Berikut ini adalah doa ketika susah tidur dari Rasulullah. Peristiwa tersohor seputar latar belakang doa ketika susah tidur ini berasal dari Sahabat Zaid bin Tsabit ra. Sahabat pencatat wahyu itu mengadukan kegusaran yang menimpanya kepada Nabi Muhammad SAW terkait susah tidur.
Rasulullah SAW pun mengajarkan beliau sebuah doa. Setelah beliau mengamalkan doa tersebut, penyakit susah tidurnya sembuh dengan izin Allah SWT. Begitu diceritakan dalam salah satu riwayat oleh Ibnu Sunni.
Inilah lafadz doa itu:
اللَّهُمَّ غارَتِ النُّجومُ، وهَدأَتِ العُيونُ، وأنت حَيٌّ قيُّومٌ لا تأْخُذُك سِنةٌ ولا نومٌ، يا حَيُّ يا قيُّومُ، أهْدِئْ لَيْلِي، وأنِمْ عَيْنَيَّ
Allahumma Gharati annujumu wahadati al ‘uyuni, wa anta hayyun qayyum la takhuzuka sinatun wa la naum, ya hayyun ya qayyum, ahdi laili, wa anim ‘ainayya
Artinya: “Ya Allah, telah tenggelam segala bintang, telah terlelap dengan tenang segenap mata. Sementara Engkau Maha Hidup dan Maha Perkasa. Engkau tidak dipengaruhi kantuk dan tidur. Wahai Dzat yang Maha Hidup dan Maha Perkasa, tenangkan malamku dan tidurkan kedua bola mataku.”
Kisah lain seputar doa penawar ketika dihinggapi susah tidur, datang dari Sahabat Khalid bin Walid ra. Pahlawan jihad itu juga pernah mengadukan kondisi susah tidur kepada Rasulullah SAW. Kepada beliau, Rasulullah SAW mengajarkan sebuah doa untuk melerai kondisi yang beliau derita. Riwayat ini diceritakan oleh Ibnu Hibban.
Lafaz doa ketika susah tidur yang diajarkan Rasulullah kepada beliau adalah:
‘Audzu bi kalimatillahi at tammati min ghadabihi wa ghadabihi wa ‘iqabihi wa syarri ‘ibadihi, min hazamati asysyaitoni wa an yahdurna
Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemarahan, siksaan dan kejahatan hamba-hamba-Nya, dan dari godaan-godaan setan serta kehadirannya di hadapanku.”
Masih dari sahabat Khalid bin Walid ra, salah satu riwayat menceritakan bahwa beliau diajarkan oleh Rasulullah SAW doa untuk mengatasi kesulitan tidur yang beliau derita. Riwayat ini sebagaimana ditulis oleh Imam Tirmidzi. Lafadz doanya sebagai berikut:
اللَّهمَّ رَبَّ السمواتِ السبعِ وما أظلَّتْ، وربَّ الأرَضينِ وما أقلَّتْ، وربَّ الشياطينِ وما أضلَّتْ، كنْ لي جارًا من شرِّ خلقِكَ كلّهم جميعاً أنْ يَفْرُطَ عليَّ أحدٌ منهم وأنْ يَبْغِيَ عَلَيَّ عَزَّ جَارُكَ وجَلَّ ثَنَاؤُكَ ولَا إلٰهَ غَيْرُكَ وَلَا إلٰهَ إلَّا أنْتَ
Allahumma rabba as samawati as sab’i wa ma azallat, wa rabba ardina wa ma akallat, wa rabba adhallat, kun lu jaran min syarri kholkika kulluhum jamian an yafruta alayya ahadun minhum wa anyabgiya alayya ‘azza jaruka wa jalla tanauka wa la ilaha ghairuka wa la ilaha illa anta
Artinya: “Ya Allah, Tuhan tujuh lapis langit dan apa yang menaunginya, Tuhan tujuh lapis bumi dan apa yang ada di dalamnya, serta Tuhan setan dan apa yang tersesat. Jadikanlah untukku pelindung dari kejahatan seluruh makhluk-Mu, yang ingin melakukan kejahatan kepadaku, serta melakukan makar kepadaku. Sungguh mulia perlindungan-Mu, sungguh agung pujian kepada-Mu, tidak ada tuhan selain Engkau, dan tidak ada Tuhan kecuali Engkau.”
Itulah doa-doa untuk mengatasi susah tidur atau lazim disebut insomnia, yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Doa-doa tersebut bisa dipraktekkan sekaligus ataupun pilihan. Namun jika insomnianya berasal dari kecemasan berlebihan (overthinking), salah satu doa yang diajarkan kepada sahabat Khalid bin Walid ra itu, tepat jadi pilihan. Sebagaimana rekomendasi ulama lainnya.
Semua doa-doa ini dikutip dari Kitab al-Azkar Imam Nawawi. Sekalipun seluruh doa-doa ini status periwayatannya dha’if, tetapi tetap boleh diamalkan. Karena riwayat-riwayat yang dikutip Imam Nawawi dalam kitabnya tersebut, termasuk doa-doa di atas, merupakan hasil seleksi yang sudah disesuaikan dengan syarat-syarat kebolehan beramal. Sebagaimana diterangkan Imam Nawawi di awal kitab tersebut.
Demikian penjelasan terkait doa ketika susah tidur dari Rasulullah. Semoga bermanfaat.
PRU (Pilihan Raya Umum) ke-15 di Malaysia tahun lalu, mempertontonkan kentalnya isu politik identitas di negara jiran itu. CIJ [The Center for Independent Journalism) Malaysia mencatat; sepanjang tempo masa kampanye sampai beberapa hari setelah PRU (20 Oktober hingga 26 November 2022), terdapat 91.417 postingan berbau politik identitas. Angka-angka itu merupakan kalkulasi dari temuan 66.933 postingan unsur etnis ditambah 24.484 postingan memuat isu agama.
CIJ menghimpun data itu setelah memantau berbagai platform yang dimanfaatkan selama PRU. Pantauan juga dilakukan terhadap media sosial seperti tiktok, facebook, twitter dan tiktok. Sialnya ditemukan; penabur utama tajuk politik identitas di berbagai platform itu adalah para politisi.
Populernya tajuk politik identitas pada PRU 15 itu menegaskan kembali catatan polarisasi masyarakat di Malaysia, setelah sempat mereda pada PRU sebelumnya; tahun 2018. Faktor pengiring bergulirnya kembali bola panas politik identitas pada PRU itu adalah penurunan batas umur pemilih menjadi 18 tahun untuk pertama kali. Faktor itu berjalan seiring dengan terampilnya generasi belia dalam menyetel medsos seperti Tiktok.
Peserta PRU 15 di Malaysia
PRU di Malaysia sama seperti Pemilu (Pemilihan Umum) di Indonesia, instrumen demokrasi yang diserahi mandat menyeleksi wakil rakyat yang akan duduk di Parlemen. Bedanya, PRU di Malaysia menggunakan sistem distrik (single-member constituency), dimana sebuah partai politik atau koalisi partai politik hanya meletakkan satu calon untuk satu daerah pemilihan. Sementara Pemilu di Indonesia menggunakan sistem proporsional (multi-member constituency), partai politik menyerahkan sederet daftar nama calon untuk satu daerah pemilihan.
Dalam sistem sistem pemilihan distrik, rivalitas antar partai politik atau koalisi partai politik mencolok benar. Partai politik menjadi faktor penting pengunci kemenangan. Diatas tajuk-tajuk besar yang diperkenalkan partai politik itulah, masing-masing calon memainkan peranan menyabet dukungan pemilih.
Sejak awal pengumuman PRU, 20 Oktober tahun lalu, tiga koalisi besar partai politik mendominasi lajunya tajuk-tajuk populer masa kampanye di seluruh Malaysia. Gabungan pertama BN (Barisan Nasional), kedua PN (Perikatan Nasional), ketiga PH (Pakatan Harapan). Kecuali itu, Negara Bagian Serawak punya corak politiknya sendiri.
Koalisi partai politik BN merupakan koalisi berbasis etnis. Kita bisa lihat itu dari nama-nama partai politik yang menyertai koalisi ini; UMNO singkatan dari United Malays National Organisation, partai MIC singkatan dari Malaysian Indian Congress, partai MCA singkatan dari Malaysian Chinese Association. Koalisi ini telah memerintah Malaysia selama enam dekade sejak merdeka.
Koalisi partai politik PN merupakan koalisi baru yang dibentuk setelah krisis politik di Malaysia pada tahun 2020. Koalisi ini dipimpin oleh dua partai besar; PAS (Partai Islam Se-Malaysia) dan PPBM (Partai Pribumi Bersatu Malaysia). Koalisi ini berhasil mendudukkan Muhyiddin Yassin menjadi Perdana Menteri Malaysia kedelapan selama 18 bulan (Maret 2020 – Agustus 2021).
Tajuk yang diserakkan oleh simpatisan koalisi itu selama PRU 15 adalah Melayu-Islam. Meskipun di dalam koalisi itu terdapat partai politik yang didominasi etnis China; Partai Gerakan Rakyat Malaysia. Tetapi partai itu terlihat seperti melukut di tepi gantang dalam koalisi tersebut.
Sedangkan koalisi partai politik PH melabeli diri sebagai penggasak politik identitas (populer disebut politik perkauman di Malaysia). Koalisi ini dipelopori tiga partai besar; PKR (Partai Keadilan Rakyat), DAP (Demokratic Action Party), dan PAS (Partai Amanah Negara). Koalisi ini diejek sebagai liberal dalam beberapa rujukan seputar PRU 15.
Politik Identitas dan Golnya
Tajuk kerusuhan 13 Mei 1969, menjadi populer selama PRU 15 di Malaysia. Berdasarkan pantauan media Malaysia AstroAwani.com, tajuk itu sengaja dipromosikan oleh beberapa akun di TikTok. Konten itu berhasil mendulang ratusan ribu pemutaran.
Kerusuhan 13 Mei 1969 merupakan kerusuhan melibatkan etnis Melayu dan China di Kuala Lumpur, Malaysia. Peristiwa itu menelan ratusan korban. Kerusuhan tersebut berakar pada suatu peristiwa politik setelah PRU di masa lalu.
Apapun niat awal konten itu dinaikkan, pada tahap tertentu telah digunakan untuk memantik api politik identitas. Karena kerusuhan 13 Mei 1969 itu, berawal dari keberhasilan pertama partai politik China menggembosi dominasi partai politik UMNO dan koleganya di Parlemen Malaysia. Sekalipun UMNO tetap keluar sebagai pemenang PRU kala itu.
Sentimen tentang kecemasan kejadian itu berulang, diapikan berbarengan dengan sentimen kecemasan hilangnya kekuasaan politik Melayu-Islam di Malaysia. Tujuannya untuk menggasak partai politik yang bekerja sama dengan partai dominasi etnis China. Meskipun masing-masing gabungan, bekerja sama dengan setidaknya satu partai politik dominasi etnis China.
Sasaran yang diserbu sebenarnya para pemilih belia, yang pertama kali menggunakan hak pilihnya, setelah parlemen Malaysia menurunkan batas minimal umur pemilih dari 21 tahun menjadi 18 tahun, pada tahun 2019. Jumlah mereka tercatat sebanyak 4 juta dari 21,1 juta pemilih. Hampir seluruh mereka menggunakan aplikasi TikTok.
Usaha tersebut bekerja dengan baik, PRU 15 itu dilabeli sebagai “PRU TikTok” sebagaimana direkamkan media Malaysianow.com. Meskipun PRU 15 berakhir dengan tidak ada koalisi partai politik yang mendominasi kursi Parlemen Malaysia. Sehingga harus dibentuk sebuah pemerintahan campuran di Malaysia pada penghujung tahun lalu.
Meskipun PRU telah berakhir, hujatan-hujatan berbau agama dan etnis masih terus marak di berbagai media sosial rakyat Malaysia. Jika ketika PRU sengaja diproduksi oleh oknum politisi untuk meloloskan maksudnya, ujaran kebencian itu setelah PRU diproduksi secara natural.
Saya mengikuti secara virtual dua buah live kajian umum di Malaysia lewat kanal Youtube, pada awal tahun ini. Ketika menyimak kuliah umum itu, saya harus menutup kolom komentar. Kolom komentar yang berisi cacian sentimen agama dan etnis tanpa ujung, sangat mengganggu kekhusyukan. Padahal kajian umum itu disampaikan Syekh Ali Jum’ah bersama Habib Umar, satunya lagi Syekh Yusri Jabr al-Hasani. Ulama-ulama ini tidak ada kaitannya dengan PRU 15 itu.
Akhirnya
Pertama; wilayah Indonesia yang luas dan dihuni oleh lebih dari 622 suku-suku besar, memperlambat laju politik identitas berbau etnis. Nyatanya memang tidak ada partai politik nasional yang memperjuangkan kepentingan etnis tertentu.
Tetapi dengan sistem pemilu proporsional terbuka di Indonesia, isu etnis berpeluang menjadi agenda oknum kader partai. Karena kompetitor dalam sistem pemilu proporsional terbuka tidak hanya kader partai lain, kader partai yang sama dalam satu daerah pemilihan adalah kompetitor juga.
Kedua; politik identitas bertajuk agama berpeluang dijadikan agenda terselubung oleh partai politik tertentu, seperti pemilu 2019 lalu. Jika isu di Malaysia adalah ketertindasan Melayu-Islam, di Indonesia isunya ketertindasan orang Islam. Modalnya bisa jadi sentimen kecemasan terhadap kebangkitan komunis, faktor ekonomi yang didominasi non-muslim keturunan Tionghoa.
Ketiga; sentimen politik identitas itu seperti api dalam sekam, pada waktunya kobarannya bisa tidak terkendali. Tentu kita tidak ingin terulang tragedi kerusuhan Mei 1998 yang menyasar etnis Tionghoa sebagai korban. Efek dari sentimen anti-China yang ditabur beberapa tahun sebelum itu.
Keempat; penggunaan media sosial seperti TikTok, Twitter, Youtube dan WhatsApp sebagai alat kampanye telah dimulai. Penyebaran sentimen politik identitas lewat media tersebut, ekonomis dan efisien untuk menjangkau pemilih muda. Kasus PRU 15 di Malaysia harus kita ambil jadi pengajaran di pemilu 2024.
Kelima; yang seharusnya kita dengar dari politisi adalah visi bernegara yang lebih baik, bukan kobaran kecemasan atas nama agama, etnis, ras, atau kelompok. Mengutip Buya Syafii, pragmatisme politik yang tuna moral dan tuna visi adalah lahan subur politik identitas. Ketika pemodal menyerakkan uang pembeli suara rakyat, pada saatnya politisi melarat akan mengapikan sentimen politik identitas.
Seorang dokter asal Spanyol meninggalkan Kristen dan memilih Islam sebagai keyakinan yang ia anut. Dirinya merupakan lulusan Sekolah Yesuit St Stanislaus Koska di Malaga, Spanyol.
Ia adalah dokter bedah lulusan Universitas Complutense de Madrid (1973) serta merupakan seorang pakar di bidang neuropsikologi.
Bisa dikatakan bahwa perkembangan Islam di Spanyol tidak signifikan sebelum orang ini menjadi mualaf. Namun, Islam di Spanyol menjadi luar biasa usai orang ini menjadi bagiannya.
Francisco Escodero Pedati
Setelah masuk Islam dan menjadi mualaf pada tahun 1979, ia mengubah namanya dari Fransisco menjadi Mansur. Setahun kemudian pada 1980, Mansour mendirikan Komunitas Muslim Spanyol yang nantinya berganti menjadi Masyarakat Islam Spanyol.
Pria yang lahir pada 7 November 1947 kemudian menjadi salah satu pendiri Persatuan Institusi Agama di Spanyol, pendiri situs web “Islam” dan berpartisipasi dalam perjanjian kerjasama negara-negara Muslim dengan Asosiasi Islam di negara matador.
Mansur Escudero menjadi satu-satunya tokoh Islam Spanyol dalam “500 Tokoh Islam Paling Berpengaruh di Dunia”.
Istri
Sebelum ikut masuk Islam dan berganti nama menjadi “Sabura”, kami tidak menemukan catatan yang menyebutkan nama asli istri dari Mansur. Sabura turut terlibat dalam membantu perjuangan suaminya mengembangkan komunitas Islam dengan menjadi kepala editor di website Islam.
Pada 28 Oktober 1998, Sabura, istri Mansur Escodero, meninggal secara misterius, setelah ditikam secara brutal oleh pembunuh tak dikenal.
Meski begitu, kematian istrinya tidak membuatnya terintimidasi dan terus menyebarkan Islam tanpa henti.
Masjid Cordoba
Mansur terkenal karena perjuangannya menuntut hak agar umat Islam dapat sholat di masjid Cordoba, hal yang oleh esktrem kanan Spanyol tentang. Masjid Cordoba awalnya adalah sebuah gereja bernama St Vincent. Pada tahun 987 saat Islam mulai masuk ke Spanyol, Emir Abdurrahman membeli gereja tersebut dan mengubahnya menjadi masjid.
Namun, saat Kerajaan Kristen Spanyol menaklukkan Cordoba pada abad 13 mereka merebut dan mengubah masjid tersebut menjadi gereja dan melarang umat Islam beribadah di sana.
Surat ke Vatikan dan Demonstrasi
Mansur bahkan mengirim surat ke ‘Vatikan’ memintanya untuk campur tangan agar mengizinkan umat Islam di kota itu berdoa di masjid bersejarah terbesar di kota itu, yang berubah menjadi gereja setelah jatuhnya kota pada tahun 1236 M/633 Migrasi, tetapi permintaannya ditolak.
Tidak patah arang, Mansur bersama Muslim Spanyol melakukan bermacam cara. Salah satunya adalah aksi demonstrasi dengan menggelar sajadah dan sholat di tengah Masjid Cordoba.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Georgetown American Catholic Research University, di mana Mansur Escodero adalah “satu-satunya Muslim Hispanik” dalam daftar Muslim paling berpengaruh di dunia, menjadi anggota pendiri dan direktur beberapa lembaga Islam, dan upayanya yang berkelanjutan untuk menyebarkan Islam dan mempertahankannya, dan berusaha mendapatkan izin bagi umat Islam untuk berdoa di Masjid Cordoba.
Mansur Escodero wafat saat melaksanakan shalat Subuh pada 3 Oktober 2010 pada usia 63 tahun.
Kami mohon kepada Allah SWT untuk melimpahkan ampunan kepadanya
Semoga Allah memberinya firdaus tertinggi dan membalasnya dengan pahala terbaik atas apa yang telah dia berikan kepada Islam.*
Air zamzam tersebut sudah dikirim melalui Bandara Jeddah.
Jamaah haji Indonesia tak perlu khawatir dengan oleh-oleh air zamzam. Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyiapkan 10 liter air zamzam. Lima liter diterima di asrama begitu sampai di Tanah Air, tambahan lima liternya lagi akan diterima di kantor wilayah Kementerian Agama kabupaten/kota.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023 M/1444 H Haryanto mengatakan, untuk penambahan 5 liter air Zamzam tersebut, PPIH sudah mengirim 90 ribu galon ke Indonesia.
“Mulai hari ini sudah kita kirim air Zamzam untuk jamaah gelombang satu. Tentunya ini masih kurang dan akan didistribusikan terus hingga nanti jemaah memiliki 10 liter Zamzam per orang,” kata Haryanto di Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah, Jumat (14/7/2023).
Air Zamzam tersebut sudah dikirim melalui Bandara Jeddah. Untuk pembagiannya di Tanah Air, secara teknis diserahkan kepada embarkasi masing-masing jemaah.
“Tentunya nanti akan diberitahukan kepada jemaah setelah tiba di Tanah Air,” ucapnya.
Untuk pengambilan tambahan 5 liter air zamzam, jamaah atau perwakilannya harus menunjukkan paspor. Air zamzam diambil di kantor wilayah Kemenag kabupaten/kota tempat masing-masing jamaah.
Haryanto meminta jamaah bersabar untuk mendapatkan tambahan 5 liter air zamzam, karena masih dalam proses pendistribusian. Ia menjamin seluruh jamaah akan mendapatkan tambahan 5 liter air zamzam tersebut.
Direktur Bina Haji Kemenag Arsad Hidayat mengungkapkan, jamaah haji gelombang pertama yang sudah tiba di Tanah Air hingga Kamis malam sebanyak 62.615 jamaah dari 165 kloter. Sedangkan berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, hingga Jumat (14/7/2023) pukul 11.37 waktu Arab Saudi, jamaah yang sudah pulang ke Tanah Air sebanyak 65.539 dari 173 kloter. Semuanya merupakan jamaah haji gelombang satu yang pulang dari Bandara Jeddah.
Pemulangan jamaah haji gelombang pertama dari Bandara Jeddah akan berakhir pada 18 Juli 2023. Selanjutnya pemulangan akan berlangsung di Bandara Madinah, untuk jemaah haji gelombang dua.
Adapun total jamaah haji reguler 2023 sebanyak 209.782 orang. Mereka terbagi dalam 558 kloter. Sementara jumlah jemaah yang wafat hingga Jumat 14 Juli pukul 11.37 WAS, sudah bertambah lagi menjadi 616 orang.
”Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, supaya kamu mendapatkan keberuntungan.” (QS. Ali ‘Imran: 130)
”Jika kamu tidak mengerjakan (yaitu meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu. Kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (QS. Al-Baqarah: 279)
Seorang makhluk tidak akan pernah bisa memenangkan peperangan melawan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Hanya terdapat dua dosa yang pelakunya diancam dengan peperangan melawan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu memakan harta riba dan menyakiti wali Allah Ta’ala. [1]
”Orang-orang yang memakan (mengambil) riba, dia tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), ‘Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba.’ Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan) dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 275)
Allah Ta’ala mengancam dengan ancaman yang sangat keras, yaitu berada kekal di neraka, kepada seseorang yang kembali lagi memakan harta riba setelah dirinya diberi nasihat tentang haramnya memakan harta riba.
Para ulama berselisih pendapat apa makna firman Allah Ta’ala, ”Orang-orang yang memakan (mengambil) riba, dia tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.”
Di antara para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah orang yang memakan riba itu tidaklah bangkit dari kuburnya pada hari kiamat, kecuali dalam keadaan seperti orang gila. Sebagian lagi berpendapat bahwa maksudnya adalah orang yang memakan riba itu tidaklah melakukan transaksi riba, kecuali seakan-akan mereka itu orang gila yang tidak peduli dengan keadaan dan nasib orang lain karena sifat mereka yang sangat rakus.
Syekh Ibnu Utsaiminrahimahullah menjelaskan bahwa pendapat yang benar, jika satu ayat mengandung dua kemungkinan makna dan dua kemungkinan makna itu tidak saling bertentangan, maka ayat tersebut dimaknai dengan semua kemungkinan makna yang ada. Sehingga di dalam menafsirkan surah Al-Baqarah ayat 275 di atas, beliau membenarkan dua makna yang terdapat di kalangan para ulama tersebut.
Allah Ta’ala menyiksa orang yang berbuat maksiat setelah mereka menolak bertobat dari kemaksiatannya. Hal ini juga berlaku bagi pelaku riba yang diancam dengan peperangan melawan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Barangsiapa yang tetap memakan harta riba, maka mereka akan menjadi penghuni neraka. Inilah hukuman bagi pelaku riba di akhirat kelak.
Sedangkan hukuman baginya di dunia, Allah Ta’ala berfirman,
”Allah Ta’ala hancurkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. Al-Baqarah: 276)
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hancurnya harta riba adalah dengan:
Pertama, penghancuran yang sifatnya konkret.
Contoh penghancuran harta riba secara konkret adalah Allah Ta’ala menimpakan bencana dengan ditimpakan penyakit yang sangat parah kepada pelaku riba. Demikian pula, seluruh anggota keluarganya juga mengalami sakit yang serupa sehingga memerlukan banyak uang untuk membiayai pengobatan. Akhirnya, harta yang didapatkannya dengan riba akan habis dengan cepat. Atau Allah Ta’ala menimpakan kebakaran sehingga menghancurkan dan menghabiskan seluruh harta yang didapatkannya dengan jalan riba.
Kedua, penghancuran yang sifatnya abstrak.
Contoh penghancuran harta riba yang bersifat abstrak adalah seseorang yang mempunyai harta, akan tetapi dia pelit terhadap dirinya sendiri. Hartanya yang melimpah itu hanya disimpan sehingga dirinya bagaikan orang miskin yang tidak mempunyai harta. Keadaan orang ini lebih buruk dari keadaan orang yang benar-benar tidak memiliki harta. Dia tidak bisa merasakan manfaat harta tersebut, sehingga hancurlah hartanya. Contoh yang lain adalah dirinya menderita penyakit tertentu sehingga tidak boleh makan berbagai macam makanan yang lezat dan enak. Sehingga meskipun hartanya melimpah, dia tidak bisa memanfaatkan dan menikmati hartanya tersebut sedikit pun.
Semoga Allah Ta’ala menjaga dan melindungi kita semua. [2]
***
@Rumah Kasongan, 11 Dzulhijjah 1444/ 30 Juni 2023
Penulis: M. Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] Dari sahabat Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa Allah Ta’ala berfirman, ”Barangsiapa memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan peperangan kepadanya.” (HR. Bukhari)
[2] Disarikan dari penjelasan Ustaz Dr. Aris Munandar, SS., MPI., ketika membaca kitab Al-Kabair, karya Adz-Dzahabi rahimahullah (dosa ketujuh).
Allaahumma innadh dhuhaa-a dhuhaa-uka walbahaa-a bahaa-uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quw watuka wal qudrata qudratuka wal ‘ishmatta ‘ishmatuk. Allaahumma in kaana rizqii fissamaa-i fa anzilhu wa in kaanafil ardhi fa-akhrijhu wa in kaana mu’assaran fayas sirhu wa in kaana haraaman fathahhirhu wa in kaana ba’iidan faqarribhu bihaqqi dhuhaa-ika wa bahaa-ika wa jamaalika wa quuwatika wa qudratika aatinii maa aataita ‘ibaadakash shalihiin.
Artinya:
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu serta penjagaan adalah penjagaan-Mu. Ya Allah, jika rizqiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah. Jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Dzar ra, dari Nabi SAW beliau bersabda: ‘Ada sedekah (yang hendaknya dilakukan) atas seluruh tulang salah seorang dari kalian. Karena itu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, amar ma’ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, dan dua rakaat sholat Dhuha mencukupi semuanya itu’,” (HR Muslim).
• Menjadi sholat kaum awwâbîn, yaitu orang-orang yang pulang (bertaubat) kepada Allah ta’ala
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: لَا يُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ. قَالَ: وَهِيَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ. (رواه الحاكم وقال: هذا حديث صحيح على شرط مسلم)
Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah SAW bersabda: ‘Tidak ada yang menjaga sholat Dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat.’
Rasulullah SAW juga pernah bersabda: ‘Sholat Dhuha adalah sholat orang-orang yang kembali kepada Allah dengan bertaubat’,” (HR al-Hakim dan ia berkata: “Ini hadits shahih sesuai syarat Imam Muslim).
• Setiap dua rakaat sholat Dhuha mempunyai keutamaan khusus
Artinya: “Diriwayatkan dari Ismail bin Ubaidillah, dari Abdullah bin Amr, ia berkata: ‘Aku bertemu dengan Abu Dzar radliyallahu ‘anh, lalu berkata: ‘Wahai Paman, beritahukanlah diriku pada suatu kebaikan.’ Lalu ia menjawab: ‘Aku bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana Kamu bertanya kepadaku.
Lalu beliau bersabda: ‘Bila Kamu sholat Dhuha dua rakaat maka tidak akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang lalai; bila Kamu sholat Dhuha empat rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang berbuat baik; bila Kamu sholat Dhuha enam rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang taat; bila Kamu sholat Dhuha delapan rakaat maka akan dicatat sebagai bagian dari kaum yang beruntung; bila Kamu sholat Dhuha 10 rakaat maka pada hari itu tidak akan dicatatkan dosa bagimu; dan bila Kamu sholat Dhuha 12 rakaat maka akan dibangunkan untukmu sebuah rumah di surga’,” (HR al-Baihaqi).
Dilansir di laman resmi PBNU, ada ketentuan waktu utama melaksanakan sholat dhuha. Waktu sholat Dhuha sebenarnya adalah mulai matahari terbit seukuran satu tombak sampai waktu zawâl sebagaimana telah disebutkan.
Namun, ada waktu yang lebih utama yaitu ketika terik matahari telah terasa panas. Dalam fiqih diistilahkan dengan rumus: ‘setelah melewati seperempat siang’ (dihitung dari awal subuh). Kira-kira mulai sekitar jam 9 pagi
Artinya: “Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam radliyallahu ‘anh, sungguh ia pernah melihat segolongan orang melakukan sholat Dhuha, lalu ia berkata: ‘Tidakkah kalian tahu, bahwa sholat dalam waktu ini lebih utama? Sungguh Rasulullah SAW bersabda: ‘Sholat kaum awwâbîn (sholat Dhuha) adalah saat kaki anak-anak unta merasakan panasnya bumi karena terik matahari’” (HR Muslim; lihat Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarhun Nawawi ‘alâ Shahîh Muslim, [Bairut, Dâr Ihyâ’it Turâtsil ‘Arabi, 1292 H], juz VI: 30).
Hikmah sholat Dhuha pada waktu utama ini adalah agar setiap seperempat siang tidak kosong dari sholat. Seperempat siang pertama ada sholat Shubuh, seperempat siang kedua ada sholat Dhuha, seperempat siang ketiga ada sholat Dhuhur, dan seperempat siang keempat ada sholat Ashar. (Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain fi Irsyâdil Mubtadi-în, [Bairut, Dârul Fikr), halaman 102).
Di antara bentuk kelalaian yang terkadang tidak kita disadari adalah ketika dunia telah menyita akal dan pikiran seorang manusia. Kita dapati akal dan pikiran kita, bahkan sejak bangun hingga tidur kembali, seluruhnya untuk memikirkan dunia. Kita selalu berpikir, seberapa besar keuntungan yang akan didapatkan pada hari ini? Seberapa besar kerugian yang mungkin akan dialami pada hari ini?
Seseorang yang seluruh pikirannya untuk dunia, mereka akan berusaha mendapatkan dunia dengan tidak mempedulikan apakah harta yang dia dapatkan itu melalui jalan yang halal atau haram. Dia tidak peduli sama sekali, apakah perniagaan yang dia lakukan itu disertai dengan dusta ataupun dengan menipu. Jika dia menjadi pegawai, maka dia korupsi untuk mendapatkan uang yang seharusnya tidak berhak dia dapatkan.
Budak dinar dan dirham
Dalil yang menunjukkan tercelanya kecintaan terhadap dunia adalah adalah hadis dari Abu Hurairahradhiyallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda,
”Celakalah budak dinar, budak dirham, budak qathifah (kain yang memiliki beludru, pent.), dan budak khamishah (baju yang terbuat dari sutera atau wool, pent.). Jika diberi, maka dia rida. Dan jika tidak diberi, maka dia marah.” (HR. Bukhari no. 2886)
Apakah kita mengira budak dinar dan dirham merupakan seseorang yang menyembah dinar dan dirham? Tentu saja jawabannya adalah tidak. Yang dimaksud dengan budak dinar dan dirham adalah orang yang hatinya telah dikuasai oleh dinar dan dirham. Sedangkan pada zaman sekarang, “budak qathifah” dan ”budak khamishah” adalah budak mode. Dia selalu memaksakan diri untuk memiliki mode baju yang sedang digandrungi (”nge-trend”) oleh masyarakat pada umumnya.
Mereka tidaklah memikirkan kecuali mempercantik diri. Menurut mereka, hal-hal tersebut lebih penting dari salat. Sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam untuk budak dunia semacam itu,
”Jika diberi nikmat, maka dia rida. Jika tidak diberi nikmat, maka dia akan marah.”
Jika Allah Ta’ala memberikan nikmat kepadanya, maka dia mengatakan bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb yang Maha Pemurah, Mahaagung, dan Mahamulia yang berhak mendapatkan pujian. Akan tetapi, jika Allah Ta’ala menyempitkan rezekinya, maka dia marah kepada Allah Ta’ala. Sama saja halnya jika dia mendapatkan nikmat tersebut melalui perantaraan manusia, dia pun akan menyanjung-nyanjungnya.
Nabi shallallahu ’alaihi wasallam melanjutkan sabdanya tentang pemuja dunia yang jika diberi, dia senang dan jika tidak diberi, maka dia marah,
تَعِسَ وَانْتَكَسَ وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ
”Celakalah dan semoga jatuh tersungkur (kepalanya dulu). Jika ia tertusuk duri, semoga tidak dapat dicabut.” (HR. Bukhari no. 2886)
Artinya, Allah Ta’ala akan mempersulit semua urusannya, sampai-sampai dia tidak mampu mencabut sebuah duri yang menusuk kakinya.
Kemudian, Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam menceritakan kebalikan orang ini,
”Berbahagialah seorang hamba yang mengambil tali kendali kudanya untuk berjihad di jalan Allah. Rambutnya kusut dan kedua telapak kakinya berdebu. Jika dia ditugaskan di tempat penjagaan, maka dia tetap berjaga di situ. Dan jika dia ditugaskan di posisi pasukan paling belakang, maka dia tetap berada di posisi paling belakang. Dan jika dia minta izin, maka dia tidak diizinkan. Dan jika dia sebagai perantara, maka dia tidak diterima sebagai perantara.” (HR. Bukhari no. 2886)
Maksud dari hamba yang beruntung karena memegang tali kekang kudanya di jalan Allah adalah dia mempunyai kehidupan yang menyenangkan, baik di dunia dan di akhirat. Hamba yang beruntung ini rambutnya acak-acakan (kusut) dan telapak kakinya berdebu, sangat kontras dengan keadaan budak dunia dan budak mode pakaian. Dia tidak peduli dengan keadaan dirinya karena yang paling dipikirkannya adalah beribadah dan mendapatkan rida Allah Ta’ala.
Jika merasa kesulitan, maka dia tetap tegar berada di atas jalan yang sulit tersebut. Dia tidak peduli di tempat mana dia diposisikan, selama diposisikan pada tempat yang dia bisa berjihad di dalamnya, maka dia akan tetap berada di posisi tersebut. Tempat mana pun yang ditugaskan oleh panglima perang, dia menaatinya dengan tetap tegar dan komitmen berada di tempat tersebut, apapun yang akan terjadi. Inilah orang yang beruntung dunia dan akhirat.
Ketika budak dunia mendapatkan musibah dan bencana
Jika orang yang memperbudak dirinya dengan dunia tersebut mendapatkan musibah, maka musibah tersebut bisa menjadikannya murtad, keluar dari agama Islam. Hal ini karena rasa cintanya kepada dunia yang sangat besar. Sehingga dia pun rela keluar dari Islam untuk mendapatkan dunia yang sangat dicintainya.
”Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi. Jika dia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu. Dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS Al Hajj: 11)
Penyakit cinta dunia yang terkena pada seorang muslim merupakan sarana yang dapat menghantarkan kepada kekufuran. Maka Allah Ta’ala mengatakan ada yang ber-Islam di pinggiran. Keislamannya mantap jika dia diberi nikmat dunia. Akan tetapi, jika mendapat bencana, dia pun menjadi murtad. Inilah keadaan oarng-orang yang keislamannya berada di pinggiran jurang.
Saudaraku, lihatlah. Jika dunia telah memenuhi hati kita dan kita tidak mempunyai pikiran lain, kecuali memikirkan dunia, maka ketahuilah bahwa di hati kita terdapat kotoran. Bukti bahwa seseorang telah diperbudak oleh dunia adalah dia mempunyai semangat untuk mendapatkan dunia dan tidak mempedulikan apakah dunia tersebut diperoleh dengan jalan yang halal maupun dengan jalan yang haram. Orang yang benar-benar beribadah kepada Allah Ta’ala, dia tidak mungkin mencari harta dengan cara yang haram. Karena harta yang didapatkan dengan jalan yang haram, akan dimurkai Allah. Sedangkan harta yang dicari dengan jalan yang halal, akan mendapat rida Allah.
***
@Rumah Kasongan, 11 Dzulhijjah 1444/ 30 Juni 2023
Penulis: M. Saifudin Hakim
Catatan kaki:
Disarikan dari penjelasan Ustaz Dr. Aris Munandar, SS., MPI., ketika membaca kitab Al-Kabair, karya Adz-Dzahabi rahimahullah (dosa pertama).
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isyak ketika tidur sejenak di desa Muhashshab, lalu beliau naik kendaraan menuju Baitullah dan thawaf. (HR. Bukhari). [HR. Bukhari, no. 1764]
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa ia tidak berbuat demikian, yakni singgah di desa Abthah, ia mengatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam singgah di tempat tersebut hanyalah karena tempat itu paling mudah bagi beliau untuk keluar (dari Makkah menuju Madinah). (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 1311, 340]
Faedah hadits
Mengenai singgah di Muhashshab atau Abtha atau Bath-ha (tiga penyebutan ini adalah sama) di Makkah—apakah termasuk bentuk qurbah (ibadah), sehingga menjadi sunnah yang diikuti ataukah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya singgah saja sehingga tidak menjadi sunnah nabi. Ada dua pendapat ulama dalam masalah ini.
Beberapa hadits menyebutkan kesunnahan singgah di Muhashshab pada hari nafr (jamaah haji keluar dari Mina), lalu shalat Zhuhur dan shalat setelahnya di situ. Abu Bakr, ‘Umar, dan Ibnu ‘Umar, serta khulafaur rasyidin radhiyallahu ‘anhum sengaja melakukannya. Sedangkan Aisyah dan Ibnu ‘Abbas tidak singgah di situ karena menganggap bahwa tempat tersebut bukan tempat tujuan, hanya kebetulan saja.
Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan mengatakan bahwa masalah ini jika dibahas tak terlalu berfaedah besar lebih-lebih lagi pada zaman kita saat ini karena Muhashshab yang disebut pun tidak ada karena saat ini sudah menjadi gedung dan jalan.
Referensi:
Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Jilid Ketiga. 5:355-356.
Fiqh Bulugh Al-Maram li Bayaan Al-Ahkaam Asy-Syar’iyyah. Cetakan pertama, Tahun 1443 H. Syaikh Prof. Dr. Muhammad Musthafa Az-Zuhaily. Penerbit Maktabah Daar Al-Bayan. 2:700-703.
Bendahara Umum Majelis Ekonomi Bisnis Ekonomi dan Pariwisata (MEBP) PP Muhammadiyah, Ahmad Syauqi Suratno memberi apresiasi terobosan Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) meluncurkan Gerakan Haji Muda Bersama BTM.
Sebelumnya, hari Senin (11/7/2023), BTM menyepakati kerjasama meluncurkan program Gerakan Haji Muda Bersama BTM dengan Bank Syariah Indonesia (BSS). Penandatangan kerjadama dilakukan di Yogyakarta.
Menurut Ahmad Syauqi, program ini sebagai solusi keumatan dan memberikan solusi terhadap para jamaah haji agar setiap tahunnya tetap terjaga dengan baik karena adanya proses program perencanaan yang tertata dengan baik sejak dini.
Sebagaimana diketahui, calon jamaah haji di Indonesia harus bersabar menunggu antrean hingga puluhan tahun. Berdasarkan data, daftar tunggu haji (waiting list) haji Indonesia jika mendaftar tahun 2023 ini diperkirakan akan diberangkatkan antara 11 tahun sampai 47 tahun.
Karena itu, program kolaboratif tersebut merupakan ikhtiar BTM untuk membantu kaum milenial mewujudkan perencanaan biaya perjalanan haji sedari dini. Menurut Ketua Induk BTM, Drs. Achmad Su’ud, peluncuran program ini sebagai implementasi dari kesepakatan kerja sama yang pernah ditandatangani dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) pada 20 Februari 2020.
Gerakan Haji Muda, kata dia merupakan peran strategis BTM untuk membantu milenial merencanakan haji dengan cara menabung dan berinvestasi sejak dini.
Menurut Su’ud, BTM berusaha memanfaatkan potensi 150 jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia. Apalagi dalam penyelenggaraan haji selama ini, bank syariah hanya memiliki peran sebagai bank penerima setoran haji/siskohat (Sistem Informasi dan Komputerisasi Terpadu).
“Dengan demikian para milenial bisa merencanakan ibadah haji mulai sekarang,” ucapnya.
Ke depan, Induk BTM, BPKH, dan BSI akan membentuk tim khusus untuk melakukan sosialisasi dan merumuskan roadmap dan timeline ke tingkat daerah dan wilayah.
Sementara itu, RCEO Semarang BSI, Ficko Hardowiseto mengapresiasi Gerakan Haji Muda Bersama BTM dan sinergi antara BTM dan BSI. Menurutnya kerja sama ini selaras karena terkait kemudahan akses pendaftaran porsi haji melalui BSI.
Setelah terkumpul dananya insyallah dengan jumlah jaringan BSI seluruh Indonesia yang tersebar 1000 cabang, hal ini akan memberikan akses kemudahan dalam program Gerakan Haji Muda Bersama BTM dengan baik.
“Kami berharap dengan kerjasama BTM dan BSI akan memperkuat sinergi kerjasama antara Muhammadiyah, Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan BPKH sebagaimana tagline kami, BSI hadir sebagai sahabat finansial, sosial dan spiritual,” ucap Ficko.*
Jamaah haji harus mengonsumsi makanan bergizi dan jaga kesehatan.
Kondisi sebagian jamaah haji masih kelelahan setelah menjalani puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina). Sementara, suhu di Tanah Suci saat ini bisa berpengaruh pada kondisi fisik dan kesehatan jemaah, dan bisa meningkatkan kasus Pneumonia (radang paru-paru).
Untuk mengantisipasi terkena penyakit itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama mengimbau kepada jamaah haji Indonesia untuk disiplin dalam menjalani pola hidup bersih.
“PPIH khususnya bidang kesehatan mengimbau jamaah haji untuk disiplin pola hidup bersih dan sehat,” ujar Juru Bicara PPIH Pusat, Akhmad Fauzin dalam keterangan persnya di Media Center Haji (MCH) Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (13/7/2023).
“Disarankan jamaah untuk memakai masker, menghindari kontak fisik terutama dengan jamaah haji lain yang batuk atau pilek, serta mencuci tangan pakai sabun,” ucap Fauzin.
Karena cuaca panas di Madinah juga, kata Fauzin, jamaah khususnya saat ziarah agar menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa payung atau topi, pelembab bibir dan tabir surya.
“Selalu membekali dengan air mineral, minum yang cukup, jangan menunggu haus. Jangan sungkan meminta bantuan petugas khususnya petugas kesehatan untuk konsultasi dan penanganan kesehatan bila dibutuhkan,” kata Fauzin.
Terkait fase kepulangan jamaah sendiri, menurut dia, hingga Rabu (12/7/2023) kemarin pukul 24.00 WIB jamaah gelombang I yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 57.251 orang, tergabung dalam 149 kelompok terbang (kloter).
“Hari ini, 13 Juli 2023 jamaah gelombang I yang diberangkatkan ke Tanah Air dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah berjumlah 6.325 jamaah atau 17 kloter,” jelas dia.
Sementara, rencana keberangkatan Jamaah dan petugas dari Tanah Suci ke Tanah Air pada Jumat (14/7/2023) besok berjumlah 8.093 orang yang terbagi dalam 21 kloter. “Jamaah yang wafat hingga tanggal 12 Juli 2023 pukul 24.00 Wib sebanyak 588 orang. Suhu di Madinah hari ini 30°C s.d. 44°C dan di Makkah berkisar antara 31°C s.d. 41°C,” kata Fauzin.