Dari Dalam Kabah, Menag Doakan Kesejahteraan Indonesia

Makkah (PHU)—Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin hari ini, Selasa (25/09), mendapat kehormatan untuk memasuki ruang bagian dalam Kabah. Kehormatan itu diberikan oleh Pemerintah Saudi kepada Menag bersamaan dengan momen pencucian Kabah.

“Alhamdulillah pagi hari ini, saya selaku Menag yang juga amirul hajj pada penyelenggaraan haji tahun ini, merasa bersyukur berkesempatan untuk memenuhi undangan Menteri Haji Arab Saudi untuk ikut masuk ke dalam Kabah,” terang Menag.

Moment pencucian Kabah dilakukan pagi hari, jelang memasuki waktu Dluha. Dipimpin Gubernur Makkah Prince Kholid Al Faishal, sejumlah tokoh, termasuk Menag Lukman diberi kesempatan untuk melihat bagian dalam bangunan yang menjadi kiblat umat muslim dunia.

“Kami beberapa saat diperkenankan masuk Kabah. Kami menunaikan salat dua rakaat sebanyak empat kali karena di setiap bidang, di setiap sudut kami melakukan salat dua rakaat. Kami juga memanjatkan doa terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia tercinta agar ke depan bangsa dan seluruh masyarakat Indonesia senantiasa mampu meningkatkan kualitas hidupnya, meningkatkan kesejahteraannya,” tutur Menag.

Berkesempatan memasuki Kabah, menurut putra mantan Menag KH Saifuddin Zuhri (alm) tidak semata kehormatan bagi dirinya, tapi juga bagi seluruh bangsa Indonesia. “Kami sampaikan terima kasih kepada Pemerintah Saudi Arabia yang sudah memberikan kesempatan sekaligus kehormatan ini,” ujarnya.

Dijelaskan Menag, bagian dalam Kabah sangat bersih dengan lapisan marmer pada dinding dan lantai. Aroma ruangannya juga sangat wangi. Pengalaman pertama memasuki Baitullah ini memberi kesan mendalam yang menurut Menag tidak mudah diungkapkan.

“Kiblat semua Muslim di dunia itu adalah Kabah. Ketika kita memasuki, tentu kita memiliki kesan tersendiri yang luar biasa,” kenangnya.

Menag dijadwalkan akan berada di Saudi hingga 26 September mendatang. Setelah dari Makkah, Menag akan menuju Kota Nabawi, Madinah. Menag akan melepas kepulangan kloter terakhir jemaah haji Indonesia dari Madinah menuju Tanah Air. (kd/ab).

Muslim Cina Puji Pengelolaan Zakat di Indonesia

Komisi Etnis dan Agama RRC dan Asosiasi Islam Cina mengapresiasi manajemen pengelolaan zakat di Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Wakil Presiden China Islamic Association, Wang Wenjie menilai Baznas mampu menggiring isu positif-konstruktif tentang zakat ke pentas dunia.

“Pengelolaan zakat di Indonesia mengalami kemajuan pesat. Saya jadi memahami, dengan kreativitas dan inovasi program pendistribusian dan pendayagunaan menjadi pemacu dan pemicu kegiatan penghimpunan zakat dari umat, pengusaha dan rencana pemotongan gaji pegawai negeri,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (28/9).

Turut hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Wakil Presiden The Guangdong Islamic Association, Chen Yanhua; Deputi Sekjen The Guangdong Islamic Association, Tuxunguli; Deputi Sekjen The Guangdong Islamic Association, Wang Yuxia; serta pejabat The Guangdong Provincial Ethnic and Religious Commision, Zhang Quanhui dan Zhang Chaofa. Perwakilan Baznas antara lain Wakil Ketua Baznas, Zainulbahar Noor, anggota Baznas Irsyadul Halim dan KH Masdar F Masudi, direksi, manajemen, amil dan amilat Baznas serta pejabat Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama.

Wang Wenjie pun menyambut baik keinginan Baznas untuk menjalin kerja sama bidang pendidikan dan pengembangan kapasitas dai dalam penguasaan budaya dan bahasa Mandarin. Secara khusus, delegasi China Islamic Association memuji digitalisasi pelayanan zakat yang diterapkan Baznas, termasuk kerja sama dengan lembaga internasional seperti UNDP yang merupakan bagian dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

“Zakat listrik untuk mustahik bekerja sama dengan non-Muslim seperti lembaga PBB ini sangat menarik. Mungkin ini hanya ada di Indonesia dan merupakan yang pertama di dunia,” kata Wang.

Baznas menjajaki kerja sama dengan Komisi Etnis dan Agama dan Asosiasi Islam Cina. Baznas sekaligus bekerja sama dalam mengembangkan kemampuan berbahasa Mandarin para dai dan pelajar mustahik.

“Kita mengupayakan menjalin kerja sama pendalaman Bahasa Mandarin untuk para dai dan para mustahik mahasiswa dan pelajar,” ujar Zainul.

Zainul berharap Baznas terus menjalin komunikasi dengan China Islamic Association dan menyiapkan kunjungan balasan untuk merealisasikan kerja sama di bidang pendidikan, dakwah dan pendalaman budaya Cina dan bahasa Mandarin. “Untuk tahap awal kita kirim sepuluh pelajar dan 10 dai untuk belajar budaya dan bahasa Mandarin sehingga kelak mereka bisa mahir berdakwah dengan menggunakan bahasa Mandarin,” ucapnya.

Jumlah Harta yang Ditinggalkan Utsman bin Affan

Berapa banyak harta peninggalan Utsman bin Affan?

Utsman adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW. Ia terkenal kaya dan rajin derma untuk dakwah.

Soal harta Utsman bin ‘Affan, para ulama menyebutkan bahwa harta yang ditinggalkannya sekitar tiga puluh juta dirham, seratus lima puluh ribu dinar.

Utsman juga meninggalkan seribu ekor unta dan tiga ribu ekor kambing serta meninggalkan perkebunan yang diwasiatkan untuk istri-istri Nabi Muhammad SAW.

Utsman adalah seorang yang suka berinfak dan dengan infaknya ternyata justru menambah harta yang ia punya.

Dalam sebuah kisah Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membeli sumur Roumah. Ialu menjadikan gayungnya bersama-sama dengan gayung kaum muslimin untuk sebuah kebaikan, maka darinya ia akan mendapat pahala di surga.” Sumur Roumah adalah nama sebuah sumur yang airnya bersih yang dimiliki oleh seorang Yahudi, dan Yahudi tersebut tidak memberikan air dengan bebas tetapi orang-orang yang ingin mengambil airnya harus membayar kepadanya.

Maka sebagian muslimin merasa keberatan jika terus-menerus membelinya, karena di antara mereka merupakan orang-orang yang lemah. Setelah itu, Ustman pun menemui Yahudi tersebut dan dia berkata, “Aku akan membeli sumur ini.”

Yahudi menjawab, “Aku tidak menjualnya.”

Utsman pun terus meminta hingga Yahudi itu bersedia menjual setengah sumur itu. Lalu dia berkata, “Bagaimana kalau kita membagi aimya setiap hari; misalkan untukmu 100 ember dan untukku 100 ember atau untukmu 200 ember dan untukku 200 ember. Apa kamu sepakat jika membagi air perhari? Untukmu satu hari dan untukku hari berikutnya?”

Yahudi itu menjawab, “Untukmu satu hari dan untukku hari berikutnya agar aku menentukan dan menjual muai keinginanku pada hari yang khusus untukku.”

Maka Utsman pun akhimya membeli setengah sumur darinya dengan harga dua belas ribu dirham. Maka setelah itu, ketika datang hari giliran Utsman, siapa saja bebas mengambil air, mereka datang dan mengambil air untuk persediaan dua bari.

Sementara itu jika tiba harinya Yahudi tersebut tidak ada seorang pun yang datang membeli, kecuali sekelompok yahudi saja. Beberapa hari kemudian Yahudi itu datang kepada Utsman dan berkata, “Engkau telah menghancurkan perdaganganku.”

Utsman menjawab, “Demi Allah, itu perjanjian yang kamu buat sendiri.”

Akhirnya Yahudi itu mengatakan, “Jika begitu, belilah bagianku.”

Maka Utsman pun membeli setengah bagiannya lagi seharga delapan ribu dirham. Kemudian Utsman memberikan seluruh sumur tersebut di jalan Allah.

Kemudian kisah pada Perang Tabuk. Pada saat itu situasi sedang sulit dan Rasulullah SAW sangat membutuhkan bantuan untuk keperluan para tentara. Nabi SAW berkata. ‘Siapakah yang sanggup mempersiapkan pasukan di saat sulit seperti ini?”

Maka Utsman pun berdiri lalu berkata. ‘Wahai
Rasulullah, aku akan memberikan 100 unta lengkap dengan muatan dan pelananya.”

Lalu Nabi memujinya dan beliau berkata, “Siapa Iagi yang sanggup menyiapkan pasukan di saat sulit seperti ini?”

Maka Utsman kembali berdiri dan berkata, “Aku akan memberikan 100 unta lainnya.”

Lalu dia berdiri untuk ketiga kali dan berkata, “Aku akan memberi 100 unta lainnya.”

Nabi SAW berkata, “Tidak ada sesuatu pun yang akan membahayakan Utsman setelah ini.”

Lihatlah, harta itu bukan harta yang terletak dalam hatinya, melainkan harta dalam tangannya saja, sehingga tidak ada rasa berat dalam hatinya saat tangannya melepaskan hartanya. Tetapi ketika Utsman wafat, dia tidak membiarkan keluarganya dalam keadaan fakir. Padahal kita tahu, Utsman telah menyebar hartanya dari sisi kanan dan kiri, depan juga belakangnya, tetapi bersamaan dengan infak yang banyak ini dia meninggalkan tiga puluh juta dirham sebagai warisan dan juga meninggalkan 150 ribu dinar untuk keluarganya. Artinya, dia tidak meninggalkan keluarganya dalam keadaan fakir, dan inilah cara yang benar dalam bersikap terhadap harta.

BERSAMA DAKWAH

Pernahkah Nabi SAW Meminum Kopi?

ADA yang bertanya, pernahkah Nabi SAW meminum kopi selama hidup beliau?

Menurut dr Raehanul Bahraen yang menjawab pertanyaan itu, kopi bisa bermanfaat bagi kesehatan. Menurut penelitian kopi satu atau dua cangkir sehari bisa menyehatkan karena kandungan cafein pada kopi bisa “menyegarkan” saraf.

Akan tetapi tidak boleh berlebihan karena bisa menyebabkan kecanduan dan bisa merusak lambung.

Tidak ada dalil yang menyatakan Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah minum kopi, sehingga sikap kita “tawaqquf” yaitu tidak mengiyakan dan tidak juga menafikan. []

Jamaah Masjid Diminta Waspadai Informasi Hoaks

Jamaah masjid khususnya dan masyarakat nelayan umumnya diminta menjaga persatuan guna mewujudkan keamanan serta ketertiban lingkungan. “Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar di tengah masyarakat, namun tetap harus menjunjung tinggi persatuan,” katanya Kasat Polair Polres Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, AKP Elpiadi J kepada jamaah Masjid Arrokiin Pelabuhan di Sungailiat, Kamis (27/9)

Dia mengatakan, dipilihnya salah satu masjid di Pelabuhan untuk kegiatan itu diharapkan jamaah masjid dapat menyampaikan kembali ke masyarakat umum lainnya yang sebagian besar adalah nelayan.

Tertanamnya jiwa persatuan dan kesatuan masyarakat memudahkan terwujudnya program pemerintah guna kepentingan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, katanya.

Dia mengingatkan, jamaah masjid dan masyarakat agar bijak menyikapi informasi dari pihak manapun, jangan mudah mempercayai informasi hoaks yang belum tentu kebenarannya.

“Jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak jelas sumbernya karena akan mengakibatkan suatu hal yang tidak diinginkan, lebih baik ditanyakan dulu kebenaran informasi tersebut dengan pihak yang mengetahuinya,” jelasnya.

Khususnya bagi nelayan, dia mengingatkan agar mengedepankan keselamatan kerja dengan melengkapi kelengkapan keselamatan di kapal penangkapan ikan.

“Saya melihat masih banyak kapal nelayan penangkapan yang belum dilengkapi dengan peralatan keselamatan seperti, tabung pemadam kebakaran, jaket pelampung dan peralatan keselamatan lainnya,” katanya.

Masjid Quba, Masjid yang Pertama Dibangun Rasulullah

Masjid Quba adalah masjid pertama kali yang didirikan Rasulullah SAW, saat beliau hijrah dari Makkah ke Madinah. Beberapa kilometer sebelum memasuki Madinah, Rasulullah SAW bersama Abu Bakar, membangun masjid di daerah Quba, yang sekarang dinamakan dengan Masjid Quba.

Masjid ini didirikan pada tahun 1 Hijriyah atau sekitar 622 M. Ketika itu, Rasul SAW diperintahkan oleh Allah SWT untuk segera berhijrah dan menghindari kekejaman kafir Quraisy.

Dalam upaya hijrah itu, lokasi pertama yang disinggahi Rasulullah SAW adalah gua Tsur. Di dalam gua ini, Rasulullah SAW bersembunyi bersama Abu Bakar dari kejaran kaum kafir Quraisy.

Setelah kondisinya dirasa aman, Nabi SAW kemudian melanjutkan perjalanan menuju Madinah. rasul memilih jalan yang berbeda dari jalan umum. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pertemuan secara langsung dengan orang-orang kafir Quraisy.

Dan sebelum tiba di Madinah, Rasul sempat singgah di beberapa tempat dan salah satunya adalah Quba. Beliau tinggal di daerah ini selama beberapa hari, sambil menunggu kedatangan Ali bin Abi Thalib RA dari Makkah, bersama rombongan.

Ketika itu, saat akan berhijrah, Ali diperintahkan Rasulullah SAW untuk menggantikannya tidur di tempat tidur Rasul. Ini dimaksudkan untuk mengelabui perhatian kaum kafir Quraisy yang ingin membunuh Nabi SAW.

Quba adalah satu daerah yang terletak di wilayah Madinah. Jaraknya sekitar dua mil atau kurang lebih lima kilometer dari pusat kota Madinah.

Hanafi al-Malawi dalam bukunya Tempat Bersejarah yang dikunjungi Rasulullah SAW, menjelaskan, Nabi SAW tinggal di Desa Quba selama empat hari dan kemudian membangun sebuah masjid yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Quba.

Inilah masjid yang dibangun dengan dasar ketaatan dan ketaqwaan Rasulullah SAW kepada Allah SWT.

”Sesungguhnya Masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya. Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS At-Taubah [9]: 108).

Menurut hadis yang diriwayatkan Tirmidzi RA, orang yang melakukan shalat di Masjid Quba sama pahalanya dengan melaksanakan umrah. Seperti disebutkan dalam Sahih Bukhari, Nabi SAW terbiasa mengunjungi Masjid Quba dengan berjalan kaki atau jika tidak seminggu sekali. Abdullah bin Umar biasa mengikuti sunnah ini.

Dalam riwayat lain disebutkan, masjid Quba ini adalah salah satu masjid yang paling disucikan (dimuliakan) oleh Allah setelah Masjid al-Haram (Makkah), Masjid Nabawi (Madinah), dan Masjid al-Aqsha (Palestina).

Selama berada di Quba, jelas Al-Mahlawi, Rasul SAW tinggal di rumah Kultsum bin al-Hadam bin Amr al-Qais, seorang lelaki tua yang masuk Islam sebelum Rasul hijrah ke Yatsrib (sekarang Madinah).

Para sejarawan menyebutkan, tanah yang menjadi lahan pembangunan Masjid ini mulanya adalah lapangan milik Kultsum bin Hadam, yang biasa digunakan untuk menjemur kurma.

Masjid Quba adalah masjid yang dibangun dengan penuh pengorbanan dan perjuangan. Allah SWT menyebutnya dengan dasar takwa, sebagaimana diterangkan dalam ayat 108 diatas.

Hal ini dikarenakan perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan agama Allah yang harus dilalui dengan penuh rintangan dan halangan. Kaum kafir quraisy hampir setiap saat selalu memantau dan mengawasi aktifitas Nabi SAW.

Dan ketika kesempatan berhijrah datang, maka langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan mendirikan masjid sebagai pusat perjuangan dan dakwah Islam. Ini pulalah yang dilakukan Rasulullah SAW begitu tiba di Madinah dengan mendirikan Masjid Nabawi, setelah sebelumnya membangun Masjid Quba.

Umat Islam Dilarang Gemuk

ADA pertanyaan, benarkah Allah membenci orang gemuk? Ustaz Ammi Nur Baits menjawab sebagai berikut.

Ada beberapa dalil yang menunjukkan celaan bagi orang gemuk karena banyak makan. Diantaranya: dari Imran bin Hushain Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Generasi terbaik adalah generasi di zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian generasi setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya, mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiaannya, bernazar tapi tidak melaksanakannya, dan nampak pada mereka kegemukan”. (HR. Bukhari 2651 dan Muslim 6638)

“Sebaik-baik umatku adalah masyarakat yang aku di utus di tengah mereka (para sahabat), kemudian generasi setelahnya. Kemudian datang kaum yang suka menggemukkan badan, mereka bersaksi sebelum diminta bersaksi.” (HR. Muslim 6636 dan Ahmad 7322)

Keterangan al-Qurthubi (w. 671 H), ketika menyebutkan hadis di atas, beliau mengatakan,

“Hadis ini adalah celaan bagi orang gemuk. Karena gemuk yang bukan bawaan penyebabnya banyak makan, minum, santai, foya-foya, selalu tenang, dan terlalu mengikuti hawa nafsu. Ia adalah hamba bagi dirinya sendiri dan bukan hamba bagi Tuhannya, orang yang hidupnya seperti ini pasti akan terjerumus kepada yang haram

Allah mencela orang kafir yang hidupnya hanya makan, seperti binatang. Allah berfirman,

“Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.” (Muhammad:12)

Al-Qurthubi juga menegaskan, tradisi banyak makan, hobi kuliner, adalah kebiasaan orang kafir. Beliau melanjutkan,

“Allah mencela orang kafir karena banyak makan. Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat tinggal mereka.”

“Karena itu, apabila ada orang mukmin yang meniru tradisi mereka, dan menikmati segala kenikmatan dunia setiap saat, lantas dimana hakikat imannya dan pelaksanaan Islam pada dirinya?! Barangsiapa yang banyak makan dan minum, maka ia akan semakin rakus dan tamak, bertambah malas dan banyak tidur di malam hari. Siang harinya dipakai untuk makan dan minum, sedangkan malamnya hanya untuk tidur. (Tafsir al-Qurthubi, 11/67).

Hadis lain yang menunjukkan celaan bagi gemuk, dari Jadah bin Khalid, bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam pernah melihat ada orang gendut. Kemudian Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menunjuk perutnya,

“Andai gendut ini tidak di sini, niscaya itu lebih baik bagimu. (HR. Ahmad 15868, dan sanadnya didhaifkan Syuaib al-Arnauth).

Kemudian dalam hadis dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, suatu ketika ada orang bersendawa di dekat Rasullullah Shallallahu alaihi wa sallam. Lalu beliau menegurnya,

“Jangan keras-keras sendawanya, sesungguhnya orang yang paling sering kenyang di dunia, dia paling lama laparnya di akhirat. (HR. Turmudzi 2666 dan dihasankan al-Albani)

Kemudian, disebutkan pula dalam hadis dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menceritakan salah satu model manusia yang disiksa di hadapan seluruh makhluk,

“Sesungguhnya akan didatangkan seseorang yang sangat besar dan gemuk pada hari kiamat, akan tetapi timbangannya di sisi Allah tidak seberat sayap nyamuk. Bacalah firman Allah, (yang artinya), “Dan kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.” (HR. Bukhari 4729 & Muslim 7222).

Ketika menyebutkan hadis di atas, an-Nawawi mengatakan,

“Timbangannya di sisi Allah tidak seberat sayap nyamuk” artinya beratnya dan nilainya tidak menyamai sayap nyamuk, artinya tidak ada nilainya. Di sini terdapat celaan bagi kondisi gemuk. (Syarah sahih Muslim, 17/129)

Celaan Imam as-Syafii kepada Orang Gemuk

Dari Hasan bin Idris al-Halwani menyatakan bahwa beliau mendengar komentar Imam as-Syafii tentang orang gemuk,

“Sama sekali tidak akan beruntung orang yang gemuk, kecuali Muhammad bin Hasan As-Syaibany (Gurunya as-Syafii).

Beliau ditanya, “Mengapa demikian?” Jawab beliau,

“Karena seorang yang berakal tidak lepas dari dua hal; sibuk memikirkan urusan akhiratnya atau urusan dunianya, sedangkan kegemukan tidak terjadi jika banyak pikiran. Jika seseorang tidak memikirkan akhiratnya atau dunianya berarti dia sama saja dengan hewan, jadilah gemuk. (Hilyah al-Auliya, 9/146).

Gemuk yang Tidak Tercela

Bagian ini yang dikecualikan, gemuk yang tidak tercela. Gemuk bukan karena malas-malasan, dan bukan karena terlalu banyak makan. Dia tetap menjadi pahlawan bagi umat, dan berusaha melakukan aktivitas yang bermanfaat. Sebagaimana yang dialami Nabi Shallallahu alaihi wa sallam di penghujung usia beliau dan beberapa sahabat lainnya.

Aisyah menceritakan,

“Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam melakukan witir 9 rakaat, setelah beliau mulai gemuk dan berdaging, beliau shalat 7 rakaat. Kemudian shalat 2 rakaat sambil duduk. (HR. Ahmad 26651 dan Bukhari 4557).

Dari Hasan bin Ali Radhiyallahu anhuma, saya bertanya kepada pamannya, Ibnu Abi Halah tentang ciri fisik Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau mengatakan,

“Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam orang yang badannya besar. (as-Syamail al-Muhammadiyah Turmudzi, 1/34).

Sebagian menafsirkan kata: fakhman mufakhaman dengan gemuk.

“Riwayat yang menunjukkan bahwa Allah membenci orang gemuk, dipahami jika gemuk ini terjadi karena kelalaian, terlalu banyak menikmati kenikmatan lahir, sebagaimana yang ditunjukkan dalam riwayat tentang kebencian bagi orang gendut. (Jamul Wasail fi Syarh as-Syamail, 1/34).

Allahu alam.

Reminder: Shalat Jumat Shaf Terdepan

SAHABAT, kita tahu bahwa sholat berjamaah pada shaf paling depan atau pertama adalah barisan pilihan dan sama dengan para malaikat.

Maka, demikianlah jika ada panggilan untuk menunaikan sholat, apalagi saat pelaksanaan Sholat Jumat. Kita harus sudah ada sebelum adzan berkumandang. Seharusnya kita bisa mendahulukannya daripada panggilan lainnya. Karena Allah jauh lebih penting dari urusan apapun. Jangan sampai kita lebih cemas terlambat datang saat dipanggil atasan, daripada terlambat datang saat ada panggilan untuk sholat.

“Barang siapa berwudhu kemudian memperbaiki wudhunya, lantas berangkat Jumat, dekat dengan Imam dan mendengarkan khutbahnya, maka dosanya di antara hari tersebut dan Jumat berikutnya ditambah tiga hari diampuni”. (HR. Muslim)

Semoga Allah memberikan tambahan hidayah dan taufik kepada kita sehingga bisa mendapatkan pahala besar yang disediakan pada hari Jumat. [*]

 

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

Suami Merasa Nyaman Melihat Istrinya Berhias

SAHABAT Abu Hurairah Radhiyallahu anhu pernah menceritakan, Rasululah Shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya, “Apa ciri wanita yang paling saleh?”

Jawab beliau,

“Yang menyenangkan suami ketika dilihat, dan mentaati suami ketika diperintah. (HR. Ahmad 9837, Nasai 3244 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Anda bisa memastikan, seorang suami akan merasa nyaman melihat istrinya ketika sang istri berhias, atau bahkan menyebarkan wewangian bagi suami. Hadis ini sangat tegas mengajarkan, jika wanita ingin menjadi istri saleh, hendaknya dia berusaha berhias bagi suaminya.

Seorang wanita yang berhias di depan suaminya, bagian dari fitrahnya. Allah berfirman,

“Apakah patut orang yang dibesarkan dalam keadaan berperhiasan sedang dia tidak dapat memberi alasan yang terang dalam pertengkaran. (az-Zukhruf: 18)

Karena itu, Allah bolehkan wanita untuk menggunakan perhiasan, yang itu diharamkan bagi lelaki, seperti emas atau sutera.

Wanita harus berhias di depan suaminya, dan ini bagian dari hak suami yang harus ditunaikan istrinya. Karena merupakan salah satu sebab terbesar mewujudkan kasih sayang.

Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengingatkan,

“Apabila kalian pulang dari bepergian di malam hari, maka janganlah engkau menemui istrimu hingga dia sempat mencukur bulu kemaluannya dan menyisir rambutnya yang kusut. ” (HR. Bukhari 5246)

An-Nawawi mengatakan,

“Dalam hadis ini terdapat dalil bahwa istri tidak boleh membuat suaminya lari darinya, atau melihat sesuatu yang tidak nyaman pada istrinya, sehingga menyebabkan permusuhan diantara keduanya. Hadis ini juga dalil, bahwa selama suami ada di rumah, wanita harus selalu berdandan dan tidak meninggalkan berhias, kecuali jika suaminya tidak ada. (Syarh Sahih Muslim, 7/81). Allahu alam. []

Sumber : Ustaz Ammi Nur Baits, konsultasisyariah

 

 

Serba-serbi Haji (25): Sinergi Harapan dan Doa

TAMU yang ziarah haji ke Haji Mat Kelor tak putus-putus. Sudah dua sapi disembelih untuk dihidangkan kepada para tamu. Tak hanya tetangga dekat yang datang berkunjung. Orang jauh yang belum dikenalpun banyak yang berziarah. Ingin mengenal lebih dekat Mat Kelor, kata mereka. Mereka setia mengikuti tulisan serba-serbi haji yang saya tulis.

Ada banyak yang bertanya rahasia sukses Mat Kelor, dari posisi sebagai orang terpinggirkan sampai menjadi orang terpandang, dari posisi ‘zero’ sampai menjadi ‘hero,” dari orang miskin menjadi orang kaya. Dengan santai Mat Kelor berpantun: Anak ayam turun delapan// Mati satu tinggal lah tujuh// Hidup harus penuh harapan//Jadikan itu jalan yang dituju. “Kalian harus memupuk harapan, jangan putus asa.” Para tamu manggut-manggut.

Ternyata, sesederhana apapun kalimat, kalau diucapkan orang kaya, banyak orang yang terpukau dan percaya. Seindah apapun kalimat kalau diucapkan orang miskin maka hanya dianggap angin lalu, minimum dianggap sebagai copy paste atau dianggap sebagai riwayat palsu. Itulah fakta kebanyakan manusia. Nasib Mat Kelor memang lagi mujur.

Mat Kelor berkisah masa lalunya yang kelam dan melarat. Kata dia, perpaduan antara harapan, doa dan usaha adalah kuncinya. Upayakan porsi doa adalah lebih besar dari usaha, maka akan hadir keajaiban. Naik haji plus terasa tidak mungkin akan menjadi takdir Mat Kelor dan istri. Harapan, doa dan usahalah yang menjadikannya sebagai kenyataan. Diceritakanlah panjang lebar. Lalu, wajah Mat Kelor menunduk dan meneteskan air mata. Semua pengunjung terdiam.

“Ada yang belum menjadi nyata, masih menjadi harapan dan doa, puteri saya belum dapat jodoh semenjak putus dengan tunangannya 5 tahun yang lalu.” Semua kaget bagaimana mungkin ada yang berani menolak puteri Mat Kelor yang terkenal itu. Mat Kelor menjelaskan bahwa penyebabnya adalah partai. Lalu ramailah perbincangan tentang efek politik yang selalu saja mampu merusak cinta dan persahabatan. Namun ada yang bertanya-tanya apa Mat Kelor aktif di partai?

“Pak Haji Mat Kelor partai apa dan yang menolak dari partai apa? Sungguh tidak akan saya pilih dalam pemilu yang akan datang.” Mat Kelor menjawab: “Gara-gara partai besar dan partai kecil. Tapi bukan partai politik. Calon besan itu pedagang partai grosiran sementara saya waktu itu adalah pedagang partai eceran. Gara-gara itu saja.” Hahaaa, hidup partai Mat Kelor. Salam, AIM. [*]

KH AHMAD IMAM MAWARDI

INILAH MOZAIK