada Jumat (8/4). Arab Saudi mengumumkan visa untuk pemberangkatan Kamis (7/4) sudah tersedia. Untuk lebih aman mereka memundurkan jadwal hingga Jumat.

Pihak Saudi pun telah berkirim surat kepada maskapai penerbangan yang biasanya memberangkatkan jamaah umrah. Karena itu, Muharom berharap maskapai penerbangan dapat mengerti mengenai kendala teknis yang dihadapi Kedubes Arab Saudi.

“Kerugian tidak terlalu dirasakan, karena jadwal penerbangan bisa dimundurkan, kerugian hanya di hotel saja, karena untuk hari senin hingga selasa hangus, karena sudah lebih dulu dipesan,” jelas dia.

Terkait visa elektronik, pihaknya mengapresiasi jika Kedubes Arab Saudi bisa lebih menyederhanakan dalam proses pengajuan umrah. Sehingga mempermudah dan mempercepat pencetakan visa.

 

sumber: Republika Online

Kemenkes Imbau Calon Jamaah Haji Siapkan Kesehatan Sejak Dini

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Untung Suseno Sutarjo, menganjurkan para jamaah haji untuk menyiapkan kondisi kesehatan sejak dini.

“Kita menganjurkan para calon jemaah untuk menyiapkan beberapa bulan sebelumnya. Karena kita akan menghadapi masalah luar biasa dengan lingkungan yang sangat beda,” kata Untung kepada Republika, di Hotel Horison Bekasi, Rabu (6/4) malam.

Untung menyampaikan, suhu udara di Arab Saudi pada bulan September 2016 mendatang bisa mencapai 41-50 derajat Celcius. Kondisi itu jauh berbeda dengan tanah air, yang rata-rata hanya 30 derajat Celcius. Tingginya selisih suhu udara ditambah kondisi lingkungan yang sangat berbeda mengharuskan jamaah haji mempersiapkan kondisi fisik yang prima.

Menurut Untung, kondisi cuaca yang panas dan kurangnya pengenalan medan baru sering memperburuk kondisi fisik jamaah haji. Tidak jarang ditemui jamaah haji yang terkesan linglung akibat kekurangan cairan. “Ciri khas orang kekurangan cairan itu kan meracau. Nanti disangka stress atau gila, padahal bukan. Hanya karena kekurangan cairan,” jelas dia.

Terkait standar kesehatan tersebut, Untung menambahkan, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Agama mengeluarkan istitha’ah atau kriteria kemampuan seseorang berhak naik haji. Kriteria ini juga mempertimbangkan aspek kesehatan. Seseorang yang telah diketahui menderita penyakit jiwa tidak diizinkan menunaikan haji ke tanah suci.

Kemenkes mewajibkan semua jamaah untuk melakukan vaksin meningitis minimal dua pekan sebelum keberangkatan. Menurut Untung, saat ini pihaknya tengah menyiapkan vaksin baru dengan jaminan sertifikasi halal dari MUI. “Diharapkan Mei nanti sudah siap,” kata dia.

 

sumber:Republika Online