Menag : Hanya Indonesia yang Memberikan Uang Saku ke Jemaah Haji

donesia yang membekali jemaahnya dengan uang saku,” kata Menag, usai memberikan tausiyah di Zamazem Al Rawdah, kawasan Syisyah Rawdah, Makkah. Rabu (15/08) siang,

Menurut Menag, uang saku sebesar SAR 1.500 itu dimaksudkan agar jemaah terjamin kebutuhan pokoknya.

“Apalagi H-3 hingga H+2 fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) layanan katering dihentikan karena tidak ada angkutan,” jelas Menag

Penghentian angkutan salawat merujuk keputusan Komisi Tertinggi Pengawas Transportasi Haji Saudi yang memang melarang moda transportasi beroperasi di Makkah pada periode tersebut.

Di sisi lain, Menag kembali mengingatkan kepada jemaah untuk menjaga kesehatan. “Kesehatan merupakan syarat mutlak beribadah, juga untuk menikmati semua fasilitas yang telah disediakan pemerintah,” katanya.

Untuk itu, pihaknya berharap seluruh jemaah dapat mengendalikan diri dan mengukur daya tahan tubuh masing-masing. “Inti haji adalah wukuf di Arafah sehingga untuk saat ini jangan memforsir berlebihan yang bisa berimplikasi buruk pada kesehatan kita,” pungkas Menag.(mch/ha)

 

KEMENAG RI

Jamaah Batam Selamat dari Terpaan Angin Ribut di Arafah

Panitia Pelaksana Ibadah Haji memastikan seluruh calon jamaah haji Embarkasi Hang Nadim Batam, selamat dari terpaan angin ribut yang disertai hujan pada Ahad (19/8) waktu setempat.

“Alhamdulillah jamaah dalam keadaan aman dan sehat semua,” kata Kepala Sub Bidang Informasi dan Humas PPIH Embarkasi Hang Nadim Batam, Syahbudi di Batam, Kepulauan Riau, Senin (20/8).

Ia mengatakan kini jamaah sedang berada dalam tenda melaksanakan iktikaf, zikir, doa dan baca Alquran. Antara dari Makkah melaporkan, terjadi angin ribut beserta hujan pada Ahad malam. Cuaca yang kurang bersahabat tersebut menyebabkan beberapa tenda roboh.

Sebelum hujan, angin kencang menerpa sekitar perkemahan jamaah calon haji Indonesia. Saat jamaah wudhu untuk shalat maghrib beberapa kali diumumkan agar jamaah tetap berada di tenda seiring terpaan angin yang menerbangkan debu-debu di kawasan Padang Arafah.

Akibat hujan tersebut, listrik di sekitar tenda Arafah juga mati. Kendati demikian, aktivitas JCH tetap berlangsung seperti biasa. Mereka tetap melangsungkan shalat Maghrib di tenda yang difungsikan sebagai mushala.

Akibat angin ribut, distribusi katering untuk jamaah beberapa tertunda. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang juga Amirul Haji Indonesia mengecek kondisi beberapa tenda di Padang Arafah, Arab Saudi, yang roboh akibat diterpa angin ribut disertai hujan.

“Saya mohon maaf makanan ada yang sudah datang, ada yang belum,” kata Lukman di tenda jamaah asal Tegal, Ahad waktu setempat.

REPUBLIKA

Masuki Fase Wukuf, Sudah 92 Jemaah Haji Wafat

Makkah (PHU) — Musim haji mulai memasuki fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Jemaah dari berbagai negara mulai bergerak menuju Arafah pada hari ini, Ahad (19/08). Termasuk 203.351 jemaah reguler asal Indonesia yang dibagi dalam tiga termin keberangkatan yakni Pukul 07.00-12.00 WAS, pukul 12.00-16.00 WAS dan 16.00-18.00 WAS.

Sementara itu, Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), Ahad (19/08) pukul 09.00 WAS, sebanyak 92 jemaah asal Indonesia telah wafat. Sementara 212 jemaah sedang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dan RS Arab Saudi. Bagi jemaah sakit, besok saat puncak wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah akan disafariwukufkan.

Adapun rincian 92 jemaah yang wafat sebagai berikut:

Madinah:
1. Sukardi Ratmo Diharjo (JKG-1) wafat pada 18 Juli 2018 di Masjid Nabawi (lalu dibawa di Klinik Kesehatan Haji/KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 59;
2. Hadia Daeng Saming (UPG-05) wafat pada 20 Juli 2018 ; di Klinik Bandara AMMA disebabkan cardiac arrest pada usia 73 tahun;
3. Ade Akum Dachyudi (67) asal Kloter JKS-13; wafat pada 23 Juli 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan isheamic heart disease pada usia 67 tahun;
4. Sunarto Sueb Sahad (SOC-15) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (perjalanan) disebabkan cardiovascular disease pada usia 57 tahun;
5. Siti Aminah Rasyip (SOC-05) wafat pada 23 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) karena acute ischemic heart disease pada usia 57 tahun;
6. Sanusi Musthofa Khafid (SUB-06) wafat pada 25 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan other obstructive pulmonary disease pada usia 73 tahun;
7. Katio Abdul Majid Simanjutak (MES-02) wafat pada 25 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 59 tahun;
8. Machyar Sahromi Muhammad Thaif (JKS-06) wafat pada 26 Juli 2018 di RSAS disebabkan acute myocardial infarokom pada usia 78 tahun;
9. Mohammad Sholeh bin Abu Bakar (SUB-23) wafat pada 27 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 74 tahun;
10. Nordiani Bahrani Kursani (BDJ-03) wafat pada 28 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 53 tahun;
11. Widodo Karto Semito bin Jimin (JKS-35) wafat pada 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan cardiac arrest pada usia 56 tahun;
12. Abdullah Noor bin Sidik (SOC-13) wafat pada 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan Cardiovascular Disease pada usia 72 tahun;
13. Rasnam Ponidjan (SUB-23) wafat 29 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan isheamic heart disease pada usia 64 tahun;
14. Adang Aliyudin Satibi (JKG-05) wafat 30 Juli 2018 pukul 09.15 disebabkan shock kardiogenic di RS King Fahd Madinah pada usia 61 tahun;
15. Ame Omon Jasan (JKS-31) wafat 30 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 55 tahun;
16. Dadang Saepulloh Abdullah (JKS-003) wafat 31 Juli 2018 pukul 08.41 WAS di RS King Fahd Madinah disebabkan shock hypovolemik pada usia 57 tahun;
17. Daklan Mustopa Kholil (JKS-38) wafat 31 Juli 2018 di KKHI Madinah (pemondokan) disebabkan cardiovascular diseases pada usia 58 tahun;
18. Sujatmin Siswo Taruno (SOC-26 ) wafat 1 Agustus 2018 pukul 02.00 WAS di KKHI Madinah disebabkan chronic obstructive pulmonary disease (COPD) pada usia 86 tahun;
19. Budi Riyanti Asmi (PLM-05) wafat 1 Agustus 2018 di Masjid Nabawi (KKHI Madinah) disebabkan circulatory diseases pada usia 54 tahun;
20. Tohet Kuris Jamil (PLM-03) wafat 2 Agustus 2018 di RSAS (KKHI Madinah) disebabkan cardiac arrest pada usia 69 tahun.
21. Muhtarom Muh. Yasin Mursid (SOC-34) wafat 3 Agustus 2018 di hotel (KKHI Madinah) disebabkan ischeamic heart disease pada usia 82 tahun;
22. Mium Usup Dito Redjo (SUB-35) wafat 4 Agustus 2018 di rumah sakit (KKHI Madinah) disebabkan cardiopulmonary arrest pada usia 64 tahun;
23. Adenan Damud Asir (PDG-07) wafat 6 Agustus 2018 pada usia 72 tahun;
24. Sarun Karim Bakri (SUB-08) wafat 9 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 52 tahun;
25. Sugiati Nassa Petta Lolo (Haji Khusus/PT. Tazkiyah Global Mandiri) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular disease pada usia 60 tahun;
26. Subadi Minto Semito (PLM-08) wafat 12 agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 65 tahun;
27. Sunarni Sumantri Zakaria (Haji Khusus/PT. Arston Pesona Indonesia Tour) wafat 13 Agustus 2018 disebabkan cardiovascular diseases pada usia 62 tahun;
28. Iraja Lagening Labebang (BPN-02) wafat 15 Agustus 2018 disebabkan infectious and parasitic diseases pada usia 68 tahun; Makkah:
29. Supriyati Teguh Adam (SOC-5) wafat 29 Juli 2018 pukul 23.30 WAS di KKHI Makkah disebabkan acute pulmonary lung disease pada usia 51 tahun;
30. Zainal Abidin Yusuf (UPG-04) wafat 29 Juli 2018 di RSAS disebabkan infectious and parasatic diseases pada usia 60 tahun.
31. Supiyah Ngadiman Safei (JKG-11) wafat pada 2 agustus 2018 pkl 16.00 WAS di RSAS An Noor Makkah pada usia 65 tahun;
32. Jamiatun Waridin Suratman (SOC-52) wafat 2 Agustus 2018 pukul 13.30 WAS di Masjidil Haram Makkah pada usia 66 tahun;
33. Jene bin Sanusi Enon (JKS-11) wafat 2 Agustus 2018 pukul 19.25 WAS di RSAS An Noor Makkah pada usia 87 tahun;
34. Mukti Wibowo bin Martono (SOC-11) wafat 3 Agustus 2018 pukul 19.00 WAS di RSAS pada usia 69 tahun;
35. Bua Permata Uar bin Daing Matira (UPG-012) wafat 4 Agustus 2018 pukul 00.23 WAS di Masjidil Haram pada usia 58 tahun;
36. Busari bin Kasihan (SOC-004) wafat 4 Agustus 2018 pukul 08.23 WAS di RSAS pada usia 63 tahun;
37. Masriah binti Sejadi Tarsipin (SUB-046) wafat 4 Agustus 2018 pukul 14.00 Was di RSAS pada usia 59 tahun;
38. Bainah Siregar binti Banua Siregar (MES-008) wafat 5 Agustus 2018 pukul 06.20 WAS di RSAS pada usia 72 tahun;
39. Arif Hidayat bin Padli (JKS-027) wafat 5 Agustus 2018 pukul 11.30 WAS di pemondokan pada usia 60 tahun;
40. Rohanah binti Suhadmi Musani (JKS-057) wafat 5 Agustus 2018 pukul 10.00 WAS di RSAS pada usia 73 tahun;
41. Paisah binti Junaiddin Rangkuti (MES-003) wafat 6 Agustus 2018 pukul 10.03 WAS di RSAS pada usia 60 tahun;
42. Murti bin Wiji Tajid (SUB-047) wafat 7 Agustus 2018 pukul 23.51 WAS di RSAS pada usia 82 tahun;
43. Siti Ngaisah Yayah (PLM-001) wafat 7 Agustus 2018 pukul 13.45 WAS di RSAS pada usia 78 tahun;
44. Sikan Purwoprayitno Madjada bin Madjasa (SOC-016) wafat 8 Agustus 2018 pukul 01.05 WAS di pemondokan pada usia 78 tahun;
45. Jasmo Karmani Kami bin Karmani (SOC-061) wafat 9 Agustus 2018 pukul 03.15 WAS di Masjidil Haram pada usia 58 tahun;
46. Yurni binti Dja’far Abdullah (MES-012) wafat 9 Agustus 2018 pukul 05.00 WAS di pemondokan pada usia 68 tahun;
47. Djamaluddin bin Sangkala Liong (UPG-012) wafat 9 Agustus 2018 pukul 10.55 WAS di pemondokan pada usia 63 tahun;
48. Triyanto Citro Sukarto (SOC-44) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 57 tahun;
49. Suparto Katidjo Abdullah (BTH-13) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 64 tahun;
50. Rohmat Abdul Latif (SUB-54) wafat 9 Agustus 2018 pada usia 63;
51. Hardjono Hardjo Utomo (SOC-59) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 69;
52. Soeprat Moeri Karyani (SOC-54) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 69 tahun;
53. Ahmad Betong Ariih (JKG-29) wafat 10 Agustus 2018 pada usia 68 tahun;
54. Mat Kaer Iskak (SUB-09) wafat 11 Agustus 2018 di RSAS disebabkan circulatory disease pada usia 76;
55. Zaenal Maarif Abdullah (Haji Khusus/PT Patuna Mekar Jaya) wafat 7 Agustus 2018 di disebabkan cardivascular diseases pada usia 61 tahun;
56. Afandi Mukri Mufid bin Mukri (Haji Khusus/PT Citra Wisata Dunia) wafat 9 Agustus 2018 pukul 16.55 WAS di RSAS pada usia 64 tahun;
57. Mariso Bakri Amat (BPN-07) wafat 11 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiartory disease pada usia 56 tahun;
58. Aty Yuliana Kasmidi (UPG-14) wafat 11 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiartory disease pada usia 62 tahun;
59. Sara Basiru Duke (UPG-29) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovacular diseases pada usia 70 tahun;
60. Manyuzar Young Mansyur (MES-10) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 69 tahun;
61. Utin Risnarti Idris (BTH-16) wafat 12 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan malignant neoplasms (cancers) pada usia 55 tahun;
62. Mukhlis Teuku Usman Sarong (BTJ-05) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardivascular diseases pada usia 57 tahun;
63. Nizar Muhammad Syam Balikun (BTH-09) wafat 12 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 55 tahun;
64. Nurharini Adi Sukarta (SOC-23) wafat 13 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 67 tahun;
65. Madun Eri Markim (JKG-36) wafat 13 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan endocrine, nutritional and metabolic disease pada usia 68 tahun;
66. Mukit Ikin Paing (SUB-66) wafat 12 Agustus 2018 di KKHI Bandara disebabkan diseases of the genitourinary system pada usia 57 tahun;
67. Suherman Surmin Kasmin (JKS-12) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 66 tahun;
68. Suratman Muhanan Wirorejo (BTH-24) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan respiratory diseases pada usia 76 tahun;
69. Hamdani Fitri Syarkowi (JKG-35) wafat 13 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan infectious and parasit diseases pada usia 51 tahun;
70. Husni Thamrin Prabujaya (PLM-10) wafat 14 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 68 tahun;
71. Suyatno Sadi Abdullah (MES-09) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan digestive diseases pada usia 77 tahun;
72. Siti Chumaizah Djenal Sahlan (SUB-32) wafat 15 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan circulatory diseases pada usia 73 tahun;
73. Sudiqnyo Supadi Supodikromo (SUB-23) wafat 15 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular disesases pada usia 76 tahun;
74. Hartati Hasan Pate (UPG-34) wafat 14 Agustus 2018 di KKHI Bandara disebabkan respiratory diseases pada usia 39 tahun;
75. Isjono Namsori Kasidi (SOC-20) wafat 15 Agustus 2018 di RSAS Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 64 tahun;
76. Nordiana Hologau Tompon (SUB-66) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan cardiovascular diseases pada usia 73 tahun;
77. Saswadi Rabun Sutarana (SOC-91) wafat pada 15 Agustus 2018 di Masjid (KKHI Makkah) disebabkan cardiovascular disesases pada usia 74 tahun;
78. Tasmin Sudarmi Tasiran (SOC-60) wafat 15 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiratory diseases pada usia 65 tahun;
79. Saodah Taali Jaila (LOP-05) wafat 16 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan circulatory diseases pada usia 70 tahun;
80. Sutaman Sondong Leman (SOC-83) wafat 15 Agustus 2018 di KKHI Makkah disebabkan injury, poisioning and certain other consequences of external cau pada usia 75 tahun;
81. Sarika Sujana Sajan (JKS-80) wafat 16 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 54 tahun;
82. Nani Keman Abdul Rojak (JKS-03) wafat 16 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan respiratory diseases pada usia 60 tahun;
83. Muhammad Tahir Ahmad Mahmud (LOP-05) wafat 16 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 58 tahun;
84. Tri Widyatiningsih Mitrosumarjo (SOC-78) wafat 17 Agustus 2018 di RSAS disebabkan respiratory diseases pada usia 57 tahun;
85. Abdul Muis Sjamsul Bahri (JKS-83) wafat 17 Agustus 2018 di RSAS disebabkan cardiovascular diseases pada usia 62 tahun; dan
86. Ridwan Usman Abdurrahman (PDG-06) wafat 17 Agustus 2018 di pemondokan disebabkan cardiovascular diseases pada usia 59 tahun;
87. Narsih Binti Sadipan (SOC-79) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 59 tahun;
88. Rusnati Binti Rali (JKS-88) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 78 tahun;
89. Sukiran Bin Sukino (JKG-39) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 67 tahun;
90. Badrut Tamam Siddiq (SUB-16) wafat 17 Agustus 2018 pada usia 60 tahun;
91. Suhatma Bin Tumin (JKG-63) wafat 18 Agustus 2018 pada usia 84 tahun; dan
92. Kismo Wiyono Joyo Dimejo (SOC-24).

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Kementerian Agama akan menjamin badal haji jemaah (haji reguler) yang meninggal sebelum proses haji. Nantinya keluarga dari jemaah yang meninggal akan mendapat sertifikat badal haji tersebut.(mch/ha)

KEMENAG RI

Rezeki yang Berkah

ALHAMDULILLAH. Semoga Allah Yang Maha Menatap, menggolongkan kita sebagai orang-orang yang istiqomah menjemput rezeki-Nya dengan cara-cara yang halal. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan sekalipun kita rahasiakan. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, kita menjemput rezeki, yang kita cari adalah keberkahannya. Nah, ini yang seringkali terlupakan. Pencuri juga berjumpa dengan rezekinya, tapi tidak berkah karena caranya haram. Kalau dia berikhtiar secara lurus dan jujur, pasti dia akan bertemu juga dengan rezekinya, rezeki yang halal dan berkah.

Allah Swt telah melimpahkan berbagai keperluan kita di semesta alam ini, hanya saja tinggal kita memilih mau yang halal ataukan yang haram, mau yang Allah ridhoi atau yang tidak Allah ridhoi. Pilih madu atau khamr, pilih daging sapi atau daging babi. Di sinilah letak ujiannya bagi kita.

Oleh karena itu, janganlah takut kehabisan rezeki. Tapi, takutlah kalau tidak ada keyakinan bahwa Allah Sang Penjamin Rezeki.

Jika kita menjemput rezeki dengan cara yang halal, yang Allah ridhoi, maka sebelum kita bertemu dengan yang akan kita jemput, maka Allah sudah melimpahi kita dengan rezeki-rezeki lain yang boleh jadi tidak kita sadari, yaitu rasa tenang.

Sedangkan jika kita menjemput rezeki dengan cara yang bathil, yang tidak Allah ridhoi, maka jauh sebelum kita bertemu dengan rezeki kita, kita sudah dihimpit dengan perasaan sempit, resah, tidak tenang. Ini yang sekarang kita kenal dengan jalan korupsi, jalan merampok, jalan membegal. Orang yang menempuh jalan ini mungkin akhirnya akan bertemu dengan rezekinya, tapi selama ia menempuh jalan itu, ia disiksa dengan rasa takut dan gelisah.

Jikapun kemudian ia mendapatkan apa yang ia kejar, maka ia tetap menderita karena rasa takut dan gelisah yang tak pernah hilang. Harta yang ia dapatkan adalah haram dan membuatnya derajat dirinya jatuh pada kehinaan. Belum lagi jika kemudian ia berurusan dengan hukum atas perbuatannya, semakin menderitalah dia.

Allah Swt. berfirman, “..Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..” (QS. Ar Rodu [13] : 11)

Ayat ini bisa kita amalkan pada cara kita dalam menjemput rezeki. Ketika kita ingin mengubah keadaan diri kita, maka manakah yang akan kita tempuh, jalan takwa ataukah jalan tidak takwa. Jika jalan yang pertama yang kita tempuh, maka Allah akan limpahi kita dengan ketenangan, yang kita dapatkan pun penuh keberkahan dan membuat kita meraih kemuliaan.

Namun, jika jalan kedua yang kita tempuh, maka dengan sendirinya kita bertemu dengan kegelisahan, ketakutan, yang kita dapatkan jauh dari keberkahan dan membuat kita jatuh pada kehinaan. Naudzubillahi mindzalik.

Semoga kita termasuk orang-orang yang mau dan mampu menjemput rezeki Allah yang halal dengan cara-cara yang Allah ridhoi. Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

 

INILAH MOZAIK

Abdullah bin Salam, Penghuni Surga yang Ada di Bumi

ABDULLAH bin Salam adalah salah seorang ulama kaum Yahudi di Madinah. Ketika Nabi SAW telah sampai di Madinah, ia penasaran dengan pengakuan kenabian beliau tersebut. Karena itu ia segera menemui beliau.

Sebagian riwayat menyebutkan, ia telah siap menyambut dan menemui beliau di Quba karena telah mengetahui rencana kedatangan beliau, riwayat lain ketika Nabi SAW telah tinggal di Madinah.

Ketika telah bertemu beliau ia berkata, “Sesungguhnya aku akan bertanya kepadamu tentang tiga hal, yang tidak diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Yakni, apakah permulaan tanda-tanda kiamat, apakah makanan pertama yang dimakan penduduk surga, dan apa sebabnya anak menyerupai ayahnya dan juga ibunya?”

Nabi SAW tersenyum mendengar penuturan tersebut dan berkata bahwa Malaikat Jibril baru saja memberitahukan tentang perkara-perkara tersebut. Tetapi Abdullah bin Salam menyatakan bahwa Malaikat Jibril tersebut adalah musuh dari kaum Yahudi, karena itu ia tidak percaya dengan penuturannya.

Sekali lagi beliau tersenyum tanpa terlalu mendebatnya, kemudian bersabda, “Adapun permulaan tanda kiamat, adalah munculnya api yang mengumpulkan manusia dari arah timur ke barat. Dan makanan pertama dari penduduk surga adalah tambahan hati ikan Hut. Mengenai keserupaan seorang anak, apabila air mani (sperma) sang bapak mendahului air mani (sel telur) sang ibu, maka anak tersebut akan menyerupai bapaknya. Sebaliknya, jika air mani (sel telur) ibunya mendahului air mani (sperma) bapaknya, maka anak tersebut akan menyerupai ibunya.”

Begitu jawaban melalui Malaikat Jibril tersebut disampaikan, Abdullah bin Salam langsung mengucap syahadat untuk memeluk Islam tanpa sedikit pun keraguan. Kemudian ia berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang Yahudi itu kaum pendusta. Jika mereka mengetahui keislamanku sebelum engkau bertanya kepada mereka, tentu mereka akan menyebutku pendusta.”

Tidak berapa lama, beberapa orang Yahudi mendatangi Nabi SAW, segera saja Abdullah bin Salam bersembunyi. Beliau bertanya kepada mereka, “Bagaimana kedudukan Abdullah bin Salam di antara kalian?”

Merekapun menjelaskan, “Dia adalah orang yang terpandai di antara kami, dan anak dari orang yang terpandai di antara kami. Dia adalah orang yang terbaik di antara kami, anak dari orang yang terbaik di antara kami.”

“Bagaimana pendapat kalian jika Abdullah bin Salam telah memeluk Islam?” Nabi SAW bertanya. Mereka menjawab, “Semoga Allah melindunginya dari hal tersebut. ”

Mereka mengulang ucapan tersebut sampai dua atau tiga kali. Segera saja Abdullah bin Salam keluar dari persembunyiannya dan mengucapkan syahadat menyatakan dirinya sebagai seorang muslim di hadapan kaumnya. Benarlah apa yang dikatakan Abdullah bin Salam sebelumnya. Segera saja mereka mencaci maki dirinya, dan berkata kepada Nabi SAW, “Dialah orang yang terburuk di antara kami, anak dari orang yang terburuk di antara kami.”

Sahabat Sa’ad bin Abi Waqqash pernah menyatakan, bahwa Nabi SAW menyebutkan Abdullah bin Salam adalah seorang penghuni surga yang sedang berjalan di muka bumi. Abdullah bin Salamlah yang dirujuk sebagai saksi dari Bani Israil yang mengakui kebenaran Islam, seperti disebutkan dalam surah al Ahqaf 10 : “Wa syahida syahidun min bani israa-ila ‘alaa mitslihii fa aamanna” (Dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui [kebenaran] yang serupa dengan [yang tersebut dalam] Al Quran lalu dia beriman).

Setelah keislamannya tersebut, Abdullah bin Salam mengajak dua keponakannya, Salamah dan Muhajir untuk memeluk Islam. Ia berkata, “Kalian berdua tahu bahwa Allah telah berfirman dalam Taurat, bahwa Dia akan mengutus dari keturunan Ismail, seorang Nabi bernama Ahmad. Siapa yang mengikutinya ia telah mendapat hidayah, dan siapa yang tidak iman kepadanya akan dilaknat. Hendaklah kalian memeluk Islam”

Maka Salamah memeluk Islam dan Muhajir menolaknya. Menurut satu riwayat, peristiwa ini menjadi asbabun nuzul dari Surah Al Baqarah ayat 130.

 

INILAH MOZAIK

Tempat Berdo’a Paling Mustajab di Makkah

Keistimewaan Berdoa di Makkah 
Umroh dan haji merupakan ibadah istimewa. Ketika berdoa di baitullah saat melaksanakan rangkaian ritual haji dan umroh para jamaah selalu menyempatkan berdoa di tempat berdoa paling mustajab di Makkah. Tak jarang sanak saudara dan tetangga menitipkan doa kepada mereka yang berangkat haji atau umroh dengan keyakinan doa tersebut akan segera dikabulkan.

Keistimewaan umroh dan haji ini tertera dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Majah yang intinya menyatakan janji Allah bahwa Ia akan mengabulkan doa, memberikan apa yang diminta jika doa tersebut dipanjatkan saat melaksanakan ibadah haji dan umroh.

Tempat Berdoa Paling Mustajab di Makkah
Di Madinah tempat berdoa paling mustajab adalah Raudhoh. Di Makkah terdapat beberapa tempat berdoa paling mustajab yaitu:

1. Multazam
Multazam adalah tempat yang berada di antara Hajar Aswad dan pintu Kabah. Tempat ini diyakini oleh para ulama dari berbagai mazhab sebagai tempat paling mustajab untuk berdoa. Keyakinan ini berdasar pada hadits riwayat sahabat Abdullan Bin Abbas yang diriwayatkan dalam hadits riwayat Ahmad “Multazam adalah tempat dikabulkannya doa. Tak ada satu pun doa seorang hamba di Multazam kecuali akan dikabulkan” Maka setiap kali umroh dan berhaji para jamaah berdesakan di Multazam dengan harapan akan dikabulkan.

2. Hijir Ismail
Hijir Ismail merupakan tempat favorit kedua untuk berdoa. Seringkali jamaah harus berdesakan demi mendirikan sholat sunnah dan berdoa di Hijir Ismail. Dahulu Hijir Ismail adalah bagian dari Kabah. Sholat di Hijir Ismail sama dengan sholat di dalam Kabah. Namun ada baiknya ketika menunaikan sholat di Hijir Ismail menghadapnya tetap ke arah Kabah sebab tidak semua orang paham bahwa Hijir Ismail pernah menjadi bagian dari Kabah sehingga diperbolehkan menjadi arah sholat.

3. Talang Emas (di bawah pancuran)
Di area Hijir Ismail ada sebuah tempat yang pernah digunakan sebagai tempat tinggal Hajar dan Ismail. Tempat ini kini ditandai dengan sebuah pancuran yang terbuat dari emas. Di bawah pancuran talang emas terutama ketika turun hujan para jamaah haji dan umroh berebut untuk berdoa dengan keyakinan cepat dikabulkan

4. Di belakang maqom Ibrahim
Para jamaah umroh dan haji biasa berdoa di bagian belakang maqom Ibrahim setelah melaksanakan thawaf. Maqom Ibrahim bukan makam atau kuburan namun merupakan tempat nabi Ibrahim pernah berdiam.

5. Saat mengerjakan sai
Sai merupakan rangkaian ibadah umroh dan haji. Saat mengerjakan sai diyakini doa-doa lebih mustajabah. Maka salah satu tempat berdoa paling mustajab di Makkah adalah tempat saat melakukan ibadah sai. Sai memang bukan bagian dari masjidil Haram. Sejarah Sai merupakan contoh perjuangan demi melindungi keluarga. Sai meneladani perjuangan Hajar dalam mencari air demi Ismail kecil yang menangis kehausan. Sai adalah perjuangan.

Hajar berlari-lari hingga tujuh kali bolak-balik antara bukit Shofa dan Marwah. Perjuangan Hajar tanpa berkeluh kesah dan tetap berharap ridho Allah. Maka perjuangan inilah yang menjadi tauladan bagi para jamaah umroh dan haji untuk tak mengenal lelah ketika harus beribadah. Sama seperti keyakinan Hajar para jamaah haji dan umroh juga berkeyakinan bahwa doa-doa yang dilantunkan selama berlari-lari kecil ketika sai akan dikabulkan Allah.

6. Di bukit Shafa
Bukit Shafa merupakan tempat dimulainya ibadah Sai. Sebelum ritual Sai dimulai para jamaah umroh dan haji para jamaah biasa berdoa di bukit Shafa. Jika ada tempat paling mustajab untuk berdoa yang berada di luar wilayah Masjidil Haram maka bukit Shafa lah tempatnya.

7. Di Bukit Marwah
Marwah adalah lokasi Sai berakhir. Di bukit Marwah saat putaran terakhir Sai para jamaah akan bertahallul atau memotong rambut. Seperti halnya bukit Shofa dan lokasi tempat berlari-lari kecil Sai, bukit Marwah adalah tempat yang mustajab untuk berdoa.

Tempat-tempat berdoa paling mustajab di Makkah menjadi favorit para jamaah haji dan umroh untuk berdoa. Namun bukan berarti di luar lokasi tersebut doa-doa tidak dikabulkan Allah. Adalah kewajiban setiap makhlukNya sebagai orang beriman untuk senantiasa bertawakal setelah ikhtiar. Ketika berdoa di tempat-tempat tersebut pun harus disertai perasaaan harap-harap cemas doa dikabulkan. Tempat berdoa paling mustajab tersebut diyakini mempermudah doa diijabah Allah berdasarkan tauladan dari Rasulullah dan para tabiin.

Namun hendaknya ketika berdoa tidak perlu merugikan orang lain dengan berdesakan dan saling mendorong agar tidak timbul kericuhan. Terkabulnya doa merupakan hak Allah sepenuhnya. Otoritas yang tidak bisa ditawar. Jangan sampai bersuudzon, mencela Allah apabila doa yang dilantunkan di tempat-tempat mustajabah ternyata tak kunjung dikabulkan. Karena doa yang tak dikabulkan bisa saja diganti menjadi sesuatu yang lebih baik atau akan diberikan kebaikan di akherat sebagai pengganti doa di dunia.

Di Mana Doa Paling Mustajab di Hijir Ismail?

Bagi umat Muslim, nama Hijir Ismail tidak asing lagi. Hijir Ismail adalah bagian  dari kabah (kira-kira 3 meter). Oleh sebab itu tidak sah thawaf seseorang jika hanya mengelilingi Ka’bah tanpa mengelilingi Hijir Ismail.

Walau posisinya di luar Ka’bah, Hijir Ismail masih merupakan bagan dari ka’bah. Di dalam Hijir Ismail yang kecil itulah orang berebutan masuk, shalat dan berdoa meminta apa saja sesuai dengan hajat masing-masing. Konon do’a yang paling mustajab di Hijir Ismail dilakukan di bawah talang air.

Setengah lingkaran Hijir Ismail membentang sepanjang 21,57 meter. Garis tengah dari Rukun Hajar Iraqi dan Rukun Syami 11,94 meter, dan dari dinding Ka’bah ke bagian dinding dalam 8,42 meter. Lebar kedua sisi pintunya 2,29 meter, panjang dari pintu ke pintu 8,77 meter. Di dalam Hijir Ismail yang kecil itulah orang berebutan masuk, shalat dan berdoa meminta apa saja sesuai dengan hajat masing-masing. Konon do’a yang paling mustajab di Hijir Ismail dilakukan di bawah talang air.

Sejak fisik bangunannya terpisah dari Ka’bah, Hijir Ismail mengalami perbaikan. Dan orang yang pertama kali memperbaiki Hijir Ismail dengan memasang marmer pada pilar Hijir adalah Abu Ja’far Manshur, khalifah Bani Abbasiah, pada 140 Hijriyah. Demikian seterusnya Hijir Ismail mengalami pembaharuan dari tahun ke tahun sampai sekarang ini.

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail telah membangun Ka’bah secara sempurna termasuk di dalamnya Hijir ini. Kemudian dinding Ka’bah sempat roboh akibat bekas kebakaran dan banjir yang menerjangnya. Kemudian pada tahun 606 Masehi, kaum Quraisy merobohkan sisa dinding Ka’bah lalu merenovasi kembali.

Akan tetapi, karena kekurang dana yang halal untuk menyempurnakan pembangunan sesuai pondasi yang dibangun Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, akhirnya mereka mengeluarkan bagian bangunan Hijir dan sebagai gantinya mereka membangun dinding pendek, sebagai tanda bahwa ia termasuk di dalam Ka’bah.

Hal ini dilakukan karena mereka telah memberikan syarat pada diri mereka sendiri untuk tidak akan menggunakan dana untuk pembangunan Ka’bah kecuali dari dana yang halal. Mereka tidak menerima biaya dari hasil pelacuran, tidak juga jual beli riba dan tidak juga dana dari menzalimi seseorang.

Hijir Ismail terletak disebelah utara Ka’bah, dilingkari oleh tembok lebar (Al-Hathimu). Hijir Ismail setiap saat dipenuhi hamba-hamba Allah, terutama ketika musim haji. Di tempat ini jamaah haji melakukan shalat, berdoa dan sebagainya.

Tempat ini sama mulianya dengan di dalam Ka’bah. Diriwayatkan bahwa pada suatu hari Siti Aisyah ingin sekali memasuki Ka’bah dan beribadah di dalamnya, lalu Rasulullah SAW memerintahkan masuk Hijir Ismail saja dan tidak ke dalam Ka’bah, sebab shalat atau beribadah di Hijir Ismail sama dengan di dalam Ka’bah.

 

REPUBLIKA

Muasassah Berikan Jemaah Haji Batu Kerikil Untuk Lontar Jumrah

Makkah (PHU)—Puncak prosesi ibadah haji tinggal menunggu hari, persiapan demi persiapan sudah dilakukan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terutama persiapan di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina).

Terobosan-terobosan baru demi melayani dan memudahkan jemaah terus dilakukan saat jemaah berada di Armina. Khsusunya di Arafah terobosan baru tersebut antara lain penambahan urinoir, penggunaan lampu LED saat wukuf, penyediaan sabun pencuci tangan dan penambahan toilet portable.

Untuk di Muzdalifah, ada beberapa terobosan baru yang dapat dirasakan jemaah haji antara lain, penyediaan karpet sebagai alas duduk jemaah, tahun lalu jemaah haji Indonesia hanya diberikan karpet 50%, tahun ini Muasassah akan menjanjikan seluruh jemaah akan diberikan karpet sebagai alas duduknya saat berada di Muzdalifah.

“Kalau tahun yang lalu ada alas untuk duduk jemaah yaitu karpet, tahun lalu masih 50% tahun ini muasassah menjanjikan akan seluruhnya akan diberi alas karpet,” kata Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis beberapa waktu lalu.

Terobosan selanjutnya adalah tahun ini Muasassah akan memberikan satu bungkus batu kerikil kepada jemaah untuk lontar jumrah, jadi jemaah kini tidak perlu lagi memungut, mengumpulkan lalu membawanya batu dari Muzdalifah.

“Jemaah haji akan diberikan batu kerikil untuk melaksanakan lontar jumrah, sehingga kini jemaah tidak perlu lagi memungut, mengumpulkan lalu membawa batu, kerena setiap jemaah akan diberikan satu bungkus batu saat di Muzdalifah,” kata Sri Ilham.(mch/ha)

 

KEMENAG RI

Hindari Dehidrasi, Jamaah Haji Diminta Perbanyak Minum Air Putih

Jamaah haji diminta untuk memperbanyak minum air putih selama menjalani proses ibadah haji. Direktur Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Madinah, dr. Muhammad Yanuar, Sp.P mengatakan di KKHI terdapat pasien psikiatri akibat dehidrasi yang seolah-olah mengalami gangguan jiwa.

Yanuar menjelaskan, Tim Gerak Cepat (TGC)  menemukan jemaah tersebut sedang mengamuk di jalan. Kondisi itu yang membuat pihaknya meminta para jamaan untuk lebih memperbanyak minum air putih.

“Ini ciri khas orang yang mengalami dehidrasi. Seolah-olah mengalami gangguan jiwa, padahal karena kekurangan minum,” kata Yanuar melalui keterangan pers.

Tim TGC kemudian membawa jemaah tersebut ke KKHI. Setelah diinfus dan diberi obat, diketahui jamaah tersebut mengalami dehidrasi. Pentingnya perbanyak minum air putih dinilai membantu para jamaah terhindar dari dehidrasi di tengah cuaca yang terik.

”Orang Indonesia biasanya takut banyak minum karena takut buang air kecil. Padahal di Masjid Nabawi banyak toilet dan jarak ke hotel pun dekat. Kecuali kita punya penyakit tertentu yang tidak boleh banyak minum,”  terang dia.

Sementara, jika menemukan jamaah dengan kondisi seperti ini, Yanuar menganjurkan agar jamaah dibawa ke KKHI atau ke RS Arab Saudi Al Anshor yang jaraknya lebih dekat dari Masjid Nabawi. Untuk pasien yang dibawa ke RS Arab Saudi cukup menunjukkan gelang sebagai identias. Untuk itu Yanuar meminta agar jemaah jangan sampai bertukar gelang untuk kenang-kenangan.

”Identitas kita adalah gelang. Jangan sampai jamaah haji gelangnya ditukar, nanti bisa repot. Karena di gelang ada nama dan Kloternya. Ada jemaah yang saling bertukar gelang hanya karena ingin menyampaikan kenang-kenangan,” tandasnya.

Tersenyumlah, Matahari Terbit Seperti Biasa

SELAMA memiliki Allah, janganlah pernah putus asa. Teruslah berharap dengan doa dan usaha demi mewujudkan cita-cita. Jangan pernah putus asa karena putus asa itu menyalika orang tak beriman. Yakinlah bahwa selalu saja jalan keluar. Kalau belum menemukan jalan keluar, minimum masih selalu ada jalan lewat. Jalani saja, karena selama jantung berdetak, jalan lewat masih terus terbuka.

Laksanakan apa yang menjadi tugas, penuhi apa yang menjadi kewajiban. Baik tugas dan kewajiban kepada Allah maupun tugas dan kewajiban kepada manusia dan alam sekitar. Setelah tugas dan kewajiban selesai, barulah kita berhak bicara hak, termasuk hak menjadi bahagia. Bahagia dengan segara bagiannya tak mungkin tercipta tanpa berdirinya tiang-tiang yang disebut rukun bahagia. Masih ingat kan rukun bahagia?

Mungkin masih ada yang merasa stress dan tak mampu lagi hidup. Apa ya? Beranikah mati? Ternyata masih setengah-setengah, mati tak hendak mati tak mau.

Stres benar? Ada nasehat bagus dari ahli terapis pijat: “Jewer daun telinga Anda dengan lembut dan geser jeweran tersebut seperti lingkaran pada arah yang berlawanan dalam hitungan 10. Perpindahan gerakan pada membran tentorium di kepala tersebut dapat meredakan stres.” Tak percaya? Cobalah. Toh juga gratis.

Tolong diperhatikan. Pastikan yangbkita jewer adalah telinga kita sendiri, bukan telinga orang lain. Jewerannya dengan lembut, bukan keras. Kalau keliru telinga dan keliru cara, bisa nambah stress. Hahaha, tersenyumlah.

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

INILAH MOZAIK